Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (Persero)
PABRIK GULA LESTARI
NGANJUK - JAWA TIMUR

PENGAWASAN K3 : BIDANG KELEMBAGAAN, KEAHLIAN,


DAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (SMK3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Etika Marsita Dewi


2. Hikma Rizky Nabila
3. Muhamad Haris Fauzi
4. Regita Ardania
5. Tommy Cahyo Oktavianto
6. Variesy Husein Fadhlullah
7. Zivack Ar Razak Velayatie

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
SURABAYA, 22 JULI – 03 AGUSTUS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dan menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul “Pengawasan K3
Bidang Kelembagaan, Keahlian, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)”. Dalam penyusunan laporan ini, kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat : Pabrik Gula
Lestari, para pembina dari Kementerian Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan
teman-teman pelatihan calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami
bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi
dalam mengembangkan pengetahuan.

Surabaya, 25 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan....................................................2
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................2
1.4 Landasan Hukum........................................................................................................3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN.......................................................................................5
2.1 Gambaran Umum.......................................................................................................5
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan.............................................................................7
2.3 Struktur Organisasi P2K3........................................................................................8
2.4 Produk dan Jasa...........................................................................................................9
2.5 Visi dan Misi................................................................................................................9
2.6 Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3............................................................10
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH..............................................11
3.1 Temuan pada Bidang Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3..................11
3.1.1 Temuan Positif......................................................................................................12
3.1.2 Temuan Negatif....................................................................................................22
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................27
4.1 Kesimpulan................................................................................................................27
4.2 Saran.............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1Hasil Observasi Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3 ..................... 10


Tabel 3. 1Temuan Positif di Pabrik Gula Lestari ................................................. 12
Tabel 3. 2Temuan Negatif di Pabrik Gula Lestari ............................................... 24

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pabrik Gula Lestari ............................................................................. 5


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 7
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi P2K3 ................................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur merupakan langkah strategis untuk meningkatkan


daya saing dengan negara-negara lain. Oleh karenanya masyarakatdan jasa konstruksi
sangat penting berperannya sebagai mitra dan pilar dalam pembangunan infrastruktur.
Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas butuh dukungan dari
stakeholders sektor konstruksi. Dukungan tersebut berupa pendanaan, tenaga kerja
konstruksi bersertifikat, inovasi teknologi, peningkatan mutu konstruksi, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan lain sebagainya

Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi, Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat terjadi 147.000 kasus kecelakaan kerja
sepanjang 2018, atau 40.273 kasus setiap hari. Dari jumlah itu, sebanyak 4.678 kasus
(3,18 persen) berakibat kecacatan, dan 2.575 (1,75 persen) kasus berakhir dengan
kematian.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya


pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini ditanamkan
pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang
baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak yang
menderita, angka absensi di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan
biaya pengobatan semakin membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi tenaga
kerja maupun perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin tenaga kerja terpaksa
berhenti bekerja sebab sakit sementara atau cacat tetap yang diakibatkan oleh proses
kerja yang tidak aman atau peralatan kerja yang salah dalam pengoperasiannya.

Pemerintah mengamanatkan melalui UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1


tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa ”Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor
50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit
100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke PT. Acset
Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam
pelaksanaan sertifikasi calon Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga Kerja RI yang
diselenggarakan oleh PT Mutiara Mutu Sertifikasi, kegiatan tersebut juga untuk
menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peserta untuk menjadi seorang calon Ahli
K3 Umum. Adapun tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain :
1. Menganalisa sistem kelembagaan K3 di PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine
Project.
2. Menganalisa norma-norma K3 yang berlaku di PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin
Nine Project.
3. Menganalisa penerapan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Acset Indonusa Tbk –
Thamrin Nine Project.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup akan sangat membantu keefektifan berjalannya Praktik Kerja
Lapangan. Adapun yang menjadi objek pengawasan kami yakni mengenai kelembagaan
dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 di PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine
Project, yang dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Februari 2020 pukul 09.00 - 12.00 WIB.
Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja yang dilakukan di PT. Acset Indonusa Tbk –
Thamrin Nine Project, antara lain :
1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project
2. Struktur Organisasi SHE PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project
3. Struktur organisasi P2K3 PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project
4. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan kelembagaan K3 dan keahlian K3.
5. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT.
Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project.

1.4 Landasan Hukum


Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan kami terkait pada dasar hukum dan
peraturan perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar hukum
yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang SMK3.
4. Permenaker RI No. 4 tahun 1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
5. Permenaker RI No. 02 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6. Permenaker RI No. 04 tahun 1995 tentang Perusahaaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
7. Permenaker RI No. 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan K3
8. Permenaker RI No. 15 tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
Tempat kerja
9. Permenaker RI No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
10. Permenaker RI No. 26 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
11. Permenakertrans RI No.Per/03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja
12. Kepmenaker RI No.Kep/187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2. 1 Pabrik Gula Lestari

Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Nusantara X, Pabrik Gula Lestari


Jenis Badan Usaha : BUMN
Bidang Usaha : Industri Gula Kristal Putih
No. Telepon : (0358) 551439
Website : http://ptpn10.co.id/
Jumlah Tenaga Kerja
*) Laki - laki : 665 Orang
*) Perempuan : 11 Orang

Sejarah berdirinya Pabrik Gula Lestari (PG. Lestari) tidak lepas


dari sejarah berdirinya perusahaan industri gula yang ada di Indonesia.
Pabrik Gula Lestari merupakan pabrik gula yang berada di bawah naungan
perusahaan gula PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang merupakan
kantor direksi sekaligus kantor pusat pengendalian dari Pabrik Gula
Lestari.

5
Pada Tahun 1909, bangsa Belanda mulai mendirikan Pabrik Gula
Lestari yang dipelopori oleh "CV. CULTUR MAATCHAPPY (C.V.C.M)
Panji Tanjungsari" yang berkedudukan di Amsterdam. Sedangkan
Pengurusan serta tata usaha dari Pabrik Gula Lestari diserahkan kepada
Trademen On Van Kerchen Indonesia yang pada waktu itu berada di
Surabaya.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintahan Negara Republik
Indonesia No. 15 Tahun 1996, didirkan satu perusahaan perseroan
(Persero) baru, dengan nama "Perusahaan Perseroan (Persero)
PT.Perkebunan Nusantara X".

Wilayah Pabrik Gula Lestari di Kebupaten Nganjuk terbagi dalam sepuluh


wilayah yang tersebar dalam sepuluh wilayah kerja yang meliputi:

1. Wilayah Kecamatan Baron

2. Wilayah Kecamatan Tanjung Anom

3. Wilayah Kecamatan Ngronggot

4. Wilayah Kecamatan Kertosono

5. Wilayah Kecamatan Patianrowo

6. Wilayah Kecamatan Lengkong

7. Wilayah Kecamatan Jatikalen

8. Wilayah Kecamatan Gondang

9. Wilayah Kecamatan Sukomoro

10. Wilayah Kecamatan Rejoso

2.2 Lokasi
Jalan Raya Lestari, Ngrombot, Patianrowo, Kertosono, Jawa Timur 64391

6
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PTPN X

7
2.4 Struktur Organisasi P2K3

Ketua I
Sonhadji, S.P
Wakil Ketua II
Catur Joko Prabowo, ST,
MM
Wakil Ketua III
Hugeng M. Masluh, SE
Wakil Ketua IV
Evan Muliawan, A.Md
Wakil Ketua V
Suyud, SP

Sekretaris I
Silvia Eka Ristika Sari, ST
Sekretaris II
Hafid Sriagam, ST
Sekretaris III
Dosis Hermawan, ST
Sekretaris IV
Sugianto, ST

Anggota
Nama Bagian
- Agus Ngurah Swastika Instalasi
- Yeppy Kusuma, SP Tanaman
- Sugeng Santoso Keuangan
- Elok Sugianto Instalasi
- Joko Mulyono Instalasi
- Suud Herukamto Pengolahan
- Hadi Siswanto Pengolahan
- Wis Sudjarsono Instalasi
- Agung Budi Raharjo Instalasi
- Sunaryo Instalasi
- Sunaryo Pengolahan
- Sopan Arif Budiono SDM
- Eko Romwahyudi SDM
- Suyitno KAKAM
- Parnowo, S, MM Tanaman – TMA
- Subur Suko H QA
- dr. Rema Damayanti Achyar Poliklinik
- dr. Sherlly Agustin Poliklinik

Gambar 2.3 Struktur Organisasi P2K3

8
2.5 Produk dan Jasa
Proses produksi gula kristal putih di pabrik-pabrik gula PT
Perkebunan Nusantara X mempergunakan proses defekasi-sulfitasi dengan
bahan baku tebu.
1. Industri Gula yang dipasarkan didalam negeri melalui persaingan
bebas dan terkoordinir (lelang dan negosiasi), sedangkan pembeli
produk tetes adalah pabrikan (End User) dan tender.
2. Tembakau, dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri
(pabrikan) dan pembeli pedagang (trader), juga dipasarkan ke luar
negeri (ekspor) dengan mengirim produk contoh.

2.6 Visi dan Misi


Berikut ini adalah visi dan misi PT Pabrik Gula Lestari
Visi:
Menjadi perusahaan agribisnis berbasis tebu dan tembakau yang unggul
dan berdaya saing di tingkat regional.
Misi:
Sebagai perusahaan industri perkebunan terintegrasi yang berbasis tebu
dan tembakau yang memberikan nilai tambah (value creation) bagi
segenap stakeholder dengan :
a. Menghasilkan produk perkebunan yang bernilai tambah serta
berorientasi kepada konsumen.
b. Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational
excellence) melalui perbaikan dan inovasi berkelanjutan dengan tata
kelola perusahaan yang baik.
c. Mengembangkan kapabilitas organisasi, teknologi informasi dan SDM
yang prima.
d. Melakukan optimalisasi pemanfaatan aset untuk memberikan imbal
hasil terbaik bagi pemegang saham.
e. Turut serta dalam mengingkatkan kesejahteraan masyarakat dan
menjaga kelestarian lingkungan untuk kebaikan generasi masa depan.

9
2.7 Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3

Berikut ini merupakan hasil temuan selama observasi di PT.


Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project.
Tabel 2. 1 Hasil Observasi Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3

No Temuan Positif Temuan Negatif


Adanya jalur pejalan kaki sebagia
pembatas antara pejalan kaki dan Terdapat pekerja yang tidak
1. aktivitas proyek
menggunakan APD
2. Terdapat rambu informasi jalur evakuasi Terdapat safety sign yang
ditempatkan di tempat yang tidak
terlihat
Drum penyimpanan sudah diberi
3. label/tanda Pemasangan dan pemeliharaan
APAR tidak tepat

4. Memiliki tenaga ahli k3 kimia, ahli k3 Kotak P3K tidak sesuai dengan
listrik, ahli k3 PUBT, dan ahli ak3 peraturan yang berlaku
Umum
5. Perusahan telah memiliki kebijakan K3 Belum ada statistic kecelakaan
kerja
6. Perusahaan telah melakukan identifikasi
bahaya dan pengendalian resiko
7. Perusahaan telah memiliki sasaran,
target dan program terkait K3
8. Terdapat pelatihan SMK3
9. Pabrik Gula Lestari telah melaksanakan
simulasi gawat darurat setahun sekali
10. Terdapat jalur evakuasi dan titik kumpul
11. Perusahaan menyediakan Alat
Pelindung Diri untuk para pekerja
10
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Temuan pada Bidang Kelembagaan, Keahlian K3 dan SMK3


Berdasarkan peninjauan lapangan, PT. Acset Indonusa Tbk –
Thamrin Nine Project. Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkas audit SMK3 yang
terdokumentasi. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang
dilakukan pada tanggal 12 Febriari 2020, diperoleh beberapa temuan
positif dan temuan negatif pada bidang Kelembagaan, Keahlian K3
dan SMK3 PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project.
3.1.1 Temuan Positif
Beberapa temuan positif yang ditemukan pada PT. Acset
Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project dapat dilihat pada Tabel 3.1.
3.1.2 Temuan Negatif
Beberapa temuan negatif yang ditemukan pada PT. Acset
Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project dapat dilihat pada Tabel 3.2.

11
Tabel 3. 1 Temuan Positif di PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project.

N TEMUAN ANALISA POTENSI BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN


O YANG TIMBUL HUKUM
1 Adanya jaur untuk pejalan kaki Upaya pengusaha Kendaraan yang Dilakukan sosialaisasi PP No. 50 Tahun
dalam menerapkan keluar masuk yang mengenai jalur untuk 2012 pasal 10 ayat 2
SMK 3 sudah ada di tempat kerja pejalan kaki baik dan 4
diterapkan. Hal ini menjadi tidak untuk pekerja ataupun
bertujuan untuk kondusif untuk pengunjung.
memgurangi resiko
kecelakaan dan PAK
di tempat kerja serta
pekerja dapat bekerja
dengan aman dan
nyaman

2 Perusaha telah memiliki struktur Pada PT. Acset jika tidak ada struktur Memberikan saran 1. UU No. 1 tahun
organisasi P2K3 Indonusa Tbk – organisasi maka tidak dan pertimbangan 1970 Bab VI
Thamrin Nine Project. ada tim yang baik diminta Pasal 10 ayat 1.
Telah terbentuk membantu antara maupun tidak oleh 2. Peratuaran
struktur organisasi pengusaha dan pengurus masalah Menteri Tenaga
P2K3 yang memiliki pekerja serta dapat K3 Kerja RI No.
jumlah pengurus 18 menguranngi 04/MEN/1987
orang efektifitas pekerjaan tentang P2K3
serta tata cara
penunjukkan
Ahli
Keselamatan
Kerja Pasal 2
ayat 1, Pasal 3,
Pasal 4 Ayat 1
3. PP 50 Tahun
2012 tentang
Penerapan
SMK3 point
1.4.3, 1.4.4, 1.4.5

3 Terdapat rambu informasi jalur evakuasi upaya pengusaha Jika tidak terdapat Sosialisasi pada 1. PP No. 50 Tahun
dalam memberikan rambu informasi pekerja pentingnya 2012 Lampira II
arah untuk keadaan evakuasi maka dapat jalur evakuasi ketika huruf A tentang
darurat sudah menyebabkan terjadi sesuatu yang kriteria Audit
dilakukan sehingga pekerja bingung tidak diinginkan. SMK3 point
proses evakuasi dalam 6.7.1, 6.7.2
diharapkan dapat menyelamatkan diri 2. PP No. 50 Tahun
dilakukan dengan jika terjadi bahaya. 2012 pasal 11
singkat. ayat 2 huruf G
4 Simulasi kebakaran dilakukan setahun Perusahaan Jika tidak dilakukan Dilakukan secara 1. PP No. 50 tahun
sekali memiliki simulasi maka rutin dan lebih baik 2012 tentang
dokumentasi tentang pekerja akan didokumentasikan penerapan SMK3
simulasi kebakaran kebingungan dan agar menjadi bahan point 6.9
dan memiliki tim kelabakan jika untuk pembelajaran 2. Keputusan
medis sewaktu waktu Menteri Tenaga
terjadi kebakaran Kerja RI No.
186/MEN/1999
Tentang
penanggulangan
kebakaran di
tempat kerja
Pasal 2 ayat 2
point e
5 Drum penyimpanan sudah diberi label/tanda Benda yang rawan Jika drum tidak diberi Diakukan sosialisasi
akan kecelakaan Pada tanda/ label, sewaktu terhadap tanda tanda
PT. Acset Indonusa waktu dapat bahay dan bahan
Tbk – Thamrin Nine digunakan oleh bahan berbahaya
Project. pekerja dan dapat
menimbulkan bahaya
karena tidak
diketahuinya bahan
yang terkandung di
dalam drum tersebut

6 Terdapat batas area aman Pembatas ini Jika tidak adanya Dilakukan sosialisasi
berfungsi agar jika Batasan antara dan pengawasan
terdapat pengunjung, pekerja dan terhadap pekerja
pengunjung tersebut pengunjung, maka dan pengunjung
tidak sembarangan pengunjung yang yang dating.
masuk ke area tidak tahu dapat
pekerjaan yang memasuki area
baerbahaya pekerja dan

7 Terdapat work permit Setiap kegiatan atau Tidak adanya work Dilakukan
pekerjaan harus ada permit dapat pengecekan dan
izin terlebih dahulu menimbulkan pengawasan
agar setiap pekerjaan kecelakaan kerja yang terhadap pekerja
sesuai dengan aturan sedang dilakukan oleh yang bukan ahli di
yang ada pekerja yang kurang bidangnya
kompeten di
bidangnya

8. Adanya Medical Check up untuk Para karyawan/staf Jika tidak dilakukan


karyawan yang bekerja PT. MCU bagi para
Acset Indonusa Tbk – pekerja maka
Thamrin Nine Project. perusahaan tidak
Dilakukan 1 kali tahu kekurangan
dalam setahun dari pekerja
tersebut.

9 Meletakan kabel di tempat yang jauh dari Jika kabel


area jalan diletakkan
disembarang tempat
dan tidak rapih
maka dapat
menimbulkan
bahaya seperti
pekerja tersandung
kabel atau kabel
dapat terkena air
yang mengalir di
lantai.
10 Adanya penilaian HIRAC Adanya HIRAC Jika tidak ada Melakukan evaluasi
diharapkan mampu HIRAC maka rutin mengenai
mendapatkan perusahaan tidak kecelakaan kerja
penilaian terhadap dapat melakukan agar pekerjaan di
pekerjaan yang evaluasi terhadap lapangan sesuai
dilakukan pekerja kinerja pekerja dan dengan standart
atau penilaian evaluasi seberapa yang berlaku
seberapa bahaya bahaya pekerjaan
pekerjaan tersebut. tersebut
11 PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Dengan adanya Pertahankan dan
Project telah mendapatkan sertifikasi sertifkat SMK3 yang tingkatkan
SMK3 sudah didapatkan
perusahaan
diharapkan dapat
mempermudah
dalam melakukan
kebijakan kebijakan
k3 di setiap
pekerjaan

12 Terdapat informasi pemakaian APD saat Perintah pemakaian Jika pekerja tidak Lakukan evaluasi
memasuki area kerja APD di area kerja memakai APD maka dan pemantauan
diharapkan dapat pekerja dapat terhadap pekerja
meminimalisir melanggar undang
terjadinya penyakit undang dan
akibat kerja meningkan potensi
bahaya karna
bahaya dapat terjadi
dimana saja dan
kapan saja.
13 Di area kerja sudah terdapat rambu rambu Dengan adanya Pertahankan dan
kerja rambu rambu dapat berikan sosialisasi
memberikan terhadap perambuan
informasi kepada agar pekerja tidak
pekerja. bingung

Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Acset Indonusa Tbk – Thamrin Nine Project.

No TEMUAN ANALISA POTENSI REKOMENDASI LANDASAN


BAHAYA HUKUM
1 Tanda Assembly point yang kurang tepat dan Dapat dilihat dari Menyebabkan Sebaiknya diletakan
terhalang gambar bahwa kebingungan bagi tanda
assembly point yang pekerja/ pengunjung diletakkan/ditempel
terhalang oleh jika sewaktu waktu di area dengan jarak
bangunan di terjadi bahaya dan pandang yang tidak
sebelahnya kebingungan ketika sempit
diinfikan untuk
berkumpul di
assembly point
karena tidak terlihar
atau terhalang.

2 Tidak memakai alat pelindung diri Pekerja yang tidak Tangan dapat Meninggkatkan
menggunakan APD terkena karat dari kepedulian pekerja
yaitu sarung tangan besi dan terhadap peraturan
seperti gambar di mengakibatkan dan keselamatan
samping dapat penyakit pada yang dapat
menyebabkan pekerja seperti dilakukan denga
pekerja terkena tertusuk, tertimpa. cara TBM sebelum
irisan dari besi atau melakukan
karat dari besi yang pekerjaan.
dapat masuk ke
tangan yang terluka.

3 Penghalang tidak sesuai dengan standar Pagar yang tidak Pagar yang Dilakukan inspeksi
sesuai terpasang belum dan mengganti
sesuai dengan dengan pagar yang
peraturan yang ada lebih aman
dan dapat
menyebabkan
kecelakaan kerja
seperti pekerja
masuk kedalam
lubang
4 Terdapat kabel di area lalu lalang dan kabel Kabel dapat melillit
yang tidak tersusun rapih serta area kerja pekerja yang lewat
yang gelap karena area yang
gelap dan kabel
tidak tersusun rapi.
5

6
7

8 Terdapat material di area walkway


27
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan SMK3 di PG Lestari telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tetapi dalam pelaksanaan terdapat beberapa kekurangan.
Berdasarkan hasil observasi kunjungan Praktik Kerja Lapangan pada Pabrik Gula
Lestari dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD
2. Terdapat safety sign yang ditempatkan ditempat yang tidak terlihat
3. Pemasangan dan pemeliharaan APAR tidak tepat
4. Kotak P3K tidak sesuai dengan standar yang ada di peraturan perundang-
undangan
5. Perusahaan belum membuat statistik kecelakaan kerja

4.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya lebih tegas dalam menerapkan kebijakan yang berlaku di
perusahaan dan melakukan pemataun secara rutin terhadap pekerja sesuai
dengan Sistem Menenjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Perusahaan sebaiknya melakukan pemantauan dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri
3. Perusahaan sebaiknya meletakkan safety sign yang mudah terlihat oleh tenaga
kerja dan orang lain yang berada di area perusahaan dan mengganti safety sign
yang rusak dengan yang baru
4. Perusahaan disarankan untuk pemasangan dan pemeliharaan APAR sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
5. Perusahaan seharusnya menyediakan fasilitas P3K yang sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan melakukan pelaporan serta
pemantauan secara rutin terkait sarana atau fasilitas P3Kdi tempat kerja melalui
petugas P3K
6. Perusahaan sebaiknya membuat statistik kecelakaan kerja agar dapat
mengatahui jumlah kecelakaan kerja yang terjadi tiap bulan maupun tahun.

28
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2012


Modul Pembinaan Calon Ahli K3 Umum Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Tahun 2018

Ptpn10.co.id, “PG Lestari Optimis Raih Rendemen di atas 7,8 Persen”, 2 Mei
2019, ˂ http://ptpn10.co.id/blog/pg-lestari-optimis-raih-rendemen-di-atas- 78-
persen ˃ [diakses 25 Juli 2019]

29
LAMPIRAN

1. Jika tidak melakukan pemeriksaan uji boiler, apakah mempengaruhi hasil


penilaian pencapaian sistem manajemen kesehatan dan kesehatan kerja?
Jawab: Hal tesebut mempengaruhi hasil dari penilaian SMK3 karena
pencapaian Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2015 poin 6.5.1 masuk
dalam kriteria penilaian tingkat penerapan SMK3 transisi.

2. Apakah audit eksternal sudah pernah dilakukan di PG Lestari?


Jawab: Tidak ada dokumen yang menunjukan tingkat pencapaian hasil audit
eksternal.

3. Apa kategori tingkat SMK3 yang diterapkan di PG Lestari?


Jawab: Belum ada audit eksternal yang dilakukan pada PG Lestari, hal ini
dikarenakan tidak ditemukan dokumen hasil audit eksternal.

4. Apakah pemeriksaan uji pada alat-alat produksi sangat mempengaruhi hasil


penilaian penerapan SMK3?
Jawab: kegiatan pemeriksaan uji alat-alat produksi masuk dalam kriteria
penilaian kategori tingkat transisi, namun jika perusahaan masih menerapkan
SMK3 pada tingkat awal, hal tersebut tidak mempengaruhi hasil penilaian.

5. Apakah manfaat dan tujuan pembentukan tim audit internal?


Jawab: Audit internal dilakukan dengan ketentuan yang sama dengan audit
eksternal namun dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, hal ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat penerapan SMK3 pada setiap bagian di perusahaan
sehingga bisa dilakukan usaha perbaikan dan hasil pencapaian penilaian
SMK3 pada audit eksternal lebih baik

30
6. Apakah ada kecelakaan kerja yang terjadi? Adakah langkah pencegahan
kecelakaan dari pihak perusahaan?
Jawab: Kami tidak menemukan data statistik kecelakaan, sehingga belum bias
diketahui jumlah kecelakaan yang terjadi pada perusahaan. Jika terjadi
kecelakaan, korban akan dibawa ke klinik perusahaan untuk mendapatkan
penanganan.

7. Kotak P3K sudah terisi, mengapa digolongkan temuan negatif?


Jawab: Penempatan kotak P3K tidak tepat, dan isi kotak P3K tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

8. Apakah setiap perusahaan wajib melakukan audit eksternal?


Jawab: Audit eksternal wajib dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai
potensi besar, antara lain perusahaan pertambangan, perminyakan.

31

Anda mungkin juga menyukai