Anda di halaman 1dari 3

Date: August, 22 2022

Plagiarism Scan Report Words Statistics

Words 987

Characters 7326

13% 87%
Plagiarised Unique Exclude URL None

Content Checked For Plagiarism

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinana harus diselenggarakan pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan bayi dan ibu,
yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komlikasi dan penyakit yang
tidak mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberianasi, cara menjarangkan
kehamilan, imunisasi, dan nutisi bagi ibu.
Salah satu infeksi pada masa nifas adalah infeksi
yang terjadi karena perlukaan jalan lahir. Perlukaan perineum dapat terjadi karena
ketidaktepatan dalam memimpin suatu persalinan namun dapat terjadi karena laserasi atau
tindakan episiotomi. Episiotomi dilakukan karena memiliki beberapa manfaat yaitu mencegah
terjadinya robekan perineum, mengurangi regangan otot yang terlalu kuat dan
berkepanjangan.
Menurut WHO (World Health Organitation) memulai pemantauan ibu
meninggal diberbagai belahan dunia memperkirakan bahwa setiap tahun jumlah 500.000 ibu
meninggal disebabkan kehamilan, persalinan dan nifas.
Penyebab kematian ibu terbanyak
adalah pendarahan 60%-70%,preeklamsia dan eklamsia 10%-20%, infeksi 10%-20%. Dalam
priode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan kerena merupakan masa kritis bagi
ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24jam terakhir.
Angka kematian Ibu
(AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat sejauh mana derajat kesehatan yang
dimiliki sebuah bangsa dan merupakan masalah bersama bukan hanya dinas kesehatan saja
tetapi juga menyangkut lintas sektoral dan seharusnya menjadi perhatian kita semua secara
khusus yang langsung berhadapan dengan situasi yang ada, oleh karena itu sebagai tenaga
kesehatan kita dapat membantu untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang terjadi
selama ini. Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia termasuk tinggi pada kasus kebidanan atau
Obstetric yaitu 56,06% jika dibangdingkan dengan negara-negara lainya seperti pada tahun
2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia 190/100.000 jumlah kelahiran hidup dibangdingkan
dengan negara Fhiliphina 120/100.000 angka kelahiran hidup, Vietnan 49/100.000 angka
kelahiran hidup, Malaysia 29/100.000 angka kelahiran hidup, Thailand 26/100.000 angka
kelahiran hidup dan singapura 6/100.0000 angka kelahiran hidup, dari data diatas sudah jelas
bahwa indonesia lebihh tinggi jumlahnya.
Menurut laporan SDKI tahun 2012, AKI di Indonesia
tercatat mencapai 359/100.00 kelahiran hidup. 5 pencetus kematian ibu yaitu pendarahan,
darah tinggi dalam kehamilan (HDK), infeksi, persalinan lama dan keguguran. Kematian ibu di
Indonesia masih unggul oleh 3 pencetus khusus kematian yaitu pendarahan sebesar
30,3%,HDK sebesar 27,1%, dan infeksi sebesar 7,3%.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan

Page 1 of 3
pada bulan November tahun 2019 di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa DKI Jakarta
didapatkan 184 ibu post partum primi gravida dengan robekan perineum dalam kurung waktu
satu tahun. Dari hasil pengkajian didapatkan beberapa ibu mengatakan mengalami
keterlambatan penyembuhan luka terdiri 6 dari pasien yang kurang kebersihan merawat diri
dan 3 pasien kurang pergerakan setelah melahirkan dan 2 kurang akan dukungan suami.
Menurut penelitian Novila Hardiana Utami yang dilakukan di Klinik bersalin duri Sleman tahun
2017 menunjukkan bahwa didapatkan penyembuhan luka sebanyak 21 orang dari 30
responden yang melakukan penyembuhan luka perineum dengan presentasi 70%.
Infeksi
merupakan urutan ketiga penyebab kematian ibu. Faktor- penyebab terjadinya infeksi nifas
berasal dari perlukaan jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangya
kuman.
Infeksi masa nifas terjadi khususnya infeksi pada luka perineum yang bisa terjadi
disebabkan kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Hal
ini dapat menyebabkan timbulnya komplikasi infeksi kandung kemih dan infeksi pada luka
jalan lahir. Penaganan komplikasi yang lambat akan menyebabkan terjadinya kamatian ibu
nifas mengingat kondisi fisik ibu setelah melahirkan masih lemah. Sehingga dampak yang
ditimbulakn dapat meningkatkan angka morbilitas dan mortalitas pada ibu nifas.
Faktor
predisposisi terjadiya infeksi nifas yaitu kurang gizi atau malnutrisi, anemia, personal hygiene
atau kebersihan diri. Selain itu perlukaan jalan lahir juga dapat menyebabkan infeksi pada
masa nifas. Untuk mencegah infeksi sangat perlu diperhatikan luka jalan lahir harus dijaga
agar tidak dimasuki kuman-kuman
Menurut penelitian Prakirtia Primandona penyembuhan
luka perineum yang dilakukan di Klinik Bersalin Widuri Sleman, tahun 2017 menunjukkan bahwa
di dapatkan dari jumlah 30 responden sebagian besar terdapat yang melakukan
penyembuhan luka sebanyak 21 orang dengan prsentase (70%). Dengan hasil perhitungan uji
chi square di peroleh nilai sebesar 0,000 < ɑ (0,05).
Proses penyembuhan luka merupakan hal
yang sangat penting dikarenakan akan adanya penggantian dan perbaikan fungsi jaringan
yang rusak. Oleh sebab itu diperlukan perawatan luka yang tepat bagi ibu nifas agar
mempercepat penyembuhan luka jalan lahir. Pada ibu yang baru melahirkan banyak
kmponen fisik normal pada masa postnatal membutuhkan penyembuhan dengan berbagai
tingkat terutama perlukaan pada perineum yang dapat menyebabkan infeksi sehingga dapat
menghambat proses penyembuhan luka.
Penelitian yang dilakukan oleh Muh Imran Afandi
mengenai Mobilisasi dini, di RSIA Pertiwi Makassar tahun 2014 menunjukkan bahwa di
dapatkan dari jumlah 75 responden sebagian besar yang melakukan mobilisasi dini dengan
cukup baik sebanyak 58 orang dengan prsentase (77,3%). Dengan hasil perhitungan uji chi
square di peroleh nilai sebesar P=(0,001).
Mobilisasi dini yakni merupakan kebijaksanaan agar
secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum agar bagun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Tidak perlu lagi menahan ibu postpartum
terlentang ditempat tidrunya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Mobilisasi dini atau aktifitas
segera dilakukan setelah istirahat beberapa jam dengan beranjak dari tempat tidur (pada
persalinan normal) merupakan hal yang sangat dianjurkan.mobilisasi dini dengan tidru
telentang, selama 2 jam pasca persalinan, boleh miring kiri dan miring kanan untuk
mencegah thrombosis atau troboli kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi lanjutan pada
hari kedua boleh duduk, harri ketiga jalan-jalan. Mobilisasi diatas punya variasi tergantung
komplikasi persalinan, nias dan sembuhnya luka-luka..
Penelitian yang dilakukan oleh Muh
Imran Afandi mengenai Mobilisasi dini, di RSIA Pertiwi Makassar tahun 2014 menunjukkan
bahwa di dapatkan dari jumlah 75 responden sebagian besar yang melakukan Kebersihan Diri
baik sebanyak 63 orang dengan prsentase (84,0%). Dengan hasil perhitungan uji chi square di
peroleh nilai sebesar P= (0,001).
Kebersihan diri ibu setelah persalinan sangat penting
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi masa nifas yang disebabkan karena luka jalan
lahir. Ibu nifas yang mempunyai luka perineumsangat penting melakukan perawatan luka
perineum yang bertujuan untuk mencegah infeksi, meingkatkan rasa nyaman dan
mempercepat penyembuhan luka perineum.

Page 2 of 3
Source
2% Menjiplak

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Prawirohardjo, 200 9; h. 356). e. Masa nifas adalah masa (kira–kira 6 ming

https://fitriakbidadilaangkatanv.blogspot.com/2013/07/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-dengan_2.html

2% Menjiplak

terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Saifudin 2014, h.357). 5

https://e-skripsi.umpp.ac.id/detail/absdownload/03255088ed63354a54e0e5ed957e9008

2% Menjiplak

Salah satu infeksi pada masa nifas adalah infeksi yang terjadi karena perlukaan jalan lahir. Perlukaan perineum dapat terjadi karena ketidaktepatan dalam memimpin suatu persalinan namun da

http://repository.stikim.ac.id/file/21-06-303.pdf

2% Menjiplak

jalan lahir. Perlukaan perineum dapat terjadi karena ketidaktepatan dalam memimpin suatu persalinan namun dapat terjadi karena laserasi atau tindakan episiotomi. Episiotomi dilakukan karena

https://www.bing.com/ck/a?!&&p=9be83400431ecc25JmltdHM9MTY2MTE5MTY4MSZpZ3VpZD0zODhiOTEzNy03YzJiLTQwYmQtYmI4Yy0zY2FjODM4Y2E4ODMmaW5zaWQ9NTEyNQ&ptn=3&hsh=3&fclid=
0585bdac0b62&u=a1aHR0cDovL2Rvd25sb2FkLmdhcnVkYS5rZW1kaWtidWQuZ28uaWQvYXJ0aWNsZS5waHA_YXJ0aWNsZT0xMjgwODEwJnZhbD0xNjAwNiZ0aXRsZT1TaWthcCUyMEtldGVyYW1waWxhbiUy

2% Menjiplak

Sikap, Keterampilan Individu, dan Dukungan Suami terhadap ...

https://docplayer.info/222028449-Sikap-keterampilan-individu-dan-dukungan-suami-terhadap-perilaku-pencegahan-infeksi-luka-perineum-ibu-postpartum.html

2% Menjiplak

kelahiran hidup. 5 pencetus kematian ibu yaitu pendarahan, darah tinggi dalam kehamilan (HDK), infeksi, persalinan lama dan keguguran. Kematian ibu di Indonesia masih unggul oleh 3 pencetus

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1280810&val=16006&title=Sikap%20Keterampilan%20Individu%20dan%20Dukungan%20Suami%20terhadap%20Perilaku%20Pencegahan%

Home
Blog
Testimonials
About Us
Privacy

Copyright © 2022 Plagiarism Detector. All right reserved

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai