Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. BUNGASARI

K3 SECARA UMUM, KEAHLIAN DAN


KELEMBAGAAN, PENERAPAN SMK3

Disusun Oleh Kelompok IV:

AYU ASTIANI

DIAN HASANA

HIKWANTO

IIN DITYA SAFITRI

ILHAM

MUH. WAHYU ILAHI

SUHARMAN

PELATIHAN DAN PEMBINAAN AHLI K3 UMUM


PT. KASIROMUA JAYA WIJAYA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) tentang K3 Secara Umum, Keahlian dan Kelembagaan,
Penerapan SMK3 yang selanjutnya kami susun dalam laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyusun berdasarkan kondisi yang telah
kami temui di lapangan dalam hal ini di PT. Bongasari. Penyusunan laporan ini kami
laksanakan dengan penuh semangat dan kerjasama antar kelompok dan juga dengan
bantuan berbagai pihak yang mendukung kami dalam melaksanakan PKL.
Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari kekurangan baik secara konsep,
susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dalam bentuk apapun yang membangun kami dalam memperbaiki laporan
ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan PKL tentang K3 Secara Umum,
Keahlian dan Kelembagaan, SMK3 yang kami susun ini, dapatmemberikan manfaat dan
menambah pengetahuan untuk para pembaca.

Penyusun

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN...................................................................................................2
1.3 RUANG LINGKUP.............................................................................................................2
1.4 DASAR HUKUM.................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.............................................................................4
2.2 KONDISI LAPANGAN.......................................................................................................5
2.3 TEMUAN..............................................................................................................................6
2.3.1 TEMUAN POSITIF......................................................................................................6
2.3.2 TEMUAN NEGATIF....................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................7
3.1 K3 SECARA UMUM...........................................................................................................7
3.1.1 TEMUAN POSITIF......................................................................................................7
3.1.2 TEMUAN NEGATIF..................................................................................................10
3.2 KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN K3.......................................................................11
3.2.1 TEMUAN POSITIF....................................................................................................11
3.2.2 TEMUAN NEGATIF..................................................................................................12
3.3 PENERAPAN SMK3.........................................................................................................13
3.3.1 TEMUAN POSITIF....................................................................................................13
3.2.2 TEMUAN NEGATIF..................................................................................................14
BAB IV..........................................................................................................................................15
4.1 KESIMPULAN...................................................................................................................15
4.2 SARAN................................................................................................................................16

ii
1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu program yang di buat sebagai
upaya mencegah timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuannya untuk
menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan serendah
mungkin risiko kecelakaan dan penyakit kerja, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
diharapkan berdampak pada penurunan angka kecelakaan kerja diperusahaan. Perusahaan
menyadari bahwa pekerja adalah aset utama. Oleh karena itu, mereka harus memperhatikan
aspek keselamatan dan kesehatan kerja guna mengurangi angka kecelakaan kerja.

Perusahaan perlu melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang di harapakan
dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang
aman dan nyaman bagi karyawan. Karna jika seseorang karyawan mengalami kecelakaan
yang disebabkan oleh rasa tidak aman dan nyaman dalam melakukan atau menjalankan
pekerjaan meraka. Para karyawan tidak hanya merugikan pribadi pekerja itu sendiri tapi juga
perusahaan tempat ia bekerja. Beberapa faktor dan kondisi yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja, seperti kurangnya perawatan terhadap perlengkapan kerja, penggunaan
perlengkapan kerja yang tidak sesuai prosedur dan peralatan kerja yang sudah tidak layak
pakai. Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja sebaiknya perusahaan menerapkan
program keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan mengerti tentang prosedur
melakukan pekerjaan

Dalam rangka pemenuhan kompetensi ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
sertifikasi kementerian tenaga kerja oleh PT. Kasiromua Jaya Wijaya, maka pada hari Rabu,
28 September 2022 bertempat di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) kami melakukan praktek
kerja lapangan (PKL). Adapun tema yang perlu kami kaji di PT. IKI adalah terkait tentang
K3 Secara Umum, Keahlian dan Kelembagaan, dan penerapan SMK3. Pelaksanaan tema
yang kami kaji akan kami sesuaikan dengan aturan perundang – undangan dari kementerian
tenaga kerja sebagai salah satu pedoman agar pelaksanaan K3 di tempat kerja dapat
terlaksana dengan baik.
1
Berdasarkan dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselatan dan Kesehatan
Kerja dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3. Salah satu rangkaian
pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan
SMK3. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada kelembagaan dan keahlian K3 serta
penerapan SMK3, supaya dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat kepedulian sebuah
perusahaan terhadap K3 area kerja. Maka sebagai salah satu kewajiban bagi calon Ahli K3
Umum untuk melakukan PKL disalah satu perusahaan yang berada di Sulawesi Selatan
tepatnya di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI), kami bertanggung jawab mencoba
menemukan temuan-temuan positif dan negative dari tema kajian yang telah disebutkan
sebelumnya.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan PKL ini sebagai berikut:
1. Pelaksanaan “Pembinaan dan Latihan Calon Ahli K3 Umum” untuk meningkatkan
pengetahuan, keahlian dan pengalaman para Calon Ahli K3 Umum melalui Praktek Kerja
Lapangan.
2. Penerapan pelaksanaan SMK3 di perusahaan terutama di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI).

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1. Kelembagaan dan Keahlian K3:
- P2K3, PJK3
- Organisasi
- Program Kerja
- Ahli K3
2. K3 Secara Umum
- Safety induction
- Rambu atau marka
- Alat Pelindung Diri
- Prosedur Kerja
3. Penerapan SMK3
- Kebijakan dan komitmen K3
- Tingkat penerapan SMK3

2
- Audit SMK3

3
1.4 DASAR HUKUM
Dasar Hukum yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Kelembagaan dan Keahlian K3 :


a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
e. Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI No. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
f. Peraturan Mentri Ketenagakerjaan RI No. 18 Tahun 2016 tentang Dewan
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No Kep.155/MEN/1984 tentang Pembentukan
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional,
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Penerapan SMK3 :
a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
d. Peraturan Mentri Ketenagakerjaan RI No. 26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. Per-01/Men/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)

4
BAB II
FAKTA DAN MASALAH

2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Industri Kapal Indonesia (persero) atau PT. IKI adalah sebuah Badan usaha milik
negara yang berdiri pada tahun 1962 di Makassar, Sulawesi selatan. Pada awal berdirinya PT.
Industri Kapal Indonesia (persero) dibagun dengan dua proyek pembangunan galangan kapal,
masing-masing proyek galangan kapal paotere dan proyek galangan kapal tallo.
Proyek galangan kapal paotere pada waktu itu dibangun oleh departemen
perindustrian dasar / pertambangan, yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal baja
yang mempunyai kapasitas 2500 ton, sedangkan proyek galangan kapal tallo pada waktu itu
dibangun oleh Departemen urusan Veteran yang dimaksudkan untuk membuat kapal-kapal
kayu berkapasitas 300 ton yang dilengkapi dengan Slip Way dan fasilitas peluncuran yang
panjangnya 45 meter dan daya angkat 500 ton.
Pertengahan tahun 1963 aktivitas kedua proyek tersebut masing-masing meliputi
pekerjaan dasar dikarenakan peralatan belum dimiliki oleh galangan kapal paotere,
sedangkan galangan kapal tallo hanya memiliki mesin dan perkakas yang didatangkan dari
polandia. Dengan adanya keterbatasan dana pada tahun 68 1963 maka pemerintah
memutuskan untuk menggabungkan kedua proyek tersebut dibawah pembinaan departemen
perindustrian dasar / pertambangan, dan melakukan perubahan nama menjadi proyek
galangan kapal Makassar dengan surat keputusan presiden, Kepres N0. 225/1963 dan
dinyatakan sebagai proyek vital dalam industri perkapalam Indonesia. Dengan terjadinya
penggabungan tersebut maka terjadi pula beberapa perubahan yang meliputi :
1. Lokasi Eks galangan kapal tallo pindah dan dibangun bersebelahan dengan galangan
kapal paotere.
2. Mengadakan redesigning sesuai dengan biaya yang ada dan rencana pemasarannya serta
menitik beratkan penyelesaian proyek tahap I dengan sasaran utama mereparasi dan
melakukan pemeliharaan kapal yang berkapasitas sampai 500 ton.
3. Menunda pembangunan galangan kapal paotere dan akan dilakukan pada pembangunan
tahap II dengan target rencana perluasan wilayah.
Setelah berjalan selama tujuh tahun setelah penggabungan, pada tanggal 30 maret 1970

5
penyelesaian dan pemakaian galangan kapal tahap I diresmikan oleh sekjen departemen
perindustrian Indonesia. Semenjak tahun 1970 – 1977 galangan kapal makassar masih
berstatus sebagai proyek. 69 Pada tanggal 29 Oktober 1977 status galangan kapal berubah
menjadi Perseroan terbatas dengan nama PT. Industri Kapal Indonesia pusat Makassar
disingkat PT. IKI dan kantor pusat bertempat di Makassar, dengan unit – unit produksi yang
meliputi :
1. Unit dock dan galangan kapal di padang.
2. Unit dock dan galangan kapal di gresik.
3. Unit dock dan galangan kapal makassar di makassar.
4. Unit dock dan galangan kapal bitung di bitung.
Sejalan dengan perubahan manajemen yang ada maka galangan kapal padang dan
gresik dijual ke PT. Kodja Jakarta, hal tersebut membawa pengaruh terhadap produksi dan
unit usaha, sehingga unit produksi yang dimiliki sampai pada tahun 1994 hanya :
1. Dock dan galangan kapal makassar di makassar.
2. Dock dan galangan kapal bitung di bitung.
Sedangkan unit usaha yang dimiliki yaitu : Unit usaha Jakarta dan Unit usaha dan
perdagangan di Makassar.

2.2 KONDISI LAPANGAN

Hasil observasi lapangan pada hari Rabu, 25 Januari 2023 di PT. Bungasari, menurut
temuan kelompok 4 jumlah tenaga kerja internal sebanyak 30 orang sedangkan tenaga kerja
eksternal berjumlah 40 orang sehingga penerapan SMK3 di perusahaan masih on proses
karena baru berdiri 2 tahun sehingga untuk saat ini perusahaan masih menerapkan ISO?
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), berupa pembentukan P2K3 dan
program-program K3 yang telah dilaksanakan dengan baik sampai telah terlaksananya audit
kategori tingat lanjutan dengan 166 kriteria dengan nilai 84.4% yang termaksud tingkat
penerapan baik. Namun, pada kenyataannya kondisi yang terdapat dilapangan dari hasil
observasi dilapangan secara langsung tidak sepenuhnya menerapkan SMK3 contohnya masih
ada pekerja yang tidak menggunakan APD di area kerja, dan tidak sepenuhnya ada
pembatasan antara area kerja, penempatan alat-alat kerja yang masih berantakan dan tidak

6
mempunyai ruang khusus

7
penyimpanan, kurangnya rambu atau marka khusus pejalan kaki, sampah-sampah sisa alat
dan bahan kerja yang bertumpuk, dan lain-lain

2.3 TEMUAN

2.3.1 TEMUAN POSITIF

Adapun temuan positif yang terdapat dilapangan, yaitu:


- Adanya surat keputusan tentang pengesahan P2K3 di PT. Industri Kapal Indonesia
- Adanya safety Induction
- Adanya master point
- Terdapat Struktur Organisasi (P2K3)
- Terdapat SKP Ahli K3
- Menerapkan manajemen Hirac
- Terdapat laboratorium
- Adanya hydrant
- Terdapat Emergency Shut Down
- Adanya Lampu Break class
- Terdapat alat pendeteksi api
- Terdapat SOP flour mills
- Perusahaan menerapkan system 5S
- Terdapat tempat sampah, toilet, dan beberapa poster terkait kesehatan
- Terdapat jalur evakuasi
- Terdapat penampungan air
- Adanya kebijakan komitmen perusahaan
- Adanya cctv di setiap lantai

2.3.2 TEMUAN NEGATIF

Temuan negative yang terdapat dilapangan, yaitu:

- Adanya pekerja yang tidak menggunakan APD


- Adanya material yang tidak
- Pekerja melakukan pekerjaan tidak sesuai SOP
- Adanya pekerja yang tidur pada saat jam kerja

- SMK3 belum diterapkan

- Audit perusahaan masih internal

- Penerangan belum maksimal dititik-titik tertentu

8
- Terdapat operator forklift yang melanggar aturan pemakaian forklift

- Terdapat pekerja yang sedang bekerja di ketinggian 1,8 Meter tidak menggunakan full body harness

9
ANALISA DAN REKOMENDASI

3.1 K3 SECARA UMUM


3.1.1 TEMUAN POSITIF
No Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum

1. Gbr. Safety Induction PT.Bungasari Pembuatan SOP  Undang-undang No.1


Visitor juga melakukan Safety Induction Tahun 1970 Bab V
safety induction khususnya pada pasal 9 ayat 1
terhadap pekerja, konten, pemarataan, “Pengurus diwajibkan
pengunjung/tamu penyampaian menunjukkan dan
yang sifatnya informasi terkait menjelaskan pada
general. Safety Induction tiap pekerja baru
baik itu terhadap tentang kondisi dan
pekerjaan, mitra/ bahaya yang dapat
sub kontraktor, timbul ditempat kerja,
pengunjung atau semua pengaman dan
tamu. alat-alat perlindungan
Melakukan tinjauan yang diharuskan di
ulang dengan cara tempat kerja, alat-alat
pengisian kuisioner perlindungan diri
oleh pekerja, bagi tenaga kerja
mitra/sub kontraktor, yang bersangkutan,
pengunjung atau cara-cara dan sikap
tamu untuk yang aman dalam
memperoleh melaksanakan
penilaian. pekerjaannya.
 UU No 13 Th 2003
Pasal 86 ayat 1
“setiap pekerja atau
buruh mempunyai
hak untuk
memperoleh
Kesehatan
keselamatan Kerja,
moral & kesusilaan,
dan perlakuan yang
sesuai dengan harkat
dan martabat
manusia
serta nilai-nilai
agama.”

10
2. -Adanya surat Undang undang No 1
keputusan tentang tahun 1970 tentang
pengesahan P2K3 keselamatan Kerja,
di PT. Bungasari permenaker no 5
tahun 1996 tentang
sistem manajemen
keselamatan dan
kesehatan kerja
dan Permenaker no
4 tahun 1987
tentang panitia
pembina
keselamatan dan
kesehatan kerja
(P2K3)

11
3.  Undang-undang No.1
Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
(Bab X tentang
Kewajiban Pengurus
pasal 14)
 Permenakertrans
No.PER.8/MEN/VII/
2010 tentang alat
pelindung diri pasal 2

12
3.1.2 TEMUAN NEGATIF

Potensi
No Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Bahaya
Terdapat Dapat Pekerja  Undang-undang No.1
1. beberapa menyebabka harus Tahun 1970 tentang
karyawan yang n kecelakaan menggunak Keselamatan dan
tidak kerja di area an APD Kesehatan Kerja (Bab
menggunakan kerja yang X tentang Kewajiban
APD lengkap saat Pengurus pasal 14)
di wilayah berada di  Permenakertrans
area kerja tempat kerja No.PER.8/MEN/VII/2
010 tentang alat
pelindung diri pasal 6

13
3.2 KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN K3

3.2.1 TEMUAN POSITIF


No Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Terdapat organisasi Tim P2K3 harus  Undang-undang No.1
P2K3 diperusahaan PT. lebih tanggap Tahun 1970 tentang
1. IKI. dengan susunan dilapangan agar Keselamatan dan
pengurus Sbb: situasi semakin Kesehatan Kerja pasal
Pembina = Direksi kondusif terkait 9 ayat 3
Ketua = H. Lukman K. dengan penerapan  Permenaker No.PER-
Ketua 1 = M. Basri K3 dilingkungan 4/MEN/1987 Tentang
Sekertaris = Akbar Nur kerja panitia pembinaan
Bendahara = keselamatan dan
Zulkarnaen Kesehatan kerja serta
Anggota = Amrin K tata cara penunjukan
Akbar Data ahli keselamatan
Harianto kerja pasal 3
Junedi
Baharuddin
Dalle M

Organisasi P2K3 Meningkatkan  Undang-undang No.1


2. yang ada kelembagaan Tahun 1970 tentang
diperusahaan PT. IKI yang terkait K3 Keselamatan Kerja
sudah dilakukan guna pasal 10
pengesahan mendapatkan  Permenaker No.PER-
peningkatan 4/MEN/1987 Tentang
pengesahan yang panitia pembinaan
lebih tinggi keselamatan dan
Kesehatan kerja serta
tata cara penunjukan
ahli keselamatan
kerja pasal 4

14
3. Program Kerja HSE Program kerja  UU No. 1 Tahun
pada PT. yang telah 1970 Tentang
BONGASARI sudah tersusun harus Kesehatan dan
terjadwal sesuai dengan diterapkan dengan Keselamatan Kerja
dengan tahun berjalan sistematis di  Permenaker No.PER-
di tahun 2022 lokasi kerja agar 4/MEN/1987 Tentang
dapat tercipta panitia pembinaan
lingkungan kerja keselamatan dan
yang Aman. Kesehatan kerja serta
tata cara penunjukan
ahli keselamatan
kerja

3.2.2 TEMUAN NEGATIF

No Potensi Saran
Dokumentasi Analisa Dasar Hukum
Bahaya
Tidak Apabila Perlunya  Undang-
1. terdapat Ahli pengawasan Pengawasan Undang No. 1
K3 Spesialis pada instalasi pada setiap Tahun 1970
untuk Listrik listrik tidak Instalasi Tentang
& Regu sesuai SOP Listrik yang Keselamatan
Kebakaran maka akan ada di Area dan Kesehatan
menimbulkan Kerja PT. IKI Kerja
Konsleting  Permenaker RI
listrik No.PER-
sehingga
2/MEN/1992
terjadi
Tentang tata
kebakaran
cara
Penunjukan,
kewajiban dan
wewenang Ahli
K3
Penerapan Angka Program Peraturan
2. program Kecelakaan kerja yang Pemerintah RI
kerja k3 yang yang telah disusun No.50 Tahun
kurang meningkat harus di 2012 Tentang
maksimal di evaluasi penerapansisten
perusahaan secara manajemen
menyeluruh keselamatan dan
dan diberikan Kesehatan kerja
sanksi pasal 10
apabila tidak
di jalankan

15
3.3 PENERAPAN SMK3
3.3.1 TEMUAN POSITIF
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum

Telah Tetap dipertahankan  Peraturan


1. Melaksanakan dan di tingkatkan. PemerintahRI No.
Audit SMK3 & 50 Tahun 2012
Secara umum Pasal 2 (1) Setiap
telah memenuhi Perusahaan wajib
syarat dan menerapkan
dibuktikan dengan SMK3yang
piagam terintegrasi dengan
perhargaan. sistem di
perusahaan
 Permenaker RI
No.26 Tahun 2014
Tentang
Penyelenggaraan
penilaian penerapan
SMK3 Pasal 22
Pelaksanaan audit
SMK3 sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 21
dilaksanakan sesuai
pedoman tercantum
pada lampiran III
2. Terdapat Mempertahankan Permenakertrans RI
Penghargaan di dan meningkatkan No.PER-
PT. BONGASARI prestasi yang 01/MEN/I/2007
Sebagai telah ada tentang pedoman
Perusahaan pemberian
dengan Zero penghargaan
Accident keselamatan dan
kesehatan kerja

16
3.2.2 TEMUAN NEGATIF

No Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum


Kurangnya tingkat SOP harus PP No. 50 Tahun
1. penerapan SMK 3 terpasang pada 2012 Pasal 6 (1)
yaitu Prinsip K3 setiap area kerja Prinsip SMK3:
pelaksananaan agar dapat Penetapan,
rencana K3, dan SOP dijalankan oleh Perencanaan,
yang belum semua pekerja Pelaksanaan,
terpasang di Setiap Pemantauan &
Area Kerja Evaluasi Kinerja K3,
Peninjauan dan
peningkatan kinerja
SMK3

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Dari hasil keseluruhan, setelah mengidentifikasi, mengobservasi dan menganalisa


masalah penerapan SMK3 pada PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Bahkan telah mengadopsi sistem
mutu Internasional, seperti ISO 45001 untuk dapat bersaing di kancah Internasional sebagai
salah satu Perusahaan Elit. Bukan hanya itu PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA, bahkan
telah mendapatkan penghargaan Zero Accident. Walaupun tidak dapat dipungkiri, sebagai
salah satu perusahaan BUMN yang jenjang birokrasinya cukup rumit, dan saat ini masih
terus bertransformasi dengan adanya ditemukan bebebrapa temuan negatif (seperti yang
sudah disampaikan sebelumnya) yang perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus.

Penerapan K3 secara umum yaitu melindungi dan menjamin semua dari


keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. Untuk menjamin setiap
sumber dari produksi dapat digunakan secara aman dan efesien. Meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas nasional.
Penerapan Keahlian dan Kelembagaan K3 yaitu menjaga jalannya pelaksanaan
peraturan K3 sesuai bidang yang ditekuninya. Mengontrol keadaan lingkungan kerja mulai
dari mengecek kondisi mesin, menganalisis sifat pekerjaan, dan mengawasi proses
produksi. Membuat laporan terkait pelaksanaan tugas K3 dan diberikan
kepada instansi yang berwenang.
Penerapan Keahlian dan Kelembagaan K3 yaitu mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh/serikat pekerja/serikat buruh. meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
Secara umum di PT.Industri Kapal Indonesia (PT.IKI) sudah mengimplementasikan
dengan baik penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, terbukti dengan adanya
sertifikasi SMK3 dan sudah memiliki struktur organisasi P2K3 yang telah disahkan oleh
dinas tenaga kerja setempat.
Namun kesadaran pekerja tidak semuanya patuh dalam penggunaan APD yang
memadai padahal tingkat resiko pekerjaannya sangat tinggi, kurangnya Rambu-rambu K3

18
sebagai Informasi Bahaya yang akan timbul pada area kerja masing-masing, fasilitas toilet
yang kurang memadai serta tidak adanya Ahli K3 Spesialis Kelistrikan untuk pengawasan
Instalasi yang sesuai SOP.
4.2 SARAN
1. Untuk mengurangi dan meminimalisir kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja sebaiknya tenaga kerja K3 (personil HSE) melakukan pengawasan penerapan
SMK3 diperusahaan secara optimal.
2. Sebaiknya pekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang lengkap saat berada
di tempat kerja.
3. Mengadakan poster atau slogan K3, serta tanda-tanda peringatan bahaya ditempat
kerja terutama yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan kerja.

19

Anda mungkin juga menyukai