DISUSUN OLEH :
ADE ROMADONI
PENYELENGGARA
PT. CENTRA ARTHA PRIMA INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami dari
kelompok 2 dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
MITRA ADI JAYA (MAJ), MITRA PRODUKSI SIGARET (MPS BERBAH). Kegiatan PKL
tersebut
dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2020. Kami mengambil judul laporan PKL dengan ruang
lingkup “K3 Bidang Listrik, Lift, Penyalur Petir, Kontruksi Bangunan dan Penanggulangan
Kebakaran”.
Laporan PKL ini merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi Ahli K3
Umum dari Kementrian Tenaga Kerja dengan materi pelatihan yang diselenggarakan oleh PT.
Centra Artha Prima Indonesia, Yogyakarta sebagai Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (PJK3). Kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu kami sangat
menghargai masukan ataupun kritik dan saran.
i
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1
secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan
diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui manusia, metode,
mesin (alat), atau lingkungan. Guna meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko
kecelakaan yang dapat timbul di lingkungan kerja, maka manusia dibekali dengan
pengetahuan tentang perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja
aman atau prosedur standar. Setelah dibuatkan instruksi kerja dan standar operasi kerja,
pekerja juga perlu diberikan pelatihan terhadap aturan tersebut. Dalam industri modern
selalu mensyaratkan standar keamanan yang ketat, baik SMK3 maupun OHSAS 18001.
Kondisi kerja yang terstandar ini diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan
potensi bahaya yang ada di tempat kerja. Potensi bahaya tersebut termasuk dalam unsafe
action dan unsafe condition.
Laporan ini dibuat dalam rangka untuk mengetahui potensi resiko bahaya yang
terdapat di PT. Mitra Adi Jaya (MAJ) dalam bidang kesehatan dan kelembagaan beserta
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
selanjutnya dilakukan analisa kesesuaian dan ketidaksesuaian terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan fakta yang ada di lapangan.
C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pelaporan pratik lapangan ini adalah untuk
mengetahui sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja khusunya di bidang K3 Bidang
Listrik, Lift, Penyalur Petir, Konstruksi Bangunan dan Penanggulangan Kebakaran di PT.
Mitra Adi Jaya (MAJ).
D. DASAR HUKUM
Dalam pelaksanaan K3 di Indonesia dilandasi dengan dasar hukum sebagai berikut:
1) Secara Umum
a. UUD Pasal 27 ayat 2
b. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 86 dan 87
c. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
KONDISI PERUSAHAAN
MISI :
Meningkatkan taraf hidup masyarakat pra sejahtera dan menciptakan lapangan kerja
untuk mengurangi pengangguran serta memacu kegiatan ekonomi masyarakat sekitar.
C. KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN
PT. Mitra Adi Jaya adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja yang sehat,
aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung jawab bersama dengan cara
menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3. Untuk itu
manajemen berkomitmen:
1. Mentaati perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
K3 serta mengintegrasikan ke dalam semua aspek operasi.
2. Memotivasi dan memfasilitasi seluruh karyawan untuk pmeningkatkan
perbaikan yang berkelanjutan dalam bidang K3.
3. Mengmbangkan serta mempromosikan sistem manajemen K3 yang berstruktur,
terpadu, dan secara teratur akan dievaluasi kembali guna menjamin kesesuaian
terhadap praktek kerja.
4. Mewajibkan para pemasok dan kontraktor untuk memenuhi standard K3 yang
berlaku di PT. Mitra Adi Jaya.
D. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
8
E. STRUKTUR ORGANISASI P2K3
9
F. ALUR PRODUKSI
Alur proses produksi PT Mitra Adi Jaya (MAJ) terdiri dari 9 tahapan utama yaitu:
1. Urai, proses menguraikan tembakau dengan tujuan memisahkan agar dan gagang
2. Giling, proses menggiling tembakau
3. Push Cutter, proses pemotongan untuk merapikan ukuran rokok
4. Inspeksi, proses pemeriksaan hasil rokok sesuai standard
5. Wrapping, proses pembungkusan rokok dengan selubung / kertas khusus untuk
menjaga cita rasa rokok
6. Packing, proses pembungkusan selanjutnya dalam wadah
7. Bandroll, proses pemasangan pita cukai
8. Press Bale, proses pengepakan ke dalam kardus
9. Finished goods, proses penyimpanan rokok yang sudah siap diambil oleh PT
Sampoerna pusat
G. TEMUAN
1. HASIL PENGAMATAN TEMUAN POSITIF
BIDANG LISTRIK
PENYALUR PETIR
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
BIDANG LISTRIK
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
ANALISA
BIDANG LISTRIK
19
2 Terdapat penutup panel Agar panel listrik dapat Persyaratan Umum Listrik 2011
(PUIL 2011) Amandemen 1
listrik sebagai pengaman terlindungi dari debu,,
instalasi cairan, hewan atau
jangkauan manusia.
Memudahkan untuk
mengontrol ampere
tegangan pada listrik
3 Terdapat tanda bahaya listrik Untuk menmberitahu adanya Undang-Undang No.1 Tahun 1970
bertegangan tinggi bahaya pada panel tersebut. Pasal 14b “memasang poster K3 dan
bahan pembinaan K3”
4 Terdapat sistem ATS pada Untuk mmepercepat antisipasi Persyaratan Umum Listrik 2011
panel utama pemadaman listrik dari PLN (PUIL 2011) Amandemen 1
ke generator dalam waktu 8 Kepmenaker No. 75 Tahun 2002
detik tentang berlakunya PUIL 2000
SNI PUIL 2000 & PUIL 2011
7 Uji Riksa genset Untuk memastikan unit dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970
kondisi siap pakai dan tidak Tentang Landasan Keselamatan dan
ada sumber bahaya. Kesehatan Kerja
2 Memiliki ruang ibadah Pekerja dapat melaksanakan Undang –Undang No. 13 Tahun
pekerjaan dengan tenang 2003 Pasal 80 “Pengusaha wajib
setelah beribadah. memberikan kesempatan kepada
pekerja/buruh untuk melaksanakan
ibdah yang diwajiban oleh
agamanya”
Pasal 100 “Untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan
keluarga, pengusaha wajib
menyediakan fasilitas kesejahteraan”
3 Memiliki Ruang Laktasi Untuk memudahkan bagi Permenkes No. 15 Tahun 2013
pekerja wanita yang menyusui Tentang Tata Cara Penyediaan
Fasilitas Khusus menyusui dan/atau
memerah air susu Ibu.
4 Memiliki ATM Untuk memudahkan bagi para Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
pekerja melakukan transaksi Tentang Ketenagakerjaan Pasal 100
perbankan. “Untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya
perusahaan wajib menyediakan
fasilitas kesejahteraan.
5 Memiliki Koperasi SImpan Untuk memudahkan para Undang-Undang No. 17 Tahun 2012
Pinjam pekerja menabung dan Tentang Perkoperasian. Pasal 1
meminjam uang. “Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan
atau badan hukum Koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha,
6 Memiliki Minimarket Penyediaan kebutuhan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012
karyawan
Meningkatkan
kesejahteraan karyawan
dari koperasi simpan pinjam
7 Memiliki Poliklinik Memberikan fasilitas Permenaker No. 3 Tahun 1982
kesehatan bagi para pekerja Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Mempermudah tindakan
pertolongan pertama
8 Memiliki Kantin Untuk penyediaan makanan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
bagi tenaga kerja Tentang Ketenagakerjaan Pasal 100
“Untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya
perusahaan wajib menyediakan
fasilitas kesejahteraan.
9 Memiliki Kost Putri Sarana tempat tinggal bagi Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
karyawan Tentang Ketenagakerjaan Pasal 100
“Untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya
perusahaan wajib menyediakan
fasilitas kesejahteraan.
10 Memiliki loker karyawan Memudahkan kayawan untuk Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
menyimpang barang bawaan Tentang Ketenagakerjaan Pasal 100
“Untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya
perusahaan wajib menyediakan
fasilitas kesejahteraan.
11 Memiliki ruang Gym Supaya terjaganya kesehatan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
para pekerja. Tentang Ketenagakerjaan Pasal 35
ayat 3 “ Pemberi kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib
memberikan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan baik
mental maupun fisik tenaga kerja.
Pasal 100 “Untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya, pengusaha wajib
menyediakan fasilitas
kesejahteraan.”
12 Memiliki CCTV Menjamin kemanan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan Pasal 35
ayat 3 “ Pemberi kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib
memberikan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan baik
mental maupun fisik tenaga kerja.
13 Memiliki Pos Keamanan Menjadi fasilitas bagi staff Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
keamanan di pabrik. Serta Tentang Ketenagakerjaan Pasal 35
mempermudah pengawasan ayat 3 “ Pemberi kerja sebagaimana
tenaga kerja, tempat memantau dimaksud dalam ayat 1 dalam
mobilisasi tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga kerja wajib
tamu, sebagai tempat memberikan perlindungan yang
pengaduan tindak kejahatan di mencakup kesejahteraan,
area kerja keselamatan dan kesehatan baik
mental maupun fisik tenaga kerja.
14 Memiliki Kamar Mandi Sebagai penunjang fasilitas Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
kesehatan berupa sarana Tentang Ketenagakerjaan Pasal 100
penyaluran kebutuhan dasar “Untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia. bagi pekerja/buruh dan keluarganya,
pengusaha wajib menyediakan
fasilitas kesejahteraan.”
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
4 Memiliki Titik Kumpul Tempat berkumpulnya atau Keputusan Menteri Tenaga Kerja
evakuasi jika terjadinya RI No. KEP-186/MEN/1999
bencana alam atau kerbakaran Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di tempat kerja.
BIDANG LISTRIK
Peraturan
Potensi Probability Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran /
No Dokumentasi Perundang-
Bahaya / Peluang Pemajanan Akibat Resiko Rekomendasi
Undangan
1 Terjadinya 6 6 15 540 Diadakan Kepmenaker No.75
konsleting (sangat perbaikan Tahun 2002 Tentang
teradap kabel Tinggi) instalasi Berlakunya PUIL
2000
Peraturan
Potensi Probablity/ Pemaparan/ Konsekuens/ Rating Saran/Rekom
No Dokumentasi Perundang-
Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko endasi
Undangan
1 Dapat 3 2 40 240(resi Substitusi Kepmenaker No.
tersambar api ko penyediaan 186 Tahun 1999
karena dekat tinggi) Hydrant, Tetang Unit
dengan resiko APAR, Penanggulangan
tinggi. pembuatan kebakaran di tempat
tembok yang kerja
tinggi sebagai
pembatas dan
pengaman
2 Dapat 3 1 3 9 Bagian Undang-Undang No.
menimpa (rendah) maintenance 13 Tahun 2003
pekerja segera Tentang
melakukan Ketenagakerjaan
perbaikan Tentang
Ketenagakerjaan
Pasal 35 ayat 3
“Pemberi kerja
sebagaimana
dimaksud dalam ayat
1 dalam
mempekerjakan
tenaga kerja wajib
memberikan
perlindungan yang
mencakup
kesejahteraan,
keselamatan dan
kesehatan baik
mental maupun fisik
tenaga kerja.
3 Dapat 1 2 3 6 Perlu Undang-Undang No.
tergelincir, (rendah) dilakukan 13 Tahun 2003
jatuh tindakan Tentang
perbaikan Ketenagakerjaan
segera Tentang
(levelling) Ketenagakerjaan
Pasal 35 ayat 3 “
Pemberi kerja
sebagaimana
dimaksud dalam ayat
1 dalam
mempekerjakan
tenaga kerja wajib
memberikan
perlindungan yang
mencakup
kesejahteraan,
keselamatan dan
kesehatan baik
mental maupun fisik
tenaga kerja.
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Peraturan
Potensi Probablity/ Pemaparan/ Konsekuens/ Rating Saran/
No Dokumentasi Perundang-
Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi
Undangan
1 Penanganan 1 2 40 80 Perlu tindakan KEPUTUSAN
sementara (resiko (pengadaan MENTERI
kebakaran substans instalasi TENAGA KERJA
besar. ial) hydrant) R.I. NO. KEP-
186/MEN/1999
tentang unit
penanggulangan
kebakaran di tempat
kerja
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum PT Mitra Adi Jaya (MAJ) telah banya menerapkan sistem
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kejrja (SMK3) dengan baik. Hal ini dilihat dari:
1) PT. Mitra Adi Jaya sudah menerapkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
2) PT. Mitra Adi Jaya sudah menerapkan Kepmenaker RI No. KEP-186/MEN/1999
Tentang Undang-Undang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
3) PT. Mitra Adi Jaya sudah menerapkan Permenaker RI No. PER 01/MEN/1980
Tentang Keselamatan Kesehatan Kerja Pada Kontruksi Bangunan.
4) PT. Mitra Adi Jaya sudah menerapkan Permenaker RI No. PER 01/MEN/1980
Tentang Keselamatan Kesehatan Kerja Pada Kontruksi Bangunan.
5) Terdapat 7 temuan negatif dalam ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dibidang Listrik, Lift, Penyalur petir, Kontruksi Bangunan dan
Penanggulangan Kebakaran.
B. SARAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka disarankan kepada manajemen PT.
Mitra Adi Jaya:
1) Membuat sistem hydrant & sprinkle di dalam pabrik.
2) Penataan instalasi kabel yang sesuai dengan SOP dengan memaksimalkan tenaga
ahli K3 Listrik yang sudah dimiliki.
3) Melakukan pengecekan dan pemeliharaan APAR secara rutin (keputusan Menteri
Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulanagan
Kebakaran di Tempat Kerja.
4) Melakukan antisipasi pemagaran tinggi sebagai pembatas antara Pabrik dengan
SPBU sebagai tempat usaha resiko tinggi.
34