Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI
PT. ADVANEX PRECISION INDONESIA

BIDANG KELEMBAGAAN, SMK 3, PENGAWASAN KELISTRIKAN, DAN


KESEHATAN KERJA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 13

KELOMPOK I

1. M. Haryanto
2. Reza Maula Dikrama
3. Ahmad Ramdani
4. Ahmad Salamun
5. Kukuh Anggrianto
6. Hardi Pradana Purba

PENYELENGGARA

PT. SURYA GEMILANG TRIDAYA


Bekasi, 3 September 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan di PT. Advanex Precision Indonesia yang disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan program Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Umum.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih ditemukan beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari keterbatasannya pengetahuan dan wawasan yang kami
miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Selama penyusunan laporan ini, kami mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam
kepada:
1. PT. Surya Gemilang Tridaya yang telah mengakomodir untuk pelaksanaan
pembinaan calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja umum ini.
2. PT. Advanex Precision Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.
3. Rekan-rekan sesama peserta pembinaan calon ahli keselamatan dan kesehatan
kerja umum yang telah bersama-sama belajar dan memberikan motivasi serta
pengetahuannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk ilmu
pengetahuan yang lebih luas dan menjadi sumbangsih untuk dunia keselamatan dan
kesehatan kerja.

Hormat Kami,

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 1
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 2
B. Maksud dan Tujuan .............................................................................................. 3
C. Ruang Lingkup ....................................................................................................... 3
D. Dasar Hukum ........................................................................................................ 4
BAB II. KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................................ 7
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................................. 7
B. Visi .................................................................................................................................... 7
C. Misi .................................................................................................................................... 7
BAB III. ANALISA.................................................................................................................... 8
A. Analisa Temuan Positif ......................................................................................... 8
B. Analisa Temuan Negatif ..................................................................................... 10
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................ 14
Kesimpulan .............................................................................................................. 14
Saran ........................................................................................................................ 14
REFERENSI ........................................................................................................................... 15

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah
mengatakan kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan. Beliau mencatat pada
2019 jumlah kecelakaan kerja 114.000 kasus kecelakaan. Sementara di 2020 menjadi
177.000 kasus kecelakaan.
“Merujuk pada data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2019 terdapat 114.000 kasus
kecelakaan kerja, tahun 2020 terjadi peningkatan pada rentang Januari hingga
Oktober 2020 BPJS Ketenagakerjaan mencatat terdapat 177.000 kasus kecelakaan
kerja,” kata Menaker dalam Peringatan Bulan K3 Nasional di Kilometer Nol Sabang,
Selasa (12/12/2021). Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang
sangat mengkhawatirkan. Menurut penelitian International Labor Organization (ILO),
Indonesia menempati urutan ke 52 dari 53 negara dengan manajemen K3 yang buruk.
Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia secara umum masih
terabaikan, hal ini ditunjukan dengan angka kecelakaan yang masih tinggi dan tingkat
kepedulian dalam dunia usaha terhadap keselamatan kerja yang masih rendah.
Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada bejana tekan, pesawat angkat
angkut, pesawat tenaga produksi.
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam tempat kerja antara lain
faktor perilaku pekerja yang cenderung kurang kesadaran akan ketentuan standar
keselamatan kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, perubahan tempat
kerja, peralatan yang digunakan dan faktor kurang disiplinnya para tenaga kerja
didalam mematuhi ketentuan mengenai K3 yang antara lain mengatur tentang
pemakaian alat pelindung diri. Kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh kesalahan
manusia (human error), baik dari aspek kompetensi para pelaksana maupun
pemahaman arti pentingnya penyelenggaraan K3, hal ini didukung juga dengan masih
banyak pekerja yang tidak memiliki kesadaran akan keselamatan dalam bekerja.
Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program
yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang

2
berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah
untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan
serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit. K3 merupakan aspek yang penting
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan
kerja tinggi akan menekan tingkat kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan
kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Keselamatan kerja yang rendah maka akan
berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang
menurun. Kecelakaan kerja akan mengurangi produktivitas dan meningkatkan biaya
produksi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, para calon Ahli K3 Umum diharapkan dapat
melihat langsung aplikasi K3 di lapangan dan menerapkanan undang –undang K3
yang telah dipelajari di kelas terhadap pelaksanakan yang ada dilapangan,
sehingga syarat untuk menjadi ahli K3 dapat terwujud dan terpenuhi. PKL ini
menjadi bekal dasar pengetahuan untuk para ahli K3 untuk bisa
mengimplementasikannya keperusahaan nanti.
2. Selain itu, PKL ini dapat menjadi saran bagi PT. Advanex Precision Indonesia Casting
dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
baik.

C. RUANG LINGKUP
1. Pengawasan K3 Kelembagaan
2. Bidang SMK3
3. Pengawasan K3 Kelistrikan
4. Bidang Kesehatan Kerja

3
D. DASAR HUKUM
1. Dasar Hukum Kelembagaan.
- Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat
(1) & (2)
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang
Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah
(DK3W) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.

2. Dasar Hukum SMK3


- Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
- Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05 tahun 2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen (SMK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
- Peraturan Menteri Kesehatan No.66 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

4
- Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
3. Dasar Hukum Pengawasan Kelistrikan
- UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Kepmenaker No. Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan PUIL 2000 di
Tempat Kerja.
- Permenaker No. Per.02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.
- Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No. : Kep. 311/BW/2002 tentang Sertifikasi
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
- Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat Kerja
- Permenaker No. 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Permenaker No.
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4. Dasar Hukum Pengawasan Kesehatan kerja
- Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- PP No. 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
- PerPres No. 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
- Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Bagi Tenaga Para Medis Perusahaan.
- Permenaker No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyenggaraan Keselamatan Kerja.
- Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
- Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

5
- Permenaker No. Per. 01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
- Permankertrans No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Tempat
Kerja
- Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
- Surat Edaran Men. Tenaga Kerja No. 1 tahun 1979 tentang Kantin dan Ruang
Makan
- SE Dirjen Binawas No. 86 Tahun 1989 tentang Perusahaan Katering yang
Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
- SE 280/2010 tentang Pandemi Influenza

6
BAB 2
KONDISI PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


PT. Advanex Precision Indonesia merupakan bagian dari Advanex Inc. yang
berdiri sejak tahun 1946 di Jepang. Pada bulan Desember 2016 Advanex Inc. mulai
masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi PT. Yamakou Indonesia. PT. Advanex
Precision Indonesia berada di Jl. Inti Raya Kawasan Industri Hyundai Blok C-1/16,
17550, Cibatu, Cikarang Sel, Bekasi, Jawa Barat 17530, Indonesia. Secara umum PT.
Advanex Precision Indonesia adalah Industri manufaktur yang memproduksi macam-
macam Spring.

B. VISI
“Satisfaction-PLUS network” untuk dunia yang lebih baik

C. MISI
1. Menjadi unik
2. Merangkul dan membuat perubahan
3. KISS (keep it simple and speedy)
4. Bertindak menurut inisiatif diri sendiri
5. Fokus terhadap tanggung jawab
6. Libatkan hatimu
7. Nikmati pekerjaanmu

7
BAB 3
ANALISA

Hasil observasi kelompok I saat kunjungan industri secara virtual di PT. Advanex
Precision Indonesia pada tanggal 2 September 2021:
A. ANALISA TEMUAN POSITIF

NO FOTO TEMUAN REKOMENDASI DASAR HUKUM


1 Terdapat struktur  Melakuan  Undang No. 1 tahun

organisasi P2K3 pembinaan dan 1970 tentang


di perusahaan penerapan Keselamatan Kerja
terkait K3 di pasal 10
perusahaan  Permenaker No 04 Th

1987 Tentang Tata


Cara Penunjukkan Ahli
Keselamatan Kerja
2 Terdapat  Lokasi titik  UU No 1 Th. 1970

signboard berkumpul tidak Tentang Keselamatan


assembly point terhalang oleh Kerja pasal 14 huruf b
sebagai area titik kendaraan, tentang pemasangan
kumpul pohon, dan gambar keselamatan
lainnya. Dan juga kerja
signboard dapat  Permen PUPR No.14

terlihat jelas oleh Tahun 2017 Pasal 28


seluruh karyawan ayat (1)
3 Terdapat simbol -  Melakuan  UU No 1 Th. 1970

simbol B3 sosialisasi Tentang Keselamatan


terkait simbol- Kerja pasal 14 huruf b
simbol B3 yang tentang pemasangan
ada di gambar keselamatan
perusahaan kerja
 Permen LH No. 14

Tahun 2013 tentang

8
Simbol dan Label
Limbah B3

4 Adanya Data Sebaiknya posisi  UU No 1 Th. 1970

jumlah dan lokasi apar di tampilkan di Tentang Keselamatan


Apar di Lay Out ruangan Kerja pasal 14 huruf b
perusahaan tentang pemasangan
gambar keselamatan
kerja
 Permenakertrans No.

04 Tahun 1980
Tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
5 Adanya Daftar Sebaiknya posisi  Permenkes No. 48
Toilet di Toilet di tampilkan Tahun 2016 tentang
Perusahaan. di Lay Out ruangan Standar Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
Perkantoran, pasal 20
ayat (2)
6 Adanya Tombol Tombol Darurat di  UU No 1 Th. 1970
Darurat di Area cover dengan Box Tentang Keselamatan
Kerja agar tidak mudah Kerja pasal 14 huruf b
tersentuh. tentang pemasangan
gambar keselamatan
kerja

7 Adanya informasi MSDS harus selalu  UU No 1 Th. 1970

MSDS di Area terupdate dan Tentang Keselamatan


Lmbah delaminating agar Kerja pasal 14 huruf b
tidak cepat rusak tentang pemasangan
dan kotor. gambar keselamatan
kerja
 PP No. 74 Tahun 2001
tentang Pengelolaan

9
Bahan Berbahaya dan
Beracun, pasal 11

8 Adanya batas line Dibuat sosialisasi ke  UU No 1 Th. 1970

mesin dan jalur karyawan terkait Tentang Keselamatan


trolly di area ketentuan warna Kerja pasal 3 ayat (1)
produksi. line di setiap lokasi huruf l
kerja

B. ANALISA TEMUAN NEGATIF

ANALISA/ POTENSI
NO FOTO TEMUAN REKOMENDASI DASAR HUKUM
BAHAYA
1 Tidak ada Kondisi APAR tidak  Di setiap lokasi  Permenakertra

Kartu terkontrol APAR harus ada ns No. 04


Pengecekan kartu pengecekan Tahun 1980
APAR agar kondisi APAR Pasal 11
bisa terkontrol

2 Jumlah toilet,  Menyesuaikan  Permenakes


jumlah
jumlah toilet, No. 48 Tahun
jamban, dan
urinoir tidak jumlah jamban, 2016 tentang
sesuai
dan jumlah Standar
dengan
standar urinoar dengan Keselamatan
jumlah
jumlah karyawan Dan Kesehatan
karyawan
yang ada sesuai dengan Kerja
standar Perkantoran,
BAB V huruf A
angka 3
tentang toilet

10
3 APAR tidak APAR sulit ditemukan  Pemberian tanda  Permenakertra

dilengkapi saat keadaan darurat, pemasangan ns No. 04


dengan dan juga APAR tidak harus sesuai Tahun 1980
pemberian bisa dikenali terutama dengan ketentuan Pasal 4
tanda oleh orang luar Permenakertrans
pemasangan No. 04 Tahun
1980 Pasal 4

4 Tidak Bahaya tertabrak  Adanya Jalur  UU No 1 Th.

terdapat kendaraan pejalan kaki agar 1970 Tentang


jalur pejalan karyawan tertib Keselamatan
kaki saat berjalan di Kerja. Bab III,
area pabrik dan pasal 3 point 1
terhindar dari hurup d
bahaya tertabrak tentang syarat-
kendaraan syarat
keselamatan
kerja
 Permen PU No.

3 Tahun 2014
Tentang
Pedoman
Perencanaan,
Penyediaan,
Dan
Pemanfaatan
Prasarana Dan
Sarana
Jaringan
Pejalan Kaki
Di Kawasan
Perkotaan,
Pasal 1 ayat 3

11
5 Cara kerja Dapat menyebabkan  Meja kerja di atur  1. Permenaker

yang tidak low back pain, lebih tinggi No 5 Tahun


ergonomic produktivitas menurun, sampai posisi 2018 tentang
cepat lalah badan tidak Keselamatan
bungkuk lagi dan Kesehatan
 Jika Kerja
memungkinkan Lingkungan
bisa diberi kursi Kerja
apabila tidak 2. Permenaker
menggangu No. Per.
proses produksi 03/Men/1982
tentang
Pelayanan
Kesehatan
Kerja.

6 Tidak terlihat PM pada panel fire  Sebaiknya bukti  Permenaker No


adanya tidak dikontrol dengan PM dan Sertifikasi 5 Tahun 2018
checklist PM baik sehingga ketika di temple di area tentang
dan alat rusak tidak dapat sekitar panel yang Keselamatan
sertifikasi di terdeteksi mudah terlihat dan Kesehatan
panel fire Kerja
Lingkungan
Kerja
 Peraturan
Pemerintan No.
50 tahun 2012
tentang
Penerapan
SMK3

12
7 Organization -  Seharusnya  Undang No. 1
Chart P2K3 sebelum di tempel tahun 1970
tanpa ada dipastikan dulu tentang
tanda tangan untuk ditanda Keselamatan
dari tangani. Kerja pasal 10
pimpinan.  Permenaker
No 04 Th
1987 Tentang
Tata Cara
Penunjukkan
Ahli
Keselamatan
Kerja
8 Area limbah Terjadinya potensi  Sosialisasi tentang  UU No. 18
sampah tidak terkontaminasi dari pembuangan Tahun 2008
terkategorika limbah B3 dengan sampah sesuai tentang
n (campur limbah domestik dengan Pengelolaan
sampah kategorinya Sampah, Pasal
karton plastik masing-masing 2
dan yang  Dilakukan  PP No. 81
lainya). monitoring Tahun 2012
Tentang
Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga Dan
Sampah Sejenis
Sampah
Rumah Tangga

13
BAB 4
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum kondisi K3 bidang kelembagaan, SMK 3, pengawasan kelistrikan,
dan kesehatan kerjadi PT. Advanex Precision Indonesia masih perlu ditingkatkan
penerapannya terhadap perundangan dan peraturan yang masih berlaku.

B. SARAN
1. Agar temuan K3 oleh Kelompok I diatas dapat dipertimbangkan oleh Manajemen
PT. Advanex Precision Indonesia untuk perbaikan kinerja K3 di tempat kerja.
2. Adapun hal-hal yang merupakan “opportunity for improvement” adalah:
 Lokasi titik berkumpul (assembly point) tidak terhalang oleh kendaraan,
pohon, dan lainnya. Dan juga signboard dapat terlihat jelas oleh seluruh
karyawan.
 Sebaiknya posisi apar di tampilkan di Lay Out ruangan.
 Tombol Darurat di cover dengan Box agar tidak mudah tersentuh.
 MSDS harus selalu terupdate dan delaminating agar tidak cepat rusak dan
kotor.
 Menyesuaikan jumlah toilet, jumlah jamban, dan jumlah urinoar dengan
jumlah karyawan sesuai dengan standar.
 Adanya Jalur pejalan kaki agar karyawan tertib saat berjalan di area pabrik dan
terhindar dari bahaya tertabrak kendaraan.
 Meja kerja di atur lebih tinggi sampai posisi badan tidak bungkuk lagi dan Jika
memungkinkan bisa diberi kursi apabila tidak menggangu proses produksi.
 Sosialisasi tentang pembuangan sampah sesuai dengan kategorinya masing-
masing.
 Pemberian tanda pemasangan APAR harus sesuai dengan standar.

14
REFERENSI
1. Buku Himpunan Peraturan Perundangan K3
2. Profil Perusahaan
3. Modul Ahli K3 Umum

15

Anda mungkin juga menyukai