KERJA LAPANGAN
Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia
Berbahaya, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Listrik, K3
Konstruksi Dan Kebakaran, Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala rakhmat dan
karunia Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang menjadi salah satu syarat
kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal
tersebut, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan kunjungan kerja lapangan dan wawancara langsung.
2. Seluruh Staff di PT. Narada Katuga Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Calon
Ahli K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan
4. Seluruh Pemateri Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi dan ilmu serta
pengalamnya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3 Umum.
5. Rekan-rekan peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum Online Training angkatan Ke-
41tahun 2022 yang telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang sangat singkat sehingga
apabila masih banyak kekurangan saya memohon maaf. Saya berharap semoga laporan ini dapat
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
4. Dasar Hukum................................................................................................................. 2
BAB II PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja Perusahaan .................................................................. 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 59
B. Saran .......................................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat ini telah menjadi perhatian di kalangan
pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja. Maka dari itu sangat penting bagi
sebuah perusahaan untuk menyediakan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja.
Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak perusahaan.
Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-baha yang digunakan ditempat kerja meliputi material alat
dan bahan pengolahan. Bahan yang digunakan dapat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia, makhluk lain dan lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-sifatnya
itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan penangan bersifat khusus.b
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal
ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor penting bagi kegiatan
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia didunia internasional
masih sangat rendah. Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena mengalami ketidak
efesienan pemanfaatan tenaga kerja.
Kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu di
samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui perundang-
undangan dan peraturan-peraturan terkait yang sudah dikelurakan oleh pemerintah.
Laporan kunjungan praktik kerja lapangan (PKL) ini saya buat menjadi salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Umum
yang diadakan oleh PT. Narada Katuga Indonesia bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja
1
dan Transmigasi. Namun dikarenakan adanya wabah virus covid 19 dan harus mengikuti
Protokol Kesehatan dari Pemerintah kami hanya melakukan observasi dari jarak jauh.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut diatas, maka pada tanggal 18 Maret 2022 kami
melakukan video observasi serta interview dengan narasumber dari Perusahaan PT. Adi Satria
Abadi sebagai bahan Praktek Kerja Lapangan.
1. Untuk mempraktikan teori yang telah didapat selama kegiatan pembinaan dikelas.
3. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan ini dibuat adalah untuk mengetahui bidang keselamatan
dan kesehatan kerja dilingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, pesawat uap,
bejana tekan, K3 listrik, konstruksi dan kebakaran, kelembagaan keahlian dan sistim
managemen keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) di PT. Adi Satria Abadi.
4. Dasar Hukum
2
d. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
e. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
f. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
g. Permennakertrans No. Per 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan di tempat Kerja.
h. Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di
tempat Kerja.
i. Permendagri RI No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di daerah.
j. Permenkokesra RI No. 02 Tahun 2007 tentang Kebijakan Nasional
Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Penggurangan Dampak Buruk
Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
g.Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970
yang selanjutnya disebut ahli K3.
h.Permennakertrans PER/01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
4
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TEKNISI LISTRIK.
h. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
no. 47 tahun 2015 tentang AK3 Listrik.
i. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenaga kerjaan
no. 48 tahun 2015 tentang Teknisi K3 Listrik.
5
l. Surat edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 tentang akte
pengawasanproyek konstruksi bangunan.
6
g. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
KEP-84/PPK/X/2012 Tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya Besar dan Menengah.
10. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
a. Undang-undang Uap Tahun 1930.
b. Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
c. Permen No. 01 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan
d. Permen No.01 Tahun 1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
e. Permen No.01 Tahun 1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap.
7
BAB II
PERUSAHAAN
PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tahun 1994,
perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kulit yang digunakan
untuk memproduksi sarung tangan golf. Diolah dari kulit mentah hinga menjadi kulit yang siap
untuk dijadikan sarung tangan. Adapun bahan baku yang digunakan adalah kulit domba dan
kambing yang sudah dihilangkan bulunya dan sudah dalam keadaan diasamkan. Bahan utama
yang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf adalah kulit dan bahan pembantu
seperti benang, karet, pita, lekra, velcro, kancing, dan logo. Ada beberapa proses yang dilalui
dalam pembuatan sarung tangan golf ini yaitu: persiapan bahan, pemotongan press, persiapan
produksi, proses jahit, finishing dan packing. Proses produksi sehari satu kelompok dapat
menghasilkan 600-700 pasang sarung tangan golf.
PT. Adi Satria Abadi mempunyai dua lokasi pabrik untuk produksinya Bagian perusahaan
yang mengelola kulit lembaran berlokasi di Desa Bayakan, Kelurahan Siti Mulyo, Kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Bagian perusahaan yang menangani pembuatan
sarung tangan berlokasi di Jalan Adisucipto, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
PT. Adi Satria Abadi memiliki 209 karyawan dengan rincian 200 karyawan tetap dan 9
karyawan kontrak,. Setiap harinya kariawan di PT. Adi Satria Abadi diberikan minum susu oleh
pihak managemen. Pada perusahaan telah membentuk Serikat Pekerja. Serta dimana seluruh
karyawan PT. Adi Satria Abadi telah diikut sertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan.
PT. Adi Satria Abadi memiliki visi dan misi perusahaan, ialah sebagai berikut:
1. Visi
Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah visi yaitu
“Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.
8
2. Misi
Adapun misi dari PT. Adi Satria Abadi dalam proses pengembangan perusahaan yaitu:
PT. Adi Satria Abadi juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut : PT . Adi Satria
Abadi merupakan perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang sehat, aman, dan nyaman
bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan
kebijakan ini merupakan tanggung jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan
kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3.
Untuk itu manajemen berkomitmen :
1.Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang lain (mitra
kerja, kontraktor, pengunjung / tamu) di tempat kerja dan masyarakatsekitar)
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Adi Satria Abadi
memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang kemudian dibawahnya terdapat
Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang berbeda dan tanggungjawab yang berbeda.
Direktur PT. Adi Satria Abadi memiliki tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan
lokasi kantor berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab penuh
terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing.
9
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi.
Dalam proses produksi PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu produksi
basah dan produksi kering. Produksi dimulai dari pengolahan bahan baku berupa kulit domba
dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar yang didapat dari bahan baku lokal maupun
ekspor, berikut tahapan proses produksinya :
1. Penghilangan sisa lemak.
2. Tanning pencampuran air dengan berbagai bahan kimia sesuai resep perusahaan
dalam waktu 2 ½ hari.
3. Gudang seleksi pengecekan kualitas yang akan disesuaikan dengan grade di
perusahaan.
4. Shaving menyamakan ketebalan kulit sebesar 0,55 mm.
5. Dying proses pewarnaan pada kulit.
6. Setter pengurangan kadar air dengan cara dipress.
7. Pengeringan kulit dikeringkan secara manual atau dengan bantuan blower.
8. Milling proses pelemasan pada kulit agar kulit yang sudah dikeringkan tidakkaku.
10
9. Staking melenturkan dan membersihkan kulit.
10. Poolish proses pewarnaan pada bagian dalam kulit agar terlihat mengkilap.
11. Togle pembentangan kulit untuk mendapatkan luas optimal
12. Pengovenan dioven dengan suhu 60C dalam waktu 5 menit agar kulit tidak
mengkerut.
13. Finishing meliputi pengukuran, pelabelan, pengecekan ulang, packing.
C. ALAT KERJA
1. Alat Tanning
2. Lift Barang
3. Mesin Tacking
4. Togel (Mesin Pementangan)
5. Mesin Milling
6. Bejana Tekanan
11
7. Forklift
8. Generator
9. Boiler
10. Blower
11. Water Pump
12. Mesin kesrik
13. Mesin staning
14. Alat instalasi pengolahan air limbah
1. Terjepit
Pemakaian mesin-mesin produksi, serta cara kerja dan sikap kerja yang kurang
sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya. angka kecelakaan kerja yang sering
terjadi adalah terjepit. Kecelakaan ini biasanya terjadi pada proses shaving yaitu terjepit
mesin shaving yang mungkin terjadi kulit terlalu licin, tebal. Pada umumnya tenaga kerja
di perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh pada pedoman kerja sehingga
kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi.
2. Terjatuh
Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan di tempat kerja. Potensi bahaya ini
terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau hanya ada satu pegangan saja
dan bahkan tidak ada pegangan, hai ini sering kali tidak di perhatikan oleh tenaga kerja
sehingga berpotensi menimbulkan bahaya terjatuh.
3. Peledakan
Sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di sebabkan dari
penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti: tabung gas oksigen, formalin,
dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan tertentu. Apabila bahan- bahan
tersebut saling berdekatan (penempatan yang tidak sesuai) dan terkena sinar matahari
12
langsung, maka dapat menimbulkan potensi bahaya peledakan di tempat kerja.
4. Tertimpa Kulit
Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila penempatannya tidak sesuai
sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang sedang bekerja di bawahnya,dan juga pada saat
kulit yang baru datang yang masih berada di atas truk saat akan di turunkan secara estafet
sehingga apabila yang berada di bawah belum siap menerima kulit dari atas dapat tertimpa
kulit dengan jumlah kulit yang sangat banyak bahakan berkilo-kilo. Terutama pada pickle.
5. Terpeleset
Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan bahaya
terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.
6. Tersetrum
Terdapat cairan mudah terbakar maupun cairan tidak mudah terbakar yang
diletakkan didekat benda dengan tegangan listrik tinggi, sehingga jika cairan tersebut
mudah terbakar dan listrik terjadi arus pendek percikan bunga api pada listrik akan memicu
kebakaran. Namun jika cairan tersebut tidak mudah terbakar, apabila terjadi kesalahan
teknis atau pada saat itu kabel terlepas dan pada kondisi bersamaan cairannya tumpah
makan akan menyengat orang yang terkena cairan tersebut
7. Terbakar
Pada tempat kerja di Gudang Bahan Baku, ruang kesrik dan Staning tidak
ditemukam alat pemadam api, baik berupa APAR maupun APAB. Sehingga dapat apabila
terjadi bahaya terbakan, tidak dapat melakukan pencegahan agar tidak mejalar ke daerah
lainnya.
Faktor bahaya bahaya lainnya karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang
mengganggu kesehatan di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, Identifikasi bahaya yang
dilakukan diseluruh area PT. Adi Satria Abadi yaitu :
1. Faktor Fisik
2. Faktor Ergonomi
3. Faktor Biologi
4. Faktor fisika
13
5. Faktor kimia
6. Faktor Psychologi
E. Temuan-Temuan di Lapangan
Berdasarkan hasil video observasi yang diamati pada PT. Adi Satria Abadi, didapat
2 janis temuan pada perusahaan tersebut. Temuan Pertama yaitu temuan positif dan temuan
kedua yaitu temuan negatif
14
f) Dalam upaya preventif di masa pandemi covid 19 perusahan telah
melakukan :
Memberlakukan sistem shift dengan ketentuan sehari kerja sehari libur
Menerapkan social distancing
Memberikan minuman jahe 2 kali seminggu
Memberikan susu setiap hari
Penyediaan Hand Sanitizer
Protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker, cuci tangan,
penyemprotan disinfektan 1 minggu sekali, tracing dengan biaya
perusahaan, dan penyemprotan armada ketika masuk)
g) Perusahan telah menyediakan kipas angin dan ventilasi udata pada ruang
produksi sehingga udara di ruangan tersebut nyaman dan sehat untuk
pekerja
15
b. Bidang SMK 3
a) Perusahaan sudah mempunyai kebijakan K3 yang di jalankan (Hasil wawancara)
b) Perusahaan sudah mempunyai Ahli K3 Kimia (dari hasil wawancara)
B. Temuan Negatif
b) Isi kotak P3K tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku (Bedasarkan hasil
wawancara)
b. Bidang K3 Kelembagaan
2. Bidang K3 Listrik
a. Temuan Positif
b) Box Panel Industri (PxLxT) dan tebal plat Box (Hasil Observasi Video)
b. Temuan Negatif
3. Bidang K3 Konstruksi
a. Temuan Positif
d) Terdapat Kamar mandi 22 unit (6 unit perempuan dan 16 unit laki laki) (Hasil
Observasi Video)
b. Temuan Negatif
a) Tembok pecah
b) Asbes retak
17
4. Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Temuan Positif
a) Pemasangan APAR (di gudang,Ruang Produksi,Office) Pemasangan tanda :
a. Temuan Positif
a) Perusahaan sudah menerapkan pengelolaan limbah menggunakan Instalasi
Pengolahan Air Bersih (IPAL) pada K3 lingkungan.
b) Saat pembuangan limbah cair ke sungai diuji dengan dibuatkan kolam ikan
b. Temuan Negatif
a) pada saat proses produksi banyak drum/kantong plastik cemical yang tidak ada
keterangan dan peletakan yang sembarangan.
d) penyimpanan limbah padat yang terbuka itu tidak baik, ditakutkan dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap dan ditakutkan ada orang lain yang memanfaat
kan limbah padat untuk di perjual belikan.
6. K3 Lingkungan Kerja
a. Temuan Positif
b) Toilet yang ada pada perusahaan juga sudah melebihi batas standar minimal yang
18
diwajibkan. (Sesuai wawancara)
b. Temuan Negatif
a) Ditemukan banyak genangan air dilantai yang dapat menyebabkan terpeleset.
7. K3 Mekanik
a. Temuan Posiif
a) Operator Forklift telah memiliki SIO untuk pengoperasian Unit.
b.Temuan Negatif
a) alat produksi tidak memiliki pelindung sehingga berpotensi terjadinya
kecelakaan kerja berupa terjepit dan terpotong.
b) Karyawan tidak menggunakan APD sarung tangan saat megang produksi
b) Terdapat pressure gauge pada mesin compresor dan saat mencapai 7 bar
mesin akan mati.
c) Maintenance berkala setiap 3 bulan.
d) Tangki solar diberikan label informasi tentang cairan dalam tangki
19
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH
1. Analisis Temuan Positif : Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kelembagaan Keahlian dan SMK3
Memeliha KEPDIRJEN
ra dan BINWASNAKER NO.22
Terdapat R. Klinik dan meningkat Th 2008
Ruang P3k kan
derajat
Membantu
ruang klinik dan ruang
perusahaan
1. P3K
menentukan
kebijakan dalam
bidang kesehatan
kerja.
Memelihara
produktifitaskerja.
20
Permenkes no 15 tahun
2013 tentang
penyediaan fasilitas
2. Ruang Laktasi Terdapat R.Laktasi khusus menyusui pasal
Menyediakan tempat 3 ayat 2
laktasi untuk tenaga kerja
wanita menyusui bayi, Dukungan
memompa ASI dan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
menuimpan ASI.
dilakukan melakui
penyediaan fasilitas
khusus untuk menyusui
dan/atau memompa
ASI
Undang-Undang No.
3. memastikan karyawan selalu 1 Tahun 1970
papan rambu Terdapat Rambu-Rambu menerapakan budaya K3 Tentang Keselamatn
menerapkan k3. ditempat kerja
untuk menerapkan Kerja, memasang
keselamatan dan rambu K3 merupakan
kesehatan kerja salah satu kewajiban
Pada Ruang yang harus dipenuhi
Produksi pengurus perusahaan
untuk menjamin
keselamatan dan
kesehatan pekerja dan
orang lain yang
berada ditempat kerja
UU No. 1 Tahun
1970 pasal 14 huruf
(b)
21
“Pengurus diwajibkan
memasang
dalamtempat kerja
yang dipimpinnya,
semua gambar
keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua
bahan pembinannya,
padatempat-tempat
yangmudah dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
keselamatan kerja”
22
Permenaker
Sebagai petugas No.1/1967 Tentang
4 PT.ASA mempunyai paramedic klinik dan juga Sertifikasi
Wawancara bersertifikat sebagai educator Paramedis
online HIPERKES dalam bidang Perusahaan
kesdilingkungan
perusahaa.
SE MENAKER
Melakukan Upaya Memutus rantai No.
5 PT ASA preventif di masa penyebaran covid- M/7/AS.02.02/V/20
pandemic 19 20 tentang Rencana
Keberlangsungan
Usaha Dalam
Menghadapi
Pandemi Covid- 19
dan Protokol
Pencegahan
Penularan Covid-
19 di Perusahaan
1. Memastikan
APD : Gunakan
masker untuk
pekerja
23
2. Melakukan
pemeriksaan
suhu tubuh
setiap pintu
masuk
perusahaan dan
mengamati
kondisi umum
pekerja/tamu
3. Penetapan
hygiene dan
sanitasi
perusahaan,
berupa akses
hand sanitizer
24
1.Temuan Negatif : Bidang Kesehatan dan keselamatan kerja
Permenaker
Bila ada kecelakaan PER.15/MEN/VIII/2008
Hasil Wawancara PT. ASA Isi kotak P3k
kerja pekerja bisa Pertolongan pertama
tidak sesuai
2 langsung padakecelakaan pasal (10) hurufb
dengan
mendapatkan
peraturan yang
pertolongan pertama
berlaku
sebelum di lanjutkan
ke RS
25
2. Analisis Temuan Positif : Bidang Kelembagaan dan Keahlian
Adanya serikat pekerja Mempunyai fungsi menjalankan UU 13 Tenaga Kerja tahun 2003
2 PT.ASA Hasil Wawancara pekerjaan sesuai dengan Pasal(102) ayat (2)
kewajibannya, menjaga ketertiban
demi kelangsungan produksi, Dalam melaksanakan hubungan
26
menyalurkan aspirasi secara industrial, pekerja/buruh dan
demokratis, mengembangkan serikat pekerja/buruhnya
keterampilan, dan keahliannya mempunyai fungsi menjalankan
serta ikut memajukan perusahaan pekerjaan sesuai dengan
dan memperjuangkan kewajibannya, menjaga
kesejahteraan anggota beserta ketertiban demi kelangsungan
keluarganya produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokratis,
mengembangkan keterampilan,
dan keahliannya serta ikut
memajukan perusahaan dan
memperjuangkan kesejahteraan
anggota berserta keluarganya.
3 PT. ASA Adanya petugas Ahli - Meningkatkan citra positif Permenaker No. 02/Men/1992 tentang
K3Umum perusahaan dimata klien2nya, Tata Cara Penunjukan, kewajiban dan
vendor, pemerintah dan masyarakat wewenang ahli keselamatan dan
dimana perusahaan tersebut berada. kesehatan kerja Pasal 1 point A
- Memberikan pengetahuan tentang
bahaya2 dan resiko dalam
Ahli keselamatan dan kesahatan
pekerjaan serta menjelaskan dan
mengatur cara cara untuk kerja ialah tenaga teknis
mengurangi resiko dan bahaya berkeahlian khusus dari luar
tersebut Departemen Tenaga Kerja yang
Menjamin dan mengawasi ditunjuk oleh menteri Tenaga
terlaksananya kebijakan K3 Kerja untuk mengawasi
dalam perusahaan diataatinya Undang-undang
Keselamatan Kerja
Permenaker no 08 tahun 2020 tentang
4 PT. ASA Memiliki operator forklift Petugas forklift disarankan untuk keselamatan dan kesehatan kerja
kelas II yang telah memiliki memiliki lisensi / sio yang berlaku pesawat angkat dan pesawat angkut
SIO pasal 141 ayat (2)
KEP.186/MEN/1999 pasal 3
"Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
Hasil wawancara Dapat menanggulangi pasal 2 ayat (1) dengan memperhatikan
PT. ASA Belum adanya keadaan darurat seperti jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi
organisasi kebakaran, kecelakaan, tingkat
1. bencana alam, dll. potensi bahaya kebakaran."
tanggap darurat
Wawancara
28
Temuan Positif : Bidang SMK3
No Lokasi FOTO TEMUAN Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-undangan
(termasuk pasal dan ayat)
Perusahaan mempunyai safety
1. Gudang PT. ASA Perusahaan telah sign yang dapat membuat para PP no 50 Tahun 2012 tentang penerapan
menerapkan komunikasi K3 pekerja lebih waspada terhadap SMK3 pasal 8
berupa safety sign bahaya kerja
Pengusaha harus
menyebarluaskan kebijakan K3
yang telah ditetapkan kepada
seluruh pekerja/buruh, orang
lain selain pekerja/buruh yang
berada di perusahaan, dan
pihak lain yang terkait
2. Pt. ASA Hasil
Penetapan kebijakan Bisa menjadi dasar untuk ahli PP no 50 Tahun 2012 tentang
wawancara hukum K3 sudah di buat k3 dalam menerapkan SMK3 penerapanSMK3
3. PT.ASA Perencanaa K3
Hasil Wawancara Perusahaan memiliki Langkah PP no 50 Tahun 2012 tentang
yang sudah terencana dan penerapanSMK3
terukur dalam system SMK3
29
3.Temuan Negatif :Bidang SMK3
2. PT. ASA Hasil Wawancara Belum menerapkan Dapat meningkatkan PP No-50-Tahun-2012, pasal 5 "
SMK3 efektivitas perlindungan (1)setiap perusahaan wajib menerapkan
(Perencanaan K3) keselamatan dan kesehatan SMK3di perusahaannya"
kerja,
31
3. Analisis Temuan Positif : Bidang Listrik
1 Permenaker Nomor 12
Terdapatnya 2 Proses produksi bisa terus Tahun 2015 Tentang
PT. ASA generator 400 Keselamatan dan Kesehatan
kVA dan 500 dilaksanakan bila listrik PLN
Kerja Listrik di Tempat
kVA padam Kerja pasal 1 Ayat (4)
Pembangkitan listrik adalah
kegiatan untuk memproduksi
dan membangkitkan tenaga
listrik dari berbagai sumber
tenaga
32
4. Analisis Temuan Positif : Bidang K3 Konstruksi
33
ini meliputi usaha-usaha
pencegahan terhada
p: kecelakaan,kebaka ran,
peledakan, penyakit akibat kerja,
pertolongan pertama pada
kecelakaan dan usaha-usaha
penyelamatan
34
2 Tembok roboh Bila kondisi konstruksi Kepmenaker No. 1Th 1980
PT.ASA baik prous produksi pasal 8 ayat (3)pada Kontruksi
bisa berjalan baik dan Bangunan peralatan sisi-sisi lantai
mengurangi kecelakaan yang terbuka, lubang-lubang di
lantai yang terbuka, atap-atap atau
panggung yang dapat dimasuki,
sisi-sisi tangga yang terbuka, semua
galian-galian dan lubang-lubang
yang dianggapberbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman
yang kuat
Permenaker Nomor 04
PEMASANGAN APAR -Adanya APAR yang tahun1980
1. dilengkapi dengan cheklist Tentang cara
PT. ASA berkala dan posisi yang benar pemasangan dan
- Mencegah dan Mengurangi, pemeliharaan APAR
pasal 2 ayat 2 poin c dan
serta memadamkan
pasal 4 ayat 1
kebakaran di tempat kerja. Pasal 2 ayat 2 : “Jenis
alat pemadam api ringan
terdiri:
a. Jeniscairan(air)
b. Jenisbusa
c. Jenis tepungkering
d. Jenis
(hydrocarbonberhalo
gendansebaginya.)”
35
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap
satu atau kelompok alat
pemadam api ringan
harus ditempatkan pada
posisi yang mudah
dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Permenaker No.04 Tahun
1980 Pasal 11 ayat (1)
“ Setiap alat pemadam
api ringan harus
diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun yaitu:
a.pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan.
b.b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan.
Kepmenaker No.186
Tahun 1999Pasal 2 ayat
1“Pengurus atau
pengusaha wajib
mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran, latihan
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja.”
37
Permenaker Nomor 04
3 PT.ASA HASIL Memberikan Edukasi tahun1980
WAWANCARA Pelatihan Penggunaan Apar Setiap
1 tahun sekali terkait keadaan darurat Tentang cara
kebakaran. pemasangan dan
pemeliharaan APAR
pasal 2 ayat 2 poin c dan
pasal 4 ayat 1
Pasal 2 ayat 2 : “Jenis
alat pemadam api ringan
terdiri:
i. Jeniscairan(air)
j. Jenisbusa
k. Jenis tepungkering
l. Jenis
(hydrocarbonberhalo
gendansebaginya.)”
Pasal 4 ayat 1 : “Setiap
satu atau kelompok alat
pemadam api ringan
harus ditempatkan pada
posisi yang mudah
dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan pemebrian tanda
pemasangan”
Permenaker No.04 Tahun
1980 Pasal 11 ayat (1)
“ Setiap alat pemadam
api ringan harus
diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun yaitu:
a.pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan.
b.b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan.
Kepmenaker No.186
Tahun 1999Pasal 2 ayat
1“Pengurus atau
pengusaha wajib
38
mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran, latihan
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja.”
Permenaker Nomor 04
HASIL Memudahkan
PT.ASA Kurang tahun 1980
1. WAWANCARA pemadaman bila ada
Tentang cara pemasangan dan
tersedianya Apar sumber api yang baru
pemeliharaan APAR pasal 2 ayat 2
dantidak ada muncul poin c dan pasal 4 ayat 1
Hidran dibeberapa Pasal 2 ayat 2 : “Jenis alat pemadam
ruangan seperti api ringan
ruangan setter
drying,
hanging,miling,tag
ging,dan staking
dimana pada
ruaangantersebut
karateristik
bahannya kering.
39
6. Analisis Temuan Positif : Bidang K3 Lingkungan Kerja
41
Permenaker No. 5 Tahun 2018
3 PT ASA WAWANCARA Jumlah Toilet sudah Fasilitas kesehatan Tentang Keselamatan dan
lebih dari cukup. pekerja sudah terpenuhi Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja. Pasal 5 Ayat (1), dan Ayat
(3).
(1) Pelaksanaansyarat-syarat
K3 Lingkungan Kerja
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dilakukan
melalui kegiatan:
a. pengukuran dan
pengendalian
Lingkungan Kerja;
dan
b. Penerapan Higiene
dan Sanitasi.
(3) Penerapan Higiene dan
Sanitasi sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) huruf b meliputi:
a. Bangunan Tempat Kerja;
b. fasilitas Kebersihan;
c. kebutuhan udara; dan
d. tata laksana
kerumahtanggaan.”
Pasal 33 Ayat (1), dan Ayat (2)
huruf a.
(1) Fasilitas Kebersihan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 Ayat (3)
huruf b harus disediakan
pada setiap Tempat Kerja.
Fasilitas Kebersihan
sebagaimana dimaksud
42
pada Ayat (1) paling
sedikit meliputi: a. Toilet
dan kelengkapannya.
Bila di perkaiki
Permenaker 08 Tahun 2010
1. PT.ASA Ditemukannya mengurai Resiko Pasal 3 Ayat 1 “Lantai sebagai
banyak genangan Kecelakaan Akibat
mana dimaksud dalam Pasal 28
air dilantai . . Kerja
ayat (1) huruf b
harus:
a. terbuatdaribahan yang keras,
tahan air, dan tahandaribahankimia
yang merusak;
b. datar, tidaklicin, dan
mudahdibersihkan; dan
dibersihkansecarateratur.
43
Permenaker No 05 Th 2018
2 Kebisingan pada Dapat mengakibatkan
Pasal 10
Ruang StaningPT. Proses Staning gangguan pada “(1) Pengukuran dan pengendalian
ASA pendengaran
sebaiknya Kebisingan sebagaimana Dimaksud
menggunakan APD dalam Pasa l 8 ayat (1) huruf b
dalam bentuk harusdilakukan pada Tempat Kerja
Earplug dan Earmuff.
yang memiliki sumber bahaya
Kebisingan dari operasi peralatan
kerja.
(2) Tempat Kerja yang
memiliki sumber bahaya Kebisingan
sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) merupakanTempat Kerja yang
terdapat sumber Kebisingan terus
menerus, terputus-putus, impulsif,
dan
Impulsif berulang.
Jika Hasil pengukuranTempat
Kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) melebihi dari
NAB Harus dilakukan
pengendalian.
44
Ditemukannya Dengan
5 Gudang PT.ASA Kurangnya diperbaikinnya Permenaker No.5 Tahun 2018
Penerangan pada pencahayan pekerjaan pasal 2 dan pasal 3
area Gudang menjadi nyaman dan
Bahan lebih produktif
45
limbah ke air atau sumber
air.
(2) Hasil kajian
sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi
sekurang-kurangnya :
a. pengaruh terhadap
pembudidayaan ikan,
hewan, dan tanaman;
46
Proses Bila di lakukan dengan UU No 32 Tahun 2009 ttg
2 PT.ASA pewadahan baik bisa pengelolaan lingkungan hidup Pasal
limbah padat menghindarkan dari 3 “Perlindungan dan pengelolaan
yang tidak baik, bahaya limbah B3 lingkungan hidup bertujuan: a.
melindungi wilayah Negara Kesatuan
menggunakan
Republik Indonesia dari pencemaran
karung, sehingga dan/atau kerusakan lingkungan
wadah mudah hidup;b. menjamin keselamatan,
jebol dan tumpah kesehatan, dan kehidupan manusia; c.
menjamin kelangsungan kehidupan
makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem; d. menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup; e. mencapai
keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup; f.
menjamin terpenuhinya keadilan
generasi masa kini dan generasi masa
depan; g. menjamin pemenuhan dan
perlindungan hak atas lingkungan
hidup sebagai bagian dari hak asasi
manusia; h. mengendalikan
pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana; i. mewujudkan
pembangunan berkelanjutan; dan j.
mengantisipasi isu lingkungan
global.
47
3 Tempat Harus di lakukan PP No. 18 Tahun 2009 pasal 29 “(1)
TPS B3 PT ASA
Penyimpanan dengan baik untuk Penyimpanan limbah B3 dilakukan
limbah yang menghindari di tempat penyimpanan yang sesuai
terbuka pemcemaran penyakit dengan persyaratan. (2) Tempat
dari akibat bahan penyimpanan limbah B3
Kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
wajib memenuhi syarat : a. lokasi
tempat penyimpanan yang bebas
banjir , tidak rawan bencana dan di
luar kawasan lindung serta sesuai
dengan rencana tata ruang; b.
rancangan bangunan disesuaikan
dengan jumlah. karakteristik limbah
B3 dan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan. (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan penyimpanan limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Kepala instansi yang
bertanggung jawab.
PP No 101Tahun 2014
pengelolaan Limbah B3 Pasal
12 “(1) Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3 wajib
melakukan Penyimpanan
48
Limbah B3. (2) Setiap Orang
yang menghasilkan Limbah B3
sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilarang melakukan
pencampuran Limbah B3 yang
disimpannya. (3) Untuk dapat
melakukan Penyimpanan
Limbah B3, Setiap Orang
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah
B3.
22
Peraturan Perundang-
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat undangan
(termasuk pasal dan ayat)
K3 Mekanik
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
(Pasal 2 Ayat 2 huruf A dan M,
Pasal 3 dan Pasal 4)
Mesin genset, terdapat Dengan dicovernya
pelindung anti panas dapat melindungi Permenaker No 38 Tahun 2018
1
pada cerobong. Genset pekerja dari bahaya Pasal 97 “Konstruksi cerobong tanur
sudah dilakukan riksa asap dan panas yang (furnace) harus sesuai dengan
uji awal dan sudah ada timbulkan ketentuan peraturan
izin alat. Dilakukan juga Dengan adanya riksa uji perundang-undangan dan standar”
pemeriksaan berkala awal, izin alat,
oleh pihak internal yang pemeriksaan berkala
Undang-Undang No. 38 Tahun 2016
dilakukan setiap sekali dan operator yang Pasal 5 ayat 4 “Pemakaian atau
sebulan dan operator sudah memiliki pengoperasian pesawat tenaga dan
sudah memiliki sertifikat kompetensi produksi sebagaimana dimaksud
sertifikat kompetensi. dapat meminimalisir dalam pasal 4, harus dilakukan
potensi bahaya dari alat pemeriksaan dan pengujian sebelum
dan tenaga kerja. digunakan serta dilakukan
pemeliharaan secara berkala”
23
Peraturan Perundang-
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat undangan
(termasuk pasal dan ayat)
24
3 Forklift sudah dilakukan Dengan adanya riksa uji UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
riksa uji awal dan sudah awal dan sudah memiliki Keselamatan Kerja
memiliki izin alat izin awal menandakan Undang-Undang No. 38
bahwa alat forklift layak
dan aman untuk digunakan Tahun 2016
Pasal 5 ayat 4 “Pemakaian
atau pengoperasian pesawat
tenaga dan produksi
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4, harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian
sebelum digunakan serta
dilakukan
pemeliharaan secara berkala”
26
Maintenance atau Hal ini baik dilakukan, Undang-Undang No. 38
perawatan Compressor karena mengingat mesin Tahun 2016 Pasal 4
(bejanatekan) di yang terus digunakan “Pelaksanaan syarat-syarat
PT.AdiSatriaAbadi setiap harinya, maka agar K3 pesawat tenaga dan
rutin dilakukan setiap lebih produksi sebagaimana
5 tiga bulan sekali memperhatikan safety nya dimaksud dalam pasal 2
Wawancara
dengan dilakukan yaitu dengan di meliputi kegiatan
pengecekan oli dan lakukannya maintance perencanaan, pembuatan,
lainnya. atau perawatan. pemasangan atau perakitan,
pemakaian atau
pengoperasian,
pemeliharaan, perbaikan
atau modifikasi dan
perubahan, serta
pemeriksaan dan
pengujian.”
27
6
Terdapat Tombol Dapat memberikan rasa Undang-Undang No.1 Tahun
pengaman untuk aman bagi pekerja bila mana 1970 Tentang Keselamatan
menghidupkan atau terjadi kecelakaan mesin bisa Kerja
mematikan Mesin langsung dimatikan
( Emergency Stop ) Permenaker No 38 Tahun
2016 Pasal 7 Ayat 1 dan 2
Berbunyi “ a. Pesawat
Produksi harus dilengkapi
dengan tombol penggerak
dan penghenti; b. Penandaan
tombol penggerak dan
penghenti mesin ditempat
kerja harus seragam”
28
ANALISA TEMUAN NEGATIF
Peraturan Perundang- undangan
Saran /
No Lokasi Potensi Bahaya (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi
Rantai gear penggerak tidak Rantai gear penggerak di UU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
dilengkapi dengan cover lengkapi cover (safety kerja Pasal 2 ayat 2 huruf A dan M, Pasal 3 dan
1 (safety guard) yang kondisi ini guard) agar pekerja 4
dapat membahayakan pekerja terhindar dari resiko
kecelakaan kerja (terjepit) Permenaker No 38 Tahun 2016
Pasal 10 “roda gigi yang terbuka pada pesawat
atau mesin yang bergerak harus diberi alat
perlindungan”
29
Peraturan Perundang- undangan
Saran /
No Lokasi Potensi Bahaya (termasuk pasal dan ayat)
Rekomendasi
Alat produksi tidak memiliki Meskipun Mesin Permenaker No 38 Tahun 2016 tentang K3
pelindung sehingga produksi sudah Pesawat Tenaga dan Produksi Ps 8 ayat 1-2
berpotensi terjadinya menggunakan “(1) Pesawat Tenaga dan Produksi harus
kecelakaan kerja berupa emergency stop, namun dilengkapi Alat Pengaman”
3 terjepit dan terpotong potensi terjepit masih “(2) Semua bagian yang bergerak dan
sangat besar, sehingga berbahaya dari Pesawat Tenaga dan
diperlukan penggunaan Produksi harus dilengkapi Alat
APD yang tepat sesuai Perlindungan”
dengan kebutuhan kerja
dan modifikasi alat
produksi.
30
roda gear tidak tertutup dan Roda gear seharusnya di Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 Pasal
tidak adanya pagar pembatas tutupi oleh penghalang, 2 ayat(2) huruf a dan huruf m, Pasal 3 dan 4
karena bisa terjadi tentang Keselamatan Kerja perlu mengatur
kecelakaan kerja (tangan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
4 terjepit), pesawat tenaga dan produksi
Operator dan teknisi bejana tekanan dan Operator dan teknisi bejana Permenaker 37 Tahun 2016 ps 24 ayat 1-2
tangki timbun belum memiliki lisensi K3 tekanan dan tangki timbun “(1) Pengangkutan Bejana Tekanan dan
berpotensi pada kesalahan pengoperasian segera diikutkan sertifikasi Tangki Timbun Dilakukan oleh operator
Wawanc dan kecelakaan untuk memperoleh lisensi K3 K3.” “(2) Pemasangan, pemeliharaan,
1 ara perbaikan, modifikasi dan pengisian Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun dilakukan oleh
teknisi K3 bidang Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun.”
31
Tempat dudukan tangki tidak dilengkapi Pentingnya diberikan pagar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
dengan pagar penghalang yang dapat pelindung untuk menghindari tentang Keselamatan Kerja Pasal 2 ayat (2)
membahayakan pekerja. tertimpa tangki jika sewaktu- huruf a dan huruf m, Pasal 3 dan Pasal 4
waktu terjadi gempa Tentang perlu mengatur syarat-syarat
Keselamatan dan kesehatan kerja pesawat
2 1 tenaga dan produksi
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari video observasi maupun interview dengan
narasumber dari pihak PT Adi Satria Abadi mengenai beberapa aspek bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dapat disimpulkan sebagai berikut :
Didapatkan hasil temuan bahwa PT. Adi Satria Abadi ternyata belum melakukan
SMK3 Kelistrikan yang sempurna, hal ini didasari dari hasil temuan yaitu seperti
Emergency Alarm Fire tidak terpasang khususnya digudang dimana terdapat bahan
produksi mudah terbakar, seperti juga di office dimana banyak bahan kertas di
tempatkan sebagai arsip file. Hasil temuan lainnya yaitu tidak ada fasilitas water
tank rescue skala menegah, ada baiknya dengan luas bangunan 700m2 dilengkapi 1
unit truck water tank bekapasitas 5000 Liter. Hasil temuan lainnya adalah belum
adanya AK3 spesialis Listrik, hanya terdapat 1 orang AK3U hal ini juga sangat
mempengaruhi mengapa demikian karena hasil pengamatan kami bahwa PT. Adi
Satria Abadi memiliki Gardu dengan kapasitas trafo 690 Kva, Mesin diesel
kapasitas 400 Kva dan 500 kva dimana skala tersebut adalah tegangan tinggi dan
memliki resiko yang tinggi pula dimana seorang yang berkeahlian khusus (spesialis
AK3 Listrik)
PT. Adi Satria Abadi Kontruksi layout pada bangunan baik itu Office, Gudang
dengan luas 700m2, Rumah Genset, Emergency Exit, Master Point, klinik, pos
security hingga tahap bangunan tempat pengelolaan limbah pabrik PT. Adi Satria
Abadi yang menurut pengamatan kami sudah sangat baik dan mengikuti standar
peraturanSMK3 tentang K3 kontruksi.
33
3. Keselamtan dan Kesehatan Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran
PT. Adi Satria Abadi bahwa sudah ada pembentukan team kedaruratan kebakaran,
namun masihdibutuhkan pelatihan yang lebih mendalam agar dapat bekerja dengan
maksimal. Hasil pengamatan lainnya sudah terdapatnya APAR pada tiap- tiap
sumber kebakaran, namun tidak terdapat truk tanki rescue. Hasil pengamatan
lainnya untuk fasilitas,EXIT dan Master Point sudah tersedia. Namun, untukahli
K3 kebakaran,Hidran dan sistem indikato alarm fire tidak tersedia. Hal inisangat
dibutuhkan mengingat frekuensi terjadinya kecelakaan kebarakaranyang cukup
tinggi
34
perusahaan ini kurang berhati-hati dan tidak patuh pada pedoman kerja
sehingga kecelakaan kerja tersebut dapat terjadi. Namun berdasarkan
hasil interview dengan pihak manajemen menyatakan bahwa, saat ini
sudah menggunakan sensor automatis apabila terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan, sehingga bisa mengurangi potensi kecelakaan tersebut.
b. Tertabrak, penggunaan unit Forklift yang masih menggunakan akses
umum, sewantu-waktu dapat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja yakni
tertabrak unit forklift, atau tertimpa material yang diangkut oleh unit
forklift tersebut. Sehingga diperlukan nya tindakan pengendalian resiko
oleh pihak perusahaan dalam rangka mencegah terjadi nya kecelakaan
kerja tersebut. Seperti mengadakan akses jalur khusus bagi unit forklift,
mengikutsertakan pekerja nya dalam pelatihan forklift, untuk upgrading
kemampuan pekerja
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
PT. Adi Satria Abadi tidak memiliki pesawat uap. Pada Bidang Bejana Tekanan dan
Tangki Uap sudah PT. ASA sudah memiliki beberapa penerapan kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti compresor dilengkapi dengan katup penutup
dan terdapat pressure gauge pada mesin compresor dan saat mencapai 7 bar mesin akan
mati serta pada tangki timbunan terdapat plat nama. Namun, pada bidang ini juga masih
ditemukan kekurangan penerapan K3 seperti operator dan teknisi bejana tekanan dan
tangki timbun belum memiliki lisensi K3 berpotensi pada kesalahan pengoperasian dan
kecelakaan dan selama ini seluruh alat bejana tekanan dan tangki timbun yang ada tidak
pernah dilakukan pemeriksaan dan pengujian berkala
35
bahkan telah melakukan pemeriksaan secara khusus untuk mengecek penyakit
akibat kerja.
PT. Adi Satria Abadi sudah mempunyai ahli K3 umum namum belum
menerapkan sistem manajemen K3 (SMK3), peninjauan dan peningkatan kinerja
SMK3, Perencanaan K3 secara keseluruhan seperti belum memiliki sertifikasi
SMK3 dan Audit SMK3 baik internal maupun eksternal juga belum pernah
dilakukan. Perusahaan telah melakukan komunikasi K3 berupa pemasangan safety
sign
B. Sarann
Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran-saran yang dapat saya berikan pada PT. Adi
Satria Abadi adalah:
36
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Pada bidang ini diharapkan pada PT. Adi Satria Abadi walaupun perusahaan ini
tidak focus pada jasa kontruksi, maka keahlian K3 kontruksi tidak dibutuhkan.
Hanya saja apabila kondisi bangunan bidang kontruksi nya mengalami perbaikan
tetap melibatkan eksternal jasa konsultan K3 kontruksi. Hal dikarenakan tidak
lepasnya dari undang-undang keselamatan kerja yang diatur dalam UU No.1 Th
1970.
PT Adi Satria Abadi juga memiliki beberapa alat angkat dan angkut dimana
hanya satu orang yang sudah memiliki SIO, disarankan untuk menambahkan
tenaga kerja Ahli K3 angkat dan angkut melihat rasio tenaga kerja dan
kebutuhan produksi, selain itu juga untuk menunjang agar pengangkutan tidak
terkendala jika ada operator yang cuti/izin. PT Adi Satria Abadi juga
disarankan untuk menambahkan ahli K3 Listrik mengingat PT Adi Satria
Abadi memiliki 2 unit genset dengan kapasitas lebih dari 200KV.
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun
Pada bidang ini juga diharapkan PT. Adi Satria Abadi dapat melakukan
perbaikan-perbaikan pada kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti
melakukan sertifikasi kepada operator dan segera melaksanakan pemeriksaan
dan pengujian berkala pada bejana tekanan dan tangki timbun. Pada alat
produksi diberi pengaman dan pelindung pada bagian cerobong panas.
Instalasi kabel diatur sedemikian rupa sehingga tidak dekat dengan benda
yang menghasilkan panas. Penggunaan dan penempatan drum solar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan perlu dipasang pagar. Pada alat- alat
produksi diharapkan untuk segera diberikan pelindung dan pengaman pada
cerobong panas.
8. Bidang Kesehatan Kerja
PT. Adi Satria Abadi agar dapat segera merekrut dokter perusahaan yang memiliki
lisensi Hiperkes sehingga pemeriksaan dan perawatan kesehatan di tempat kerja dapat
berjalan dengan baik. Melakukan safety morning briefing agar pekerja taat memakai
APD
9. Bidang Kelembagaan & keahlian
PT. Adi Satria Abadi sudah ada struktur organisasi dan sudah dibentuk P2K3
sebagia wadah untuk menjembatani antara pengusaha karyawan serta adanya perjanjian
38
bersama dengan serikat pekerja. Sebagai syarat pemenuhan perundang- undangan yang
berlaku maka organisasi P2K3 agar disertifikasi dan PT. Adi Satria Abadi belum
membentuk team tanggap darurat. Oleh karena itu, disarankan agar dibentuk emergency
respon team yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan terjadi bencana dilingkungan
kerja yang dapat membahayakan jiwa maupun aset perusahaan secarat baik dan
terorganisir.
39
DAFTAR PUSTAKA
tempat Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Kesehatan Kerja
18 Bab dan 193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada
pasal 87
LISTRIK.
Gedung.
JasaKonstruksi.
Konstruksi
KetenagakerjaanNo.KEP-74/PPK/XII/2013 tentang
perancah.
danpemeliharaan APAR
OrganisasiP2K3.
Otomatik.
K3penanggulangan kebakaran.
Ketinggian.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
Spaces).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Permen No.01 Tahun 1989, Tentang kwalifikasi dan syarat-syarat operator crane angkat
Permen No.01 Tahun 1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap