Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME

ISSU ETIKA YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM KESEHATAN


Dosen Pengampuh: Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT.M.Keb

Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperolah Nilai


Pada Mata Kuliah Bioetik Profesionalisme Bidan

OLEH:
LISDAYANTI
P102221030

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


SEKOLAH PASCA SARJANA TAHUN
2022
A. Pengertian
1. Etika
Dalam melaksanakan praktik kebidanan, seorang bidan harus memahami konsep etka,
moral, hukum kesehatan (dalam pelayanan kesehatan), dan aspek penerapannya. Hal
ini sangat penting agar bidan, baik sengaja maupun tidak sengaja, tidak melakukan
pelanggaran terkait etik dan/atau moral. Bidan sering dihadapkan pada situasi yang
menuntut kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan
kewenangan dan standard asuhan kebidanan.
Etika menurut penjelasan Bartens berasa; dari bahaya Yunani kuno yaitu,
ethos, sedangkan dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat,
akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah to ether artinya adat kebiasaan.
Secara etimologi, ada dua pendapat mengenail asal-usul kata etika menurut Ayi
Sofyan yakni pertama, etika berasal dari bahasa inggris, yang disebut dengan ethic
(singular) yang berarti suatu system, prinsip moral, aturan atau cara berperilaku/ akan
tetapi, terkadang ethics (dengan tambahan huruf s) dapat berarti singular. Jika ini
yang dimaksud maka ethics dengan maksud plura (jamak) berarti prinsip-prinsip
moral yang dipengaruhi oleh perilaku pribadi. Etika berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti ethikos yang mengandung arti penggunaan, karakter, kebiasaan,
kecendrungan, dan sikap yang mengandung analisis konsep-konsep seperti harus,
mesti benar salah, mengandung pencarian ke dalam waktu moralitas atau tindakan-
tindakan moral, serta mengandung pencarian kehidupan moral. Sedangkan dalam
bahasa Yunani kuno, etika berarti ethos, yang apabila dalam bentuk tunggal
mempunyai arti temapt tinggal yang biasa, padang rumput, kadang, ada akhlak, watak
perasaan. Etika dapat digunakan sebagai panduan perilaku seseorang dan interaksi
antar manusia dalam bermasyarakat. Dalam interaksi professional, etika merupakan
salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antar pemberi dan penerima jasa
profesi secara wajar, jujur, adil, professional dan terhormat. Dengan demikian istilah
etika menunjukkan kearah suatu norma atau nilai yang bersifat abstrak dan tidak
tertulis. Etika sebagai norma atau nilai kehidupan selalu berubah menyesuaikan ruang
dan waktu. Masing-masing tempat mungkin berbeda etikanya untuk suatu hal, sesuai
dengan daerah, budaya, sejarah, kebiasaan, tata karma, dan adat istiadat. Etika
merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari karena kita hidup di
tengah masyarakat dan hidup bersama orang lain. Manusia menganggap etika bagian
dari hidupnya yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Etika sebagai
refleksi manusia tentang apa yang dilakukannya dan dikerjakannya mempunyai satu
tradisi yang panjang. Jika kita membicarakan masalah etika maka kita tidak bisa
terlepas dari masalah moral dan hokum. Ketiganya berhubungan erat dan saling
mempengaruhi. Agar etika profesi dapat diterapkan maka standard praktik bidan
merupakan acuan dalam penerapannya (Herniwari, 2020).
2. Etiket
Etiket dalam Bahasa Belanda adalah secarik kerta yang ditempelkan pada kemasa
barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi dan sebagainya tentang barang itu.
Dalam Bahasa prancis etiket adalah adat, sopam santun atau tatakrama yang perlu
selalu diperhatikan agar hubungan selalu baik. Perbedaan dan persamaa etika dan
etiket adalah:
A. Etiket menyangkut cara suati perbuatan harus dilakukan manusia. Etiket
menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan
dalam sutu kalangan tertentu.
B. Etiket hanya berlaku dalan pergaulan. Apabila tidak ada ornag lain hasir atau
tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
C. Etiket bersifat relative. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan bias
saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
D. Jika berbicara tentang etiket, hanya memandang manusia dari lahirnya saja.
Persamaan etika dan etiket:
a. Menyangkut obyek yang sama yaitu manusia
b. Keduanya mengatur perilau manusia secara normative, menyatakan apa yang
harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
3. Moral
Moral adalah keyakina indivisu bahwa sesuati mutlak baik atau burruk walaupun
situasi berbeda. Moral juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau buruk
dimasyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembanagn normal
atau nilai. Beberapa pendapat yang dimaksud moral alah satunya yaitu menurut
kamus besar lengkap Bahasa Indonesia ajaran tentang baik buruk yang diterima
umum mengenai akhlak. Akhlak dan budi pekerti, kondisi mental yang
mempengaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin dan lain-lain.
B. Etika Profesi
Sama dengan etika profesi, hokum kesehatan juga penting bagi NAKES agar hak dan
kewajibannya berjalan secara proporsional. Bagi seorang bidan agar dapat menjalankan
fungsi dan perannya dengan baik harus tahu hukum karena praktik bidan juga didasarkan
pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang mengatur praktik bidan dan hukum
kesehatan. Hukum kesehatan merupakan cabang dari ilmu hukum yang secara relative
baru berkembang di Indonesia. Etika profesi merupakan khusus yang dikhususkan pada
profesi tertentu, misalnya Etika kedokteran, etika rumah sakit, etika kebidanan, etika
keperawatan. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi
petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya,
dan larangan-larangan, termasuk ketentuan- ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas
profesinya, melainkan berkaitan juga dengan tingkah lakunya secara umum dalam
pergaulan sehari-hari di masyarakat. Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku
manusia tentang apa yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban
moral (akhlak). apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan (Farelya dan Nurrobikha,
2018).
C. Kode Etik Kebidanan
Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang semakin maju telah membawa manfaat
yang besar untuk terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Perkembangan
ini juga diikuti dengan perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga secara
bersamaan, petugas kesehatan menghadapi masalah hukumterkait dengan aktivitas,
perilaku, sikap, dan kemampuannya menjalankan profesi kesehatan. Kode etik profesi
penting diterapkan. karena semakin meningkatnya tuntutan terhadap pelayanan kesehatan
dan pengetahuan serta kesadaran hukum tentang prinsip dan nilai moral yang terkandung
dalam pelayanan profesional. Kode etik profesi mengandung karakteristik khusus suatu
profesi. Hal ini berani bahwa standar profesi hams dipertahankan dan mencerminkan
kepercayaan serta tanggung jawab yang diterima oleh profesi dalam kontrak hubungan
profesional antara tenaga kesehatan dan masyarakat.
Kewenangan Bidan sebagai tenaga protesional harus memiliki komitment yang tinggi
yaitu:
1. Membcrikan asuhan yang berkualitas sesuai dengan standar etis (etika profesi).
2. Memiliki pengetahuan tentang perilaku etis yang dimulai dari pendidikan dan
berlanjut diskusi formal dan informal sesama teman sejawat.
3. Mampu mengambil keputusan yang etis untuk tnemecahkan masalah yang berkaitan
dengan etika.
4. Menggunakan dua pendekatan dalam mengambil keputusan etis yaitu berdasarkan
prinsip dan asuhan kebidanan. Bidan dalam memberikan suatu pelayanan hams
bersikap profesional. Dikatakan profesional apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam bidang serta keahlian dalam
menggunakan peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan ragas yang
berhubungan dengan bidangnya.
b. Memiliki ilmu dan pengalaman dalam menganalisis masalah dan peka dalam
membaca situasi secara cepat dan tepat sebagai upaya dalam pengambilan
keputusan.
c. Berorientasi pada masa depan sehingga memiliki kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan
d. Bersikap mandiri berdasarkan keyakinan dan kemampuan pribadi serta tebuk
dan menghargai orang lain, namum cermat dalam memilih yang terbaik untuk
diri sendiri dan pribadinya. Prinsip etika profesi yaitu: bertanggung jawab,
keadilan dan otonomi (Nardina, A, E . Dkk, 2021)
D. Issu Etik dalam Pelayanan Kebidanan
1. Pengertian dan Bentuk Issue Etik
a. Pengertian
1. Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan
setiap orang mempunyai pendapat.
2. Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau buruk.
3. Isu etik adalah topik yang penting berhubungan dengan benar atau salah, baik atau
buruk dalam menyelesaikan masalah yang erat kaitannya dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan
b. Bentuk
1. Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut :
a) Persetujuan dalam proses melahirkan
b) Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan
c) Kegagalan dalam proses persalinan
d) Pelaksanaan USG dalam kehamilan
e) Konsep normal pelayanan kebidanan
f) Bidan dan pendidikan sex
2. Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi, contohnya
sebagai berikut :
a) Perawatan intensif pada bayi
b) Skreening bayi
c) Transplantasi organ
d) Teknik reproduksi dan kebidanan
3. Etik berhubungan erat dengan profesi, yaitu :
a) Pengambilan keputusan dan penggunaan etik
b) Otonomi bidan dan kode etik professional
c) Etik dalam penelitian kebidanan
d) Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitive
2. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan :
a. Klien, keluarga, masyarakat
b. Teman sejawat
c. Team kes. Lainnya
d. Organisasi profesi
Implementasi dari hal tersebut di atas dapat dilihat dari contoh kasus sebagai
berikut: “ Seorang ibu “A” memiliki tingkat kesuburan yang tergolong tinggi.
Untuk mengatur jarak kehamilannya, maka ia memutuskan untuk menggunakan
alat kontrasepsi berupa suntikan KB 3 bulan dengan bantuan seorang bidan. Dari
wacana tersebut di atas, seorang bidan yang sadar akan hak, kewajiban, dan
tanggungjawabnya tidak boleh memberitahukan apa yang dialami kliennya baik
kepada keluarga klien, masyarakat, teman sejawat, team kesehatan lainnya
maupun kepada organisasi profesi tanpa persetujuan dari kliennya.
3. Issue Etik yang Terjadi dalam Pelayanan Kebidanan
Perlu juga disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul masalah
atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik
yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang
berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta
membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam setiap
tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku
yang ethis profesional.
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan, adalah berhubungan
dengan :
a.Agama/kepercayaan
b. Hubungan dengan pasien
c.Hubungan dokter dengan bidan
d. Kebenaran
e.Pengambilan keputusan
f. Pengambilan data
g. Kematian
h. Kerahasiaan
i. Aborsi
j. AIDS
k. In-Vitro Fertilization
4. Isu Moral dalam Pelayanan Kebidanan
Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk dan buruk yang mempengaruhi sikap seseoran. Kesadaran tentang adanya baik
buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,
Pendidikan, social budaya, agama dan lain-lain. Hal ini yang disebut kesadaran
moral. Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang yang penting
yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada
kaitanya dengan pelayanan kebidanan. Contohnya isu moral dalam kehidupan sehari-
hari seperti kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan dan isi
moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti yang menyangkut konflik dan perang.
Contoh isu moral dalam pelayanan kebidanan pada kasus: disuatu rumah bersalin
milik bidan L dtng seorang pasien hamil tetapi memiliki riyawat anemia. Dalam
kehamilan 16 minggu pasien dating dengan keadaan lemah. Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata kandungan sangat lemah, dikhawatirkan dapat membahayakan
ibu. Mau tidak mau kandungan harus digugurkan, kalua tidak akan membahayangkan
ibu. Disatu sisi aborsi dapat menyelamatkan nyawa ibu dan disatu sisi aborsi dilarang
oleh agama (Riyanti, 2018).
5. Isu Moral dan dilema moral
Issu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan
salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan
dengan kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus abortus euthansia, keputusan
untuk terminasi kehamilan. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar
biasa dalam kehiduapan sehari-hari seperti menyangkut konflik malpraktik perang
dan sebagainya. Dilema moral menuruta campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah
harus mengigat akan tanggung jawab professional yaitu
a. Tindakan selalu di tunjukkan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan
pasien atau klien
b. Menjamin bahwa tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission), di
sertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau
klien.
Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya adalah karena
bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
berhubungan dengan klien serta harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap
keputusan yang diambil. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik
tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to
date, tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman isu etik dalam pelayanan
kebidanan. Menurut dary koehn dalam the ground of professional ethics (1994),
bahwa bidan dikatakan profesional bila menerapkan etika dalam menjalankan praktik
kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan akan meningkatkan tanggung
jawab profesionlnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada posisi yang baik,
yaitu memfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang
etika untuk menerapakan dalam strategi praktik kebidanan.
Dari bagan aliran diatas menunjukan alur yang senantiasa berurutan, pada
tahap pertama bidan dengan pasien dihubungkan dengan suatu dialog, forum
informasi, kemudian terjadi pilihan (choice) dan pengambilan keputusan
1) Menyetujui, sehingga menandatagani from persetujuan.
2) Menolak, dengan menandatagani form penolakan.

Sehingga baik persetujuan maupun penolakan sebaiknya dituangkan secara


tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekutan
hukum karena mempunyai bukti tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara
hukum bidan mempunyai kekuatan, karena mempunyai bukti tertulis yang
menunjukan bahwa prosedur pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada
ditangan klien untuk menyetujui atau menolak. Hal ini sesuai hak atau menolak. Hal
ini sesuai hak pasien untuk menentukan diri sendiri, yaitu pasien berhak menerima
atau menolak tindakan atas dirinya setelah diberi penjelasan secara jelasnya.
Akhirnya bahwa manfaat informed consent adalah untuk mengurangi kejadian
malpraktek dan agar bidan lebih berhati-hati dan alur pemberian informasi benar-
benar dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan untuk megatasi
masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam pelayanan kebidanan.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik
dan buruk yang mempengaruhi siakap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik
buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama,dan lain-lain. Hal ini yang disebut kesadaran
moral. Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada
kaitannya dengan pelayanan kebidanan.
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:
a) Kasus abortus
b) Euthanansia
c) Keputusan untuk terminasi kehamilan
d) Isu moral juga berhubun-gan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-
hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.
6. Aspek Hukum di Bidan Kesehatan
Hukum adalah perhimpunan petunjuk hidup yang mengatur tat tertib dalam suatu
masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh
karena pelanggran terhadap petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan (sanksi)
dari pemerintah atas masyarakat yang sewenang-wenang, sanksinya tegas, nyata dan
bersifat memaksa (E Utrecht). Hukum kesehatan didefinisikan sebagai himpunan
peraturan secara tertulis maupun dalam bentuk norma-norma (kaidah-kaida) yang
bertujuan memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat dan tenaga
kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bebarapa
definisi hokum keseahtan berdasarkan para ahli yaitu Menurut Kansil, hokum
kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan
yang mengatur pelayanan medik dan sarana medik (Sudra, I, R. dkk. 2021).
Daftar Pustaka

Sundra, I, R, Rani, M, D. Dkk. 2021. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan Dalam Praktik
Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.

Asmawati A. 2011. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan, Makasar, Pustaka Refleksi.
Ristica, D, O & Juliari. 2014. Prinsip Etika dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan.
Yogyakarta.
Nardina, A, E. Dkk. 2021. Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.

Farelya, G & Nurrobikha. 2018. Etikolegal Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta

Riyanti. 2018. Buku Ajar Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Penerbit Wineka Media.

Anda mungkin juga menyukai