Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ajeng Sukma Karira

NIM : 201091001
KELOMPOK 1
Etika
Dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa “etika” adalah aplikasi dari proses dan
teori filsafat moral terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-
prinsip dasar dan konsep yang membimbing makhluk hidup dalam berpikir dan bertindak serta
menekankan nilai-nilai mereka (Shirley R Jones- Ethics in Midwifery).
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan
bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat.Karena itu, selain mempunyai pengetahuan
dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat, bidan juga harus memiliki etika yang baik
sebagai pedoman bersikap / bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan
kebidanan.
Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat. Berikut merupakan prinsip Etika Profesi :
1. Tanggung Jawab
2. Keadilan
3. Otonomi
Dengan demikian etiket dapat disimpulkan bahwa :
a. Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena
mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan
mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut
mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
b. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan
mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam
selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.
c. Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip
etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
d. Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.
Moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu mores yang masingmasing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan,
adat.
Dalam hal ini Isu Moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar
dan salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan
kehidupanorang sehari - hari menyangkut kasus abortus euthansia, keputusan untuk terminasi
kehamilan. Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah. Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari :
a. Kasus abortus
b. Euthanansia
c. Keputusan untuk terminasi kehamilan
Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan
a. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.
b. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan orang lain
c. Menjaga privacy setiap individu
d. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
e. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya.
f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah.
g. Menghasilkan tindakan yang benar
h. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.
j. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
k. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etika
l. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
m. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi.
n. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
disebut kode etik profesi.
Peranan Etika dan Moral dalam Pelayanan Kebidanan
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama di berbagai tempat, dimana
sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Bidan
sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional dan akuntabilitas serta
aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Sehingga disini berbagai dimensi etik dan bagaimana
pendekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami. Moralitas
merupakan suatu gambaran manusiawi yang menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia
serta tidak terdapat pada makhluk lain selain manusia.
Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap
institusi pelayanan memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari
beberapa praktisi atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu
manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas wewenangnya.
Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran bidan diatur dalam standar praktik
kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.
a. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suami
dan telah menetapkan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk
memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika klien
belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang
kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang
kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien, dengan memberikan informasi yang lengkap
mengenai alat kontrasepsi dan beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai
dengan pengetahuan dan keyakinannya.
b. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan
dari riset keidanan.
KELOMPOK 2
Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta,
tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan sosial
penghayatan yang dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi. (Mansur Isna, 2001).
Beberapa tokoh mendefinisikan nilai sebagai berikut :
a. Max Scheler mengatakan bahwa nilai merupakan kualitas yang tidak bergantung dan tidak
berubah seiring dengan perubahan barang.
b. Immanuel Kant mengatakan bahwa nilai tidak bergantung pada materi, murni sebagai nilai
tanpa bergantung pada pengalaman.
c. Menurut Kartono Kartini dan Dali Guno (2003), nilai sebagai hal yang dianggap penting dan
baik. Semacam keyakinan seseorang terhadap yang seharusnya atau tidak seharusnya
dilakukan (misalnya jujur, ikhlas) atau cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang (misalnya
kebahagiaan, kebebasan).
d. Ahmad Tafsir (1990) meletakkan pembahasan nilai setelah membahas teori pengetahuan dan
teori hakikat yang merupakan sistematika dalam pembahasan filsafat. Teori lainnya, seperti
yang dikemukakan oleh teori Nicolai Hartmann, bahwa nilai adalah esensi dan ide platonik.
Nilai selalu berhubungan dengan benda yang menjadi pendukungnya.
e. Menurut H.M. Rasjidi (1986), penilaian seseorang dipengaruhi oleh fakta-fakta. Artinya,
jika fakta-fakta atau keadaan berubah, penilaian juga biasanya berubah. Hal ini berarti juga
bahwa pertimbangan nilai seseorang bergantung pada fakta.
Pertimbangan Nilai-Nilai Dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktik asuhan kebidanan. Pengetahuan
tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan
ilmiah baik formal atau non formal dengan teman, sejawat, profesi lain, maupun masyarakat.
Salah satu perilaku etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam membantu
pemecahan masalah ini bidan menggunakan dua pendekatan dalam asuhan kebidanan.
1. Pendekatan Berdasarkan Prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika kedokteran atau
kesehatan untuk menawarkan bimbingan tindakan khusus. Menurut Beauchamp Childress,
menyatakan ada empat pendekatan prinsip dalam etika kesehatan
a. Tindakan sebaiknya mengarah sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap
orang
b. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
c. Dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya
d. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi. Dilemma etik muncul
ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam bertindak
2. Pendekatan Berdasarkan Asuhan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral. Hubungan
bidan dengan pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan
perhatian khusus kepada pasien. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana
bidan dapat berbagai waktu untuk duduk bersama dengan pasien atau sejawat, merupakan
suatu kebahagiaan bila didasari etika. Perspektif asuhan meliputi :
a. Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan.
b. Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau ibu sebagai
manusia.
c. Mau mendegarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang
mengarah pada tanggung jawab profesional.
d. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan seperti kebaikan,
kepedulian, empati, perasaan kasih sayang menerima kenyataan.
Nilai itu pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek,
bukan obyek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang
melekat pada sesuatu itu.. Dengan demikian maka nilai itu adalah suatu kenyataan yang
tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai itu karena adanya kenyataan-
kenyataan lain sebagai pembawa nilai (wertrager). Menilai berarti menimbang, yaitu suatu
kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, kemudian untuk
selanjutnya diambil keputusan. Keputusan itu merupakan keputusan nilai yang dapat menyatakan
berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, indah atau tidak indah.
KELOMPOK 3
Pengertian Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji /
ikrar dan pekerjaan. Arti yang lebih luas menjadi kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk
memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Suatu profesi merupakan
pekerjaan yang memang memerlukan keahlian-keahlian tertentu, yaitu ketrampiln yang
mendasarkan diri pada pengetahuan teoritis dan sesuai dengan kaidah tingkah laku (kode etik).
Sudah tentu pengetahuan itu harus diperoleh dari suatu proses pendidikan dan latihan. Profesi
dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
anggotanya.
Perilaku Profesional Bidan
Perilaku profesional dari bidan mencakup ;
1. Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang telah dibuat.
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara
berkala.
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi.
5. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan.
6. Menhargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan,
kehamilan, kelahiram, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
Etika pelayanan apabila bidan berada di masyarakat yaitu sebagai berikut
1. Peningkatan citra bidan sebagai pemberi pelayanan yang berkualitas, non diskriminatif,
mandiri, mampu menunjukkan kepemimpinan di masyarakat untuk tujuan kemanusian.
2. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam menumbuhkan kesadaran terhadap
pentingnya kesehatan reproduksi dan persalinan yang aman dan tumbuhnya dukungan
terhadap peningkatan terhadap status perempuan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi
1. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan
2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses
kegiatan pelayanan kesehatan
3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan
ke sistem pelayanan yang lebih tinggi, misalnya rujukan dari bidan ke Rumah Sakit atau
sebaliknya.
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan haruslah profesional, dikatakan
profesional bila memiliki ciri-ciri berikut ini ;
1. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidang tadi
2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan
3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
4. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik
bagi diri dan perkembangan pribadinya
Etika adalah kesepakatan bersama apa yang baik dana pa yang buruk bagi kelompok
masyarakat tertentu. Etika dapat digunakan sebagai panduan perilaku seseoran dan interaksi
antar manusia dalam bermasyarakat. Dalam interaksi profesional, etika merupakan salah satu
kaidah yang menjaga terjadinya interaksi anta pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar,
jujur, adil, profesional, dan terhormat. Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama di
berbagai tempat pelayanan, hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman petugas kesehatan
terhadap etika. Penerapan etika dalam pelayanan kebidanan akan menjamin bidan memberikan
pelayanan yang profesional dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai