PT MAKINO INDONESIA
(Jl. Sriwijaya Kav. 6-8, Lippo Cikarang Cibatu, Cikarang Sel, Bekasi Jawa Barat)
PENYELENGGARA
TRAINERS MANAGEMENT INDONESIA
APRIL 2021
1
Kelompok 3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................4
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
KONDISI PERUSAHAAN...............................................................................................7
2.1.2. Karyawan.....................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................11
ANALISA TEMUAN.....................................................................................................11
2
Kelompok 3
3.2. Analisa Temuan Negatif....................................................................................17
BAB IV............................................................................................................................20
PENUTUPAN.................................................................................................................20
4.1. Kesimpulan.........................................................................................................20
4.2. Saran...................................................................................................................20
3
Kelompok 3
KATA PENGANTAR
4
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebuah ilmu untuk
antisipasi, rekoginis, evaluasi dan pengendalian bahaya yang muncul di tempat
kerja yang dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja, serta
dampak yang mungkin bisa dirasakan oleh komunitas sekitar dan lingkungan
umum.
Upaya kesehatan kerja perlu dilaksanakan karena di tempat kerja terdapat
faktor- faktor risiko bahaya yang dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (1) Undang Undang
No.1 Tahun 1970, bahwa pengurus perusahaan wajib untuk melaksanakan syarat-
syarat keselamatan kerja, dimana terdapat lebih dari 50 % merupakan syarat-
syarat kesehatan kerja. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja tersebut.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (Zero Accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang.
Tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja,
dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh
kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan
mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau
kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan
5
Kelompok 3
peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan
masyarakat sekitar tempat kerja.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1 Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam
pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja di Lingkungan
Kerja.
2 Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja,
sehingga para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional
didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam
menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja Ahli K3 Umum di
tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.
6
Kelompok 3
b. UU No. 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
c. Permenaker RI No. 38 Tahun 2016 Tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1.2. Karyawan
Total Karyawan : 20 orang
Pekerja laki laki : 14 orang
Pekerja Wanita : 6 orang
Waktu kerja : Senin sd Jumat
Jam kerja : 08.00 sd 17.00 ( Normal Shift )
7
Kelompok 3
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada gambar dibawah ini terlihat struktur organisasi PT Makino Indonesia,
yang terdiri dari Manager, Departemen GA, Departemen Administrasi & Sales,
Departemen Keamanan, serta staff yang ada di masing-masing departemen.
8
Kelompok 3
2.1.4. Alur Produksi
Alur Produksi PT Makino terlihat pada diagram alur dibawah ini. Masing-
masing bagian baik bagian inventory maupun non inventory akan melaporkan
item apa yang akan dibeli ke bagian purchasing, Bagian purchasing akan memilih
supplier terkualifikasi dengan penawaran harga terbaik. Setelah ini purchase
departemen akan menerbitkan PO ke supplier yang sebelumnya telah
mendapatkan persetujuan oleh manager.
9
Kelompok 3
2.2. Temuan Hasil Observasi
Dalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang telah kami lakukan pada
hari kamis, 29 April 2021 kami menemukan hal positif dan negatif terkait dengan
pelaksanaan program K3 dan juga beberapa hal yang memerlukan perbaikan lebih
lanjut. Berdasarkan hasil obsevasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:
2.2.1. Temuan Positif
Pengawasan Pesawat Angkut-Angkat :
1. Perusahaan melengkapi pesawat Angkat dan Angkut di area Gudang
2. Alat Crane dan Forklip sudah dilakukan perawatan rutin per 1 (satu) tahun
sekali.
10
Kelompok 3
BAB III
ANALISA TEMUAN
- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut pasal
141 ayat 2,
“Pengoperasian Pesawat
11
Kelompok 3
Angkat dan Pesawat
Angkut harus dilakukan
oleh Operator dengan
kualifikasi sesuai jenis dan
kapasitas Pesawat Angkat
dan
Pesawat Angkut.”
12
Kelompok 3
menimbulkan kecelakaan, menyesuaikan di
kebakaran atau peledakan; perusahaan baru.
b. dibuat, diolah, dipakai,
dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut
atau disimpan bahan atau
barang yang : dapat
meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;”
- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut Pasal 1
ayat 16
“Operator adalah Tenaga
Kerja yang mempunyai
kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus dalam
pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut.”
- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Personel Pasal 141 ayat
2,
“Pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut harus dilakukan
oleh Operator dengan
kualifikasi sesuai jenis dan
kapasitas Pesawat Angkat
dan
Pesawat Angkut.”
13
Kelompok 3
person
pengangkutan orang, mengantisipasi
binatang, tanaman atau jika petugas
barang.” intercom tidak
ditempat.
- Permenaker No. 6
Tahun 2017 Tentang
K3 Elevator dan
Escalator Pasal 20 ayat
1
“Elevator dilengkapi
dengan peralatan tanda
bahaya dan intercom yang
dipasang pada lantai
tertentu dan dapat
dioperasikan dari dalam
kereta”
- Permenaker No. 6
Tahun 2017 Tentang
K3 Elevator dan
Escalator Pasal 73 (1)
“Pemeriksaan dan/atau
pengujian berkala
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 huruf b
“berkala” dilakukan paling
sedikit 1 (satu) tahun
sekali.”
Pasal 77
“Pemeriksaan dan/atau
pengujian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 70
dilakukan oleh :
a.Pengawasan
Ketenagakerjaan
Spesialis; dan/atau
b. Ahli K3 Bidang
Elevator dan Escalator.”
5 Mesin Crane dilengkapi Agar proses - UU No 1 Tahun 1970 Pengecekan secara
dengan alat inverter agar pengangkatan Tentang Keselamatan berkala fungsi
kecepatan dapat terkontrol dan penurunan Kerja Pasal 3 Ayat 1 Crane dan alat
dapat berjalan Poin a kendalinya
berfungsi dengan
dengan stabil. “mencegah dan
baik.
mengurangi kecelakaan”
14
Kelompok 3
- PERMEN No 8 Tahun
2020 Tentang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut Pasal
38 tentang kait
elektromagnetik”
6 Perusahaan memfasilitsasi Operator perlu - UU No 1 Tahun 1970 Pelu dipastikan
pelatihan terhadap memahami dan Pasal 3 Ayat 1 Poin o sertifikasi K3
operator dan teknisi mesin menguasai cara “dilakukan pendidikan, operator selain
kerja dan pembinaan, percobaan, sertifikasi
kemampuan
troubleshooting penyelidikan atau riset
mengoperasikan
alat dengan baik (penelitian) yang alat ybs.
sesuai dengan menggunakan alat teknis;”
kegunaannya. Perlu dipastikan
- UU No 1 Tahun 1970 vendor melengkapi
Teknisi yang Tentang Keselamata teknisinya dengan
bersertifikat Kerja Pasal 9 Ayat 1, lisensi K3 dan
akan memiliki “Pengurus diwajibkan sertifikat lain yang
kemampuan menunjukkan dan berhubungan.
terstandarisasi menjelaskan pada tiap
untuk tenaga kerja baru tentang
menangani dan kondisi / bahaya yang
menyelesaikan timbul, semua alat-alat
masalah alat. perlindungan, cara bekerja
yang aman dan
melaksanakan
pekerjaannya”
- Peraturan Menaker
Nomor 38 Tahun 2016
Tentang K3 Pesawat
Tenaga Produksi Pasal
117 ayat 1, 2 & 3.
“Operator mesin perkakas
dan produksi memiliki
lisensi K3”
- Peraturan Menaker
Nomor 38 Tahun 2016
Tentang K3 Pesawat
Tenaga Produksi Pasal
112 poin e
“Teknisi bidang pesawat
tenaga dan produksi
memiliki lisensi K3”
7 Diberikan jarak minimum Tanda garis ini - UU No.1 Tahun 1970 Dilakukan
15
Kelompok 3
antara pejalan kaki dan sangat penting tentang Keselamatan pengkajian lebih
alat mesin. agar terhindar Kerja pasal 3 ayat 1 jauh mengenai
dari bahaya poin a, jarak minimum
tersadung / “mencegah dan manusia dengan
mesin.
tertimpa barang mengurangi kecelakaan
operasional. kerja.”
- Permenaker No. 38
Tahun 2016 Tentang
K3 Pesawat Tenaga dan
Produksi Pasal 8 ayat 1
“Pesawat Tenaga Dan
Produksi harus dilengkapi
alat pengaman.”
Pasal 8 ayat 2
“Semua bagian yang
bergerak dan berbahaya
dari Pesawat Tenaga dan
Produksi harus dilengkapi
Alat Perlindungan.”
16
Kelompok 3
.2. Analisa Temuan Negatif
17
Kelompok 3
kerja “memperoleh penerangan lux, jika kurang
yang cukup dan sesuai” maka harus
- Permen perburuhan ditambah
no. 7 tahun 1964, perncahayaan
tentang Syarat pada area
kesehatan, Gudang sehinga
kebersihan, serta menjadi minimal
penerangan dalam 50 lux.
tempat Kerja pasal
10 Ayat 2
“Setiap tempat kerja
harus mendapat
penerangan yang cukup
untuk melakukan
pekerjaan.”
- Permenaker no. 5
tahun 2018, tentang
K3 Lingkungan
Kerja didalam
lampiran 1
“Pekerjaan membedakan
barang kasar seperti
menyisihkan barang
barang yang besar dan
gudang gudang untuk
menyimpan barang
barang besar dan kasar
diperlukan intensitas
cahaya sebesar 50 lux
3 Mesin CNC yang Tidak terdeteksi - UU No. 1 Tahun 1970 Operator harus
sedang beroperasi kecelakaan apabila Tentang Keselamatan selalu standby
tidak di awasi oleh terjadi kegagalan Kerja Pasal 3 ayat 1 selama proses
operator. proses pada saat huruf a operasional
operasional mesin. “mencegah dan mesin.
mengurangi kecelakaan;”
- Permen No 38 Tahun
2016 Tentang K3
Pesawat Tenaga dan
Produksi Pasal 21
Ayat 2
“Mesin yang sedang
beroperasi harus selalu
dalam pengawasan
operator”
18
Kelompok 3
Pasal 22
“Operator dilarang
meninggalkan tempat
kerja pada waktu peswat
kerja sedang beroperasi”
4 Belum melengkapi Serpihan produk - UU No.1 tahun 1970 Selain APD
APD pada saat hasil machining Keselamatan Kerja berupa topi dan
operasional pesawat dapat melukai mata pasal 3 ayat 1 point f sepatu safety,
kerja, pada saat saat proses selesai “Memberi alat-alat
sebaiknya
commissioning dan dan kaca dibuka. perlindungan diri pada perusahaan juga
service. para pekerja.” menyediakan
goggle milik
- PERMENAKER No. pribadi.
38 Tahun 2016
Tentang K3 Pesawat
Tenaga dan Produksi
pasal 20
“pekerjaan menimbulkan
serbuk, serpih harus
dipasang alat pengaman
dan alat perlindungan”
19
Kelompok 3
BAB IV
PENUTUPAN
.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara virtual yang
telah dilakukan mengenai pengawasan K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut serta Pesawat Tenaga dan Produksi PT. Makino Indonesia, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan sudah menyiapkan pesawat angkat dan pesawat angkut di area
gudang untuk memudahkan dalam pemindahan barang berat.
2. Perusahaan telah melakukan riksa uji untuk alat Crane dan Forklip secara
berkala yaitu 1 (satu) tahun sekali dan hal itu harus dipertahankan guna
meminimalisir kerusakan pada alat tersebut.
3. Operator pesawat angkat dan angkut sudah bersertifikasi tetapi perlu update
sertifikasi peralihan pesawat angkat dan angkut serta rutin.
4. Perusahaan sudah melakukan maintenance lift secara berkala (setahun 4 kali)
dan hal itu harus dipertahankan.
5. Pada mesin crane sudah dilengkapi dengan inverter sehingga kecepatannya
dapat dikontrol.
6. Perusahaan sudah memberikan pelatihan kepada operator dan teknisi mesin.
7. Di area kerja juga sudah diberikan jarak aman antara pejalan kaki dan alat
mesin.
8. Pada Mesin Tenaga Produksi sudah dilengkapi dengan sistem pengaman kerja.
.2. Saran
Dari berbagai temuan yang diperoleh dari PKL di PT. Makino Indonesia
dengan ini diberikan saran untuk meningkatkan penerapan terhadap hal – hal yang
sudah positif dan terus melakukan upaya-upaya perbaikan secara berkelanjutan
terhadap bagian yang masih kurang. Saran – saran tersebut di antaranya sebagai
berikut:
1. Sebaiknya melakukan pengecekan terhadap operator mengenai Sertifikasi
SIO, jangan sampai terjadi lagi sertifikasi operator yang belum diurus
20
Kelompok 3
perpindahannya sesuai dengan UU No 1 Tahun 1970 BAB II Pasal 2, Permen
8 tahun 2020 Pasal 141 Ayat 2.
2. Memberikan pencahayaan yang cukup di setiap area kerja, seperti di Gudang
pencahayaan masih sangat kurang sesuai dengan UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3
Ayat 1 Poin I, Permen perburuhan no. 7 tahun 1964pasal 10 Ayat 2,
Permenaker no. 5 tahun 2018 lampiran 1.
3. Sebaiknya perusahaan memastikan setiap mesin yang beroperasi harus di
awasi oleh operator sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf
a, Permen No 38 Tahun 2016 Pasal 21 Ayat 2 dan Pasal 22.
4. Memberikan APD wajah pada operator Mesin Tenaga Produksi seperti goggle
atau pelindung wajah lainnya, dikhawatirkan adanya serpihan debu yang
melukai mata, karena operator hanya menggunakan APD sepatu dan topi
sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 point f, PERMENAKER
No. 38 Tahun 2016 pasal 20.
21
Kelompok 3