PENDAHULUAN
1
2
3.3 Tujuan
1. Memaparkan bentuk isu etik.
2. Memaparkan isu etik yang terjadi antara bidan dengan teman sejawatnya.
3. Memaparkan isu etik yang terjadi antara bidan dengan tim kesehatan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
perbaui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan
bayi.
Pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan In-
donesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan:
a. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.
b. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani.
c. Adanya penelitian untuk mengembangkan atau meningkatkan pelayanan.
d. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan.
Tingkat ketersediaan tersebut di atas adalah syarat utama untuk terlaksana-
nya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan dengan sikap bidan
yang tanggap dengan klien, sesuai dengan kebutuhan klien, dan tidak membeda-
kan pelayanan kepada siapapun karena bidan adalah tenaga pelayana profesional
yang memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan kiat kebidanan.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien diperlu-
kan data masukan. Data tersebut dikumpulkan dengan format pengumpul data
yang didesain sesuai dengan kasus yang ada. Teknik pengumpulan data memakai
metode wawancara, observasi, inspeksi, palpasi dan auskultasi serta pemeriksaan
penunjang lainnya.
Dalam praktek kebidanan sering kali bidan dihadapkan pada beberapa per-
masalahan yang dilematis, maksudnya situais pengambilan keputuan yang sulit
dan berkaitan dengan etis.
Berikut ini beberapa contoh isu etik dalam kehidupan sehari-hari.
a. Persetujuan dalam proses melahirkan.
b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam pross persalinan
d. Pelaksaan USG dalam kehamilan
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan seks.
Berikut ini merupakan beberapa contoh masalah etik yang berhubungan
dengan teknlogi.
a. Perawatan intensif pada bayi.
b. Skrinning bayi
7
c. Transplantasi organ
d. Teknik reproduksi dan kebidanan.
Berikut ini merupakan beberapa contoh masalah etik yang berhubungan
dengan profesi:
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik
b. Otonomi bidan dan kode etik prosfesional
c. Etik dalam penelitian kebidanan
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Biasanya mengenai beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayanan
kebidanan adalah berhubungan dengan maslah-masalah sebagai berikut.
a. Agama dan kepercayaan
b. Hubungan dengan pasien
c. Hubungan dokter dengan bidan
d. Kebenaran
e. Pengambilan keputusan
f. Pengambilan data
g. Kematian kerahasiaan
h. Aborsi
i. AIDS
j. In_vitro fertlization.
2.4 Dilema
Suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang keli-
hatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema
muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertenta-
ngan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
2.5 Isu Etik yang Terjadi Antara Bidan dengan Teman Sejawat
Isu etik yang dimaksud di sini adalah perbedaan sikap etika yang terjadi
pada bidan dengan tenaga medis lainnya sehingga menimbulkan ketidaksepaha-
man atau kerenggagangan sosial.
8
1. Contoh Kasus 1:
Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua o-
rang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama-sama memiliki BPM dan a-
da persaingan di antara dua bidan tersebut.
Pada uatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di bidan ”A”.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bi-
dan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong per-
salinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang-
nya sebagai bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan
“A”.
Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan
menolong persalinan tersebut, bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk men-
jatuhkan bidan “B” karena dianggap melanggar wewenang profesi bidan.
2. Contoh Kasus 2:
Di sebuah desa, terdapat dua bidan yang sama-sama memiliki BPM. Ke-
dua bidan tersebut memiliki hubungan yang cukup baik dalam kesehariannya. Na-
mun, pada suatu saat, keduanya memiliki masalah yang menyangkut kehidupan
pribadi mereka, sehingga hubungan antara keduanya menjadi kurang baik.
Pada suatu hari, bidan “A” didatangi pasien yang akan memeriksakan ke-
hamilan pertamanya. Bidan “A” memberikan pelayanan dengan baik dan ramah
terhadap pasien tersebut. Kemudian setelah pemeriksaan selesai, bidan membuat
jadwal kunjungan selanjutnya dengan pasien.
9
Pada hari yang sudah disepakati, pasien datang lagi pada bidan “A”. Kebe-
tulan pada saat pasien sampai pada BPM bidan “A”, bidan “A” sedang tidak ada.
Bidan “A” memberitahukan pada pasien bahwa ia tidak dapat melakukan peme-
riksaan kehamilan pasien pada saat itu karena ada kepentingan yang mendesak. A-
khirnya bidan “A” meminta pasien untuk datang keesokan harinya, pasienpun ber-
sedia.
Saat pasien dalam perjalanan pulang, pasien bertemu dengan bidan “B”.
Bidan “B” bertanya pada pasien tersebut. Setelah bidan “B” tahu bahwa pasien
tersebut baru saja pulang dari BPM bidan “A” untuk melakukan pemeriksaan
yang sudah dijanjikan, namun bidan “A” tidak dapat menepati janjinya, bidan “B”
memfitnah bidan “A” tidak dapat menepati janjinya terhadap pasien hanya untuk
kepentingan pribadinya. Bidan “B” mengarang cerita bahwa bidan “B” melihat
bidan “A” sedang bersenang-senang dengan teman-temannya. Pasien sempat me-
ngelak bahwa bidan “A” tidak dapat menepati janjinya karena ada kepentingan
mendesak. Namun, bidan “B” meyakinkan pasien bahwa ia benar-benar melihat
bidan “A” sedang bersenang-senang dengan teman-temannya.
Akhirnya, pasien percaya terhadap bidan “B” dan tidak ingin lagi meme-
riksakan kandungannya pada bidan “A”. Ia lebih memilih bidan “B” untuk mela-
kukan pemerikasaan kadungannya untuk kunjungan-kunjungan selanjutnya.
Bidan “A” mengetahui hal tersebut. Akhirnya, bidan “A” mendatangi bi-
dan “B”. Kemudian bidan “A” berinisiatif untuk melaporkan tindakan bidan “B”
karena telah mencemarkan nama baik bidan “A”. Namun bidan “A” berfikir lagi
bahwa hal ini terjadi memang kesalahannya dan jika ia benar akan melaporkan
bidan “B”, ia merasa bukan hal yang cukup baik karena bidan “B” adalah teman
baiknya sebelum hubungan mereka belum renggagng.
1. Contoh Kasus 1:
Seorang ibu berusia 28 tahun diantar suaminya datang ke seorang bidan
dengan keluhan perutnya sakit dan terjadi perdarahan. Suami pasien pasien me-
ngatakan bahwa isitrinya hamil sekitar empat bulan, istrinya jatuh di kamar mandi
dan kemudian terjadi perdarahan. Bidan kemudian melakuakn pemeriksaan lebih
lanjut dan memberikan pertolongan pertama seperti memasang infus dan lain se-
bagainya. Bidan menjelaskan pada keluarga, bahwa isterinya kemungkinan besar
mengalami keguguran jadi ia harus dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan kuret.
Namun, suami pasien menolak saran bidan dan meminta bidan saja yang
melakukan kuret, dengan alasan rumah sakit cukup jauh dan perdarahan semakin
banyak. Selang dua hari pasien tersebut mengalami perdarahan lagi, kemudian o-
leh keluarga ia dibawa ke rumah sakit. Dokter menanyakan pada suami riwayat
terjadinya perdarahan pada isterinya. Suami menjelaskan bahwa tiga hari yang la-
lu isterinya mengalami keguguran dan dikuret oleh bidan. Kemudian dokter men-
datangi bidan tersebut yang akhirnya menjadikan timbulnya masalah berkepanja-
ngan antara bidan dan dokter.
2. Contoh Kasus 2:
Di sebuah desa terdapat seorang bidan yang memiliki BPM. Pada suatu
hari, ada seorang ibu yang baru saja melahirkan di tempat praktik bidan tersebut,
kemudian bidan menawarkan pada ibu tersebut untuk menggunakan KB dan ia
11
menganjurkan untuk memasang KB Spiral Model Cooper ‘T’. Ibu sempat meno-
lak karena ia biasanya menggunakan KB model percacing. Namun, bidan yang
berfikir KB cooper T lebih tinggi harganya ia berusaha meyakinkan ibu tersebut
bahwa model cooper T lebih bagus dari pada percacing akhirnya ibu bersedia. Sa-
at alat kontrasepsi tersebut dimasukkan ibu mengeluh sakit, ia mengatakan pema-
sangannya tidak sama seperti bidan lain.
Keesokan harinya ibu tersebut datang lagi pada bidan dan mengeluh mera-
sakan sakit yang sangat pada perutnya. Bidan melakukan USG dan mengatakan
pada ibu bahwa sakit tersebut disebabkan karena alat kontrasepsi yang baru dipa-
sang. Karena telah mendengar penjelasan dari bidan tersebut, ibupun percaya ke-
mudian ia pulang.
Beberapa minggu kemudian, ibu datang kembali pada bidan. Ia mengeluh
kesakitan pada perutnya belum juga sembuh, bahkan tambah parah. Akhirnya ibu
meminta pada bidan agar spiralnya segera dikeluarkan. Kemudian bidan menekan
perutnya setelah itu ia mengatakan bahwa spiralnya sudah dikeluarkan.
Setelah beberapa bulan rasa sakitnya masih belum sembuh, ibu tersebut
mendatangi dokter di rumah sakit di daerahnya untuk memeriksakan keadaannya.
Hasil tes darah dan urinnya menunjukkan bahwa ibu tersebut normal. Dokterpun
menganjurkan ibu untuk melakukan foto rongent. Setelah hasil rongent keluar, ibu
tersebut terkejut karena hasilnya menunjukkan terdapat huruf T di luar rahim dan
melekat pada usus.
Dokter menanyakan apakah ibu pernah mengungganakan KB spiral T,
ibupun mengatakan bahwa ia pernah melakukannya dengan bidan namun bidan
tersebut sudah mengatakan bahwa ia sudah mengeluarkannya. Setelah dokter ter-
sebut mengetahui hal tersebut, dokterpun mendatangi bidan untuk menanyakan
tindakan yang pernah bidan tersebut lakukan pada ibu yang bersangkutan.
a. Isu Etik: Bidan salah meletakkan alat kontrasepsi sehingga terjadi malpraktik.
b. Konflik: Bidan berbohong saat pasien meminta untuk mengeluarkan spiral-
nya, kemudian pasien merasakan sakit yang berkepanjangan dan memeriksa-
kan keadaannya pada dokter. Dokter mengetahui penyebabnya dan mendata-
ngi bidan yang lalai.
12
3.1 Kesimpulan
Issue merupakan suatu hal yang menjurus pada adanya masalah yang
membutuhkan penanganan. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, baik, buruk, dan tanggung jawab. Isu etik bermakna timbulnya suatu per-
masalahan yang berhubungan dengan nilai manusia dalam menghargai tindakan
dan membutuhkan penanganan. Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan
topik yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan
yang menyangkut baik dan buruknya. Beberapa contoh isu etik dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya persetujuan dalam proses melahirkan, memilih atau me-
ngambil keputusan dalam persalinan, dan kegagalan dalam pross persalinan. Con-
toh masalah etik yang berhubungan dengan teknlogi diantaranya perawatan inten-
sif pada bayi, skrinning bayi, dan transplantasi organ. Contoh masalah etik yang
berhubungan dengan profesi diantaranya pengambilan keputusan dan penggunaan
etik, otonomi bidan dan kode etik prosfesional, dan etik dalam penelitian kebida-
nan. Contoh mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan adalah berhubungan
dengan maslah-masalah seperti diantaranya agama dan kepercayaan, hubungan
dengan pasien, dan hubungan dokter dengan bidan. Dilema adalah suatu keadaan
dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau
hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Isu etik yang terjadi antara
bidan dan teman sejawat dan tim medis lainnya adalah perbedaan sikap etika yang
terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya sehingga menimbulkan ketidak-
sepahaman atau kerenggagangan sosial.
DAFTAR PUSTAKA