Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT LRT JAKARTA
PENGAWASAN NORMA SMK3 DAN KELEMBAGAAN K3

PEMBINA CALON AHLI K3 UMUM


KELOMPOK 2

1. Fajar Kurniawan (7005)

2. Hapsoro Wahyu Kurniawan (7008)

3. Imam Prasetyo (7009)

4. Jodia Putra (7012)

5. MHD. Ijos Yusroh (7016)

6. Mutiarani (7019)

7. Firdaus Ginting (7026)

8. Theresya Nauly (7029)

PENYELENGGARA
PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA JAKARTA
15 November – 28 November 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia dari-Nya
saya dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam rangka
pelatihan Calon Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh PT Phitagoras Global
Duta. Kegiatan PKL ini dilakukan secara online/virtual, meskipun demikian hal ini
tidak menguranginilai dan manfaat pembelajaran yang diperoleh sebagai tujuan
dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan. Dalam rangka memenuhi kegiatan
pembelajaran sebagai Calon Ahli K3 Umum yang dilaksanakan pada tanggal 15
November-28 November 2023

Penyusunan laporan ini dilakukan dengan pendekatanpendekatan berdasarkan


perundang-undangan yang berlaku. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan referensi
peningkatan penerapan sistem manajemen K3 di PT. LRT Jakarta. Kami
berharap, laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak hanya memberikan manfaat
bagi Peserta Calon Ahli K3 Umum, namun juga dapat menambah wawasan
tentang penerapan K3 bagi pembaca .

Sumatera, 25 November 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN...........................................................................................2
1.3. RUANG LINGKUP....................................................................................................2
1.4. DASAR HUKUM.......................................................................................................2
BAB II KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN...................................................................................4
2.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.......................................................................4
2.2. TEMUAN.................................................................................................................5
2.2.1. TEMUAN POSITIF.............................................................................................5
2.2.2. TEMUAN NEGATIF...........................................................................................6
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH.....................................................................7
3.1. ANALISA TEMUAN POSITIF.....................................................................................7
3.2. ANALISA TEMUAN NEGATIF.................................................................................17
BAB IV PENUTUPAN............................................................................................................22
4.1. KESIMPULAN........................................................................................................22
4.2. SARAN...................................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) merupakan hal utama yang
harus diperhatikan dalam lingkungan kerja. Meskipun setiap orang yang ada di
lingkungan kerja tidak menginginkan terjadinya resiko kerja, namun pada
kenyataannya masih banyak terjadi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
maupun kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah. Banyak hal yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja diantaranya penggunaan peralatan
kerja yang tidak sesuai standard, lalai dalam penggunaan alat pelindung diri,
rendahnya pemahaman mengenai keselamatan dan Kesehatan kerja serta
kurangnya tenaga ahli dalam bidang tertentu.
Bahaya kerja tidak akan bisa lepas dari setiap proses kerja, namun demi
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif maka setiap
perusahaan membentuk suatu organisasi yang mengatur keselamatan dan
Kesehatan kerja. Banyak organisasi atau lembaga yang dibentuk dengan
berbagai macam standard yang telah diterapkan dalam sebuah perusahaan.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (PP No.50 Tahun 2012). Dengan
menerapkan system ini diharapkan setiap perusahaan dapat lebih baik dan
mampu dalam mengurangi bahaya yang ada ditempat kerja sehingga dapat
menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Diperlukan persiapan dan penyusunan struktur manajemen yang
matang untuk penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Salah satu
langkah yang bisa diambil dalam tahap awal yaitu studi kasus atau observasi
ditempat usaha lain yang sudah menerapakan kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Diharapkan dengan adanya studi kasus atau observasi
bisa memberikan pandangan dan pengetahuan yang lebih baik saat penentuan
kebijakan diperusahaannya.
4
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Menambah ilmu dan pengetahuan tentunya untuk para calon Ahli K3
Umum dalam praktek nyata observasi penerapan persyaratan dan
pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, khususnya
dalam hal penerapan Sistem Manajemen K3 dan Kelembagaan K3
melalui pengamatan video dan wawancara yang dilaksanakan di PT. LRT
Jakarta.
2. Memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai tanggung jawab
dan wewenang Ahli K3 di lingkungan tempat kerja. Dan dapat berperan
secara profesional dalam menyalankan tugas-tugas mereka dan
memberikan kontribusi yang berharga dalam menciptakan, memelihara,
dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja. Melalui pemahaman ini,
calon Ahli K3 umum dapat bertindak sesuai dengan peran dan tanggung
jawab dengan baik.
3. Menyadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk kelulusan dari
pelatihan Ahli K3 Umum.

1.3. Ruang Lingkup


1. Bidang Kelembagaan
2. Bidang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Bidang Keahlian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1.4. Dasar Hukum


1.4.1. Dasar Hukum Tentang Norma SMK3
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Permenaker No.Per. 01/Men/2007 tentang Pedoman Pemberian
penghargaan K3.
5. Permenaker No.Per.26/Men/2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan SMK3
5
1.4.2. Dasar Hukum Tentang Kelembagaan K3
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Permenaker No. Per. 04/Men/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
5. Permenaker No.Per. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja.
6. Permenaker No.Per. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

1.4.3. Dasar Hukum Tentang Keahlian K3


1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Permenaker No.Per. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja.

6
BAB II

KONDISI / FAKTA LAPANGAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT. LRT Jakarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
transportasi, PT. LRT merupakan anak perusahaan dari PT. Jakarta
Propertindo (Perseroda) yang berdiri pada tanggal 16 April 2018, yang salah
satu usahanya bergerak di bidang pengoperasian dan perawatan sarana serta
prasarana perkeretaapian. Perusahaan ini berdiri dan disahkan secara resmi
pada 16 April 2018 hingga 31 Desember 2019. Saat ini, LRT Jakarta memiliki
Jalur Sepanjang 5,8 km (3,6 mi) yang melayani enam stasiun LRT Jakarta
dimiliki dan dikembangkan oleh Pmerintah Provinsi DKI Jakarta. Layanannya
sendiri dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT
Jakarta Propertindo (Perseroda), sebuah badan usaha milik daerah DKI
Jakarta dan pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan
beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019 dan memiliki karyawan berjumlah
600 Karyawan dengan jumlah 3 Shift.

Gambar 1 : LRT Jakarta

7
PT LRT telah melaksanakan penilaian SMK3 melalui audit eksternal
dengan auditor PT. Sucofindo dan berhasil memperoleh pencapaian emas
untuk tingkat penerapan lanjutan 166 kriteria ditahun 2021.

2.2. Temuan
2.2.1. Temuan Positif
1. PT. LRT Jakarta memiliki organisasi P2K3 dengan pimpinan
tertinggi sebagai ketua P2K3 dan sekretaris P2K3 adalah ahli K3.
2. PT. LRT Jakarta membuat laporan P2K3 sudah dibuat secara
terjadwal setiap tiga bulan sekali. Meeting P2K3 setiap sebulan
sekali Hasil meeting kemudian dibuat laporan kemudian disubmit ke
disnaker secara online tiap tiga bulan sekali.
3. PT. LRT Jakarya Sudah membentuk Tim Tanggap Darurat dan
melakukan latihan rutin minimal setiap setahun sekali
4. PT.LRT Jakarta memikiliki kebijakan K3 yang ditanda tangani oleh
pimpinan tertinggi (direktur) dan disosialisasikan kepada seluruh
orang yang berada di tempat kerja.
5. Poster K3 termasuk Lembar UU No.1 Tahun 1970 terpasang di
tempat-tempat strategis.
6. Audit internal dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Tindak lanjut
audit untuk yang mayor langsung dilaksanakan sesegera mungkin.
Untuk temuan minor ditutup maksimal satu bulan.
7. PT LRT telah melaksanakan penilaian SMK3 melalui audit eksternal
dengan pencapaian emas untuk tingkat penerapan lanjutan 166
kriteria ditahun 2021.
8. PT. LRT Jakarta melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen yang
dilaksanakan rutin setiap setahun sekali.
9. PT LRT Jakarta telah memiliki tenaga ahli/operator yang berlisensi
di bidang alat berat, pemadam, Kesehatan dan bidang spesifik
lainnya.
10. PT. LRT Jakarta telah tersertifikasi SMK3 oleh PJK3 yaitu PT.
Sucofindo sebagai auditor eksternal SMK3 yang telah ditunjuk oleh
8
Menteri sebagai Badan Hukum yang berwenang melakukan audit
SMK3 dan masih berlaku.

2.2.2 Temuan Negatif


1. Tidak ada rambu K3 spesifik mengenai peringatan bahaya di area
perawatan LRT.
2. Bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan APD sanksinya hanya
berupa teguran lisan.
3. Terdapat spanduk/banner yang kedua tali bawahnya terlepas.
4. Helm pewawancara (visitor) tidak dipakai dengan benar karena tali
diletakkan di belakang kepala bukan di dagu.
5. Label bejana tekan masih menggunakan stiker uji lama padahal
sudah uji baru.

9
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1. Analisis Temuan Positif

No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM


TEMUAN TEMUAN MANFAAT

Bidang kelembagaan

1. Video dan PT.LRT Sudah terdapat Terdapat PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
wawancara Jakarta organisasi P2K3 organisasi K3 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan pimpinan yang membantu
Kriteria 1.4.4
tertinggi sebagai penerapam K3
ketua P2K3 dan di tempat kerja. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus.

sekretaris P2K3 Kriteria 1.4.5


adalah ahli K3. Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

UU No.1 Tahun 1970

BAB VI PANITYA PEMBINA KESELAMATAN


KESEHATAN KERDJA

Pasal 10

(1) Menteri Tenaga Kerdja berwenang membentuk


10
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

Panitya Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerdja


guna memperkembangkan kerdja sama, saling
pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau
pengurus dan tenaga kerdja dalam tempat-tempat
kerdja untuk melaksanakan tugas dan kewadjiban
bersama dibidang keselamatan dan kesehatan kerdja
dalam rangka melantjarkan usaha berproduksi.

(2) Susunan Panitya Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerdja, tugas dan lain-lainnja ditetapkan
oleh Menteri Tenaga Kerdja

2. Wawancara PT.LRT Laporan P2K3 Adanya bukti PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Jakarta sudah dibuat laporan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
secara terjadwal kegiatan P2K3
Pasal 12 (1) Pengusaha dalam melaksanakan kegiatan
setiap triwulan secara tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 harus:
sekali. Meeting membantu
P2K3 setiap pelaksanaan a. menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai

sebulan sekali evaluasi. kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3;

Hasil meeting
11
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

kemudian dibuat b. melibatkan seluruh pekerja/buruh;


laporan kemudian
c. membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh
disubmit ke
seluruh pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh
disnaker secara
yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang
online tiap tiga
terkait;
bulan sekali.
d. membuat prosedur informasi;

e. membuat prosedur pelaporan; dan

f. mendokumentasikan seluruh kegiatan.

Kriteria 1.4.8

P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur dan


hasilnya disebarluaskan di tempat kerja.

12
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

Kriteria 1.4.9

P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai


dengan peraturan perundangundangan.

3. Wawancara PT.LRT PT. LRT Jakarya Untuk menanga PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Jakarta Sudah membentuk ni berbagai Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tim Tanggap masalah dan
Kriteria 1.2.5
Darurat dan kondisi darurat
melakukan latihan pada suatu Petugas yang bertanggung jawab untuk penanganan

rutin minimal kejadian tak keadaan darurat telah ditetapkan dan mendapatkan

setiap setahun diinginkan yang pelatihan.

sekali berkaitan Kriteria 6.7.4


dengan Petugas penanganan keadaan darurat
perusahaan.

13
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

ditetapkan dan diberikan pelatihan khusus

serta diinformasikan kepada seluruh orang

yang ada di tempat kerja.

Bidang SMK3

4. Video dan PT.LRT Kebijakan K3 Kebijakan K3 PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
wawancara Jakarta sudah ada, ditanda mempunyai Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tangani oleh legitimasi
Pasal 6 (1)
pimpinan tertinggi karena di
(direktur) dan support oleh SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)

disosialisasikan pimpinan meliputi:

kepada seluruh tertinggi di a. penetapan kebijakan K3;


orang yang berada Perusahaan
b. perencanaan K3;
di tempat kerja sehingga dalam
penerapannya c. pelaksanaan rencana K3;
lebih mudah
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan e.
untuk
peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
diterapkan

14
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

kepada seluruh
pekerja
Pasal 7 ayat (1) Penetapan kebijakan K3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan
oleh pengusaha.

Pasal 8

Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang


telah ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang
lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan,
dan pihak lain yang terkait

Kriteria 1.1.1

Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal,


ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus, secara
jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta
komitmen terhadap peningkatan K3
15
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

5. Video dan PT.LRT Poster K3 Sebagai sarana Undang-Undang No: 1 Tahun 1970 mengenai
wawancara Jakarta termasuk Lembar promosi K3 di Keselamatan Kerja
UU No.1 Tahun tempat kerja
Pasal 14 huruf a dan b
1970 terpasang di dan untuk
tempat-tempat peningkatan Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang

strategis. kesadaran K3 di dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang

area kerja. diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua


peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,


semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja.

16
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kriteria 2.4.1
Informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan K3
disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh
tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan
pemasok.

6. Wawancara PT.LRT Audit internal Menjamin PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Jakarta dilaksanakan kesesuaian Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
setiap satu tahun dan efektifitas
Bagian Kelima Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
sekali. penerapan
SMK3 serta Pasal 14

Tindak lanjut audit sebagai bahan (1) Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan
untuk yang mayor evaluasi. evaluasi kinerja K3.
langsung
(2) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
17
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

dilaksanakan dimaksud pada ayat (1) melalui pemeriksaan,


sesegera mungkin. pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
Untuk temuan dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten.
minor ditutup
maksimal satu
bulan. Kriteria 11.1.1

Audit internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk


memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan
untuk menentukan efektifitas kegiatan tersebut.

7. Wawancara PT.LRT PT LRT telah Untuk PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Jakarta melaksanakan memeriksa Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
penilaian SMK3 kesesuaian
BAB III PENILAIAN SMK3 Pasal 16
melalui audit kegiatan
eksternal dengan perencanaan (1) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga

pencapaian emas dan untuk audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas

untuk tingkat menentukan permohonan perusahaan.

penerapan efektivitas (2) Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya


lanjutan 166 kegiatan tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3
18
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

kriteria ditahun tersebut. sesuai dengan ketentuan peraturan


2021. perundangundangan.

C. KETENTUAN PENILAIAN HASIL AUDIT SMK3

Penilaian hasil Audit SMK3 terdiri dari 3 kategori yaitu:

1. Kategori Tingkat awal Perusahaan yang memenuhi


64 (enam puluh empat) kriteria, kriteria tersebut
sebagaimana tercantum dalam kolom 3 pada Tabel 1.

2. Kategori Tingkat Transisi Perusahaan yang


memenuhi 122 (seratus dua puluh dua) kriteria, kriteria
tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 dan
kolom 4 pada Tabel 1.

8 Wawancara PT.LRT Rapat tinjauan Untuk meninjau PP No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Jakarta manajemen dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dilaksanakan rutin mengevaluasi

19
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

setiap setahun keefektifan Kriteria 1.3.1


sekali Sistem
Tinjauan terhadap penerapan SMK3 meliputi
Manajemen K3
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan membantu
dan evaluasi telah dilakukan, dicatat dan
manajemen
didokumentasikan.
puncak untuk
menentukan
kelanjutan Kriteria1.3.2
kesesuaian dan
Hasil tinjauan dimasukkan dalam perencanaan
kecukupannya.
tindakan manajemen.

Kriteria 1.3.3

Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan SMK3


secara berkala untuk menilai kesesuaian dan
efektivitas SMK3.

20
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

BIDANG KEAHLIAN

9. Video dan PT. LRT PT LRT Jakarta Proses PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
wawancara Jakarta telah memiliki Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pengoperasian
tenaga
alat dan
ahli/operator yang
berlisensi di pelaksanaan Kriteria12.5.1 :

bidang alat berat, bidang tugas


Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin
pemadam, tertentu dapat
kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi
Kesehatan dan dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan untuk
bidang spesifik dengan baik melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan
lainnya. dan aman serta atau mengoperasikan peralatan.

meminimalisir

kecelakaan
akibat human
error

10 Video dan PT.LRT PT. LRT Jakarta PT LRT Jakarta PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
wawancara Jakarta terlah tersertifikasi telah
21
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI ANALISA PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN MANFAAT

SMK3 oleh auditor melaksanakan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


eksternal yaitu PT. ketentuan atas
Pasal 16 Ayat 1
Sucofindo sebagai upaya menjamin
auditor eksternal kesesuaian dan Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga

SMK3 yang telah efektifitas audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas

ditunjuk oleh permohonan perusahaan.


penerapan
Menteri sebagai
SMK3 melalui
Badan Hukum
kegiatan audit
yang berwenang
SMK3.
melakukan audit
SMK3
dan masih berlaku.

3.2. Analisis Temuan Negatif

22
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

Bidang SMK3

1. Video PT. LRT Tidak ada rambu Potensi bahaya Perlu dipasang rambu- Undang-Undang No. 1
Jakarta di K3 spesifik spesifik tidak rambu K3 sesuai Tahun 1970 tentang
Area mengenai diketahui oleh dengan hasil identifikasi Keselamatan Kerja.
Tempat peringatan bahaya orang yang bahaya.
Pasal 14 huruf a dan b
Perawatan di area tersebut. berada disana
LRT. sehingga dapat Secara tertulis

menimbulkan menempatkan dalam tempat

kecelakaan. kerja yang dipimpinnya,


semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan,
sehelai Undang-undang ini
dan semua peraturan
pelaksanaannya yang
berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada
tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan

23
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

menurut petunjuk pegawai


pengawas atau ahli
keselamatan kerja.

Memasang dalam tempat


kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja.

Kriteria 2.4.1

24
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

Informasi yang dibutuhkan


mengenai kegiatan K3
disebarluaskan secara
sistematis kepada seluruh
tenaga kerja, tamu,
kontraktor, pelanggan, dan
pemasok.

2 Wawancara/interview PT.LRT Bagi yang tidak Pekerja Perlu diterapkan Undang-Undang No: 1
Jakarta menggunakan mungkin peraturan sanksi Tahun 1970 mengenai
APD sanksinya mengulangi bertingkat agar sanksi Keselamatan Kerja
hanya teguran kesalahannya dapat lebih tegas untuk
Pasal 12
lisan. lagi karena pegawai yang
sanksinya melanggar penggunaan Pengusaha dalam

hanya berupa APD. melaksanakan kegiatan

teguran lisan. sebagaimana dimaksud


dalam pasal 11 harus:

a. menunjuk sumber daya


manusia yang

25
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

mempunyai kompetensi
kerja dan kewenangan
di bidang K3.
b. melibatkan seluruh
pekerja buruh.
c. membuat petunjuk K3
yang harus dipatuhi
oleh seluruh
pekerja/buruh, orang
lain selain
pekerja/buruh yang
berada di perusahaan,
dan pihak lain yang
terkait.
d. membuat prosedur
informasi.
e. membuat prosedur
pelaporan, dan
f. mendokumentasikan
26
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

seluruh kegiatan.

PP Nomor 50 Tahun 2012


Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

Kriteria 6.1.6

Alat pelindung diri


disediakan sesuai
kebutuhan dan digunakan
secara benar serta selalu
dipelihara dalam kondisi
layak pakai.

Kriteria 6.1.2

Apabila upaya pengendalian


risiko diperlukan, maka

27
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

upaya tersebut ditetapkan


melalui tingkat
pengendalian.

Kriteria 6.1.8

Upaya pengendalian risiko


dievaluasi secara berkala
apabila terjadi
ketidaksesuaian atau
perubahan pada proses
kerja.

3 Video PT.LRT spanduk/banner Pesan tidak Perlu dilakukan PP Nomor 50 Tahun 2012
Jakarta kedua tali tersampaikan perbaikan segera Tentang Penerapan Sistem
dibawahnya dengan jelas terhadap hazard pada Manajemen Keselamatan
terlepas. dan khawatir spanduk agar tidak dan Kesehatan Kerja
spanduk/banner mudah lepas.
Kriteria 6.1.2
lama kelamaan
akan terlepas Apabila upaya pengendalian
risiko diperlukan, maka
28
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

dan jatuh upaya tersebut ditetapkan


mengenai melalui tingkat
orang. pengendalian.

Lampiran I

c.Tindakan pengendalian
dilakukan melalui:

1)pengendalian
teknis/rekayasa yang
meliputi eliminasi, subtitusi,
isolasi, ventilasi, higienitas
dan sanitasi;

2) pendidikan dan pelatihan;


3) insentif, penghargaan
dan motivasi diri;

4) evaluasi melalui internal


audit, penyelidikan insiden

29
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

dan etiologi; dan

5) penegakan hukum.

4 Video PT.LRT Helm Helm dapat Setiap orang yang Undang-Undang No: 1
Jakarta pewawancara terlepas dengan berada di tempat kerja Tahun 1970 mengenai
(visitor) tidak mudah. termasuk visitor Keselamatan Kerja
dipakai dengan diwajibkan untuk
Pasal 13 Tentang
benar karena tali menggunakan APD
Kewajiban bila memasuki
diletakkan di dengan benar
tempat kerja
belakang kepala
bukan di dagu. Barang siapa akan
memasuki sesuatu tempat
kerja, diwadjibkan mentaati
semua petunjuk
keselamatan kerja dan
memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan.

PP Nomor 50 Tahun 2012


30
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

Tentang Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

Kriteria 6.1.6

Alat pelindung diri


disediakan sesuai
kebutuhan dan digunakan
secara benar serta

selalu dipelihara dalam


kondisi layak pakai.

5. Video PT.LRT Label bejana tekan Kemungkinan Label bejana tekan PP Nomor 50 Tahun 2012
Jakarta masih kesalahan perlu diperbarui segera. Tentang Penerapan Sistem
menggunakan dalam Manajemen Keselamatan
stiker uji lama mengetahui dan Kesehatan Kerja
padahal sudah uji masa berlaku
Kriteria 6.5.3
baru. apakah masih
layak atau tidak Sarana dan peralatan

31
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

produksi memiliki sertifikat


yang masih berlaku sesuai
dengan persyaratan
peraturan perundang-
undangan dan standar.

Permenaker No.37 Tahun


2016 Tentang
Keselamatan & Kesehatan
Kerja, Bejana Tekan Dan
Tangki Timbun Pasal 9
Ayat 1 :
Setiap Bejana Tekanan
diberikan tanda
pengenal meliputi:
a.nama pemilik;
b.nama dan nomor
urut pabrik pembuat;
c.nama gas atau bahan

32
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

yang diisikan beserta


simbol kimia;
d.berat kosong tanpa
keran dan tutup;
e.tekanan pengisian
(Po) yang diijinkan
kg/cm^;
f. berat maksimum dari
isinya untuk bejana berisi
gas yang dikempa
menjadi cair;
g.volume air untuk bejana
berisi gas yang dikempa;

h.nama bahan pengisi


porous mass khusus untuk
bejana penyimpanan gas
yang berisi iarutan asetilen;

33
No DOKUMENTASI LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN PERBAIKAN PERATURAN HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA

dan

i. bulan dan tahun


pengujian hidrostatik
pertama dan berikutnya

34
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Dari pengamatan video dan wawancara dengan Ahli K3 Umum personil
QSHE PT. LRT Jakarta mengenai implementasi Norma SMK3, Kelembagaan
K3 dan Ahli K3, diperoleh hasil observasi sebanyak 10 Temuan Positif dan 5
Temuan Negatif.
2. Secara umum mengenai kelembagaan, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan keahlian di PT LRT Jakarta sudah berjalan dengan
sangat baik. Penerapan kebijakan tentang K3 telah sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 yang bertujuan untuk menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja bagi para pekerja ataupun orang lain yang datang berkunjung ke
dalam perusahaan maupun Undang-Undang No.1 Tahun 1970 mengenai
Keselamatan Kerja.

4.2. Saran
Sesuai hasil observasi temuan negatif dari hasil wawancara virtual dan
observasi dari tayangan video, maka hal-hal yang disarankan adalah:
1. Perlu dipasang rambu-rambu K3 di area perawatan LRT sesuai dengan hasil
identifikasi bahaya.
2. Perlu diterapkan peraturan sanksi bertingkat agar sanksi dapat lebih tegas
untuk pegawai yang melanggar penggunaan APD.
3. Perlu dilakukan perbaikan segera terhadap hazard pada spanduk agar tidak
mudah lepas dan membahayakan serta informasi tersampaikan dengan baik.
4. Setiap orang yang berada di tempat kerja termasuk visitor diwajibkan untuk
menggunakan APD dengan benar.
5. Label bejana tekan perlu segera diganti dengan label yang telah diperbaharui.

35
REFERENSI

Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum


Buku Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Video Profil Perusahaan dan Profil Penerapan K3 PT. LRT Jakarta.
Hasil Wawancara dengan Bapak Wildan Bafian QHSE PT. LRT Jakarta

36
37

Anda mungkin juga menyukai