Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI PT. KARIMUN MARINE SHIPYARD
BIDANG KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN, SMK3, LINGKUNGAN
KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE-1

KELOMPOK:
Belinda Nur Fitriana
Henri Asmar
Juwandi S. Putra
Rasidul Fikri
Ridho Kurniawan
Tju Hua Sung

PENYELENGGARA
PT. SIGMA ENERGI INDONESIA
KARIMUN, 09 DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ..........................................................................................................4
BAB III ANALISIS ...............................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................14
LAMPIRAN......................................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya
kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan yang dapat
membahayakan serta dapat menyebabkan celaka kepada tenaga kerja, karena dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut. Suatu kemungkinan berupa kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat
diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman dan kemampuan
serta keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai.
Oleh sebab itu menjadi keharusan bagi perusahaan untuk memperhatikan tenaga
kerja sebagai faktor penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas. Upaya
meningkatkan produktivitas karyawan mutlak dilakukan oleh setiap perusahaan agar
sumber daya yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien sehingga besarnya
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak banyak yang sia-sia dan hasil produksi
atau target yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.
Upaya penegakan K3 secara kelembagaan adalah salah satu cara untuk
menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja agar selalu sehat,
nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah selesai melakukan
pekerjaan sehingga pada akhirnya tingkat produktifitas pada perusahaan tersebut dapat
mencapai level tertinggi.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai K3
Kelembagaan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada K3 Umum, K3 Kelembagaan dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan pengolahan limbah
berbahaya perlu dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat kepedulian sebuah
perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang


positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi
dan kelancaran dalam peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang
sehat atau tidak sehat dimana kondisi lingkungannya sering terpapar zat yang bahaya
mempengaruhi kesehatan dan dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan,

1
rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi
dampak negatif lainnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U), dimaksudkan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan dalam konteks yang lebih praktikal sehingga
peserta memiliki semua pengetahuan teoritis dan juga pengetahuan lapangan serta
implementasi teori tersebut secara langsung. Selain itu, PKL ini juga dimaksudkan untuk
membekali pengetahuan bagi para calon AK3U mengenai K3, dengan praktik nyata
dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, meliputi penerapan K3 Kelembagaan, lingkungan kerja dan limbah
berbahaya.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dalam
mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Melalui PKL, calon Ahli K3
Umum dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang yang
ditentukan dalam surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan di dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 9 dan pasal 10.
Tujuan dari Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) ini
mengikuti PKL di PT. Karimun Marine Shipyard, pada tanggal 09 Desember 2021
adalah, supaya wawasan yang diperoleh selama PKL dapat menambah pengetahuan
terkait penerapan peraturan dan norma K3 di tempat kerja nantinya. Serta melakukan
pengawasan serta perbaikan yang berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko
kecelakaan kerja di perusahaan yang disebabkan oleh faktor lingkungan kerja.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui penerapan
peraturan dan normal K3 di perusahaan yang dikunjungi. Dan laporan ini juga bisa
digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk menghindari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
1.3 Ruang Lingkup
1. Bidang keahlian dan kelembagaan; SMK3
2. Lingkungan kerja
3. Bahan berbahaya

2
1.4 Dasar Hukum
1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
4. Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3).
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 Tahun 1992 Tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 26 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen K3.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 155 Tahun 1984 Tentang Penyempurnaan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Kep.125/MEN/1982,
Tentang Pembentukan Susunan Dan Tata Kerja Dewan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Nasional, Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Wilayah Dan Panitia
Pembina.
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 239 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Umum.
9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 02 Tahun 2011
Tentang Peningkatan Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Perusahaan Jasa
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (PJK3).
10. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 03 Tahun 2011
Tentang Pelaksanaan Ahli Keselamatan Kerja Sebagaimana Yang Dimaksud Dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Yang Selanjutnya Disebut Ahli K3.
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 22.
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmisi RI No.05 Tahun 2018 Tentang
Ekselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. 08 Tahun 2010 Tentang
Alat Pelindung Diri.
14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmisi RI No.187 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun.
15. Permen Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No.
P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 Tentang Penyimpanan Limbah B3.

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA
1. Tentang PT. Karimun Marine Shipyard
PT Karimun Marine Services (KMS) telah melayani industri pembuatan dan
perbaikan kapal yang penting sejak 2009. Didirikan oleh Bapak Samsi, PT
KMS memiliki lebih dari satu dekade pengalaman mendukung industri utama
ini dengan layanan kelas dunia dengan harga yang kompetitif. PT KMS
berkantor pusat di Pulau strategis Karimun di Provinsi Kepulauan Riau
Indonesia. Pulau Karimun sebagai bagian integral dari Kawasan Perdagangan
Bebas regional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat pada tahun 2009.
perdagangan bebas ini berfungsi untuk menarik sejumlah besar bisnis ke
wilayah tersebut sebagai bagian dari program pengembangan SIJORI
(Singapura, Johor Baru dan Kepulauan Riau). Untuk mendukung strategi yang
dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia menjadi hubungan utama untuk
pelayaran, rigging lepas pantai, dan industri. Sebagai hasil dari perkembangan
ini, selama dekade terakhir, Karimun telah melihat beberapa pertumbuhan
infrastruktur yang paling cepat di seluruh Kepulauan Indonesia.
Dengan kedekatan strategis ke Singapura dan Malaysia, PT. KMS memiliki
akses mudah ke beberapa rute pelayaran Internasional paling populer di dunia,
memungkinkan kami untuk melayani operator di pasar Asia Tenggara dengan
mudah. Dengan lalu lintas maritim yang padat dan permintaan yang tinggi
akan layanan galangan kapal berkualitas di kawasan ini, kami siap
menghadapi tantangan tersebut. Di PT. KMS, kami sepenuhnya memahami
bahwa untuk memberikan hasil kelas dunia, standar tertentu harus dipenuhi.
dalam hal ini, kami berkomitmen untuk hanya mempekerjakan pekerja,
insinyur, dan operator yang paling profesional, berpengalaman dan efisien
untuk membantu kami mencapai tujuan kami. Fakta ini, dikombinasikan
dengan keyakinan kami bahwa setiap proyek unik menuntut pendekatan yang
sangat spesifik, memungkinkan kami untuk memberikan hasil kelas dunia
yang benar-benar melebihi harapan dalam dukungan kami terhadap industri
pelayaran dan kelautan Global. tidak terlihat lagi dari PT. KMS untuk

4
dukungan komprehensif yang Anda butuhkan untuk memastikan operasi
pelayaran yang lancar.
2. Struktur Perusahaan

2.2 HASIL TEMUAN


1. Berdasarkan observasi yang dilakukan, terdapat beberapa Temuan Positif, yakni:
a. Perusahaan melakukan Audit SMK3 internal perusahaan satu bulan sekali.
b. Perusahaan memiliki struktur P2K3.
c. Perusahaan memiliki pekerja berlisensi dengan keahlian khusus dalam bidang tertentu.
d. Seluruh alat angkat & Scaffolding telah tersertifikasi dan dilakukan inspeksi secara rutin.
e. P2K3 setiap bulan melakukan rapat rutin untuk membahas risk assessment terkait
temuan hazard observation di tempat kerja.
f. Setiap proses kerja dilakukan untuk bekerja melalui izin untuk bekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan.
g. Pekerjaan dengan tinggian sudah memakai alat pelindung diri sesuai dengan prosedur atau
ketentuan yang berlaku.
h. Perusahaan menjalankan Manajemen pengelolaan B3 sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku.

5
i. Perusahaan melakukan penyimpanan dan pengolahan limbah B3 sesuai dengan jenis
klasifikasi limbah, seperti oli, sludge, bahan bahar minyak, fiber.
j. Bahan kimia yang digunakan dalam proses kerja sudah dilengkapi dengan MSDS.
k. Ruangan pengolahan limbah B3 sudah disediakan alat pemadam api ringan.
l. Tempat sampah yang tersedia sudah dilakukan pemisahan antara sampah B3 dan Non B3.
m. Poster sebagai bentuk himbauan untuk tetap patuh terhadap aturan-aturan keselamatan
kerja telah terpasang di area kerja.
2. Temuan Negatif / Ketidaksesuaian:
a. Materi safety induction yang diberikan tidak menjelaskan tentang kebijakan perusahaan
dan bahaya-bahaya yang ada dilingkungan kerja.
b. Masih ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap saat melakukan
pekerjaan.
c. Tidak terdapat arah jalan keluar dan masuk didalam workshop.
d. Masih terdapat genangan oli di dalam ruangan penyimpanan limbah B3 yang berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan.
e. Masih ditemukan kabel yang berserakan di area kerja.
f. Tempat sampah Organik dan Non Organik di tempatkan di satu tempat yang sama.
g. Masih menggunakan room chamber ketika memasuki area perusahaan.
h. Tidak ditemukannya simbol tanda bahaya pada tempat penyimpanan limbah.

6
BAB III
ANALISIS
A. Analisa Temuan Positif

No Lokasi Temuan Rekomendasi / Saran Dasar hukum photo


1. Office Sudah menerapkan Tetap dipertahankan PP 50 tahun 2012 tentang penerapan
SMK3. selalu berkomitmen SMK3
untuk mengikuti SMK3.
2. Office Memiliki struktur Selalu berkomitmen 1. UU No.1 tahun 1970 pasal 10
P2K3 yang sudah untuk melaksanakan 2. Permenaker 04 tahun 1987
mendapatkan SKP agenda P2K3 secara 3. Permenaker 08 tahun 2020
dari Disnaker Provinsi berkala. (menteri tenaga kerja berwewenang
Kepulauan Riau. membentuk P2K3 guna
P2K3 setiap bulan memperkembangkan kerjasama,
melakukan rapat rutin saling pengertian dan partisipasi
untuk membahas risk efektif dari pengusaha atau pengurus
Assesment terkait dan tenaga kerja dalam tempat kerja
temuan bahaya di untuk melaksanakan tugas dan
tempat kerja. kewajiban bersama dibidang K3
dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi).
4. Office Setiap permit kerja Dipelihara, 1. UU No.1 tahun 1970
sudah berjalan dan dipertahankan dan 2. Peraturan perusahaan
diikuti oleh karyawan ditingkatkan
perusahaan.

7
5. Jetty 1 Pekerja menggunakan Untuk mendapatkan 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
APD untuk pekerja hasil yang optimal dan
1970 tentang Keselamatan Kerja
sudah benar juga menjaga
keselamatan dari tenaga pasal 3 ayat 1 butir f, Pasal 9 ayat
kerja, Penggunaan APD
1 butir c, pasal 12 butir B, Pasal
harus disesuaikan
dengan jenis pekerjaan 14 butir.
2. Permenakertrans Nomor 8 tahun
2010 Tentang Alat Pelindung Diri
6. Workshop Terdapat papan Melakukan PP No.50 tahun 2012, pasal 8.
mading HSE / HSE pemeliharaan secara Pengusaha harus menyebarluaskan
Information rutin dan selalu kebijakan K3 yang telah
menambahkan informasi ditetapkan kepada seluruh pekerja,
yang update terkait K3. orang lain selain pekerja yang
berada disekitar perusahaan, dan
pihak lain yang terkait.
7. office Perusahaan Merawat dan memeriksa Permenkes RI No.40 tahun 2018
menyediakan akses secara berkala kondisi Tentang pedoman pelaksana
dan perlengkapan dan masa berlaku kerjasama pemerintah dengan
kesehatan, seperti badan usaha dalam penyediaan
Ruangan dan infrastruktur kesehatan meliputi
perlengkapan first aid. rumah sakit, puskesmas atau klinik
dan laboratorium kesehatan.
8. workshop 1. Seluruh alat angkat Permenaker No.08 tahun 2020 pasal
angkut, scaffolding 173
dan forklift telah (setiap perencanaan, pembuatan,
tersertifikasi dan pemasangan atau perakitan,
dilakukan inspeksi pemakaian, pengoperasian, perbaikan,
secara rutin. perubahan atau modifikasi alat angkut
2. Operator sudah harus dilakukan pengujian).
memiliki sertifikasi

8
dan SIO
9. Pos masuk Sign persyaratan Dipertahankan, dijaga UU No.1 Tahun 1970 pasal 14 butir a
perusahaan masuk perusahaan dan ditingkatkan lebih dan pasal 14 butir b
untuk wajib baik lagi
menggunakan APD
sudah ada.
10. Di lingkungan color area, batas Dipelihara, UU No.1 tahun 1970 pasal 14 butir b
kerja kecepatan kendaraan dipertahankan dan
operasional ditingkatkan lebih baik
perusahaan dan lagi.
tempat sampah telah
disediakan
berdasarkan jenis
sampahnya.
11. Pos masuk Sudah menerapkan 1. Alangkah baiknya 1. PERMENAKER NO.5
perusahaan protokol kesehatan
pihak perusahaan TAHUN 2018 Pasal 2 (1)
diperusahaan,
sehingga ketika menggunakan stand Tentang Ketentuan Umum
memasuki wilayah
vertical Thermometer (Higiene adalah usaha
perusahaan harus
diperiksa suhu tubuh untuk mengurangi kesehatan preventif
dan mencuci tangan.
paparan virus kepada menitikberatkan
pemeriksa suhu kegiatannya kepada usaha
tubuh kepada visitor kesehatan individu
dan mencegah maupun usaha pribadi
COVID-19. hidup manusia)
2. Penyediaan tempat 2. Surat Edaran Menteri
Kesehatan Nomor
cuci tangan sudah
HK.02.01/MENKES/216/202

9
ditempatkan pada
0 Tentang Protokol
tempat yang strategis
Pencegahan Penularan
sehingga perlu Coronavirus Disease (Covid
19) Di Tempat Kerja
diperhantakan.
12. Ruang Sudah disediakannya Untuk penempatan apar 1. Kepmenaker 187 tahun 1999
penyimpanan dan APAR, terdapat titik sebaiknya ditempatkan (pengendalian bahan kimia
pengolahan limbah koordinat, papan sesuai dengan berbahaya adalah upaya yang
B3 laporan kegiatan dan perundang-undangan dilakukan untuk mencegah dan
sign board. yang berlaku dan selalu atau mengurangi risiko akibat
melakukan pemeriksaan penggunaan bahan kimia
dan pemeliharaan berbahaya ditempat kerja
APAR. terhadap tenaga kerja, alat-alat
kerja dan lingkungan kerja.
2. Kepmenaker 04 tahun 1980
tentang syarat pemasangan dan
penempatan APAR.

B. Analisa Temuan Negatif

No Lokasi Temuan Rekomendasi / Saran


Dasar hukum photo
1. workshop jarak tabung oksigen Peletakan tabung
PERMENAKER No. 37 Tahun 2016
dan tabung LPG oksigen dan tabung LPG
tentang K3 Bejana Tekanan dan
diletakkan berdekatan dapat diletakkan secara
Tangki Timbun, BAB IV Pasal 43
terpisah ditempat yang
Ayat (3) “Bejana Tekanan yang berisi
tertutup agar terhindar
bahan yang tidak mudah terbakar
dari paparan sinar
disimpan terpisah dari Bejana
matahari langsung
Tekanan berisi bahan yang mudah
terbakar.”
2. TPS B3 Penyimpanan B3 yang Penempatan B3 harus Peraturaan Pemerintah Nomor 74

10
kurang tepat, mengacu pada peraturan Tahun 2001 Bab I Pasal 1 ayat 4
dikarenakan tidak perundang undangan TENTANG PENGELOLAAN
adanya Remack pada yang berlaku yaitu BAHAN BERBAHAYA DAN
setiap wadah mencegah dampak BERACUN
penyimpanan TPS. negatif terhadap
lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan
makhluk hidup lainnya
3. Lingkungan kerja Penempatan APAR PERATURAN MENTERI TENAGA
harus disesuaikan
KERJA DAN TRANSMIGRASI No:
dengan ketentuan yang
berlaku. PER.04/MEN/1980 TENTANG
SYARAT-SYARAT
PEMASANGAN DAN
PEMELIHARAN ALAT
Penempatan APAR PEMADAM API RINGAN.
yang tidak tepat dan
tidak sesuai dengan
peraturan. Pasal 8 Pemasangan alat pemadam
api ringan harus sedemikian rupa
sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berada pada ketinggian
1,2 m dari permukaan lantai kecuali
jenis CO2 dan tepung kering (dry
chemical) dapat ditempatkan lebih
rendah dengan syarat, jarak antara
dasar alat pemadam api ringan tidak
kurang 15 cm dan permukaan lantai.
4. TPS B3 Poster K3 yang sudah Diperbaiki dan diganti UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir a
memudar dengan poster atau dan pasal 14 butir b

11
gambar yang lebih cerah
5. TPS B3 Terdapat genangan air Dilakukan Permen No.05 tahun 2018, pasal 2:
dan oli yang pengecheckan dan a. Pengendalian faktor fisika dan
berpotensi perbaikan pada area faktor kimia agar berada dibawah
menimbulkan bahaya yang terdapat genangan NAB
dan pencemaran tersebut. b. Pengendalian faktor biologi,
lingkungan ergonomi, psikologi kerja agar
memenuhi standart
c. Penyediaan fasilitas kebersihan
dan sarana higiene di tempat
kerja yang bersih dan sehat
d. Penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang
lingkungan kerja.
6. Workshop dan Masih ditemukan Dibuatkan hanger agar 1. Permen No.12 tahun 2015
jetty kabel yang berserekan kabel tertata dengan 2. Kepmen No.174 tahun 2012 SNI
di area kerja rapi. Instalasi Listrik
Pasal 3 pelaksanaan K3 listrik
sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 bertujuan:
a. Melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan
orang lain yang berada di
dalam lingkungan kerja dari
potensi bahaya listrik
b. Menciptakan instalasi yang
aman, handal dan
memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya
7. workshop Sistem manajemen Melakukan penggantian UU No 18 tahun 2008 tentang
sampah yang kurang label sesuai label sesuai pengelolaan sampah, pasal 22

12
baik yakni klasifikasi penempatan (kegiatan penanganan sampah
mencampurkan antara sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal
sampah organik dan 19 huruhf b meliputi:
non organik a. Pemilihan dalam bentuk
pengolompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis,
jumlah, dan/atau sifat sampah.
8. Jetty Masih ditemukan Pengawasan oleh tim 1. UU No.01 tahun 1970
pekerja yang tidak HSE perlu lebih 2. Permen No.08 tahun Pasal 4 ayat 1
menggunakan APD diperketat. APD Wajib digunakan ditempat
lengkap saat kerja.
melakukan pekerjaan

13
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa PT. Karimun
Marine Shipyard telah menjalankan UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Selain itu PT. Karimun Marine Shipyard telah melaksanakan safety induction pada
saat visitor memasuki wilayah perusahaan. Penerapan SMK3 di Perusahaan PT.
Karimun Marine Shipyard secara umum telah berjalan dengan baik, namun masih
terdapat beberapa hal yang belum memenuhi Standart K3 Lingkungan Kerja dan
Bahan Berbahaya ataupun hal - hal spesifik mengenai K3 secara keseluruhan.
Sehingga masih diperlukannya peningkatan dalam perbaikan, melengkapi peralatan
menjalankan fungsi pengawasan atas pelaksanaan K3 di Perusahaan terkait. Pada
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Karimun Marine Shipyard telah
melaksanakan budaya perilaku hidup bersih dan sehat dengan wajib cuci tangan
sebagaimana telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Kerja. Serta belum dijalankannya Permennaker No. 4 Tahun 1987 Tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Saran
Untuk pengembangan dan perbaikan yang lebih lanjut, maka kami memberikan
saran yang memungkinkan membantu dan bermanfaat yang berkaitan dengan hasil
observasi diatas adalah sebagai berikut :
1. Seharusnya ada tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggara tugas-tugas Hygiene perusahaan,
kesehatan, dan keselamatan kerja di perusahaan atas petunjuk dan bimbingan
dokter perusahaan yang memiliki Sertifikasi Hiperkes (Hygiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja) sesuai dengan Permenaker No. 01 Tahun 1979 tentang Wajib
Latih Hiperkes bagi Para medis perusahaan.
2. Untuk seluruh pihak, khususnya Top Managemen Perusahaan, Departemen HSE,
dan P2K3, serta Ahli K3 Umum yang ditunjuk masih perlu meningkatkan tugasnya
demi terlaksananya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahan Dwi
Utama Mandiri Sukses, sehingga dapat benar-benar menjalankan motto yang telah
dipajang dengan baik pada salah satu area kerja, yaitu “Utamakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja” dapat diwujudkan.

14
3. Menerapkan housekeeping sebelum dan sesudah bekerja untuk meningkatkan
efisiensi lingkungan kerja dan produktifitas dalam mencegah terjadinya kecelakaan
kerja.
4. Mendesign ulang tempat kerja sesuai dengan standart prosedur untuk Limbah B3.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai