Disusun Oleh :
PENYELENGGARA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan
berkat-Nya kepada kita semua, sehingga Laporan Kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu tanpa hambatan apapun.
ii
kelancaran pelaksanaan calon Ahli K3 Umum dan kelancaran pelaksanaan
PKL secara Online.
Manajer PT. Industri Kapal Indonesia yang telah memberikan informasi
sebagai analisis dalam pelaksanaan PKL untuk penyelesaian laporan.
Bapak dan Ibu calon AK3 Umum terimakasih banyak atas kebersamaan
dan dukungannya selama ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan program kerja dan penyusunan laporan ini saya
ucapkan banyak terimakasih.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ..............................................................................2
1.3 Ruang Lingkup .....................................................................................3
1.4 Dasar Hukum ........................................................................................3
1.4.1 Landasan hukum yang digunakan dalam penerapan K3 bidang
Kelembagaan dan Keahlian K3 ......................................................3
1.4.2 Dasar Hukum K3 Listrik ..................................................................4
1.4.3 Dasar Hukum Penanggulangan Kebakaran ....................................4
1.4.4 Dasar Hukum Pengawasan K3 Keselamatan Kerja Konstruksi dan
Bangunan .......................................................................................5
1.4.5 Dasar Hukum K3 Mekanik ..............................................................5
1.4.6 Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan .........................5
1.4.7 Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja .................................................6
1.4.8 Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja ................................................6
1.4.9 Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya ...............................................7
1.4.10 Dasar Hukum Sistem Manajamen Kesehatan dan keselamatan
Kerja ...............................................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM ..............................................................................9
2.1 Profil PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) .....................................9
2.1 PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) .............................................11
2.2 Fasilitas Penunjang ............................................................................12
2.3 Sarana Pokok .....................................................................................13
BAB III TINJAUAN DAN ANALISA .................................................................14
3.1 Temuan Observasi .............................................................................14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................26
4.1 Kesimpulan.........................................................................................26
4.2 Saran ...................................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-
Undang No. 1 Tahun 1970, dan sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) Undang-
Undang No.1 Tahun 1970 sebagai peraturan pelaksanaannya yang mengatur
secara teknis ilmiah dan administratif ditentukan dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
38 Tahun 2016, Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga
dan Produksi serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.8 Tahun 2020,
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja diharapakan dapat mengurangi
angka kecelakaan kerja serta produktivitas pekerja meningkat.
2
1. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan
calon Ahli K3 Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik
dilapangan.
3
1) Undang undang no,1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 10
ayat 1 dan 2
2) Undang undang no 13 tahun 2012 tentang ketenagakerjaan pasal 87
3) PP no.50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
4) Peraturan mentri tenagga kerja no.per.04/men/1987 tentang panitia
pembinaan keselamtan dan kesehatan kerja(P2K3) dan tatacara
penunjukan ahli keselamtan dan kesehatan kerja (AK3)
5) Peraturan mentri tenagakerja No. Per.02/men/1992 tentang tatacra
penunjukan kewajiban dan kewenangan ahli keselamatan dan
kesehatan kerja.
6) Peraturan mentri tenaga kerja No.per.04/men/1995 tentang
perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja (PJK3)
7) Permenakertrans no.per.08/men/Vll/2010 tentang alat pelindung diri
(APD)
4
3) Permenaker No. 02/89 Prot. Petir
4) Permenaker No. 04/80 Apar
5) Permenaker No. 02/83 Alarm
6) Permenaker No. 04/87 P2K3
7) Permenaker No. 05/96 SMK3
8) Kep. Menaker Kep. No. 186/Men/1999
5
Kesehatan KerjaBejana Tekan Dan Tangki Timbun.
6
1.4.9 Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya
1) Kepmennaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
2) Permenaker No. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pemakaian Asbes
3) Permenaker No. 03/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja yang mengelola pestisida
4) Kepdirjen PP No. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara Penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah
5) SE. Mennakertrans No. Se. 140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan
kerja di Industri Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard
Instalation)
6) Keputusan Direktur PNK3 No. Kep.001/PPK-PNK3/V/2014 tentang
Petunjuk Teknis Potensi Bahaya Instalasi/Fasilitas di Perusahaan
7) Konvensi ILO No. 170/1990 tentang Safety In The Use of Chemicals
At Work
8) Konvensi ILO No. 174/1993 tentang Pencegahan Kecelakaan Besar
(Major Accident Prevention)
7
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
8
BAB II
GAMBARAN UMUM
Pada tahun 1962 di Makassar telah mulai dibangun dua buah proyek
pembangunan galangan kapal, diantaranya adalah Proyek Galangan Kapal
Paotere dan Proyek Galangan Kapal Tallo. Proyek Galangan Kapal Paotere
pada waktu itu dibangun oleh Departemen Perindustrian Dasar/ Pertambangan,
9
dengan tujuan membuat kapal-kapal baja yang mempunyai kapasitas 2500 ton,
sedangkan Proyek Galangan Kapal Tallo pada waktu itu dibangun oleh
Departemen Urusan Veteran dan dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal
kayu berkapasitas 300 ton yang dilengkapi dengan slipway dan fasilitas
peluncuran yang panjangnya 45 meter dan daya angkat 500 ton.
10
disingkat PT. IKI dan kantor pusat bertempat di Makassar, dengan unit – unit
produksi yang meliputi:
a) Unit Dock dan Galangan Kapal di Padang
11
Jumlah tenaga kerja di PT Industri Kapal Indonesia ini ada 357 dimana
jumlah karyawan PT Industri Kapal Indonesia yang berada di Makassar ada
280 orang dengan jumlah jam kerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu
menggunakan sistem 1 shift kerja. PT Industri Kapal Indonesia juga memiiki 77
orang tenaga kerja yang berada di Bitung. Tenaga kerjada PT Industri Kapal
Indonesia terdiri dari petugas administrasi, petugas produksi, dan petugas
produksi tak langsung.
Tenaga Kerja
Administrasi
25,53%
Tenaga
Produksi
53,60%
Tenaga Produksi
Tidak Langsung
20,87%
A. Visi :
B. Misi :
12
a) Graving Dock 10.000 DWT dengan panjang 120 meter, lebar 28
meter, dan tinggi 8meter.
b) Side track 9 lines: 2 lines 300 m/lines, 4 lines 80 m/lines dan 3 lines 70
m/lines.
c) Skif lifting: (Transfer slipway) 5 meter 3.500 DWT.
d) Building Berth: 4 unit kapal berukuran 6.500 DWT dan 10 unit
kapal berukurandiatas 500 GRT.
e) Outfitting quay/jetty: panjang 80 meter, tower crane 60 ton dan
water front 895m2.
f) Electrical Power: PLN 2 x 600 kVA dan Generator 3 x 450 kVA.
PT. Industri kapal Indonesia (persero) sebagai salah satu badan usaha
milik negara (BUMN) yang bergerak dibidang reparasi dan produksi kapal baru,
merencanakan peningkatan dan penambahan fasilitas berupa Graving Dock
untuk keperluan reparasi kapal berukuran 15.000 DWT, dan Building Berth
untuk membangun kapal dengan ukuran 15.000 DWT.
e) Graving dock.
f) Kantor.
13
BAB III
Adapun temuan hasil observasi online yang saya dapat kan di PT Industri Kapal Indonesia (Persero) dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
14
pengusahapengurus memperkerjakan 100 seratus
orang atau lebih, atau tempat kerja dimana
pengusahapengurus memperkerjakan kurang dari
100 seratus tenaga kerja namun menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko
besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif
pengusahapengurus wajib membentuk P2K3 .
Sedangkan pada pasal 3 tiga disebutkan bahwa
unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari pengusaha
dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua,
sekretaris dan anggota serta sekretaris P2K3 ialah
ahli keselamatan kerja dari perusahaan yang
bersangkutan
15
2 Perusahaan tidak Melakukan Uji Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 31
melakukan uji berkala setiap Tahun 2015 pasal 49A “pembuatan, pemasangan.
berkala terhadap instalasi Dan atau perubahan instalasi listrik penyaur petir
penyalur petir yaang penyalur petir harus dilakukan pemeriksaan ddan pengujian oleh
dapat mengakibatkan setiap dua pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 Listrik
Potensi Bahaya : tahun sekali dan atau Ahli K3 bidang Listrik.
tidak berfungsinya dibenahi Pasal 49B “hasil pemeriksaan dan pengujian
penyalur petir jika sebagaiman imaksud dalam pasal 49A digunakan
terjadi kerusakan sebagai bahan pertimbangan pembinaan dan atau
pada salah satu tindakan hukum oleh pengawas ketenagakerjaan.
instrument / bagian-
bagiannya.
16
3 Pengecekan APAR Apar yang Permenaker RI NO. 04/MEN/1980 tentang Syarat-
yang di lakukan oleh harusnya Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Apar. Bab III
karyawan supaya diperiksa Pemeliharaan Pasal 11 :
pada saat digunakan berkala setiap (1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2
dalam kondisi baik waktu dan (dua) kali dalam setahun, yaitu:
17
dengan kuat.
(2) Tangga harus dibuat, dipelihara dan digunakan sebaik-
baiknya sehingga dapat menjamin keselamatan tenaga
kerja.
Pasal 26
(1) Tangga yang dapat dipindah-pindahkan (portable
stepledders) dan tangga kuda-kuda yang dapat dipindah-
pindahkan, panjangnya tidak boleh lebih dari 6 meter dan
pengembangan antara kaki depan dan kaki belakang
harus diperkuat dengan pengaman.
(2) Tangga bersambung dan tangga mekanik, panjangnya
tidak boleh lebih dari 15 meter.
(3) Tangga tetap harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap cuaca dan kondisi lainnya, yang panjangnya
tidak boleh lebih dari 9 meter.
18
5 Tidak ada alat Merekomendas Permenaker no. 38 tahun 2016 tentang
pengaman dan alat ikan keselamatan dan kesehatan kerja pesawat tenaga
perlindungan pemasangan produksi. Pasal 20 ” Pekerjaan yang menimbulkan
serpihan besi. alat pengaman serbuk, serpih, debu, gas, dan bunga api harus
dan dipasang alat pengaman dan alat perlindungan.”
perlindungan
serpihan besi
untuk
mencegah
terjadinya
kecelakaan
kerja.
6 Bejana tekan yang Merapikan Permenakertran No. 37 tahun 2016 tentang
telah dipakai tidak peralatan yang keselamatan dan kesehatan kerja bejana tekan dan
dirapikan dan tidak terpakai tangki timbun. Pasal 43
ditempatkan ke agar terhindar (1) Bejana Tekanan yang tidak digunakan dilarang
tempat yang aman. dari terjadinya ditempatkan dalam satu ruangan yang terdapat
kecelakaan Bejana Tekanan sedang digunakan.
kerja dan (2) Bejana Tekanan dilarang ditempatkan atau
19
Memberikan disimpan dekat tangga, gang, di depan lubang angin,
tempat alat pengangkat, atau benda bergerak yang dapat
penyimpanan menyentuh atau menimpa.
sementara (3) Bejana Tekanan yang berisi bahan yang tidak
untuk bejana mudah terbakar disimpan terpisah dari Bejana
tekan kosong. Tekanan berisi bahan yang mudah terbakar. (4)
Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus
dilindungi dari sumber panas dan penyebab karat.
7 Kotak P3K dalam Seharusnya Permenaker No. 15 Tahun 2008 tentang Pertolongan
keadaan kosong. itu kotak P3K Pertama pada Kecelakaan diTempat Kerja
20
(1) huruf d merupakan peralatan yang disesuaikan dengan
potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang digunakan
dalam keadaan darurat. (3) Peralatan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa alat
untuk pembasahan tubuh cepat (shower) dan
pembilasan/pencucian mata.
Pasal 10
Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa,
berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna
hijau;
b. isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II
Peraturan Menteri ini dan tidak boleh diisi bahan atau alat
selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat
kerja;
c. penempatan kotak P3K :
1. pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi
tanda arah yang jelas, cukup cahaya serta mudah
diangkat apabila akan digunakan;
21
2. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan
jumlah kotak P3K sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III Peraturan Menteri ini;
3. dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh; 4.
dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di
gedung bertingkat, maka masingmasing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
8 Terdapat tumpahan oli Seharusnya Permenaker No. 05 Tahun 2018 tentang Lingkungan
yang dibiarkan begitu tumpahan oli Kerja.
saja disekitar tempat tersebut Pasal 43
harus
penyimpanan sesegera (1) pengusaha dan atau pengurus harus melaksanakan
oli. Yang jika dibiarkan dibersihkan ketatarumahtanggaan dengan baik di tempat kerja.
dapat mencelakakan dengan cara (2) ketatarumahtanggaan yang baik sebagaimana
tenaga kerja lain. ditutup oleh pasir dimaksud pada ayat 1 meliputi upaya:
atau melapnya a. memisahkan alat, perkakas, dan bahan yang diperlukan
menggunakan atau digunakan
majun, sehingga b. menata alat, perkakas, dan bahan sesuai posisi yang
tidak membuat ditetapkan
22
permukaan lantai c. membersihkan alat, perkakas dan bahan secara rutin
licin yang d. menetapkan dan melaksanakan prosedur alat, perkakas
mengakibatkan dan bahan
kecelakaan kerja e. mengembangkan prosedur kebersihan, penempatan
Contohnya jatuh dan penatan untuk alat, perkakas dan bahan.
terpeleset. Pasal 44
(1) Alat kerja, perkakas, dan bahan harus ditata dan
disimpan secara rrapi dan tertib untuk menjamin
kelancaran pekerjaan dan tidak menimbulkan bahaya
kecelakaan.
(2) bahan sebagaimana dimaksud paada ayat (1)
disimpan di gudang dan diberi label yang jelas untuk
membedakan barang barang tersebut.
23
9 Terdapat adanya seharusnya Kemenaker No. 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian
tumpahan bahan bakar menyimpan Bahan Kimia Berbahaya Pasal1
berbahaya di sekitar bahan bakar (a). Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam
lingkungan berbahaya bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat
kerja. tersebut di kimia dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya
tempat yang jauh terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
dari kemungkinan (c) Pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya
terbakar atau dan atau kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan
meledak. atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia
berbahaya ditempat kerja terhadap tenaga kerja, alat-alat
kerja dan lingkungan .
10 Terdapat Piagam Sudah baik dan Permenaker No 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penghargaan tetap di penilaian penerapan sistem manajemen keselamatan dan
24
efisien dan produktif.
Pasal 2
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang
terintegrasi dengan sistem di perusahaan.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku bagi perusahaan: a. mempekerjakan
pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau b.
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
PP no.50 tahun 2012 tentang penerapan
SMK3 pasal 8 dan pasal 13 ayat 1:
Pasal 8 Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3
yang telah ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain pekerja/buruh yang berada di
perusahaan, dan pihak lain yang terkait.
Prosedur informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (1) huruf d harus memberikan jaminan bahwa
informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam
perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan.
25
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
26