Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

VIRTUAL CALON AK3 UMUM

1. PENGAWASAN K3 BIDANG PESAWAT ANGKUT ANGKUT


2. PENGAWASAN K3 PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

PT MAKINO INDONESIA
(Jl. Sriwijaya Kav. 6-8, Lippo Cikarang Cibatu, Cikarang Sel, Bekasi Jawa Barat)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


Disusun oleh:
SUPRIADI
FELIX FRANCISCUS
DWI ALDO
ROKHMATUL UMMAH
RIZKI PRAVITA
DAYAT

PENYELENGGARA
TRAINERS MANAGEMENT INDONESIA
APRIL 2021

1
Kelompok 3
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.......................................................................................................4

BAB I.................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.............................................................................................................5

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................5

1.2. Maksud dan Tujuan............................................................................................6

1.3. Ruang Lingkup....................................................................................................6

1.4. Dasar Hukum.......................................................................................................6

1.4.1. Pengawasan K3 Bidang Pesawat Angkat dan Angkut................................6

1.4.2.Pengawasan K3 Bidang Pesawat Tenaga Produksi......................................6

BAB II...............................................................................................................................7

KONDISI PERUSAHAAN...............................................................................................7

2.1. Gambaran Umum Perusahaan...........................................................................7

2.1.1. Informasi Umum..........................................................................................7

2.1.2. Karyawan.....................................................................................................7

2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan...................................................................7

2.1.4. Alur Produksi...............................................................................................8

2.1.5. Visi Misi Perusahaan..................................................................................9

2.2. Temuan Hasil Observasi.....................................................................................9

2.2.1. Temuan Positif...........................................................................................10

2.2.2. Temuan Negatif.........................................................................................10

BAB III............................................................................................................................11

ANALISA TEMUAN.....................................................................................................11

3.1. Analisa Temuan Positif.....................................................................................11

2
Kelompok 3
3.2. Analisa Temuan Negatif....................................................................................17

BAB IV............................................................................................................................20

PENUTUPAN.................................................................................................................20

4.1. Kesimpulan.........................................................................................................20

4.2. Saran...................................................................................................................20

3
Kelompok 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah


melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Virtual di PT Makino Indonesia mengenai
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut serta Pesawat Tenaga dan Produksi dapat
selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai bukti telah
terselesaikanya kegiatan Virtual Praktek Kerja Lapangan.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
yakni Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia sebagai Pembina K3,
semua staff Lembaga Trainers Management Indonesia (TMI), di PT Makino
Indonesia, kami mengahaturkan banyak terima kasih kepada para trainer, dan
pihak – pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, sehingga
rangkaian kegiatan PKL dapat berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan
apapun.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini serta sebagai
perbaikan bagi kami di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ke
depannya Terima kasih

Karawang, 29 April 2021


Kelompok 3

4
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan  melindungi  keselamatan  dan  kesehatan  tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebuah ilmu untuk
antisipasi, rekoginis, evaluasi dan pengendalian bahaya yang muncul di tempat
kerja yang dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja, serta
dampak yang mungkin bisa dirasakan oleh komunitas sekitar dan lingkungan
umum.
Upaya kesehatan kerja perlu dilaksanakan karena di tempat kerja terdapat
faktor- faktor risiko bahaya yang dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (1) Undang Undang
No.1 Tahun 1970, bahwa pengurus perusahaan wajib untuk melaksanakan syarat-
syarat keselamatan kerja, dimana terdapat lebih dari 50 % merupakan syarat-
syarat kesehatan kerja. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja tersebut.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (Zero Accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang.
Tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja,
dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh
kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan
mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau
kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan

5
Kelompok 3
peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan
masyarakat sekitar tempat kerja.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1 Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam
pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja di Lingkungan
Kerja.
2 Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja,
sehingga para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional
didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam
menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja Ahli K3 Umum di
tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.

3 Melindungi keselamatan kerja karyawan, menjamin keselamtan kerja


sumber produksi digunakan secara aman dan efisien.

1.3. Ruang Lingkup


Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, calon Ahli K3 Umum belajar melakukan
terhadap pemenuhan peraturan perundangan K3 dengan lingkup sebagai
berikut:
1.3.1 Pengawasan K3 Bidang Pesawat Angkat dan Angkut.
1.3.2 Pengawasan K3 Bidang Pesawat Tenaga Produksi.

1.4. Dasar Hukum


Dasar hukum yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan laporan
PKL ini di antaranya adalah sebagai berikut :

1.1.1. Pengawasan K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.


a. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Permenaker Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pesawat Angkat dan Angkut

1.1.2. Pengawasan K3 Bidang Pesawat Tenaga Produksi


a. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

6
Kelompok 3
b. UU No. 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
c. Permenaker RI No. 38 Tahun 2016 Tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi.

BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT. Makino Indonesia berlokasi di Jl. Sriwijaya Kav. 6-8, Lippo Cikarang
Cibatu, Cikarang Sel, Bekasi Jawa Barat , memiliki luas 1800 m2. Perusahaan ini
bergerak dibidang Trading, Industri dan Service. untuk peralatan industry seperti
EDM, ECM, WJ, AWJ (Water Jet Cutting).
Perusahaan ini secara resmi belum mendaftarkan pelaksanaan SMK3 dan
belum dibentuk pengurus P2K3 serta belum mempunyai seorang Ahli K3 umum,
karena mengingat jumlah karyawan yang hanya 20 orang. Tetapi dalam
pelaksanaan kegiatan pekerjaan sudah mengacu pada ketentuan K3 berdasarkan
hasil pembinaan oleh pimpinan perusahaan .

2.1.1. Informasi Umum


 Nama Perusahaan : PT. Makino Indonesia
 Alamat : Jl. Sriwijaya Kav. 6-8, Lippo Cikarang Cibatu,
Cikarang Sel, Bekasi Jawa Barat
 Bidang Usaha : Trading, Industri dan Service

2.1.2. Karyawan
 Total Karyawan : 20 orang
 Pekerja laki laki : 14 orang
 Pekerja Wanita : 6 orang
 Waktu kerja : Senin sd Jumat
 Jam kerja : 08.00 sd 17.00 ( Normal Shift )

7
Kelompok 3
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada gambar dibawah ini terlihat struktur organisasi PT Makino Indonesia,
yang terdiri dari Manager, Departemen GA, Departemen Administrasi & Sales,
Departemen Keamanan, serta staff yang ada di masing-masing departemen.

8
Kelompok 3
2.1.4. Alur Produksi
Alur Produksi PT Makino terlihat pada diagram alur dibawah ini. Masing-
masing bagian baik bagian inventory maupun non inventory akan melaporkan
item apa yang akan dibeli ke bagian purchasing, Bagian purchasing akan memilih
supplier terkualifikasi dengan penawaran harga terbaik. Setelah ini purchase
departemen akan menerbitkan PO ke supplier yang sebelumnya telah
mendapatkan persetujuan oleh manager.

2.1.5 Visi Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan
PT. Makino berkomitmen untuk mengubah masyarakat melalui teknologi.
b. Misi Perusahaan
- Fokus pada tiga pilar utama, tanggung jawab, sosial,
lingkungan/berkelanjutan, perdagangan manusia dan mineral konflik.
- Menjalankan bisnis dengan cara yang bertanggung jawab secara etis,
aman, dan konsisten dengan nilai-nilai dan standar perusahaan
merupakan elemen yang penting dari standar bisnis PT. Makino
Indonesia.
- Solusi Visioner dan kemajuan sistem kami menghasilkan alat berat
yang lebih terhubung, lebih produktif, lebih andal, dan lebih cepat.

9
Kelompok 3
2.2. Temuan Hasil Observasi
Dalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang telah kami lakukan pada
hari kamis, 29 April 2021 kami menemukan hal positif dan negatif terkait dengan
pelaksanaan program K3 dan juga beberapa hal yang memerlukan perbaikan lebih
lanjut. Berdasarkan hasil obsevasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:
2.2.1. Temuan Positif
Pengawasan Pesawat Angkut-Angkat :
1. Perusahaan melengkapi pesawat Angkat dan Angkut di area Gudang
2. Alat Crane dan Forklip sudah dilakukan perawatan rutin per 1 (satu) tahun
sekali.

3. Operator Forklip sudah memiliki Sio / Lisensi K3 tetapi belum


diperpanjang peralihanya.
4. Perusahaan sudah mengupayakan dilakukan maintenance lift secara
berkala (Setahun 4 kali dilakukan maintenance).
5. Mesin Crane dilengkapi dengan inverter agar kecepatan dapat terkontrol.
Pesawat Tenaga dan Produksi :
1. Perusahaan memfasilitsasi pelatihan terhadap operator dan teknisi mesin.
2. Diberikan jarak minimum antara pejalan kaki dan alat mesin.
3. Mesin tenaga produksi dilengkapi dengan system pengaman kerja.

2.2.2. Temuan Negatif


Pengawasan Pesawat Angkut – Angkat
1. Sertifikasi operator SIO belum diurus perpindahanya dari perusahaan
lama.
2. Diarea kerja Forklift pencahayaan kurang
Pesawat Tenaga dan Produksi
1. Mesin CNC yang sedang beroperasi tidak di awasi oleh operator.
2. Ketika mengoperasian menurut hasil wawancara, operator hanya
menggunakan topi dan safety shoes, seharusnya menggunakan goggle atau
APD untuk wajah.

10
Kelompok 3
BAB III
ANALISA TEMUAN

.1. Analisa Temuan Positif

No Temuan (Foto) Manfaat Dasar Hukum Saran


1 Perusahaan melengkapi Memudahkan - UU No 1 Tahun 1970 Memastikan
pesawat Angkat dan proses Tentang Keselamatan sertifikasi alat
Angkut di area Gudang pekerjaan dan Kerja BAB II Pasal 2 (2) angkat dan
menghindari “Ketentuan-ketentuan angkut dan
adanya resiko dalam ayat (1) tersebut perpanjangan ijin
kecelakaan berlaku dalam tempat kerja sertfikatnya.
kerja karena di mana :
kesalahan dalam a. dibuat, dicoba, dipakai
penggunaan atau dipergunakan mesin,
pesawat angkat pesawat, alat, perkakas,
dan angkut peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai,
dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut
atau disimpan bahan atau
barang yang : dapat
meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;”

- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut pasal
141 ayat 2,
“Pengoperasian Pesawat

11
Kelompok 3
Angkat dan Pesawat
Angkut harus dilakukan
oleh Operator dengan
kualifikasi sesuai jenis dan
kapasitas Pesawat Angkat
dan
Pesawat Angkut.”

2 Alat Crane dan Forklip Meminimalisir - UU No. 1 Tahun 1970 Pertahankan


sudah dilakukan adanya Tentang Keselamatan maintenance
perawatan rutin per 1 kerusakan pada Kerja Pasal 3 (1) huruf yang telah
(satu) tahun sekali. crane dan p berjalan.
forklip “mengamankan dan
memperlancar pekerjaan
bongkar-muat, perlakuan
dan penyimpanan barang.”

- Permen No. 8 Tahun


2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut Pasal
176 (1)
“Pemeriksaan dan
pengujian berkala
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 174 ayat (1)
huruf b untuk Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut dilakukan paling
lambat 2 (dua) tahun
setelah pemeriksaan dan
pengujian dan selanjutnya
dilakukan setiap 1 (satu)
tahun sekali.”
3 Operator Forklip sudah Meminimalkan - UU No 1 Tahun 1970 Memastikan
memiliki Sio / Lisensi K3 atau bahkan Tentang Keselamatan bahwa selain
tetapi belum diperpanjang menghindari Kerja BAB II Pasal 2 operator yang ber
peralihanya. adanya resiko ayat 2 SIO tidak boleh
kecelakaan “Ketentuan-ketentuan untuk
kerja karena dalam ayat (1) tersebut mengoperasikan
kesalahan dalam berlaku dalam tempat kerja pesawat angkat
penggunaan di mana: dan angkut. Dan
pesawat angkat a. dibuat, dicoba, dipakai sebaiknya segera
dan angkut atau dipergunakan mesin, dilakukan
pesawat, alat, perkakas, perpanjangan
peralatan atau instalasi peralihan SIO
yang berbahaya atau dapat nya yang sudah

12
Kelompok 3
menimbulkan kecelakaan, menyesuaikan di
kebakaran atau peledakan; perusahaan baru.
b. dibuat, diolah, dipakai,
dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut
atau disimpan bahan atau
barang yang : dapat
meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;”

- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut Pasal 1
ayat 16
“Operator adalah Tenaga
Kerja yang mempunyai
kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus dalam
pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut.”

- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Personel Pasal 141 ayat
2,
“Pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut harus dilakukan
oleh Operator dengan
kualifikasi sesuai jenis dan
kapasitas Pesawat Angkat
dan
Pesawat Angkut.”

4 Perusahaan telah Memastikan - UU No 1 Tahun 1970 Agar proses uji


mengupayakan fungsi lift Pasal 3 Ayat 1 huruf a riksa tetap rutin
maintenance lift secara berjalan dengan “mencegah dan dilakukan,
berkala baik dan layak mengurangi kecelakaan;” dan ada intercom
didalam lift jika
untuk Pasal 3 ayat 1 huruf n
terjadi kejadian
beroperasi darurat.
“mengamankan dan
Atau tersedia
memperlancar
informasi contact

13
Kelompok 3
person
pengangkutan orang, mengantisipasi
binatang, tanaman atau jika petugas
barang.” intercom tidak
ditempat.
- Permenaker No. 6
Tahun 2017 Tentang
K3 Elevator dan
Escalator Pasal 20 ayat
1
“Elevator dilengkapi
dengan peralatan tanda
bahaya dan intercom yang
dipasang pada lantai
tertentu dan dapat
dioperasikan dari dalam
kereta”

- Permenaker No. 6
Tahun 2017 Tentang
K3 Elevator dan
Escalator Pasal 73 (1)
“Pemeriksaan dan/atau
pengujian berkala
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 huruf b
“berkala” dilakukan paling
sedikit 1 (satu) tahun
sekali.”
Pasal 77
“Pemeriksaan dan/atau
pengujian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 70
dilakukan oleh :

a.Pengawasan
Ketenagakerjaan
Spesialis; dan/atau
b. Ahli K3 Bidang
Elevator dan Escalator.”
5 Mesin Crane dilengkapi Agar proses - UU No 1 Tahun 1970 Pengecekan secara
dengan alat inverter agar pengangkatan Tentang Keselamatan berkala fungsi
kecepatan dapat terkontrol dan penurunan Kerja Pasal 3 Ayat 1 Crane dan alat
dapat berjalan Poin a kendalinya
berfungsi dengan
dengan stabil. “mencegah dan
baik.
mengurangi kecelakaan”

14
Kelompok 3
- PERMEN No 8 Tahun
2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut Pasal
38 tentang kait
elektromagnetik”
6 Perusahaan memfasilitsasi Operator perlu - UU No 1 Tahun 1970 Pelu dipastikan
pelatihan terhadap memahami dan Pasal 3 Ayat 1 Poin o sertifikasi K3
operator dan teknisi mesin menguasai cara “dilakukan pendidikan, operator selain
kerja dan pembinaan, percobaan, sertifikasi
kemampuan
troubleshooting penyelidikan atau riset
mengoperasikan
alat dengan baik (penelitian) yang alat ybs.
sesuai dengan menggunakan alat teknis;”
kegunaannya. Perlu dipastikan
- UU No 1 Tahun 1970 vendor melengkapi
Teknisi yang Tentang Keselamata teknisinya dengan
bersertifikat Kerja Pasal 9 Ayat 1, lisensi K3 dan
akan memiliki “Pengurus diwajibkan sertifikat lain yang
kemampuan menunjukkan dan berhubungan.
terstandarisasi menjelaskan pada tiap
untuk tenaga kerja baru tentang
menangani dan kondisi / bahaya yang
menyelesaikan timbul, semua alat-alat
masalah alat. perlindungan, cara bekerja
yang aman dan
melaksanakan
pekerjaannya”

- Peraturan Menaker
Nomor 38 Tahun 2016
Tentang K3 Pesawat
Tenaga Produksi Pasal
117 ayat 1, 2 & 3.
“Operator mesin perkakas
dan produksi memiliki
lisensi K3”

- Peraturan Menaker
Nomor 38 Tahun 2016
Tentang K3 Pesawat
Tenaga Produksi Pasal
112 poin e
“Teknisi bidang pesawat
tenaga dan produksi
memiliki lisensi K3”

7 Diberikan jarak minimum Tanda garis ini - UU No.1 Tahun 1970 Dilakukan

15
Kelompok 3
antara pejalan kaki dan sangat penting tentang Keselamatan pengkajian lebih
alat mesin. agar terhindar Kerja pasal 3 ayat 1 jauh mengenai
dari bahaya poin a, jarak minimum
tersadung / “mencegah dan manusia dengan
mesin.
tertimpa barang mengurangi kecelakaan
operasional. kerja.”

8 Mesin tenaga produksi Agar - UU No.1 Tahun 1970 Memperhatikan


dilengkapi dengan system keselamatan tentang Keselamatan dan senantiasa
pengaman kerja. pekerja terjamin Kerja pasal 3 ayat 1 meningkatkan
karena system poin a, safety factor alat.
alat yang baik. “mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja.”

- Permenaker No. 38
Tahun 2016 Tentang
K3 Pesawat Tenaga dan
Produksi Pasal 8 ayat 1
“Pesawat Tenaga Dan
Produksi harus dilengkapi
alat pengaman.”
Pasal 8 ayat 2
“Semua bagian yang
bergerak dan berbahaya
dari Pesawat Tenaga dan
Produksi harus dilengkapi
Alat Perlindungan.”

16
Kelompok 3
.2. Analisa Temuan Negatif

No Temuan (Foto) Potensi Bahaya Dasar Hukum Saran


1 Sertifikasi operator Apabila ada audit - UU No 1 Tahun 1970 Sesegera
SIO belum diurus maka dapat Tentang Keselamatan mungkin di urus
perpindahanya dari dikenakan sanksi Kerja BAB II Pasal 2 perpindahan
perusahaan lama kepada perusahaan. “Ketentuan-ketentuan sertifikatnya.
dalam ayat (1) tersebut
berlaku dalam tempat
kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai
atau dipergunakan mesin,
pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau
dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran
atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai,
dipergunakan,
diperdagangkan,
diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang :
dapat meledak, mudah
terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan
infeksi, bersuhu tinggi”

- Permen 8 tahun 2020


tentang K3 Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut Pasal 141
Ayat 2
“Pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut harus dilakukan
oleh Operator dengan
kualifikasi sesuai jenis
dan kapasitas Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut.”

2 Diarea kerja Forklift Potensi terjadi - UU No 1 Tahun 1970 Dilakukan


pencahayaan kurang kecelakaan kerja Tentang Keselamatan Pengujian
akibat kurangnya Kerja Pasal 3 Ayat 1 Intensitas cahaya
penerangan diarea Poin i minimal harus 50

17
Kelompok 3
kerja “memperoleh penerangan lux, jika kurang
yang cukup dan sesuai” maka harus
- Permen perburuhan ditambah
no. 7 tahun 1964, perncahayaan
tentang Syarat pada area
kesehatan, Gudang sehinga
kebersihan, serta menjadi minimal
penerangan dalam 50 lux.
tempat Kerja pasal
10 Ayat 2
“Setiap tempat kerja
harus mendapat
penerangan yang cukup
untuk melakukan
pekerjaan.”

- Permenaker no. 5
tahun 2018, tentang
K3 Lingkungan
Kerja didalam
lampiran 1
“Pekerjaan membedakan
barang kasar seperti
menyisihkan barang
barang yang besar dan
gudang gudang untuk
menyimpan barang
barang besar dan kasar
diperlukan intensitas
cahaya sebesar 50 lux

3 Mesin CNC yang Tidak terdeteksi - UU No. 1 Tahun 1970 Operator harus
sedang beroperasi kecelakaan apabila Tentang Keselamatan selalu standby
tidak di awasi oleh terjadi kegagalan Kerja Pasal 3 ayat 1 selama proses
operator. proses pada saat huruf a operasional
operasional mesin. “mencegah dan mesin.
mengurangi kecelakaan;”

- Permen No 38 Tahun
2016 Tentang K3
Pesawat Tenaga dan
Produksi Pasal 21
Ayat 2
“Mesin yang sedang
beroperasi harus selalu
dalam pengawasan
operator”

18
Kelompok 3
Pasal 22
“Operator dilarang
meninggalkan tempat
kerja pada waktu peswat
kerja sedang beroperasi”
4 Belum melengkapi Serpihan produk - UU No.1 tahun 1970 Selain APD
APD pada saat hasil machining Keselamatan Kerja berupa topi dan
operasional pesawat dapat melukai mata pasal 3 ayat 1 point f sepatu safety,
kerja, pada saat saat proses selesai “Memberi alat-alat
sebaiknya
commissioning dan dan kaca dibuka. perlindungan diri pada perusahaan juga
service. para pekerja.” menyediakan
goggle milik
- PERMENAKER No. pribadi.
38 Tahun 2016
Tentang K3 Pesawat
Tenaga dan Produksi
pasal 20
“pekerjaan menimbulkan
serbuk, serpih harus
dipasang alat pengaman
dan alat perlindungan”

19
Kelompok 3
BAB IV
PENUTUPAN

.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara virtual yang
telah dilakukan mengenai pengawasan K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut serta Pesawat Tenaga dan Produksi PT. Makino Indonesia, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan sudah menyiapkan pesawat angkat dan pesawat angkut di area
gudang untuk memudahkan dalam pemindahan barang berat.
2. Perusahaan telah melakukan riksa uji untuk alat Crane dan Forklip secara
berkala yaitu 1 (satu) tahun sekali dan hal itu harus dipertahankan guna
meminimalisir kerusakan pada alat tersebut.
3. Operator pesawat angkat dan angkut sudah bersertifikasi tetapi perlu update
sertifikasi peralihan pesawat angkat dan angkut serta rutin.
4. Perusahaan sudah melakukan maintenance lift secara berkala (setahun 4 kali)
dan hal itu harus dipertahankan.
5. Pada mesin crane sudah dilengkapi dengan inverter sehingga kecepatannya
dapat dikontrol.
6. Perusahaan sudah memberikan pelatihan kepada operator dan teknisi mesin.
7. Di area kerja juga sudah diberikan jarak aman antara pejalan kaki dan alat
mesin.
8. Pada Mesin Tenaga Produksi sudah dilengkapi dengan sistem pengaman kerja.

.2. Saran
Dari berbagai temuan yang diperoleh dari PKL di PT. Makino Indonesia
dengan ini diberikan saran untuk meningkatkan penerapan terhadap hal – hal yang
sudah positif dan terus melakukan upaya-upaya perbaikan secara berkelanjutan
terhadap bagian yang masih kurang. Saran – saran tersebut di antaranya sebagai
berikut:
1. Sebaiknya melakukan pengecekan terhadap operator mengenai Sertifikasi
SIO, jangan sampai terjadi lagi sertifikasi operator yang belum diurus

20
Kelompok 3
perpindahannya sesuai dengan UU No 1 Tahun 1970 BAB II Pasal 2, Permen
8 tahun 2020 Pasal 141 Ayat 2.
2. Memberikan pencahayaan yang cukup di setiap area kerja, seperti di Gudang
pencahayaan masih sangat kurang sesuai dengan UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3
Ayat 1 Poin I, Permen perburuhan no. 7 tahun 1964pasal 10 Ayat 2,
Permenaker no. 5 tahun 2018 lampiran 1.
3. Sebaiknya perusahaan memastikan setiap mesin yang beroperasi harus di
awasi oleh operator sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf
a, Permen No 38 Tahun 2016 Pasal 21 Ayat 2 dan Pasal 22.
4. Memberikan APD wajah pada operator Mesin Tenaga Produksi seperti goggle
atau pelindung wajah lainnya, dikhawatirkan adanya serpihan debu yang
melukai mata, karena operator hanya menggunakan APD sepatu dan topi
sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 point f, PERMENAKER
No. 38 Tahun 2016 pasal 20.

21
Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai