Anda di halaman 1dari 28

NAMA ;

NIM :
PRODI:
1. Apa yang dimaksud dengan bentuk sediaan obat ?
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan
sebagai obat dalam ataupun obat luar.
2. Sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh berbagai bentuk sediaan obat!
- Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian luar.
- Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah
puyer.
- Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta
penandaannya tergantung desain cetakan.
b. Tablet cetak Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab
dalam lubang cetaka
c. Tablet trikurat tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah
jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna
dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan
secara oral.
e. Tablet sublingual dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. Tablet Effervescent Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup
rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung
ditelan
h. Tablet kunyah Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak
dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
- Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
- Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian
dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
- Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti
kapsul.
- Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau
penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga
dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topikal (kulit).
- Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase
cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi
topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi
optalmik,suspensi sirup kering.
- Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan
yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
- Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
- Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang
sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
- Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan
air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
- Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan
mengikut kuman/virus/antigen.
- Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
- Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Tujuan pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk
anti muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik
antipiretik.
- Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae
(obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales
(tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).
- Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat
menerima pengobatan melalui mulut.

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian sediaan serbuk!


Keuntungan / kelebihan bentuk sediaan serbuk :
·  campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
·  dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
·  disolusi/melarut cepat dalam tubuh
·  tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
Kerugiaan serbuk / kekurangan bentuk sediaan serbuk :
· kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak dengan udara
· sulit untuk ditutupi rasanya (tidak enak maupun baunya)
·  peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama

Kelebihan sediaan serbuk


· Dokter leluasa dalam memilih dosis sesuai keadaan pasien.
· Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air.
· Penyerapan lebih sempurna dibanding sediaan padat lain.
· Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
· Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk
serbuk.
Kelemahan sediaan serbuk
• Rasa yang tidak enak tidak tertutup seperti rasa pahit, sepat, lengket di lidah (dapat
diatasi dengan corigen saporis)
• Pada penyimpanan bisa menjadi lembab.

4. Jelaskan perbedaan pulvis dan pelveres!


PULVIS
Definisi dan Pengertian Pulvis (Serbuk)
Pulvis adalah campuran berbentuk serbuk yang bersifat kering dari bahan obat atau zat
kimiawi yang telah sebelumnya melewati prosedur penghalusan. Pemakaian pulvis bisa
untuk bagian tubuh luar atau pun dalam (oral melalui mulut). Serbuk tentunya memiliki
permukaan yang lebih luas sehingga lebih gampang larut daripada bentuk sediaan padat
yang lain, semisal tablet, kapsul, atau pun kaplet
Kelompok usia anak dan dewasa lanjut yang seringkali mendapatkan kesulitan
ketika menelan obat pil atau kaplet maka sediaan pulvis ini dapat menjadi piihan. Cara
minum pulvis ini biasanya dengan mencampurkannya dengan air minum.
Prosedur pembuatan serbuk kasar semisal simplisa nabati biasanya melewati
penggerusan terlebih dahulu hingga halus lalu lanjut kepada proses pengeringan pada
temperatur yang tidak lebih dari 50°C. Pulvis yang mengandung bahan yang gampang
menguap dapat kita keringkan dengan bantuan kapur tohor atau bahan lain yang sesuai.
Sehabis itu, giling dan gerus serbuk hingga dapat serbuk yang memiliki derajat yang
halus sesuai dengan yang tertampil pada label derajat kehalusan serbuk.
Penilaian derajat kehalusan serbuk ini menggunakan satu atau dua nomor.
Bilamana derajat serbuk halus bernilai 1 nomor maka serbuk bisa melewati pengayak
yang bernomor tersebut. Bilamana sebutan dengan 2 nomor maka semua serbuk bisa
melewati pengayak dengan nomor terkecil dan tidak lebih dari 40% melewati pengayak
dengan nomor tertinggi.
Serbuk Berdasarkan Tingkat Kehalusan nya
 Serbuk bersifat sangat kasar, adalah serbuk (5/8)
 Serbuk yang kasar, adalah serbuk (10/40)
 Serbuk dengan sifat agak kasar, adalah serbuk (22/60)
 Serbuk bersifat agak halus, adalah serbuk (44/85)
 Serbuk yang halus, adalah serbuk (85) = 120
 Serbuk dengan sifat sangat halus, adalah serbuk (120) : 200/300
Serbukan oral ini pemakaian nya dapat secara terbagi (pulveres, chartulae,
atau divided powder) dan tidak terbagi (pulvis atau bulk powder). Serbuk oral yang tidak
terbagi biasanya obat yang relatif tidak potensial semisal antasida, laksan, beberapa
analgesia tertentu. Pasien bisa menakar penggunaan nya memakai bantuan sendok atau
alat penakar lainnya.
Keuntungan Sediaan Obat Pulvis
Beberapa keuntungan bentuk sediaan pulvis, yaitu:
 Serbuk lebih cepat larut tidak seperti sediaan lain yang dipadatkan.
 Memberikan kemudahan pada kelompok usia anak, orang tua, dan individu yang
sukar untuk menelan tablet, kapsul, atau pun kaplet.
 Tidak ada masalah ketidakstabilan sebagaimana sediaan obat cairan.
 Jenis obat yang tidak stabil pada sediaan cair atau suspensi maka bisa dibuat dalam
bentuk pulvis.
 Obat yang terlampau besar ukurannya maka dapat dibuat dalam bentuk pulvis.
 Dokter lebih leluasa dan tepat dalam menakar dosis pada pemakaian pada anak
ketimbang membagi-bagi obat tablet.
Kerugian Obat Bentuk Sediaan Pulvis
Walaupun banyak keuntungannya, obat pulvis ini juga memiliki beberapa kerugian, yaitu:
 Bila obat berbau maka obat pulvis memiliki bau dan rasa yang tidak enak. Selain itu,
bisa juga pahit, lengket, amis, atau sepat.
 Obat pulvis yang disimpan lebih mudah basah dan lembab.
Persyaratan Serbuk
Pada umum nya syarat obat serbuk adalah:
 Bersifat homogen
 Halus
 Kering (tidak basah dan lembab)
 Seragam dalam bobot, seragam dalam komposisi dan kandungan.
Penggolongan Sediaan Pulvis (Serbuk)
Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi bagi dan pengelompokkan nya menjadi
beberapa jenis, yaitu:
 Pulvis adspersorius (serbuk tabur atau bedak)
o Pulvis adspersorius adalah serbuk yang ringan untuk pemakaian topikal.
Pengemasan biasanya menggunakan wadah yang bagian atas nya memiliki
lubang yang halus untuk mempermudah pemakaian pada kulit. Serbuk
tabur ini harus bisa melewati alat ayakan berderajat halus 100 mesh. Hal ini
untuk menghindari timbulnya iritasi pada area kulit yang peka.
 Pulvis dentrificius (serbuk gigi)
o Serbuk ini memiliki kandungan carmin yang berperan sebagai pewarna
yang terlebih dahulu dilarutkan ke kloroform atau etanol 90%.
 Pulvis sternutatorius (serbuk bersin)
o Pulvis sternutatorius adalah serbuk untuk pemakaian hisapan hidung.
Serbuk ini harus sangat halus untuk penggunaan pada hidung.
 Pulvis efervesen
o Pulvis efervesen adalah serbuk yang kita larutkan terlebih dahulu ke dalam
air dingin atau hangat sebelum kita minum. Jenis pulvis ini akan
menghasilkan gas CO2 yang akan membuat larutan yang jernih. Serbukan
ini adalah campuran senyawa asam (asam sitrat atau tartat) dengan senyawa
basa (natrium karbonat atau bikarbonat).
PERLVERES
Pengertian Pulveres (Serbuk Bagi)
Pulveres adalah serbuk yang terbagi menjadi bagian yang kurang lebih sama.
Sediaan ini terbungkus dengan menggunakan kertas perkamen atau kemasan lainnya
yang sesuai. Tiap bagian biasanya adalah takaran untuk sekali minum.
Cara Penulisan Resep Obat Pulveres
Biasanya dokter menuliskan resep obat pulveres menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Penulisan jumlah obat untuk keseluruhan serbuk lalu terbagi menjadi beberapa
bungkusan. Contoh resep sebagai berikut:
Contoh resep :
R/ Asetosal 10 mg m.f pulv No XX
Perintah resep ini adalah mengambil asetosal sebanyak 10 mg lalu menggerusnya
sampai halus. Setelah itu, hasil gerusan ini bagi menjadi 20 bungkus.
2. Penulis jumlah dalam tiap bungkus dan membuatnya ke dalam beberapa bungkus.
contoh resep seperti ini:
3. Contoh resep :
R/ Asetosal 0,5 mg m.f pulv dtd no XX
Perintah resep ini ialah membuat obat gerusan yang mana isi tiap bungkusnya
mengandung asetosal sebanyak 0,5 mg. Untuk memudahkan proses pembagian
(khususnya pada hasil pulvis yang jumlahnya sedikit) maka biasanya ada tambahan
zat yang sifatnya netral untuk membuat serbuk menjadi lebih banyak. Zat tambahan
biasanya adalah Saccharum Lactis atau Saccharum album. Selain menambah jumlah
serbuk, zat tambahan ini berguna untuk menambah rasa manis pada obat.
Penyimpangan berat antara serbuk yang satu dengan yang lain adalah maksimal 10%.
Keuntungan Sediaan Obat Pulveres
Keuntungan sediaan obat serbuk berbanding dengan sediaan bentuk lainnya adalah :
 Serbuk lebih mudah mengalami dispersi dan larut daripada sediaan oral yang lain. Hal
ini akan meningkatkan kecepatan efek terapi.
 Penelanan obat menjadi lebih mudah.
 Obat lebih stabil ketimbang sediaan cairan.
 Lebih mudah dalam penentuan dosis.
Kerugian Obat Dalam Bentuk Pulveres
 Jenis obat yang memang tidak tahan akan paparan udara maka bentuk pulvis nya akan
mudah rusak.
 Obat yang pahit akan lebih terasa yang kadang mencetuskan mual dan muntah.
 Jenis obat korosif tidak bisa dibuat bentuk pulveresnya.
 Obat yang berbau akan menjadi lebih berbau.
 Penyimpanan obat pulveres tidak bisa dalam jangka waktu yang lama.
 Durasi efek dan onset obat pulveres tidak bisa diatur.

5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis serbuk!


Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat
luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus
untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan:
- Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas bakteri  ClostridiumTetani,  Clostridium
Welchii, dan Bacillus Anthracis. 
- Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
- Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus  
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.  
Contoh Pulvis Adspersorius .
Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius   (For. Nas)
Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius             (Form. Ind)
Pulvis Paraformaldehydi Compositus       (Form. Ind)
Pulvis Salicylatis Compositus                   (Form. Ind)
2. Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan
terlebih dulu dalam chloroform / etanol   90 %.

3. Pulvis Sternutatorius
Adalah serbuk bersin yang penggunaannya   dihisap melalui hidung, sehingga
serbuk tersebut harus halus sekali.

4. Pulvis Effervescent
Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan
terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini
akan mengeluarkan gas CO 2 , kemudian  membentuk larutan yang pada
umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam
sitrat atau asam tartrat) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium
bicarbonat).

6. Sebutkan dan jelaskan perbedaan tablet, kaplet, dan kapsul beserta contohnya!
Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Jenis dan contohnya : Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa, paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta
penandaannya tergantung desain cetakan.
b. Tablet cetak, Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam
lubang cetakan
c. Tablet trikurat, tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang
ditemukan
d. Tablet hipodermik, Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna
dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan
secara oral.
e. Tablet sublingual, dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal, Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent, Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat
atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah, Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak
dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

KAPLET
Bentuk sediaan obat kaplet (kapsul tablet) merupakan sediaan berbentuk tablet yang
dibungkus dengan lapisan gula dan pewarna menarik. Lapisan warna dan gula ini
bertujuan untuk menjaga kelembaban dan menjaga agar tidak tekontaminas dengan HCL
di lambung.

KAPSUL
Kapsul merupakan sediaan obat padat dikemas ke dalam sebuah cangkang berbentuk
tabung keras maupun lunak yang dapat larut. Tabung kapsul in biasanya terbuat dari
gelatin, pati, dan lain-lain. Contoh: kapsida, incidal, dan lain-lain

7. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis tablet!


 Tablet biasa. Tablet dicetak tanpa diberi lapisan apapun, pada umumnya obat tablet ini
akan diserap pada saluran pencernaan sehingga efek pengobatannya pun cepat dirasakan.
 Tablet kompresi. Tablet yang diproduksi dengan sekali tekan, iasanya terdapat zat
tambahan. Contoh: bodariexin.  Tablet kompresi ganda. Tablet yang dalam proses
produksinya mengalami penekanan dua kali. Pada umumnya tablet bentuk ini akan
terlihat berlapis. Contoh: decolgen  Tablet yang dikempa. Tablet yang dicetak
berbentuk silinder kecil.  Tablet hipodermik. Tablet yang diproduksi dengan bahan-
bahan yang mudah larut dalam air. Contoh: atropin sulfat.  Tablet sublingual. Tablet
yang diminum dengan cara diletakan dibawah lidah. Contoh: nitrogliserin.  Tablet
bukal. Tablet yang diminum dengan cara meletakan obat di antara pipi dan gusi. Contoh:
progesteron.  Tablet salut, antara lain:  Tablet salut gula. Bentuk sediaan obat
berbentuk tablet yang dilapisi dengan lapisan gula. Hal ini dilakukan untuk melindungi
obat dari udara, menjaga kelembaban obat, dan memberikan rasa pada obat agar
menghilangkan gangguan bau dan rasa obat asli. Contoh: Pahezon.  Tablet salut film.
Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak
dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. 
Tablet salut enteric. Bentuk sediaan tablet yang dilapisi zat sehinga tidak hancur terkenan
HCL dalam lambung dan obat akan hancur di usus. Contoh: Voltare 50 mg, dan lain-lain.
 Tablet effervescent. Sediaan obat berbentuk tablet yang akan berbuih jika terkena
cairan, biasanya disimpan ditempat tertutup untuk menjaga kelembabannya. Contoh:
Redoxon  Tablet diwarnai coklat. Bentuk sediaan obat yang dilapisi dengan oksida besi,
warna coklat ini didapatkan dari oksida besi. Contoh: Sangobion.  Chewable tablet.
Tablet yang cara pemakaiannya harus dikunyah agar meninggalkan efek enak di rongga
mulut. Contoh: Antasida, fitkom  Tablet hisap. Bentuk sediaan tablet yang diminum
dengan cara dihisap untuk pengobatan di rongga mulut dan tenggorokan. Contoh: FG
Troches, Ester C, dan lain-lain.

8. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis tablet salut!


Tablet salut gula (sugar coated)
Tablet kompresi yang diberi lapisan gula, baik berwarna atau tidak. Lapisan larut dalam
air dan cepat terurai bila di telan.
Kegunaan:
a.   Untuk melindungi obat dari udara dan kelembaban contoh:  
    Vitamin C harus berada dalam kelembaban kurang dari 40%.
b.Sebagai pemberi rasa untuk menghindari dari rasa atau bau bahan    obat yang tidak
enak
c. Memberi penampilan yang menarik dan manis.
Kerugian:
- Pengolahan membutuhkan waktu lama serta keahlian khusus.
- Menambah berat dan ukuran tablet, biasanya tablet salut dua kali     lebih dari tablet
tidak bersalut.
Tablet salut selaput (film coated)
          Tablet kompresi yang di salut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau
tidak larut dalam air, biasanya lapisan berwarna dan pecah di saluran lambung usus
dengan pengaruh pH. Zat penyalut yang sering digunakan : CMC Na, cellulosa
acetatphthalat, hydroxyethylcellulosa dengan bermacam-macam perbandingan dalam
campuran polyetilenglicol dan polyvinylpirolidone dalam pelarut alkohol atau terdispersi
dalam isopropanol dengan tambahan span dan tween.
Keuntungan:
a.  lebih tahan lama dari pada tablet salut gula.
b.  Lebih sedikit bahan.
c. Lebih sedikit waktu

Tablet salut enteric (enteric coated)


Tablet salut dengan lapisan yang melarut di usus, bukan di lambung, dengan membiarkan
supaya tablet pindah melewati lambung dan hancur serta di absorpsi di usus.
 Kegunaan:
  a. Untuk bahan yang rusak oleh asam lambung
b. Untuk bahan obat yang mengiritasi mukosa lambung.
  c. Untuk bahan yang bila melintasi lambung menambah absorpsi obat  di usus halus
sampai jumlah yang berarti.

9. Jelaskan perbedaan supositoria, ovula, dan basila!


SUPOSITORIA
Pengertian Suppositoria
Suppositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk,
yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra.
Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh. Suppositoria dapat
bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang
bersifat lokal atau sistemik.
Macam-Macam Suppositoria
Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya:
1. Rektal Suppositoria
Sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat rektal atau anus,
beratnya menurut FI. ed. IV kurang lebih 2 gram. Suppositoria rektal berbentuk
torpedo mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang besar masuk melalui
jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik masuk dengan
sendirinya.
2. Vaginal Suppositoria (Ovula)
Bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat vagina, berat umumnya 5 g.
Suppositoria kempa atau Suppositoria sisipan adalah Suppositoria vaginal yang
dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai, atau
dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak. Menurut FI.ed.IV, Suppositoria
vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut/bercampur dalam air seperti PEG
atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g. Suppositoria dengan bahan dasar gelatin
tergliserinasi (70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air) harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 350 C°.
3. Urethral Suppositoria (Bacilla, Bougies )
Digunakan lewat urethra, bentuk batang panjang antara 7 cm – 14 cm.
Keuntungan Suppositoria
Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu:
 Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asam lambung.
 Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek lebih
cepat daripada penggunaan obat peroral.
 Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
Kelemahan Suppositoria
 Tidak nyaman digunakan
 Absorbsi obat sering kali tak teratur atau sulit diramalkan.
Bahan Dasar Suppositoria
Bahan dasar:
 Ol. cacao (lemak coklat),
 gelatin tergliserinasi,
 minyak nabati terhidrogenasi,
 campuran PEG berbagai bobot molekul dan ester asam lemak PEG.
Bahan dasar lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik misalnya ester asam
lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.
Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tapi akan
melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan
obat.
5. Kadar air cukup
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus
jelas.
Penggolongan bahan dasar Suppositoria.
1. Bahan dasar berlemak: Ol. Cacao (lemak coklat).
2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air: gliserin-gelatin,
polietilenglikol (PEG).
3. Bahan dasar lain: Pembentuk emulsi A/M. Misalnya campuran Tween 61-85 %
dengan gliserin laurat 15%
Syarat Basis Suppositoria yang Ideal
1. Melebur pada temperatur rectal
2. Tidak toksik, tidak menimbulkan iritasi dan sensitisasi
3. Dapat dicampur dengan berbagai obat
4. Tidak terbentuk metastabil
5. Mudah dilepas dari cetakan
6. Memiliki sifat pembasahan dan emulsifikasi
7. Bilangan airnya tinggi
8. Stabil baik secara fisika ataupun kimia
9. Tidak mempengaruhi efektivitas obat
10. Memberi bentuk yang sesuai untuk memudahkan pemakaiannya
11. Mempengaruhi pelepasan bahan aktif. Pelepasan yang cepat dibutuhkan apabila bahan
aktif untuk tujuan secara sistemik, dan pelepasan yang lebih lambat apabila bahan aktif
untuk tujuan lokal.
12. Cara fabrikasi mudah.
Metode Pembuatan Supposotoria
1. Dengan Tangan
Hanya dengan bahan dasar Ol. Cacao yang dapat dikerjakan atau dibuat dengan
tangan untuk skala kecil dan bila bahan obatnya tidak tahan terhadap pemanasan
Metode ini kurang cocok untuk iklim panas.
2. Dengan Mencetak Hasil Leburan
Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair bagi yang memakai
bahan dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk Ol. Cacao dan PEG tidak dibasahi
karena mengkerut pada proses pendinginan, akan terlepas dari cetakan.
3. Dengan Kompresi
Metode ini, proses penuangan, pendinginan dan pelepasan Suppositoria dilakukan
dengan mesin secara otomatis. Kapasitas bisa sampai 3500-6000 Suppositoria/jam
Pembuatan Suppositoria secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Bahan dasar Suppositoria yang digunakan supaya meleleh pada suhu tubuh atau
dapat larut dalam cairan yang ada dalam rektum.
2. Obatnya supaya larut dalam bahan dasar, bila perlu dipanaskan.
3. Bila bahan obatnya sukar larut dalam bahan dasar maka harus diserbuk halus.
4. Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh atau mencair, dituangkan ke
dalam cetakan Suppositoria kemudian didinginkan.
5. Cetakan tersebut terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau dari logam lain, ada
juga yang dibuat dari plastik Cetakan ini mudah dibuka secara longitudinal untuk
mengeluarkan Suppositoria.
6. Untuk mencetak bacilla dapat digunakan tube gelas atau gulungan kertas.
7. Untuk mengatasi massa yang hilang karena melekat pada cetakan, maka
pembuatan Suppositoria harus dibuat berlebih (10%) dan cetakannya sebelum
digunakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair atau minyak lemak atau
spiritus saponatus (Soft Soap liniment), tetapi spiritus saponatus ini, jangan digunakan
untuk Suppositoria yang mengandung garam logam karena akan bereaksi dengan
sabunnya dan sebagai pengganti digunakan Ol. Recini dalam etanol .
8. Khusus Suppositoria dengan bahan dasar PEG dan Tween tidak perlu bahan
pelicin cetakan karena pada pendinginan mudah lepas dari cetakannya yang
disebabkan bahan dasar tersebut dapat mengkerut.
Evaluasi Suppositoria
Pengujian sediaan suppositoria yang dilakukan sebagai berikut:
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan aktif dapat tercampur
rata dengan bahan dasar suppo atau tidak, jika tidak dapat tercampur maka akan
mempengaruhi proses absorbsi dalam tubuh.
Obat yang terlepas akan memberikan terapi yang berbeda.
Cara menguji homogenitas suppositoria yaitu dengan cara mengambil 3 titik bagian
suppo (atas-tengah-bawah atau kanan-tengah-kiri) masing-masing bagian diletakkan
pada kaca objek kemudian diamati di bawah mikroskop.
Cara selanjutnya dengan menguji kadarnya dapat dilakukan dengan cara titrasi.
2. Keseragaman Bentuk dan Ukuran
Bentuk suppositoria juga perlu diperhatikan karena jika dari bentuknya tidak seperti
sediaan suppositoria pada umunya, maka seseorang yang tidak tahu akan mengira
bahwa sediaan tersebut bukanlah obat.
Untuk itu, bentuk juga sangat mendukung karena akan memberikan keyakinan pada
pasien bahwa sediaan tersebut adalah suppositoria.
Selain itu, suppositoria merupakan sediaan padat yang mempunyai bentuk torpedo.
3. Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama sediaan tersebut dapat
hancur dalam tubuh.
Cara uji waktu hancur suppositoria yaitu dengan dimasukkan dalam air yang di set
sama dengan suhu tubuh manusia, kemudian pada sediaan yang berbahan dasar PEG
1000 waktu hancurnya ±15 menit, sedangkan untuk oleum cacao dingin 3 menit.
Jika melebihi syarat di atas maka sediaan tersebut belum memenuhi syarat untuk
digunakan dalam tubuh.
Mengapa menggunakan media air?
Dikarenakan sebagian besar tubuh manusia mengandung cairan.
4. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap sediaan
suppositoria sudah sama atau belum, jika belum maka perlu dicatat.
Keseragaman bobot akan mempengaruhi terhadap kemurnian suatu sediaan karena
dikhawatirkan zat lain yang ikut tercampur.
Caranya dengan ditimbang saksama 10 suppositoria, satu persatu kemudian dihitung
berat rata-ratanya.
Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh dalam masing-masing monografi, hitung
jumlah zat aktif dari masing-masing 10 suppositoria dengan anggapan zat aktif
terdistribusi homogen.
Jika terdapat sediaan yang beratnya melebihi rata-rata maka suppositoria tersebut tidak
memenuhi syarat dalam keseragaman bobot.
Karena keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui kandungan yang terdapat
dalam masing-masing suppositoria tersebut sama dan dapat memberikan efek terapi
yang sama pula
5. Uji Titik Lebur
Uji titik lebur suppositoria dilakukan sebagai simulasi untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan sediaan suppositoria yang dibuat melebur dalam tubuh.
Dilakukan dengan cara menyiapkan air dengan suhu ±37°C. Kemudian dimasukkan
suppositoria ke dalam air dan diamati waktu leburnya.
Untuk basis oleum cacao dingin persyaratan leburnya adalah 3 menit, sedangkan untuk
PEG 1000 adalah 15 menit.
6. Uji Kerapuhan
Suppositoria sebaiknya jangan terlalu lembek maupun terlalu keras yang
menjadikannya sukar meleleh.
Untuk uji kerapuhan suppositoria dapat digunakan uji elastisitas. Suppositoria
dipotong horizontal.
Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui bagian yang melebar, dengan jarak
tidak kurang dari 50% dari lebar bahan yang datar, kemudian diberi beban seberat 20
N (lebih kurang 2 kg) dengan cara menggerakkan jari atau batang yang dimasukkan ke
dalam tabung.
Penyimpanan Suppositoria
Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik dan pada suhu yang berkisar
2°C-8°C serta terlindung dari cahaya.
Disarankan pada orang tua yang mempunyai anak dengan riwayat kejang, demam atau
epilepsi, untuk menyediakan suppositoria penurun panas atau suppositoria anti kejang
sebagai persediaan obat di rumah.
Cara Penggunaan Suppositoria
1. Cuci tangan sampai bersih dengan air sabun
2. Keluarkan suppositoria dari kemasan dan basahi sedikit dengan air bersih
3. Bila suppositoria terlalu lembek, maka dinginkan lebih dahulu dalam lemari es
selama 30 menit, atau rendam dalam air dingin sebelum membuka kemasan.
4. Atur posisi tubuh anak berbaring menyamping dengan kaki bagian bawah
diluruskan, sementara kaki bagian atas ditekuk ke arah perut.

5. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau daerah anus.

6. Masukan suppositoria, ditekan dan ditahan dengan jari telunjuk sampai betul betul
masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar 0,5 – 1 inci dari lubang dubur). Jika
tidak dimasukkan sampai bagian otot sfinkter, suppositoria akan terdorong keluar lagi
dari lubang dubur.

7. Tahan posisi tubuh anak agar tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki
menutup selama kurang lebih 5 menit untuk menghindari suppositoria terdorong
keluar.

OVULA
Ovula atau vaginal suppositoria merupakan sediaan padat yang digunakan melalui
vagina, umumnya berbentuk telur dan dapat juga memiliki bentuk lonjong seperti
kerucut, dapat melarut, melunak dan meleleh pada suhu tubuh dengan berat umum
sekitar 5 gram.
Tata cara penyimpanan ovula sebaiknya dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan pada
suhu di bawah 35oC. Untuk ovula dengan bahan dasar lemak coklat disimpan dalam
wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu 30oC (suhu kamar terkendali).
Cara Pemakaiannya tentu saja “khusus”. Berikut penjelasan disertai gambar:
1. Cuci Tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai petunjuk
penggunaan dari industri penghasil sediaan ovula.
2. Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan.
3. Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan, dengan menggunakan
aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan
dibiarkan selama beberapa waktu.
4. Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan sabun
dan air hangat.
Berikut gambarnya:
BASILA
. Tablet untuk penis (basila), di gunakan sebagai anti infeksi

10. Jelaskan perbedaan semi padat salep, krim, pasta dan gel!
SALEP 
Salep adalah sediaan semi padat yang berminyak yang memiliki aliran plastis dan
memiliki basis anhidrat serta memiliki nilai yield yg tinggi dan tahan terhadap dorongan
aliran, digunakan pada kulit, membran mukosa , rektum, dan pembuatan dengn cara
digosok secara berkelanjutan,
KRIM
Krim adalah sediaan semi padat yang ditujukan untuk penggunaan. luar dgn aliran
pseudoplastis, yang mana memiliki nilai yield sangat kecil sehingga tidak dipengaruhi
oleh gravitasi, yg terdiri dari 2 jenis yaitu : krim berair dan berminyak, dimana basis
minyk dlam air dpt di cuci sedngkn basis air dalam minyak sebagai basis emolien
mosterizing, cleansing, dan absorbsi subkutan, dan penampakannya opaque (tidak tembus
cahaya).
GEL
Gel adalah sediaan padatan/ semi padat yang transparant dan tidak berminyak/ tembus
pandang yg terdiri dari larutan/ dispersi dari atau lebih bahan aktif dalam basis
hidrofilik/hidrofobik, gel memiliki sistem pengantaran obat yg sangat baik untuk
berbagai rute pemberian, dan kompaktibel dengan banyak zat obat yg berbeda. gel
mengandung. Peningkat penetrasi yang sangat populer   untuk pembuatan obat -obat anti
inflamasi, dan anti nauseal. gel menunjukan sifat aliran pseudoplastis dan atau tiksotropik
dan memiliki nilai yield cukup tinggi dengan viskositas rendah.
PASTA
Pasta adalah sediaan semi padat untuk penggunaan eksternal atau penggunaan luar,
dengan konsentesinya lebih kaku dari salep dengan 20%-60% padatan halus, basisnya
yang digunakan  anhidrat atau larut air, digunakan sebagai pelindung, antiseptic,
absorben dan pelindung untuk lapisan kulit yang rusak, memiliki aliran dilatan dimana
nilai yieldnya tinggi.

11. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang sediaan larutan, suspense, emulsi, sirup elixir,
guttae ?
Larutan
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Pengggolongan larutan berdasarkan cara pemberian :
- Larutan Oral
- Larutan Topikal
Suspense
Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Faktanya memang hampir 70% obat yang ada di pasaran tidak larut dalam air
Sirup
Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang didalamnya obat atau zat
wewangi, merupakan larutan jernih berasa manis
Emulsi
Sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Elixir
Merupakan sediaan baru berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap ,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat
pengawet, zat warna dan zat wewangi, digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut
utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat
Guttae
Merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspense, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penates yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penates baku yang
disebutkan farmakope Indonesia

12. Sebutkan dan jelaskan beberapa jenis sediaan injeksi


- Larutan air: merupakan bentuk yang paling sederhana dan banyak digunakan. Bentuk
larutan air dapat digunakan untuk semua rute pemberian.
- Suspensi air: biasanya diberikan dalam rute intramuscular(im) dan subkutan (sc).
Suspensi tidak pernah diberikan secara intravena (iv), intraarteri, inraspinal,
inrakardiak, atau injeksi optalmik. Ukuran partikel suspensi biasanya kecil dan
distribusi ukuran partikel harus dikontrol untuk meyakinkan partikel dapat melewati
jarum suntik saat pemberian. Ukuran partikel tidak boleh membesar dan tidak boleh
terjadi caking saat penyimpanan.
- Larutan kering: untuk sediaan yang larut dalam air, tetapi tidak stabil di air.
- Larutan minyak: dibuat bila zat aktif tidak larut air tetapi larut dalam minyak dan
diberikan melalui im. Larutan minyak menimbulkan efek depo, untuk masalah iritasi
dan sensitisasi, suspensi air lebih dipilih dibanding larutan minya.
- Suspensi minyak: injeksi suspensi bisa juga dibuat dalam pembawa minyak,
meskipun pembuatannya lebih jarang dibanding suspensi air. Suspensi minyak dapat
menimbulkan efek depot/lepas lambat pada rute pemberian im.
- Injeksi minyak: senyawa yang bersifat lipofilik banyak yang dibuat dalam bentuk
injeksi minyak. Sediaan ini secara umum digunakan dengan rute im, dan pada
keadaan normal tidak digunakan untuk rute lain.
- Emulsi: zat yang bersifat lipofilik juga dapat dibuat dalam bentuk emulsi o/w. Zat
dapat dilarutkan dalam larutan minyak atau zatnya sendiri sudah benbentuk minyak.
Droplet minyak harus dikontrol dengan hati-hati dan pada saat penyimpanan agar
emulsi tidak  pecah. Ukuran droplet ideal 3 μm. Biasanya dalam bentuk nutrisi
parenteral.
- Larutan koloidal: biasanya diberikan melalui rute im.
- Sistem pelarut campur: banyak kondisi klinik sangat diperlukan suatu zat dibuat
dalam bentuk larutan sejati, agar siap bercampur dengan larutan iv ketika diberikan.
Untuk zat yang sukar larut dalam air, maka selain digunakan dalam bentuk garam
atau diformulasi dalam pH tinggi atau rendah, beberapa zat dapat pula diformulasi
dalam pelarut campur. Kosolvent digunakan untuk menurunkan polaritas pembawa
sehingga zat lebih larut. Pemberian biasanya mengiritasi, toksik dan menimbulkan
rasa nyeri. Pemberian intravena perlu dilakukan perlahan untuk mencegah presipitasi
zat aktif. Pemilihan kosolvent terbatas oleh toksitas.
- Larutan terkonsentrasi: berupa konsentrat dan diberikan dengan dilarutkan dahulu di
dalam larutan iv.
- Serbuk untuk injeksi: beberapa zat yang tidak stabil dalam air, sehingga dibuat dalam
bentuk serbuk untuk injeksi. Sediaan ini bisa berupa serbuk ‘dry filled’ atau serbuk
liofilisasi (‘freeze dried’).
- Implant: biasanya berupa hormon dan diberikan dengan maksud pemberian lambat,
ditunda atau dikontrol, dimana pemberian tidak dapat dilakukan via oral.

13. Jelaskan perbedaan sediaan infusa dan dekokta!


INFUSA
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
Pembuatan Campur Simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci
dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu
mencapai 90O C sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel,
tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang
dikehendaki.
Infus Daun Sena dan infus simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai
setelah dingin. Infus Daun Sena, infus Asam Jawa dan infus simplisia lain yang
mengandung lendir tidak boleh diperas. Asam Jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya
dan diremas dengan air hingga diperoleh masa seperti bubur, buah adasmanis dan buah
adas harus dipecah dahulu.
Pada pembuatan infus Kulit Sena ditambahkan larutan asam sitrat P 10% dari
bobot bahan berkhasiat. Pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Kecuali
dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera di bawah, infus yang
mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut, digunakan sejumlah yang tertera.
14. Apa yang dimaksud dengan gargarisma, enema, dan douche serta sebutkan contohnya!
GARGARISMA
Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umurnya larutan pekat yang harus diencerkan
dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan.
Tujuaan penggunaan agar obat yang terkandung didalamnya dapat langsung terkena
selaput lender sepanjang tenggorokan dan tidak dimaksudkan agar obat itu menjadi
pelindung selaput lender

ENEMA
Lavement / Clysma / Enema adalah cairan yang pemakaiannya melalui anus yang
digunakan untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik.
DOUCHE
Merupakan larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik
untuk pengobatan atau pembersihan.

15. Sebutkan dan jelaskan contoh bentuk sediaan gas!


Bentuk obat  gas/uap harus disertai dengan resep dokter dan petunjuk yang benar. Jika
ngga, maka kemungkinan akan muncul efek samping yang ngga diinginkan. Berikut ini
jenis-jenis obat gas/uap: Bentuk obat gas/uap biasanya digunakan untuk pengobatan
penyakit pernapasan dengan cara inhalasi (dihirup), salah satunya asma. Bentuk ini
dibuat agar partikel obat menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah dan cepat diserap
dalam saluran pernapasan.

16. Apa yang anda ketahui tentang sediaan transdermal ?


Sediaan transdermal merupakan suatu sediaan yang memungkinkan obat masuk ke dalam
kulit dan memiliki efek sistemik. obat secara transdermal merupakan salah satu inovasi
dalam sistem penghantaran obat modern untu mengatasi problema bioavailabilitas obat
tersebut jika diberikan melalui jalur lain seperti oral. Obat yang diberikan secara
transdermal masuk ke tubuh melalui permukaan kulit yang kontak langsung dengannya
baik secara transeluler maupun secara inter seluler. Inovasi penghantaran obat ini
memiliki keunggulan dibandingkan jalur panghantaran obat yang lain, di antaranya: •
Meminimalisaasi ketidakteraraturan absorbsi dibandingkan dengan jalur oral yang
dipengaruhi oleh pH, makanan, kecepatan pengosongan lambung, waktu transit usus, dll •
Obat terhindar dari first passed effect, • Terhindar dari degradasi oleh saluran gastro
intestinal; • Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan (missal reaksi alergi, dll)
pemakaian dapat dengan mudah dihentikan • Absorbsi obat relatif konstan dan kontinyu •
Input obat ke sirkulasi sistemik terkontrol serta dapat menghindari lonjakan obat sistemik
• Relatif mudah digunakan dan dapat didesain sebagai sediaan lepas terkontrol yang
digunakan dalam waktu relatif lama (misalnya dalam bentuk transdermal patch atau
semacam plester)sehingga dapat meningkatkan patient compliance. Namun sayangnya,
tidak semua obat dapat diberikan scara transdermal dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai