Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN MANDIRI PRAKTEK

KERJA LAPANGAN

PT. ADI SATRIA ABADI

Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia
Berbahaya, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Listrik, K3
Konstruksi Dan Kebakaran, Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN


Ke-41 TAHUN 2022

Disusun Oleh : Sudaryo Raya Dua Padang

PT. NARADA KATIGA INDONESIA

Yogyakarta, 18 Maret 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala rakhmat dan
karunia Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang menjadi salah satu syarat
kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal
tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:

1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan kunjungan kerja lapangan dan wawancara langsung.

2. Seluruh Staff di PT. Narada Katuga Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Calon
Ahli K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan

3. kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan

4. Seluruh Pemateri Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan ilmu serta
pengalamnya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum.

5. Rekan-rekan peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum Online Training angkatan Ke-
41tahun 2022 yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.

Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat singkat sehingga
apabila masih banyak kekurangan saya memohon maaf. Saya berharap semoga laporan ini dapat
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan. Terima kasih.

Yogyakarta, 18 Maret 2022

Sudaryo Raya Dua Padang

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

2. Maksud dan Tujuan ....................................................................................................... 2

3. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2

4. Dasar Hukum................................................................................................................. 2

BAB II PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan .................................................................. 8

B. Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi .......................................................................... 10

C. Alat Kerja .................................................................................................................... 11

D. Potensi Bahaya di tempat kerja .................................................................................... 12

E. Temuan-Temuan di Lapangan ..................................................................................... 14

BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH .............................................................. 24

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 59

B. Saran .......................................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat ini telah menjadi perhatian di kalangan
pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja. Maka dari itu sangat penting bagi
sebuah perusahaan untuk menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja.

Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak perusahaan.
Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-baha yang digunakan ditempat kerja meliputi material alat
dan bahan pengolahan. Bahan yang digunakan dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk lain dan lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-sifatnya
itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan penangan bersifat khusus.b
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal
ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor penting bagi kegiatan
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia didunia internasional
masih sangat rendah. Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidak
efesienan pemanfaatan tenaga kerja.

Kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu di
samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui perundang-
undangan dan peraturan-peraturan terkait yang sudah dikelurakan oleh pemerintah.
Laporan kunjungan praktik kerja lapangan (PKL) ini saya buat menjadi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Umum
yang diadakan oleh PT. Narada Katuga Indonesia bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja

1
dan Transmigasi. Namun dikarenakan adanya wabah virus covid 19 dan harus mengikuti
Protokol Kesehatan dari Pemerintah kami hanya melakukan observasi dari jarak jauh.

Dilatar belakangi oleh hal tersebut diatas, maka pada tanggal 18 Maret 2022 kami
melakukan video observasi serta interview dengan narasumber dari Perusahaan PT. Adi Satria
Abadi sebagai bahan Praktek Kerja Lapangan.

2. Maksud dan Tujuan:


Maksud dan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

1. Untuk mempraktikan teori yang telah didapat selama kegiatan pembinaan dikelas.

2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan


khususnya di bidang keselamatan dan Kesehatan kerja di lingkungan kerja dan
bahan kimia berbahaya di PT. Adi Satria Abadi,

3. Calon peserta Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan


memberikan saran atau rekomendasi di PT. Adi Satria Abadi.
4. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi calon ahli K3 Umum.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kerja praktek lapangan ini adalah :

Adapun ruang lingkup dari laporan ini dibuat adalah untuk mengetahui bidang keselamatan
dan kesehatan kerja dilingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, pesawat uap,
bejana tekan, K3 listrik, konstruksi dan kebakaran, kelembagaan keahlian dan sistim
managemen keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) di PT. Adi Satria Abadi.

4. Dasar Hukum

Dasar Hukum Kesehatan Kerja


1. Dasar Hukum K3 Kesehatan kerja

a. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

b. Undang-undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.

c. UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

2
d. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
e. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
f. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
g. Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan di tempat Kerja.
h. Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di
tempat Kerja.
i. Permendagri RI No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di daerah.
j. Permenkokesra RI No. 02 Tahun 2007 tentang Kebijakan Nasional
Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Penggurangan Dampak Buruk
Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik

2. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3

a. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b.Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia


Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata
Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
d.Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata
Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli

3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
g.Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970
yang selanjutnya disebut ahli K3.
h.Permennakertrans PER/01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.

3. Dasar Hukum Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja terdiri


dari 11 Bab dan 18 pasal
b. Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari
18 Bab dan 193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada pasal 87
c. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no Per 05/Men/1996 mengenai sistem
manajemen K3

e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3

4. Dasar Hukum K3 Listrik.


a. UU no 1 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. UU no 1 th 1970 pasal 2 ayat (1) tentang ruang lingkup
c. UU. No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
d. UU No.30 Th 2009 Tentang kebijkan Nasional dengan hal penyediaan
tenaga listrik yang aman, handal, dan akrab lingkungan.
e.PerMenKer Nomor 12 th 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
KerjaListrik di Tempat Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No:PER. 03/ MEN/ 1998 tent5ang
tatacarapelaporan dan pemeriksaan Kecelakaan.
g.Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
no. KEP. 311/BW/2002 tentang SERTIFIKAT KOMPETENSI

4
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TEKNISI LISTRIK.
h. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
no. 47 tahun 2015 tentang AK3 Listrik.
i. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
no. 48 tahun 2015 tentang Teknisi K3 Listrik.

5. Dasar Hukum K3 Konstruksi.


a. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
c. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 01 Tahun
1980tentang K3 Konstruksi Bangunan.

e. Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan


Gedung.
f. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
JasaKonstruksi.
g. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada
Ketinggian.UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

h. Keputusan Direktur Jenderal Pembinan Pengawasan


Ketenagakerjaan No.KEP-20/DJPPK/VI/2004 Tentang Sertifikasi
kompetensi keselaatan kesehatan tenaga kerja bidang konstruksi
bangunan.

i. Keputusan Direktur Jenderal Pembinan Pengawasan


Ketenagakerjaan No.KEP-74/PPK/XII/2013 tentang lisensi
keselamatan dan kesehatankerja bidang supervise perancah.
j. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib
laporpekerjaan proyek konstruksi.
k. SKB Menakertrans dan MenPU ke 174/1986 dan No
104/KTPS/1986 tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta
pedoman pelaksanaanK3 pada tempat kegiatan konstruksi.

5
l. Surat edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 tentang akte
pengawasanproyek konstruksi bangunan.

6. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran.


a. UU No. 01 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. PERMENAKERTRANS No. 4/1980 tentang syarat syarat
pemasangan danpemeliharaan APAR
c. Permenaker N0. 04 Tahun 1987 Tentang Tim Tanggap Darurat
OrganisasiP2K3.
d. Permenaker RI No. 02/Men/1992 Tentang Tata Cara
PenunjukkanWewenang dan Kewajiban Ahli K3U.
e. Permenaker No.Per-02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik.
f. Instruksi Menaker No. 11/1997 tentang pengawasan khusus
K3penanggulangan kebakaran.
g. Kepmenaker RI No. 186 Th 1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakarandi Tempat kerja.
h. PP No. 50 Th 2012 Tentang Penerapan SMK3 di Perusahaan.

7. Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja


a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1969 Tentang
Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional Nomor 12
Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor.
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010
Tentang Alat Pelindung Diri.
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian.
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
KEP.113/DJPPK/IX/2006 Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas
Keselamatan dan kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined Spaces).

6
g. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
KEP-84/PPK/X/2012 Tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya Besar dan Menengah.

8. Dasar Hukum K3 Pengendalian Bahan Kimia berbahaya


a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
c. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor SE.140/MEN/PKK-KK/II/2004 Tentang Pemenuhan Kewajiban
Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri kimia Dengan
Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Installation).

9. Dasar Hukum K3 Mekanik


a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Permenaker No 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Pesawat
Tenaga dan Produksi
c. Permen No.04 Tahun 1985, Tentang pesawat tenaga dan produksi
d. Permen No.05 Tahun 1985, Tentang pesawat angkat dan angkut
e. Permen No.01 Tahun 1989, Tentang kwalifikasi dan syarat-syarat operator crane
angkat

10. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
a. Undang-undang Uap Tahun 1930.
b. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
c. Permen No. 01 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan
d. Permen No.01 Tahun 1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
e. Permen No.01 Tahun 1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap.

7
BAB II
PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan

PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tahun 1994,
perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kulit yang digunakan
untuk memproduksi sarung tangan golf. Diolah dari kulit mentah hinga menjadi kulit yang siap
untuk dijadikan sarung tangan. Adapun bahan baku yang digunakan adalah kulit domba dan
kambing yang sudah dihilangkan bulunya dan sudah dalam keadaan diasamkan. Bahan utama
yang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf adalah kulit dan bahan pembantu
seperti benang, karet, pita, lekra, velcro, kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang dilalui
dalam pembuatan sarung tangan golf ini yaitu: persiapan bahan, pemotongan press, persiapan
produksi, proses jahit, finishing dan packing. Proses produksi sehari satu kelompok dapat
menghasilkan 600-700 pasang sarung tangan golf.

PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk produksinya Bagian perusahaan
yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa Bayakan, Kelurahan Siti Mulyo, Kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Bagian perusahaan yang menangani pembuatan
sarung tangan berlokasi di Jalan Adisucipto, Kalasan, Sleman, Yogyakarta

PT. Adi Satria Abadi memiliki 209 karyawan dengan rincian 200 karyawan tetap dan 9
karyawan kontrak,. Setiap harinya kariawan di PT. Adi Satria Abadi diberikan minum susu oleh
pihak managemen. Pada perusahaan telah membentuk Serikat Pekerja. Serta dimana seluruh
karyawan PT. Adi Satria Abadi telah diikut sertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan.

PT. Adi Satria Abadi memiliki visi dan misi perusahaan, ialah sebagai berikut:

1. Visi

Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi yaitu
“Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.

8
2. Misi
Adapun misi dari PT. Adi Satria Abadi dalam proses pengembangan perusahaan yaitu:

a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan

b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan pelanggan adalah


budaya kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah partner kerja, bukan assetperusahaan. PT.

PT. Adi Satria Abadi juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut : PT . Adi Satria
Abadi merupakan perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang sehat, aman, dan nyaman
bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan
kebijakan ini merupakan tanggung jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan
kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3.
Untuk itu manajemen berkomitmen :

1.Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain (mitra
kerja, kontraktor, pengunjung / tamu) di tempat kerja dan masyarakatsekitar)

2.Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku dan


persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.

3.Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 untuk


meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.

PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Adi Satria Abadi
memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang kemudian dibawahnya terdapat
Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang berbeda dan tanggungjawab yang berbeda.
Direktur PT. Adi Satria Abadi memiliki tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan
lokasi kantor berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab penuh
terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing.

9
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi.

B. Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi

Dalam proses produksi PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu produksi
basah dan produksi kering. Produksi dimulai dari pengolahan bahan baku berupa kulit domba
dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar yang didapat dari bahan baku lokal maupun
ekspor, berikut tahapan proses produksinya :
1. Penghilangan sisa lemak.
2. Tanning pencampuran air dengan berbagai bahan kimia sesuai resep perusahaan
dalam waktu 2 ½ hari.
3. Gudang seleksi pengecekan kualitas yang akan disesuaikan dengan grade di
perusahaan.
4. Shaving menyamakan ketebalan kulit sebesar 0,55 mm.
5. Dying proses pewarnaan pada kulit.
6. Setter pengurangan kadar air dengan cara dipress.
7. Pengeringan kulit dikeringkan secara manual atau dengan bantuan blower.
8. Milling proses pelemasan pada kulit agar kulit yang sudah dikeringkan tidakkaku.

10
9. Staking melenturkan dan membersihkan kulit.
10. Poolish proses pewarnaan pada bagian dalam kulit agar terlihat mengkilap.
11. Togle pembentangan kulit untuk mendapatkan luas optimal
12. Pengovenan dioven dengan suhu 60C dalam waktu 5 menit agar kulit tidak
mengkerut.
13. Finishing meliputi pengukuran, pelabelan, pengecekan ulang, packing.

C. ALAT KERJA
1. Alat Tanning
2. Lift Barang
3. Mesin Tacking
4. Togel (Mesin Pementangan)
5. Mesin Milling
6. Bejana Tekanan
11
7. Forklift
8. Generator
9. Boiler
10. Blower
11. Water Pump
12. Mesin kesrik
13. Mesin staning
14. Alat instalasi pengolahan air limbah

D. POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi Satria
Abadi yaitu

1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi, serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang
sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja yang sering
terjadi adalah terjepit. Kecelakaan ini biasanya terjadi pada proses shaving yaitu terjepit
mesin shaving yang mungkin terjadi kulit terlalu licin, tebal. Pada umumnya tenaga kerja
di perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh pada pedoman kerja sehingga
kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.

2. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan di tempat kerja. Potensi bahaya ini
terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau hanya ada satu pegangan saja
dan bahkan tidak ada pegangan, hai ini sering kali tidak di perhatikan oleh tenaga kerja
sehingga berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.

3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti: tabung gas oksigen, formalin,
dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan tertentu. Apabila bahan- bahan
tersebut saling berdekatan (penempatan yang tidak sesuai) dan terkena sinar matahari
12
langsung, maka dapat menimbulkan potensi bahaya peledakan di tempat kerja.

4. Tertimpa Kulit
Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila penempatannya tidak sesuai
sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di bawahnya,dan juga pada saat
kulit yang baru datang yang masih berada di atas truk saat akan di turunkan secara estafet
sehingga apabila yang berada di bawah belum siap menerima kulit dari atas dapat tertimpa
kulit dengan jumlah kulit yang sangat banyak bahakan berkilo-kilo. Terutama pada pickle.

5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.

6. Tersetrum
Terdapat cairan mudah terbakar maupun cairan tidak mudah terbakar yang
diletakkan didekat benda dengan tegangan listrik tinggi, sehingga jika cairan tersebut
mudah terbakar dan listrik terjadi arus pendek percikan bunga api pada listrik akan memicu
kebakaran. Namun jika cairan tersebut tidak mudah terbakar, apabila terjadi kesalahan
teknis atau pada saat itu kabel terlepas dan pada kondisi bersamaan cairannya tumpah
makan akan menyengat orang yang terkena cairan tersebut

7. Terbakar
Pada tempat kerja di Gudang Bahan Baku, ruang kesrik dan Staning tidak
ditemukam alat pemadam api, baik berupa APAR maupun APAB. Sehingga dapat apabila
terjadi bahaya terbakan, tidak dapat melakukan pencegahan agar tidak mejalar ke daerah
lainnya.

Faktor bahaya bahaya lainnya karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang
mengganggu kesehatan di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, Identifikasi bahaya yang
dilakukan diseluruh area PT. Adi Satria Abadi yaitu :
1. Faktor Fisik
2. Faktor Ergonomi
3. Faktor Biologi
4. Faktor fisika
13
5. Faktor kimia
6. Faktor Psychologi

E. Temuan-Temuan di Lapangan
Berdasarkan hasil video observasi yang diamati pada PT. Adi Satria Abadi, didapat
2 janis temuan pada perusahaan tersebut. Temuan Pertama yaitu temuan positif dan temuan
kedua yaitu temuan negatif

1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Kelembagaan, Keahlian Dan


SMK3
A. Temuan Positif
a) Perusahaan sudah menyediakan ruang klinik dan dokter perusahaan

b) Perusahaan sudah menyediakan Ruang Laktasi

c) Perusahaan sudah menyediakan makanan seperti susu, makan siang, (Hasil


Wawancara)
d) Kotak P3K sudah sesuai dengan kentuan yang berlaku, lambang berwarna
merah (Hasil Wawancara)
e) Adanya papan informasi yang menganjurkan membudidayakan
keselamatan dan kesehatan kerja

14
f) Dalam upaya preventif di masa pandemi covid 19 perusahan telah
melakukan :
 Memberlakukan sistem shift dengan ketentuan sehari kerja sehari libur
 Menerapkan social distancing
 Memberikan minuman jahe 2 kali seminggu
 Memberikan susu setiap hari
 Penyediaan Hand Sanitizer
 Protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker, cuci tangan,
 penyemprotan disinfektan 1 minggu sekali, tracing dengan biaya
perusahaan, dan penyemprotan armada ketika masuk)
g) Perusahan telah menyediakan kipas angin dan ventilasi udata pada ruang
produksi sehingga udara di ruangan tersebut nyaman dan sehat untuk
pekerja

h) Perusahan menyediakan dokter umum dan paramedic (hasil wawancara)


i) Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, berkala, dan
khususuntuk pekerja (Hasil Wawancara)
b. Kelembagaan dan keahlian

a) Perusahaan telah membentuk P2K3 dan sudah didaftarkan di disnaker


(berdasarkan pemaparan video observasi dan wawancara)

b) Perusahaan mempunyai serikat pekerja serta perjanjian kerja bersama

c) Perusahaan telah membentuk HSE (dari hasil wawancara)

15
b. Bidang SMK 3
a) Perusahaan sudah mempunyai kebijakan K3 yang di jalankan (Hasil wawancara)
b) Perusahaan sudah mempunyai Ahli K3 Kimia (dari hasil wawancara)

c) Perusahaan mempunyai rambu jalur evakuasi untuk situasi berbahaya

B. Temuan Negatif

a. Bidang K3 Kesehatan Kerja

a) Dokter perusahaan belum mempunyai sertifikasi Hiperkes (Berdasarkan


pemaparan video observasi dan wawancara)

b) Isi kotak P3K tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku (Bedasarkan hasil
wawancara)

c) Tidak seluruh karyawan taat kepada penggunaan APD di tempat kerja

b. Bidang K3 Kelembagaan

a) Belum adanya organisasi tanggap darurat (hasil wawancara)

c. Bidang Keahlian dan SMK3

a) Perusahaan tidak mempunyai ahli K3 Listrik (Hasil wawancara)

b) Perusahaan belum menerapkan SMK3 (Hasil wawancara)


c) Perusahaan tidak melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 (Hasil
wawancara)

2. Bidang K3 Listrik

a. Temuan Positif

a) Sistem Elektrikal Otomatis Terlihat Pada Panel sesuai dengan


16
Persyaratan Utama Instalasi Listrik -PUIL 2000. (Hasil Observasi
Video)

b) Box Panel Industri (PxLxT) dan tebal plat Box (Hasil Observasi Video)

b. Temuan Negatif

a) Adanya bahan berupa liquid didekat sakelar

3. Bidang K3 Konstruksi

a. Temuan Positif

a) Terdapat Tempat pengelolaan limba ada dibuat (IPAL UPL) tersedia

c) Terdapat Ruang Produksi (Hasil Observasi Video)

d) Terdapat Kamar mandi 22 unit (6 unit perempuan dan 16 unit laki laki) (Hasil
Observasi Video)

e) Terdapat Ruang security (Hasil Observasi Video)


f) Terdapat Produksi (Hasil Observasi Video)
g) Terdapat Office, (Hasil Observasi Video)

b. Temuan Negatif

a) Tembok pecah

b) Asbes retak

17
4. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Temuan Positif
a) Pemasangan APAR (di gudang,Ruang Produksi,Office) Pemasangan tanda :

check list,segita APAR


b. Temuan Negatif
a) Kurang tersediannya apar dan tidak ada hidran dibeberapa ruangan

5. Bahan Kimia Berbahaya

a. Temuan Positif
a) Perusahaan sudah menerapkan pengelolaan limbah menggunakan Instalasi
Pengolahan Air Bersih (IPAL) pada K3 lingkungan.

b) Saat pembuangan limbah cair ke sungai diuji dengan dibuatkan kolam ikan

c) Terdapat Tempat Limbah

b. Temuan Negatif
a) pada saat proses produksi banyak drum/kantong plastik cemical yang tidak ada
keterangan dan peletakan yang sembarangan.

b) Belum adanya Petugas Kimia atau Ahli K3Kimia (Sesuai wawancara)

c) Proses pewadahan limbah padat yang tidak baik, menggunakan karung,


sehingga wadah mudah jebol dan tumpah.

d) penyimpanan limbah padat yang terbuka itu tidak baik, ditakutkan dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap dan ditakutkan ada orang lain yang memanfaat
kan limbah padat untuk di perjual belikan.

6. K3 Lingkungan Kerja

a. Temuan Positif

a) Pada area produksi, ruang tertentu/terbatas perusahaan tidak menggunakan


karyawan yang banyak didalamnya dan terdapat ventilasi sehingga oksigen yang
masuk cukup dan tidak menghambat produktifitas.

b) Toilet yang ada pada perusahaan juga sudah melebihi batas standar minimal yang

18
diwajibkan. (Sesuai wawancara)

c) Rambu Jalur Evakuasi

d) Terdapat Tempat Limbah

b. Temuan Negatif
a) Ditemukan banyak genangan air dilantai yang dapat menyebabkan terpeleset.

b) Adanya kebisingan pada proses Stanning

c) kurangnya penerangan pada area Gudang

7. K3 Mekanik

a. Temuan Posiif
a) Operator Forklift telah memiliki SIO untuk pengoperasian Unit.

a) Peralatan produksi dilengkapi dengan tombol penggerak dan penghenti.

b) Terdapat khusus ahli mekanik boiler

b.Temuan Negatif
a) alat produksi tidak memiliki pelindung sehingga berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja berupa terjepit dan terpotong.
b) Karyawan tidak menggunakan APD sarung tangan saat megang produksi

8. Bidang K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


a. Temuan positif
a) Compresor dilengkapi dengan katup penutup

b) Terdapat pressure gauge pada mesin compresor dan saat mencapai 7 bar
mesin akan mati.
c) Maintenance berkala setiap 3 bulan.
d) Tangki solar diberikan label informasi tentang cairan dalam tangki

19
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH

1. Analisis Temuan Positif : Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kelembagaan Keahlian dan SMK3

Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-


No Lokasi FOTO TEMUAN undangan
(termasuk pasal dan
ayat)

 Memeliha KEPDIRJEN
ra dan BINWASNAKER NO.22
Terdapat R. Klinik dan meningkat Th 2008
Ruang P3k kan
derajat
 Membantu
ruang klinik dan ruang
perusahaan
1. P3K
menentukan
kebijakan dalam
bidang kesehatan
kerja.
Memelihara
produktifitaskerja.

20
Permenkes no 15 tahun
2013 tentang
penyediaan fasilitas
2. Ruang Laktasi Terdapat R.Laktasi khusus menyusui pasal
Menyediakan tempat 3 ayat 2
laktasi untuk tenaga kerja
wanita menyusui bayi, Dukungan
memompa ASI dan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
menuimpan ASI.
dilakukan melakui
penyediaan fasilitas
khusus untuk menyusui
dan/atau memompa
ASI

Undang-Undang No.
3. memastikan karyawan selalu 1 Tahun 1970
papan rambu Terdapat Rambu-Rambu menerapakan budaya K3 Tentang Keselamatn
menerapkan k3. ditempat kerja
untuk menerapkan Kerja, memasang
keselamatan dan rambu K3 merupakan
kesehatan kerja salah satu kewajiban
Pada Ruang yang harus dipenuhi
Produksi pengurus perusahaan
untuk menjamin
keselamatan dan
kesehatan pekerja dan
orang lain yang
berada ditempat kerja
UU No. 1 Tahun
1970 pasal 14 huruf
(b)

21
“Pengurus diwajibkan
memasang
dalamtempat kerja
yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua
bahan pembinannya,
padatempat-tempat
yangmudah dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja”

22
Permenaker
Sebagai petugas No.1/1967 Tentang
4 PT.ASA mempunyai paramedic klinik dan juga Sertifikasi
Wawancara bersertifikat sebagai educator Paramedis
online HIPERKES dalam bidang Perusahaan
kesdilingkungan
perusahaa.

SE MENAKER
Melakukan Upaya Memutus rantai No.
5 PT ASA preventif di masa penyebaran covid- M/7/AS.02.02/V/20
pandemic 19 20 tentang Rencana
Keberlangsungan
Usaha Dalam
Menghadapi
Pandemi Covid- 19
dan Protokol
Pencegahan
Penularan Covid-
19 di Perusahaan

1. Memastikan
APD : Gunakan
masker untuk
pekerja

23
2. Melakukan
pemeriksaan
suhu tubuh
setiap pintu
masuk
perusahaan dan
mengamati
kondisi umum
pekerja/tamu
3. Penetapan
hygiene dan
sanitasi
perusahaan,
berupa akses
hand sanitizer

24
1.Temuan Negatif : Bidang Kesehatan dan keselamatan kerja

DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan


No FOTO LOKASI TEMUAN

Pasal 1 Permenaker No. 01 tahun 1976


tentang Wajib LatihHiperkes bagi
Dokter Belum Dapat meningkatan Dokter Perusahaan yang
Hasil Wawancara menyebutkan, “Setiap perusahaan
Klinik PT ASA mengikuti kesehatan Pekejerja
diwajibkan untuk mengirimkan setiap
Hiperkes dokter perusahaannya untuk
1.
mendapatkan latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”.

Permenaker
Bila ada kecelakaan PER.15/MEN/VIII/2008
Hasil Wawancara PT. ASA Isi kotak P3k
kerja pekerja bisa Pertolongan pertama
tidak sesuai
2 langsung padakecelakaan pasal (10) hurufb
dengan
mendapatkan
peraturan yang
pertolongan pertama
berlaku
sebelum di lanjutkan
ke RS

25
2. Analisis Temuan Positif : Bidang Kelembagaan dan Keahlian

Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan


No Lokasi FOTO TEMUAN
(termasuk pasal dan ayat)

Permen No. 04/Men/1987 tentang


P2K3 (pasal 2).
Dibentuknya P2K3  Mengembangkan kerjasama
bidang K3. Bahwa tempat kerja dimana
 Meningkatkan kesadaran dan pengusaha/pengurus
partisipasi TK terhadap K3. memperkerjakan 100 (seratus)
PT. ASA Hasil Wawancara  Forum komunikasi dalam bidang orang atau lebih, atau tempat
1. K3. kerja dimana
 Menciptakan tempat kerja yang pengusaha/pengurus
 nihil kecelakaan dan memperkerjakan dari
penyakitakibat kerja. 100(seratus) tenaga kerja
namun menggunakan bahan,
proses dan instalasi yang
memiliki resiko besar akan
terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan, dan
penyinaran radioaktif
pengusaha/pengurus wajib
membentuk P2K3

Adanya serikat pekerja Mempunyai fungsi menjalankan UU 13 Tenaga Kerja tahun 2003
2 PT.ASA Hasil Wawancara pekerjaan sesuai dengan Pasal(102) ayat (2)
kewajibannya, menjaga ketertiban
demi kelangsungan produksi, Dalam melaksanakan hubungan

26
menyalurkan aspirasi secara industrial, pekerja/buruh dan
demokratis, mengembangkan serikat pekerja/buruhnya
keterampilan, dan keahliannya mempunyai fungsi menjalankan
serta ikut memajukan perusahaan pekerjaan sesuai dengan
dan memperjuangkan kewajibannya, menjaga
kesejahteraan anggota beserta ketertiban demi kelangsungan
keluarganya produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokratis,
mengembangkan keterampilan,
dan keahliannya serta ikut
memajukan perusahaan dan
memperjuangkan kesejahteraan
anggota berserta keluarganya.

3 PT. ASA Adanya petugas Ahli - Meningkatkan citra positif Permenaker No. 02/Men/1992 tentang
K3Umum perusahaan dimata klien2nya, Tata Cara Penunjukan, kewajiban dan
vendor, pemerintah dan masyarakat wewenang ahli keselamatan dan
dimana perusahaan tersebut berada. kesehatan kerja Pasal 1 point A
- Memberikan pengetahuan tentang
bahaya2 dan resiko dalam
Ahli keselamatan dan kesahatan
pekerjaan serta menjelaskan dan
mengatur cara cara untuk kerja ialah tenaga teknis
mengurangi resiko dan bahaya berkeahlian khusus dari luar
tersebut Departemen Tenaga Kerja yang
Menjamin dan mengawasi ditunjuk oleh menteri Tenaga
terlaksananya kebijakan K3 Kerja untuk mengawasi
dalam perusahaan diataatinya Undang-undang
Keselamatan Kerja
Permenaker no 08 tahun 2020 tentang
4 PT. ASA Memiliki operator forklift Petugas forklift disarankan untuk keselamatan dan kesehatan kerja
kelas II yang telah memiliki memiliki lisensi / sio yang berlaku pesawat angkat dan pesawat angkut
SIO pasal 141 ayat (2)

Pengoperasian pesawat angkat dan


pesawat angkut harus dilakukan oleh
Operator dengan kualifikasi sesuai jenis
dan kapaistas Pesawat angkat dan
pesawat angkut.
27
2.Temuan Negatif :Bidang Kelembagaan dan Keahlian

No LOKASI FOTO TEMUAN DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan

KEP.186/MEN/1999 pasal 3
"Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
Hasil wawancara Dapat menanggulangi pasal 2 ayat (1) dengan memperhatikan
PT. ASA Belum adanya keadaan darurat seperti jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi
organisasi kebakaran, kecelakaan, tingkat
1. bencana alam, dll. potensi bahaya kebakaran."
tanggap darurat
Wawancara

2. PT.ASA Hasil Wawancara Belum mempunyai Dapat terjadi Hubung singkat


Ahli K3 Listrik Listrik KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
NO. : KEP. 89 /PPK/ XII/2012

Permanker 12 tahun 2015 tentang


keselamatan dan kesehatan kerja listrik di
tempat kerja pasal 7

Untuk perusahaan yang memiliki


pembangkitan listrik lebih dari 200 kilo
volt ampere wajib mempunyai ahli K3
bidang listrik.

28
Temuan Positif : Bidang SMK3
No Lokasi FOTO TEMUAN Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan
(termasuk pasal dan ayat)
Perusahaan mempunyai safety
1. Gudang PT. ASA Perusahaan telah sign yang dapat membuat para PP no 50 Tahun 2012 tentang penerapan
menerapkan komunikasi K3 pekerja lebih waspada terhadap SMK3 pasal 8
berupa safety sign bahaya kerja
Pengusaha harus
menyebarluaskan kebijakan K3
yang telah ditetapkan kepada
seluruh pekerja/buruh, orang
lain selain pekerja/buruh yang
berada di perusahaan, dan
pihak lain yang terkait
2. Pt. ASA Hasil
Penetapan kebijakan Bisa menjadi dasar untuk ahli PP no 50 Tahun 2012 tentang
wawancara hukum K3 sudah di buat k3 dalam menerapkan SMK3 penerapanSMK3

3. PT.ASA Perencanaa K3
Hasil Wawancara Perusahaan memiliki Langkah PP no 50 Tahun 2012 tentang
yang sudah terencana dan penerapanSMK3
terukur dalam system SMK3

29
3.Temuan Negatif :Bidang SMK3

No LOKASI FOTO TEMUAN DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan

ermenaker no.2 tahun 1992 Pasal 1 & 2


1. Hasil Wawancara Petugas ahli K3 Bisa lebih bagus dalam " (1) Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat
PT. ASA
hanya ada 1 yang ditunjuk berwenang menunjuk ahli
melakukanperencaan K3
dengan jumlah keselamatan dan kesehatan kerja pada
karyawan 209 tempat kerja dengan kriteriatertentu dan
pada perusahaan yang memberikan jasa
dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.
(2) Kriteria tertentu sebagaimanadimaksud
dalam ayat (1) adalah:
a. Suatu tempat kerja dimana
pengurus mempekerjakan tenaga kerja
lebih dari 100 orang

2. PT. ASA Hasil Wawancara Belum menerapkan Dapat meningkatkan PP No-50-Tahun-2012, pasal 5 "
SMK3 efektivitas perlindungan (1)setiap perusahaan wajib menerapkan
(Perencanaan K3) keselamatan dan kesehatan SMK3di perusahaannya"
kerja,

3. PT. ASA Hasil Wawancara Belum menerapkan PP No-50-Tahun-2012, pasal 5 "


SMK3(pengukuran Agar bisa menentukan (1)setiap perusahaan wajib menerapkan
dan evaluasi kinerja apakah kebijakan dan SMK3di perusahaannya"
k3)
perencanaan serta
pelaksanaan sudah sesuai
dengan kaidah tujuan dan
sasaran penerapan k3
6. PT. ASA Hasil wawancara Belum menerapkan
SMK3( peninjauan dan Agar secara teratur dapat PP No-50-Tahun-2012, pasal 5 "
peningkatan kinerja meningkatkan pelaksanaan (1)setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3) SMK3di perusahaannya"
SMK3 di perusahaan yang
menurut evaluasi masih
dirasa kurang
30
Perusahaan
5. PT. ASA Hasil Wawancara tidak Dapat mengurangi : Permenakertrans No 08 tahun 2010
melakukan - Resiko bahaya seperti
terkena percikan kimia Pengurus wajib menyediakan APD bagi
pemantauan
pada kaki dan tangan, seluruh pekerja/buruh di tempat kerja APD
dan efaluasi yang disediakan juga harus sesuai dengan
- Resiko bahaya kejatuhan
kinerja k3 benda secara langsung Standar Nasional Indonesia (SNI)atau
standar yang berlaku dan APD wajib
- Resiko terjepit alat diberikan pengusaha secara Cuma-Cuma.
produksi
. Resiko terpeleset darilantai yang
basah

31
3. Analisis Temuan Positif : Bidang Listrik

No Lokasi FOTO TEMUA Dampak/Manfaat


N Peratruan Perundang-
undangan

1 Permenaker Nomor 12
Terdapatnya 2 Proses produksi bisa terus Tahun 2015 Tentang
PT. ASA generator 400 Keselamatan dan Kesehatan
kVA dan 500 dilaksanakan bila listrik PLN
Kerja Listrik di Tempat
kVA padam Kerja pasal 1 Ayat (4)
Pembangkitan listrik adalah
kegiatan untuk memproduksi
dan membangkitkan tenaga
listrik dari berbagai sumber
tenaga

Analisa Temuan Negatif :Bidang Listrik

DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan


No LOKASI FOTO TEMUAN

PerMenaker Nomor 12 th 2015


Tentang Keselamatan Dan
PT ASA, Padaruang Kesehatan Kerja Listrik di Tempat
Ada Bahan Dapat Kepakaran atau
Produksi tersengat listrik tegangan Kerja Pasal 2
Berupa liquid
tinggi
didekat UU No.1 Th 1970 Pasal 9 Ayat (3)
1. sekelar

32
4. Analisis Temuan Positif : Bidang K3 Konstruksi

Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-


No LOKASI FOTO TEMUAN undangan
(termasuk pasal dan ayat)

KONTRUKSI Bangunan permanen akan Kepmenaker No. 1 Th 1980


BANGUNAN mempengaruhi strukstur K3 pada Kontruksi
1.
PT. ASA PT. ASA kekuatan bangunan itu Bangunanpasal 3
keseluruhan sudah
sendiri baik dari segi Pada setiap pekerjaan konstruksi
permanen baik
apabila ada gempa, bangunan harus diusahakan
bangun inti, jalur
kebakaran dll pencegahan atau dikurangi
evakuasi , titik
terjadinya kecelakaan atau sakit
kumpul IPAL dll
akibat kerja terhadap tenaga
kerjanya. (2) Sewaktu pekerjaan
dimulai harus segera disusun
suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja, hal tersebut
harus diberitahukan kepada
setiap tenaga kerja. (3) Unit
keselamatan dan kesehatan
kerja tersebut ayat (2) pasal

33
ini meliputi usaha-usaha
pencegahan terhada
p: kecelakaan,kebaka ran,
peledakan, penyakit akibat kerja,
pertolongan pertama pada
kecelakaan dan usaha-usaha
penyelamatan

Temuan Negatif :Bidang K3 Konstruksi

No LOKASI FOTO TEMUAN DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan

Kepmenaker No. 1Th 1980


Bila kondisi konstruksi
pasal 8 ayat (3)pada Kontruksi
1. Atap asbes sudah baik prous produksi
PT.ASA Bangunan peralatan sisi-sisi lantai
pecah bisa berjalan baik dan
yang terbuka, lubang-lubang di
mengurangi kecelakaan
lantai yang terbuka, atap-atap atau
panggung yang dapat dimasuki,
sisi-sisi tangga yang terbuka, semua
galian-galian dan lubang-lubang
yang dianggapberbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman
yang kuat

34
2 Tembok roboh Bila kondisi konstruksi Kepmenaker No. 1Th 1980
PT.ASA baik prous produksi pasal 8 ayat (3)pada Kontruksi
bisa berjalan baik dan Bangunan peralatan sisi-sisi lantai
mengurangi kecelakaan yang terbuka, lubang-lubang di
lantai yang terbuka, atap-atap atau
panggung yang dapat dimasuki,
sisi-sisi tangga yang terbuka, semua
galian-galian dan lubang-lubang
yang dianggapberbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman
yang kuat

5. Analisis Temuan Positif : Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran

Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-


No Lokasi FOTO TEMUAN undangan
(termasuk pasal dan ayat)

Permenaker Nomor 04
PEMASANGAN APAR -Adanya APAR yang tahun1980
1. dilengkapi dengan cheklist Tentang cara
PT. ASA berkala dan posisi yang benar pemasangan dan
- Mencegah dan Mengurangi, pemeliharaan APAR
pasal 2 ayat 2 poin c dan
serta memadamkan
pasal 4 ayat 1
kebakaran di tempat kerja. Pasal 2 ayat 2 : “Jenis
alat pemadam api ringan
terdiri:
a. Jeniscairan(air)
b. Jenisbusa
c. Jenis tepungkering
d. Jenis
(hydrocarbonberhalo
gendansebaginya.)”
35
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap
satu atau kelompok alat
pemadam api ringan
harus ditempatkan pada
posisi yang mudah
dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Permenaker No.04 Tahun
1980 Pasal 11 ayat (1)
“ Setiap alat pemadam
api ringan harus
diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun yaitu:
a.pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan.
b.b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan.
Kepmenaker No.186
Tahun 1999Pasal 2 ayat
1“Pengurus atau
pengusaha wajib
mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran, latihan
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja.”

Perawatan rutin Apar setiap 2 Melakukan Pengecekan Isi Permenaker Nomor 04


2 PT. ASA bulan sekali. Apar. tahun1980
Tentang cara
pemasangan dan
pemeliharaan APAR
pasal 2 ayat 2 poin c dan
pasal 4 ayat 1
Pasal 2 ayat 2 : “Jenis
alat pemadam api ringan
36
terdiri:
e. Jeniscairan(air)
f. Jenisbusa
g. Jenis tepungkering
h. Jenis
(hydrocarbonberhalo
gendansebaginya.)”
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap
satu atau kelompok alat
pemadam api ringan
harus ditempatkan pada
posisi yang mudah
dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Permenaker No.04 Tahun
1980 Pasal 11 ayat (1)
“ Setiap alat pemadam
api ringan harus
diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun yaitu:
a.pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan.
b.b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan.
Kepmenaker No.186
Tahun 1999Pasal 2 ayat
1“Pengurus atau
pengusaha wajib
mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran, latihan
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja.”

37
Permenaker Nomor 04
3 PT.ASA HASIL Memberikan Edukasi tahun1980
WAWANCARA Pelatihan Penggunaan Apar Setiap
1 tahun sekali terkait keadaan darurat Tentang cara
kebakaran. pemasangan dan
pemeliharaan APAR
pasal 2 ayat 2 poin c dan
pasal 4 ayat 1
Pasal 2 ayat 2 : “Jenis
alat pemadam api ringan
terdiri:
i. Jeniscairan(air)
j. Jenisbusa
k. Jenis tepungkering
l. Jenis
(hydrocarbonberhalo
gendansebaginya.)”
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap
satu atau kelompok alat
pemadam api ringan
harus ditempatkan pada
posisi yang mudah
dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Permenaker No.04 Tahun
1980 Pasal 11 ayat (1)
“ Setiap alat pemadam
api ringan harus
diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun yaitu:
a.pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan.
b.b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan.
Kepmenaker No.186
Tahun 1999Pasal 2 ayat
1“Pengurus atau
pengusaha wajib

38
mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran, latihan
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja.”

Temuan Negatif :Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran

No LOKASI FOTO TEMUAN DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan

Permenaker Nomor 04
HASIL Memudahkan
PT.ASA Kurang tahun 1980
1. WAWANCARA pemadaman bila ada
Tentang cara pemasangan dan
tersedianya Apar sumber api yang baru
pemeliharaan APAR pasal 2 ayat 2
dantidak ada muncul poin c dan pasal 4 ayat 1
Hidran dibeberapa Pasal 2 ayat 2 : “Jenis alat pemadam
ruangan seperti api ringan
ruangan setter
drying,
hanging,miling,tag
ging,dan staking
dimana pada
ruaangantersebut
karateristik
bahannya kering.

39
6. Analisis Temuan Positif : Bidang K3 Lingkungan Kerja

Lokasi Dampak/Manfaat Peratruan Perundang-


No FOTO TEMUAN
undangan

Permenaker No. 5 Tahun 2018


Sistem ventilasi Sistem Elektrikal Tentang Keselamatan dan
1. dan Area Ruang Kesehatan Kerja Lingkungan
Area Produks Terbatasnya otomatis, Terlihat Kerja. Pasal 41 Ayat 1.
PT.ASA
Memadai. pada Panel Industri (1) Pengurus dan atau
Pengusaha wajib
menyediakan system
ventilasi udara untuk
menjamin kebutuhan
udara pekerja dan atau
mengurangi kadar
kontaminan di Tempat
Kerja.
Pasal 42 Ayat 1 sampai Ayat 3.
(1) Setiap orang yang bekerja
dalam ruangan harus
mendapat ruang udara
(cubic space) paling
sedikit 10 (sepuluh) meter
kubik.
(2) Ruangan sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1)
harus memenuhi
ketentuan :
a. Tinggi Tempat Kerja
diukur dari lantai sampai
daerah langit – langit
paling sedikit 3 (tiga)
40
meter ; dan
Tinggi ruangan yang lebih
dari 4 (empat) meter tidak
dapat dipakai untuk
memperhitungkan ruang
udara sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1).
Rambu Jalur Evakuasi Upaya ini dilakukan Peraturan Pemerintah No. 36
2 PT. ASA yang dipasang sudah untuk menormalisasi Tahun 2005 Tentang Bangunan
baik. keadaan dan mencegah Gedung. Pasal 59 Ayat (1).
atau meminimalkan (1) Setiap bangunan
cedera, kerusakan aset, gedung, kecuali rumah
serta kerugian material tinggal tunggal dan rumah
pada saat terjadi keadaan deret sederhana, harus
darurat. menyediakan sarana
evakuasi yang meliputi
sistem peringatan bahaya
bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur
evakuasi yang dapat
menjamin kemudahan
pengguna bangunan
gedung untuk melakukan
evakuasi dari dalam
bangunan gedung secara
aman apabila terjadi
bencana atau keadaan
darurat.

41
Permenaker No. 5 Tahun 2018
3 PT ASA WAWANCARA Jumlah Toilet sudah Fasilitas kesehatan Tentang Keselamatan dan
lebih dari cukup. pekerja sudah terpenuhi Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja. Pasal 5 Ayat (1), dan Ayat
(3).
(1) Pelaksanaansyarat-syarat
K3 Lingkungan Kerja
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dilakukan
melalui kegiatan:
a. pengukuran dan
pengendalian
Lingkungan Kerja;
dan
b. Penerapan Higiene
dan Sanitasi.
(3) Penerapan Higiene dan
Sanitasi sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) huruf b meliputi:
a. Bangunan Tempat Kerja;
b. fasilitas Kebersihan;
c. kebutuhan udara; dan
d. tata laksana
kerumahtanggaan.”
Pasal 33 Ayat (1), dan Ayat (2)
huruf a.
(1) Fasilitas Kebersihan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 Ayat (3)
huruf b harus disediakan
pada setiap Tempat Kerja.
Fasilitas Kebersihan
sebagaimana dimaksud

42
pada Ayat (1) paling
sedikit meliputi: a. Toilet
dan kelengkapannya.

Temuan Negatif :Bidang K3 Lingkungan Kerja

DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan


No LOKASI FOTO TEMUAN

Bila di perkaiki
Permenaker 08 Tahun 2010
1. PT.ASA Ditemukannya mengurai Resiko Pasal 3 Ayat 1 “Lantai sebagai
banyak genangan Kecelakaan Akibat
mana dimaksud dalam Pasal 28
air dilantai . . Kerja
ayat (1) huruf b
harus:
a. terbuatdaribahan yang keras,
tahan air, dan tahandaribahankimia
yang merusak;
b. datar, tidaklicin, dan
mudahdibersihkan; dan
dibersihkansecarateratur.

43
Permenaker No 05 Th 2018
2 Kebisingan pada Dapat mengakibatkan
Pasal 10
Ruang StaningPT. Proses Staning gangguan pada “(1) Pengukuran dan pengendalian
ASA pendengaran
sebaiknya Kebisingan sebagaimana Dimaksud
menggunakan APD dalam Pasa l 8 ayat (1) huruf b
dalam bentuk harusdilakukan pada Tempat Kerja
Earplug dan Earmuff.
yang memiliki sumber bahaya
Kebisingan dari operasi peralatan
kerja.
(2) Tempat Kerja yang
memiliki sumber bahaya Kebisingan
sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) merupakanTempat Kerja yang
terdapat sumber Kebisingan terus
menerus, terputus-putus, impulsif,
dan
Impulsif berulang.
Jika Hasil pengukuranTempat
Kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) melebihi dari
NAB Harus dilakukan
pengendalian.

44
Ditemukannya Dengan
5 Gudang PT.ASA Kurangnya diperbaikinnya Permenaker No.5 Tahun 2018
Penerangan pada pencahayan pekerjaan pasal 2 dan pasal 3
area Gudang menjadi nyaman dan
Bahan lebih produktif

7. Analisis Temuan Positif : Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya

No Lokasi FOTO TEMUAN Dampak/Manfaat Peratruan Perundang-


undangan

Peraturan Pemerintah No. 101


Perusahaan telah Tidak mencemari Tahun 2014. Pasal 3 ayat 1.
1. mempunyai lingkungan. Dan limbah (1) Setiap Orang yang
AreaPengolahan Instalasi yang dibuang sudah menghasilkan Limbah B3
B3PT.ASA
Pengolahan memenuhi standar. wajib melakukan
Limbah (IPAL). Pengelolaan Limbah B3
yang dihasilkan.
. Perusahaan Penggunaan ikan sebagai Peraturan Pemerintah
2 Area menerapkan ikan parameter untuk No.82 Tahun 2001
Pengolahan sebagai mengetahui air limbah Tentang Pengelolaan
Limbah bioindikator tersebut sudah layak Kualitas Air dan
limbah dibuang. Pengendalian Pencemaran
Air. Pasal 41 Ayat (1) dan
Ayat (3) huruf a.
(1) Pemrakarsa
melakukan kajian
mengenai pembuangan air

45
limbah ke air atau sumber
air.
(2) Hasil kajian
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi
sekurang-kurangnya :
a. pengaruh terhadap
pembudidayaan ikan,
hewan, dan tanaman;

Temuan Negatif :Bidang K3 Bahan Kimia Berbahaya

No LOKASI LOKASI TEMUAN DAMPAK & MANFAAT Peratruan Perundang-undangan

Bila di perkaiki Kepmennaker


1. Ruang Produksi Ditemukannya dengan menggunakan No. 187/MEN/1999 Pasal 2
PT ASA, Banyak drum tanda dapat
“Pengusaha atau pengurus yang
atau kantong mengurangi kecelakan
plastik Chemical yang mengakibatkan menggunakan, menyimpan,
yang tidak Kecelakaan Akubat memakai,
Kerja
ada/label Memproduksi dan mengangkut
keterangan dan
bahan kimia berbahaya ditempat
peletakan yang
sembarangan di kerja wajib mengendalikan bahan
ruang produksi kimia berbahaya untuk mencegah
terjadinya k ecelakaan kerja dan
Penyakit akibat kerja”

46
Proses Bila di lakukan dengan UU No 32 Tahun 2009 ttg
2 PT.ASA pewadahan baik bisa pengelolaan lingkungan hidup Pasal
limbah padat menghindarkan dari 3 “Perlindungan dan pengelolaan
yang tidak baik, bahaya limbah B3 lingkungan hidup bertujuan: a.
melindungi wilayah Negara Kesatuan
menggunakan
Republik Indonesia dari pencemaran
karung, sehingga dan/atau kerusakan lingkungan
wadah mudah hidup;b. menjamin keselamatan,
jebol dan tumpah kesehatan, dan kehidupan manusia; c.
menjamin kelangsungan kehidupan
makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem; d. menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup; e. mencapai
keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup; f.
menjamin terpenuhinya keadilan
generasi masa kini dan generasi masa
depan; g. menjamin pemenuhan dan
perlindungan hak atas lingkungan
hidup sebagai bagian dari hak asasi
manusia; h. mengendalikan
pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana; i. mewujudkan
pembangunan berkelanjutan; dan j.
mengantisipasi isu lingkungan
global.

PP No 18 tahun 1999 ttg


Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun Pasal 28
“(1) Setiap kemasan limbah B3
wajib diberi simbol dan label yang
menunjukkan karakteristik dan jenis
limbah B3. (2) Ketentuan lebih lanjut
mengenai simbol dan label limbah
B3 sebagaimana dimaksud pada ayat
( I) ditetapkan oleh Kepala instansi
yang bertanggung jawab.

47
3 Tempat Harus di lakukan PP No. 18 Tahun 2009 pasal 29 “(1)
TPS B3 PT ASA
Penyimpanan dengan baik untuk Penyimpanan limbah B3 dilakukan
limbah yang menghindari di tempat penyimpanan yang sesuai
terbuka pemcemaran penyakit dengan persyaratan. (2) Tempat
dari akibat bahan penyimpanan limbah B3
Kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
wajib memenuhi syarat : a. lokasi
tempat penyimpanan yang bebas
banjir , tidak rawan bencana dan di
luar kawasan lindung serta sesuai
dengan rencana tata ruang; b.
rancangan bangunan disesuaikan
dengan jumlah. karakteristik limbah
B3 dan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan. (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan penyimpanan limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Kepala instansi yang
bertanggung jawab.

PP No 101Tahun 2014
pengelolaan Limbah B3 Pasal
12 “(1) Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3 wajib
melakukan Penyimpanan

48
Limbah B3. (2) Setiap Orang
yang menghasilkan Limbah B3
sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilarang melakukan
pencampuran Limbah B3 yang
disimpannya. (3) Untuk dapat
melakukan Penyimpanan
Limbah B3, Setiap Orang
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah
B3.

22
Peraturan Perundang-
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat undangan
(termasuk pasal dan ayat)
K3 Mekanik
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
(Pasal 2 Ayat 2 huruf A dan M,
Pasal 3 dan Pasal 4)
Mesin genset, terdapat Dengan dicovernya
pelindung anti panas dapat melindungi Permenaker No 38 Tahun 2018
1
pada cerobong. Genset pekerja dari bahaya Pasal 97 “Konstruksi cerobong tanur
sudah dilakukan riksa asap dan panas yang (furnace) harus sesuai dengan
uji awal dan sudah ada timbulkan ketentuan peraturan
izin alat. Dilakukan juga Dengan adanya riksa uji perundang-undangan dan standar”
pemeriksaan berkala awal, izin alat,
oleh pihak internal yang pemeriksaan berkala
Undang-Undang No. 38 Tahun 2016
dilakukan setiap sekali dan operator yang Pasal 5 ayat 4 “Pemakaian atau
sebulan dan operator sudah memiliki pengoperasian pesawat tenaga dan
sudah memiliki sertifikat kompetensi produksi sebagaimana dimaksud
sertifikat kompetensi. dapat meminimalisir dalam pasal 4, harus dilakukan
potensi bahaya dari alat pemeriksaan dan pengujian sebelum
dan tenaga kerja. digunakan serta dilakukan
pemeliharaan secara berkala”

23
Peraturan Perundang-
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat undangan
(termasuk pasal dan ayat)

Operator Forklift telah Kepemilikan SIO Permenaker No 8 Tahun 2020


memiliki SIO untuk memastikan bahwa Operator tentang K3 Pesawat Angkat
pengoperasian Unit tersebut memiliki dan Pesawat Angkut Ps 141
kompetensi dalam ayat 2
2 pengoperasian unit dan “Pengoperasian Pesawat
tersertifikasi sesuai dengan Angkat dan PesawatAngkut
paraturan yang berlaku harus dilakukan oleh Operator
dengan kualifikasi sesuai jenis
dan kapasitas Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut”

24
3 Forklift sudah dilakukan Dengan adanya riksa uji UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
riksa uji awal dan sudah awal dan sudah memiliki Keselamatan Kerja
memiliki izin alat izin awal menandakan Undang-Undang No. 38
bahwa alat forklift layak
dan aman untuk digunakan Tahun 2016
Pasal 5 ayat 4 “Pemakaian
atau pengoperasian pesawat
tenaga dan produksi
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4, harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian
sebelum digunakan serta
dilakukan
pemeliharaan secara berkala”

K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

UU No 1 Tahun 1970 Pasal


3 ayat 1 huruf C tentang
Keselamatan Kerja, perlu
Komponen atau mengatur K3 Bejana Tekan
penghubung putaran Dengan adanya cover belt Dan Tangki Timbun
3 belt pada Compresor tersebut dapat mengurangi Permenaker No 37 Tahun
sudah di lengkapi resiko tangan terjepit oleh 2016 tentang K3 Pesawat
dengan Cover belt Tenaga pasal 14 ayat 1
“Bejana penyimpanan gas,
cmpuran gas, dan/atau
bejana transport harus
25
dilengkapi dengan katup
penutup”

Permenaker 37 Tahun 2016


pasal 16 ayat 1
Terdapat pressure Automatisasi dapat “Bejana Tekanan berisi gas
gauge pada mesin memberikan rasa aman atau gas campuran yang
4 compresor dan saat bagi pekerja sehingga dapat menimbulkan
mencapai 7 bar mesin terhindar dari ledakan.
tekanan melebihi dari yang
akan mati
diperbolehkan, harus diberi
tingkap pengaman atau alat
pengaman sejenis yang
dapat bekerja dengan baik.

26
Maintenance atau Hal ini baik dilakukan, Undang-Undang No. 38
perawatan Compressor karena mengingat mesin Tahun 2016 Pasal 4
(bejanatekan) di yang terus digunakan “Pelaksanaan syarat-syarat
PT.AdiSatriaAbadi setiap harinya, maka agar K3 pesawat tenaga dan
rutin dilakukan setiap lebih produksi sebagaimana
5 tiga bulan sekali memperhatikan safety nya dimaksud dalam pasal 2
Wawancara
dengan dilakukan yaitu dengan di meliputi kegiatan
pengecekan oli dan lakukannya maintance perencanaan, pembuatan,
lainnya. atau perawatan. pemasangan atau perakitan,
pemakaian atau
pengoperasian,
pemeliharaan, perbaikan
atau modifikasi dan
perubahan, serta
pemeriksaan dan
pengujian.”

Undang-Undang No. 38 Tahun


2016 Pasal 5 ayat 4
“Pemakaian atau
pengoperasian pesawat tenaga
dan produksi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4,
harus dilakukan pemeriksaan
dan pengujian sebelum
digunakan serta dilakukan
pemeliharaan secara berkala”

27
6
Terdapat Tombol Dapat memberikan rasa Undang-Undang No.1 Tahun
pengaman untuk aman bagi pekerja bila mana 1970 Tentang Keselamatan
menghidupkan atau terjadi kecelakaan mesin bisa Kerja
mematikan Mesin langsung dimatikan
( Emergency Stop ) Permenaker No 38 Tahun
2016 Pasal 7 Ayat 1 dan 2
Berbunyi “ a. Pesawat
Produksi harus dilengkapi
dengan tombol penggerak
dan penghenti; b. Penandaan
tombol penggerak dan
penghenti mesin ditempat
kerja harus seragam”

28
ANALISA TEMUAN NEGATIF
Peraturan Perundang- undangan
Saran /
No Lokasi Potensi Bahaya (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi

Rantai gear penggerak tidak Rantai gear penggerak di UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
dilengkapi dengan cover lengkapi cover (safety kerja Pasal 2 ayat 2 huruf A dan M, Pasal 3 dan
1 (safety guard) yang kondisi ini guard) agar pekerja 4
dapat membahayakan pekerja terhindar dari resiko
kecelakaan kerja (terjepit) Permenaker No 38 Tahun 2016
Pasal 10 “roda gigi yang terbuka pada pesawat
atau mesin yang bergerak harus diberi alat
perlindungan”

29
Peraturan Perundang- undangan
Saran /
No Lokasi Potensi Bahaya (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi

UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan


Belt penggerak mesin kesrit Belt penggerak di kerja
tidak dilengkapi cover belt berikan cover agar tidak Pasal 2 ayat 2 huruf A dan M, Pasal 3 dan 4
berpotensi terjadinya
kecelakan kerja Permenaker No 38 Tahun 2016
Pasal 10 “roda gigi yang terbuka pada
2 pesawat atau mesin yang bergerak harus
diberi alat perlindungan”

Alat produksi tidak memiliki Meskipun Mesin Permenaker No 38 Tahun 2016 tentang K3
pelindung sehingga produksi sudah Pesawat Tenaga dan Produksi Ps 8 ayat 1-2
berpotensi terjadinya menggunakan “(1) Pesawat Tenaga dan Produksi harus
kecelakaan kerja berupa emergency stop, namun dilengkapi Alat Pengaman”
3 terjepit dan terpotong potensi terjepit masih “(2) Semua bagian yang bergerak dan
sangat besar, sehingga berbahaya dari Pesawat Tenaga dan
diperlukan penggunaan Produksi harus dilengkapi Alat
APD yang tepat sesuai Perlindungan”
dengan kebutuhan kerja
dan modifikasi alat
produksi.

30
roda gear tidak tertutup dan Roda gear seharusnya di Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 Pasal
tidak adanya pagar pembatas tutupi oleh penghalang, 2 ayat(2) huruf a dan huruf m, Pasal 3 dan 4
karena bisa terjadi tentang Keselamatan Kerja perlu mengatur
kecelakaan kerja (tangan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
4 terjepit), pesawat tenaga dan produksi

Peraturan Perundang- undangan


Saran / Rekomendasi
No Lokasi Potensi Bahaya (termasuk pasal dan ayat)

Operator dan teknisi bejana tekanan dan Operator dan teknisi bejana Permenaker 37 Tahun 2016 ps 24 ayat 1-2
tangki timbun belum memiliki lisensi K3 tekanan dan tangki timbun “(1) Pengangkutan Bejana Tekanan dan
berpotensi pada kesalahan pengoperasian segera diikutkan sertifikasi Tangki Timbun Dilakukan oleh operator
Wawanc dan kecelakaan untuk memperoleh lisensi K3 K3.” “(2) Pemasangan, pemeliharaan,
1 ara perbaikan, modifikasi dan pengisian Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun dilakukan oleh
teknisi K3 bidang Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun.”

31
Tempat dudukan tangki tidak dilengkapi Pentingnya diberikan pagar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
dengan pagar penghalang yang dapat pelindung untuk menghindari tentang Keselamatan Kerja Pasal 2 ayat (2)
membahayakan pekerja. tertimpa tangki jika sewaktu- huruf a dan huruf m, Pasal 3 dan Pasal 4
waktu terjadi gempa Tentang perlu mengatur syarat-syarat
Keselamatan dan kesehatan kerja pesawat
2 1 tenaga dan produksi

Permenaker No. 37 Tahun 2016 pasal 28


“Lokasi tempat tangki timbun harus
dipasang pagar pengaman dengan jarak
paling sedikit 25 meter dihitung dari dinding
tangki”
Sebaiknya pada lapisan luar
Cerobong pada Hot Water Boiler tidak cerobong hot water boiler Pasal 2 ayat (2) huruf a dan huruf m,
dilengkapi dengan cover anti-panas diberikan pengaman yang dapat Pasal 3, dan Pasal 4, UU 1/1970
sehingga dapat membahayakan para mengurangi suhu panas yang tentang Keselamatan Kerja perlu
mengatur syarat-syarat keselamatan
pekerja ditimbulkan oleh pemanasan yang
dan kesehatan kerja pesawat tenaga
dilakukan oleh mesin boiler
3 1 dan produksi
0

32
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari video observasi maupun interview dengan
narasumber dari pihak PT Adi Satria Abadi mengenai beberapa aspek bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Listrik

Didapatkan hasil temuan bahwa PT. Adi Satria Abadi ternyata belum melakukan
SMK3 Kelistrikan yang sempurna, hal ini didasari dari hasil temuan yaitu seperti
Emergency Alarm Fire tidak terpasang khususnya digudang dimana terdapat bahan
produksi mudah terbakar, seperti juga di office dimana banyak bahan kertas di
tempatkan sebagai arsip file. Hasil temuan lainnya yaitu tidak ada fasilitas water
tank rescue skala menegah, ada baiknya dengan luas bangunan 700m2 dilengkapi 1
unit truck water tank bekapasitas 5000 Liter. Hasil temuan lainnya adalah belum
adanya AK3 spesialis Listrik, hanya terdapat 1 orang AK3U hal ini juga sangat
mempengaruhi mengapa demikian karena hasil pengamatan kami bahwa PT. Adi
Satria Abadi memiliki Gardu dengan kapasitas trafo 690 Kva, Mesin diesel
kapasitas 400 Kva dan 500 kva dimana skala tersebut adalah tegangan tinggi dan
memliki resiko yang tinggi pula dimana seorang yang berkeahlian khusus (spesialis
AK3 Listrik)

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi

PT. Adi Satria Abadi Kontruksi layout pada bangunan baik itu Office, Gudang
dengan luas 700m2, Rumah Genset, Emergency Exit, Master Point, klinik, pos
security hingga tahap bangunan tempat pengelolaan limbah pabrik PT. Adi Satria
Abadi yang menurut pengamatan kami sudah sangat baik dan mengikuti standar
peraturanSMK3 tentang K3 kontruksi.

33
3. Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran
PT. Adi Satria Abadi bahwa sudah ada pembentukan team kedaruratan kebakaran,
namun masihdibutuhkan pelatihan yang lebih mendalam agar dapat bekerja dengan
maksimal. Hasil pengamatan lainnya sudah terdapatnya APAR pada tiap- tiap
sumber kebakaran, namun tidak terdapat truk tanki rescue. Hasil pengamatan
lainnya untuk fasilitas,EXIT dan Master Point sudah tersedia. Namun, untukahli
K3 kebakaran,Hidran dan sistem indikato alarm fire tidak tersedia. Hal inisangat
dibutuhkan mengingat frekuensi terjadinya kecelakaan kebarakaranyang cukup
tinggi

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Lingkungan Kerja


PT. Adi Satria Abadi telah memiliki ruangan Klinik dan Laktasi untuk
pekerja/karyawannya. adanya jalur evakuasi dan titik kumpul jika terjadi keadaan
darurat.Tersedianya penerangan dan ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara di
ruangan produksi.Tersedianya APAR lengkap dengan tanda dan check list inspeksinya
dibeberapa titik tempat kerja. Telah tersedia jumlah toilet yang memadai dengan jumlah
karyawan ditempat kerja dan telah dibentuk organisasi P2K3.

5. Keselamatan dan kesehatan Kerja Bidang Bahan Bahaya


PT.Adi Satria Abadi telah menerapkan pengolahan limbah menggunakan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga air pembuangan limbah yang dibuang tersebut
sudah aman tidak mencemari lingkungan,untuk pengolahan limbah B3 padat
perusahaan telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pembuangan limbahnya.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Mekanik


PT. Adi Satria Abadi memiliki banyak pesawat mekanik yang memungkinkan
terjadinya potensi bahaya atau kecelekaan kerja sebagai berikut:
a. Terjepit, Pemakaian mesin-mesin produksi , serta cara kerja dan sikap
kerja yang kurang sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya.
angka kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah terjepit. kecelakaan ini
biasanya terjadi pada proses shaving yaitu terjepit mesin shaving yang
mungkin terjadi kulit terlalu licin, tebal. Pada umumnya tenaga kerja di

34
perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh pada pedoman kerja
sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi. Namun berdasarkan
hasil interview dengan pihak manajemen menyatakan bahwa, saat ini
sudah menggunakan sensor automatis apabila terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan, sehingga bisa mengurangi potensi kecelakaan tersebut.
b. Tertabrak, penggunaan unit Forklift yang masih menggunakan akses
umum, sewantu-waktu dapat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja yakni
tertabrak unit forklift, atau tertimpa material yang diangkut oleh unit
forklift tersebut. Sehingga diperlukan nya tindakan pengendalian resiko
oleh pihak perusahaan dalam rangka mencegah terjadi nya kecelakaan
kerja tersebut. Seperti mengadakan akses jalur khusus bagi unit forklift,
mengikutsertakan pekerja nya dalam pelatihan forklift, untuk upgrading
kemampuan pekerja
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
PT. Adi Satria Abadi tidak memiliki pesawat uap. Pada Bidang Bejana Tekanan dan
Tangki Uap sudah PT. ASA sudah memiliki beberapa penerapan kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti compresor dilengkapi dengan katup penutup
dan terdapat pressure gauge pada mesin compresor dan saat mencapai 7 bar mesin akan
mati serta pada tangki timbunan terdapat plat nama. Namun, pada bidang ini juga masih
ditemukan kekurangan penerapan K3 seperti operator dan teknisi bejana tekanan dan
tangki timbun belum memiliki lisensi K3 berpotensi pada kesalahan pengoperasian dan
kecelakaan dan selama ini seluruh alat bejana tekanan dan tangki timbun yang ada tidak
pernah dilakukan pemeriksaan dan pengujian berkala

8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kesehatan Kerja


PT Adi Satria Abadi sudah menerapkan upaya preventif dalam pemutusan
rantai penyeran Covid-19 berupa memberlakukan sistem shift kerja, mewajibkan
penggunaan masker, pemberian gizi tambahan berupa susu. Perusahaan telah
menyediakan kotak P3K. Perusahaan telah memiliki ruang laktasi serta klinik
perusahaan,dan memiliki papan informasi mengenai budaya keselamatan dan
Kesehatan kerja. PT. Adi Satria Abadi juga melakukan MCU pertama sebelum
merekrut pekerja dan juga berkala setiap 6 bulan sekali untuk tenaga kerjanya

35
bahkan telah melakukan pemeriksaan secara khusus untuk mengecek penyakit
akibat kerja.

9. Bidang Kelembagaan dan Keahlian


PT. Adi Satria Abadi sudah membentuk organisasi P2K3 yang diketuai oleh
pimpinan perusahaan dan telah memiliki personil ahli K3 Umum sebagai sekretaris
P2K3 dan mempunyai jobdesk di masing – masing divisi dan P2K3 yang di bentuk
telah melakukan kegiatan dengan baik yaitu melakukan pelaporan triwulan ke
DISNAKER setempat. PT. Adi Satria Abadi telah memiliki serikat pekerja serta
perjanjian kerja bersama namun belum adanya organisasi tanggap darurat. PT. Adi
Satria Abadi telah memiliki operator forklift kelas II yang memiliki SIO untuk
mengoperasikan forklift. Namun tidak mempunyai ahli K3 listrik

10. Kerja Bidang SMK3

PT. Adi Satria Abadi sudah mempunyai ahli K3 umum namum belum
menerapkan sistem manajemen K3 (SMK3), peninjauan dan peningkatan kinerja
SMK3, Perencanaan K3 secara keseluruhan seperti belum memiliki sertifikasi
SMK3 dan Audit SMK3 baik internal maupun eksternal juga belum pernah
dilakukan. Perusahaan telah melakukan komunikasi K3 berupa pemasangan safety
sign

B. Sarann
Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran-saran yang dapat saya berikan pada PT. Adi
Satria Abadi adalah:

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Listrik


PT. Adi Satria Abadi sebaiknya memasangkan Emergency Alarm Fire khususnya
digudang dimana terdapat bahan produksi mudah terbakar, seperti juga di office
dimana banyak bahan kertas di tempatkan sebagai arsip file. Dengan luas bangunan
700m2 ada baiknya dilengkapi dengan 1 unit truck water tank bekapasitas 5000 Liter
agar hirarki kecelakaan dalam kaitan ini yaitu kebakaran akibat arus listrik unsafe
condition,atau kebakaran diakibatkan karena Unsafe Actionnya bisa dilakukan
penerapan nya seperti Elminasi,Subsitusi, hingga rekaya teknik itu sendiri

36
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Pada bidang ini diharapkan pada PT. Adi Satria Abadi walaupun perusahaan ini
tidak focus pada jasa kontruksi, maka keahlian K3 kontruksi tidak dibutuhkan.
Hanya saja apabila kondisi bangunan bidang kontruksi nya mengalami perbaikan
tetap melibatkan eksternal jasa konsultan K3 kontruksi. Hal dikarenakan tidak
lepasnya dari undang-undang keselamatan kerja yang diatur dalam UU No.1 Th
1970.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran


Pada bidang ini diharapkan pada PT. Adi Satria Abadi meningkatkan pengetahuan
dan pemahamnannya tentang penanggulangan kebakaran serta menyediakan ahli K3
Kebakaran pada perusahaan tersebut. Menyediakan 1 unit truk tanki water rescue dan
sistem indikator alarm fire

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Lingkungan Kerja


PT Adi Satria Abadi sebaiknya melakukan pengecekan dan perbaikan bangunan tempat
kerja yang sekiranya terdapat kerusakan seperti atap yang bocor dan dinding yang
bolong.Perusahaan sebaiknya memisahkan dan memberi tanda antara toilet laki-laki dan
perempuan untuk menghindari tindakan asusila.Perusahaan juga harus memperhatikan
kondisi lantai tempat kerja terutama dibagian stanning terdapat genangan air sehingga
bisa mengakibatkan bahaya terpeleset.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Bahan Berbahaya


PT Adi Satria Abadi sebaiknya memberikan penamaan/label pada drum dan plastik
tempat bahan chemical dalam proses produksinya sehingga pekerja mengetahui akan
bahaya bahaya dari bahan yang digunakan dan bisa melakukan pencegahan.Penggunaan
APD baju kerja dan sarung tangan yang sesuai terutama dalam proses pengolahan

dengan bahan chemical untuk menghindari penyakit akibat kerja.

6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Mekanik


PT. Adi Satria Abadi sebaiknya harus mewajibkan atau memfasilitasi operator
cadangan forklift, operator pesawat uap dan operator mesin crane untuk
37
mengikuti sertifikasi agar memiliki SIO dan pada alat-alat produksi yang
belum memiliki pengaman untuk dapat diberikan pengaman dan pelindung.
Kedua hal tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu operator memiliki kapasitas
dan kemampuan yang sesuai standar dalam melakukan operasi mesin dan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pada alat-alat produksi diharapkan
untuk segera diberi pengaman dan pelindung pada bagian mesin yang
bergerak.

PT Adi Satria Abadi juga memiliki beberapa alat angkat dan angkut dimana
hanya satu orang yang sudah memiliki SIO, disarankan untuk menambahkan
tenaga kerja Ahli K3 angkat dan angkut melihat rasio tenaga kerja dan
kebutuhan produksi, selain itu juga untuk menunjang agar pengangkutan tidak
terkendala jika ada operator yang cuti/izin. PT Adi Satria Abadi juga
disarankan untuk menambahkan ahli K3 Listrik mengingat PT Adi Satria
Abadi memiliki 2 unit genset dengan kapasitas lebih dari 200KV.
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun
Pada bidang ini juga diharapkan PT. Adi Satria Abadi dapat melakukan
perbaikan-perbaikan pada kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti
melakukan sertifikasi kepada operator dan segera melaksanakan pemeriksaan
dan pengujian berkala pada bejana tekanan dan tangki timbun. Pada alat
produksi diberi pengaman dan pelindung pada bagian cerobong panas.
Instalasi kabel diatur sedemikian rupa sehingga tidak dekat dengan benda
yang menghasilkan panas. Penggunaan dan penempatan drum solar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan perlu dipasang pagar. Pada alat- alat
produksi diharapkan untuk segera diberikan pelindung dan pengaman pada
cerobong panas.
8. Bidang Kesehatan Kerja
PT. Adi Satria Abadi agar dapat segera merekrut dokter perusahaan yang memiliki
lisensi Hiperkes sehingga pemeriksaan dan perawatan kesehatan di tempat kerja dapat
berjalan dengan baik. Melakukan safety morning briefing agar pekerja taat memakai
APD
9. Bidang Kelembagaan & keahlian
PT. Adi Satria Abadi sudah ada struktur organisasi dan sudah dibentuk P2K3
sebagia wadah untuk menjembatani antara pengusaha karyawan serta adanya perjanjian
38
bersama dengan serikat pekerja. Sebagai syarat pemenuhan perundang- undangan yang
berlaku maka organisasi P2K3 agar disertifikasi dan PT. Adi Satria Abadi belum
membentuk team tanggap darurat. Oleh karena itu, disarankan agar dibentuk emergency
respon team yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan terjadi bencana dilingkungan
kerja yang dapat membahayakan jiwa maupun aset perusahaan secarat baik dan
terorganisir.

10. Bidang SMK3


Hal-hal terkait dalam bidang keahlian dan SMK3 di PT. Adi SatriaAbadi belum
secara menyeluruh sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Seperti adanya petugas
Ahli K3 umum hanya satu orang dengan jumlah karyawan 209, serta dengan belum
ditemukan sertifikasi dari operator mesin boiler dan generator serta, untuk driver forklip
cadangan belum memiliki SIO . Perusahaan Adi Satria Abadi juga belum menerapkan
SMK3 seperti peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 perlu dilakukan agar
perusahaan mampu meninjau secara teratur mengevaluasi dan meningkatkan pelaksanaan
SMK3, dengan adanya temuan-temuan yang belum sesuai dengan perundang-undangan
maka disarankan kepada PT. Adi Sarana Abadi untuk melakukan perbaikan-perbaikan
perihal tersebut. Agar tercapainya pemenuhan perundang-undangan yang berlaku dan
meningkatnya citra positif perusahaan, Nihil kecelakaan dan bebas penyakit akibat kerja
dalam tercapainya visi misi perusahaan.

39
DAFTAR PUSTAKA

UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Undang-undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.

UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor

Penyakit Akibat Kerja.

Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan KesehatanKerja

Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama

pada Kecelakaan di tempat Kerja.

Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pelatihan dan

Pemberian Lisensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di

tempat Kerja.

Permendagri RI No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan

Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di daerah.

Permenkokesra RI No. 02 Tahun 2007 tentang Kebijakan Nasional

Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Penggurangan Dampak

Buruk Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik

Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984 tentang


Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan

Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Wilayah dan Panitia Pembina

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara

Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan

Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun

2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun

2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja

sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun

1970 yang selanjutnya disebut ahli K3.

Permennakertrans PER/01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes

Bagi Dokter Perusahaan.

Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja terdiri

dari 11 Bab dan 18 pasal

Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari

18 Bab dan 193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada

pasal 87

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3


Peraturan Menteri Tenaga Kerja no Per 05/Men/1996 mengenai system manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3

UU no 1 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

UU no 1 th 1970 pasal 2 ayat (1) tentang ruang lingkup

UU. No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

UU No.30 Th 2009 Tentang kebijkan Nasional dengan hal penyediaan

tenaga listrik yang aman, handal, dan akrab lingkungan.

PerMenKer Nomor 12 th 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan

KerjaListrik di Tempat Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No:PER. 03/ MEN/ 1998 tent5ang

tatacarapelaporan dan pemeriksaan Kecelakaan.

Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan

no. KEP. 311/BW/2002 tentang SERTIFIKAT KOMPETENSI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TEKNISI

LISTRIK.

Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan

no. 47 tahun 2015 tentang AK3 Listrik.

Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan

no. 48 tahun 2015 tentang Teknisi K3 Listrik.

UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

UU No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.


Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 01 Tahun

1980tentang K3 Konstruksi Bangunan.

Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan

Gedung.

Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

JasaKonstruksi.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 tahun 2016 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada

Ketinggian.UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa

Konstruksi

Keputusan Direktur Jenderal Pembinan Pengawasan

Ketenagakerjaan No.KEP-20/DJPPK/VI/2004 Tentang

Sertifikasi kompetensi keselaatankesehatan tenaga kerja

bidang konstruksi bangunan.

Keputusan Direktur Jenderal Pembinan Pengawasan

KetenagakerjaanNo.KEP-74/PPK/XII/2013 tentang

lisensi keselamatan dan kesehatankerja bidang supervise

perancah.

Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib

laporpekerjaan proyek konstruksi.

SKB Menakertrans dan MenPU ke 174/1986 dan No 104/KTPS/1986

tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman

pelaksanaanK3 pada tempat kegiatan konstruksi.

Surat edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 tentang akte


pengawasan proyek konstruksibangunan.
UU No. 01 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

PERMENAKERTRANS No. 4/1980 tentang syarat syarat pemasangan

danpemeliharaan APAR

Permenaker N0. 04 Tahun 1987 Tentang Tim Tanggap Darurat

OrganisasiP2K3.

Permenaker RI No. 02/Men/1992 Tentang Tata Cara Penunjukkan

Wewenang dan Kewajiban Ahli K3U.

Permenaker No.Per-02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran

Otomatik.

Instruksi Menaker No. 11/1997 tentang pengawasan khusus

K3penanggulangan kebakaran.

Kepmenaker RI No. 186 Th 1999 Tentang Unit Penanggulangan

Kebakarandi Tempat kerja.

PP No. 50 Th 2012 Tentang Penerapan SMK3 di Perusahaan.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan

Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional Nomor 12 Mengenai

Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010

Tentang Alat Pelindung Diri.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016

Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada

Ketinggian.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018

Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor

KEP.113/DJPPK/IX/2006 Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis

Petugas Keselamatan dan kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined

Spaces).

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor

KEP-84/PPK/X/2012 Tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen

Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah.

Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian

Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

SE.140/MEN/PKK-KK/II/2004 Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-

Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri kimia Dengan

Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Installation).

Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Permenaker No 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Pesawat

Tenaga dan Produksi

Permen No.04 Tahun 1985, Tentang pesawat tenaga dan produksi

Permen No.05 Tahun 1985, Tentang pesawat angkat dan angkut

Permen No.01 Tahun 1989, Tentang kwalifikasi dan syarat-syarat operator crane angkat

Undang-undang Uap Tahun 1930.

Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Permen No. 01 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan


Permen No.01 Tahun 1982 Tentang Klasifikasi Juru Las

Permen No.01 Tahun 1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap

Anda mungkin juga menyukai