NIM : 858050173
MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Quiz sesi 2
1. Jelaskan tes objektif dan tes uraian serta berikan contoh
2. Jelaskan kelemahan dan keunggulan tes objektif dan tes uraian
3. Jelaskan pemilihan jenis tes yang tepat untuk mengukur hasil tes
4. Jelaskan cara menulis tes yang baik
5. Jelaskan secara rinci memperbaiki kelemahan tes objektif dan tes uraian
6. Jelaskan secara detail dalam merencanakan tes
7. Jelaskan faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan tes
Jawab
1. a. Tes objektif merupakan tes yang di dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif. Adanya tes objektif untuk mengatasi kelemahan –kelemahan dari tes bentuk
esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak
daripada tes esai yang waktu 60 menit sebanyak 30- 40 soal. Kemudian tes objektif
terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan memlilih salah satu alternatif yang
benar. Contohnya tes benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan isian.
b. Tes uraian atau essay tes sering juga dikatakan dengan istilah tes subjektif. Artinya
salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik tertentu. Tes uraian
artinya menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata- kata
sendiri. Dapat disimpulkan bahwa tes uraian adalah butir soal dengan pertanyaan dan
jawaban menuntut peserta didik beragumen dengan bahasanya sendiri.
Contohnya uraian terbatas dan uraian terbuka.
3. Pemilihan jenis tes yang tepat digunakan untuk mengukur hasil tes
berdasakan pada tujuan tes, cakupan materi tes, karakteristik mata pelajaran yang
diukur pencapaiannya, jumlah peserta tes maupun waktu yang tersedia untuk
memeriksa lembar jawaban tes. Tujuan tes disini dimaksudkan bahwa tujuan kita
melakukan tes kepada siswa berbeda-beda.. Misalnya, jika kita ingin mengukur proses
berpikir ingatan, pemahaman, dan penerapan siswa maka kita memilih jenis tes
objektif begitu halnya dengan jenis tes uraian jika tujuan kita ingin mengukur proses
berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap siswa. Kemudian cakupan materi juga
mendukung dalam pemilihan jenis tes jika cakupan materi dapat menanyakan materi
dalam satu waktu ujian maka digunakan jenis tes objektif begitu sebaliknya jika hanya
dapat menanyakan sedikit materi maka menggunakan jenis tes uraian. Lalu waktu
juga berpengaruh pada pemilihan jenis tes jika untuk menyusun satu set tes
memerlukan waktu cukup lama maka menggunakan jenis tes obejektif, sedangkan
jika waktu yang diperlukan untuk menyusun satu set tes singkat maka menggunakan
jenis tes uraian.
4. Penulisan tes yang baik yaitu dilakukan secara sistematis sesuai kaidah
penulisan tes yang baik yaitu mencakup :
a. Perumusan tujuan tes
Perumusan tujuan tes harus dilakuakn dengan memperhatikan untuk apa tes
teesebut disusun
b. Menetukan bentuk pelaksanaan tes
Dalam menentukan bentuk tes harus mempertimbangkan tujuan tes, kesesuaian
dnegan KD, peserta didik,maupun karakteristik materi yang diujikan
c. Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan suatu format yang berupa informasi yang dapat dijadikan
pedoman dalam menulis atau merakit soal.
5. a. Memperbaiki kelemahan tes objektif
1) Upaya untuk mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur
proses berpikir rendah caranya adalah membuat soal harus selalu berorientasi
pada kisi-kisi soal
2) Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal adalah dengan
cara menguasai materi yang baik dan latihan membuat soal yang terus-
menerus maka Masalah ini tidak akan menjadi hambatan lagi.
3) Upaya untuk mengatasi agar kemampuan siswa tidak terganggu oleh
kemampuan membaca dan menerka, caranya adalah dengan menulis butir soal
yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah
ditentukan.
b. Memperbaiki kelemahan tes uraian
1) Upayakan untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat
ujian
jika mengukur hasil belajar siswa menggunakan tes uraian maka siswa akan
menjawab tes tersebut dnegan menuliskan jawabannnya dalam bentik tulisan.
2) Upayakan untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa. Hal ini dimaksud
bahwa guru harus benar-benar sesuai memberikan nilai kepada siswa
berdasarkan jawaban pengerjaan siswa tanpa melihat keadaan siswa itu sendiri
contohnya jika siswa aktif/tidaknya di kelads tidak mempengaruhi penilaian
guru tehadap jawaban siswa.
3) Upayakan mengatasi kesulitan dalam memriksa hasil tes siswa. Kesulitan
pemeriksaan hasil tes sebenarnya lebih terletak pada kesulitan guru dalam
memberikan skor yang objektif dan konsisten untuk setiap jawaban siswa.
4) Upayakan untuk mengurangi hallo effect. Cara yang paling mudah untuk
menghindarinya adalah dengan meghilangkan atau menutup nama peserta tes.
5) Uupayakan menghindari carry over effect. Untuk menguranginya dengan cara
memeriksa jawaban soal nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian
memeriksa jawaban soal nomor 2 juga untuk keseluruh siswa sampai jawaban
butir soal terakhir.
5) Menghindari order effect dengan cara berhenti memeriksa jika sudah
merasakan lelah dalam pemeriksaan.