Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. ECOLAB INTERNATIONAL INDONESIA
BIDANG AK3 UMUM

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE 19

Rudi

PENYELENGGARA
PT. KEM INDONESIA
20 September – 02 Oktober 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kunjungan virtual pada PT. Ecolab
International Indonesia (melalui observasi video). Laporan dibuat sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan,
pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Seluruh staff PT. PT. Ecolab International Indonesia yang telah memberikan
izin untuk melakukan kegiatan kunjungan lapangan (melalui observasi video).
2. Seluruh staff di PT. KEM Indonesia selaku penyelenggara pelatihan ahli K3
umum, yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan
kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan.
3. Rekan – rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 19 tahun 2021 yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik walaupun hanya melalui online class via
zoom.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif singkat,
sehingga sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun
berharap semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Indonesia, 30 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................................................................................3
1.3 RUANG LINGKUP..............................................................................................................................................4
1.4 DASAR HUKUM................................................................................................................................................5
BAB II KONDISI PERUSAHAAN....................................................................................................................... 8
2.1 SEJARAH SINGKAT.............................................................................................................................................8
2.2 FASILITAS PENUNJANG.....................................................................................................................................11
2.3 SARANA POKOK PERUSAHAAN..........................................................................................................................11
2.4 PRASARANA DAN FASILITAS..............................................................................................................................12
2.5 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN................................................................................................................13
2.6 VISI DAN MISI PERUSAHAAN............................................................................................................................14
2.7 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKO PERUSAHAN....................................................................................................14
BAB III TEMUAN DAN ANALISA.................................................................................................................... 15
3.1 HASIL TEMUAN DI LAPANGAN....................................................................................................................15
3.1.1 BIDANG K3 KESEHATAN KERJA...................................................................................................................15
3.1.2 BIDANG KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN DAN PENERAPAN SMK3........................................................................15
3.2 TEMUAN & ANALISA POSITIF............................................................................................................................18
3.3 TEMUAN & ANALISA NEGATIF...........................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................... 28
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................................28
4.2 SARAN...................................................................................................................................................29
REFERENSI................................................................................................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Denah perusahaan PT. Ecolab International Indonesia..............................10


Gambar 2 Struktur organisasi perusahaan PT. Ecolab International Indonesia.........11
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era industrialisasi, proses produksi dalam perusahaan menggunakan

teknologi modern, sehingga membutuhkan tenaga kerja ahli dan terampil, Namun

tidak selamanya penerapan teknologi modern (tinggi) yang beraneka ragam bisa

menjamin keberlangsungan proses produksi perusahaan sesuai yang diinginkan oleh

perusahaan.

Di dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu aset yang

sangat penting, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat, dengan begitu tenaga kerja merupakan

penggerak utama dalam kelangsungan bisnis perusahaan dan ekonomi bangsa.

Tenaga kerja merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan,

oleh karena itu tenaga kerja harus dijaga keselamatannya, kesehatannya, dibimbing

dan dikembangkan potensi mengenai kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja

dan kesehatan kerja, sehingga memberikan output yang optimal bagi perusahaan.

Kemungkinan bahaya besar mengintai setiap tenaga kerja baik itu kecelakaan

ringan, kecelakaan besar, kebakaran, ledakan, pencemaran lingkungan, dan

penyakit akibat kerja yang mengakibatkan tenaga kerja mengalami kecacatan dan

bahkan potensi meninggal dunia. Potensi bahaya besar itu diakibatkan karena

ketidakmampuan, ketidakcakapan, kurangnya kompetensi dan kurangnya

pemahaman terhadap alat-alat produksi.


2

Posisi pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mempunyai

kewajiban untuk memberikan pengawasan, pembinaan dan memberikan bimbingan

terhadap penerapan K3 di dunia kerja melalui tenaga pengawas yang tersebar di

seluruh Indonesia.

Dikarenakan keterbatasan tenaga pengawas, pemerintah menggandeng

pembina jasa keselamatan dan kesehatan kerja (PJK3), dibantu oleh panitia

pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) di tempatnya usahanya masing-

masing agar pemenuhan dan pelayanan K3 dapat dilaksanakan dengan baik.

Guna menguatkan peran dunia usaha dalam pelaksanaan K3, pemerintah

menerapkan standar keselamatan kerja yang disebut sistem keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3). Pembentukan SMK3 di perusahaan diatur kriteria-kriteria

yang K3 yang wajib dipenuhi oleh perusahaan dan dilakukan audit setidaknya sekali

dalam 3 tahun oleh auditor yang ditunjuk oleh Kementerian Tenaga Kerja.

Tujuan dari praktik kerja lapangan (PKL) online adalah mendapatkan

pengetahuan terkait dunia kerja khususnya keselamatan dan kesehatan kerja, dan

untuk menjadikan prasyarat bagi para calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja

umum. Kegiatan training ini dilaksanakan selama 12 hari dan berlangsung secara

virtual/ online, termasuk di dalamnya kegiatan observasi lapangan secara virtual/

online ke PT. Ecolab International Indonesia. Pada tugas ini kelompok V akan

melihat penerapan sarana kesehatan K3 dalam perusahaan.

Kesehatan Kerja Merupakan suatu hal yang telah diwajibkan dan dibebankan

kepada perusahaan agar kesehatan kerja tenaga kerja terjamin. Potensi kesehatan

kerja yang terjamin akan meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan

pekerja baik di masa kerja maupun sesudah tidak bekerja di perusahaan. Penerapan

kesehatan kerja dapat mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja.


3

1.2 Maksud dan Tujuan

PKL online sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan ahli K3 umum,

dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan

dalam konteks yang lebih praktikal sehingga peserta memiliki semua pengetahuan

teoritis dan juga pengetahuan lapangan serta implementasi teori tersebut secara

langsung. Selain itu, PKL ini juga dimaksudkan untuk membekali pengetahuan bagi

para calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja umum (AK3U) mengenai K3,

dengan praktik nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi: Kesehatan K3,

sarana penangulangan kebakaran, listrik dan kontruksi bangunan, sarana

penangulangan kebakaran, listrik dan kontruksi bangunan, K3 Pesawat Uap, Bejana

Tekan dan Mekanik, Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga dan Produksi, sarana

lingkungan kerja dan bahan berbahaya

Kegiatan PKL online ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembinaan

calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja umum (AK3U) dalam mengidentifikasi

Kesehatan K3 di tempat kerja. Melalui PKL online, calon Ahli K3 Umum dapat

mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang yang ditentukan

dalam surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan dalam

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara

Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

pasal 9 dan pasal 10, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/2018

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tujuan dari calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja umum (AK3U) ini

mengikuti PKL online di PT. Ecolab International Indonesia, pada tanggal 29

september 2021 adalah, supaya wawasan yang diperoleh selama PKL online dapat
4

menambah khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 di tempat

kerja nantinya. Serta melakukan pengawasan Kesehatan K3 di tempat kerja.

Adapun tujuan penulisan laporan PKL online ini, adalah untuk mengetahui

penerapan peraturan dan normal K3 di perusahaan yang dikunjungi Video Online .

Dan laporan ini juga bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan

untuk Meningkatkan Kesehatan Kerja di perusahaan.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) untuk

calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja umum (AK3U) adalah di perusahaan

kimia dengan data-data sebagai berikut:

Nama : PT. Ecolab International Indonesia

Alamat : JL. Pahlawan Ds. Karang Asem Timur Kecamatan Citeureup

Tanggal : 29 September 2021

Waktu : Jam 09:00 sampai 11:50 WIB

Ruang lingkup pengamatan Kelompok V sbb :

 Kelembagaan K3

 Keahlian K3

 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)

 Kesehatan Kerja

 Bidang pengawasan K3 Listrik.


 Bidang pengawasan K3 Kebakaran.
 Bidang pengawasan k3 Konstruksi Bangunan.
 Norma keselamatan alat Mekanik

 Pesawat Uap dan Bejana Tekan (PUBT)

 Mekanik Pesawat Angkat dan Angkut

 Pesawat Tenaga dan Produksi


5

 Pesawat Angkat Angkut

 Pesawat Tenaga dan Produksi

 K3 Lingkungan Kerja

 Bahan Berbahaya

1.4 Dasar Hukum

a. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

b. UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per

01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene

d. Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan.

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.

Per-01/Men/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Para medis perusahaan

f. Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

g. Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit

Akibat Kerja.

h. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

i. Permennakertrans No.Per.15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan di Tempat Kerja

j. Kermenaker No.Per.05/Men/2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

k. PP 50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

l. Kepmenaker No. Kep.1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Kerja. No.

Per.26/Men/2007, tentang Pedoman Penghargaan K3 bag perusahaan


6

m. Permenakertrans No.4/Men/1980 tentang Syarat- syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan APAR

- Instruksi Menaker No.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3

Penanggulangan Kebakaran

- Instruksi Menaker No.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3

Penanggulangan Kebakaran

- Kepmenaker No 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di

Tempat Kerja

- Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 18 Tahun 1999 Tentang


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
n. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem

Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

o. Undang-Undang Uap tahun 1930

b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :

PER.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekanan

c) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.01/MEN/1988 tentang

Kwalifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap.

d) Permenakertrans No Per-09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan

Petugas Pesawat dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut

e) 2. Permen No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan angkut

f) 3. Kepmenaker No. Kep-452/M/BW/1996 tentang Pemakaian Pesawat

Angkat dan Angkut Jenis Rental

g) 4. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan No. Kep- 75/PPK/XII/2013 tentang Petunjuk Teknis

Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang


7

Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat dan Angkut, dan

Pesawat Tenaga dan Produksi

p. PERATURAN PEMERINTAH NO 12 TAHUN 1995 Tentang Pengelolaan

LimbahBahan Berbahaya Dan Beracun

q. PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2001 Tentang Pengolahan Bahan

Berbahaya Dan Beracun

r. KEPMENAKER N0.187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Di Tempat

Kerja
8

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat

Berdirinya “Ecolab international indonesia” diawali dengan terjadinya

kejasama antara Herbert A. Kern dan Dr. Frederick Salathe, keduanya adalah ahli

kimia. Mereka mendirikan Chicago Chemical Company pada tahun 1920.

Perusahaan ini memasarkan produk yang dinamakan "Colline", ditemukan oleh

Dr. Salathe, untuk pabrik-pabrik di wilayah Chicago. Kemudian diketahui meskipun

produk ini sangat efektif untuk air di wilayah Chicago, namun ternyata belum

dapat dipakai secara universal. Setelah Kern mempelajarl lebih jauh tentang Colline,

Kern menemukan senyawa yang disebut Sodium Aluminate jauh lebih efektif

dibanding Colline. Kern mulai memasarkan senyawa ini sebagai "Kern's Water

Softener (KWS) Sodium Aluminate”.

Pada saat yang sama, P. Wilson Evans menemukan bermacam-macam

manfaat dari "Sodium Aluminate", lalu Evans mendirikan Aluminate Sales

Corporation pada tanun 1922 dan menjual Sodium aluminate, terutama untuk

perusahaan kereta api yang digunakan untuk pengolahan air ketel uap. Evan dan

Kerns memperoleh hak paten untuk Sodium aluminate cair. Dalam beberapa

tahun, sodium aluminate dari Aluminate Sales Corporation dihasikan oleh pabrik

baru yang didirikan oleh Chicago Chemical Company di “Clearing Industrial District”.

Saat sodium aluminate cair berangsur-angsur mendatangkan keuntungan.

Aluminate Company of America (Alcoa) memimpin riset untuk produksi sodium

aluminate kering kemudian diperoleh beberapa hak paten dan mulai dijual pada

permerintah. Tujuan dan kebijaksanaan Alcoa sangat mirip dengan Chicago

Chemical Company dan Aluminate Sales Corporation. Tahun 1928 dilakukan


9

penggabungan diantara ketiganya menjadi National Aluminate Corporation

(NALCO). Pada bulan April 1959 berdasarkan hasil persetujuan para pemegang

saham, nama Nalco diubah manjadi "Nałco Chemical Company”.

NALCO pertama kali mernasuki pasaran internasional pada tahun 1932

dengan membentuk Alfoc Ltd. dan Aluminium Ltd. Untuk memperkenalkan

metode-metode pengolahan air (Water Treatment Method) di Inggris Selanjutnya

perusahaan ini diambil alih aleh Imperial Chemical Industries di Inggris yang

kemudian menjadi mitra Ecolab yang penting dalam perluasan ke seluruh dunia.

Pada awal tahun 1980-an Divisi Internasional dari Nalco Chemical

Company melakukan rekonstruksi menjadi tiga wilayah untuk memperiuas

pemasaran. Ketiga wilayah tersebut adalah:

1. NALCO Eropa meliputi: Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

2. NALCO Pasifik meliputi: Timur Jauh dan Pasifik Selatan.

3. NALCO Amerika Latin meliputi: Amerika Selatan, Meksiko, dan Karibia.

Tahun 1980-an didirikan juga NALCO Asia Tenggara yang berpusat di

Singapura dan Anikem di Afrika Selatan untuk memperluas perusahaan. Satu

cabang baru, PT NALCO Perkasa didirikan di Indonesia, selain itu didirikan juga

NALCO Chemical India Limited di Kalkuta.

Pada awal berdirinya, NALCO hanya menjual sodium aluminate untuk

industri pengolahan air ketel uap dan untuk pengolahan air yang digunakan dalam

lokomotif uap. Sekarang NALCO telah menjadi pemasok bahan kimia khusus untuk

pengolahan air dan melayani industri-industri kayu dan ketas, industri pengolahan

air, pembangkit listrik, perminyakan serta pertambangan. Saat ini produk NAlCO

dijual di lebih dari 120 negara di seluruh dunia.


10

Keterlibatan Nalco Chemical Company di Indonesia dimulai pada awal

tahun 1970-an dengan masuknya produk-produk NALCO ke Indonesia. Adanya

permintaan produk yang terus meningkat menyebabkan Nalco Chemical

Company mendirikan PT. NALCO Perkasa. Pada tahun 1986, Nalco Chemical

Company mendirkan pabrik dan fasilitas laboratorium bekerja sama dengan PT

Astenia, sebuah perusahaan dibawah "Napan Group Company” yang bergerak di

berbagai bidang industri dan jasa.

Kantor pusat PT NALCO International indonesia terletak di Pondok Indah Office

Tower 3, Jl. Sultan Iskandar Muda Kavling VTA. Di kantor pusat untuk bagian

teknisi, pemasaran, dan manajemen. Sedangkan untuk pabrik pembuatan,

pembelian, kantor akuntan, dan laboratorium berlokasi di Jalan Pahlawan, Desa

Karang Asem Timur. Citeureup, Bogor.

PT NALCO Perkasa bergerak dalam bidang produksi bahan-bahan kimia

khusus yang digunakan untuk pengolahan air (water treatment) pembangkit tenaga

(power generator), sistem pendingin (cooling water), industri kayu dan kertas (pulp

and paper industry), industri logam (metai industry), industri pengolahan dan

kilang minyak (refinery dan petroleum industry).

Dalam perkembangannya, tahun 1994 PT NALCO Perkasa telah meraih

sertifikat ISO 9002. Pada tahun 1999 perusahaan Perancis, Suez, membeli Nalco

Chemical Company dan tahun berikutnya 100 % menjadi PMA , tahun 2001 berganti

nama menjadi ONDEO NALCO, anggota dari ONDEO, perusahaan yang

sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Suez dan bergerak dibidang pengolahan air.

Terhitung mulai bulan Januari 2001 PT Nalco Perkasa resmi berganti nama

menjadi PT ONDEO Nalco Indonesia. Seiring dengan adanya pergantian kembali

pemilik perusahaan, nama PT ONDEO NALCO Indonesia pun diganti namanya


11

menjadi PT Nalco Indonesia pada tanggal 1 Januari 2004 Dan kemudian pada

tahun 2014 PT Nalco Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT Ecolab

International Indonesia.

2.2 Fasilitas Penunjang

PT. PT. Ecolab International Indonesia menyediakan tempat penunjang bagi

karyawannya berupa :

- Sarana Ibadah untuk karyawan.

- Tempat Sarana olahraga di lantai 3.

- Kantin makanan untuk karyawan.

- Ruang P3K

- Ruang untuk Ibu menyusui

- BPJS ketenaga kerjaan dan kesehatan untuk karyawan

2.3 Sarana Pokok Perusahaan

Sarana Pokok perusahaan PT.Ecolab International Indonesia ada 5 zona

diantaranya (Gambar 1):

- Zona 1 : Parkiran dan mushola

- Zona 2 : Utility area dan WWTP

- Zona 3 : Produksi

- Zona 4 : Ware house

- Zona 5 : Office
12

Gambar 1 Denah perusahaan PT. Ecolab International Indonesia

2.4 Prasarana dan Fasilitas

Sarana dan prasarana memiliki arti sebagai seperangkat alat yang bisa

digunakan untuk melangsungkan suatu kegiatan. Biasanya segala alat ini bisa

berupa alat utama atau juga bisa berupa alat pendukung sehingga dapat

melancarkan proses dari suatu kegiatan meliputi ;

- Laboratorium

- Main Office

- Mesin Boiler

- Tempat Parkir

- Tempat Ibadah

- APD

- Emergency shower

- Split KIT

- Gudang untuk karantina bahan kimia

- Forklift
13

- Mesin diesel

- Jockey pum, main pump

- Alarm System

- detektor asap, PC, silo tank, listrik kapasitas 450KVA

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi sangat penting artinya bagi suatu perusahaan kecil,

menengah ataupun besar Suatu perusahaan akan mencapai tujuan dengan cara

efektif dan efisien apabila di dalamnya terdapat sistem manajemen yang baik dan

teratur. Untuk kepentingan itu pada setiap perusahaan diperlukan adanya struktur

organisasi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.

PT Ecolab International Indonesia dalam kegiatan produksinya dipimpin

oleh seorang production manager, laboratory manager (laboratorium), planner

(PPIC) dan, keuangan (Finance). Laboratorium dipimpin oleh seorang manager

laboratorium yang membawahi Quality Control (QC) dan Analytical support (sales &

Marketing Team).
14

Gambar 2 Struktur organisasi perusahaan PT. Ecolab International Indonesia

2.6 Visi dan Misi Perusahaan

PT Ecolab International Indonesia memiliki visi yaitu, berusaha untuk

menjadi pemimpin dibidangnya, dapat tumbuh dengan kuat, memiliki keuangan

yang mantap, dan mampu memberikan penyelesaian permasalahan pelanggan,

serta berusaha untuk mengoptimalkan sistem operasi.

PT Ecolab Intenational Indonesia memiliki misi, yaitu bertekad untuk

memberikan nilai lebih kepada pelanggan dengan pengembangan dan

penerapan penyelesaian yang inovatif serta menyediakan produk dan pelayanan

yang memberikan nilal tambah kepada operasi serta meningkatkan pengembalian

investasi.

2.7 Identifikasi Bahaya dan Risiko Perusahan

PT. Ecolab International Indonesia mempunyai resiko bahaya Faktor

Ergonomic , Faktor Fisika , Faktor psikologi, Faktor Kimia, meliputi :

- Terjepit mesin

- Terjatuh, terpeleset di area kerja

- Tertimpa bahan produksi

- Ledakan Bahan Kimia

- Korsletting listrik

- Kebakaran akibat panel

- Kondisi fisik seperti kondisi suhu dan kelembaban, terpapar bahaya bahan kimia

yang digunakan
15

BAB III TEMUAN DAN ANALISA

3.1 Hasil Temuan di Lapangan

3.1.1 Bidang K3 Kesehatan Kerja

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan positif di antaranya:

 Terdapat kotak P3K Type A sebanyak 5 buah.

 Protocol kesehatan terkait covid-19 sudah dijalankan

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan Negatif di antaranya:

 Penempatan kotak P3K yang tidak pada tempatnya

 Kotak P3K yang belum sesuai ketentuan peraturan logo masih merah yg seharus

nya hijau.

3.1.2 Bidang Kelembagaan dan keahlian dan penerapan SMK3

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan positif di antaranya:

 Sudah dibentuk tim tanggap darurat

 PT Ecolab International Indonesia telah menerima sertifikat penerapan SMK3 dari

Kemnaker

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan Negatif di antaranya:

 Belum adanya jalur marka untuk evakuasi

 Jalur pejalan kaki terhalang oleh barang


16

3.1.3 Bidang K3 Listrik, kebakaran dan kontruksi bangunan

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan positif di antaranya:

 Sudah dilakukannya pelatihan tanggap darurat Pemadam kebakaran

 Sudah terpasangnya penangkal petir pada tiap sisi bangunan

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan Negatif di antaranya:

 Tidak rapihnya instalasi kabel pada panel listrik

 Tidak adanya rambu penunjuk lokasi apar

3.1.4 BIDANG K3 PESAWAT UAP, BEJANA TEKAN DAN MEKANIK,


PESAWAT ANGKAT ANGKUT, PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan positif di antaranya:

 Sudah lengkapnya syarat pemasangan boiler dan operator

 Peralatan electric hoist crane sudah sesuai dengan persyaratan K3

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan Negatif di antaranya:

 Tidak ada penampung tumpahan oli dan cairan di bawah genset

 Operator forklift tidak memakai earmuff

3.1.5 BIDANG K3 LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA


17

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan positif di antaranya:

 Sudah mempunyai satu petugas ahli kimia

 Memiliki MSDS dengan Bahasa Indonesia

Dari hasil oberservasi video yang dilakukan pada PT. Ecolab International

Indonesia didapat beberapa temuan Negatif di antaranya:

 Penempatan bahan kimia tidak sesuai dengan tempat dan lokasi penyimpanan

 Di temukannya bahan kimia yang menutupi akses jalan


18

3.2 Temuan & Analisa Positif


Temuan / Saran /
No Foto/ Info Peraturan Perundangan
Resiko Rekomendasi
TEMUAN POSITIF BIDANG KESEHATAN KERJA
1.  Terdapat kotak Melakuakan  Permennakertrans
P3K Type A Check berkala No. Per 15/Men/2008
sebanyak 5 Tentang Pertolongan
buah. pertama pada
kecelakaan pasal 10 C
lampiran 3
19

2  Protocol Penerapan 3M Permenaker nomor 02 tahun


kesehatan di area 1980 tentang Pemeriksaan
terkait covid-19 lingkungan Kesehatan Tenaga Kerja
sudah kerja dalam Penyelenggaraan
dijalankan Keselamatan Kerja

TEMUAN POSITIF BIDANG KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN DAN PENERAPAN SMK3

3  Sudah Melakukan Kepmenaker


pelatihan No.186/Men/1999
dibentuk tim secara rutin
untuk para
tanggap team tanggap
darurat
darurat
20

4  PT Ecolab Meningkatkan Permenaker No.  26 tahun


kriteria yang
International masih nilainya 2014 Pasal 30 (1)
kurang
Indonesia

telah PP No 50 Tahun 2012 Pasal


17
menerima

sertifikat

penerapan

SMK3 dari

Kemnaker

TEMUAN POSITIF BIDANG K3 LISTRIK,KEBAKARAN DAN KONTRUKSI BANGUNAN


21

5  Sudah Peningkatan KEP 186 Tahun 1999 Pasal 2


skill untuk
dilakukannya semua Ayat 1.d & 1.e
personil
pelatihan tanggap
darurat
tanggap

darurat

Pemadam

kebakaran

6  Sudah Dilakkukan PERMENAKER RI No. 31


pengecekan
terpasangnya berkala Tahun 2015 Tentang
Wawancara dengan pihak terkait
penangkal Perubahan Atas

petir pada tiap PERMENAKER RI No. Per-

sisi bangunan 02/Men/1989

TEMUAN POSITIF BIDANG K3 PESAWAT UAP,BEJANA TEKAN DAN MEKANIK PESAWAT ANGKAT ANGKUT
DAN PESAWAT TENAGA PRODUKSI
22

7 Sudah Pengontrolan -Undang-undang UAP


secara berkala
tahun 1930
lengkapnya
-Peraturan Menteri Tenaga
syarat
Kerja No. 01 tahun 1988
pemasangan
tentang Kwalifikasi dan
boiler dan
Syarat-syarat Operator
operator
Pesawat Uap

8 electric hoist Pengecekan Permenaker No. 8 tahun 2020


dan
tentang Keselamatan dan
crane sudah perawatan
secara berkala Kesehatan Kerja Pesawat
sesuai dengan
Angkat dan Pesawat Angkut.
persyaratan K3

TEMUAN POSITIF BIDANG K3 LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA


23

9 Sudah Sudah sesuai KEMANAKER NO


dengan
KEP.187/MEN/1999 Pasal 3
mempunyai 1 perundangan
yang berlaku poin 2 dan pasal 16 ayat 1
Ahli K3 Kimia
poin a dan b

10 Memiliki MSDS
Wawancara pihak terkait
dengan Bahasa

Indonesia

3.3 Temuan & Analisa negatif

NoNo Foto / Info Temuan / Saran / Rekomendasi Peraturan


24

Resiko Perundangan

TEMUAN NEGATIF BIDANG KESEHATAN KERJA

1  Penempatan Penempatan harus Permen RI No.Per-


sesuai dan mudah di 15/Men/VIII/2008,
kotak P3K jangkau maupun dilihat tentan Pertolongan
saat keadaan darurat Pertama Pada
yang tidak Kecelakaan di
tempat kerja.
pada

tempatnya

2  Kotak P3KMengganti warna logo Permennakertrans


sesuai dengan
yang belum Nomor 15 tahun
sesuai peraturan yang berlaku 2008 tentang
ketentuandan meletakan kotak Pertolongan Pertama
P3K pada tempat yang
peraturan logo pada Kecelakaan
mudah di lihat dan di
masih merah pasal 10 huruf a
jangkau
yg seharus
Memindahkan kotak p3k
nya hijau.
yang ada di tempat tidur
klinik ke tepat yang
mudah di lihat dan di
jangkau dan untuk
memudahkan
TEMUAN NEGATIF BIDANG KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN DAN PENERAPAN SMK3
25

3  Belum Dibuat marka untuk jalur UU No. 1 Tahun


evakuasi di tiap-tiap 1970 Pasal 3.d
adanya jalur ruang kerja

marka untuk

evakuasi

4 UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3, Pasal


 Jalur pejalan Barang dipindahkan ke 14
tempat yang seharusnya
kaki agar tidak menghalangi
jalur pejalan kaki
terhalang

oleh barang

TEMUAN NEGATIF BIDANG K3 LISTRIK,KEBAKARAN DAN KONTRUKSI BANGUNAN


26

5 Tidak rapihnya Merapikan rangkaian PERMENAKER No


listrik agar tidak 12 Tahun 2015 Bab
instalasi kabel membahayakan saat IV pasal 9 ayat 4
akan menekan tombol
pada panel emergency

listrik

6 Tidak adanya penunjuk lokasi memberikan penunjuk PERMENAKER No 4


APAR agar mudah Tahun 1980 Bab II
APAR
terlihat dalam kondisi pasal 4 ayat 1
panik

TEMUAN POSITIF BIDANG K3 PESAWAT UAP,BEJANA TEKAN DAN MEKANIK PESAWAT ANGKAT ANGKUT DAN
PESAWAT TENAGA PRODUKSI
27

7  Tidak ada Menyediakan Permenaker


penampung/penangkap
No.12 tahun
penampung tumpahan oli/cairan di
bawah genset 2015 tentang K3
tumpahan oli listrik di tempat
dan cairan di kerja.

bawah

genset

8  Operator  Undang-undang
No. 1 tahun 1970
forklift tidak Memakai earmuff
Pasal 3 ayat 1
memakai
poin F: “memberi
earmuff alat-alat
perlindungan diri
pada para pekerja”
Pasal 9 ayat 1

TEMUAN NEGATIF BIDANG K3 LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA


28

9 Penempatan Melakukan pengaturan KEPMENAKER


ulang dan
bahan kimia N0.187/MEN/1999
pemilahan/pemisahan
tidak sesuai bahan kimia sesuai Pasal 2
karakteristik dan jenisnya
tempatnya,
PERMENAKER RI
sehingga menutupi akses jalan
NO 5 TAHUN 2018
Pasal 43 ayat 1 dan
pasal 44 ayat 1
10 Ditemukan Dipindahkan pada KEPMENAKER
tempatnya yang sesuai
bahan kimia N0.187/MEN/1999
(gudang)
menutupi akses
jalan dan PERMENAKER RI
terpapar NO 5 TAHUN 2018
langsung sinar Pasal 44 ayat 1
matahari
29

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil PKL virtual/ online dari kelompok V yaitu pada bidang kesehatan

kerja didapat kesimpulan di antaranya:

1. PT. Ecolab International Indonesia dalam hal kesehatan kerja pada

implementasinya sudah dilakukan dengan adanya klinik dan ruangan P3K

di perusahaan.

2. Pelaksanaaan MCU khusus untuk tenaga kerja juga dilakukan.

3. Seluruh tenaga kerjanya sudah diikutsertakan jaminan BPJS kesehatan.

4. Sesuai himbauan pemerintah pada masa pandemi sekarang, implementasi

penerapan protokol kesehatan juga dilakukan dengan cek suhu saat akan

memasuki lingkungan kerja, menggunakan masker saat bekerja,

menyediakan fasilitas westafel di setiap area kerja.

5. PT. Ecolab International Indonesia didapat belum melakukan penerapan cek

kesehatan MCU Awal( Karyawan baru) dan berkala untuk semua karyawan.

dan penyediaan kotak K3 dan warna logo yang belum sesuai dengan peraturan

K3.

6. Penerapan SMK3 sudah baik namun dapat dilakukan pengoptimalan sesuai

dengan temuan yang kami dapatkan dan rekomendasi yang kami cantumkan

pada kolom diatas.

7. Laboraterium Sudah tersertifikasi untuk ISO 17025

8. Lemahnya pengendalian atas instalasi listrik


30

9. Pemenuhan peraturan perundang-undangan pengendalian kebakaran dan


penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) masih belum dilakukan
sepenuhnya
10. PT. Ecolab International sudah memenuhi syarat-syarat K3 Pesawat Uap, Bejana Tekan

dan Mekanik, Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga dan Produksi, sesuai dengan

peraturan undang-undang yang berlaku, namun ada beberapa temuan minor, diantaranya:

kedisiplinan operator untuk menggunakan APD, penempatan APAR, dan kelengkapan

alat untuk penampungan tumpahan minyak

11. Untuk penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terkait dengan Lingkungan

Kerja dan Bahan Berbahaya di PT. ECOLAB INTERNATIONAL INDONESIA

secara garis besar telah diimplementasikan dan memenuhi Peraturan

Perundangan yang berlaku di Indonesia namun berdasarkan temuan dilapangan

ada beberapa masukan dan perlu dilakukan perbaikan

4.2 Saran

Pelaksanaan PKL baik visit langsung, maupun secara virtual/ online sangat

bermanfaat dalam pembelajaran pelatihan Ahli K3 Umum khususnya pada kelompok

V yaitu pada bidang kesehatan kerja. Mudah-mudahan setelah pandemi ini selesai,

para peserta selanjutnya bisa visit langsung kelapangan untuk melihat dan

mengimplementasikan nilai-nilai K3 yang sudah dan/ atau belum diterapkan pada

perusahaan yang dikunjungi.

PT. Ecolab International Indonesia secara umum telah sangat baik dalam

penerapan K3 di perusahaannya, terbukti dengan sertfikat, piagam serta bendera

emas yang sudah didapat. Namun pada bidang kesehatan kerja masih ada beberapa

catatan yang perlu diperbaiki. Pada kesempatan ini kelompok kami memberikan
31

saran di antaranya pelaksanaan MCU untuk karyawan dapat dilakukan dengan

menyeluruh, begitu pula saat awal masuk kerja; mempersiapkan untuk petugas

K3 alangkah baiknya ada perzona 1 petugas P3K dan dokter yang bisa stanby di

klinik dan tempat klinik dan peralatan medis di rapihkan; mengganti kotak P3K

dengan warna logo yg sesuai; merencanakan dan mengadakan pelatihan khusus

terkait penanganan paparan bahan kimia.

Perlu penegasan kepada pekerja untuk wajib mengikuti SOP dan jika

diperlukan dapat menerapkan reward dan punishment agar SMK3, ISO 9001, 14001

dan 45001 yang ada dapat diterapkan dengan baik.Perusahaan secara berkala wajib

melakukan monitoring dan evaluasi penerapan SMK3 dan fungsi P2K3.

Perlunya tanda bahaya pada panel listrik agar tidak terjadi kecelakan kerja,
merapikan rangkaian listrik agar tidak membahayakan saat akan menekan tombol
emergency dan Memindahkan jalur kabel agar tidak melaui jalur pejalan kaki dan
kendaraan agar tidak terinjak dan tergeletak dilantai
Segera dibuatnya jalur evakuasi agar dapat memudahkan upaya penyelamatan
jika terjadi kecelakaan. menambahkan pompa diesel untuk antisipasi instalasi listrik
terputus memberikan penunjuk APAR agar mudah terlihat dalam kondisi panik,
Memberikan petunujuk ke Asembly point.
Meningkatkan kesadaran kepada operator untuk menggunakan APD dengan

lengkap Menempatkan APAR sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

Melakukan maintenance alat dengan baik sesuai rekomendasi manufaktur

Housekeeping / tata letak dengan prinsip 5 R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat,


Rajin) untuk material yang digunakan maupun tidak perlu ditingkat dan di
implementasikan secara berkelanjutan
Pemasangan rambu / banner / poster terkait Keselamatan dan Kesehatan
Kerja perlu di tambahkan serta di sosialisasikan secara berkelanjutan kepada semua
pekerja untuk meningkatkan kepedulian terhadap Keselamatan
32
33

REFERENSI

 Undang Undang Nomor 14 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai


Tenaga Kerja tahun 1969 pasal 1, pasal 87 ayat 1
 Undang Undang Nomor 1 tahun tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 8, pasal 9 ayat (2) dan ayat (3)
 Undang Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 35 ayat
(3)
 Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 30
ayat (1)
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 1
ayat 7, pasal 3 ayat 2, ayat 3 dan ayat 4
 Peraturan Pemerintah No.84 Tahun 2013 tentang perubahan ke sembilan
atas peraturan pemerintah no 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 2 ayat (3).
 Permenakertrans Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan kerja pasal 1 huruf b
 Permenakertrans No. Per.01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja pasal 4 ayat (3)
 Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan pasal 4 ayat (1)
huruf a dan huruf b
 Permenaker No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja pasal 2
ayat (1) dan (2) huruf a, Pasal 4 ayat 1
 Permenaker No.PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 2 ayat (1) dan ayat
(2) huruf a
 Permenakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 tentang P3K di tempat kerja pasal 2
ayat (1)
 Permenakertrans No. Per 08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri pasal 6
ayat 1
34

 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 26 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pasal 2 ayat 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai