Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. ADI SATRIA ABADI


Bidang K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana tekanan, Tangki Timbun,
K3 Instalasi Listrik, K3 Konstruksi Bangunan, K3 Penanggulangan
Kebakaran, Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya, Kesehatan Kerja,
Kelembagaan, Keahlian, dan SMK3.

PEMBINAAN CALON AHLI


K3 UMUM ANGKATAN KE –
29 TAHUN 2021

Disusun Oleh:
Adhi Cahyo Armanto

PT. NARADA KATIGA INDONESIA


Yogyakarta, 02 September 2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah


SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan praktik kerja
lapangan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil
kunjungan lapangan secara virtual pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai
salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama
pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, saya menyampaikan
ucapan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh karyawan PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin
untuk melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh karyawan di PT. Narada Katiga Indonesia selaku
penyelenggara pelatihan Ahli K3 Umum, yang telah memberikan
bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan PKL dan
penyusunan laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 29 tahun
2021 yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif
dan dapat mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan laporan PKL ini, Penyusunan menyadari bahwa semua
ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi maupun cara pengungkapan dan
penyajian dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat diharapkan dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 02 September 2021

Penyusun

PT. Narada Katiga Indonesia | 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................


KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ...........................................................................................
1.3 Ruang Lingkup ..................................................................................................
1.4 Dasar Hukum .....................................................................................................
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan ..................................................
2.2 Proses Produksi.................................................................................................
2.3 Potensi Bahaya..................................................................................................
2.4 Temuan-Temuan di Lapangan .........................................................................
BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisa Temuan Positif ……………………………………………………28
3.2 Analisa Temuan Negatif …………………………………………………..47
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PT. Narada Katiga Indonesia | 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat dengan K3


merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dalam sistem
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat
penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahtraan para
pekerjanya akan tetapi jauh lebih dari itu K3 mempunyai dampak
positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh karena itu K3
pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh
para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem
pekerjaan.
Selain itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan
suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai
organisasi saat ini karena mencakup permasalahan dari segi
perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum,
pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal
tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya
walaupun di sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di
dalam lingkungan sendiri maupun faktor lain yang masuk dari unsur
eksternal industri.
Didalam regulasi pemerintah sebagai penyelenggara Negara
mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada
tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan
dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti : UU RI No. 1 Tahun
1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992
Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai
sistem manajemen K3.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ideal adalah
PT. Narada Katiga Indonesia | 4
sesuai dengan Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal
3 (tiga). Pada pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat
penerapan keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya sebagai
berikut:
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.

2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.

3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.

5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.

6. Memberi APD (alat pelindung diri) pada tenaga kerja.

7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,


kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan
& getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja (PAK) dan
keracunan.

9. Penerangan yang cukup dan sesuai.

10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.

11. Menyediakan ventilasi yang cukup.

12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.

13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses


kerja.

14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia,


binatang, tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.

16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &


PT. Narada Katiga Indonesia | 5
penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya.

18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang


resikonya bertambah tinggi.
Dengan adanya K3 seperti yang telah dijelaskan, maka akan
berdampak positif seperti mengurangi resiko kerja yang didapatkan
oleh suatu perusahaan, misalnya kecelakaan kerja hingga kematian
dalam menjalankan pekerjaan.

Kesadaran akan resiko terhadap kecelakaan kerja pada


karyawan tersebut sudah disadari oleh perusahaan PT. Adi Satria
Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur
yang memproduksi sarung tangan kerja, sarung tangan baseball dan
kanebo khususnya sarung tangan golf. PT. Adi Satria Abadi
memperlihatkan sistem K3 yang jauh lebih sistematis dan bisa
dikategorikan sudah memenuhi standar nasional (perundang-
undangan keselamatan kerja) hal tersebut dibuktikan oleh PT. Adi
Satria Abadi dengan memiliki Standart Operating Procedure (SOP)
yang baku, perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) yang berkualitas
serta berbagai kelengkapan teknis lainnya seperti P3K, demi
keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya Dan Hal ini
dibuktikan oleh sertifikasi yang telah diraih oleh perusahaan tersebut.
Di perusahaan ini terdapat beberapa luang lingkup K3
didalamnya, diantaranya Bidang K3 Lingkungan Kerja
dan Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun, K3 Konstruksi Bangunan, K3
Instalasi Listrik, K3 Penanggulangan Kebakaran,
Kelembagaan, Keahlian, Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Oleh karena itu, PT. Adi Satria

PT. Narada Katiga Indonesia | 6


Abadi merupakan lokasi yang tepat untuk kami calon ahli
K3 umum dalam melakukan observasi lapangan. Adapun
pembahasan yang diambil yaitu pengawasan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam bidang
mekanik, pesawat uap, bejana tekanan dan tangki timbun.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya praktek kerja lapangan ini


adalah diharapkannya calon Ahli K3 Umum dapat :

1. Menerapkan ilmu/teori yang didaptkan dalam pekatihan calon Ahli


K3 Umum dengan cara memriksa, menganalisa dan mengevaluasi
pelaksanaan syarat-syarat K3 di PT. Adi Satria Abadi. Serta
melakukan identifikasi dan memberikan saran perbaikan ataupun
pengendalian potensi bahaya menggunakan dasar hukum peraturan
perundang-undangan K3 terkait.

2. Untuk mengetahui pemenuhan syarat-syarat K3 Mekanik, Pesawat


Uap, Bejana Tekanan, Tangki Timbun, K3 Instalasi Listrik, K3
Konstruksi Bangunan, K3 Penanggulangan Kebakaran,
Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya, Kesehatan Kerja,
Kelembagaan, Keahlian, dan SMK3 di PT. Adi Satria Abadi serta
kepatuhan tenaga kerjanya dalam melaksanakan syarat-syarat K3
yang diwajibkan.

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari pelaporan praktek lapangan ini adalah


untuk mengetahui sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di
Bidang di Bidang K3 Mekanik (Pesawat Tenaga dan Produksi, Pesawat
Angkat dan Angkut), Pesawat Uap, Bejana Tekanan, Tangki Timbun, K3
Instalasi Listrik, K3 Konstruksi Bangunan, K3 Penanggulangan Kebakaran,
Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya, Kesehatan Kerja, Kelembagaan,

PT. Narada Katiga Indonesia | 7


Keahlian, dan SMK3.

1.4 Dasar Hukum

Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di Indonesia dilandasi


dengan dasar hukum sebagai berikut:

1. Dasar Hukum K3 Mekanik

a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,

b. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi,
c. Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.

2. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki


Timbun

a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,

b. Undang-undang Uap Tahun 1930,

c. Permenaker No. 02 Tahun 1982 Tentang Kualifikasi Juru Las di


Tempat Kerja,
d. Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan
Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap,
e. Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun,
f. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
SE.05/MEN/DJPPK/III/2011 Tentang Lisensi/Surat Ijin
Operator Pesawat Uap.

1. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,

PT. Narada Katiga Indonesia | 8


b. Undang-undang No.1 Tahun 1970 pasal 2 ayat (1) Tentang Ruang
Lingkup,
c. Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
d. Undang-undang No.30 Tahun 2009 Tentang Kebijakan
Nasional dengan Hal Penyediaan Tenaga Listrik yang
Aman, Handal, dan Akrab Lingkungan,
e. Permenaker RI No. 31 Tahun 2015
f. Permenaker RI No. 33 Tahun 2015
g. Keputusan Menteri Tegana Kerja dan Transmigrasi No.
KEP. 75/MEN/2002 Tentang Pemberlakuan Standart
Nasional Indonesia (SNI) No: SNI-04-0225-2000
Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
2000) Di Tempat Kerja,
h. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan
Ketenaga Kerjaan No. KEP.311/BW/2002 Tentang
Sertifikat Kompetensi Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Teknisi Listrik.
i. Kepdirjen No.Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 Tentang
Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Listrik
j. Kepdirjen No.Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang
Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Listrik

2. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan

a. Undang-undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,


b. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
c. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi,
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 01
Tahun 1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan,
e. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang

PT. Narada Katiga Indonesia | 9


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
f. Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 Tentang Bangunan
Gedung,
g. Keputusan Direktur Jenderal Pembinan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.KEP-74/PPK/XII/2013 Tentang Lisensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Supervise Perancah,
h. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada
Ketinggian,
i. Keputusan Direktur Jenderal Pembinan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.KEP-20/DJPPK/VI/2004 Tentang Sertifikasi
Kompetensi Keselaatan Kesehatan Tenaga Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan,
j. SKB Menakertrans dan MenPU ke 174/1986 dan No
104/KTPS/1986 Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Beserta Pedoman Pelaksanaan K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi,
k. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 Tentang Wajib
Lapor Pekerjaan Proyek Konstruksi,
l. Surat Edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 Tentang Akte
Pengawasan Proyek Konstruksi Bangunan.

3. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,

b. PERMENAKERTRANS No. 4/1980 tentang syarat syarat


pemasangan dan pemeliharaan APAR,
c. Permenaker N0. 04 Tahun 1987 Tentang Tim Tanggap Darurat
Organisasi P2K3,
d. Permenaker RI No. 02/Men/1992 Tentang Tata Cara
Penunjukkan Wewenang dan Kewajiban Ahli K3U,

PT. Narada Katiga Indonesia | 10


e. Kepmenaker RI No. 186 Th 1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja,
f. Instruksi Menaker No. 11/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.

4. Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja

a. UU No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,


b. UU No. 03 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No.
120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor,
c. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
d. Permenaker No. 05 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja,
e. Permenakertrans No. 08 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung
Diri,
f. Permenaker No. 09 Tahun 2016 Tentang K3 Dalam Pekerjaan
Pada Ketinggian,
g. SE Dirjen Binwasnaker No. 01 Tahun 2011 Tentang Juknis
Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas
Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya.

5. Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya

a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,


b. Permenaker No. 05 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja,
c. Permenaker No. 03 Tahun 1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes,
d. Permenaker No. 03 Tahun 1986 Tentang Syarat-Syarat K3 di
Tempat yang Mengelola Pestisida,
e. Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja,

1. Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja

PT. Narada Katiga Indonesia | 11


a. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
a. No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
b. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja,
c. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja,
d. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja,
e. Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan di tempat Kerja,
f. Permendagri RI No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di daerah,
g. Permenkokesra RI No. 02 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Penggurangan
Dampak Buruk Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat
Adiktif Suntik,
h. Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pelatihan
dan Pemberian Lisensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) di tempat Kerja.
i. PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
j. Permenakertrans No.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.70 Tahun
2016 tentang Standard dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07/MENKES/327/2020 tentang Penerapan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Akibat Kerja Sebagai
Penyakit Akibat Kerja Yang Spesifik Pada Pekerjaan Tertentu

PT. Narada Katiga Indonesia | 12


2. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3

a. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,


b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang
Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3),
e. Permennakertrans PER/01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan,
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan
Susunan dan Tata Cara Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah dan Panitia Pembina,
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
239 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum,
h. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
03 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli
Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Undang –
Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut ahli K3.
i. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 18 Tahun 2016
tentang Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. Dasar Hukum Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


terdiri dari 11 Bab dan 18 pasal,
PT. Narada Katiga Indonesia | 13
b. UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
c. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3,
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3.

BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan

PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang


pengolahan kulit untuk memproduksi sarung tangan golf yang diolah dari kulit
mentah menjadi kulit yang siap untuk dibuat menjadi sarung tangan. Adapun
bahan baku yang digunakan adalah kulit domba dan kambing yang sudah
dihilangkan bulunya dan melalui proses pengasaman.
Perusahaan ini pada awalnya didirikan dengan nama PT. Adi Satria
Abadi, tetapi pada waktu diajukan untuk pengesahan ke Departemen
Kehakiman, nama tersebut telah terdaftar pada perusahaan lain. Mengikuti
peraturan pada Departemen Kehakiman, yang tidak memperbolehkan
penggunaan nama perusahaan yang sama, maka disarankan untuk
menggunakan nama yang lain. Kemudian namanya diubah menjadi PT. Adi
Satria Abadi dan dapat disahkan oleh Departemen Kehakiman. Dengan
demikian nama resmi yang selanjutnya digunakan adalah PT. Adi Satria
Abadi. Perusahaan ini didirikan oleh beberapa orang yang saling bekerja
sama yaitu bapak Subiyono, Bsc., Bapak Diyono HS. Bsc., dan Ibu M.
Difalik Tontowiyah dengan modal awal sebesar Rp. 100.000.000.

PT. Narada Katiga Indonesia | 14


Pada awalnya lokasi pabrik terletak di Pucang Sawit, Jebres, Solo.
Namun pada tahun 2005, pihak perusahaan dapat membeli tanah di daerah
Kalasan dan pada akhir tahun 2006 pabrik baru pun selesai dibangun. Pada
awal Mei 2007 pabrik yang dibangun di Sidokerto, Purwomartani, Kalasan ini
secara resmi dijadikan sebagai tempat pembuatan sarung tangan golf hingga
sekarang ini. Dalam hubungannya dengan perusahaan lain yang sejenis, PT.
Adi Satria Abadi memiliki prinsip yaitu memandang perusahaan tersebut
sebagai teman kerja dan bukan merupakan pesaing atau musuh perusahaan.
Pada awal-awal kegiatan usaha, akhir tahun 1994 yakni bulan Desember
perusahaan berusaha mencari rekan kerja dengan menghubungi supplier kulit
mentah sebagai bahan baku, supplier obat-obatan untuk membantu proses
pengolahan kulit dan mencari pabrik-pabrik yang kurang aktif untuk diajak
bekerja sama di bidang proses. Bahan utama yang digunakan dalam proses
pembuatan sarung tangan golf adalah kulit dan bahan pembantu seperti
benang, karet, pita, lekra, velcro, kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang
dilalui dalam pembuatan sarung tangan golf ini yaitu: persiapan bahan,
pemotongan press, persiapan produksi (P.S.P), proses jahit, finishing dan
pengepakan. Proses produksi sehari satu kelompok dapat menghasilkan 600-
700 pasang sarung tangan golf.

PT. Narada Katiga Indonesia | 15


PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk produksinya. Bagian
perusahaan yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa Bayakan, Kelurahan Siti
Mulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Bagian perusahaan yang
menangani pembuatan sarung tangan berlokasi di Jalan Adisucipto Km. 8,5, Dusun
Sidokerto RT. 03 / RW. 01 Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Pembuatan
sarung tangan ini sebelumnya berlokasi di kompleks L.I.K Maguwoharjo dengan menyewa
gedung milik Departemen Perindustrian. Pada awal didirikan, PT. Adi Satria Abadi hanya
mengkhususkan diri pada pengolahan kulit terutama untuk di ekspor. Pada tahun 1997,
perusahaan mulai merasakan adanya kulit-kulit yang sobek karena proses maupun jumlah
kutu yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan kulit menjadi afkir (tidak dapat
digunakan) dan mempengaruhi sulitnya penjualan. PT. Adi Satria Abadi kemudian
mendirikan pabrik sarung tangan untuk mengolah kulit-kulit afkir tersebut. Kulit afkir yang
telah diolah kembali dapat mempunyai nilai jual dan tidak terbuang, sehingga pabrik
sarung tangan ini sifatnya sebagai pelengkap pabrik kulit yang memproduksi kulit bahan
sarung tangan.
PT. Adi Satria Abadi memiliki 211 karyawan dengan rincian 201 karyawan tetap
dan 10 karyawan kontrak. Seluruh karyawan PT. Adi Satria Abadi telah diikutsertakan
dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Selain itu untuk pelayanan kesehatan di
PT. Adi Satria Abadi menyediakan klinik perusahaan dengan 1 dokter umum dan buka 1
minggu 2 kali.
Adapun Visi dan Misi perusahaan, sebagai berikut:

1. VISI

Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi yaitu:
“Mendirikan Perusahaan Kecil yang Sehat”.

2. MISI

PT. Adi Satria Abadi mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan


perusahaan yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan

b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan Pelanggan adalah


Budaya Kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah mitra kerja, bukan aset perusahaan.

PT. Narada Katiga Indonesia | 16


PT Adi Satria Abadi adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja
yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung
jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik
dalam bidang K3. Untuk itu manajemen berkomitmen:
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang
lain (mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan
masyarakat sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3
untuk meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Adi
Satria Abadi memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang
kemudian dibawahnya terdapat Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang
berbeda dan tanggung jawab yang berbeda. Direktur PT. Adi Satria Abadi
memiliki tanggung jawab penuh terhadap kedua pabrik dengan lokasi kantor
berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab
penuh terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi:

PT. Narada Katiga Indonesia | 17


Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Adi Satria Abadi
2.2 Proses Produksi

Proses produksi pada PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses
yaitu produksi basah dan produksi kering. Produksi basah dimulai dari
pengolahan bahan baku berupa kulit domba dan kambing sekitar 1000 sampai
2000 lembar yang didapat dari bahan baku lokal maupun ekspor. Proses
produksi basah pertama yaitu kesrik, pada proses ini bertujuan untuk
mengurangi sisa lemak agar kulit terpisah dari lemaknya menggunakan bahan
kimia.
Proses selanjutnya kulit diaduk dan diputar kurang lebih selama tiga hari
didalam drum, proses ini dinamakan tanning. Setelah proses ini kulit
memasuki proses wet blue untuk mengklasifikasi dan menyeleksi kulit yang
baik dan untuk mengetahui kulit yang mengalami cacat produksi. Proses
selanjutnya shaving yang bertujuan untuk menyamakan ketebalan kulit, pada
proses ini digunakan bahan kimia. Setelah proses shaving kulit masuk kedalam
proses drying yang merupakan proses untuk pewarnaan kulit selama dua hari.
Total waktu yang dibutuhkan untuk produksi basah adalah satu minggu.
Produksi kering diawali dengan proses setter drying yang bertujuan
mendiamkan kulit dari proses drying. Selanjutnya masuk kedalam proses
hanging yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air didalam kulit agar
tekstur kulit menjadi keras. Setelah itu masuk ke proses miling, kulit
dimasukan ke dalam drum kering agar mengalami pelemasan. Proses
berikutnya yaitu staking untuk menjadikan kulit lemas agar mudah diproses.
Proses terakhir dalam produksi kering yaitu toggling, kulit dimasukan kedalam
oven dan setelah itu kulit dikemas. Untuk lebih jelasnya proses produksi basah
dan produksi kering dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

PT. Narada Katiga Indonesia | 18


Gambar 1. Bagan Proses Alur Produksi

2.3 Potensi Bahaya

Dalam hasil Praktek Kerja Lapangan Perusahaan PT. Adi


Satria Abadi, teridentifikasi adanya potensi bahaya yang dapat
dikategorikan sebagai potensi positif dan negatif di dalam
perusahaan. Potensi positif yang ditemukan diharapkan
dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan temuan potensi negatif
diharapkan dapat di perbaiki atau diganti jika memerlukan
penggantian alat.

Identifikasi temuan potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi


Satria Abadi yaitu;
1. Potensi Terjepit

Berdasarkan identifikasi temuan yang ada, maka pemakaian


mesin-mesin produksi penyamakan kulit, serta cara kerja dan
sikap kerja terlihat kurang sesuai dan dapat berpotensi berbahaya.
Bahaya yang terjadi bisa saja terjepit khususnya dalam mesin

PT. Narada Katiga Indonesia | 19


yang sedang digunakan. Kecelakaan ini biasanya terjadi pada
proses penyamakan kulit yaitu dapat berakibat terjepit mesin
shaving jika tidak berhati-hati. Hal ini disebabkan kulit yang
diproses di mesin ini masuk kategori kulit basah sehingga yang
mungkin terjadi karena kulit terlalu licin, tebal dapat berbahaya
bagi pekerja dalam mengambil kulit dalam mesin sehingga dapat
berakibat terjepit. Pada umumnya tenaga kerja di perusahaan ini
kurang berhati-hati dan tidak patuh pada pedoman kerja sehingga
kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.
2. Potensi Terjatuh

Berdasarkan identifikasi temuan yang ada, ditemukan beberapa


tempat dan tangga tidak mempunyai pegangan. Potensi bahaya
yang dapat teridentifikasi adalah terjatuh. Sebaiknya, hal ini
sering kali tidak di perhatikan oleh tenaga kerja sehingga
berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.
3. Potensi Peledakan

Berdasarkan identifikasi temuan yang ada, sumber bahaya


peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti:
tabung gas oksigen, formalin, dll, yang dapat berpotensi
berbahaya yaitu meledak dan terbakar.
4. Potensi Terpeleset

Berdasarkan identifikasi temuan yang ada, ditemukan ada tempat


kerja yang terlihat kondisi tidak baik dan tergenang. Hal ini jika
tidak ditindaklanjuti maka akan berpotensi menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.
5. Potensi Tersetrum

Berdasarkan identifikasi temuan yang ada, ditemukan adanya


tanki berisi cairan mudah terbakar maupun cairan tidak mudah
terbakar yang diletakkan didekat benda dengan tegangan listrik

PT. Narada Katiga Indonesia | 20


tinggi, sehingga dapat diidentifikasikan berbahaya mudah
tersetrum jika terjadi bahaya arus pendek pada listrik. Hal ini
berpotensi terjadinya kebakaran. Namun, pada tanki yang berisi
tidak mudah terbakar, juga akan berpotensi tersetrum jika tidak
diamankan dengan baik.
6. Potensi Terbakar

Berdasarkan identifikasi temuan yang ada, dengan luas bangunan


seluas 700 M2 dan teridentifikasi temuan bahwa terdapat hanya
18 tabung APAR yang terdapat di dalamn perusahaan ini.

2.4 Temuan-Temuan di Lapangan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Adi Satria Abadi


(ASA) terdapat 2 jenis temuan. Temuan positif dan temuan negatif dari
masing-masing aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
1. Temuan Positif

a. Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan, Tangki Timbun

1) Compressor (bejana tekan) sudah di lengkapi dengan cover belt dan


pulley

2) Compressor (bejana tekan) sudah di lengkapi dengan tanda mesin


otomatis dan pressure gauge

3) Hot water boiler (pesawat uap) juga sudah di lengkapi dengan panel
otomatis. Jika temperatur air sudah mencapai 75℃, maka Burner
akan mati dengan sendirinya.
b. Bidang K3 Mekanik

1) Lift barang (pesawat angkat) sudah di lengkapi dengan name plate.


(Berdasarkan hasil wawancara)
2) Cerobong asap Genset (mesin diesel) yang merupakan tenaga awal
untuk mesin produksi sudah di lengkapi dengan cover anti panas.

PT. Narada Katiga Indonesia | 21


1) Perusahaan melakukan pemeriksaan berkala pada setiap mesin operasi
setiap 3 bulan sekali (Berdasarkan hasil wawancara)

2) Satu orang operator forklift (pesawat angkat dan angkut) sudah di


lengkapi dengan sertifikat kelas 2 (dua).
a. Bidang K3 Instalasi Listrik

1) Sistem Elektrikal Otomatis terlihat pada panel sesuai dengan


persyaratan utama instalasi listrik -puil 2000.
2) Box Panel Listrik (PxLxT) dan tebal plat kotak sudah sesuai
ditempatkan
dengan posisi yang baik dan rapih dalam instalasi. Gambar Panel
Listrik
Industri sesuai PUIL 2000.

a. Bidang K3 Konstruksi Bangunan

Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan


Gedung. Berikut merupakan temuan K3 Konstruksi Bangunan PT. Adi
Satria Abadi yang mengacu pada perundang-undangan. Yaitu:
1) Kontruksi Bangunan PT. Adi Satria Abadi Keseluruhan sudah
permanen dengan luas 700 m2.
2) Klinik dan Lantasi di tempat kerja tersedia.

3) Jalur Evakuasi sudah tersedia.

4) Titik kumpul (Master Point) sudah tersedia.

5) Struktur dan konstruksi masuk bangunan permanen.

6) Dinding, pintu dan jendela sudah sesuai standar.

7) Memenuhi standar-standar bangunan gedung.

8) Kamar mandi 18 unit (6 unit perempuan dan 12 unit laki laki).

9) Ruang Kantor, Ruang Security, Gudang dll.

PT. Narada Katiga Indonesia | 22


a. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran
Berdasarkan Permenakertrans RI No.04/MEN/1980 Tentang Syarat-
syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR. Berikut merupakan temuan
K3 Penanggulangan Kebakaran di PT. Adi Satria Abadi yang mengacu
pada perundang-undangan. Yaitu:
1) Pemasangan APAR (di gudang,Ruang Produksi,Office)
2) Pemasangan tanda : check list segitiga APAR
1) Adanya bahan berupa liquid di dekat sakelar.

b. Bidang K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

1) Toilet yang ada pada perusahaan juga sudah melebihi batas standar
minimal yang diwajibkan sejumlah 22 toilet, 6 diantaranya sudah
terpisah. (Berdasarkan wawancara)
1) Pada area produksi, ruang tertentu/terbatas, pencahayaan dan ventalisi
sudah cukup baik jika dilihat secara visual, di ruangan tersebut juga
terdapat beberapa kipas angin, sehingga sirkulasi oksigen lancar dan
tidak menghambat produktifitas.
2) Rambu-rambu tanda bahaya, jalur evakuasi sudang terpasang di
beberapa sudut gedung.
3) Perusahaan telah memenuhi hak perempuan dengan adanya ruang
laktasi untuk menyusui. Adanya klinik perusahaan membantu
karyawan PT. ASA untuk mengecek kesehatan.
4) Perusahaan sudah menerapkan pengelolaan limbah menggunakan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada K3 lingkungan., saat
pembuangan limbah cair ke sungai diuji dengan dibuatkan kolam ikan
pada kolam bio indikator.

c. Bidang K3 Kesehatan Kerja

1) Sudah memiliki fasilitas klinik yang memadai dan juga memiliki


ruangan laktasi.
2) Toilet khusus staff dikantor sudah terpisah antara laki-laki dan wanita

PT. Narada Katiga Indonesia | 23


3) Semua karyawan mendapatkan BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
4) Adanya rambu dilarang merokok di tempat kerja
5) Adanya rambu untuk membudayakan kebersihan, keselamatan dan
kesehatan kerja.
6) Sudah memiliki 14 Kotak P3K

d. Bidang Kelembagaan dan Keahlian K3

1) PT ASA membentuk P2K3


2) Operator forklift memiliki SIO
3) Sudah memiliki sertifikat AK3

2. Temuan Negatif

a. Bidang K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

1) Cerobong panas pada Hot Water Boiler tidak di lengkapi dengan


pembungkus anti panas yang mana dapat melindungi pekerja.

2) Kabel dari Burner hampir menempel dengan cerobong, yang berisiko


kabel akan meleleh akibat panas dari cerobng

b. Bidang K3 Mekanik

1) Operator juru las tidak di lengkapi dengan lisensi (Berdasarkan hasil


wawancara)
2) AC motor (penggerak mekanik) pada mesin Kesrik tidak diberi
pengaman pada bagian belt sehingga berisiko mencelakai pekerja.
3) Mesin Shaving tidak memiliki pagar pengaman untuk melindungi
tangan operator yang sedang bekerja.
4) Roda gigi (gear) tidak dilengkapi dengan pengaman yang memadai.
a. Bidang K3 Instalasi Listrik

1) Banyak temuan benda yang tidak tempatnya dan terlihat pada gambar
dibawah yang berdekatan dengan instalasi kabel

PT. Narada Katiga Indonesia | 24


2) Tidak ada AK3 Listrik hanya SDM yang paham Kelistrikan mengingat
memiliki Gardu Trafo 690 Kva dan mesin 2 unit (400 & 500 Kva)
harus memiliki tenaga ahli K3 Listrik/AK3 Listrik
3) Tidak ditemukan adanya lapisan karet (rubber matt) pada panel listrik
untuk mencegah terjadinya sengatan listrik.
4) Beberapa lampu ditemukan tidak dilengkapi dengan penutup (cover)
lampu yang dapat menghalau potensi terlempar pecahan material jika
terjadi ledakan pada lampu.
5) Ditemukan ada kabel yang melintang pada tiang kayu. Jika kabel
dalam kondisi terkelupas, dapat menjadi potensi bahaya terbakar
apabila terjadi kosleting.
6) Terdapat lubang pada dinding dekat instalasi kabel listrik. Jika terjadi
hujan, berpotensi air akan masuk melalui lubang dan mengenai
instalasi kabel dan panel listrik, berpotensi menyebabkan kosleting.
a. Bidang K3 Konstruksi Bangunan

1) Atap menggunakan bahan asbes terdapat bagian yang crack.

2) Tembok tulangan cor ada keretakan.

3) Terdapat lantai penggenangan air dan tidak ada pembuangan area


proses stunning
4) Kolam penampung limbah tidak diberi pagar pembatas.
5) Tanda bahaya / dilarang masuk tidak lengkap.
6) Tangga yang digunakan dekat mill masih berupa tangga semi
permanen yang terbuat dari kayu. Tangga tidak dilengkapi dengan
anti-slip sehingga berpotensi pekerja terpeleset dari tangga.
7) Terdapat perancah dari gabungan kayu dan besi di depan mill yang
sedang dioperasikan. Belum diketahui peruntukan perancah
tersebut. Jika digunakan sebagai akses menuju mill, sebaiknya
dibuat tangga.
8) Terjadi kerusakan (lubang) di area dinding atap bangunan.

PT. Narada Katiga Indonesia | 25


a. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran

1) Gudang bahan baku, ruang kesrik dan tanning tidak disesuikan


jaraknya untuk peletakan APAR.
2) Tim regu penanggulangan kebakaran tidak memiliki lisensi
keahlian khusus dari Kemenaker RI.
3) Ketersediaan APAR hanya ada 18 tabung (tidak sesuai dengan
luas bangunan 700 m2).
4) Smoke dan heat detector belum terpasang.
5) Emergency/General Alarm belum terpasang.
6) Ruang Kesehatan Tidak dilengkapi dengan APAR.
7) Banyak lokasi yang diberi marking penempatan APAR namun
tidak di temukan APAR.
8) Lokasi penempatan APAR banyak terhalang benda-benda.
9) Tidak ditemukan APAR di ruang genset.
10) Penempatan APAR belum sesuai dengan standar dimana APAR
harus ditempatkan 120 cm dari tanah dan penanda (marking) 125
cm dari permukaan tanah. Saat ini posisi penanda APAR masih
terlalu tinggi.
11) Jalur evakuasi banyak tumpukan barang
12) Pintu keluar hanya membuka ke dalam, sehingga jika terjadi
kebakaran, maka akan berbahaya bagi tenaga kerja yang bekerja di
dalam ruang .

b. Bidang K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

1) Toilet pria dan wanita di area produksi belum seluruhnya terpisah,


sehingga dapat berpotensi menimbulkan adanya tindakan asusila/
pelecehan. (Berdasarkan wawancara).
2) Ditemukan banyak genangan air dilantai pada area produksi yang
dapat menyebabkan terpeleset.
3) Kurangnya pencahayaan pada area gudang.

PT. Narada Katiga Indonesia | 26


4) Terdapat pekerja tidak mengenakan APD Safety Shoes di area
produksi.
5) PT. ASA memiliki ± 100 jenis bahan kimia, diantaranya
ammoniak, formalin, chrome dan pewarna kulit. Berdasarkan hasil
uji ke Dinas Tenaga Kerja, PT. ASA masuk kategori bahaya
sedang. Namun, PT. ASA tidak memiliki Ahli K3 Kimia, hanya
ada operator/pegawai lulusan kimia (Berdasarkan wawancara).
6) Pada saat proses produksi banyak drum/kantong plastik
chemical tanpa label dan tanda bahaya.

c. Bidang K3 Kesehatan Kerja

1) Dibagian produksi tidak ada perbedaan antara toilet Laki-laki dan


Wanita.
2) Tenaga kerja tidak menggunakan sarung tangan (APD).
3) Jasa catering belum mendapatkan lisensi.

d. Bidang Kelembagaan dan Keahlian

1) Operator cadangan tidak memiliki SIO hanya diberikan


pembekalan pelatihan dari operator lainnya yang sudah memiliki
SIO.
2) Ahli K3 tidak menyertakan SKP.
3) Belum memiliki Ahli K3 Listrik.

e. Bidang SMK3

1) Belum menerapkan audit internal maupun eksternal.

PT. Narada Katiga Indonesia | 27


BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Analisa Temuan K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan, K3 Instalasi Listrik, K3 Konstruksi Bangunan, K3
Penanggulangan Kebakaran, Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya, Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahlian, serta SMK3
sebagai berikut:

3.1 ANALISA TEMUAN POSITIF

Analisa Peraturan Perundang-undangan


No Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)

1 Area Compressor (bejana tekan) sudah di lengkapi Cover belt memberikan Belt dan cover belt Permenaker 37 Tahun 2016
Produksi dengan cover belt perlindungan pekerja harus sering dilakukan pasal 14 ayat 1
dari risiko terjepit pada pemeriksaan secara “Bejana penyimpanan gas, campuran
pengoperasian mesin berkala sebagai gas, dan/atau bejana transport harus
yang sedang berjalan. antisipasi terjadinya dilengkapi dengan katup penutup”
aus pada belt

PT. Narada Katiga Indonesia | 28


PT. Narada Katiga Indonesia | 29
Analisa Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)

2 Area Compressor (bejana tekan) sudah di lengkapi Jika pressure gauge Sistem mesin Permenaker 37 Tahun 2016
Produksi dengan mesin otomatis. sudah mencapai otomatis harus pasal 16 ayat 1
tekanan angin 7 bar, diperiksa secara “Bejana Tekanan berisi gas atau gas
maka mesin akan mati berkala untuk campuran yang dapat menimbulkan
secara otomatis. mengetahui tekanan melebihi dari yang
Sehingga aman dari bahwa alat diperbolehkan, harus diberi tingkap
risiko ledakan akibat berfungsi dengan pengaman atau alat pengaman sejenis
overpressure. baik. yang dapat bekerja dengan baik.”

3 Area Hot water boiler (pesawat uap) juga sudah di Jika temperatur air Sistem mesin Permenaker No.38 tahun 2016 pasal 8
Produksi lengkapi dengan panel otomatis. sudah mencapai 75℃, otomatis harus ayat 4 point d
maka burner akan diperiksa secara “Alat perlindungan sebagai mana yang
mati dengan berkala untuk di maksud pada ayat 2 berfungsi secara
sendirinya. Sehingga mengetahui otomatis sesuai pengoperasian pesawat
hot water boiler aman bahwa alat tenaga dan produksi”
dari risiko ledakan berfungsi dengan
akibat overheat. baik.

PT. Narada Katiga Indonesia | 30


Peraturan Perundang-
Analisa
No Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran undangan (termasuk
dampak/manfaat
pasal dan ayat)

4 Area Cerobong asap Genset (mesin diesel) yang merupakan tenaga awal Dengan adanya Harus dilakukan Permenaker No. 38
Produksi untuk mesin produksi sudah di lengkapi dengan cover anti panas. cover anti panas, pengecekakan Tahun 2016
pekerja terlindung berkala untuk Pasal 97
dari panas yang meninjau sekrup “Konstruksi cerobong
dihasilkan dari pengikat isolator tanur harus sesuai
cerobong asap pada tersebut. Karena dengan ketentuan
genset. apabila sekrup perunda- undangan yang
tersebut lepas, berlaku dan standar”
maka isolator akan
lepas dan tidak
melindungi pekerja
dari cerobong yang
panas.

PT. Narada Katiga Indonesia | 31


Peraturan Perundang-
Analisa
No Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran undangan (termasuk pasal
dampak/manfaat
dan ayat)

5 Area Satu orang operator forklift (pesawat angkat dan Operasi forklift Operator cadangan Permenaker No 8 Tahun
Office angkut) sudah di lengkapi dengan sertifikat kelas 2 dilaksanakan oleh forklift juga 2020
(dua). operator yang sudah mendapatkan Pasal 141 ayat 2
memiliki kemampuan pelatihan sertifikasi “Pengoperasian Pesawat
dan kapasitas yang atau SIO sehingga Angkat dan Pesawat Angkut
disyaratkan oleh memiliki harus dilakukan oleh Operator
Peraturan Perundang- kemampuan yang dengan
undangan. Sehingga sesuai standar dalam kualifikasi sesuai jenis dan
proses operasi terhindar mengoperasikan kapasitas Pesawat Angkat dan
dari kecelakaan kerja. mesin. Pesawat Angkut”

PT. Narada Katiga Indonesia | 32


Lokasi Temuan dan Analisa Peraturan Perundang-undangan (termasuk pasal dan
No Saran
Dokumentasi dampak/manfaat ayat)

6  Lokasi: Ruang Produksi Kondisi mesin operasi Proses pemeriksaan


Temuan: Perusahaan dalam kondisi baik sebaiknya
melakukan pemeriksaan karena dilakukan didokumentasikan agar Undang-Undang No. 38 Tahun 2016 Pasal 4
berkala pada setiap mesin perawatan secara perusahaan mengetahui “Pelaksanaan syarat-syarat K3 pesawat tenaga dan produksi
operasi setiap 3 bulan sekali. berkala, apabila mesin perawatan yang sudah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi kegiatan
(Berdasarkan hasil operasi mengalami diberikan maupun mesin perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan,
wawancara) masalah, mesin bisa yang sering mengalami pemakaian atau pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan
langsung segera kendala. Apabila mesin atau modifikasi dan perubahan, serta pemeriksaan dan
diperbaiki. operasi dimodifikasi, mesin pengujian.”
operasi perlu dilakukan
pemeriksaan berkala.
Undang-Undang No. 38 Tahun 2016 Pasal 5 ayat 4
“Pemakaian atau pengoperasian pesawat tenaga dan
produksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian sebelum digunakan
serta dilakukan pemeliharaan secara
berkala”

Permenaker No. 01 Tahun 1988


pasal 10 ayat 2
“Melakukan pengecekan dan pengamatan
kondisi/kemampuan kerja serta merawat pesawat uap, alat-
alat pengaman dan alat perlengkapan lainnya yang terkait
dengan bekerjanya pesawat uap yang dilayaninya”

PT. Narada Katiga Indonesia | 33


Peraturan Perundang-undangan (termasuk
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Analisa dampak/manfaat Saran
pasal dan ayat)

K3 Listrik
1 PT. ASA Sistem Elektrikal Otomatis Sistem Elektrikal Otomatis Dirawat agar penggunaan
terlihat pada Terlihat pada panel listrik bisa untuk jangka panjang.
panel listrik. terlihat rapi dan aman, serta
tidak ada kabel dengan
Permenaker No.12 Tahun 2015
isolator terbuka.
Pasal 3 point a
“Melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang di
dalam lingkungan tempat kerja dari potensi
bahaya listrik”

Permenaker No.12 Tahun 2015


Pasal 3 point b
“Menciptakan instalasi listrik yang aman,
handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya”

PT. Narada Katiga Indonesia | 34


Peraturan Perundang-undangan (termasuk
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Analisa dampak/manfaat Saran
pasal dan ayat)

PT. Narada Katiga Indonesia | 35


1 PT. ASA Konstruksi bangunan PT. Bangunan permanen akan Diberikan perawatan Permenaker PER 01/MEN/1980 pasal 3
ASA secara mempengaruhi strukstur agar kontruksi bangunan “Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan
keseluruhan sudah berupa bangunan itu sendiri baik tetap kokoh dan kuat. harus diusahakan pencegahan atau dikurangi
bangunan permanen baik dari segi gempa, kebakaran terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja
bangun inti, jalur evakuasi , dll. terhadap tenaga kerjanya. (2) Sewaktu
titik kumpul IPAL dll. pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu
unit keselamatan dan kesehatan kerja, hal
tersebut harus diberitahukan kepada setiap
tenaga kerja. (3) Unit keselamatan dan
kesehatan kerja tersebut ayat (2) pasal ini
meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap:
kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit
akibat kerja, pertolongan pertama pada
kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan”

K3 Konstruksi & Bangunan

PT. Narada Katiga Indonesia | 36


2 PT. ASA Ruang semi-outdoor dengan Udara dapat tersirkulasi - Permenaker PER 01/MEN/1980 Pasal 5 ayat 3
bagian atas terbuka sehingga dengan baik. “Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi
dapat memaksimalkan yang cukup sehingga dapat mengurangi bahaya
sirkulasi udara. debu, uap dan bahaya lainnya”

K3 Penanggulangan Kebakaran
1 Depan Pemasangan APAR Selalu dilakukan - Permenaker No. PER-04/MEN/1980 pasal 2
Ruang pemeriksaan berkala pada ayat 2 point c
Office APAR dan posisi APAR “Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
mudah terlihat. a. Jenis cairan(air)
b. Jenis busa
c.Jenis tepung kering
d. Jenis gas (hydrocarbonberhalogen dan
sebaginya.)”
Pasal 4 ayat 1
“Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan”

PT. Narada Katiga Indonesia | 37


2 PT. ASA APAR Telah dilakukan Kondisi APAR selalu - Permenaker No. PER-04/MEN/1980
inspeksi rutin tiap dua bulan dalam keadaan laik pakai Pasal 11 ayat 1
sekali oleh pihak ketiga yaitu setiap saat. “Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa
CV Manunggal. 2 (dua) kali dalam setahun yaitu:
(Wawancara) a. Pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan.
b. Pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas)
bulan.”

3 PT. ASA Refreshment penanggulangan Seluruh TK dibekali - UU No. 01 Th 1970 Pasal 9 ayat 3
kebakaran setiap satu tahun dengan pengetahuan “Pengurus diwajibkan menyelenggarakan
sekali oleh third party yaitu mengenai penanggulangan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada
CV. Manunggal kepada kebakaran, sehingga TK di bawah pimpinannya, dalam pencegahan
seluruh tenaga kerja. mengetahui tugas dan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
(Wawancara) tanggung jawabnya saat peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
terjadi kebakaran. pula dalam pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan”

PT. Narada Katiga Indonesia | 38


Analisa Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)
1 Fasilitas Jumlah toilet sudah lebih dari Jumlah toilet sudah Permenaker No. 5 Tahun 2018
Toilet ketentuan. (Wawancara) memenuhi rasio Pasal 34 ayat 5
kebutuhan jamban “Untuk menjamin kecukupan atas
dengan jumlah tenaga kebutuhan jamban dengan jumlah
kerja sehingga akan tenaga kerja dalam satu waktu kerja
sangat menunjang harus memenuhi ketentuan sebagai
mengeni kesehatan berikut;
tenaga kerja a. untuk 1-15 orang = 1 (satu)
jamban;
b. untuk 16-30 orang = 2 (dua)
jamban;
c. untuk 31-45 orang = 3 (tiga)
jamban;
d. Untuk 46 -60 orang = 4 (empat)
jamban;
e. untuk 61 - 80 orang = 5 (lima)
jamban;
f. Untuk 81 -100 orang = 6 (enam)
jamban;
g. setiap penambahan 40 orang
ditambahkan 1 (satu) jamban”

PT. Narada Katiga Indonesia | 39


Analisa Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)
2 Area Adanya ventilasi udara dan beberapa Ventilasi udara yang Permenaker No. 5 Tahun 2018
Produksi kipas angin. cukup membuat Pasal 39
sirkulasi oksigen 1. Kebutuhan atas udara yang
menjadi lancar, bersih dan sehat harus dipenuhi
adanya beberapa pada setiap Tempat Kerja.
kipas angin juga 2. Pemenuhan kebutuhan udara di
membantu suhu ruang Tempat Kerja dilakukan melalui:
menjadi terkontrol. a. KUDR;
b. ventilasi; dan
c. ruang udara.
3. Tempat Kerja untuk melakukan
jenis pekerjaan administratif,
pelayanan umum dan fungsi
manajerial harus memenuhi
KUDR yang sehat dan bersih.

PT. Narada Katiga Indonesia | 40


Analisa Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)
3 Gedung Rambu-rambu yang PP No. 36 Tahun 2005 Tentang
PT. ASA terpasang dengan Bangunan Gedung Pasal 59
jelas (1) Setiap bangunan gedung, kecuali
dengan adanya rumah tinggal tunggal dan rumah
rambu-rambu yang deret sederhana, harus menyediakan
terpasang, ketika ada sarana evakuasi yang meliputi sistem
terjadi hal yang tidak peringatan bahaya bagi pengguna,
diinginkan, maka pintu keluar darurat, dan jalur
proses evakuasi evakuasi yang dapat menjamin
menjadi terarah. kemudahan pengguna bangunan
gedung untuk melakukan evakuasi
dari dalam bangunan gedung secara
aman apabila terjadi bencana atau
keadaan darurat.
(2) Penyediaan sistem peringatan
bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur evakuasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan fungsi dan
Rambu-rambu peringatan bahaya.
klasifikasi bangunan gedung, jumlah
dan kondisi pengguna bangunan
gedung, serta jarak pencapaian ke
PT. Narada
tempatKatiga Indonesia | 41
yang aman.
Analisa Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)
4 Klinik Hak perempuan dan Permenkes No 15 Tahun 2013 Pasal
Perusahaan anak terpenuhi 6
dan Ruang dengan adanya ruang (1) Setiap Pengurus Tempat Kerja
Laktasi. laktasi untuk dan Penyelenggara Tempat Sarana
menyusui. Umum harus memberikan
kesempatan bagi ibu yang bekerja di
dalam ruangan dan/atau di luar
Keberadaan ruang laktasi ruangan untuk menyusui dan/atau
memerah ASI pada waktu kerja di
tempat kerja.
(2) Pemberian kesempatan bagi ibu
yang bekerja di dalam dan di luar
ruangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa penyediaan
ruang ASI sesuai standar
5 TPS Pengolahan limbah Peraturan Pemerintah Republik
cair dikelola secara Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
mandiri oleh PT. Pasal 3 Ayat 1
ASA. “(1) Setiap Orang yang
Pengelolaan limbah menghasilkan Limbah B3 wajib
padat dikelola oleh melakukan Pengelolaan Limbah B3
pihak ketiga. yang dihasilkan”
PT. Narada Katiga Indonesia | 42
Analisa Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Saran
dampak/manfaat (termasuk pasal dan ayat)
IPAL Pengelolaan limbah
agar tidak mencemari
lingkungan.

Tempat Pembuangan Sampah


Sementara

PT. Narada Katiga Indonesia | 43


No. Lokasi Temuan Analisa Peraturan Perundang-undangan
Saran
(termasuk pasal dan ayat)
Bidang Kesehatan Kerja
1 Klinik PT. ASA sudah memiliki Memiliki klinik khusus Lebih ditingkatkan lagi KepDirjen PPK No.Kep 22 Tahun
PT. ASA klinik kesehatan PT. ASA yang berfungsi dalam menjaga dan 2008
untuk : merawat fasilitas “Penyelenggaraan pelayanan
a. Memelihara dan kesehatan kesehatan kerja wajib ilakukan
meningkatkan derajat sendiri oleh perusahaan dalam
kesehatan bentuk rumah sakit perusahaan atau
b. Membantu perusahaan klinik perusahaan”
menentukan kebijakan
dalam bidang
kesehatan kerja.
c. Memelihara
produktifitas kerja
2 Gedung PT.ASA sudah menerapkan a. Dapat mengurangi Lebih diperbanyak lagi UU No 36 tahun 2009 Tentang
PT. ASA rambu Dilarang Merokok di risiko kebakaran pemasangan rambu Kesehatan Pasal 115 ayat 1
setiap ruangan poduksi b. Meningkatkan dilarang merokok disetiap huruf (f) ditempat kerja Kawasan
kesehatan pekerja area perusahaan Tanpa rokok (KTR)

PT. Narada Katiga Indonesia | 44


3 PT. ASA Semua karyawan mendapatkan Memberikan perlindungan Untuk penerapan PP No 44 tahun 2015 pasal 4
BPJS Kesehatan dan BPJS kesehatan tenaga kerja. regulasi sudah bagus “Setiap Pemberi Kerja selain
Ketenagakerjaan. dan tetap dipertahankan penyelenggara negara wajib
mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam
program JKK dan JKM kepada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”

4 Fasilitas Toilet khusus staff admin a. Untuk toilet staff admin Untuk kebersihan toilet Permenaker No 5 tahun 2018 pasal
toilet staff di sudah terpisah antara laki-laki sudah memenuhi aturan sudah bagus, tetap 34 Ayat 3
kantor admin dan wanita b. Kebersihan toilet sudah dipertahankan “Penempatan toilet harus terpisah
terjamin kebersihannya antara laki-laki, perempuan,
penyandang cacat, serta diberikan
tanda yang jelas”
PT. Narada Katiga Indonesia | 45
5 Gedung Sudah ada rambu tentang Membudayakan kebersihan, Sedikit diperjelas dan UU No 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1
PT. ASA kebersihan dan K3 keselamatan dan kesehatan diperbesar untuk slogan “Memelihara kebersihan, kesehatan,
kerja. membudayakan dan ketertiban”
kebersihan dan K3

Bidang Kelembagaan dan Keahlian


1 PT. ASA PT ASA sudah membentuk Untuk meringankan beban Lebih meningkatkan Permenaker No.04 Tahun 1987
P2K3 tugas pengusaha/pengurus lagi penerapan dan Pasal 2
khususnya dalam bidang K3 pelaksanaan P2K3 “Setiap tempat kerja dengan kriteria
tertentu pengusaha/pengurus wajib
membentuk P2K3”

2 Berdasarkan Operator forklift sudah Dapat meminimalisir tingkat Selalu memperhatikan Permenakertrans No.9 Tahun 2010
Pemaparan memiliki SIO risiko kecelakaan kerja atau masa berlaku SIO pasal 5 ayat 1
Video kelalaian karena operator “Pesawat angkat dan angkut harus
Observasi sudah memiliki pelatihan dioperasikan oleh operator pesawat
PKL khusus forklif angkat dan angkut yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku kerja sesuai
jenis dan kualifikasinnya”

PT. Narada Katiga Indonesia | 46


3 Berdasarkan Sudah memiliki sertifikat Dapat dipercaya untuk Untuk AK3 UU No 1 tahun 1970 pasal 1
Pemaparan AK3 memberi edukasi, saran diharapkan ayat 6
Video dan arahan tentang risiko melaksanakan Permenaker No 02 tahun 1992
Observasi bahaya tugasnya dengan baik Tentang Tata Cara Penunjukan
PKL Dengan adanya sertifikat Kewajiban dan Wewenang
ahli K3 di PT. ASA akan AK3U
meningkatkan citra yang
positif baik dari
masyarakat maupun
pemerintah

PT. Narada Katiga Indonesia | 47


3.2 ANALISA TEMUAN NEGATIF

Peraturan
N Analisa Potensi Perundang-
Lokasi Temuan dan Dokumentasi Rekomendasi
o Bahaya undangan (termasuk
pasal dan ayat)

K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


1 Area Cerobong panas pada Hot Water Boiler tidak di lengkapi Uap hasil Cerobong panas Permenaker No. 38
Produksi dengan cover anti panas. pembakaran yang diberi cover Tahun 2016 Pasal 97
dihasilkan isolasi dari “Konstruksi cerobong
cerobong panas rockwool tanur harus sesuai
dapat mencapai sebagai penahan dengan ketentuan
suhu tinggi dan panas dari uap perunda-undangan
apabila terkena yang dihasilkan yang berlaku dan
dapat pada cerobong. standar”
menyebabkan
kecelakaan pada
operator yang
sedang bekerja.

PT. Narada Katiga Indonesia | 48


Peraturan Perundang-
Analisa Potensi
No Lokasi Temuan dan Dokumentasi Rekomendasi undangan (termasuk
Bahaya
pasal dan ayat)

K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


2 Area Posisi kabel Burner hampir menempel dengan Kabel berisiko Instalasi kabel Permenaker No. 38
Produksi cerobong. meleleh akibat panas harus segera Tahun 2016 Pasal 16
yang dihasilkan diperbaiki dan “Perlengkapan dan
cerobong. Apabila diatur instalasi listrik pesawat
meleleh dapat sedemikian rupa tenaga dan produksi
menimbulkan arus sehingga tidak harus sesuai dengan
pendek (korslet) dekat dengan ketentuan peraturan
yang dapat cerobong. Perundang-undangan
menimbulkan bidang lsitrik”
potensi kebakaran.

PT. Narada Katiga Indonesia | 49


Peraturan Perundang-
N Analisa Potensi
Lokasi Temuan dan Dokumentasi Rekomendasi undangan (termasuk pasal dan
o Bahaya
ayat)

K3 Mekanik
1 Area AC motor (penggerak mekanik) pada AC motor tidak diberi AC motor pada mesin Permenaker No. 38 Tahun
Produksi mesin kesrik tidak diberi pengaman pengaman pada bagian Kesrik diberikan 2016 Pasal 8 b
pada bagian belt. belt berisiko terjadinya pengaman atau “Semua bagian yang bergerak
kecelakaan pada tenaga penutup pada bagian dan berbahaya dari pesawat
kerja dan dapat belt. tenaga dan produksi harus
berakibat fatal. dilengkapi alat pengaman”

PT. Narada Katiga Indonesia | 50


N Analisa Potensi Peraturan Perundang-undangan
Lokasi Temuan dan Dokumentasi Rekomendasi
o Bahaya (termasuk pasal dan ayat)

K3 Mekanik
2 Area Mesin Shaving tidak memiliki pagar Mesin tidak diberi Mesin diberi Permenaker No. 38 Tahun 2016
Produksi pengaman. pagar pengaman pagar pengaman Pasal 8 b
sehingga dapat untuk “Semua bagian yang bergerak dan
mengakibatkan melindungi berbahaya dari pesawat tenaga
kecelakaan kerja pada tangan operator dan produksi harus dilengkapi alat
tenaga kerja yaitu yang sedang pengaman”
terjepitnya tangan bekerja.
pekerja.

PT. Narada Katiga Indonesia | 51


Peraturan Perundang-
N Analisa Potensi
Lokasi Temuan dan Dokumentasi Rekomendasi undangan (termasuk
o Bahaya
pasal dan ayat)

K3 Mekanik
3 Area Roda gigi (gear) tidak dilengkapi dengan Roda gigi (gear) Pada roda gigi diberi Permenaker No. 38 Tahun
Produksi pengaman yang memadai. tidak dilengkapi penutup agar pekerja 2016 Pasal 10
dengan pengaman terhindar dari risiko “Roda gigi yang terbuka
yang memadai dapat terjepit. pada pesawat atau mesin
berpotensi terjadinya yang bergerak harus
bahaya, yaitu diberi alat perlindungan”
terjepitnya tangan
operator pada saat
mengoperasikan
mesin.

PT. Narada Katiga Indonesia | 52


Lokasi dan Peraturan Perundang-undangan (termasuk
No. Temuan Analisa Saran / Rekomendasi
Dokumentasi pasal dan ayat)

K3 Listrik
1 Area Produksi Ada bahan berupa Dapat 1. Liquid diletakkan di
liquid didekat mengakibatkan ruangan yang jauh
sakelar. kebakaran, ledakan dari listrik.
atau tersengat 2. Diberikan penghalang
listrik tegangan tinggi. khusus pada Sakelar
agar tidak sersentuh
langsung oleh Undang-undang No.1 tahun 1970 pasal 9
pekerja. ayat (3)
“Pengurus wajib membina K3 penaggulangan
kebakaran”

Permenaker No.12 Tahun 2015


Pasal 2 ayat 1
“Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja dan orang lain yang berada di dalam
lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik”

PT. Narada Katiga Indonesia | 48


2 Instalasi kabel Mempercepat Instalasi kabel Permenaker No.12 Tahun 2015
terhimpit benda lain. kerusakan kabel, kabel dibersihkan atau Pasal 2 ayat 1
mengelupas yang dapat dibebaskan dari tindihan “Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
berpotensi bahaya benda-benda kerja dan orang lain yang berada di dalam
tersengat tegangan lainnya. lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya
listrik. listrik”
PT. ASA

PT. Narada Katiga Indonesia | 49


3 “Wawancara” Tidak memiliki AK3 - Personil dibekali dengan Permenaker No.12 Tahun 2015
listrik. Sehingga pelatihan AK3 listrik Pasal 6 ayat 3
hanya SDM yang untuk menunjang “Perencanaan, pemasangan, perubahan dan
paham kelistrikan performa kerja. pemeliharaan sebagaimana dimaskud dalam
untuk menangani Pasal 5 ayat (1) dilakukan oleh:
Gardu Trafo 690 Kva a. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; atau
dan dua unit b. Ahli K3 Listrik pada PJK3”
generator 400 & 500
Kva.

PT. Narada Katiga Indonesia | 50


4 Panel listrik tidak Dapat mengakibatkan Dipasang rubber Permenaker No.12 Tahun 2015 Pasal 3
dilengkapi dengan tersengat listrik matt pada panel “Pelaksanaan K3 listrik bertujuan:
lapisan karet tegangan tinggi kelistrikan. a. melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
(rubber matt). terutama pada panel kerja dan orang lain yang berada di dalam
listrik yang terpasang lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya
di area yang tergenang listrik;
Area Produksi
air. b. Menciptakan instalasi listrik yang aman,
handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya; dan
5 Ruangan Produksi Beberapa lampu Jika terjadi ledakan Lampu dilengkapi c. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan
ditemukan tidak lampu, pecahan lampu dengan penutup. sehat untuk mendorong produktivitas”
dilengkapi dengan dapat terpental dan
penutup (cover) berpotensi mengenai
lampu. tenaga kerja.

PT. Narada Katiga Indonesia | 51


6 Area Tanning Terdapat kabel yang Jika kabel dalam Jika kabel tidak bisa
melintang pada tiang kondisi mengelupas, disingkirkan, ganti
kayu. terdapat potensi material tiang dengan
kosleting listrik yang bahan non-flammable
menimbulkan percikan (besi, alluminium).
api. Kayu adalah
material yang mudah
terbakar, sehingga
memiliki potensi
bahaya kebakaran.

7 Ruang Produksi Terdapat lubang pada Jika terjadi hujan maka Tutup lubang sehingga
dinding dekat air dapat masuk melalui meskipun hujan, instalasi
instalasi kabel dan lubang kemudian listrik tidak terpapar air
panel listrik. mengenai instalasi hujan yang masuk
kabel dan panel listrik melalui lubang tersebut.
yang berpotensi
menyebabkan kosleting
listrik.

PT. Narada Katiga Indonesia | 52


K3 Konstruksi dan Bangunan
1. Ruang Produksi Atap asbes sudah Runtuhan asbes dapat Asbes diganti dengan Permenaker PER 01/MEN/1980
pecah. menimpa dan melukai yang baru untuk Pasal 8 ayat 3
pekerja. mencegah terjadinya “Pada Kontruksi Bangunan peralatan sisi-sisi
kecelakaan. lantai yang terbuka, lubang- lubang di lantai
yang terbuka, atap-atap atau panggung yang
dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka,
semua galian-galian dan lubang- lubang yang
dianggap berbahaya harus diberi pagar atau
tutup pengaman yang kuat”
2 Ruang Produksi Terdapat dinding Dinding dapat menimpa Pada dinding yang
yang retak. pekerja jika sewaktu- retak segera dicor
Pasal 11
waktu agar keretakannya
“Tindakan harus dilakukan untuk mencegah
Roboh. tidak melebar dan
bahaya terhadap orang yang disebabkan oleh
memberi nyaman
runtuhnya bagian yang lemah dari bangunan
pekerja untuk
darurat atau bangunan yang tidak stabil”
melewatinya.

PT. Narada Katiga Indonesia | 53


3 Area Tanning Lantai Terdapat Genangan air yang 1. Lantai yang di Permenaker PER 01/MEN/1980 Pasal 6
genangan air tercampur dengan sabun genangan air tidak “Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja
bercampur menimbulkan potensi boleh dibiarkan harus dijaga sehingga bahan-bahan yang
kandungan sabun tergelincir dalam jangka waktu berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan
pada area proses dan terjatuh. lama, sebaiknya dan alat-alat kerja tidak merintangi atau
tanning dikarenakan segera informasikan menimbulkan kecelakaan”
tidak terdapat sistem tenaga kerja atau
pembuangan air petugas khusus untuk
membersihkan.
2. Sistem pembuangan
air atau peresapan air
diperbaiki untuk
menghindari
terjadinya genangan.
3. Pemasangan
simbol/rambu bahaya
terpeleset.

PT. Narada Katiga Indonesia | 54


4 Area IPAL Kolam IPAL tidak Berpotensi 1. Kolam penampungan Permenaker PER 01/MEN/1980
diberi pagar terperosoknya tenaga air limbah harus Pasal 8 ayat 3
pembatas. kerja ke dalam kolam dilengkapi pagar “Pada kontruksi bangunan peralatan sisi-sisi
IPAL dan dapat pembatas. lantai yang terbuka, lubang- lubang di lantai
mengakibatkan tenaga 2. Sebaiknya kolam yang terbuka, atap-atap atau panggung yang
kerja terpapar IPAL diberi penutup. dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka,
kandungan bahan kimia 3. Pemasangan rambu- semua galian-galian dan lubang- lubang yang
di dalam air limbah rambu bahaya dianggap berbahaya harus diberi pagar atau
tersebut. tercebur di sekitar tutup pengaman yang kuat”
area kolam IPAL.

5 Area Tanning Tangga yang 1. Konstruksi tangga 1. Konstruksi tangga Permenaker PER 01/MEN/1980 Pasal 8
digunakan sebagai semi permanen diganti dengan “Semua peralatan sisi-sis lantai yang terbuka,
akses menuju mill memiliki berpotensi konstruksi permanen lubang-lubang di lantai yang terbuka, atap-atap
masih berupa tangga patah sehingga dengan bahan yang atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi
semi permanen yang tenaga kerja dapat lebih kuat. tangga yang terbuka, semua galian-galian dan
terbuat dari kayu. mengalami 2. Tangga dilengkapi lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus
Tangga belum kecelakaan. dengan anti-slip dan diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat”
dilengkapi dengan 2. Tangga yang tidak railing pada kedua
anti-slip. Railing dilengkapi dengan sisi.
pada tangga hanya anti-slip memiliki
berada di satu sisi. potensi tergelincir,
terutama lingkungan
sekitar tangga
ditemukan banyak
genangan air.

PT. Narada Katiga Indonesia | 55


6 Ruangan Produksi Terdapat kerusakan Konstruksi yang sudah Lubang harus diperbaiki. Permenaker PER 01/MEN/1980 Pasal 8
(lubang) di area tidak utuh berpotensi
dinding atap untuk runtuh. “ Pada kontruksi bangunan peralatan sisi-sisi
bangunan. lantai yang terbuka, lubang- lubang di lantai
yang terbuka, atap-atap atau panggung yang
dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka,
semua galian-galian dan lubang- lubang yang
dianggap berbahaya harus diberi pagar atau
tutup pengaman yang kuat”

7 “Wawancara” Tidak adanya jalur bagi Pekerja dapat Sebaiknya dibuat jalur Permenaker PER 01/MEN/1980
pejalan kaki. tertabrak forklift pejalan kaki dengan Pasal 3 ayat 3
(dalam ruangan) atau diberi pembatas atau “Unit keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
kendaraan lain di rambu-rambu di lantai. ayat (2) pasal ini meliputi usaha-usaha
lingkungan pencegahan terhadap: kecelakaan, kebakaran,
perusahaan (luar peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan
ruangan). pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha
penyelamatan”

PT. Narada Katiga Indonesia | 56


Lokasi dan Peraturan Perundang-undangan (termasuk
No. Temuan Analisa Saran / Rekomendasi
Dokumentasi pasal dan ayat)

K3 Kebakaran
1 Area Tanning Kurang tersedianya Jika terjadi Pengadaan dan Permenaker No. PER-04/MEN/1980
APAR dan tidak kebakaran, maka penempatan APAR & Pasal 2 ayat 2 point c
tersedia hydrant di berpotensi hydrant sesuai dengan “Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
beberapa ruangan membutuhkan waktu regulasi yang berlaku a. Jeniscairan (air)
seperti ruang setter, pemadaman lebih b. Jenis busa
drying, hanging, lama dikarenakan c. Jenis tepung kering
milling, tagging dan ketersediaan yang d. Jenis gas
stacking dimana pada minim. (hydrocarbonberhaloge n dan sebagainya.)”
ruang tersebut Terdapat potensi
menyimpan bahan kehilangan aset
dengan karakteristik perusahaan dan
mudah terbakar. fatality jika terjadi Pasal 4 ayat 1
kebakaran yang tidak “Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
terkendali. ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai
dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan”

Permenaker No. PER-04/MEN/1980 Pasal 11


ayat 1
“Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa
2 kali setahun”

PT. Narada Katiga Indonesia | 57


2 “Wawancara” Tim regu Personil tanpa Perusahaan wajib Kepmenaker No. KEP-186/MEN/1999 Pasal 6
penanggulangan sertifikasi dinilai melakukan sertifikasi ayat 1
kebakaran tidak ada belum memiliki pemadam kebakaran “Petugas peran kebakaran sebagaimana
yang berlisensi kompetensi untuk kepada 18 orang tenaga dimaksud dalam pasal 5 huruf a, sekurang-
keahlian khusus dari bertindak jika terjadi kerja (Catatan: total kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap jumlah
Kemenaker RI. kebakaran di jumlah TK adalah 216 tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang”
perusahaan. orang).
3 “Wawancara” Tidak ada instalasi Apabila terjadi Perusahaan wajib INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA
heat dan smoke kebakaran maka tidak melengkapi seluruh NO. INS.11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan
detector sebagai dapat segera ruangan dengan heat Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
pendeteksi awal bila ditangani. Sehingga dan smoke detector.
terjadi kebakaran. berpotensi
menyebabkan
fatality.

PT. Narada Katiga Indonesia | 58


4 “Wawancara” Emergency atau Perusahaan akan Perusahaan harus
general alarm belum membutuhkan waktu memasang emergency
terpasang. lebih lama untuk atau general alarm di
memberikan tempat yang strategis
informasi evakuasi dan melalukan
jika terjadi kebakaran pelatihan personil ERT
tanpa emergency atau dalam pengoperasian
general alarm. emergency alarm.

5 Ruang Kesehatan Ruang kesehatan tidak Jika terjadi Lengkapi ruang


dilengkapi dengan kebakaran, maka kesehatan dengan
APAR. berpotensi APAR. Permenaker No. PER-04/MEN/1980
membutuhkan waktu Pasal 2 ayat 2 point c
pemadaman lebih “Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
lama dikarenakan a. Jeniscairan (air)
ketersediaan yang b. Jenis busa
minim. c. Jenis tepung kering
Terdapat potensi d. Jenis gas
kehilangan aset (hydrocarbonberhaloge n dan sebagainya.)”
perusahaan dan

PT. Narada Katiga Indonesia | 59


fatality jika terjadi
kebakaran yang tidak Pasal 4 ayat 1
terkendali. “Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai
dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan”

Permenaker No. PER-04/MEN/1980 Pasal 11


ayat 1
“Setiap alat pemadam api ringan harus
diperiksa 2 kali setahun”

PT. Narada Katiga Indonesia | 60


6 PT. ASA Banyak lokasi yang Jika terjadi Tempatkan APAR Permenaker No. PER-04/MEN/1980
diberi marking kebakaran, maka sesuai dengan marking Pasal 2 ayat 2 point c
penempatan APAR berpotensi yang telah dibuat. “Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
namun tidak ditemukan membutuhkan waktu a. Jeniscairan (air)
APAR. pemadaman lebih b. Jenis busa
lama dikarenakan c. Jenis tepung kering
ketersediaan APAR d. Jenis gas
yang minim. (hydrocarbonberhaloge n dan sebaginya.)”
Sehingga berpotensi
terjadi fatality. Pasal 4 ayat 1
“Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai
dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan”

7 Area Produksi APAR terhalang oleh Mengurangi efisiensi Pastikan tempat Permenaker No. PER-04/MEN/1980
kipas angin. waktu untuk penyimpanan APAR Pasal 4 ayat 1
mengakses APAR bebas hambatan. “Setiap satu atau kelompok alat pemadam
jika terjadi Jauhkan benda yang api ringan harus ditempatkan pada posisi
kebakaran, sehingga menghalangi akses yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
berpotensi api menuju APAR. dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
menjadi lebih besar Beri marking untuk pemberian tanda pemasangan”
sebelum sempat tidak menyimpan
ditangani. barang apapun di
sekitar APAR di lokasi
yang mudah terlihat.

PT. Narada Katiga Indonesia | 61


8 Area Produksi Tidak ditemukan APAR Jika terjadi Lengkapi ruang Permenaker No. PER-04/MEN/1980
di ruang genset. kebakaran, maka generator setidaknya Pasal 2 ayat 2 point c
berpotensi dengan satu unit “Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
membutuhkan waktu APAR. a. Jeniscairan (air)
pemadaman lebih b. Jenis busa
lama dikarenakan c. Jenis tepung kering
ketersediaan yang d. Jenis gas
minim. (hydrocarbonberhaloge n dan sebagainya.)”
Potensi kehilangan
aset perusahaan dan
fatality. Pasal 4 ayat 1
“Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan”

9 PT. ASA Penempatan APAR - Sebaiknya di atas Permenaker No. PER-04/MEN/1980


belum sesuai dengan APAR ditempelkan Pasal 4 ayat 3
standard dimana APAR sticker APAR (bukan “Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut
harus ditempatkan 120 penomoran APAR) ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat di
cm dari tanah dan karena penomoran atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan
penanda (marking) 125 merupakan label non bersangkutan”
cm dari permukaan essensial.
tanah. Saat ini posisi
penanda APAR masih
terlalu tinggi.

PT. Narada Katiga Indonesia | 62


10 PT. ASA Jalur evakuasi banyak Dapat menghalangi Barang yang Undang-undang No.01 Tahun 1970
tumpukan barang. proses evakuasi. menghalangi jalur Pasal 3 ayat 1
evakuasi dibersihkan “Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan
dan dipindahkan ke diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
area yang bukan kejadian lain yang berbahaya”
merupakan jalur
evakuasi.

11 PT. ASA Tidak adanya tulisan Menyulitkan Beri marking exit pada
“Exit” di setiap pintu identifikasi jalur pintu yang didesain
ruangan. evakuasi. sebagai jalan keluar di
tempat yang mudah
terlihat.

PT. Narada Katiga Indonesia | 63


Analisa Potensi Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan dan Dokumentasi Rekomendasi
Bahaya (termasuk pasal dan ayat)
1 Fasilitas Toilet pria dan wanita belum Adanya tindak asusila/ Pemisahan toilet pria Permenaker No. 5 Tahun 2018
Toilet seluruhnya terpisah di pelecehan. dan wanita di area Pasal 34 Ayat 3
bagian produksi. produksi. “Penempatun Toilet sebagaimana maksud pada ayat (1)
hurus terpisah antara laki laki, perempuan, dan
penyandang cacat, serta diberikan tanda yang jelas”
2 Area Terpleset Pemasangan rambu Permanaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 30
Produksi tanda bahaya di “Lantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
(Dying) lantai yang tergenang huruf b harus:
air dan perbaikan a. terbuat dari bahan yang keras, tahan air, dan tahan dari
drainase pada area bahan kimia yang merusak;
yang rawan b. datar, tidak licin, dan mudah di bersihkan; dan
tergenang air. c. dibersihkan secara teratur”
Ada genangan Air

PT. Narada Katiga Indonesia | 61


3 Area Kurangnya penerangan pada Menginjak benda Pencahayaan harus Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 8
Gudang area gudang tempat tajam, tersandung. ditingkatkan. “Pengukuran dan pengendalian faktor fisika sebagaimana
penyimpanan bahan baku. dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 huruf a meliputi:
a. iklim kerja
b. kebisingan
c. getaran
d. gelombang radio
e. ultra violet
f. medan magnet statis
g. tekanan udara
h. pencahayaan”
4 Area Ditemukannya pekerja yang Terpeleset, kaki Diberi peringatan Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010 Pasal 5
Produksi tidak memakai safety shoes menginjak benda tajam, agar memakai APD “Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara
(Tanning) pada area produksi. tertimpa benda keras saat bekerja. tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban
dan berat. penggunaan APD di tempat kerja”

5 PT. ASA Belum ada Ahli K3 Kimia Belum adanya petugas Ditugaskan Ahli K3 Kepmenaker No. 187/MEN/1999 Pasal 17 Ayat 1
ahli pengendalian Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahaya
PT. Narada Katiga Indonesia | 62
atau petugas K3 Kimia. potensi bahaya Kimia. menengah sebagaimana dimaksud pada
(Wawancara) menengah/ besar. pasal 15 ayat (2) wajib :
“Mempunyai petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila
dipekerjakan dengan sistem kerja nonshift sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang, dan apabila dipekerjakan
dengan mempergunakan shift sekurang-kurangnya
3 (tiga) orang”

7. Area Tidak terdapat label pada Tempat penyimpanan Pemberian label pada Kepmennaker No. 187/MEN/1999 Pasal 2
Produksi bahan kimia di bahan kimia tidak setiap wadah “Pengusaha atau pengurus
(Dying) Ruang Produksi memiliki label penyimpanan bahan yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi
sehingga berpotensi kimia. dan mengangkut bahan kimia berba haya ditempat kerja
kesalahan penggunaan wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk
bahan kimia. mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja”

PT. Narada Katiga Indonesia | 63


Peraturan Perundang-undangan
No Lokasi Temuan Analisa Potensi Bahaya Saran/Rekomendasi
(termasuk pasal dan ayat)
K3 Bidang Kesehatan Kerja
1 PT. ASA Jasa catering PT.ASA  Tidak memenuhi regulasi Sebaiknya menggunakan jasa Surat Edaran Direktur Jenderal
belum mendapatkan izin yang sudah ada. catering yang Bina Hubungan Ketenagakerjaan
dari Dinas Kesehatan.  Kebersihan dalam direkomendasikan oleh Dinas dan Pengawasan Norma Kerja
mengolah makanan Kesehatan. No.SE.86/BW/1989
karyawan belum terjamin “setiap perusahaan catering yang
mengelola makanan pada
perusahaan-perusahaan harus
terlebih dahulu mendapatkan
rekomendasi dari Depnaker
setempat”

2 Diruang Di area produksi tidak Dapat menimbulkan Sebaiknya toilet dipisahkan Permenaker No 5 Tahun 2018
Produksi ada perbedaan antara perbuatan asusila antara toilet laki-laki dan Pasal 34 No.3
PT. ASA toilet laki-laki dan wanita agar mencegah "Penempatan Toilet sebagaimana
wanita perbuatan asusila. dimaksud pada ayat (1) harus
terpisah antara laki laki,
perempuan, dan penyandang cacat,

PT. Narada Katiga Indonesia | 64


serta diberikan tanda yang jelas"

3 Diruang Sebagian karyawan Terjadi iritasi, alergi dll Diberikan teguran kepada UU No.1 Tahun 1970 Pasal 14
produksi PT. tidak menggunakan karyawan yang tidak “Menyediakan secara cuma-cuma
ASA sarung tangan menggunakan sarung tangan APD dan petunjuk K3 untuk tenaga
kerja dan orang lain”

Kelembagaan
1 PT. ASA Operator cadangan tidak Kurangnya pemahaman SOP Segera diikutkan pelatihan Permenakertrans No.9 Tahun
memiliki SIO hanya dalam pengoperasian forklift sertifikasi untuk 2010 Pasal 5 ayat 1
diberikan pembekalan sehingga dapat berpotensi mendapatkan SIO. “Pesawat angkat dan angkut harus
pelatihan dari operator terjadi kecelakaan yang dioperasikan oleh operator
lainnya yang sudah membuat perusahaan pesawat angkat dan angkut yang
memiliki SIO. mengalami kerugian. mempunyai Lisensi K3 dan buku
kerja sesuai jenis dan
kualifikasinnya”
2 PT. ASA Ahli K3 tidak Tidak memenuhi regulasi Segera didaftarkan sebagai  UU No.1 tahun 1970 Pasal 1
menyertakan SKP. yang sudah ada. Ahli K3 di PT. ASA. ayat 6, Pasal 5 ayat 1&2.
 Permenaker No 2 Tahun 1992
Tentang Tata Cara

PT. Narada Katiga Indonesia | 65


Penunjukkan Ahli K3.
Keahlian/Sertifikasi
1 Diruangan diesel Belum memiliki Ahli Tidak memenuhi regulasi Segera diikutkan pelatihan Permenaker 12 Tahun 2015
dan genset di K3 Listrik. yang ada karena dayanya sertifikasi K3 Listrik. Pasal 7
PT.ASA >200 Kva. “Untuk perusahaan yang memiliki
pembangkit listrik lebih dari 200
KVa wajib memiliki ahli K3 listrik”

SMK3
1 PT.ASA Belum menerapkan Tidak memenuhi regulasi Segera menerapkan audit PP No.50 Tahun 2012
audit internal maupun yang ada. agar dapat mengetahui Pasal 14 ayat 1
eksternal. seberapa besar potensi “Pengusaha wajib melakukan
bahaya di PT.ASA. pemantauan dan evaluasi kinerja
K3”

PT. Narada Katiga Indonesia | 66


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan mengenai


pengawasan norma K3 Lisrik, Konstruksi dan Penanggulangan Kebakaran di PT
Adi Satria Abadi, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Lingkungan Kerja
PT. Adi Satria Abadi telah menerapkan beberapa kebijakan dan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan khususnya dibidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terkait dengan kesehatan
karyawan yaitu memiliki ruangan klinik, menerapkan rambu-rambu
tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Fasilitas toilet staff kantor
sudah terpisah antara laki-laki dan wanita namun untuk toilet diruang
produksi belum terpisah. Karyawan PT.ASA juga sudah mendapatkan
fasilitas makan siang, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kimia
Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahan Kimia Berbahaya
Perusahaan PT. Adi Satria Abadi: sudah menerapkan pengelolaan limbah
menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada K3 lingkungan.
Perusahaan telah memiliki office HSE. Perusahaan telah memiliki organisasi
P2K3. Dan perusahaan telah mengumpulkan hasil limbah tersebut untuk
dibuang kepada pihak ketiga.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mekanik
PT. Adi Satria Abadi memiliki banyak pesawat mekanik yang banyak
terlibat dalam proses produksi. Tentunya, penggunaan mesin tersebut
sangat vital dalam menunjang kelancaran bisnis perusahaan tersebut.
Dalam hal ini, PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan standar
manajemen K3 dalam lingkungan kerja secara baik dan benar. Namun
demikian, dalam beberapa hal perusahaan perlu ada peningkatan dalam
penerapan K3. Operator utama pada mesin forklift memiliki sertifikat
penggunaan alat, namun pada operator cadangan forklift dan operator
lain seperti juru las tidak memiliki sertifikat. Perlu adanya pembinaan
sertifikasi bagi operator sehingga memiliki kemampuan dalam
PT. Narada Katiga Indonesia | 67
mengoperasikan alat dan menghindari terjadinya risiko kecelakaan kerja.
Alat angkut sudah memiliki pelat nama sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada Undang-Undang.
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Berdasarkan pengamatan kami, PT. Adi Satria Abadi sudah


menerapkan beberapa instrumen keselamatan kerja (K3) pada pesawat
uap, bejana tekan dan tangki timbun. Namun demikian pada prosesnya,
masih memiliki beberapa kekurang dalam penerapan K3 di lingkugan
kerja. Mesin produksi masih memiliki banyak resiko kecelakaan kerja
yang belum ditangani dan dapat merugikan proses produksi. Pada operasi
mesin pesawat uap, operator belum memiliki sertifikat penggunaan
pesawat uap, hal ini dapat berisiko terjadinya kecelakaan kerja akibat
operator tidak memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar. Oleh
karena itu, pihak perusahaan harus segera melakukan perbaikan pada unit
yang memiliki potensi bahaya untuk efektifitas dan efisiensi pekerjaan
serta melakukan sertifikasi pada operator mesin. Perusahaan sudah
menerapkan pemeriksaan dan riksa uji berkala.
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Listrik
Dengan hasil wawancara dengan pihak PT. Adi Satria Abadi
didapatkan hasil temuan bahwa PT. Adi Satria Abadi ternyata belum
adanya AK3 spesialis Listrik, hanya terdapat 1 orang AK3U hal ini juga
sangat mempengaruhi mengapa demikian karena hasil pengamatan kami
bahwa PT. Adi Satria Abadi memiliki Gardu dengan kapasitas trafo 690
Kva, Mesin diesel kapasitas 400 Kva dan 500 kva dimana skala tersebut
adalah tegangan tinggi dan memliki resiko yang tinggi pula dimana
seorang yang berkeahlian khusus (spesialis AK3 Listrik) seharusnya tidak
diabaikan dan walau bagaimanapun akan jauh lebih baik Bidang K3
Listrik itu disesuaikan menurut Tupoksi nya.

PT. Narada Katiga Indonesia | 68


6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada PT. Adi Satria Abadi
Kontruksi layout pada bangunan baik itu Office, Gudang dengan luas
700m2, Rumah Genset, Emergency Exit, Master Point, klinik, pos
security hingga tahap bangunan tempat pengelolaan limbah pabrik PT.
Adi Satria Abadi yang menurut pengamatan kami sudah sangat baik dan
mengikuti standar peraturan SMK3 tentang K3 kontruksi.

7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran

Berdasarkan hasil pengamatan kami pada PT. Adi Satria Abadi dapat
dilihat bahwa sudah ada pembentukan team kedaruratan kebakaran,
namun masih dibutuhkan pelatihan yang lebih mendalam agar dapat
bekerja dengan maksimal. Hasil pengamatan lainnya sudah terdapatnya
APAR pada tiap- tiap sumber kebakaran, namun tidak terdapat truk tanki
rescue. Hasil pengamatan lainnya untuk fasilitas,EXIT dan Master Point
sudah tersedia. Namun, untuk ahli K3 kebakaran,Hidran dan sistem
indikator alarm fire tidak tersedia. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat
frekuensi terjadinya kecelakaan kebarakaran yang cukup tinggi.

8. Sistem Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja

Dengan hasil wawancara dengan pihak PT. Adi Satria Abadi


didapatkan hasil temuan bahwa PT. Adi Satria Abadi ternyata belum
melakukan SMK3 seharusnya tidak diabaikan dan walau bagaimanapun
akan jauh lebih baik SMK3 itu disesuaikan menurut Tupoksi nya.

PT. Narada Katiga Indonesia | 69


4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapaun saran-saran yang dapat kami berikan pada
PT. Adi Satria Abadi adalah:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun

Pada bidang ini juga diharapkan PT. Adi Satria Abadi dapat melakukan perbaikan-
perbaikan pada kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti melakukan
sertifikasi kepada operator. Melakukan reksa uji dan pegujian berkala untuk hot
water boiler. Pada alat produksi diberi pengaman dan pelindung pada bagian
cerobong panas. Instalasi kabel diatur sedemikian rupa sehingga tidak dekat dengan
benda yang menghasilkan panas. Pada alat-alat produksi diharapkan untuk segera
diberikan pelindung dan pengamanan.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Mekanik

PT. Adi Satria Abadi sebaiknya harus mewajibkan atau memfasilitasi operator
cadangan forklift, operator pesawat uap dan operator lain seperti juru las untuk
mengikuti sertifikasi agar memiliki SIO dan pada alat-alat produksi yang belum
memiliki pengaman untuk dapat diberikan pengaman dan pelindung. Kedua hal
tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu operator memiliki kapasitas dan kemampuan
yang sesuai standar dalam melakukan operasi mesin dan mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Instalasi Listrik

PT. Adi Satria Abadi sebaiknya memasangkan Emergency Alarm Fire khususnya
digudang dimana terdapat bahan produksi mudah terbakar, seperti juga di office
dimana banyak bahan kertas di tempatkan sebagai arsip file. Dengan luas bangunan
700m2 ada baiknya dilengkapi dengan 1 unit truck water tank bekapasitas 5000
Liter agar hirarki kecelakaan dalam kaitan ini yaitu kebakaran akibat arus listrik
unsafe condition atau kebakaran diakibatkan karena unsafe action bisa dilakukan
penerapannya seperti elminasi, subsitusi, rekaya teknik, rekaya administrasi hingga
penggunaan Alat Pelindung Diri.

PT. Narada Katiga Indonesia | 70


4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kontruksi Bangunan

Pada bidang ini diharapkan pada PT. Adi Satria Abadi walaupun perusahaan ini
tidak fokus pada jasa kontruksi, maka keahlian K3 kontruksi tidak dibutuhkan.
Hanya saja apabila kondisi bangunan bidang kontruksinya mengalami perbaikan
tetap melibatkan eksternal jasa konsultan K3 kontruksi. Hal ini dikarenakan tidak
lepasnya dari UU No.1 Tahun 1970.
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penanggulangan Kebakaran

Pada bidang ini diharapkan pada PT. Adi Satria Abadi meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang penanggulangan kebakaran serta
menyediakan Ahli K3 Kebakaran pada perusahaan tersebut.
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Lingkungan Kerja

PT. Adi Satria Abadi sebaiknya melakukan pemberian Alat Pelindung Diri (APD)
seperti sarung tangan, baju lengan panjang dan celana panjang agar karyawan yang
bekerja dibagian gudang khususnya tidak mengalami Penyakit Akibat Kerja (PAK)
seperti tangan pekerja yang merasakan gatal pada saat mengangkut bahan baku
untuk di proses ke tahap selanjutnya. Serta perusahaan juga harus memperhatikan
bahaya terpeleset dibagian ruangan yang tergenang air agar tidak terjadi kecelakaan
ringan karyawan. Perusahaan juga harus memperhatikan ruangan sekitar baik di
dalam maupun di luar yang sekiranya butuh diperbaiki seperti genteng yang bocor,
tembok yang bolong atau retak sehingga tidak menghambat proses produksi dari segi
lingkungan kerja.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Bahan Berbahaya

PT. Adi Satria Abadi harus memberikan label pada setiap drum yang dipakai untuk
produksi agar tidak terjadi penyalahgunaan bahan-bahan kimia yang tercampur
dalam proses pembuatan bahan sarung tangan, terlebih jika adanya bahan kimia yang
terpapar kulit pekerja yang tidak mengetahui cairan kimia tersebut.
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kesehatan Kerja

Untuk fasilitas toilet sudah baik tetapi ada beberapa toilet yang masih bergabung
antara laki-laki dan wanita, sebaiknya toilet segera dipisahkan.

PT. Narada Katiga Indonesia | 71


1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelembagaan dan Keahlian

a. Untuk operator cadangan forklift segera mengikuti pelatihan untuk mendapatkan


SIO kelas II.
b. Segera mendaftarkan SKP Ahli K3 yang diperuntukkan untuk PT. ASA.
c. Segera mengikutkan pelatihan minimal 1 orang untuk ahli K3 listrik.

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang SMK3


Segera menerapkan audit agar dapat memastikan pelaksanaan K3 di PT. ASA sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

PT. Narada Katiga Indonesia | 72


DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


Undang-undang Uap Tahun 1930
Permenaker No. 02 Tahun 1982 Tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja
Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat
Uap
Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun
Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga
dan Produksi
Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut
Permenaker No. PER-12/MEN/2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja
Permenaker No. PER 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
Permenaker No. PER-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Kepmenaker No. KEP-186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. INS.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran
UU No. 03 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene
Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Permenaker No. 05 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja
Permenakertrans No. 08 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
Permenaker No. 09 Tahun 2016 Tentang K3 Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
Permenaker No. 03 Tahun 1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
Permenaker No. 03 Tahun 1986 Tentang Syarat-Syarat K3 di Tempat yang Mengelola
Pestisida
Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
PT. Narada Katiga Indonesia | 73
Tempat Kerja
SE Menakertrans No. 140 Tahun 2004 Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat K3 di
Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar
SE Dirjen Binwasnaker No. 01 Tahun 2011 Tentang Juknis Pelaksanaan Pembinaan
Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya
SK Dirjen Binwasnaker No. 84 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Pengendalian Potensi Bahaya Besar/Menengah
UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

PP No 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Dan


Jaminan Kematian

PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

Permenaker No. 1 Tahun 1979 Tentang Kewajiban Hiperkes Bagi Paramedis

Permenaker No. 2 Tahun 1992 Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang
AK3U

Permenaker No. 4 Tahun 1987 Tentang P2K3 dan Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja

Permenaker dan Transmigrasi No. 9 Tahun 2010 Tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja

Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat
kerja

Permenakertrans No. 15 tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di


Tempat Kerja

KepDirjen PPK No.Kep 22 Tahun 2008

Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan Pengawasan Norma
Kerja No.SE.86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering yang Mengelola Makanan
bagi Tenaga Kerja

PT. Narada Katiga Indonesia | 74


LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekanan, dan Tangki Timbun

PT. Narada Katiga Indonesia | 75


Lampiran 2. Dokumentasi K3 Instalasi Listrik, K3 Konstruksi Bangunan,
dan K3 Penanggulangan Kebakaran

PT. Narada Katiga Indonesia | 76


Lampiran 3. Dokumentasi K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya

PT. Narada Katiga Indonesia | 77


Lampiran 4. Dokumentasi K3 Kesehatan Lingkungan, Kelembagaan,
Keahlian dan SMK3

PT. Narada Katiga Indonesia | 78

Anda mungkin juga menyukai