Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT.ADI SATRIA ABADI

“Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya,

K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, K3 Listrik, K3 Konstruksi, K3

Kebakaran, Kelembagaan Keahlian dan Sistim Managemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3)”

PEMBINAAN CALON AHLI K3

UMUM ANGKATAN KE–21

Oleh :

FREDIE YOLANDA

PT. SAFETY FIRST INDONESIA

PULANG PISAU, 17 February 2021


1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan karunia Nya
sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan
PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh staff di PT. Safety first Indonesia selaku penyelenggara pelatihan
Ahli K3 Umum, yang telah memberikan bimbingan dansaran untuk
menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan.
4. Seluruh Pemateri DISNAKER Yogyakarta yang telah memberikan materi
dan ilmu pengalaman nya kepada kami sebagai Calon Ahli K3 Umum.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 21 tahun 2021 yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.

Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang singkat, sehingga
sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun berharap
semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara
pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Pulang Pisau, 17 Februari 2021

Fredie Yolanda

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................................2

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………….5


1.2 Maksud dan Tujuan …………………………………………………………………………………….5
1.3 Ruang Lingkup …………………………………………………………………………………………5
1.4 Dasar Hukum……………………………………………………………………………………………5
BAB II PERUSAHAAN ..........................................................................................................................................11

A. Gambaran Umum Tempat Kerja ……………………………………………………………………….10


B. Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi …………………………………………………………………12
C. Alat-alat Kerja ………………………………………………………………………………………….13
D. Potensi Bahaya di Tempat Kerja ……………………………………………………………………….14
E. Temuan-temuan di Lapangan …………………………………………………………………………..16
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH.........................................................................................19

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................................28

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………28
B. SARAN ………………………………………………………………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) saat ini telah menjadi perhatian di
kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting
karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Semakin tersedianya
fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit terjadinya kecelakaan kerja ditempat kerja.
Maka dari itu sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk menyediakan fasilitas
keselamatan dan kesehatankerja.

Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak
perusahaan. Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-bahan yang digunakan ditempat kerja
meliputi material alat dan bahan pengolahan. Bahan yang digunakan dapat
membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup manusia, makhluk lain dan
lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta
limbahnya memerlukan penangan bersifat khusus. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih
tingginya angka kecelakaan kerja.

Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor penting bagi kegiatan
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia didunia
Internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena
mengalami ketidak efensienan pemanfaatan tenaga kerja.

Kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena


itu di samping perhatian perusahaan pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan
peraturan atau aturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah melalui perundang- undangan dan peraturan-peraturan terkait yang sudah
dikelurakan oleh pemerintah.
Laporan kunjungan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini saya buat menjadi salah
satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja
(K3) Umum yang diadakan oleh PT. Safety First indonesia bekerjasama dengan
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun dikarenakan adanya wabah virus
4
covid-19 tidak bisa Praktik Kerja Lapangan secara langsung dan harus mengikuti
Protokol Kesehatan dari Pemerintah kami hanya melakukan obsevasi dari jarak jauh.

Dilatar belakangi oleh hal tersebut diatas, maka pada tanggal 26 November 2020
kami melakukan video observasi serta interview dengan narasumber dari Perusahaan PT.
Adi Satria Abadi sebagai bahan Praktek Kerja Lapangan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini, yaitu :
a. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
b. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 dilapangan
khususnya di bidang lingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya di PT. Adi Satria
Abadi.
c. Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi.
d. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui bidang keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan kerja dan
bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, K3 Pesawat uap, K3 bejana tekan, K3 listrik,
K3 Konstruksi, K3 Kebakaran, K3 kelembagaan keahlian dan sistim managemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di PT. Adi Satria Abadi.

1.4 DASAR HUKUM


• Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3 :

o Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang KeselamatanKerja

o Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia


Pembina Keselamatan dan KesehatanKerja.
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.155 Tahun 1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Kep-125/MEN/1982, tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan PanitiaPembina

o Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan KesehatanKerja.
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003

5
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan KerjaUmum.

o Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya
disebut ahliK3.
• Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja dan K3 Bahan Kimia Berbahaya :
o Undang-Undang No 3. Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO 120
Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
o Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

o Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

o Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


LingkunganKerja.
o Permenaker RI No. Per.03/MEN/1985 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja PemakaianAsbes.

o Permenaker RI No. Per.03/MEN/1986 Tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan


Kesehatan di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida.
o Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
dalam TempatKerja.
o Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
23/MIND/PER/4/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 87/M-IND/PER/9/2009 Tentang Sistem Harmonisasi
Global Klasifikasi Dan Label Pada Bahan Kimia.

o Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 Tentang Alat


Pelindung Diri.
o Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya Beracun.
o Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979
Tentang pengadaan Kantin dan Ruang TempatMakan.
o Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 01 Tahun 2011 Tentang Juknis
Pelaksanaan Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas Lingkungan Kerja
dan Bahan Berbahaya.
6
• Dasar Hukum Kesehatan Kerja :
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
o UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja
o UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.
Per.01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi DokterPerusahaan.
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.
Per.01/Men/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis perusahaan.
o Permenaker No. Per.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan KeselamatanKerja.
o Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
o Permennakertrans No. Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan
KesehatanKerja.
o Permennakertrans No. Per.15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama di
Tempat Kerja.
• Dasar Hukum K3 Kebakaran :
o Kepmenaker No. 186 Tahun 1999 Tentang Penanggulangan kebakaran di
Tempat Kerja.
o Permenaker No. PER/04/MEN/1980 Tentang Cara Pemasanagan dan
Pemeliharaan APAR.
o Permenaker No. PER/02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Automatik.
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 11 Tahun 1997 Tentang Pengawasan
Khusus k3 Penanggulangan Kebakaran.
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
No.01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi DokterPerusahaan.
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
No.01/Men/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedisperusahaan.

7
o Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
o Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
o Permennakertrans No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
o Permennakertrans No.15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama di
Tempat Kerja.
• Dasar Hukum K3 Konstruksi :
o Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja.
o Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 tentang bangunan Gedung
Permenakertrans No.PER 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pada konstruksi kerja.

o Permenaker No.per 01/Men/1980 Tentang keselamatan dan kesehatan kerja


pada kostruksibangunan.

o Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum


No. KEP.174/MEN/86, No. KEP. 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat KegiatanKonstruksi.

o Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.20


Tahun
2004TentangSertifikasiKompetensiKeselamatandanKesehatanKerjaBidangK
onstruksi Bangunan Kepdirjen No.Kep 20/DJPPK/VI/2004 Tentang
Sertfikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Bangunan.
• Dasar Hukum K3 Mekanik :
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja.
o Permenaker No. 05 Tahun 1985 Tentang Pesawat Angkat danAngkut.
o Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator Pesawat Angkat
danangkut.
o Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga danProduksi.
• Dasar Hukum K3 Pesawat Uap :
o Peraturan Pemerintah Tahun 1930 Tentang PesawatUap.
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja.

8
o Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat
Operator PesawatUap.
• Dasar Hukum K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan :
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja.
o Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekan dan
TangkiTimbun.
• Dasar Hukum K3 Listrik :
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja
o Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan kesehatan dan
kesehatan kerja listrik di tempatkerja

o Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri


tenaga kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi
penyalurpetir.

o Permenaker No.02/MEN/1989 tentang instalasi penyalurpetir.


o Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia(SNI).
o Kepdirjen No. Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi
Keselamaan dan Kesehatan Kerja Listrik (K3 Listrik).
o Kepdirjen No. Kep.48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi
Keselamaan dan Kesehatan Kerja Listrik (K3 Listrik).
• Dasar Hukum Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja :

o Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang KeselamatanKerja

o Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18


Bab dan 193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3 pada pasal87.
o Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.

o Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3.

9
BAB II
PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


Berdiri sejak tahun 1994, sebelum berada di kawasan industri ada di
beberapa tempat yaitu produksi basahnya di Yogyakarta dan Magelang, kemudian
produksi keringnya di kawasan Lingkungan Kecil. Sejak 2003 menempati
industri yang disediakan oleh Kabupaten Bantul yang di mana ada 10 perusahaan-
perusahaan pengelola kulit dan PT. ASA salah satu kompetitor yang terbesar
mewakili perusahaan yang lain di Nasional, perusahaan ini di Direkturi oleh Hj.
Supriono.
PT.Adi Satria Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang pengolahan kulit untuk memproduksi sarung tangan golf yang diolah
dari kulit mentah menjadi kulit yang siap untuk dibuat menjadi sarung tangan.
Mempunyai 2 Divisi yaitu sarung tangan dan pengolaan kulit, sarung
tangan berada di Kalasan, sedangkan pengolahan kulit berada di Yogyakarta,
seluruh bahan baku, produksi basah, produksi kering maupun obat-obatan dll
dikelola di Industri.
Bahan utamayang digunakan dalam proses pembuatan sarung tangan golf
adalah kulit. Kulit domba dan kambing yang sudah dihilangkan bulunya dan
sudah dalam keadaan diasamkan. Ada beberapa proses yang dilalui dalam
pembuatan sarung tangan golf ini yaitu : persiapan bahan, pemotongan press,
persiapan produksi (P.S.P), proses jahit, finishing dan packing.
PT. Adi Satria Abadi memiliki 214 karyawan, 37 perempuan sisanya laki-
laki, dari 208 karyawan tetap karyawan kontrak. Seluruh karyawan PT. Adi Satria
Abadi telah diikut sertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
Selain itu untuk pelayanan kesehatan di PT. Adi Satria Abadi menyediakan 1
klinik dan 1 ruang laktasi perusahaan dengan 1 perawat yang stand bay setiap
harinya.
Adapun Visi dan Misi perusahaan,sebagai berikut:
1. VISI
Dalam eksistensi di dunia industri PT. Adi Satria Abadi memiliki sebuah
visi yaitu “Mendirikan Perusahaan Kecil Tapi Sehat”.

10
2. MISI
PT. Adi Satria Abadi mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan
perusahaan yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan

b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan pelanggan


adalah budaya kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah partner kerja, bukan asset
perusahaan.
PT. Adi Satria Abadi juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut:
PT AdiSatria Abadi adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja
yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah
kecelakaan kerjadan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini
merupakan tanggung jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan
kebiasaan kerja yang baik dalam bidang K3. Untuk itu manajemen
berkomitmen:
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan
orang lain (mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja
dan masyarakat sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem
Manajemen K3untuk meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT
Adi Satria Abadi memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur
yang kemudian dibawahnya terdapat Asisten Direktur. Keduanya memiliki
peranyang berbeda dan tanggung jawab yang berbeda. Direktur PT. Adi
Satria Abadi memiliki tanggung jawab penuh terhadap kedua pabrik dengan
lokasi kantor berada di bagian kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki
tanggung jawab penuh terhadap pembuatan sarung tangan serta kerjasama
terhadap pihak asing. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi PT. Adi
Satria Abadi.

11
Bagan Struktur Organisasi PT. Adi Satria Abadi

B. Proses Produksi PT. Adi Satria Abadi

Proses produksi di PT Adi Satria Abadi dibagi menjadi 2 proses yaitu produksi
basah dan produksi kering. Kedua proses tersebut dapat dijelaskan dalam tahapan
dibawah ini :

Produksi basah

1. Tahap awal produksi basah adalah pengawetan kulit dengan memakai garam gling
selama satu hari. Garam akan diratakan ke semua permukaan kulit yang tujuannya
untuk mengurangi kadar air pada kulit

2. Proses Bleaching yaitu proses pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan garam
yang menempel di kulit akibat pengawetan. Proses ini menggunakan mesin molen
dengan pencucian sebanyak 4 kali dan menghasilkan limbah air sisa pencucian.

3. Proses kesrik yaitu proses penghilangan sisa sisa daging di kulit dengan memasukkan
satu persatu ke mesin roller sampai sisa daging terlepas dari kulit. Proses ini
menghasilkan limbah berupa sisa daging.

4. Proses tanning yang bertujuan untuk kulit sifatnya tahan dari kerusakan dengan
penambahan larutan khro 5 – 6 %. Prosesnya dilakukan kurang lebih 24 jam. Setelah

12
itu kulit dimasukkan ke dalam drum tanning dengan menambahkan air 80 – 100 %
dan garam dapur 3 – 4%. Proses tanning dilakukan selama 3 hari yang akan
menghasilkan kulit dengan warna wet blue.

5. Proses shaving yang bertujuan untuk membuat ketebalan kulit seragam dengan
menghilangkan sebagian besar kadar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam untuk
mengatur ketebalan kulitnya.

6. Proses dying dilakukan untuk memberikan warna dasar kulit. Prosesnya dilakukan
kurang lebih 5 jam dengan mesin molen yang diisi cat dan minyak.

Produksi Kering

1. Proses setter bertujuan untuk melebarkan kulit dengan ditekan atau press

2. Proses hanging bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kulit sampai mendekati
nol yang dilakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari selama 24 jam.

3. Proses milling dilakukan dengan memutarbalikkan kulit didalam drum yang berputar
dengan tujuan untuk melemaskan kulit selama 5 jam.

4. Proses Stacking dilakukan untuk mendapatkan kelemasan kulit sesuai permintaan atau
pesanan.

5. Proses Polish dilakukan untuk memberi tekstur rata atau membuat kulitnya halus di
bagian luar sehingga warnanya akan mengkilat dengan memakai mesin grinding

6. Proses Toggling bertujuan untuk mendapatkan ukuran kulit yang seragam yang
dilakukan dengan membetangkan dan menarik kulit pada papan berpegas sampai kulit
mendekati batas ketegangannya dan dimasukkan ke ruangan bersuhu 700 derajat
celcius.

7. Proses Sortir dilakukan untuk memilih kualitas kulit yang sesuai standard, untuk
kualitas diluar standart perusahaan akan menjual dengan harga lebih rendah.
C. Alat-alat Kerja
Adapun alat-alat kerja yang digunakan di PT. Adi Satria Abadi antara lain:
1. Alat Bleaching( Drum Molen)
2. Alat Kresik (Mesin Roller )
3. Alat Tanning
4. Mesin Shaving
5. Mesin Dyeing

13
6. Mesin Setter
7. Mesin Milling
8. Mesin Stacking
9. Mesin Polishing
10. Mesing toggling
11. Bejana tekan
12. Forklift
13. Mesin angkat (lifter)
14. Generator / Genset
15. Kompressor Udara
16. Boiler
17. Blower
18. Water Pump

D. Potensi Bahaya di tempat kerja


Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi
Satria Abadi yaitu:
1. Terjatuh, Potensi bahaya terjatuh sering kali di temukan di tempat kerja.
Potensi ini terjadi karena adanya tangga yang tidak ada pengaman atau
hanya ada satu pegangan saja dan bahkan tidak ada pegangan, hal ini sering
kali tidak diperhatikan oleh tenaga kerja sehingga berpotensi menimbulkan
bahaya terjatuh.

14
2. Peledakan, sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di
sebabkan dari penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti :
tabung gas, oksigen, dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan
tertentu.
3. Terjepit, pemakaian mesin-mesin produksi, serta cara kerja dan sikap kerja
yang kurang sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya angka
kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah terjepit. Kecelakaan ini biasanya
terjadi pada proses shaving yang mungkin terjadi karena kulit terlalu licin
dan tebal.
4. Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan
bahaya terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.

5. Tertimpa Kulit, Kulit-kulit yang di taruh di atas dapat jatuh apabila


penempatannya tidak sesuai sehingga dapat mengenai tenaga kerja yang
sedang bekerja di bawahnya,dan juga pada saat kulit yang baru datang yang
masih berada di atas truk saat akan di turunkan secara estafet sehingga
apabila yang berada di bawah belum siap menerima kulit dari atas dapat
tertimpa kulit dengan jumlah kulit yang sangat banyak bahakan berkilo- kilo.
Terutama pada pickle.

Faktor bahaya bahaya lainnya karyawan akan menghadapi ancaman bahaya


yang mengganggu kesehatan di tempat kerja PT. Adi Satria Abadi, identifikasi
bahaya yang dilakukan diseluruh area PT. Adi Satria Abadi yaitu:

1. Faktor Fisika

2. Faktor Kimia

3. Faktor Biologi

4. Faktor Ergonomi

5. Faktor psikologi

15
E. Temuan – Temuan di Lapangan

Berdasarkan hasil video observasi yang saya amati pada PT. Adi Satria Abadi,
didapat jenis temuan pada perusahaan tersebut. Temuan pertama adalah Temuan
Positif, dan yang kedua adalah Temuan Negatif, yaitu sebagai berikut :
1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja
Dan Bahan Kimia Berbahaya :
Temuan Positif:
1. Tersedianya IPAL untuk pengelolaan limbah cair
2. Perusahaan memiliki jadwal rutin rapat P2K3
3. Perusahaan Menyediakan Toilet Terpisah antara karywan dan karyawati
4. Perusahaan telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan untuk karywan di
awal kerja dan pemeriksaan berkala 6 bulan sekali.
5. Perusahaan telah bekerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan
limbah padat
6. Rambu-rambu bahaya dan Keselamatan kesehatan kerja sudah semua ada.

Temuan Negatif:
1. Belum ada Ahli K3 Spesialis
2. Belum ada pemberian label tempat pennyimpanan bahan bakar dan
terpapar oleh sinar matahari langsung
3. Beberapa karyawan tampak masih belum menggunakan APD yang
ditentukan perusahaan.
4. Belum menrapkap SMK3 namun sudah progress menuju SMK3.

2. Bidang Kesehatan Kerja


Temuan Positif:

a. Terdapat ruang klinik beserta dokter. Jumlah dokter 1 orang dengan


jadwal praktik Hari Selasa dan Jumat di jam kerja, waktu praktek hanya
dua hari seminggu dikarenakan lokasi perusahaan dekat dengan rumah
sakit.
b. Di setiap tempat terdapat kotak P3K
c. Terdapat ruang laktasi.

d. Dilakukan MCU berkala bagi tenaga kerja 2 kali dalam satu tahun.
Pengecekan MCU meliputi pernafasan, pendengaran dan pemeriksaan
fisik.
16
e. Seluruh karyawan telah didaftarkan BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak.
f. Perusahaan menyediakan catering makanan bagi karyawannya dan
dilakukan kegiatan evaluasi terhadap penyedia catering makanan
sebulan sekali. Terdapat 3 vendor catering makanan yang berasal dari
masyarakat sekitar.
g. Upaya preventif di masa pandemi:

✓ Menyediakan bilik untuk mencuci tangan dan

✓ melakukan cek suhu tubuh sebelum bekerja.

✓ Membentuk 2 shift dalam bekerja mendukung social distancing. Dan


sistem kerja sehari masuk dan sehari libur. Untuk seminggu tenaga kerja
bekerja dalam 30 jam/seminggu

✓ Memberikan tambahan gizi berupa susu setiap hari.


Temuan negatif:
a. Tidak ada penjelasan mengenai dilakukan Medical Check Up atau
pemeriksaan awal bagi tenaga kerja sebelum masuk kerja.
b. Izin penyelenggaraan klinik kesehatan kerja masih dalam proses
pengajuan dan belum di koordinasikan dengan pihak terkait
c. Pekerja masih belum menggunakan apd layak terutama saat melakukan
produksi dengan mesin tertentu
d. Dari sisi ergonomi, beberapa tenaga kerja masih belum mengindahkan
posisi penggunaan alat yang baik.
e. Beberapa tenaga kerja belum menggunakan masker saat kegiatan
produksi, dan ada beberapa menggunakan masker tak layak (masker
scuba)
f. Belum tersedia kantin perusahaan yang mana bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan makan siang.

3. Bidang Konstruksi dan Kebakaran


Temuan Positif:
1. Perusahaan sudah menyediakan APAR sebanyak 22 unit
2. Pengecekan APAR oleh pihak internal 3 bulan sekali
3. Bangunan perusahaan sudah dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup.
17
Temuan Negatif:
1. Kondisi Bangunan terlihat keropos.
4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (Smk3)

Temuan Positif:
1. Perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift
Temuan Negatif:

1. Terdapat 3 orang operator forklift tidak memiliki (SIO)

5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan Dan Tangki Timbun

Temuan Positif:
1. Telah terdapat name plat pada bejana tekan
2. Name plat tangki timbun
Temuan Negatif:
1. Belum ada dilakukan pemeliharaan, bagian dalam berpotensi meledak
jika ternyata ada cacat di bagian dalam

18
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
PT. Adi Satria Abadi

1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya

Tempat
Meminimalisir dampak Permen LH No.5 th
Telah tersedia tempat negatif 2014 Pasal 3
penampungan (1) Setiap orang yang menghasilkan limbah
Pengolahan sementara dari limbah dan Bahan (Lampiran ke II B3
(TPS) Limbah B3,
Limbah beserta Berbahaya Permen LH) wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3
surat izinnya yang dihasilkannya.

Dikantor Perusahaan telah Tentang tata cara penunjukan kewajiban


HSE memiliki Mengawasi pelaksanaan Permenaker No. PER. dan
peraturan perundang-
kantor HSE undangan 02/MEN/1992 wewenang ahli keselamatan
keselamatan dan kesehatan
kerja Pasal 2 ayat (2) huruf a.

Di
Perusahaan Telah Tersedianya Dapat mempermudah Permenaker No. Pasal 37
(1) Tempat sampah dan peralatan
tempat sampah terpisah pekerjaan dalam hal 5 tahun 2018 kebersihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
dan diberikan label pemisahan sampah (3)
huruf c harus disediakan pada setiap
Tempat Kerja.
(2) Tempat sampah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit harus :

19
a. terpisah dan diberikan label untuk
sampah
organik, non organik, dan bahan berbahaya
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. dilengkapi dengan penutup dan terbuat
dari bahan kedap air, dan;
c. tidak menjadi sarang lalat atau binatang
serangga yang lain.

Analisa Temuan negatif Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya
N
O FOTO LOKASI TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM PASAL
1 PT. Adi Kepmenaker No.
Wawancara Satria Belum adanya Kurang teliti dalam hal Kep.187 Pasal 16 ayat (1) huruf b
Abadi Petugas/Ahli K3 Kimia pemisahaan bahan kimia th 1999 Pemisahan yang dikategorikan mempunyai
berbahaya potensi bahay besar sebagaimana dimaksud
pada pasal 15 ayat (1) wajib :
b. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia
sekurang-
kurangnya 1 orang.
2 Gudang Dokumen LDKB Kepmenaker No.
Wawancara Kimia belum Untuk memudahkan pekerja Kep.187 Pasal 6
tersedia diruang dalam menentukan APD Lembar data keselamatan bahan
produksi yang th. 1999 sebagaimana
yang menggunakan harus digunakan ketika dimaksud dalam pasal 4 dan label
bahan bekerja sebagaimana
kimia berbahaya dimaksud dalam pasal 5 diletakkan ditempat
yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan
pegawai pengawas ketenagakerjaan.

20
2. Bidang Kesehatan Kerja

A. K3 Kesehatan Kerja

Tempat

No Foto Temuan Manfaat Saran Dasar Hukum Bunyi Pasal

Temuan

1 Klinik Terdapat - Menjadi tempat Harus ada PERMENAKER Pangusaha wajib


Perusahaan klinik dan fasilitas Dokter dan No.15 Tahun 2008 menyediakan ruang P3K

Dan perusahaan pengobatan Paramedis yang Tentang sebagai mana dimaksud

Ruangan beserta untuk tenaga berjaga di klinik Pertolongan dalam pasal 8 ayat (1)

Laktasi dokter dan kerja. Perusahaan Pertama pada huruf a dalam hal :

paramedis. - Menjadi tempat kecelakaan di a. Memperkerjakan

Ruangan untuk tenaga tempat kerja pasal pekerja atau buruh

Laktasi kerja wanita 9 ayat (1) 100 orang atau lebih

menyusui bayi, UU No.13 Pekerja perempuan yang

memerah ASI th 2003 Anak nya masih menyusui

dan menyimpan Diberi kesempatan

ASI. Sepatutny untuk menyusui

21
2 Semua Terdapat - Pertolongan Kotak P3K di isi PERMENAKER Pengusaha wajib
Divisi Kotak P3K pertama pada sesuai dengan No.15 Tahun 2008 menyediakan petugas

kecelakaan ketentuan dan tentang P3K di P3K dan fasilitas P3K di

- Menyimpan regulasi P3K tempat Kerja pasal tempat kerja

obat dan 2 ayat (1)

peralatan medis

sederhada

22
Tempat

No Foto Temuan Manfaat Saran Dasar Hukum Bunyi Pasal

Temuan

3 Berdasarkan HSE Dilakukan Mengetahui dan Sudah Baik PERMENAKER Pengurus diwajibkan
wawancara MCU bagi mendeteksi dipertahankan No.02 Tahun 1980 memeriksakan seluruh

tenga kerja 2 penyakit akibat tentang tenaga kerja dibawah

kali dalam 1 Kerja pemerikasaan pimpinannya, secara

tahun kesehatan tenaga berkala kepada dokter

kerja yang ditunjuk pengusaha

dan dibenarkan oleh

direktur

4 Berdasarkan HSE Ikut serta program Jaminan Sudah Baik PP No.84 Tahun Pengusaha yang
wawancara BPJS Kesehatan Kecelakaan kerja 2013 tentang memperkerjakan tenaga
dan BPJS Jaminan Hari tua penyelenggaraan kerja sebanyak 10 orang
Ketenagakerj Jaminan Pensiun program jaminan atau lebih, atau,membayar
aan bagi social tenaga kerja sedikit Rp.1.000.000
setiap tenaga pasal 2 ayat (3). wajib mengikut sertakan
kerja tenaga kerjanya dalam
program jaminan sosial

23
Tempat
No Foto Temuan Manfaat Saran Dasar Hukum Bunyi Pasal
Temuan

5 Berdasarkan Tempat Perusahaan - Menjaga Menambahkan SE Dirjen Binawas Rekomendasi diberikan

kesehatan
Wawancara Kerja menyediakan para Fasilitas Kantin No. 86 Tahun 1989 berdasarkan

catering pekerja Tentang persyaratan-persyaratan

makanan - Mecukupi Perusahaan kesehatan, higiene dan

kebutuhan
bagi gizi Catering yang sanitasi.
-
karyawannya para pekerja Mengelola

yang berasal Makanan

dari Bagi

masyarakat Tenaga Kerja

sekitar.

24
3. Bidang Konstruksi dan Kebakaran

1
di PT. Adi Perusahaan sudah Membantu mengatasi Permenaker Pasal 2 ayat (2) huruf c
Satria
Abadi menyediakan apar terjadinya kerugian besar No. PER/04/MEN/1980 "Jenis alat Pemadam api ringan terdiri dari :
kebakaran dalam skala
sebanyak 22 yang kecil a. Jenis cairan (air)
tersebar di area b. Jenis Busa
Perusahaan c. Jenis Tepung Kering
d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan
sebagainya)"
Pasal 4 ayat (1)
"Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda pemasangan"

Analisa Temuan Negatif Bidang Konstruksi dan Kebakaran


Potensi/ Probability/ Paparan/ Konsekuensi/ Rating Saran/
NO Foto Dasar Hukum Pasal
Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi

1 Kondisi 5 8 40 450 Harus segera Kemenaker Pasal 8


bangunan diperbaiki demi NO.PER.01/MEN/1980 Semua peralatan sisi-sisi lantai yang
menjaga
terlihat keselamatan terbuka, lubang-lubang dilantai yang
keropos dan dan kesehatan kerja. terbuka, atap-atap atau panggung
berlubang yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga
berpotensi yang terbuka, semua galian-galian dan
roboh/runtuh lubang-lubang yang dianggap
berbahaya harus diberi pagar atau
tutup pengaman yang kuat.
25
4. Bidang Kelembagaan Keahlian dan Sistim Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Ruang Perusahaan memiliki Mempermudah dalam proses Permenaker No. 9 th Pasal 5 ayat (1)
Produksi 1 unit Forklift dan 1 pengangkutan bahan dan 2010 Bab II pesawat angkat angkut harus dioperasikan
operator memiliki SIO material ke bagian produksi oleh operator pesawat angkat angkut yang
forklift mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja
sesuai jenis dan kualifikasinya.

Analisa Temuan Negatif Bidang Kelembagaan Keahlian dan Sistim Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
N LOKAS
O FOTO I TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM PASAL
1
Wawancara Ruang Terdapat 3 orang operator Petugas yang berkompeten Permenaker No. 9 th 2010 Pasal 5 ayat (1)
Produksi forklift tidak memiliki SIO dapat meminimalisir potensi Bab II pesawat angkat angkut harus dioperasikan
terjadinya kecelakaan dan oleh operator pesawat angkat angkut yang
penyakitn akibat kerja mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja
sesuai jenis dan kualifikasinya.

26
5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana dan Tangki Timbun

Analisa Temuan Negatif Bidang K3 Bejana Tekan


Potensi/ Probability/ Paparan/ Konsekuensi/ Rating Saran/
NO Foto Dasar Hukum Pasal
Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi
1 Wawancara Belum adanya 3 7 60 450 membuat jadwal Permenaker No. 37 Tahun Pasal 4 ayat (4)
dilakukan pengecekan berkala 2016 Tentang K3 Bejana Pemakaian bejana tekan atau tangki
pemeliharaan, agar terjamin Tekan dan Tangki Timbun timbun sebagaimana dimaksud dalam
bagian dalam keselamatan dan Pasal 4 harus dilakukan pemeriksaaan
berpotensi kesehatan tenaga dan pengujian sebelum digunakan serta
meledak kerja melakukan pemeliharaan secara berkala.
jika ternyata
ada cacat
dibagian dalam

27
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari video observasi maupun interview dengan


narasumber dari pihak PT Adi Satria Abadi mengenai beberapa aspek bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Bahan


Kimia Berbahaya Perusahaan PT. Adi Satria Abadi: sudah menerapkan
pengelolaan limbah menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
pada K3 lingkungan. Perusahaan telah memiliki office HSE. Perusahaan telah
memiliki organisasi P2K3. Perusahaan sudah memasang safety sign di setiap
ruang kerja. Perusahaan telah memasang jalur evakuasi

2. Bidang Kesehatan Kerja PT. Adi satria Abadi telah memiliki klinik untuk
pekerja, serta terdapat ventilasi udara di tempat kerja.
3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran PT. Adi satria Abadi menyediakan APAR
sebanyak 22 unit, pengecekan APAR dilakukan oleh pihak internal sebanyak 1
tahun sekali, bangunan perusahaan sudah dilengkapi dengan pencahayaan yang
cukup.

4. Bidang Kelembagaan Keahlian Dan Sistim Managemen Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja (Smk3) perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator
memiliki SIO forklift.

Dalam hal penerapan K3 yang ada di PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan
K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja.

28
B. SARAN

1. K3 Mekanik

PT. Adi Satria Abadi ini sebaiknya melakukan uji riksa pada mesin produksi,
forklift, dan genset. PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan
pengawasan kepada semua unit yang mengalami kerusakan sensor alarm atau
emergency shutdown dan alat pengaman yang sudah tidak berfungsi dengan
melakukan perbaikan pada mesin produksi tersebut.

2. Bejana Tekan

PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada unit
bejana tekan yang belum dilakukan riksa uji. Dan segera melakukan
pengurusan dokumen untuk dilakukannya uji riksa.
3. Tanki Timbun

PT. Adi Satria Abadi harus melakukan evaluasi kembali terhadap alat
pengaman kebakaran, menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran pada area
tanki timbun, serta PT. Adi Satria Abadi perlu melakukan modifikasi atau
penambahan perlengkapan fasilitas alat yang dapat membaca leveling atau
volume meter pada tanki timbun. Dan adanya peninjauan kembali terhadap
struktur tanki timbun sehingga digantikan menjadi fondasi dengan konstruksi
kuat untuk menahan beban tangki timbun pada saat terisi penuh.

29
DAFTAR PUSTAKA

Safety First Indonesia. 2018. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan


dan Kesehatan kerja.

Undang Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18 Bab dan
193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3.
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 Permenaker No. 05

Tahun 1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.

Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator Pesawat Angkat dan angkut.

Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.

Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan kesehatan dan kesehatan


kerja listrik di tempat kerja.

Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga
kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.

Permenaker No.02/MEN/1989 tentang instalasi penyalur petir.

Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan Standar Nasional


Indonesia (SNI).

Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

PERMENAKER NO PER/04/MEN/1980 Tentang cara pemasangan dan pemeliharaan


APAR.

Permenaker NO.PER 02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

30

Anda mungkin juga menyukai