Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIK KERJA
LAPANGAN
DI PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE-14

Yas Ageng Wicakso


Ina Hanisa
Melda Putri
Muhammad Rafly
Niko Alvio
Henry Jhonatan

PENYELENGGARA
PT. ASNOR MANAJEMEN INDONESIA
BATAM, DESEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan tepat
waktunya. Laporan PKL ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
pelaksanaan Pembinaan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Angkatan 14 (Empat Belas
Tahun 2023.

Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT.
BINTAN ALUMINA INDONESIA, PT. Asnor Manajemen Indonesia, para Instruktur
Pembimbing dan dorongannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan, serta rekan-rekan peserta Pembinaan dan Sertifikasi Ahli K3
Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidak sempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya kesempurnaan
isi maupun penulisan laporan PKL ini.

Batam, 15 Oktober 2023

KELOMPOK 1

ii
DAFTAR ISI

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM.............................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................6

PENDAHULUAN.....................................................................................................................6

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................6

1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................................................7

1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................................8

1.4 Dasar Hukum....................................................................................................................9

1.4.1 Bidang Keahlian Dan Kelembagaan..........................................................................9

1.4.2 Bidang SMK3..........................................................................................................10

BAB II.....................................................................................................................................14

KONDISI PERUSAHAAN....................................................................................................14

2.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA....................................................................14

2.2 TEMUAN HASIL OBSERVASI...................................................................................16

2.2.1 Temuan Positif/Kesesuaian Bidang Keahlian dan Kelembagaan............................16

2.2.2 Temuan Positif/Kesesuaian Bidang SMK 3 (Sistem Manajemen K3)....................16

2.2.3 Temuan Negatif/Ketidaksesuaian SMK3 (Sistem Manajemen K3).. SMK3 (Sistem


Manajemen K3).......................................................................................................18

ANALISIS...............................................................................................................................18

Analisa Temuan Positif Bidang Keahlian dan Kelembagaan..............................................19

ii
i
Analisa Temuan Positif SMK3.............................................................................................20

Analisa Temuan Positif Kelembagaan.................................................................................21

BAB IV....................................................................................................................................28

PENUTUP...............................................................................................................................28

1. Kesimpulan...................................................................................................................28

2. Saran..............................................................................................................................28

i
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya


kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK) dan pencemaran lingkungan yang dapat
membahayakan serta dapat menyebabkan cedera kepada tenaga kerja, karena dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Suatu kemungkinan berupa kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK) dapat
diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman dan kemampuan
serta keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai.
Oleh sebab itu menjadi keharusan bagi perusahaan untuk memperhatikan tenaga
kerja sebagai factor dan indikator penting dalam meningkatkan produksi dan
produktivitas, upaya meningkatkan produktivitas karyawan mutlak dilakukan oleh setiap
perusahaan agar sumberdaya yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien
sehingga besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak banyak yang sia-sia dan
hasil produksi atau target yang diharapkan dapat tercapai dengan hasil maksimal.
Upaya penegakan K3 secara kelembagaan adalah salahsatu cara untuk
menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar selalu sehat,
nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai melakukan
pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas pada perusahaan tersebut dapat
mencapai level tertinggi.
Salahsatu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai K3
Kelembagaan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada K3 Umum, K3 Kelembagaan dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan pengolahan limbah
berbahaya perlu dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat kepedulian sebuah
perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang

5
positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi
dan kelancaran dalam peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang
bersih atau tidak sehat dimana kondisi lingkungannya sering terpapar zat yang bahaya
mempengaruhi kesehatan dan dapat meningkatkan angka penyakit akibat kerja (PAK)
dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan
dan banyak lagi dampak negatif lainnya
kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan
banyak lagi dampak negatif lainnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam


pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U), dimaksudkan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan dalam konteks yang
lebih praktikal sehingga peserta memiliki semua pengetahuan teoritis dan juga
pengetahuan lapangan serta dapat mengimplementasikan teori tersebut secara
langsung. Selain itu, PKL ini juga dimaksudkan untuk membekali pengetahuan
bagi para calon AK3U mengenai K3, dengan praktik nyata dalam penerapan

persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja,


meliputi penerapan K3 Kelembagaan, lingkungan kerja dan bahan berbahaya.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian
dari kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
(AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja.
Melalui PKL, calon Ahli K3 Umum dapat mengetahui tugas dan
tanggungjawabnya sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam surat keputusan
penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan di dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 9 dan Pasal 10.

6
Tujuan dari Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
(AK3U) ini mengikuti PKL di PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA, pada
Tanggal 13 Desember 2023 adalah supaya wawasan yang diperoleh selama PKL
dapat menambah pengetahuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 di
tempat kerja nantinya. Serta melakukan pengawasan serta perbaikan yang
berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan kerja di
perusahaan yang disebabkan oleh faktor lingkungan kerja.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui
penerapan peraturan dan normal K3 di perusahaan yang dikunjungi. Dan laporan
ini juga bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk
menghindari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

1.3 Ruang Lingkup


1. Kelembagan dan Keahlian K3
a) P2K3 (pengesahan, ketua, sekretaris, program kerja, laporan pertiga bulan,
rapat bulanan), SKP, tenaga ahli.
b) Ahli K3 Umum.
2. SMK3
a. Kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3, rencana K3, pemantauan K3
dan evaluasi kinerja K3 dan peninjauan dan peningkatan kinerja kerja.
b. Audit internal dan audit eksternal K3.

1.4 Dasar Hukum

Undang-undang No.1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja.

1.4.1 Bidang Keahlian Dan Kelembagaan:

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.4 Tahun 1987 Tentang Panitia


Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Peraturan Menteri No 18 Tahun 2016 Tentang Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

7
3. Peraturan mentari tenaga kerja No. Per. 02/MEN/1992 tentang cara
penunjukan kewajiban dan wewenang Ahli Keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 155 Tahun 1984 Tentang Pembentukan,
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional,
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 239 Tahun 2003
Tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Umum.
6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 02 Tahun 2011
Tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Perusahaan Jasa
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (PJK3).

1.4.2 Bidang SMK3

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 Tahun 1992 Tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem
Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3).
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 26 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen K3.
5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 03 Tahun 2011

Tentang Pelaksanaan Ahli Keselamatan Kerja Sebagaimana Yang Dimaksud


Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Yang Selanjutnya Disebut Ahli K3.

8
1.4.3 Bidang Lingkungan Kerja

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Pasal


22.
2. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No 33 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Pengawasan Tenaga Kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmisi RI No.05 Tahun 2018
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

4. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/216/2020

Tentang Protokol Pencegahan Penularan Coronavirus Disease (Covid 19) Di

Tempat Kerja.

9
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA

PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA mulai beroperasi pada tanggal 8 Desember


2018. PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan bauksit dan logistik, yang berlokasi di Kabupaten Bintan ,Provinsi Kepulauan
Riau dengan luas 2.333,6 Hektar. PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA telah memasarkan
produk alumina kepada 2 perusahaan, yaitu Press Metal Alumina (Malaysia) dan Glencore
(USA). Saat ini PT BINTAN ALUMINA INDONESIA memiliki karyawan sebanyak
100.000 orang. Infrastruktur terbangun masa depan PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA
yaitu, refinery alumina. Pembangkit listrik tenaga uap, water reservoir, pelabuhan, dormitory,
gas plant, dan jalan kawasan. Rencana pengembangan di masa depan dengan perluasan
kawasan ekonomi eksklusif (KEK) Galang Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Riau. Lahan
dikuasai sebesar 75% dari total usulan (surat Dirut PT BAI) berdasarkan Perda RTRW
Kabupaten Bintan peruntukan tata ruang di lokasi KEK: kawasan pertanian, pariwisata,
ekosistem mangrove, pertambangan, perkebunan, hutan produksi. Dengan potensi investor
PT Amerind Global yang akan mengembangkan industri senjata dan amunisi seluas kurang
lebih 200 ha.

Kami bersemangat untuk mempertahankan produktivitas yang efisien dan tinggi, serta
kami juga mematuhi peraturan kesehatan dan keselamatan kerja untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan aman, memastikan untuk memberikan yang terbaik
kepada klien kami. Kami mampu menyediakan layanan yang terbaik sehingga klien Puas
dengan hasil kerja kami. Kami juga menyediakan pabrikasi modul dan mendesain ulang
modul untuk menunjang permintaan di industri oil & gas. Layanan service kami mencakup
dalam dan luar negeri.

10
2.2 TEMUAN HASIL OBSERVASI

Temuan hasil observasi di PT. BINTAN ALUMINA INDONESIA dibagi menjadi 2

yaitu temuan positif dan temuan negatif dari beberapa bidang :

Temuan Positif/Kesesuaian Bidang Keahlian dan Kelembagaan

1. Memiliki struktur organisasi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja). Diketuai oleh direktur PT BINTAN ALUMINA INDONESIA, sedangkan
sekretaris P2K3 di PT BINTAN ALUMINA INDONESIA yaitu Ahli K3 Umum
yang ditunjuk langsung oleh pimpinan. Anggota P2K3 terdiri dari masing-masing
departemen yang sudah ter sertifikasi. (Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Pasal 10
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.04 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. PT BINTAN ALUMINA INDONESIA, sudah memiliki tenaga ahli dalam masing-
masing departement yang sudah tersertifikasi, karena disini tenaga ahli memiliki
kewajiban untuk mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan K3 dalam
perusahaan. Personil K3 terdiri dari paramedis, Ahli K3, Teknisi K3, Operator K3,
Juru, Pekerja Ketinggian, dan Audit.

3. P2K3 setiap 1 bulan sekali melakukan rapat rutin untuk membahas Risk
Assesment terkait temuan bahaya di tempat kerja (Kepmenker No. 155 Tahun
1984 Pasal 6)

4. Ahli K3 umum Yang sudah mempunya lisensi dan sudah diakui dari kementerian
tenaga kerja. (Peraturan Menteri Tenaga kerja No.4 Tahun 1987 pasal 3). Ahli K3
Umum sudah menjalankan kewajiban dan kewenangan, yaitu dengan memonitor,
memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan memberikan persyaratan
serta pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2.1 Temuan Positif/Kesesuaian Bidang SMK 3 (Sistem Manajemen K3)

1. K3 atau sign board. (Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Pasal 8).

2. Memiliki Petugas yang bertanggung jawab penanganan keadan darurat dan telah
mendapatkan pelatihan (Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 pasal 18).

11
3. Pembinaan dan pelatihan yang mengacu pada sertifikasi tenaga kerja.

4. Bertanggung jawab terhadap lingkungan kerja yang bersih dan nyaman,dalam upaya
meningkat efesiensi dan produktivitas.

2.2.4 Temuan Negatif kelembagaan, keahlian dan SMK3

1. Pelaksanaan Pemeriksaan dari Eksternal Audit oleh PJK3 tidak dilakukan hal ini tidak sesuai
dengan (Permenaker No 26 tahun 2014 pasal 3
2. Peralatan yang berantakan dilingkungan kerja setelah selesai operasi.
3. Penggunaan APD dan scaffoulding yang tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
berperoduksi.
4. Adanya MSDS yang terletak dekat askes keluar masuk.
5. Tidak adanya simbol pada peralatan produksi.

12
BAB III
ANALISIS

3.1 Analisa Temuan Positif Bidang Keahlian dan Kelembagaan

No Foto Temuan (Finding) Analisa Saran Dasar hukum


Struktur P2K3 Sudah Memiliki struktur Agar segera mengurus Undang-Undang No.1
organisasi P2K3 internal P2K3 yang telah di Tahun 1970 Pasal 10
1. perusahaan namun belum sahkan Kemnaker dan Peraturan Menteri Tenaga
disahkan Kemnaker lalu di pajang dan di Kerja No.04 Tahun 1987
tempel di mading HSE Pasal 2 Ayat (1) dan (2)
Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2011 (PUIL 2011)

Sekretaris P2K3 Yaitu seorang Ahli K3 Umum Berdasarkan hasil wawancara, PT Hal ini sudah sesuai Peraturan Mentri tenaga kerja
BAI dengan peraturan no 04 Tahun 1987

13 | P a g
Analisa Temuan Positif SMK3
No Foto Temuan Analisa Saran Dasar hukum
2. Adanya Rambu Bahaya K3 Sudah terpasangnya Ramb- Tetap dipertahankan Peraturan Pemerintah
rambu bahaya K3 di area-area dan selalu No. 50 Tahun 2012
lokasi kerja diinformasikan tentang Pasal 8).
rambu-rambu k3 dan
potensi bahayanya

No Foto Temuan Analisa Saran Dasar hukum


3. Adanya unit tanggap darurat Sudah adanya unit tanggap Tetap dipertahankan Peraturan Pemerintah No. 50
darurat dan selalu Tahun 2012 Pasal 3).
Melaksakan pertemuan Permenaker No.186 tahun
rutin/non rutin kinerja 1999 tentang team kebakaran.
unit tanggap darurat

14 | P a g e
4 Lisensi tenaga kerja Menyeleksi dan
operator gantry crane sertifikasi tenaga kerja
terutama yang
beroperasi dengan
pesawat.

PP No.50 TAHUN 2012


Permenaker No. 4 tahun 1995
tentang perusahaan jasa K3.
Permenaker No. 2 tahun 1992
Sertifikasi tenaga kerja
Perusahaan diminta tentang Ahli K3. Tenaga kerja
untuk sertifikasi tenaga yang sudah tersertifikasi untuk
kerja agar operasi pengendalian kecelakaan kerja.
dapat berjalan sesuai
dengan aturan K3.

15 | P a g e
No. Foto Temuan Analisis Saran Dasar Hukum
Signboard bahaya dan APD yang Memperbanyak signboard Undang-undang No. 1
diprtlukan. diperusahaan sebagai upaya tahun1970.
mencegah kecelakaan.

Terlihat P2K3 sedang menerapakan Wajib untuk menerapkan k3 P2K3 setiap 1 bulan sekali
sebelum proses
Risk assesmant melakukan rapat rutin untuk
membahas Risk Assesment
terkait temuan bahaya di
tempat kerja (Kepmenker
No. 155 Tahun 1984 Pasal 6

16 | P a g e
Hydrant sudah dilengkapi No.telpon Mencantumkan kontak yang Undang-undang No. 1 tahun
pemadam kebakaran dan HSE berhubungan dengan 1970 tentang K3.
perusahaan. penanggulangan kebakaran Permenaker No. 186 tahun
disetiap alat pemadam 1999 tentang penanggulangan
kebakaran. kebakaran.

Lingkungan kerja yang bersih dan Penghijauan lingkungan Undang-undang No 1 tahun


1970 tentang K3.
nyaman kerja yang banyak
Permenaker No. 5 tahun 2018
menghasilkan debu dan tentang K3 lingkungan kerja.
gas.

Melakukan struktur yang di 1. Undang-Undang No.1 Tahun


selenggrakan oleh PJK3 1970 Pasal 10 Peraturan Menteri
Tetap di pertahankan untuk Tenaga Kerja No.04 Tahun 1987
selalu di komunikasikan Pasal 2 Ayat (1) dan (2
tentang struktur k3 di tempat
kerja

17 | P a g e
Temuan negatif Kelembagaan dan keahlian
No Temuan foto Analisa Saran Dasar Hukum
1. Lingkungan kerja yang tidak Melakukan Permenaker No. 05 Tahun
rapi, berserakan. Penataan dan kerapian 2018
peralatan kerja di
Pasal 1 dan Permenaker 12
lingkungan kerja sebelum dan
tahun
sesudah bekerja
2015

2. Peralatan dan bahan yang Melakukan penataan dan


Permenaker No. 05 Tahun
berserakan, kabel listrik mengembalikan peralatan dan
2018
bahan setelah digunakan.
Pasal 1 dan Permenaker 12
tahun
2015

3. Tidak adanya simbol k3 Harus ada simbol k3 agar Peraturan Menteri


tenaga kerja yang baru Negara Lingkungan
training tidak tau panas atau Hidup No. 03 Tahun
tidaknya alt tersebut 2008. entang Tata Cara
Pemberian Simbol dan
Label Bahan Berbahaya

18 | P a g e
dan Beracun

19 | P a g e
4 Terdapat fire hydrant di Meningkatkan keamanan jika No : PER.04/MEN/1980 pasal 4
depan pintu terjadi kebakaran di wilayah tentang syarat syart dan
tersebut pemelihara alat pemadaman api
ringan DAN PEMELIHARAN
ALAT PEMADAM API
RINGAN PASAL 4

5
Tidak memakai APD yang Pemberian APD yang lengkap Undang-undang No. 1 tahun
1970 Bab 3 pasal 3. Pemakaian
lengkap ketika berada di kepada tenaga kerja. APD dan keserasian antara
lingkungan kerja. Scaffoulding yang sesuai dengan
tenaga kerja dan peralatan kerja.
Disini penggunaan scaffoulding aturan K3.
yang tidak sesuai dengan
peraturan K3.

20 | P a g e
Analisa Negatif Sistem Manajemen (SMK3)

No Foto Temuan (Finding) Analisa Saran Dasar hukum


8. Pelaksanaan sertifikasi auditor dari audit eksternal oleh Berdasarkan hasil Sebaiknya bagi Permenaker No. 26 Tahun 2014
PJK3 tidak dilakukan, hal ini tidak sesuai dengan wawancara telah Perusahaan ini segera Pasal 3
Permenaker No 26 tahun 2014 pasal 3 dilakukan internal memiliki sertifikasi
audit, namun sedang SMK3
menuju dilakukannya perusahaan.karna
sertifikasi SMK3 dan sesuai dengan regulasi
Audit eksternal

21 | P a g e
[Document title]

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa PT. Bintan Alumina
Indonesia telah UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Namun masih terdapat beberapa hal temuan yang masih belum memenuhi syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga perlu adanya perbaikian dengan pembinaan
atau pendidikan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan sudah
memiliki P2K3 yang telah terdafar di DISNAKER setempat..
4.2 Saran

Untuk pengembangan dan perbaikan yang lebih lanjut, maka kami memberikan
saran yang memungkinkan membantu dan bermanfaat yang berkaitan dengan hasil
observasi diatas adalah sebagai berikut:

2. Dari temuan positif kami menyarankan untuk dipertahankan dan tetap melakukan
evaluasi secara berkala untuk memastikan perbaikan secara berkesinambungan dan
dilaksanakan secara konsistensi dan sesuai dengan peraturan perundangan keselamatan
dan kesehatan kerja.

3. Dari temuan negatif kami menyarankan untuk memperbaiki dan diperhatikan lebih
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat kerugian baik pada
perusahaan maupun manusia.

Anda mungkin juga menyukai