Anda di halaman 1dari 16

INTERPRETASI PENERAPAN SMK3 SESUAI PP NO.

50/2012

KRITERIA AUDIT SMK3 O


NO INTERPRETASI NCR Obs N/A TEMUAN AUDIT
PERATURAN PEMERINTAH NO.50 K
TAHUN 2012
PEMBANGUNAN DAN
1.
PEMELIHARAAN KOMITMEN
1.1 Kebijakan K3
1 1.1.1 Terdapat kebijakan K3 yang Perusahaan membuat kebijakan K3 yang tertulis, 1
tertulis, bertanggal, ditandatangani bertanggal dan mencakup tujuan K3 dan
oleh pengusaha atau pengurus, komitmen perusahaan mengenai pelaksanaan
secara jelas menyatakan tujuan K3, Kebijakan ditandatangani oleh pengusaha
dan sasaran K3 serta komitmen atau pengurus bisa pemilik atau jabatan tertinggi
terhadap peningkatan K3. ditempat kerja.
Kebijakan minimal ada pernyataan : (pasal 2
batang tubuh)
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
& PAK
- Menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas

2 1.1.2 Kebijakan disusun oleh pengusaha Harus ada proses konsultasi dengan wakil 1
dan/atau pengurus setelah melalui pekerja yang bisa diwakili oleh P2K3, Serikat
proses konsultasi dengan wakil Pekerja, AK3 dapat dilihat pada notulensi rapat
tenaga kerja. pembahasan K3.
Pada saat review kebijakan K3 harus melibatkan
perwakilan tenaga kerja
3 1.1.3 Perusahaan mengkomunikasikan Bentuk komunikasi kebijakan K3 dapat melalui : 1
kebijakan K3 kepada seluruh penempelan dilokasi strategis, briefing pagi, kartu
tenaga kerja, tamu, kontraktor, visitor, lampiran kontrak kerja, HSE bulletin
pelanggan, dan pemasok dengan board, pintu masuk, induction training,dll.
tata cara yang tepat.

4 1.1.4 Kebijakan khusus dibuat untuk Tidak wajib ada, jika diperlukan terkait tingkat 1
masalah K3 yang bersifat khusus. resiko yang ada contoh : bahan peledak, radiasi,
alcohol and drugs.

5 1.1.5 Kebijakan K3 dan kebijakan khusus Ada mekanisme untuk meninjau ulang kebijakan 1
lainnya ditinjau ulang secara secara berkala misal melalui manajement review
berkala untuk menjamin bahwa meeting tahunan, rapat P2K3 atau rapat lainnya.
kebijakan tersebut sesuai dengan Bila ada perubahan nama perusahaan,
perubahan yang terjadi dalam manajemen, visi, dll maka kebijakan juga harus
perusahaan dan dalam peraturan direview.
perundang-undangan.
1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang
Untuk Bertindak
6 1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang Ada dokumen yang menjelaskan tanggung jawab 1
untuk mengambil tindakan dan dan wewenang seseorang yang disahkan oleh
melaporkan kepada semua pihak manajemen perusahaan, seperti dalam hal ini
yang terkait dalam perusahaan di penunjukan management representative (MR)
bidang K3 telah ditetapkan, untuk mengambil tindakan dan melapor
diinformasikan dan mengenai K3, salah satu bentuk dokumen yaitu
didokumentasikan. job description/tanggung jawab K3 dalam manual
K3, dll. Harus dipastikan personil yang terkait
mengetahui hal ini.
7 1.2.2 Penunjukan penanggung jawab K3 Ada beberapa penanggung jabab K3 yang sesuai 1
harus sesuai peraturan perundang- peraturan perundangan seperti : Dokter
undangan. perusahaan (Permenaker 01/MEN/1976),
Parameids (01/MEN/1979), Sekretaris P2K3
(2/MEN 1992), Regu tanggap darurat (186/1999).

8 1.2.3 Pimpinan unit kerja dalam suatu Bisa dilihat dalam job descriptionnya, bukti 1
perusahaan bertanggung jawab keterlibatan misalnya turut andil dalam penilaian
atas kinerja K3 pada unit kerjanya. kinerja K3 unit, ikut serta dalam inspeksi K3, ikut
serta rapat K3 unit dan memantau pencapaian
kinerja unit K3.
9 1.2.4 Pengusaha atau pengurus Lihat tanggung jawab manajemen baik pada 1
bertanggung jawab secara penuh kebijakan K3,manual SMK3 atau job descnya.
untuk menjamin pelaksanaan Bukti pelaksanaannya dapat dilihat pada kriteria
SMK3. 1.3.1 sampai 1.3.3 apakah sudah melaksanakan
tinjauan manajemen terkait dengan SMK3.

10 1.2.5 Petugas yang bertanggung jawab Bisa dilihat dari sertifikat pelatihan, dokumentasi 1
untuk penanganan keadaan darurat latihan darurat, absensi latihan. (note : kepmen
telah ditetapkan dan mendapatkan 186/men/1999)
pelatihan.
11 1.2.6 Perusahaan mendapatkan saran- Bisa berupa laporan kinerja K3 dari 1
saran dari para ahli di bidang K3 konsultan/pegawai pengawas (luar) dan laporan
yang berasal dari dalam dan/atau audit internal K3, inspeksi K3, laporan study
luar perusahaan. banding/bench marking, dll dari dalam
perusahaan.
12 1.2.7 Kinerja K3 termuat dalam laporan Jelas. Kinerja K3 misal meliputi angka 1
tahunan perusahaan atau laporan kecelakaan (FR & SR), jumlah klaim kecelakaan,
lain yang setingkat. prestasi/penghargaan K3, % pencapaian target,
dll.
1.3 Tinjauan dan Evaluasi
13 1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan Kegiatan tinjauan ulang ini dalam bentuk rapat 1
SMK3 meliputi kebijakan, tinjauan manajemen yang agendanya sesuai
perencanaan, pelaksanaan, dengan lampiran I Permenaker PP 50 dimana
pemantauan dan evaluasi telah didalam program kerja memasukan unsur PDCA,
dilakukan, dicatat dan Rapat tinjauan manajemen ini dihadiri oleh top
didokumentasikan. manajemen, dan tidak dapat disamakan dengan
rapat bulanan P2K3.
14 1.3.2 Hasil tinjauan dimasukkan dalam Lihat pada notulensi rapat tinjauan manajemen 1
perencanaan tindakan manajemen. bentuk tindakan perbaikan atau corrective action
yang akan dilakukan apakah masuk didalam
program kerja tahun berikutnya.
15 1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang Adanya ketetapan dalam prosedur yang 1
pelaksanaan SMK3 secara berkala menyatakan pelaksanaan RTM secara berkala.
untuk menilai kesesuaian dan Minimal tinjauan manajemen dilaksanakan
efektivitas SMK3. setahun sekali
1.4 Keterlibatan dan Konsultasi
dengan Tenaga Kerja
16 1.4.1 Keterlibatan dan penjadwalan Ada dokumen tentang kegiatan konsultasi antara 1
konsultasi tenaga kerja dengan tenaga kerja dan wakil perusahaan contohnya
wakil perusahaan bisa forum serikat pekerja yang salah satu
didokumentasikan dan agendanya mengenai K3 atau tenaga kerja
disebarluaskan ke seluruh tenaga dengan kepengurusan P2K3 yang mewakili
kerja. perusahaan.
Dokumentasi bisa dalam bentuk notulensi
kegiatan, jadwal atau time table kegiatan. Wakil
perusahaan adalah personil yang ditunjuk oleh
manajemen perusahaan.
17 1.4.2 Terdapat prosedur yang Prosedur tersebut dapat berupa pedoman atau 1
memudahkan konsultasi mengenai tata cara atau tahapan penyampaian
perubahan-perubahan yang masalah/issue K3 akibat perubahan di tempat
mempunyai implikasi terhadap K3. kerja. Perubahan yg dimaksud bisa tempat kerja,
cara kerja, alat & bahan yang dirasa pekerja
membahayakan dirinya.
Dapat dilihat dalam rekaman-rekaman terkait,
misalnya rekaman notulensi rapat P2K3,
wawancara dengan auditee mengenai tata cara
konsultasi
18 1.4.3 Perusahaan telah membentuk Buktinya dapat berupa dokumen surat 1
P2K3 Sesuai dengan peraturan penunjukan/pengesahan P2K3 dari Dinas tenaga
perundang-undangan. kerja setempat sesuai (Per-04/MEN/1987)

19 1.4.4 Ketua P2K3 adalah pimpinan Lihat pada dokumen 1.4.3 siapa yang menjabat 1
puncak atau pengurus. sebagai ketua P2K3, Seharusnya pengurus atau
pimpinan puncak perusahaan.

20 1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 Sekretaris P2K3 harus ahli K3 sesuai dengan 1
sesuai dengan peraturan Permenaker 02/MEN/1992. Lihat pada sertifikat
perundang-undangan. dan surat penunjukan AK3.
Semua AK3 boleh (umum, konstruksi, kimia,
listrik, boiler, angkat, angkut, kebakaran)

21 1.4.6 P2K3 menitikberatkan kegiatan Lihat pada program-program K3 yang 1


pada pengembangan kebijakan direncanakan atau sedang dilaksanakan selama
dan prosedur mengendalikan risiko. ini, Apakah ada program mengenai
pengembangan atau peninjauan kebijakan dan
perbaikan/pengembangan prosedur terkait
dengan pengendalian risiko terkait temuan dari
hasil penilaian risiko.

22 1.4.7 Susunan pengurus P2K3 Adanya dokumentasi struktur organisasi P2K3 1


didokumentasikan dan yang disosialisasikan.
diinformasikan kepada tenaga
kerja.
23 1.4.8 P2K3 mengadakan pertemuan Minimal dilakukan 1 kali dalam satu bulan atau 1
secara teratur dan hasilnya sesuai ketentuan dalam prosedur mengenai
disebarluaskan di tempat kerja. P2K3. (kepmen 155/MEN/1984)

24 1.4.9 P2K3 melaporkan kegiatannya Kegiatan P2K3 harus dilaporkan ke Dinas 1


secara teratur sesuai dengan setempat minimal per triwulan menggunakan
peraturan perundang-undangan. format pelaporan yang disediakan sesuai dengan
peraturan perundangan.

25 1.4.10 Dibentuk kelompok-kelompok kerja Adanya penunjukan Sub P2K3 jika diperlukan 1
dan dipilih dari wakil-wakil tenaga dan mendapatkan pelatihan tentang P2K3.
kerja yang ditunjuk sebagai Diskusi Kementrian : jenis Pelatihan P2K3 sesuai
penanggung jawab K3 di tempat peraturan perundangan itu apa, apa peraturan
kerjanya dan kepadanya diberikan perundangan terkait?
pelatihan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
26 1.4.11 Susunan kelompok-kelompok kerja Adanya dokumentasi struktur kelompok kerja 1
yang telah terbentuk yang disosialisasikan.
didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga
kerja.
2. PEMBUATAN DAN
PENDOKUMENTASIAN
RENCANA K3
2.1 Rencana strategi K3
27 2.1.1 Terdapat prosedur terdokumentasi SOP manajemen risiko. 1
untuk identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian risiko
K3.
28 2.1.2 Identifikasi potensi bahaya, Ada petugas/personil/tim yang melakukan 1
penilaian, dan pengendalian risiko manajemen risiko di tempat kerja. Kompetensi
K3 sebagai rencana strategi K3 dilihat dari trainingnya (sertifikat pelatihan baik
dilakukan oleh petugas yang internal/eksternal) dan pengalaman kerjanya dan
berkompeten. kita lihat hasil kerjanya yaitu dokumen risk
management yang sudah ada sudah sesuai
dengan tata cara yang telah ditetapkan melalui
prosedur atau acuan terkait

29 2.1.3 Rencana strategi K3 sekurang- Terdapat rencana atau program kegiatan untuk 1
kurangya berdasarkan tinjauan mengendalikan risiko yang diidentifikasi di 2.1.1.
awal, identifikasi potensi bahaya, Perhatikan detil rencana tersebut. Bentuk
penilaian, pengendalian risiko, dan dokumen dapat berupa program/rencana K3 atu
peraturan perundang-undangan manajemen program. Untuk melihat
serta informasi K3 lain baik dari penerapannya dapat dilihat dari
dalam maupun luar perusahaan. pemantauan/monitoring program kerja yang
berkaitan dengan pengendalian risiko tersebut.

30 2.1.4 Rencana strategi K3 yang telah Dilihat pada detil dari tiap rencana/program K3 1
ditetapkan digunakan untuk mencakup tujuan/sasaran, siapa pelaksananya,
mengendalikan risiko K3 dengan jangka waktu pelaksanaan, sumberdaya
menetapkan tujuan dan sasaran (termasuk fasilitas) serta prioritas (dilihat dari
yang dapat diukur dan menjadi hasil penilaian manajemen risiko)
prioritas serta menyediakan sumber
daya.
31 2.1.5 Rencana kerja dan rencana khusus Rencana K3 yang disusun dan diterapkan selain 1
yang berkaitan dengan produk, dari hasil manajemen risiko dimana potensi
proses, proyek atau tempat kerja bahaya dan insiden sudah tercakup di dalam
tertentu telah dibuat dengan manajemen risiko, juga dilihat apakah catatan K3
menetapkan tujuan dan sasaran sebelumnya seperti dari hasil rapat tinjauan
yang dapat diukur, menetapkan manajemen atau hasil – hasil pengukuran yang
waktu pencapaian dan menyimpang dan membutuhkan tindak lanjut
menyediakan sumber daya. dimasukkan sebagai dasar.

32 2.1.6 Rencana K3 diselaraskan dengan Agar dipastikan rencana K3 merupakan bagian 1


rencana sistem manajemen yang melekat dalam proses bisnis perusahaan.
perusahaan. Evidence : program kerja perusahaan salah
satunya berisi program kerja K3
Diskusi Kementrian : definisi selaras?

2.2 Manual SMK3


33 2.2.1 Manual SMK3 meliputi kebijakan, Dokumen berupa manual SMK3 atau dokumen 1
tujuan, rencana, prosedur K3, level I, yang mencakup kebijakan, tujuan,
instruksi kerja, formulir, catatan dan rencana kerja (rencana terkini bisa dalam bentuk
tanggung jawab serta wewenang terlampir), prosedur K3 bisa dalam bentuk matrik
tanggung jawab K3 untuk semua korelasi prosedur serta job desc sesuai struktur
tingkatan dalam perusahaan. organisasi yang tercantum.

34 2.2.2 Terdapat manual khusus yang Dokumen berupa manual khusus (misal manual 1
berkaitan dengan produk, proses, untuk pengelolaan Bahan Kimia, Limbah, Manual
atau tempat kerja tertentu. untuk Ergonomi, manual penanganan bahan
peledak dll)
35 2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat oleh Manual disimpan pada lokasi yang mudah 1
semua personil dalam perusahaan diakses oleh personil perusahaan, untuk
sesuai kebutuhan. membuktikannya dapat dilihat dari lembar
distribusi manual.
2.3 Peraturan perundangan dan
persyaratan lain dibidang K3
36 2.3.1 Terdapat prosedur yang Adanya SOP identifikasi peraturan perundangan 1
terdokumentasi untuk K3 yang relefan dengan proses bisnis
mengidentifikasi, memperoleh, perusahaan.
memelihara dan memahami
peraturan perundang-undangan,
standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lain yang relevan
dibidang K3 untuk seluruh tenaga
kerja di perusahaan.
37 2.3.2 Penanggung jawab untuk Adanya PIC yang memelihara dan up date 1
memelihara dan mendistribusikan peraturan perundangan K3.
informasi terbaru mengenai
peraturan perundangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan
lain telah ditetapkan
38 2.3.3 Persyaratan pada peraturan Prosedur dan IK memasukan persyaratan 1
perundang-undangan, standar, peraturan perundangan yang berlaku
pedoman teknis, dan persyaratan
lain yang relevan di bidang K3
dimasukkan pada prosedur-
prosedur dan petunjuk-petunjuk
kerja.
39 2.3.4 Perubahan pada peraturan Jika ada perundangan K3 yang berubah untuk 1
perundang-undangan, standar, dilakukan up date dari SOP dan WI.
pedoman teknis, dan persyaratan
lain yang relevan di bidang K3
digunakan untuk peninjauan
prosedur-prosedur dan petunjuk-
petunjuk kerja.
2.4 Informasi K3
40 2.4.1 Informasi yang dibutuhkan Adaya mekanisme dalam menyebarluaskan 1
mengenai kegiatan K3 informasi K3 dengan mengunakan papan
disebarluaskan secara sistematis informasi, email, toolbox meeting,dll.
kepada seluruh tenaga kerja, tamu,
kontraktor, pelanggan, dan
pemasok.
3. PENGENDALIAN
PERANCANGAN DAN
PENINJAUAN KONTRAK
3.1 Pengendalian Perancangan
41 3.1.1 Prosedur yang terdokumentasi Terdapat dokumen tertulis berupa prosedur 1
mempertimbangkan identifikasi perancangan yang didalamnya ada identifikasi
potensi bahaya, penilaian, dan bahaya dan penilaian risiko (manajemen risiko).
pengendalian risiko yang dilakukan Lihat detil isi prosedurnya, bagaimana tahapan
pada tahap perancangan dan majemen risiko tersebut dimasukan pada tahap
modifikasi. perancangan?
42 3.1.2 Prosedur, instruksi kerja dalam Saat perancangan dilakukan apakah juga telah 1
penggunaan produk, dibuat WI/prosedur khusus untuk
pengoperasian mesin dan produk/sarana/proses yang dirancang atau
peralatan, instalasi, pesawat atau dirancang ulang berdasarkan rekomendasi dari
proses serta informasi lainnya yang pengendalian risiko yang telah ditetapkan.
berkaitan dengan K3 telah
dikembangkan selama
perancangan dan/atau modifikasi.
43 3.1.3 Petugas yang berkompeten Ada personil yang ditunjuk untuk melakukan 1
melakukan verifikasi bahwa verifikasi aspek K3 telah dipenuhi dalam
perancangan dan/atau modifikasi rancangan (lihat dalam tahapan prosedur
memenuhi persyaratan K3 yang perancangan prasyarat personil yang melakukan
ditetapkan sebelum penggunaan perancangan). Personil ini bisa internal (misal
hasil rancangan. Ahli K3) atau eksternal (misal petugas pengawas
K3, konsultan atau Perusahaan Jasa K3 yang
ditunjuk)

44 3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi Lihat pada rekaman hasil modifikasi/perancangan 1
perancangan yang mempunyai berupa catatan atau notulensi review
implikasi terhadap K3 perancangan, checklist kesesuaian desain
diidentifikasikan, dengan aspek K3, tanda tangan pengesahan
didokumentasikan, ditinjau ulang rancangan oleh petugas di 3.1.3.
dan disetujui oleh petugas yang
berwenang sebelum pelaksanaan.

3.2 Peninjauan Kontrak


45 3.2.1 Prosedur yang terdokumentasi terdapat prosedur tertulis yang mencakup proses 1
harus mampu mengidentifikasi identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko
bahaya dan menilai risiko K3 bagi dilakukan pada kegiatan memasok barang dan
tenaga kerja, lingkungan, dan jasa dalam suatu kontrak. Bentuk rekamannya
masyarakat, dimana prosedur bisa hasil manajemen risiko pada aktifitas
tersebut digunakan pada saat pemasokan barang dan jasa serta muatan
memasok barang dan jasa dalam tentang kegiatan tersebut tercakup dalam
suatu kontrak. kontrak.

46 3.2.2 Identifikasi bahaya dan penilaian Persyaratan personil yang melakukan kegiatan 1
risiko dilakukan pada tinjauan tersebut tercakup diatur didalam prosedur
kontrak oleh petugas yang tersebut, minimal telah mendapat pelatihan
berkompeten. manajemen resiko dan berpengalaman di
bidangnya.
47 3.2.3 Kontrak ditinjau ulang untuk Bila 3.2.1 sudah ada dan diterapkan maka kriteria 1
menjamin bahwa pemasok dapat ini tentunya otomatis akan dipenuhi. Disini kita
memenuhi persyaratan K3 bagi melihat apakah prasyaratan K3 dari pelanggan
pelanggan. telah terpenuhi. Rekamannya adalah isi kontrak
tersebut telah memuat aspek K3 didalamnya
secara jelas sesuai dengan spesifikasi
pekerjaannya, seperti penyediaan perlengkapan
alat pelindung diri,
tanggung jawab dan gugat terhadap kecelakaan
kerja, asuransi kecelakaan dll.
48 3.2.4 Catatan tinjauan kontrak dipelihara Dokumennya berupa catatan review 1
dan didokumentasikan. kontrak/checklist pemenuhan persyaratan K3
dalam suatu kontrak.
4. PENGENDALIAN DOKUMEN
4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan
Pengendalian Dokumen
49 4.1.1 Dokumen K3 mempunyai Disini kita melihat dari acuan prosedur 1
identifikasi status, wewenang, pengendalian dokumen yang telah ditetapkan.
tanggal pengeluaran dan tanggal Dimana status dokumen bisa berupa tata cara
modifikasi. penomoran, wewenang bisa berupa siapa
personil yang menyetujui dokumen, terdapat tgl
pengeluaran dan modifikasi bila terjadi
perubahan. Tidak harus ada prosedur
pengendalian dokumen, tetapi jika implentasinya
tidak efektif menjadi ketidaksesuaian.

50 4.1.2 Penerima distribusi dokumen Dalam dokumen tercantum kepemilikan dokumen 1


tercantum dalam dokumen tersebut dengan mengacu pada daftar distribusi
tersebut. penerima dokumen.
51 4.1.3 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan Dokumen K3 disimpan pada lokasi tertentu yang 1
secara sistematis pada tempat memudahkan untuk diakses
yang ditentukan.
52 4.1.4 Dokumen usang segera Perusahaan harus memastikan bahwa dokumen 1
disingkirkan dari penggunaannya K3 yang sedang beredar adalah dokumen
sedangkan dokumen usang yang terbaru/revisi terakhir. Bila disimpan maka diberi
disimpan untuk keperluan tertentu tanda misalkan “obsolete”
diberi tanda khusus.
4.2 Perubahan dan Modifikasi
Dokumen
53 4.2.1 Terdapat sistem untuk membuat, Terdapat prosedur pengendalian dokumen yang 1
menyetujui perubahan terhadap mencakup tahapan proses pembuatan dan
dokumen K3. persetujuan perubahan dokumen.

54 4.2.2 Dalam hal terjadi perubahan Pada dokumen yang telah berubah biasanya 1
diberikan alasan terjadinya dilampirkan keterangan/alasan perubahan yang
perubahan dan tertera dalam dilakukan, tgl modifikasi dan siapa yang
dokumen atau lampirannya dan menyetujui perubahan tsb atau daftar riwayat
menginformasikan kepada pihak perubahan biasanya terletak didepan atau
terkait. dibelakang dokumen terkait.

55 4.2.3 Terdapat prosedur pengendalian Terdapat prosedur pengendalian dokumen 1


dokumen atau daftar seluruh dimana didalamnya mempersyaratkan
dokumen yang mencantumkan pembuatan masterlist dokumen atau suatu daftar
status dari setiap dokumen yang berisi semua judul dokumen K3 yang
tersebut, dalam upaya mencegah dipergunakan termasuk statusnya (misalkan
penggunaan dokumen yang usang. revisi terakhir beserta tanggal revisinya)

5. PEMBELIAN DAN
PENGENDALIAN PRODUK
5.1 Spesifikasi Pembelian Barang
Dan Jasa
56 5.1.1 Terdapat prosedur yang Terdapat prosedur tertulis mengenai prosedur 1
terdokumentasi yang dapat pembelian barang atau jasa dimana ada spesifik
menjamin bahwa spesifikasi teknik K3 dan informasi lain yang terkait dicantumkan
dan informasi lain yang relevan dalam salah satu clausul prosedur tersebut
dengan K3 telah diperiksa sebelum secara jelas, misalnya MSDS untuk pembelian
keputusan untuk membeli. bahan kimia, informasi yang relevan untuk
pembelian alat pelindung diri dll.

57 5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk setiap Kriteria ini merupakan aplikasi dari kriteria 5.1.1 1
sarana produksi, zat kimia atau dimana perusahaan dapat menunjukkan contoh
jasa harus dilengkapi spesifikasi catatan purchase order yang memasukkan item
yang sesuai dengan persyaratan K3 saat pembeliannnya secara jelas.
peraturan perundang-undangan
dan standar K3.
58 5.1.3 Konsultasi dengan tenaga kerja Kegiatan konsultasi ini dapat disebutkan dalam isi 1
yang kompeten pada saat prosedur 5.1.1 dan ditunjukkan bukti berupa
keputusan pembelian, dilakukan notulensi meeting/input dari pihak user kepada
untuk menetapkan persyaratan K3 pembelian dan atau pengesahan dalam
yang dicantumkan dalam Purchasing order.
spesifikasi pembelian dan
diinformasikan kepada tenaga kerja
yang menggunakannya.
59 5.1.4 Kebutuhan pelatihan, pasokan alat Kebutuhan pelatihan, APD, dll ini bisa disebutkan 1
pelindung diri dan perubahan dalam prosedur pembelian dan dapat dibuktikan
terhadap prosedur kerja harus berupa catatan purchase order yang telah
dipertimbangkan sebelum lengkap item K3-nya. Bentuk peninjauan ulang
pembelian dan penggunaannya. dapat dalam bentuk pengesahan dalam
purchasing order atau hasil penilaian produk atau
jasa yang baru sebelum pembelian, misalnya
penilaian dalam pembelian alat pelindung diri dan
lain-lain.
60 5.1.5 Persyaratan K3 dievaluasi dan Adanya evaluasi terhadap persyaratan K3 1
menjadi pertimbangan dalam sebelum proses pembelian dan seleksi
seleksi pembelian. pembelian.
5.2 Sistem Verifikasi Barang dan
Jasa Yang Telah Dibeli
61 5.2.1 Barang dan jasa yang dibeli Setiap barang dan jasa yang masuk harus 1
diperiksa kesesuaiannya dengan diperiksa sesuai dengan spesifikasi yang telah
spesifikasi pembelian. disetujui sebelumnya. Misal dokumen persetujuan
penerimaan barang oleh pihak gudang.
5.3 Pengendalian Barang dan Jasa
Yang Dipasok Pelanggan
62 5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok Barang dan jasa yang dipasok pelanggan 1
pelanggan, sebelum digunakan maksudnya barang/jasa yang
terlebih dahulu diidentifikasi potensi dipergunakan/diproses di tempat kerja kita untuk
bahaya dan dinilai risikonya dan kemudian setelah selesai dikembalikan lagi
catatan tersebut dipelihara untuk kepada pelanggan. Bukti penerapan kegiatan ini
memeriksa prosedur. bisa dicantumkan dalam prosedur tersendiri atau
melalui rekaman kegiatan manajemen risiko
seperti yang dilakukan pada 2.1.1 - Buktinya
berupa label, penomoran atau tanda pada barang
dari pihak pelanggan
5.4 Kemampuan Telusur Produk
63 5.4.1 Semua produk yang digunakan Tahapan produksi dapat diindentifikasi prosesnya 1
dalam proses produksi dapat dimana jika terdapat kesalahan produk
diidentifikasi di seluruh tahapan berdampak K3 di ketahui proses kesalahan ada
produksi dan instalasi, jika terdapat diproses mana dapat dilihat dengan adanya WI
potensi masalah K3. atau SOP.
64 5.4.2 Terdapat prosedur yang Adanya SOP mampu telusur produk yang 1
terdokumentasi untuk penelusuran mencakup antisipasi dari potensi masalah K3.
produk yang telah terjual, jika Contoh : Pembangkit menjadi NA
terdapat potensi masalah K3 di Diskusi Kementrian : bahan diskusi dengan
dalam penggunaannya. kementerian

6. KEAMANAN BEKERJA
BERDASARKAN SMK3
6.1 Sistem Kerja
65 6.1.1 Petugas yang kompeten telah Perusahaan telah menunjuk personil untuk 1
mengidentifikasi bahaya, menilai melakukan manajemen risiko. Bukti
dan mengendalikan risiko yang penerapannya dapat dilihat dari catatan
timbul dari suatu proses kerja. manajemen risiko untuk setiap tahapan
proses kerja. Kompetensi petugas ini dilihat dari
sertifikat atau catatan pelatihan manajemen
risiko, job desc atau wewenangnya atau dari track
record pengalaman serta catatan manajemen
risiko sesuai dengan tata cara perhitungan yang
telah ditetapkan.

66 6.1.2 Apabila upaya pengendalian risiko Pengendalian risiko dapat dilihat dari catatan 1
diperlukan, maka upaya tersebut manajemen risiko yang telah dibuat/diusulkan,
ditetapkan melalui tingkat apakah pengendalian risiko yang diambil telah
pengendalian. mengikuti tahapan pengendalian seperti:
eliminasi, substitusi, rekayasa teknik (termasuk
Isolasi), administrasi control dan APD. Tidak
selalu administrasi control dan APD.

67 6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk Terdapat dokumen tertulis prosedur/WI di tempat 1
kerja yang terdokumentasi untuk kerja. Untuk ijin kerja misalnya hot work permit,
mengendalikan risiko yang confined space permit, ketinggian,
teridentifikasi dan dibuat atas dasar penggalian/kedalaman, radiasi dll, tergantung dari
masukan dari personil yang proses yang ada di tempat kerja.
kompeten serta tenaga kerja yang
terkait dan disahkan oleh orang
yang berwenang di perusahaan.

68 6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan Bila ada pengembangan dan atau perubahan 1
perundang-undangan, standar terhadap prosedur/WI maka mengacu pada
serta pedoman teknis yang relevan peraturan, standar atau ketentuan lainnya yang
diperhatikan pada saat terkait. Biasanya pada prosedur/WI dapat kita
mengembangkan atau melakukan temukan pada kolom referensi, dimana dalam
modifikasi atau petunjuk kerja. referensi tersebut dicantumkan section
standar/acuan/peraturan yg diacu.
69 6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk Terdapat dokumen tertulis prosedur/WI di tempat 1
tugas berisiko tinggi. kerja. Untuk ijin kerja misalnya hot work permit,
confined space permit, ketinggian,
penggalian/kedalaman, radiasi dll, tergantung dari
proses yang ada di tempat kerja.

70 6.1.6 Alat pelindung diri disediakan Lihat penerapannya di lapangan, apakah APD 1
sesuai kebutuhan dan digunakan disediakan sesuai dengan matriks kebutuhan
secara benar serta selalu dipelihara
APD atau yang tercantum dalam prosedur/WI
dalam kondisi layak pakai. berdasarkan job safety analysisnya ? APD yang
disediakan dipakai dengan benar ? Bagaimana
kondisinya ? Ambil sampel saja. Lihat
Permenaker 08 tahun 2010
71 6.1.7 Alat pelindung diri yang digunakan Kesesuaian APD dengan standar/Per-UU dilihat 1
dipastikan telah dinyatakan layak pada spesifikasi teknis dari pihak supplier
pakai sesuai dengan standar berdasarkan informasi brosur maupun sertifikat
dan/atau peraturan perundang- uji kelayakan yang supplier kirimkan. Mereka
undangan yang berlaku. mengacu ke standar mana ? Atau mungkin lihat
sertifikasi produk misal SNI, BS, ISO, dll dari APD
tersebut. Lihat Permenaker 08 tahun 2010

72 6.1.8 Upaya pengendalian risiko Terkait dengan 6.1.1 dimana pengendalian risiko 1
dievaluasi secara berkala apabila yang telah dilaksanakan ditinjau kembali apabila
terjadi ketidaksesuaian atau terjadi perubahan pada proses kerja.
perubahan pada proses kerja.
6.2 Pengawasan
73 6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk Ada kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan 1
menjamin bahwa setiap pekerjaan pekerjaan di tempat kerja. Biasanya menjadi
dilaksanakan dengan aman dan tanggung jawab supervisor atau yang setingkat.
mengikuti prosedur dan petunjuk
kerja yang telah ditentukan.

74 6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai Lihat kembali pada uraian tanggung jawab pada 1
dengan tingkat kemampuan dan 6.2.1 atau adanya kegiatan pemantauan bagi
tingkat risiko tugas. karyawan baru atau program on the job training -
Idem dengan 6.2.1.

75 6.2.3 Pengawas/penyelia ikut serta Lihat pada job desc-nya dan bukti penerapan 1
dalam identifikasi bahaya dan berupa laporan inspeksi/laporan sumber bahaya
membuat upaya pengendalian. atau lainnya.

76 6.2.4 Pengawas/penyelia diikutsertakan Pengawas terlibat dalam kegiatan pelaporan dan 1


dalam melakukan penyelidikan dan penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat
pembuatan laporan terhadap kerja.
terjadinya kecelakaan dan penyakit - Lihat pada prosedur pelaporan & penyelidikan
akibat kerja serta wajib kecelakaan kerja (elemen 8) dan item pada 6.2.1
menyerahkan laporan dan saran- (uraian job desc).
saran kepada pengusaha atau - Lihat juga pada dokumen pelaporan dan hasil
pengurus. penyelidikan kecelakaan yang pernah terjadi.
77 6.2.5 Pengawas/penyelia ikut serta Proses konsultasi disini bisa berupa keterlibatan 1
dalam proses konsultasi. pengawas dalam rapat yang membahas masalah-
masalah K3 dalam area pengawasannya.

6.3 Seleksi dan Penempatan


Personil
78 6.3.1 Persyaratan tugas tertentu Perusahaan menetapkan syarat kesehatan dalam 1
termasuk persyaratan kesehatan penerimaan pegawai. Lihat pada prosedur
diidentifikasi dan dipakai untuk penerimaan pegawai dan data-data aktifitas
menyeleksi dan menempatkan pemeriksaan kesehatan karyawan selama ini.
tenaga kerja.

79 6.3.2 Penugasan pekerjaan harus Idem dengan 6.3.1 dan terdapat job qualification 1
berdasarkan kemampuan dan untuk setiap jabatan yang mencakup minimal
keterampilan serta kewenangan pelatihan dan latarbelakang pendidikan serta
yang dimiliki. pengalaman.
6.4 Area Terbatas
80 6.4.1 Pengusaha atau pengurus Adanya dokumen atau daftar daerah-daerah di 1
melakukan penilaian risiko tempat kerja yang memerlukan ijin masuk. Atau
lingkungan kerja untuk mengetahui cek langsung ke lapangan atau dapat juga dilihat
daerah-daerah yang memerlukan dari catatan manajemen risiko yang telah
pembatasan izin masuk. dilakukan.

81 6.4.2 Terdapat pengendalian atas Pada daerah-daerah tsb dilakukan pengendalian 1


daerah/tempat dengan pembatasan yang dapat berupa ijin tertulis, penguncian, rambu-
izin masuk. rambu, dll.
82 6.4.3 Tersedianya fasilitas dan layanan di Fasilitas disini yaitu kamar mandi, wastafel, 1
tempat kerja sesuai dengan loker/ruang ganti, musholla, ruang makan, kantin,
standar dan pedoman teknis. sarana olahraga, poliklinik, alat bantu kerja
seperti tangga, lantai ruang, transportasi dll.
Layanan yaitu penyediaan air minum bersih,
layanan makan, kesehatan dll.
83 6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang Rambu K3 (safety sign, warning sign, poster, 1
sesuai dengan standar dan rambu APD dll) dan tanda pintu dipasang sesuai
pedoman teknis. standar berdasarkan pedoman teknis / SNI
mempunyai sinyal penerangan min 10 lux dan
berwarna hijau serta bertulisan putih serta
menpunyai tanda bertuliskan keluar atau exit
diatasnya dan menghadap koridor.
6.5 Pemeliharaan, Perbaikan, dan
Perubahan Sarana Produksi

84 6.5.1 Penjadualan pemeriksaan dan Perusahaan mempunyai dokumen berupa jadwal 1


pemeliharaan sarana produksi pemeliharaan sarana produksi yang
serta peralatan mencakup verifikasi dipergunakan di tempat kerja mencakup safety
alat-alat pengaman serta device atau alat-alat pengaman. Verifikasi
persyaratan yang ditetapkan oleh mencakup alat pengaman dapat dilihat dari
peraturan perundang-undangan, checklist pemeriksaan masing-masing sarana
standar dan pedoman teknis yang produksi.
relevan.

85 6.5.2 Semua catatan yang memuat data Perusahaan menyimpan catatan-catatan 1


secara rinci dari kegiatan pemeliharaan yang dilakukan, berbentuk daftar
pemeriksaan, pemeliharaan, riwayat pemeriksaan alat baik dalam bentuk soft
perbaikan dan perubahan yang copy atau hard copy.
dilakukan atas sarana dan
peralatan produksi harus disimpan
dan dipelihara.
86 6.5.3 Sarana dan peralatan produksi Perusahaan memiliki sertifikat sarana produksi 1
memiliki sertifikat yang masih yang masih berlaku. Beberapa sarana produksi
berlaku sesuai dengan persyaratan tsb antara lain bejana tekan (Permenaker
peraturan perundang-undangan 01/MEN/1082), pesawat angkat dan angkut
dan standar. (Permanker 05/MEN/1985), Lift (Permenaker
03/MEN/1999), Pesawat Uap (Peraturan Uap
tahun 1930). Untuk tepatnya mengacu pada
lembar obyek pengawasan dan terdapat jadwal
monitoring penjadwalan terhadap peralatan
perusahaan yang masuk dalam obyek
pengawasan termasuk jadwal kadaluarsa
sertfikasi tsb beserta jadwal esertifikasi.

87 6.5.4 Pemeriksaan, pemeliharaan, Lihat kompetensi personil yang melakukan 1


perawatan, perbaikan dan setiap kegiatan perawatan sarana produksi tsb.
perubahan harus dilakukan (sertifikat, lisensi, pengalamannya), jika dilakukan
petugas yang kompeten dan oleh pihak ke 3 dapat menunjukkan CV beserta
berwenang. sertifikat pelaksana berdasarkan proposal yang
dikirimkan kemudian dibandingkan dengan
laporan/berita acara penyelesaian pekerjaan
apakah sama?
88 6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin Idem dengan 6.5.3. Untuk detilnya dapat dilihat 1
bahwa Jika terjadi perubahan pada isi peraturan perundangannya. Atau
terhadap sarana dan peralatan tanyakan apakah pernah ada perubahan yang
produksi, perubahan tersebut harus dilakukan?
sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-undangan,
standar dan pedoman teknis yang
relevan.
89 6.5.6 Terdapat prosedur permintaan Terdapat tahapan prosedur mengenai kegiatan 1
pemeliharaan sarana dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan sarana produksi.
produksi dengan kondisi K3 yang Contoh rekaman misalnya Work Order Form.
tidak memenuhi persyaratan dan
perlu segera diperbaiki.

90 6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan Penandaan pada mesin/sarana produksi yang 1
bagi peralatan yang sudah tidak sedang diperbaiki atau rusak ini dapat dituangkan
aman lagi untuk digunakan atau dalam prosedur pemeliharaan yang mencakup
sudah tidak digunakan. Tag Out (TO) bila terpisah. Lihat rekaman
penandaan yang ada bandingkan dengan
prosedurnya.
91 6.5.8 Apabila diperlukan dilakukan Terdapat mekanisme penguncian (lihat 1
penerapan sistem penguncian bentuk/sistem penguncian yang digunakan)
pengoperasian (lock out system) terkait dengan prosedur pemeliharaan/perbaikan
untuk mencegah agar sarana atau prosedur Lock Out dan. rekamannya dapat
produksi tidak dihidupkan sebelum dilihat pada daftar pelaksanaan Lock Out dan
saatnya. bandingkan dengan prosedurnya.

92 6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat Adanya penetapan selama proses pemeriksaan, 1
menjamin keselamatan dan pemeliharaan, perbaikan, dan perubahan
kesehatan tenaga kerja atau orang menjamin K3 orang lain yang berada didekatnya,
lain yang berada didekat sarana ini dapat ditetapkan dalam prosedur
dan peralatan produksi pada saat maintenence, misalnya berbentuk safety line,
proses pemeriksaan, safety net dlsb (tergantung resiko)
pemeliharaan, perbaikan dan
perubahan.
93 6.5.10 Terdapat penanggung jawab untuk Mengacu pada prosedur permintaan 1
menyetujui bahwa sarana dan pemeliharaan/perbaikan untuk menjamin sarana
peralatan produksi telah aman yang diperbaiki sudah aman untuk digunakan
digunakan setelah proses kembali. Bukti rekamannya adalah work order
pemeliharaan, perawatan, form yang telah ditanda tangani oleh user setelah
perbaikan atau perubahan. proses perbaikan selesai dan bentuk pencabutan
LO TO dari personil yang berhak.
Implementasinya bisa berbentuk electronic
approval, tidak harus terdokumentasi. Diskusi
Kementrian : usulan ke kementerian agar dalam
juknis hal ini terdokumentasi

6.6 Pelayanan
94 6.6.1 Apabila perusahaan dikontrak Pelayanan atau jasa disini termasuk dalam PJK3 1
untuk menyediakan pelayanan (perusahaan jasa K3) sesuai dengan Permenaker
yang tunduk pada standar dan 04/MEN/1995 yang meliputi jasa konsultan K3,
peraturan perundang-undangan jasa pabrikasi ,pemeliharaan, reparasi dan
mengenai K3, maka perlu disusun instalasi teknik K3, jasa pemeriksaan dan
prosedur untuk menjamin bahwa pengujian teknik, jasa pemeriksaan dan atau
pelayanan memenuhi persyaratan. pelayanan kesehatan kerja, jasa audit K3 dan
jasa pembinaan K3.
95 6.6.2 Apabila perusahaan diberi Bila kita sebagai penyedia jasa tsb maka 1
pelayanan melalui kontrak, dan persyaratan harus dipenuhi. Namun bila kita
pelayanan tunduk pada standar sebagai pelanggan (6.6.2) maka dapat dilihat
dan peraturan perundang- pada elemen 5 (pada prosedur pembelian)
undangan K3, maka perlu disusun dimana sudah didetilkan spesifikasi K3 ini dalam
prosedur untuk menjamin bahwa pembelian barang dan jasa.
pelayanan memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini bisa berupa surat penunjukan
PJK3 dari Depnaker RI. Pada 6.6.2 perusahaan
diminta memiliki prosedur seleksi (lihat 5.1.5) dan
evaluasi subkontraktor dimana aspek K3 menjadi
prasyarat didalamnya. Bukti rekaman dapat
dilihat dari rekaman kegiatan seleksi dan
evaluasi.
6.7 Kesiapan Untuk Menangani
Keadaan Darurat
96 6.7.1 Keadaan darurat yang potensial di Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan 1
dalam dan/atau di luar tempat kerja darurat yg mungkin terjadi (fire, spill, ledakan,
telah diidentifikasi dan prosedur banjir, huru hara,dll). Hal ini dibuktikan dengan
keadaan darurat telah adanya dokumen tertulis berupa prosedur
didokumentasikan dan keadaan darurat perusahaan. Lihat potensi
diinformasikan agar diketahui oleh keadaan darurat di dalam prosedur KD
seluruh orang yang ada di tempat bandingkan dengan kondisi yang ada mengacu
kerja. kepada catatan manajemen risiko.
97 6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan Prosedur tsb harus dilakukan simulasi untuk 1
prosedur keadaan darurat mengetahui sesuai atau efektif diterapkan.
berdasarkan hasil identifikasi dan Jadwal simulasi paling tidak dilakukan 1 x dalam
diuji serta ditinjau secara rutin oleh setahun atau mengacu pada frekuensi
petugas yang berkompeten dan pelaksanaan dalam prosedur KD itu sendiri.
berwenang. Prosedur KD dievaluasi/ditinjau ulang oleh
petugas yang kompeten (bisa bagian K3 atau
pihak luar misal kerja sama dng dinas kebakaran
jika berhubungan dengan kebakaran). Evaluasi
mencakup kesesuaian terhadap skenario
prosedur, kesiapan peralatan dan target
kecepatan dan ketepatan untuk setiap prosedur
KD. Medivac : medical evacuation, bagiamana
mengevakuasi orang hingga sampai ke RS
terdekat Simulasi untuk masing-masing keadaan
darurat telah
diuji dalam waktu 3 tahun
98 6.7.3 Tenaga kerja mendapat instruksi Perusahaan telah membuat instruksi keadaan 1
dan pelatihan mengenai prosedur darurat dan telah diinformasikan kepada seluruh
keadaan darurat yang sesuai karyawan dan memberikan pelatihan dalam
dengan tingkat risiko. bentuk evakuasi Drill. Bukti rekaman adalah
catatan evakuasi Drill untuk setiap tenaga kerja
mengacu kepda prosedur KD yang sesuai
dengan tingkat risiko
99 6.7.4 Petugas penanganan keadaan Khusus petugas darurat telah diberi pelatihan 1
darurat ditetapkan dan diberikan spesifik darurat sesuai dengan peran dan
pelatihan khusus serta tugasnya. Rekaman dapat berupa daftar hadir
diinformasikan kepada seluruh dan atau sertifikat pelatihan serta catatan
orang yang ada di tempat kerja. pelatihan terkait. Untuk tim kebakaran dapat
mengacu ke Kepmenaker 186/MEN/1999.
Untuk migas mengacu peraturan migas

100 6.7.5 Instruksi/prosedur keadaan darurat Jelas. Verifikasi dilakukan dng melihat kondisi di 1
dan hubungan keadaan darurat lapangan bukti rekaman yaitu IK, peta evakuasi,
diperlihatkan secara jelas dan terdapat arah panah menuju pintu keluar terdekat
menyolok serta diketahui oleh & aman menuju titik berkumpul terlihat jelas dan
seluruh tenaga kerja di terang pada jarak 20 M mempunyai penerangan
perusahaan. min 10 lux.
Dimana instruksi tsb jelas, singkat, terlihat pada
jarak 20 M dan semua tenaga kerja
memahaminya. Dan hubungan KD (nomor kontak
KD terpampang jelas) dan diketahui oleh seluruh
tenaga kerja.
101 6.7.6 Peralatan, dan sistem tanda Lihat pada catatan-catatan inspeksi, pengujian 1
bahaya keadaan darurat dan sertifikat hasil pengujian, dan laporan
disediakan, diperiksa, diuji dan maintenancenya beserta penjadwalannya. Seperti
dipelihara secara berkala sesuai peralatan Hydran, sprinkle, detector, fire alarm,
dengan peraturan perundang- APAR, pompa hydran, emergency lamp,
undangan, standar dan pedoman emergency shower, breathing Apparatus dll.
teknis yang relevan. Ch: Instalasi proteksi kebakaran 02/MEN/1983

102 6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan Posisi alat darurat (APAR, Hidran, Spill Kit, 1
kemudahan untuk mendapatkan Shower, kotak P3K,dll) jelas dilihat, tidak
alat keadaan darurat telah sesuai terhalang dan bertanda jelas oleh karyawan.
dengan peraturan perundang- Termasuk ketepatan dalam spesifikasi alat KD
undangan atau standar dan dinilai yang disediakan berdasarkan potensi bahayanya.
oleh petugas yang berkompeten Ch: APAR PERMEN 04/MEN/1980
dan berwenang.

6.8 Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan
103 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi Ada kegiatan pengecekan terhadap kondisi isi 1
alat P3K dan menjamin bahwa dari kotak P3K, biasanya berupa checklist
sistem P3K yang ada memenuhi tentang kelengkapan obat, jumlah pemakaian,
peraturan perundang-undangan, penggantian, dll. Sesuai dengan Permenaker N0
standar dan pedoman teknis. 15 tahun 2008 Jika ada ruang P3K dengan isi
lengkap, maka dalam radius 500 m tidak perlu
disediakan kotak P3K
104 6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan Ada petugas P3K yang ditunjuk. Petugas ini bisa 1
ditunjuk sesuai dengan peraturan dari karyawan atau orang medis diklinik yang
perundangan-undangan. ditunjuk sebagai petugas P3K. Pelatihan P3K
bagi petugas yang ditunjuk sesuai dengan
Permenaker N0 15 tahun 2008.
6.9 Rencana dan Pemulihan
Keadaan Darurat
105 6.9.1 Prosedur untuk pemulihan kondisi Adanya penetapan prosedur rencana pemulihan 1
tenaga kerja maupun sarana dan setelah terjadinya keadaaan darurat, program
peralatan produksi yang mengalami penyembuhan fisik dan trauma pasca terjadinya
kerusakan telah ditetapkan dan bencana.
dapat diterapkan sesegera
mungkin setelah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
7. STANDAR PEMANTAUAN
7.1 Pemeriksaan Bahaya
106 7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap Ada jadwal reguler kegiatan inspeksi ini. Bisa 1
tempat kerja dan cara kerja dilihat pada tabel jadwal atau prosedur inspeksi
dilaksanakan secara teratur. atau dari hasil laporan inspeksi yang telah
dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Inspeksi
cara kerja dapat mengacu kepada job safety
analysis dan inspeksi tempat kerja dapat
mengacu kepada housekeeping.

107 7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi Inspeksi dilakukan secara bersama oleh wakil 1


dilaksanakan oleh petugas yang pengurus dan wakil karyawan dengan syarat telah
berkompeten dan berwenang yang mengikuti pelatihan identifikasi potensi bahaya.
telah memperoleh pelatihan Bukti dapat dilihat dari rekaman hasil inspeksi
mengenai identifikasi bahaya. siapa yang melakukan dan posisinya.
108 7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari Jelas. Inspeksi bukan saja hanya mengacu pada 1
masukan dari tenaga kerja yang checklist tapi juga memberi ruang masukan diluar
melakukan tugas di tempat yang checklist. Lihat dari catatan inspeksi apakah
diperiksa. terdapat masukan dari petugas yang melakukan
tugas ditempat yang diperiksa.

109 7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat Jelas, Dokumen berupa checklist inspeksi tempat 1
kerja telah disusun untuk kerja sesuai dengan kondisi tempat kerjanya.
digunakan pada saat
pemeriksaan/inspeksi.
110 7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi Lihat cc laporan inspeksi dengan mengacu pada 1
berisi rekomendasi untuk tindakan prosedur inspeksi.
perbaikan dan diajukan kepada
pengurus dan P2K3 sesuai dengan
kebutuhan.
111 7.1.6 Pengusaha atau pengurus telah Penetapan penanggungjawab perbaikan. 1
menetapkan penanggung jawab
untuk pelaksanaan tindakan
perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi.
112 7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil Terdapat catatan monitoring status penyelesaian 1
laporan pemeriksaan/inspeksi terhadap tindakan koreksi dari temuan-temuan
dipantau untuk menentukan inspeksi dan kemudian tindakan perbaikan yang
efektifitasnya. telah dilakukan telah dinilai keefektifannya dalam
arti tidak menimbulkan bahaya baru.

7.2 Pemantauan/Pengukuran
Lingkungan Kerja
113 7.2.1 Pemantauan/pengukuran Adanya dokumentasi/laporan hasil pemantauan 1
lingkungan kerja dilaksanakan lingkungan kerja. Interval waktu pelaksanaannya
secara teratur dan hasilnya disesuaikan dengan ketentuan/standar yang
didokumentasikan, dipelihara dan berlaku dapat melihat pada UKL dan UPL.
digunakan untuk penilaian dan
pengendalian risiko.
114 7.2.2 Pemantauan/pengukuran Lihat pada Kepmenaker NOMOR 1
lingkungan kerja meliputi faktor ER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011 tentang Nilai
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia.
psikologi. - Lihat pada Kepmenaker 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja.
- Faktor biologis misalnya nilai baku mutu air
minum, pengawasan terhadap kualitas makanan
karyawan,dll.
- Faktor radiasi dapat mengacu pada ketentuan
dari BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)
Indonesia.
115 7.2.3 Pemantauan/pengukuran Pengukuran dan penilaian faktor fisika dan faktor 1
lingkungan kerja dilakukan oleh kimia di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat
petugas atau pihak yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Balai
berkompeten dan berwenang dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja, erta Balai
dalam dan/atau luar perusahaan. Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-
pihak lain yang ditunjuk Menteri.
Diskusi Kementrian : kompetensi pihak yang
berwenang untuk melakukan pengukuran
lingkungan kerja (lihat pasal 13 kepmen
13/men/x/2011), boleh gak dilakukan secara
internal oleh pihak perusahaan?
(lihat penjelasan di halaman 19 PP 50)
7.3 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi,
Pengukuran dan Pengujian

116 7.3.1 Terdapat prosedur yang Ada prosedur tertulis mengenai hal tersebut. Alat 1
terdokumentasi mengenai ukur disini misalnya noisemeter (kebisingan),
identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan luxmeter (pencahayaan), gas detector (gas-gas
dan penyimpanan untuk alat kimia),dll. Bila alat-alat disediakan dari pihak luar
pemeriksaan, ukur dan uji maka mereka/suplier/kontraktor harus dapat
mengenai K3. menunjukkan hasil pengujiannya. Hal ini bisa
diidentifikasi pada saat tahap kontrak dan
pembelian jasa mereka.
Ref : untuk klinik permenkes no.
363/menkes/per/iv/1998 tentang pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan

117 7.3.2 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh Jelas. Lihat kualifikasi petugas yang melakukan 1
petugas atau pihak yang kalibrasi alat tersebut atau catatan pelatihannya
berkompeten dan berwenang dari
dalam dan/atau luar perusahaan.
7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga
Kerja
118 7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan Ada kegiatan serta dokumentasi mengenai 1
tenaga kerja yang bekerja pada kegiatan pemantauan kesehatan tenaga kerja.
tempat kerja yang mengandung Terutama pemeriksaan kesehatan khusus seperti
potensi bahaya tinggi sesuai misalnya pengecekan darah untuk melihat
dengan peraturan perundang- kontaminasi bahan kimia, audiometri untuk fungsi
undangan. pendengaran
119 7.4.2 Pengusaha atau pengurus telah kebisingan, rontgen untuk penyakit saluran 1
melaksanakan identifikasi keadaan pernafasan,dll. Hasil identifikasi dalam bentuk
dimana pemeriksaan kesehatan daftar program pemeriksaan kesehatan karyawan
tenaga kerja perlu dilakukan dan yang dilakukan dan tata cara atau prosedur untuk
telah melaksanakan sistem untuk pemeriksaan kesehatan tenaga kerja ini.
membantu pemeriksaan ini.

120 7.4.3 Pemeriksaan kesehatan tenaga Dokter perusahaan yang sesuai dengan 1
kerja dilakukan oleh dokter Permenaker 01/MEN/1976 tentang kewajiban
pemeriksa yang ditunjuk sesuai latihan hyperkes bagi dokter perusahaan dan
peraturan perundang-undangan. mendapat surat penunjukkan sesuai Permen
02/MEN/1980
121 7.4.4 Perusahaan menyediakan Detil pelayanan kesehatan yang diberikan 1
pelayanan kesehatan kerja sesuai mengacu pada Permenaker 03/MEN/1982
peraturan perundang-undangan. tentang pelayanan kesehatan TK

122 7.4.5 Catatan mengenai pemantauan Jelas. Diwajib untuk memberikan pelaporan 1
kesehatan tenaga kerja dibuat setiap aktifitas pemeriksaan kesehatan mengacu
sesuai dengan peraturan kepada Per.02/MEN/1980
perundang-undangan.
8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN
KEKURANGAN
8.1 Pelaporan Bahaya
123 8.1.1 Terdapat prosedur pelaporan Perusahaan mempunyai prosedur pelaporan 1
bahaya yang berhubungan dengan sumber bahaya dan tenaga kerja tahu cara
K3 dan prosedur ini diketahui oleh pelaporan tersebut. Dokumen berupa prosedur
tenaga kerja. pelaporan, formulir pelaporan
bahaya/ketidaksesuaian.
8.2 Pelaporan Kecelakaan
124 8.2.1 Terdapat prosedur terdokumentasi Dokumen berupa prosedur tata cara pelaporan 1
yang menjamin bahwa semua kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Ada
kecelakaan kerja, penyakit akibat dokumen pelaporan kecelakaan dan atau
kerja, kebakaran atau peledakan penyakit akibat kerja kepada pihak Disnaker
serta kejadian berbahaya lainnya di setempat atau dalam laporan triwulan P2K3
tempat kerja dicatat dan dilaporkan perusahaan ke Disnaker. Ketentuan ini diatur
sesuai dengan peraturan dalam Permenaker No.03/MEN/1998 tentang
perundang-undangan. Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
8.3 Pemeriksaan dan pengkajian
Kecelakaan
125 8.3.1 Tempat kerja/perusahaan Dokumennya sama dengan 8.2.1 dimana bisa 1
mempunyai prosedur pemeriksaan dijadikan satu prosedur yaitu pelaporan dan
dan pengkajian kecelakaan kerja penyelidikannya.
dan penyakit akibat kerja.
126 8.3.2 Pemeriksaan dan pengkajian Perusahaan telah menetapkan personil 1
kecelakaan kerja dilakukan oleh perusahaan yang akan melakukan penyelidikan.
petugas atau Ahli K3 yang ditunjuk Kompetensinya bisa dilihat pada pelatihan atau
sesuai peraturan perundang- sertifikat pelatihan yang telah dimilikinya.
undangan atau pihak lain yang
berkompeten dan berwenang.

127 8.3.3 Laporan pemeriksaan dan Lihat dan cek pada dokumen laporan kecelakaan 1
pengkajian berisi tentang sebab selama ini, apakah sudah tertera saran dan
dan akibat serta jadwal perbaikannya.
rekomendasi/saran dan jadwal
waktu pelaksanaan usaha
perbaikan.
128 8.3.4 Penanggung jawab untuk Lihat pada dokumen laporan kecelakaan siapa 1
melaksanakan tindakan perbaikan penanggung jawab tindakan perbaikan tsb?
atas laporan pemeriksaan dan Apakah beliau sudah diinformasikan mengenai
pengkajian telah ditetapkan. tanggung jawabnya ini ?

129 8.3.5 Tindakan perbaikan diinformasikan Verifikasi dilakukan dengan melihat proses saat 1
kepada tenaga kerja yang bekerja penyelidikan dilakukan. Apakah melibatkan
di tempat terjadinya kecelakaan. tenaga kerja saat mengumpulkan informasi atau
saat mendiskusikan tindakan perbaikan yang
akan dilakukan ? Cross check dengan pekerja
yang terkait ! Atau sertakan tandatangan pekerja.

130 8.3.6 Pelaksanaan tindakan perbaikan Perusahaan melakukan verifikasi terhadap 1


dipantau, didokumentasikan dan tindakan perbaikan yang diusulkan dalam laporan
diinformasikan ke seluruh tenaga kecelakaan.
kerja.
8.4 Penanganan Masalah
131 8.4.1 Terdapat prosedur untuk Ada prosedur penyampaian masalah-masalah K3 1
menangani masalah keselamatan di tempat kerja. Masalah ini bisa berupa hal-hal
dan kesehatan yang timbul dan seperti; lingkungan kerja yang kurang nyaman
sesuai dengan peraturan dan aman, cara kerja, esehatan dalam bekerja,
perundang-undangan yang berlaku. atau keluhankeluhan lainnya. Tenaga kerja sudah
mengetahui tata cara pelaporan masalah ini.
Sebenarnya prosedur ini bisa disatukan dengan
prosedur pelaporan bahaya pada 8.4.1.
Penyampaian kemajuan bisa dalam bentuk rapat
K3 operasional/toolbox meeting.

9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN


PERPINDAHANNYA
9.1 Penanganan Secara Manual dan
Mekanis
132 9.1.1 Terdapat prosedur untuk Prosedur yang dimaksud yaitu prosedur 1
mengidentifikasi potensi bahaya manajemen risiko seperti pada 2.11 dan 6.1.1
dan menilai risiko yang tetapi kriteria ini lebih fokus pada kegiatan
berhubungan dengan penanganan penanganan bahan secara manual dan mekanis.
secara manual dan mekanis. Bukti penerapan lihat hasil laporan risk
assessment pada kegiatan yang dimaksud ini.

133 9.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian Verifikasi petugas yang melakukan risk 1
risiko dilaksanakan oleh petugas assessment ini.
yang berkompeten dan berwenang.

134 9.1.3 Pengusaha atau pengurus Verifikasi ke lapangan apakah rekomendasi 1


menerapkan dan meninjau cara tindakan pengendalian risiko dari laporan risk
pengendalian risiko yang assessment diterapkan di tempat kerja. Bukti
berhubungan dengan penanganan rekaman yaitu terdapat monitoring dari program
secara manual atau mekanis. kerja dari pengendalian risiko yang diambil.

135 9.1.4 Terdapat prosedur untuk Terdapat prosedur tertulis untuk penanganan 1
penanganan bahan meliputi terhadap kemungkinan kerusakan, tumpahan dan
metode pencegahan terhadap kebocoran.
kerusakan, tumpahan dan/atau
kebocoran.
9.2 Sistem Pengangkutan,
Penyimpanan dan Pembuangan

136 9.2.1 Terdapat prosedur yang menjamin Semua kriteria ini dapat ditunjukkan dengan 1
bahwa bahan disimpan dan suatu prosedur dan penerapannya mengenai
dipindahkan dengan cara yang penanganan bahan agar teratur dan rapi dalam
aman sesuai dengan peraturan penyimpanan (housekeeping), prosedur tersebut
perundang-undangan. mencakup penanganan terhadap sifat bahan
khususnya kadaluarsa bahan seperti pengaturan
pengeluaran dan pencatatan masa kode bahan,
penempatan
bahan sesuai dengan sifat bahan, bahan dalam
kondisi siap pakai.
137 9.2.2 Terdapat prosedur yang Bila tidak dipakai akan dibuang dengan cara yang 1
menjelaskan persyaratan aman bagi lingkungan berikut juga limbahnya
pengendalian bahan yang dapat dibuang dengan cara yang aman seperti untuk
rusak atau kadaluarsa. pembuangan limbah oli dipersyaratkan ke
penampung yang mempunyai ijin dan limbah cair
ke PPLI dan lain-lain. Bukti pelaksanaan
pembuangan dalam dilihat dari manifestnya.
138 9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin Bahan-bahan yang ditangani sesuai dengan 1
bahwa bahan dibuang dengan cara peraturan perundangan seperti penyimpanan
yang aman sesuai dengan bahan peledak, penyimpanan gas-gas dengan
peraturan perundang-undangan. tabung atau bejana

9.3 Pengendalian Bahan Kimia


Berbahaya (BKB)
139 9.3.1 Perusahaan telah Ada prosedur tertulis mengenai kegiatan-kegiatan 1
mendokumentasikan dan tersebut untuk bahan berbahaya. Bisa berupa
menerapkan prosedur mengenai prosedur atau instruksi kerja terkait dengan
penyimpanan, penanganan dan penggunaan bahan kimia tsb. peraturan yg
pemindahan BKB sesuai dengan mengatur tentang B3 yaitu PP no.74 tahun 2001
persyaratan peraturan perundang- tentang Pengendalian Bahan Kimia di tempat
undangan, standar dan pedoman kerja.
teknis yang relevan.
140 9.3.2 Terdapat Lembar Data Lembar data ini dikenal juga dengan nama 1
Keselamatan BKB (Material Safety MSDS(material Safety Data Sheet). Seharusnya
Data Sheets) meliputi keterangan tempat kerja mempunyainya dan bisa didapatkan
mengenai keselamatan bahan dari pihak suplier bahan kimia. Dipersyaratkan
sebagaimana diatur pada peraturan pada elemen 5 dalam pembelian bahan).
perundang-undangan dan dengan Rekaman MSDS ini ditemukan baik ditempat
mudah dapat diperoleh. yang menyimpan maupun yang menggunakan.
MSDS ini sebaiknya ersifat
komunikatif artinya dimegerti oleh yang
membacanya.

141 9.3.3 Terdapat sistem untuk Ada pelabelan pada wadah bahan kimia. Yang 1
mengidentifikasi dan pemberian penting label ini diketahui oleh para user bahan
label secara jelas pada bahan kimia
kimia berbahaya. maksudnya. Buktinya semua wadah bahan kimia
mempunyai label yang jelas yaitu nama zat, sifat
bahaya/rambu bahaya dan tindakan bila Keadaan
darurat.

142 9.3.4 Rambu peringatan bahaya Rambu peringatan ini menjelaskan bahaya dari 1
terpasang sesuai dengan bahan kimia yang ada ditempat kerja. Misalnya:
persyaratan peraturan perundang- rambu sifat bahan tsb, rambu peringatan seperti
undangan dan/atau standar yang flammable, explosive, poison dll.
relevan. Permen LH 03 Th 2008.

143 9.3.5 Penanganan BKB dilakukan oleh Pihak user telah mendapatkan pelatihan 1
petugas yang berkompeten dan mengenai bahaya bahan kimia serta tata cara
berwenang. pemakaian yang aman dari bahan tersebut. Lihat
pada catatan pelatihan atau sertifikat pelatihan.

10. PENGUMPULAN DAN


PENGGUNAAN DATA
10.1 Catatan K3
144 10.1.1 Pengusaha atau pengurus telah Perusahaan telah menetapkan prosedur yang 1
mendokumentasikan dan mengatur pengelolaan terhadap catatan-catatan
menerapkan prosedur pelaksanaan K3 tersebut. Bukti rekamannya yaitu prosedur
identifikasi, pengumpulan, pengendalian catatan dimana aplikasinya adalah
pengarsipan, pemeliharaan, terdapat masterlist catatan K3 yang minimal
penyimpanan dan penggantian mencakup masa simpan dan lokasi
catatan K3. penyimpanan.
Dimana definisi catatan K3 ini berupa formulir K3
yang sudah terisi misal form kecelakaan,
inspeksi, NCR audit, dll.
145 10.1.2 Peraturan perundang-undangan, Tercakup didalam prosedur pengendalian 1
standar dan pedoman teknis K3 dokumen yaitu mengenai pengendalian dokumen
yang relevan dipelihara pada eksternal, dimana aplikasinya terdapat daftar
tempat yang mudah didapat. Undang-undang, peraturan, standar dan
pedoman teknis yang relevan dimana selalu,
diupdate untuk mengetahuinya dapat dilihat dari
tanggal penerbitan dan juga pada daftar tersebut
dicantumkan lokasi penyimpanannya.

146 10.1.3 Terdapat prosedur yang Buktinya dapat kita lihat pada prosedur 1
menentukan persyaratan untuk pengendalian catatan apakah terdapat klausul
menjaga kerahasiaan catatan. yang mempersyaratkan kerahasian catata, seperti
bagaimana prosedur mengaksesnya, menyimpan
dan memusnakannya. Contoh catatan yang
bersifat rahasia yaitu: medical check up.

147 10.1.4 Catatan kompensasi kecelakaan Catatan kompensasi kecelakaan seperti asuransi 1
dan rehabilitasi kesehatan tenaga dan rehabilitasi kesehatan yaitu catatan berupa
kerja dipelihara. catatan proses penyebuhan dari sakit baik akibat
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja
termasuk rekomendasi pemindahan ketempat
kerja lain untuk sementara waktu atau tetap bila
disarankan oleh personalia.

10.2 Data dan Laporan K3


148 10.2.1 Data K3 yang terbaru dikumpulkan Data-data K3 perusahaan dapat berupa; data- 1
dan dianalisa. data kecelakaan kerja minimal FR dan SR,
Medical cost, laporan penyakit kerja, data % hasil
inspeksi, data pencapaian kinerja program K3,
data pemantauan lingkungan kerja(misal
kebisingan, NAB, dll) yang mana kesemua data
itu dianalisa. tabel, matriks, atau grafik atau yang
lainnya adalah bentuk pengolahan data
sedangkan analisa data mencakup terhadap
analisa untuk mencari akar permasalahan dari
pengolahan data yang dilakukan dan mencakup
sampai pada tindakan koreksi maupun
pencegahan.

149 10.2.2 Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan Laporan rutin K3 misalnya; laporan yang 1
disebarluaskan di dalam tempat berhubungan dengan kinerja K3 termasuknya
kerja. didalam monitoring terhadap program K3.

11. PEMERIKSAAN SMK3


11.1 Audit Internal SMK3
150 11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal Perusahaan memiliki jadwal kegiatan audit 1
dilaksanakan untuk memeriksa internal SMK3 dan telah dilaksanakan sesuai
kesesuaian kegiatan perencanaan jadwal tsb mengacu kepada prosedur audit
dan untuk menentukan efektifitas internal. Lihat pada laporan audit internal yang
kegiatan tersebut. ada. Buktinya harus dapat dipastikan 166 dari
kriteria ini telah di audit dalam setahun, untuk
melihat efektifitasnya dapat dilihat dari
presentasinya secara kuantitatif.

151 11.1.2 Audit internal SMK3 dilakukan oleh ,- Petugas atau auditor internal SMK3 harus 1
petugas yang independen, kompeten yakni telah dibekali dengan
berkompeten dan berwenang. pemahaman mengenai isi SMK3 dan standar
audit SMK3 ini. Lihat pada catatan
latihan/sertifikat pelatihan audit internal atau pada
contoh hasil laporannya selama ini. Independen
yakni ia tidak mengaudit bagiannya sendiri.
- Sesuai dengan Permenaker No 18 Tahun 2008.
Dan sesuai dengan SK DIRJEN Pembinaan
Pengawasanan Ketenagakerjaan Nomor : KEP.
24/PPK/V/2006 Tentang Pedoman dan Pelatihan
dan Penunjukan Auditor SMK3.
- Diperkuat oleh Surat Edaran kepada Direktur
Sucofindo B:66/DJPPK-P2K/V/2007.

152 11.1.3 Laporan audit didistribusikan Tiap laporan hasil audit ada daftar distribusi 1
kepada pengusaha atau pengurus penerima dokumen laporan tsb.
dan petugas lain yang
berkepentingan dan dipantau untuk
menjamin dilakukannya tindakan
perbaikan.
12. PENGEMBANGAN
KETERAMPILAN DAN
KEMAMPUAN
12.1 Strategi Pelatihan
153 12.1.1 Analisis kebutuhan pelatihan K3 Terdapat TNA (training need analysis) yang 1
sesuai persyaratan peraturan mencakup mengenai kebutuhan pelatihan K3.
perundang-undangan telah Lihat pada matriks training
dilakukan.
154 12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua Lihat pada program pelatihan tahunan 1
tingkatan telah disusun. perusahaan kemudian komposisi peserta
pelatihannya.

155 12.1.3 Jenis pelatihan K3 yang dilakukan Lihat kembali pada matriks pelatihan K3 dengan 1
harus disesuaikan dengan disuaikan dengan job qualifikasinya. Perhatian
kebutuhan untuk pengendalian khusus untuk pelatihan yang dipersyaratkan oleh
potensi bahaya. per-UU seperti; operator forklift, crane, regu
kebakaran, ahli K3.

156 12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang Kriteria ini terkait dengan pihak ketiga yang 1
atau badan yang berkompeten dan digunakan jasanya untuk mengadakan pelatihan.
berwenang sesuai peraturan Hal ini diatur dalam Permenaker
perundang-undangan. No.04/MEN/1994 tentang Perusahaan Jasa K3.
Kesesuaian ini bisa dipastikan dalam kontrak
pembelian jasa.

157 12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya Perusahaan menyediakan fasilitas (kelas, board, 1
memadai untuk pelaksanaan OHP, LCD,dll) dan sumber daya (trainer, dana)
pelatihan yang efektif. untuk kegiatan pelatihan (khususnya bila
pelatihan bersifat internal).

158 12.1.6 Pengusaha atau pengurus Catatan pelatihan seperti daftar hadir, jadwal, dll 1
mendokumentasikan dan disimpan dan di file termasuk daftar riwayat
menyimpan catatan seluruh pelatihan per karyawan.
pelatihan.
159 12.1.7 Program pelatihan ditinjau secara Setiap selesai program pelatihan sebaiknya 1
teratur untuk menjamin agar tetap dibuat lembar evaluasi terhadap pelaksanaan
relevan dan efektif. pelatihan.
Pada prosedur pelatihan ada tahapan dimana
semua program pelatihan selama setahun
dievaluasi untuk menentukan apakah masih
relevan atau perlu peningkatan lebih lanjut.
Termasuk prosentasi keberhasilan pelatihan yang
telah diikuti.
12.2Pelatihan Bagi Manajemen dan
Penyelia
160 12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan Manajemen senior terlibat dalam kegiatan 1
pengurus berperan serta dalam pelatihan K3. Terlibat disini termasuk ikut serta
pelatihan yang mencakup dalam pelatihan, minimal pelatihan penjelasan
penjelasan tentang kewajiban tentang kewajiban hukum dan prinsipprinsip serta
hukum dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3
pelaksanaan K3. Dokumen yang dilihat yaitu catatan pelatihan,
sertifikat (jika ada) atau kegiatan yang diikuti
seperti seminar, dll.

161 12.2.2 Manajer dan pengawas/penyelia Pelatihan disini bukan hanya pelatihan K3 yang 1
menerima pelatihan yang sesuai sesuai dengan peran dan tugasnya namun juga
dengan peran dan tanggung jawab yang berhubungan dengan kompetensi
mereka. pekerjaannya.
Kesesuaiannya dapat dilihat pada job
qualifikasinya dan atau matrik pelatihan mereka.
Buktinya lihat rekaman pelatihan dari sertifikat
atau daftar riwayat pelatihan mereka.

12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja


162 12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua Setiap tenaga kerja baru mendapatkan pelatihan 1
tenaga kerja termasuk tenaga kerja
bagaimana bekerja dengan aman termasuk
baru dan yang dipindahkan agar
pengenalan mengenai K3. begitu pula dengan
mereka dapat melaksanakan tenaga kerja yang dipindahkan ke bagian yang
tugasnya secara aman. baru. Lihat pada prosedur pelatihan, catatan
pelatihan.
163 12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga Perubahan sarana produksi atau proses dapat 1
kerja apabila di tempat kerjanya menimbulkan bahaya baru maka tenaga kerja
terjadi perubahan sarana produksi harus diinformasikan mengenai bahaya ini.
atau proses.
164 12.3.3 Pengusaha atau pengurus Pelatihan penyegaran ini tergantung 1
memberikan pelatihan penyegaran kebutuhan/persyaratan yang ada. Misal pelatihan
kepada semua tenaga kerja. darurat 1 tahun sekali, pelatihan P3K, pelatihan
B3 dll.

12.4Pelatihan Pengenalan dan


Pelatihan Untuk Pengunjung dan
Kontraktor
165 12.4.1 Terdapat prosedur yang Ada program pelatihan pengenalan K3 bagi 1
menetapkan persyaratan untuk tenaga kerja.Lihat pada materi pelatihan, jadwal
memberikan taklimat (briefing) pelatihan dan absensi pelatihan pengenalan K3. -
kepada pengunjung dan mitra kerja Ada prosedur safety induction bagi tamu atau
guna menjamin K3. mitra kerja. Bisa dalam bentuk pembagian
selebaran, training khusus, lampiran kontrak, dll.

12.5 Pelatihan Keahlian Khusus


166 12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem Perusahaan melakukan identifikasi terhadap 1
yang menjamin kepatuhan kebutuhan pelatihan yang memang
terhadap persyaratan lisensi atau dipersyaratkan dalam peraturan perundangan.
kualifikasi sesuai dengan peraturan Lihat pada TNA atau matriks pelatihan yang ada.
perundangan untuk melaksanakan Beberapa pelatihan tsb yaitu;
tugas khusus, melaksanakan - Ahli K3 : Permenaker 02/MEN/1992
pekerjaan atau mengoperasikan - Dokter perusahaan : Permenaker 01/MEN/1976
peralatan. - Operator Uap : Permenaker 01/MEN/1988
- Operator angkat angkut : Permenaker
09/MEN/2010
- Regu Kebakaran : Kepmenaker 186/MEN/1999
- Ahli K3 kimia
- Juru las
- Operator alat angkat-angkut
- Paramedis
- dll

TOTAL 166
PENCAPAIAN PENERAPAN 100,0

Pekanbaru, ..,................... 20....

Zakir Ali
Auditor

Anda mungkin juga menyukai