“Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya,
Kerja (SMK3)”
Oleh :
FREDIE YOLANDA
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan karunia Nya
sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum. Selama pelatihan, pelaksanaan
PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
terkait hal tersebut, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh staff di PT. Safety first Indonesia selaku penyelenggara pelatihan
Ahli K3 Umum, yang telah memberikan bimbingan dansaran untuk
menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan.
4. Seluruh Pemateri DISNAKER Yogyakarta yang telah memberikan materi
dan ilmu pengalaman nya kepada kami sebagai Calon Ahli K3 Umum.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 21 tahun 2021 yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat
mewujudkan kerjasama yang baik.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang singkat, sehingga
sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun berharap
semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh penyelenggara
pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Fredie Yolanda
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................................28
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………28
B. SARAN ………………………………………………………………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan kerja merupakan hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak
perusahaan. Kesehatan kerja berkaitan pada bahan-bahan yang digunakan ditempat kerja
meliputi material alat dan bahan pengolahan. Bahan yang digunakan dapat
membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup manusia, makhluk lain dan
lingkungan hidup lainnya. Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta
limbahnya memerlukan penangan bersifat khusus. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih
tingginya angka kecelakaan kerja.
Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah faktor penting bagi kegiatan
perusahaan karena perusahaan tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya tenaga kerja.
Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia didunia
Internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit mengalami pasar global karena
mengalami ketidak efensienan pemanfaatan tenaga kerja.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut diatas, maka pada tanggal 26 November 2020
kami melakukan video observasi serta interview dengan narasumber dari Perusahaan PT.
Adi Satria Abadi sebagai bahan Praktek Kerja Lapangan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini, yaitu :
a. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
b. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 dilapangan
khususnya di bidang lingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya di PT. Adi Satria
Abadi.
c. Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi.
d. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui bidang keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan kerja dan
bahan kimia berbahaya, K3 mekanik, K3 Pesawat uap, K3 bejana tekan, K3 listrik,
K3 Konstruksi, K3 Kebakaran, K3 kelembagaan keahlian dan sistim managemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di PT. Adi Satria Abadi.
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan KesehatanKerja.
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 tahun 2003
5
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan KerjaUmum.
o Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Penunjujan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya
disebut ahliK3.
• Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja dan K3 Bahan Kimia Berbahaya :
o Undang-Undang No 3. Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO 120
Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
o Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
7
o Permenaker No.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
o Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
o Permennakertrans No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
o Permennakertrans No.15/Men/2008 tentang Pertolongan Pertama di
Tempat Kerja.
• Dasar Hukum K3 Konstruksi :
o Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja.
o Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 tentang bangunan Gedung
Permenakertrans No.PER 01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pada konstruksi kerja.
8
o Permenaker No. 01 Tahun 1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat
Operator PesawatUap.
• Dasar Hukum K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan :
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja.
o Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekan dan
TangkiTimbun.
• Dasar Hukum K3 Listrik :
o UU No. 1 Tahun 1970 Tentang KeselamatanKerja
o Permenaker No.Kep-12/MEN/2015 Tentang keselamatan kesehatan dan
kesehatan kerja listrik di tempatkerja
9
BAB II
PERUSAHAAN
10
2. MISI
PT. Adi Satria Abadi mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan
perusahaan yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan
11
Bagan Struktur Organisasi PT. Adi Satria Abadi
Proses produksi di PT Adi Satria Abadi dibagi menjadi 2 proses yaitu produksi
basah dan produksi kering. Kedua proses tersebut dapat dijelaskan dalam tahapan
dibawah ini :
Produksi basah
1. Tahap awal produksi basah adalah pengawetan kulit dengan memakai garam gling
selama satu hari. Garam akan diratakan ke semua permukaan kulit yang tujuannya
untuk mengurangi kadar air pada kulit
2. Proses Bleaching yaitu proses pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan garam
yang menempel di kulit akibat pengawetan. Proses ini menggunakan mesin molen
dengan pencucian sebanyak 4 kali dan menghasilkan limbah air sisa pencucian.
3. Proses kesrik yaitu proses penghilangan sisa sisa daging di kulit dengan memasukkan
satu persatu ke mesin roller sampai sisa daging terlepas dari kulit. Proses ini
menghasilkan limbah berupa sisa daging.
4. Proses tanning yang bertujuan untuk kulit sifatnya tahan dari kerusakan dengan
penambahan larutan khro 5 – 6 %. Prosesnya dilakukan kurang lebih 24 jam. Setelah
12
itu kulit dimasukkan ke dalam drum tanning dengan menambahkan air 80 – 100 %
dan garam dapur 3 – 4%. Proses tanning dilakukan selama 3 hari yang akan
menghasilkan kulit dengan warna wet blue.
5. Proses shaving yang bertujuan untuk membuat ketebalan kulit seragam dengan
menghilangkan sebagian besar kadar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam untuk
mengatur ketebalan kulitnya.
6. Proses dying dilakukan untuk memberikan warna dasar kulit. Prosesnya dilakukan
kurang lebih 5 jam dengan mesin molen yang diisi cat dan minyak.
Produksi Kering
1. Proses setter bertujuan untuk melebarkan kulit dengan ditekan atau press
2. Proses hanging bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kulit sampai mendekati
nol yang dilakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari selama 24 jam.
3. Proses milling dilakukan dengan memutarbalikkan kulit didalam drum yang berputar
dengan tujuan untuk melemaskan kulit selama 5 jam.
4. Proses Stacking dilakukan untuk mendapatkan kelemasan kulit sesuai permintaan atau
pesanan.
5. Proses Polish dilakukan untuk memberi tekstur rata atau membuat kulitnya halus di
bagian luar sehingga warnanya akan mengkilat dengan memakai mesin grinding
6. Proses Toggling bertujuan untuk mendapatkan ukuran kulit yang seragam yang
dilakukan dengan membetangkan dan menarik kulit pada papan berpegas sampai kulit
mendekati batas ketegangannya dan dimasukkan ke ruangan bersuhu 700 derajat
celcius.
7. Proses Sortir dilakukan untuk memilih kualitas kulit yang sesuai standard, untuk
kualitas diluar standart perusahaan akan menjual dengan harga lebih rendah.
C. Alat-alat Kerja
Adapun alat-alat kerja yang digunakan di PT. Adi Satria Abadi antara lain:
1. Alat Bleaching( Drum Molen)
2. Alat Kresik (Mesin Roller )
3. Alat Tanning
4. Mesin Shaving
5. Mesin Dyeing
13
6. Mesin Setter
7. Mesin Milling
8. Mesin Stacking
9. Mesin Polishing
10. Mesing toggling
11. Bejana tekan
12. Forklift
13. Mesin angkat (lifter)
14. Generator / Genset
15. Kompressor Udara
16. Boiler
17. Blower
18. Water Pump
14
2. Peledakan, sumber bahaya peledakan yang ada di PT. Adi Satria Abadi di
sebabkan dari penggunaan dan pemakaian bahan-bahan dasar kimia seperti :
tabung gas, oksigen, dll. Yang dapat meledak pada konsentrasi dan tekanan
tertentu.
3. Terjepit, pemakaian mesin-mesin produksi, serta cara kerja dan sikap kerja
yang kurang sesuai, sering kali dapat menimbulkan potensi bahaya angka
kecelakaan kerja yang sering terjadi adalah terjepit. Kecelakaan ini biasanya
terjadi pada proses shaving yang mungkin terjadi karena kulit terlalu licin
dan tebal.
4. Tempat kerja yang sangat becek dan tergenang air dapat menimbulkan
bahaya terpeleset khususnya pada proses piclke dan dyeing.
1. Faktor Fisika
2. Faktor Kimia
3. Faktor Biologi
4. Faktor Ergonomi
5. Faktor psikologi
15
E. Temuan – Temuan di Lapangan
Berdasarkan hasil video observasi yang saya amati pada PT. Adi Satria Abadi,
didapat jenis temuan pada perusahaan tersebut. Temuan pertama adalah Temuan
Positif, dan yang kedua adalah Temuan Negatif, yaitu sebagai berikut :
1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja
Dan Bahan Kimia Berbahaya :
Temuan Positif:
1. Tersedianya IPAL untuk pengelolaan limbah cair
2. Perusahaan memiliki jadwal rutin rapat P2K3
3. Perusahaan Menyediakan Toilet Terpisah antara karywan dan karyawati
4. Perusahaan telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan untuk karywan di
awal kerja dan pemeriksaan berkala 6 bulan sekali.
5. Perusahaan telah bekerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan
limbah padat
6. Rambu-rambu bahaya dan Keselamatan kesehatan kerja sudah semua ada.
Temuan Negatif:
1. Belum ada Ahli K3 Spesialis
2. Belum ada pemberian label tempat pennyimpanan bahan bakar dan
terpapar oleh sinar matahari langsung
3. Beberapa karyawan tampak masih belum menggunakan APD yang
ditentukan perusahaan.
4. Belum menrapkap SMK3 namun sudah progress menuju SMK3.
d. Dilakukan MCU berkala bagi tenaga kerja 2 kali dalam satu tahun.
Pengecekan MCU meliputi pernafasan, pendengaran dan pemeriksaan
fisik.
16
e. Seluruh karyawan telah didaftarkan BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak.
f. Perusahaan menyediakan catering makanan bagi karyawannya dan
dilakukan kegiatan evaluasi terhadap penyedia catering makanan
sebulan sekali. Terdapat 3 vendor catering makanan yang berasal dari
masyarakat sekitar.
g. Upaya preventif di masa pandemi:
Temuan Positif:
1. Perusahaan memiliki 1 unit forklift dan 1 operator memiliki SIO forklift
Temuan Negatif:
Temuan Positif:
1. Telah terdapat name plat pada bejana tekan
2. Name plat tangki timbun
Temuan Negatif:
1. Belum ada dilakukan pemeliharaan, bagian dalam berpotensi meledak
jika ternyata ada cacat di bagian dalam
18
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
PT. Adi Satria Abadi
1. Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya
Tempat
Meminimalisir dampak Permen LH No.5 th
Telah tersedia tempat negatif 2014 Pasal 3
penampungan (1) Setiap orang yang menghasilkan limbah
Pengolahan sementara dari limbah dan Bahan (Lampiran ke II B3
(TPS) Limbah B3,
Limbah beserta Berbahaya Permen LH) wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3
surat izinnya yang dihasilkannya.
Di
Perusahaan Telah Tersedianya Dapat mempermudah Permenaker No. Pasal 37
(1) Tempat sampah dan peralatan
tempat sampah terpisah pekerjaan dalam hal 5 tahun 2018 kebersihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
dan diberikan label pemisahan sampah (3)
huruf c harus disediakan pada setiap
Tempat Kerja.
(2) Tempat sampah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit harus :
19
a. terpisah dan diberikan label untuk
sampah
organik, non organik, dan bahan berbahaya
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. dilengkapi dengan penutup dan terbuat
dari bahan kedap air, dan;
c. tidak menjadi sarang lalat atau binatang
serangga yang lain.
Analisa Temuan negatif Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya
N
O FOTO LOKASI TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM PASAL
1 PT. Adi Kepmenaker No.
Wawancara Satria Belum adanya Kurang teliti dalam hal Kep.187 Pasal 16 ayat (1) huruf b
Abadi Petugas/Ahli K3 Kimia pemisahaan bahan kimia th 1999 Pemisahan yang dikategorikan mempunyai
berbahaya potensi bahay besar sebagaimana dimaksud
pada pasal 15 ayat (1) wajib :
b. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia
sekurang-
kurangnya 1 orang.
2 Gudang Dokumen LDKB Kepmenaker No.
Wawancara Kimia belum Untuk memudahkan pekerja Kep.187 Pasal 6
tersedia diruang dalam menentukan APD Lembar data keselamatan bahan
produksi yang th. 1999 sebagaimana
yang menggunakan harus digunakan ketika dimaksud dalam pasal 4 dan label
bahan bekerja sebagaimana
kimia berbahaya dimaksud dalam pasal 5 diletakkan ditempat
yang mudah diketahui oleh tenaga kerja dan
pegawai pengawas ketenagakerjaan.
20
2. Bidang Kesehatan Kerja
A. K3 Kesehatan Kerja
Tempat
Temuan
Ruangan beserta untuk tenaga berjaga di klinik Pertolongan dalam pasal 8 ayat (1)
Laktasi dokter dan kerja. Perusahaan Pertama pada huruf a dalam hal :
21
2 Semua Terdapat - Pertolongan Kotak P3K di isi PERMENAKER Pengusaha wajib
Divisi Kotak P3K pertama pada sesuai dengan No.15 Tahun 2008 menyediakan petugas
peralatan medis
sederhada
22
Tempat
Temuan
3 Berdasarkan HSE Dilakukan Mengetahui dan Sudah Baik PERMENAKER Pengurus diwajibkan
wawancara MCU bagi mendeteksi dipertahankan No.02 Tahun 1980 memeriksakan seluruh
direktur
4 Berdasarkan HSE Ikut serta program Jaminan Sudah Baik PP No.84 Tahun Pengusaha yang
wawancara BPJS Kesehatan Kecelakaan kerja 2013 tentang memperkerjakan tenaga
dan BPJS Jaminan Hari tua penyelenggaraan kerja sebanyak 10 orang
Ketenagakerj Jaminan Pensiun program jaminan atau lebih, atau,membayar
aan bagi social tenaga kerja sedikit Rp.1.000.000
setiap tenaga pasal 2 ayat (3). wajib mengikut sertakan
kerja tenaga kerjanya dalam
program jaminan sosial
23
Tempat
No Foto Temuan Manfaat Saran Dasar Hukum Bunyi Pasal
Temuan
kesehatan
Wawancara Kerja menyediakan para Fasilitas Kantin No. 86 Tahun 1989 berdasarkan
kebutuhan
bagi gizi Catering yang sanitasi.
-
karyawannya para pekerja Mengelola
dari Bagi
sekitar.
24
3. Bidang Konstruksi dan Kebakaran
1
di PT. Adi Perusahaan sudah Membantu mengatasi Permenaker Pasal 2 ayat (2) huruf c
Satria
Abadi menyediakan apar terjadinya kerugian besar No. PER/04/MEN/1980 "Jenis alat Pemadam api ringan terdiri dari :
kebakaran dalam skala
sebanyak 22 yang kecil a. Jenis cairan (air)
tersebar di area b. Jenis Busa
Perusahaan c. Jenis Tepung Kering
d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan
sebagainya)"
Pasal 4 ayat (1)
"Setiap satu atau kelompok alat pemadam api
ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda pemasangan"
Ruang Perusahaan memiliki Mempermudah dalam proses Permenaker No. 9 th Pasal 5 ayat (1)
Produksi 1 unit Forklift dan 1 pengangkutan bahan dan 2010 Bab II pesawat angkat angkut harus dioperasikan
operator memiliki SIO material ke bagian produksi oleh operator pesawat angkat angkut yang
forklift mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja
sesuai jenis dan kualifikasinya.
Analisa Temuan Negatif Bidang Kelembagaan Keahlian dan Sistim Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
N LOKAS
O FOTO I TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM PASAL
1
Wawancara Ruang Terdapat 3 orang operator Petugas yang berkompeten Permenaker No. 9 th 2010 Pasal 5 ayat (1)
Produksi forklift tidak memiliki SIO dapat meminimalisir potensi Bab II pesawat angkat angkut harus dioperasikan
terjadinya kecelakaan dan oleh operator pesawat angkat angkut yang
penyakitn akibat kerja mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja
sesuai jenis dan kualifikasinya.
26
5. Bidang K3 Pesawat Uap Bejana dan Tangki Timbun
27
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. Bidang Kesehatan Kerja PT. Adi satria Abadi telah memiliki klinik untuk
pekerja, serta terdapat ventilasi udara di tempat kerja.
3. Bidang Kontruksi dan Kebakaran PT. Adi satria Abadi menyediakan APAR
sebanyak 22 unit, pengecekan APAR dilakukan oleh pihak internal sebanyak 1
tahun sekali, bangunan perusahaan sudah dilengkapi dengan pencahayaan yang
cukup.
Dalam hal penerapan K3 yang ada di PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan
K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja.
28
B. SARAN
1. K3 Mekanik
PT. Adi Satria Abadi ini sebaiknya melakukan uji riksa pada mesin produksi,
forklift, dan genset. PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan
pengawasan kepada semua unit yang mengalami kerusakan sensor alarm atau
emergency shutdown dan alat pengaman yang sudah tidak berfungsi dengan
melakukan perbaikan pada mesin produksi tersebut.
2. Bejana Tekan
PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada unit
bejana tekan yang belum dilakukan riksa uji. Dan segera melakukan
pengurusan dokumen untuk dilakukannya uji riksa.
3. Tanki Timbun
PT. Adi Satria Abadi harus melakukan evaluasi kembali terhadap alat
pengaman kebakaran, menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran pada area
tanki timbun, serta PT. Adi Satria Abadi perlu melakukan modifikasi atau
penambahan perlengkapan fasilitas alat yang dapat membaca leveling atau
volume meter pada tanki timbun. Dan adanya peninjauan kembali terhadap
struktur tanki timbun sehingga digantikan menjadi fondasi dengan konstruksi
kuat untuk menahan beban tangki timbun pada saat terisi penuh.
29
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Undang – undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terdiri dari 18 Bab dan
193 pasal. Pasal yang mengatur tentang SMK3.
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 Permenaker No. 05
Permenaker No. 09 Tahun 2010 Tentang Operator Pesawat Angkat dan angkut.
Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga
kerja No.Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
Kepnaker no. 186 thn 1999 Tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
30