PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
KELOMPOK 1
1. Abdul Malik Abidin, ST
2. Aditya Bayu Prayoga
3. Selvy Soejono
4. Rafiqah
5. Riah Trimeda Yongker
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rakhmat
dan anugerah-Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria
Abadi yang sebagai salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3
Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun
telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami
menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Pimpinan dan pihak manajemen PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan
video observasi kunjungan lapangan.
2. Seluruh staff di PT. Narada Katiga Indonesia selaku penyelenggara pelatihan
Ahli K3 Umum yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk
menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 18 tahun 2021 yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penyusun menyadari bahwa semua ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun
sangat diharapkan dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Akhir kata, kami meminta maaf apabila dalam penulisan laporan ini
kurang berkenan. Penyusun mengharapkan laporan ini dapat memenuhi syarat
yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Penyusun
KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
A. LATAR BELAKANG....................................................................................3
B. MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................5
C. RUANG LINGKUP.......................................................................................5
D. DASAR HUKUM..........................................................................................6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN....................................................................7
A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA....................................................7
B. PROSES PRODUKSI....................................................................................10
C. ALAT KERJA................................................................................................11
D. POTENSI BAHAYA.....................................................................................12
E. FAKTOR BAHAYA......................................................................................13
F. TEMUAN-TEMUAN DILAPANGAN.........................................................15
1. TEMUAN POSITIF.................................................................................15
2. TEMUAN NEGATIF...............................................................................18
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH....................................23
A. ANALISA TEMUAN POSITIF.....................................................................24
B. ANALISA TEMUAN NEGATIF..................................................................30
BAB IV PENUTUP..............................................................................................41
A. KESIMPULAN..............................................................................................41
B. SARAN..........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................43
LAMPIRAN A.....................................................................................................44
LAMPIRAN B.....................................................................................................46
NOTULEN...........................................................................................................49
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat dengan K3 merupakan
hal yang tidak bisa terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya
manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan
kesejahtraan para pekerjanya akan tetapi jauh lebih dari itu K3 mempunyai
dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Sehingga pelaksanaan K3
merupakan hal yang sangat penting dan menjadi suatu sistem pekerjaan yang
harus dipenuhi dan diterapkan oleh suatu perusahaan di lingkungan kerja.
Selain itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu
permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena
mencakup permasalahan dari segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi,
aspek hukum, pertanggung jawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal
tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana
sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun
faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industri.
Didalam regulasi pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai
kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini
direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti : UU
RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang No. 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Undang-Undang Uap Tahun
1930, Permenaker RI No : PER. 02/MEN/1982, Permenaker RI No : PER.
01/MEN/1988, Permenaker RI No : PER. 37/MEN/2016, Permenaker RI No :
PER. 38/MEN/2016, Permenaker RI No : PER. 08/MEN/2020 dan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai dengan syarat-
syarat penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada pasal
tersebut
C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pelaporan praktik lapangan ini adalah untuk
mengetahui sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di Bidang di
Bidang K3 Mekanik (Pesawat Tenaga dan Produksi, Pesawat Angkat dan
Angkut), Pesawat Uap Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
B. PROSES PRODUKSI
Proses produksi pada PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu
produksi basah dan produksi kering. Proses produksi basah terdiri dari beberapa
tahap. Produksi basah dimulai dari pengolahan bahan baku berupa kambing sekitar
1000 lembar dan kulit domba 2000 lembar yang didapat dari bahan baku lokal dan
impor. Proses kedua yaitu proses Kesrik (stanning) yaitu proses untuk
menghilangkan sisa lemak dan memudahkan obat untuk masuk kedalam proses
tanning.
Proses selanjutnyaa yaitu proses Tanning dimana kulit diaduk dan diputar
kurang lebih selama tiga hari didalam drum. Setelah proses ini kulit memasuki
proses Wet blue untuk mengklasifikasi dan menseleksi kulit yang baik, fungsinya
untuk mengetahui kulit yang mengalami cacat produksi. Proses selanjutnya
shaving yang bertujuan untuk menyamakan ketebelan kulit, pada proses ini
digunakan bahan B3. Setelah proses Shaving kulit masuk kedalam proses Dyeing
yang merupakan proses untuk pewarnaan kulit selama dua hari. Total waktu yang
dibutuhkan untuk produksi basah selama satu minggu.
Setelah dilakukan proses basah, kemudian dilakukan proses produksi kering.
Proses dimulai dengan proses Setter Dyeing yaitu mendiamkan kulit dari proses
Dyeing. Selanjutnya masuk kedalam proses Setter Hanging yang bertujuan untuk
Keterangan
Produksi Basah
Produksi Kering
C. ALAT KERJA
Alat kerja yang digunakan untuk jenis mesin pesawat uap, bejana tekan dan tangki
timbun, terdiri dari:
1. Hot Water Boiler + Burner (pesawat uap)
Alat kerja yang digunakan pada jenis mesin mekanik, terdiri dari:
1. Mesin Kesrik
2. Mesin Shaving
3. Rotary Drum Milling
4. Rotary Drum Tanning
5. Rotary Drum Dyeing
6. Setter Drying
7. Mesin Stacking
8. Mesin Toggle
9. Fan and Blower
10. Motor AC
11. Water Pump
12. Generator Set (Genset)
13. Lift Barang
14. Forklift
15. Gerobak Dorong
E. FAKTOR BAHAYA
Karyawan akan menghadapi ancaman bahaya yang mengganggu kesehatan di
tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, identifikasi bahaya yang dilakukan di bagi
menjadi 2 area yaitu:
1. Area office
2. Area Produksi
F. TEMUAN-TEMUAN DI LAPANGAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di PT. Adi Satria Abadi (ASA)
terdapat 2 jenis temuan. Temuan positif dan temuan negatif dari masing-masing
aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diamati.
1. Temuan Positif
a. Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan, Tangki Timbun
1) Compressor (bejana tekan) sudah di lengkapi dengan cover belt dan
pulley.
3) Hot water boiler (pesawat uap) juga sudah di lengkapi dengan panel
otomatis. Jika temperatur air sudah mencapai 75 derajat celcius, maka
Burner akan mati dengan sendirinya. Airnya digunakan untuk melarutkan
chemical/bahan kimia .
b. Bidang K3 Mekanik
1) Lift barang (pesawat angkat) sudah di lengkapi dengan name plate.
(Berdasarkan hasil wawancara)
2) Cerobong asap Genset (mesin diesel) yang merupakan tenaga awal
untuk mesin produksi sudah di lengkapi dengan cover anti panas.
2. Temuan Negatif
a. Bidang K3 Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
1) Cerobong panas pada Hot Water Boiler tidak di lengkapi dengan
pembungkus anti panas yang mana dapat melindungi pekerja.
5 Lokasi: Ruang Produksi Kondisi mesin operasi dalam Proses pemeriksaan sebaiknya Permenaker No. 01 Tahun 1988
Temuan: Perusahaan melakukan kondisi baik karena dilakukan didokumentasikan agar pasal 10 ayat 2
pemeriksaan berkala pada mesin perawatan secara berkala,perusahaan mengetahui “Melakukan pengecekan dan
pesawat uap sesuai SOP Perusahaan apabila mesin operasi mengalami perawatan yang sudah pengamatan kondisi/kemampuan
masalah, mesin bisa langsung diberikan maupun mesin yang kerja serta merawat pesawat uap,
(Berdasarkan hasil wawancara) segera diperbaiki. sering mengalami kendala. alat-alat pengaman dan alat
Apabila mesin operasi perlengkapan lainnya yang terkait
dimodifikasi, mesin operasi dengan bekerjanya pesawat uap
perlu dilakukan pemeriksaan yang dilayaninya”
berkala.
6 Lokasi : di Ruang Produksi Kering. Pekerja mengetahui kapasitas Pada lokasi lift barang, Permenaker No.38 tahun 2016
beban pada lift barang sehingga diberikan rambu-rambu tanda pasal 15
terjepitnya tangan
operator pada saat
mengoperasikan
Roda gigi (gear) tidak
mesin.
dilengkapi dengan
pengaman yang memadai.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan norma K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun di PT Adi Satria Abadi, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun
Berdasarkan pengamatan kami, PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan
beberapa instrumen keselamatan kerja (K3) pada pesawat uap, bejana tekan
dan tangki timbun. Namun demikian pada prosesnya, masih memiliki
beberapa kekurangan dalam penerapan K3 di lingkugan kerja. Mesin
produksi masih memiliki banyak resiko kecelakaan kerja yang belum
ditangani dan dapat merugikan proses produksi. Pada operasi mesin pesawat
uap, operator belum memiliki sertifikat penggunaan pesawat uap, hal ini
dapat berisiko terjadinya kecelakaan kerja akibat operator tidak memiliki
kemampuan yang sesuai dengan standar. Oleh karena itu, pihak perusahaan
harus segera melakukan perbaikan pada unit yang memiliki potensi bahaya
untuk efektifitas dan efisiensi pekerjaan serta melakukan sertifikasi pada
operator mesin. Perusahaan sudah menerapkan pemeriksaan berkala dan
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Mekanik
PT. Adi Satria Abadi memiliki banyak pesawat mekanik yang banyak terlibat
dalam proses produksi. Tentunya, penggunaan mesin tersebut sangat vital
dalam menunjang kelancaran bisnis perusahaan tersebut. Dalam hal ini, PT.
Adi Satria Abadi sudah menerapkan standar manajemen K3 dalam
lingkungan kerja secara baik dan benar. Namun demikian, dalam beberapa hal
perusahaan perlu ada peningkatan dalam penerapan K3. Operator utama pada
mesin forklift memiliki sertifikat penggunaan alat, namun pada operator
cadangan forklift. Operator kesrik, shaving, dan operator mesin crane tidak
memiliki sertifikat. Perlu adanya pembinaan sertifikasi bagi operator
sehingga memiliki kemampuan dalam
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapaun saran-saran yang dapat kami berikan
pada PT. Adi Satria Abadi adalah:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Mekanik
PT. Adi Satria Abadi sebaiknya harus mewajibkan atau memfasilitasi
operator cadangan forklift, operator pesawat uap dan operator mesin crane,
operator kesrik dan shaving untuk mengikuti sertifikasi agar memiliki SIO
dan pada alat-alat produksi yang belum memiliki pengaman untuk dapat
diberikan pengaman dan pelindung. Kedua hal tersebut dilakukan dengan
tujuan yaitu operator memiliki kapasitas dan kemampuan yang sesuai standar
dalam melakukan operasi mesin dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Pada alat-alat produksi diharapkan untuk segera diberi pengaman dan
pelindung pada bagian mesin yang bergerak. Perlu adanya penggantian rail
crane dengan material yang lebih tebal yang mempunyai kapasitas yang
memadai.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Uap, Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun
Pada bidang ini juga diharapkan PT. Adi Satria Abadi dapat melakukan
perbaikan-perbaikan pada kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
seperti melakukan sertifikasi kepada operator dan segera melaksanakan
pemeriksaan dan pengujian berkala pada bejana tekanan dan tangki timbun.
Pada alat produksi diperi pengaman dan pelindung pada bagian cerobong
panas. Instalasi kabel diatur sedemikian rupa sehingga tidak dekat dengan
benda yang menghasilkan panas. Penggunaan dan penempatan drum solar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada alat-alat produksi diharapkan
untuk segera diberikan pelindung dan pengaman pada cerobong panas.
Permenaker No. 02 Tahun 1982 Tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja,
Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat
Uap
Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana
Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C