Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

KERJA PRAKTEK LAPANGAN


PT. INDOKARLO PERKASA

Bidang Pengawasan K3 bidang Kelembagaan & Keahlian K3


Pengawasan K3 bidang SMK3

PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI CALON AHLI K3 UMUM

Kelompok 2
Louis Allen Sipayung
Anjas Sampurna
Samuel Doku
Jeni H.M
Advenson Lumban Gaol
Daniel Sitompul

PENYELENGGARA :

PJK3 Midiatama
Jakarta 3 – 17 November 2018
1
DAFTAR KELOMPOK 2

Strukture Organisasi Kelompok 2

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat
dan anugerah-Nya kami dapat melakukan observasi lapangan di perusahaan
PT.INDOKARLO PERKASA dan menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini
dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. INDOKARLO PERKASA, Cibinong –
Jawa Barat.

Penyusunan laporan ini disusun agar dapat diterima dan dipahami oleh tim penguji dan
rekan Pembinaan dan Sertifikasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum
angkatan 63.
Tim penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah mendukung, membimbing, dan mendoakan kami;
2. Bapak dan Ibu Pengajar dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia;
3. Tim PT. Midiatama sebagai pihak penyelenggara PJK3 yang telah melatih dan membina
kami menjadi calon ahli K3 Umum;
4. Tim PT. INDOKARLO PERKASA yang telah bersedia dan membantu kami untuk
melakukan observasi lapangan serta mempraktekan ilmu mengenai K3;
5. Rekan-rekan Pembinaan dan Sertifikasi AK3U angkatan 63 dan semua pihak yang telah
membantu dan memberi dukungan demi terwujudnya penyusunan laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya
dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis apresiasi.

Jakarta, 14 November 2018

Kelompok 2
AK3U Batch 63

3
DAFTAR ISI

COVER 1
DAFTAR KELOMPOK 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Gambaran Singkat PT. INDOKARLO PERKASA 5
1.2 Dasar Hukum 6
1.3 Corporate Social Responsibility 7
1.4 Kebijakan Sistem Manajemen PT. INDORKALO PERKASA 8
1.5 Kondisi Lingkungan 8
1.6 Struktur Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja 10
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN 11
2.1 Pembinaan dan Sertifikasi Ahli K3 Umum 11
2.2 Observasi Lapangan di PT. Indokarlo Perkasa 11
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN 12
3.1 Kondisi Pabrik 12
3.2 Permasalahan 12
3.3 Temuan Positif 13
3.4 Temuan Negatif 20
BAB IV ANALISA 21
BAB V KESIMPULAN & SARAN 35
5.1 Kesimpulan 35
5.2 Saran 35
LAMPIRAN 36
6.1 Foto Kegiatan Observasi Lapangan 36
6.2 Foto Dokumen Pengesahan P2K3 37
6.3 Site Plan PT. Indokarlo Perkasa 38

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Singkat PT. INDOKARLO PERKASA


PT. INDOKARLO PERKASA adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi
spare part berbahan dasar karet seperti Automotive Rubber Part, Vibration Part dan
Rubber Hole. PT. INDOKARLO PERKASA di dirikan pada tanggal 14 Desember 1988
yang terletak di Jl. Raya Jakarta-Bogor KM 47, Cibinong, Jawa Barat. Pada saat ini, PT.
INDOKARLO PERKASA mempunyai karyawan tetap sejumlah 227 orang.

VISI :
Menjadi produsen rubber vibration insulator dan spare part karet lainnya dan sebagai
partner of choice di Indonesia.

MISI :
- Untuk mengembangkan kompetensi Rubber Parts di Indonesia
- Untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dengan memberikan kontribusi
positif bagi stakeholders.

PT. INDOKARLO PERKASA merupakan anak perusahaan dari PT. ASTRA OTOPARTS,
Tbk dan merupakan bagian dari PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk yang merupakan salah
satu perusahaan automotive terbesar di dunia. Berikut struktur holding company dari PT.
INDOKARLO PERKASA adalah sebagai berikut:

Gambar Struktur Holding PT. Astra International Tbk

5
Sebagai bagian dari perusahaan manufaktur Internasional, semua proses produksi sampai
hasil produksi menggunakan standard internasional, yaitu:
- ISO 9001:2015 tentang Quality Management System for Manufacture of Rubber Parts.
- Certificate ASMS Astra Securite Management system No. 052/CRT–ASMS/SECD/2017.
- ISO 14001:2015 tentang Environmental Management System for Manufacture of Rubber
Parts.
- OHSAS 1800:2007 tentang Occupational Helath and Safety Management System for
Manufacture of Rubber Parts.

Dengan mematuhi peraturan pemerintah, PT INDOKARLO PERKASA mendapat apresiasi


sebagai perusahaan Complying Regulation dari pemerintah Bogor dan Cross Red
Foundation dalam penerapan program CSR.

1.2 Dasar Hukum


Kegiatan penyusunan lapooran kerja praktek lapangan, didasarkan pada landasan hukum
nya adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Republik Indonesia
1. Undang Undang Dasar Tahun 1945.
2. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
c. Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3).
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 01 Tahun 2007
tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

6
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 26 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
d. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 239 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan
dan kesehatan Kerja Umum.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 1135 Tahun 1987 tentang Bendera
Keselamatan Kerja.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 245 Tahun1990 tentang Hari
Keselamatan Kerja Nasional.
e. Surat Edaran Menteri
1. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 02 Tahun 2011
tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
2. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang selanjutnya disebut
Ahli K3.
f. Keputusan Dirjen
1. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
48 Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kelengkapan dan Identitas Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

1.3 Corporate Social Responsibility


Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan, yaitu meliputi: rekrutmen
tenaga kerja di daerah sekitar lokasi pabrik, melakukan kegiatan donor darah, mendorong
kegiatan karang taruna di desa setempat dan bagaimana karyawan/masyarakat dalam
menghadapi situasi genting/darurat seperti: kebakaran dan gempa.

7
1.4 Kebijakan Sistem Manajemen PT. INDORKALO PERKASA
Sebagai bentuk komitmen pimpinan PT. INDOKARLO PERKASA untuk menjamin
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh pekerja di bawah kendalinya, serta pihak-pihak
yang berkaitan dengan kegiatan/aktivitas operasi perusahaan, PT. INDOKARLO
PERKASA mengeluarkan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini tertuang dalam Kebijakan Sistem Manajemen yang
disahkan oleh Afrisca Dwi Nugraha selaku Direktur Utama pada tanggal 12 Januari 2017.
Adapun isi kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan cara meningkatkan mutu produk,
ketepatan waktu pengiriman dan harga bersaing.
2. Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3. Melakukan upaya perlindungan lingkungan, mencakup pencegahan pencemaran,
efisiensi energi, pemanfaatan limbah B3, dan non B3, pencemaran udara, konservasi air,
serta perlindungan keanekaragaman hayati.
4. Membangun hubungan industrial melalui upaya peningkatan komunikasi, kerjasama,
dan saling percaya antara manajemen dengan Stake Holder (pemerintah, karyawan,
supplier, pelanggan, masyarakat dan lingkungan hidup) yang bermanfaat bagi kedua
belah pihak.
5. Menyelenggarakan ketertiban di lingkungan organisasi dengan memberi rasa aman dan
nyaman kepada semua yang bekerja serta melindungi instalasi dengan cara mencegah
adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan sesuai dengan ASMS (Astra
Security Management System).
6. Memenuhi seluruh peraturan Perundang – undangan yang berlaku dan ketentuan lain
yang relevan.
7. Melaksanakan perbaikan secara terus menerus dalam bidang mutu, lingkungan,
keselamatan kesehatan kerja, CSR (Corporate Social Responsibilities) dan Security
dengan melibatkan seluruh karyawan.
8. Mengkomunikasikan kebijakan sistem manajemen kepada semua yang bekerja untuk
atau atas nama organisasi.

1.5 Kondisi Lingkungan


PT. Indokarlo Perkasa berada di Jalan Raya Bogor Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor,
Jawa Barat. Berdasarkan hasil monitoring pelaksaan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (UKL-UPL) yang dilakukan rutin setiap semester tahun berjalan,
diketahui bahwa:

8
1. Kualitas udara: semua parameter yang diuji laboratorium didalam area ruangan
produksi dan di depan pabrik (ambient) memenuhi baku mutu lingkungan (BML) dan
masih dalam batas toleransi.
2. Kualitas kebisingan: hasil pengukuran tingkat kebisingan sampling di area ruang
produksi dan didepan lokasi pabrik masih dibawah ambang batas (NAB) dan tidak
membahayakan kegiatan/aktivitas para karyawan dalam menjalankan produksi. Namun
juga dilakukan antisipasi dengan penanaman pohon-pohon besar di depan pabrik, yang
diharapkan dapat meminimalisir dampak kebisingan dari aktifitas kendaraan/lalu lintas
disekitar lokasi kegiatan.

Gambar Site Plan PT. INDOKARLO PERKASA

9
1.6 Struktur Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar Struktur P2K3 PT. INDOKARLO PERKASA

PT. INDOKARLO PERKASA memiliki struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan pembantu di tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja (Permenaker No. 04 tahun 1987). Struktur organisasi tersebut diketuai oleh Tommy
Robert H selaku Direktur Utama yang memiliki peran pengambil keputusan tertinggi, Wakil
Ketua yaitu Vitri Handayani selaku Management Respresentative, Sekretaris P2K3 yaitu P.
Sapto Atmodjo lalu anggota dari wakil perusahaan dan wakil tenaga kerja.

10
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN

2.1 Pembinaan dan Sertifikasi Ahli K3 Umum


1. Mampu membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja.
2. Untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang K3, yang merupakan bidang yang
sedang berkembang dengan cepat dan menjadi Ahli K3 yang Profesional.
3. Memberikan pengetahuan tentang bahaya-bahaya dan risiko dalam pekerjaan serta
menjelaskan dan mengatur cara untuk mengurangi risiko dan bahaya di tempat pekerjaan.
4. Meningkatkan profit dan pendapatan perusahaan, karena bisa mencegah dan
mengurangi kerugian jika seandainya terjadi kecelakaan kerja.
5. Agar mampu serta dapat melaksanakan pembinaan operasional K3 di Perusahaan
maupun instansi terkait tempat peserta bekerja.

2.2 Observasi Lapangan di PT. Indokarlo Perkasa


Kegiatan observasi lapangan ini dimaksudkan untuk melakukan peninjauan secara
langsung terhadap suatu perusahaan mengenai segala kegiatan industri yang terkait dan
berhubungan dengan Kelembagaan dan Keahlian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Adapun tujuan dari
kegiatan ini antara lain:
1. Memperdalam dan memahami implementasi K3 di lapangan dengan harapan dapat
diimplementasikan di tempat kerja masing-masing.
2. Menyajikan informasi berdasarkan hasil peninjauan, pengamatan dan pengumpulan
data observasi terkait dengan K3, kelembagaan K3, serta penerapan SMK3 di
Perusahaan.
3. Menentukan temuan-temuan baik temuan positif maupun temuan negatif di lingkungan
perusahaan dalam hal K3, kelembagaan K3, serta penerapan SMK3 di Perusahaan.
4. Sebagai dasar dan persyaratan untuk dapat menempuh sertifikasi sebagai Ahli K3
umum.
5. Memberikan informasi berupa saran kepada perusahaan yang dikunjungi mengenai
implementasi K3 yang berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku di wilayah
Republik Indonesia.

11
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1 Kondisi Pabrik


Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 14 November 2018 tersebut diketahui
bahwa lingkungan kerja di PT Indokarlo Perkasa adalah Perusahaan yang memproduksi
Spare Part kendaraan yang terbuat dari karet. Bangunan terdiri dari 3 unit yaitu A,B dan C.
Setiap ruangan tertata dan memiliki fungsi berbeda – beda sesuai peruntukannya, sudah
tertata rapi, terawat dan bersih. Perihal syarat – syarat K3 guna menunjang kinerja kerja
yang lebih baik, PT Indokarlo Perkasa juga sudah menerapkan syarat – syarat K3.
Diantaranya pemasangan peraturan – peraturan K3, rambu – rambu K3 (berdasarkan
pengamatan sacara langsung) dan lainnya. Tidak hanya lingkungan kerja tetapi juga
operator yang sudah tersertifikasi. Akan tetapi masih ditemukan kondisi – kondisi yang
memiliki lingkungan kerja yang membahayakan dan memiliki potensi terjadinya
kecelakaan kerja serta kondisi yang menyebabkan dapat terganggunya kesehatan
pekerja.

3.2 Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bagian Quality, Enviroment, Health
and Safety (QEHS) sebagai perwakilan dari manajemen di PT Indokarlo Perkasa,
permasalahan K3 dapat digolongkan menjadi temuan positif dan temuan negatif. Temuan
positif merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta yang bersifat
positif terkait K3 di tempat kerja sedangkan temuan negatif merupakan hal-hal yang
merepresentasikan area yang memiliki tingkat risiko tinggi yang menyebabkan dapat
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

12
3.3 Temuan Positif
1. Perusahaan telah menerapkan kebijakan K3 yang ditunjukkan dengan adanya
Kebijakan Sistem Manajemen.

13
2. Sudah menerapkan program standar kerja 5R (ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin).
3. Sudah terbentuknya P2K3.
4. Terdapat Ahli K3 Umum sebagai sekretaris P2K3.
5. Terdapat Petugas K3 Kimia.
6. Adanya safety induction.
7. Kewajiban penggunaan APD bagi tenaga kerja.

14
8. Adanya program-program kerja K3 seperti Fire Drill, Small Group Activity, Donor Darah,
dan lain-lain.
9. Adanya safety induction untuk tamu.
10. Adanya rambu atau simbol K3 yang dipasang pada seluruh tempat kerja agar
diketahui dan dapat menghindari bahaya.
11. Telah melaksanakan sistem pembelian dan pengendalian produk dengan
mempersyaratkan K3 dalam prosesnya.
12. Peralatan kerja dan tenaga kerja telah tersertifikasi.
13. Dilaksanakannya rapat tinjauan manajemen setiap tahun.
14. Dilaksanakannya surveillance dan resertifikasi ISO.
15. Dilaksanakannya audit internal setiap 1 Tahun sekali yang kemudian hasil audit
ditindaklanjuti oleh manajemen.
16. Dilaksanakannya pemeriksaan kesehatan kerja secara berkala dan pelaporan penyakit
akibat kerja.

15
17. Telah memiliki Sertifikat ISO 14001:2015

16
18. Telah memiliki Sertifikat ISO 9001:2015

17
19. Telah memiliki Sertifikat BS OHSAS 18001:2007.

18
20. Telah mendapatkan Penghargaan K3.
21. Adanya daftar tamu di pos sekurity.

19
3.4 Temuan Negatif
1. Perusahaan belum tersertifikasi SMK3.
2. Operator mesin produksi (konveyor) belum memiliki lisensi K3 operator.
3. Beberapa operator mesin produksi tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai standar.
4. Penempatan tanda pemasangan alat pemadam api ringan (APAR) tidak sesuai standar.
5. Belum menyediakan APD yang sesuai standar kepada tamu / pengunjung.

20
BAB IV ANALISA

Berdasarkan hasil temuan ini, dilakukan analisis mengenai pemenuhan temuan dengan
peraturan yang berlaku. Analisis dilakukan dengan membandingkan temuan dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Hasil analisis ditampilkan dalam Tabel di bawah ini:

Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
1 Perusahaan UU No 13 Tahun Pasal 87 (1): Kebijakan K3
telah 2003 tentang Setiap perusahaan wajib perlu direview
menerapkan ketenagakerjaan. menerapkan sistem secara berkala
kebijakan K3 manajemen keselamatan
yang dan kesehatan kerja yang
ditunjukkan terintegrasi dgn sistem
dengan manajemen perusahaan.
PP No 50 Tahun Pasal 7 ayat (1):
adanya
2012 tentang Penetapan kebijakan K3
Kebijakan
Penerapan Sistem sebagaimana dimaksud
Sistem
Keselamatan dan dalam Pasal 6 ayat (1)
Manajemen.
Kesehatan Kerja huruf a dilaksanakan oleh
pengusaha.

21
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
1 Pasal 7(3) :
Kebijakan K3
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. visi;
b. tujuan perusahaan;
c. komitmen dan tekad
melaksanakan kebijakan;
dan kerangka dan
program kerja yang
mencakup kegiatan
perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat
umum dan/atau
operasional.
Pasal 8:
Pengusaha harus
menyebarluaskan
kebijakan K3 yang telah
ditetapkan kepada
seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain
pekerja/buruh yang
berada di perusahaan,
dan pihak lain.

22
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
1 Klausul Kriteria Audit Terdapat kebijakan K3
SMK3 yang tertulis, tertanggal,
ditandatangani oleh
pengusaha atau
pengurus, secara jelas
menyatakan tujuan dan
sasaran K3 serta
komitmen terhadap
peningkatan K3
2 Sudah UU No 01 Tahun Pasal 10: Menteri Tenaga Perlunya
terbentuknya 1970 tentang Kerja berwenang untuk peningkatan
P2K3 Keselamatan Kerja membentuk Panitia penyebaran
Pembina Keselamatan informasi
dan Kesehatan Kerja terkait struktur
guna P2K3.
memperkembangkan
kerja sama, saling
pengertian, dan partisipasi
efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga
kerja dalam tempat-
tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama
dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja, dalam
rangka melancarkan
usaha produksi.

23
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
2 Pasal 10 (4) : Prasarana
dan sarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit terdiri dari
organisasi/unit yang
bertanggung jawab di
bidang K3.
Peraturan Menteri Pasal 2 (1):
Tenaga Kerja Setiap tempat kerja
Nomor : dengan kriteria tertentu
PER.04/MEN/1987 dengan pengusaha atau
tentang Panitia pengurus wajib
Pembina membentuk P2K3
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja.

24
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
2 Pasal 2 (2) :
Tempat kerja yang
dimaksud ayat (1) ialah:
a. Tempat kerja dimana
pengusaha atau pengurus
memperkerjakan 100
orang atau Lebih.
b. Terdapat kerja dimana
pengusaha atau pengurus
memperkerjakan kurang
dari 100 orang, akan
tetapi menggunakan
bahan, proses dan
instalasi yang mempunyai
resiko yang besar akan
terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan
dan penyinaran radio
aktif.

25
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
2 Pasal 3 (1-3) :
Keanggotan P2K3 terdiri
dari unsur pengusaha dan
pekerja yang susunannya
terdiri dari ketua,
sekertaris, dan anggota.
Sekertaris P2K3 ialah ahli
keselamatan kerja dari
perusahaan yang
bersangkutan. P2K3
ditetapkan oleh menteri
atau pejabat yang
ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus
yang bersangkutan.
3 Terdapat Ahli Peraturan Menteri Pasal 3 (2) : Sekretaris
K3 Umum Tenaga Kerja P2K3 ialah ahli
sebagai Nomor : Keselamatan Kerja dari
sekretaris PER.04/MEN/1987 perusahaan yang
P2K3. tentang Panitia bersangkutan.
Pembina
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja.

26
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
4 Safety UU No 01 Tahun Pasal 13: Barang siapa safety
induction 1970 tentang akan memasuki sesuatu induction perlu
sudah Keselamatan Kerja; tempat kerja, diwajibkan dipertahankan
dilakukan. mentaati semua petunjuk dan
keselamatan kerja dan ditingkatkan
memakai alat-alat materinya
perlindungan diri yang untuk
diwajibkan. mengenalkan
keselamatan
kerja di tempat
kerja dan
pemakaian
APD untuk
tamu

27
Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
5 Kewajiban UU No 01 Tahun Pasal 12: komunikasi
penggunaan 1970 tentang Dengan peraturan penggunaan
APD bagi Keselamatan Kerja; perundangan diatur APD perlu
tenaga kerja. kewajiban dan atau hak ditingkatkan
tenaga kerja untuk: Dilakukannya
b. Memakai alat-alat perawatan
perlindungan diri yang APD secara
diwajibkan; berkala
e. Menyatakan keberatan Perlunya
kerja pada pekerjaan di pemberian
mana syarat keselamatan punishment
dan kesehatan kerja serta untuk pegawai
alat-alat perlindungan diri yang tidak
yang diwajibkan menggunakan
diragukan olehnya kecuali APD pada
dalam hal-hal khusus saat sedang
ditentukan lain oleh bekerja
pegawai pengawas dalam
batasbatas yang masih
dapat dipertanggung-
jawabkan.
Pasal 13 :
Barang siapa akan
memasuki suatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati
semua petunjuk
keselamatan kerja dan
memakai alat-alat
pelindung diri yang
diwajibkan.

Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif
28
5 PerMenakertrans No Pasal 4 (1): APD wajib
08/MEN/2010 digunakan di tempat kerja
tentang Alat di mana: dibuat, dicoba,
Pelindung Diri dipakai atau
dipergunakan mesin,
pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi
yang berbahaya yang
dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran
atau peledakan;
6 Adanya Undang-undang NO Pasal 14 b : Memasang Pemasangan
rambu atau 1 Tahun 1970 dalam tempat kerja yang rambu K3
simbol K3 dipimpinnya, semua perlu tetap
yang gambar keselamatan diterapkan dan
dipasang kerja yang diwajibkan dan dipertahankan.
pada seluruh semua bahan pembinaan
tempat kerja lainnya, pada tempat-
agar tempat yang mudah
diketahui dan dilihat dan terbaca
dapat menurut petunjuk
menghindari pegawai pengawas atau
bahaya. ahli keselamatan kerja

Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Positif

29
7 Sudah Permenaker No 04 Pasal 1 Bagian F :
dilakukan Uji Tahun 1995 tentang dimana dilakukan
Riksa untuk PJK3 pemeriksaan dan
peralatan pengujian teknik adalah
kerja seperti pemeriksaan yang
Genset, dilakukan pada keadaan
Forklif, dll mesin-mesin, pesawat-
pesawat, alat-alat dan
peralatan kerja, bahan-
bahan, lingkungan kerja,
sifat pekerjaan, cara kerja
dan proses produksi
8 Adanya UU No 1 Tahun 1970 Pasal 13 :
daftar tamu di Barang siapa akan
pos sekurity memasuki sesuatu tempat
kerja,diwajibkan mentaati
semua petunjuk
keselamatan kerja dan
memakai alat-alat
pelindung diri yang
diwajibkan

Temuan
No Dasar Hukum Bunyi Peraturan Rekomendasi
Negatif
30
1 Belum PP No 50 Tahun Pasal 5 ayat (1) : Setiap Agar
bersertifikasi 2012 tentang Perusahaan wajib menerapkan
SMK3 Penerapan Sistem menerapkan SMK3 di sertifikasi
Keselamatan dan perusahaannya. SMK3.
Pasal 1 poin 7 : Audit
Kesehatan Kerja
SMK3 adalah
pemeriksaan secara
sistematis dan
independen terhadap
pemenuhan kriteria yang
telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah
direncanakan dan
dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di
perusahaan.
2 Operator Permenakertrans Pasal 3 pengusaha atau Mengajukan
forklift belum No. 09 Tahun 2010 pengurus dilarang permohonan
memiliki tentang Operator mempekerjakan operator lisensi K3
lisensi K3 dan Petugas dan/atau petugas tertulis kepada
operator. Pesawat Angkat dan pesawat angkat dan Direktur
Angkut angkut yang tidak Jenderal
memiliki Lisensi K3 dan
buku kerja.

Berdasarkan hasil temuan berupa belum diterapkannya penilaian audit SMK3 di PT


INDOKARLO PERKASA tetapi sudah menerapkan standar OHSAS 18001:2007. OHSAS
ini merupakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berstandar
31
internasional. Adapun perbandingan OHSAS dan SMK3 dapat dilihat pada Tabel berikut ini
:

PP 50 Tahun 2012 OHSAS 18001 : 2007

No Perbedaan
Penerapannya bersifat wajib untuk
1 perusahaan tertentu yang memenuhi Penerapannya bersifat opsional
syarat
Dokumen acuan sistem manajemen K3 Pertama kali dipublikasikan oleh British
2
dikeluarkan oleh pemerintah RI Standard Institute (BSI)
Berlaku secara nasional dalam wilayah
3 Berlaku secara internasional
hukum Indonesia
Sertifikat diberikan oleh badan audit Badan sertifikasi ditunjuk oleh
4
yang ditunjuk pemerintah perusahaan
Selain sertifikat, perusahaan akan Sertifikat akan diberikan kepada
5
mendapat bendera K3 (emas/perak) perusahaan yang lolos audit
Ada sanksi jika tidak menerapkan Tidak ada ketentuan sanksi jika tidak
6
standar ini menetapkan standar
No Persamaan

1 Penetapan Kebijakan K3 Plan : Kebijakan K3, Perencanaan

2 Perencanaan K3 Do : Implementasi dan operasi

3 Penerapan Rencana K3 Check: Pemeriksaan

4 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 Action: Tinjauan Manajemen


Peninjauan dan peningkatan kinerja
5 Peningkatan berkelanjutan
SMK3

Berdasarkan perbandingan tersebut, diharapkan PT INDOKARLO PERKASA


melaksanakan SMK3 karena berada dalam wilayah hukum Republik Indonesia. Dalam
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87 disebutkan bahwa
perusahaan wajib menerapkan SMK3 dan dalam Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 Pasal 5 dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pekerja
lebih dari 100 orang atau perusahaan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi wajib
32
menerapkan SMK3. OHSAS merupakan suatu sertifikasi pemenuhan terhadap suatu
klausa K3 tanpa melihat pengesahan secara peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia. Maka dari itu, perusahaan perlu menerapkan SMK3 untuk memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan Kebijakan Sistem
Manajemen PT INDOKARLO PERKASA No 6 “Memenuhi seluruh peraturan Perundang –
undangan yang berlaku dan ketentuan lain yang relevan.”

BAB V KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan
PT INDOKARLO PERKASA merupakan anak perusahaan dari Astra International, Tbk
yang sudah menerapkan kebijakan K3 yang terintegrasi dalam Kebijakan Sistem
Manajemen Perusahaan. PT. INDOKARLO PERKASA saat ini belum mendapatkan
sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja [SMK3], tetapi sudah

33
menerapkan system OHSAS 18001 : 2015 yang mengacu pada standar internasional.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, PT INDOKARLO PERKASA ini dapat
dikategorikan sebagai perusahaan yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 [seratus]
orang dan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Secara kepatuhan Hukum Indonesia,
PT INDOKARLO PERKASA belum memenuhi persyaratan kewajiban menerapkan SMK3.

5.2 Saran
PT. Indokarlo Perkasa selain menerapkan system OHSAS 18001 : 2007, disarankan dapat
mengimplementasikan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

LAMPIRAN

6.1 Foto Kegiatan Observasi Lapangan

34
35
36
6.2 Foto Dokumen Pengesahan P2K3

37
6.3 Site Plan PT. Indokarlo Perkasa

38

Anda mungkin juga menyukai