Anda di halaman 1dari 40

PROSES 4

MANAJEMEN RESIKO
No. Dok 004/CSMS/CPI/I/2021 Kepemimpinan dan Akuntabilitas

Revisi 0
Tanggal 07 Januari 2021

MANAJEMEN RESIKO
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan Nama Penyusun /Jabatan

Dibuat
EVA MELANI PUTRI
Administrasi

Diperiksa
MUKHLISIN TAIB
Manager HSSE

Disetujui

ERLINDA
Direktur Utama
A
Perusahaan memiliki system pengelolaan resiko HSSE yang
terkait dengan aktifitas/ kegiatan operasional perusahaan
MANAGEMENT RESIKO ( RISK MANAGEMENT )

1.

2.

3.

4.

Metode Risk Digunakan


Management Resiko ( Risk Management )

 Metode yang digunakan dalam hal pelaksanaan managemen


Resiko, PT. SYARIKATAMA akan selalu berkoordinasi dengan
pihak HSE setempat, dalam aplikasi terhadap pekerjaan nama
perusahaan akan melakukan pembelajaran kepada pekerja
dilapangan terhadap bahaya dan resiko yang bisa terjadi akibat
kelalaian pekerja.

 Job Health Safety Environment Analysis


Melakukan analisa pekerjaan yang akan dikerjakan dan apa saja
bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan dan memakai alat
pelindung (ADP) agar anggota tubuh kita terlindung dari
bahaya yang disebabkan oleh pekerjaan yang kita lakukan

 Kondisi Lingkungan
Kondisi Lokasi pekerjaan berada di areal kerja untuk menjaga
aspek K3, PT. SYARIKATAMA akan selalu berkoordinasi dalam
setiap melaksanakan kepada pihak HSE dan Teknik. Untuk
menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan pekerjaan akan
selalu berkoordinasi dengan HSE dan Teknik untuk membahas
hal-hal yang dianggap penting.

Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN, DAN PENGENDALIAN
RESIKO K3

A. TUJUAN
Tujuan prosedur ini ialah untuk memberi panduan mengenai tata cara identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan pengendalian resiko K3 di lingkungan Perusahaan

B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di semua wilayah Perusahaan termasuk cabang

C. REFERENSI
Panduan ( manual ) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan

D. DEFINISI
o Potensi Bahaya ( Hazard )
Ialah suatu keadaan yang mungkin atau dapat menimbulkan kecelakaan kerugian berupa
cidera penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan
o Resiko ( Risk )
Menyatakan kemungkinan terjadinya/ kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi
tertentu
o Kecelakaan
Adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang dapat
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian
baik korban atau harta benda dan perusahaan

E. TANGGUNG JAWAB
1. Manager Safety wajib melaksanakan prosedur ini secara teliti dan mendalam

F. PROSEDUR
1. Persiapan Data
1.1. Manager Safety menyiapkan data yang diperlukan untuk identifikasi bahaya. Data-data yang
disiapkan dapat berupa data-data sebagai berikut :
a. Denah/ Peta Lokasi Perusahaan
b. Kebijakan K3
c. Struktur Organisasi Perusahaan
d. Diagram alur proses/ altifitas perusahaan
e. Prosedur dan instruksi kerja serta daftar peralatan kerja dan APD
f. Komposisi Tenaga Kerja
g. Data Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
h. Daftar Fasilitas Umum maupun Fasilitas Penunjang Operasional Perusahaan
i. Daftar masin-mesin tenaga dan produksi yang digunakan
j. Daftar alat berat yang digunakan
k. Daftar bahan baku ( material ) yang digunakan
l. Daftar sampah, limbah dan emisiyang dihasilkan
m. Datar bahan kimia yang digunakan
n. Daftar produk yang dihasilkan
o. Laporan insiden sebelumnya
p. Informasi/ masukan dari tenaga kerja ataupun pihak ketiga diluar Perusahaan
q. Aktifitas keamanan, lalu lintas, lingkungan dan potensi keadaan darurat Perusahaan
r. Perizinan, peraturan perundang-undangan, persyaratan, dan kontrak dengan pihak
ketiga terkait permasalahan K3
s. Daftar pihak lain yang ikut bekerja dilokasi Perusahaan
t. Perubahan manajemen, dan sebagainya
1.2. Manager Safety melaksanakan verifikasi data dan observasi lapangan berdasarkan data valid yang
didapat

2. Identifikasi Bahaya
2.1. Manager Safety melaksanakan identifikasi bahaya terhadap seluruh aktifitas perusahaan
meliputi :
a. Aktifitas kerja rutin dan non-rutin
b. Aktifitas semua pihak yang memasuki tempat kerja
c. Budaya manusia, kemampuan manusia dan factor manusia lainnya
d. Bahaya dari lingkungan luar tempat kerja yang dapat menggangu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja
e. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan/ material ditempat kerja baik yang disediakan
perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan
f. Perubahan ataupun usulan perubahan dalam perusahaan baik perubahan aktifitas
maupun bahan/ material/ mesin yang digunakan
g. Perubahan Sistem Managemen K3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya
terhadap operasi, proses dan aktifitas kerja
h. Penerapan undang-undang, persyaratan dan peraturan yang berlaku
i. Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/ peralatan, prosedur operasional, struktur
organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia

2.2. Manager Safety melaksanakan identifikasi bahaya berdasaran 5 faktor bahaya berikut :
a. Fisik/ Mekanik ( infrastruktur, mesin/ alat/ perlengkapan/ kendaraan/ alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/ terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi )
b. Biomekanik ( postur/ posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta
ergonomic tempat kerja/ alat/ mesin )
c. Psikis/ Sosial ( berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian managemen,
lingkungan social tempat kerja, kekerasan dan intimidasi )
3. Penilaian Resiko
3.1. Manager Safety melaksanakan penilaian resiko menggunakan table matriks
resiko berikut :

3.2. Manager Safety menghitung nilai frekwensi dan keparahan berdasarkan


kriteria berikut

Frekuensi Kriteria

Sangat Sering Kemungkinan kejadian 1 x dalam 1 minggu


Sering Kemungkinan kejadian 2 x dalam 1 bulan
Sedang Kemungkinan kejadian 1 x dalam 6 bulan
Jarang Kemungkinan kejadian 1 x dalam 1 tahun
Sangat Jarang Kemungkinan kejadian 0 x dalam 1 tahun

Keparahan Kriteria

Sangat Parah 1. Terdapat kematian


2. Kerugian material diatas Rp 20.000.000
Parah 1. Terdapat cacat permanen pada korban
2. Biaya pengobatan lebih dari Rp 10.000.000
3. Terdapat jam kerja hilang lebih dari 3 hari
4. Terdapat kerugian material Rp 5.000.000
s/d Rp 20.000.000
Sedang 1. Korban memerlukan penanganan lanjutan
diluar Perusahaan
2. Tidak terdapat cacat permanen
3. Terdapat jam kerja hilang 1 s/d 3 hari
4. Terdapat kerugian material Rp. 100.000 s/d
Rp 5.000.000
Ringan 1. Korban mendapatkan perawatan ringan
dilokasi namun tidak bisa langsung bekerja
2. Terdapat jam kerja hilang tidak melebihi
1x24 jam
3. Terdapat kerugian material tidak lebih dari
Rp 100.000
Sangat Ringan 1. Tidak ada korban
2. Korban dapat langsung bekerja
3. Korban hanya memerlukan penanganan
ringan dilokasi dan langsung dapat bekerja
4. Tidak terdapat jam kerja hilang
5. Tidak ada kerugian material

Kriteria Upaya minimal yang dilaksanakan

Rendah Membuat aturan/ prosedur/ rambu/ petunjuk


K3
Sedang Membuat modifikasi kecil terhada lokasi/
proses
Tinggi Pembatasan area/ perencanaan ( perancangan )
system
Ekstrim Tinjauan manajemen terhadap bahaya dan
resikonya

4. Menentukan langkah pengendalian resiko berdasrkan 5 hirarki pengendalian resiko


berikut
1) Eliminasi ( menghilangkan bahaya )
2) Subtitusi ( mengganti sumber/ alat/ mesin/ bahan/ material/ aktifitas/ area yang lebih
aman )
3) Perancangan ( perancangan/ perencanaan/ modifikasi instalasi sumber/ alat/ mesin/
bahan/ material/ aktifitas/ area supaya menjadi aman
4) Administrasi ( penerapan prosedur/ aturan kerja, pelatihan dan pengendalian visual
ditempat kerja)
5) Alat Pelindung Diri ( penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan paparan
bahaya/ resiko tinggi )

5. Membuat laporan hasil dokumentasi laporan identifikasi bahaya dan penilaian


resiko kepada Pimpinan Perusahaan.

Mengetahui; ,
PT. CNTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENCEGAHAN NYA
Guna mendapatkan “ kepastian keselamatan “ atas diri kita dan orang-orang yang ada
disekitar kita, maka kita perlu melakukan Identifikasi Bahaya / IB ( Hazard Identification /
HI )
Bahaya-bahaya yang ada didalam dan/ atau disekitar kita harus benar-benar kita identifikasi/
kenali guna mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah atau menghindari atau
menghindari terjadinya suatu kecelakaan. Bahaya-bahaya tsb boleh jadi ada pada diri
seorang karyawan, peralatan kerja / lingkungan kerja itu sendiri.

Khusus untuk tugas-tugas berbahaya disuatu daerah kerja, maka setelah tugas-tugas
berbahaya tsb teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan “ Analisa
Keselamatan Kerja / AKK“ Job Safety Analysis/ JSA “. Kegiatan ini perlu kita lakukan untuk
menganalisa seberapa besar “ tingkat resiko “ ( Risk Level ) dari setiap urutan langkah tugas
serta untuk menentukan cara pengendalian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi
bahaya-bahaya yang ada dilingkungan kerja perusahaan, maka perusahaan harus membuat
stardart dimana tujuan utama diterbitkannya standart tsb adalah :

“ Untuk mendapatkan suatu system yang terdokuemntasi guna mengidentifikasi dan


menganalisa seluruh bahaya ( yang ada ) dan untuk memastikan orang-orang telah
terlatih didalam menggunakan praktek-praktek, petunjuk-petunjuk dan pelatihan-
pelatihan yang benar dalam upaya mengurangi/ meniadakan bahaya-bahaya tersebut “
JOB SAFETY ANAYSIS ( J S A )

Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan ditempat kerja adalah dengan menetapkan
dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode
kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu
keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis ( JSA ) yang meliputi mempelajari dan
membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada
atau potensi ( baik kesehatan maupun keselamatan ) dan menentukan jalan terbaik untuk
mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini. JSA digunakan untuk meninjau kerja dan
menemukan bahaya yang :
 Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain
permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses
 Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personil
 Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai

Pengertian Job Safety Analysis


JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial ditempat kerja yang
dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :
 Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang
berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius
 Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya
 Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya
 Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja
yang spesifik untuk setiap pekerjaan

Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :


 Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien
 Membuat kontak keselamatan kerja
 Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana
 Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru
 Memberikan instruksi prejob untuk pekerjaan luar biasa
 Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi
 Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja
 Mengidentifikasi usaha perlindungan yang dibutuhkan ditempat kerja
 Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin
 Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan ditempat kerja
 Mengurangi absent
 Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah
 Meningkatkan produktifitas
 Adanya sikap positif terhadap keselamatan
Mengembangkan Sebuah JSA
A. Memilih Pekerjaan
Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus
dianalisa terlebih dahulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah
departemen harus memenuhi factor berikut ini :
1) Frekuensi kecelakan
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas utama
dalam JSA
2) Tingkat cidera yang menyebabkan cacat
Setaip pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan kedalam JSA
3) Kekerasan potensi
Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun
berpotensi untuk menimbulkan bahaya
4) Pekerjaan baru
JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak boleh
ditunda hingga kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan
5) Mendekati bahaya
Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA
B. Membagi pekerjaan

Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan observasi.
Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan koperatif sehingga mampu berbagi ide.
Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar JSA.
Rekaman video pekerjaan dapat digunakan unutuk peninjauan dimasa mendatang.
Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.

C. Identifikasi bahaya dan potensi kecelakan kerja


Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasi semua bahaya
termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semua bahaya baik yang diproduksi oleh
lingkungan dan yang berhubungan dengan prosedur kerja

D. Mengembangkan solusi
Langkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk
mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat
diterapkan :
 Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan
 Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya
 Mengubah prsedur kerja
 Mengurangi frekuensi ekerjaan

Poin utama dari job safety analysis adalah = mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan
eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.

Mengetahui; ,
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama
Lampiran 1 : Diagram Alir Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
K3
Petugas K3

Mulai Melakukan observasi


ketempat kerja sesuai
petunjuk data

Persiapan Data : denah,


lokasi, jenis pekerjaan,
mesin-mesin, bahan-
bahan yang digunakan, Melakukan penilaian bahaya K3
jam kerja berdasarkan 5 faktor bahaya K3
(dapat dilakukan dengan
pengamatan atau interview

Menentukan langkah
pengendalian berdasarkan
hirarki/ pengendalian Melakukan penilaian resiko
resiko K3 berdasarkan table matriks resiko
K3

Melaporkan hasil
Formulir identifikasi identifikasi bahaya,
bahaya, penilaian dan penilaian dan
pengendalian resiko K3 pengendalian resiko K3
( P/ FRM/ K3/001 kepada Pimpinan
Perusahaan

Menindak lanjuti
keputusan Pimpinan
Perusahaan terkait hasil
identifikasi, penilaian dan
Selesai pengendalian resiko K3
Job Healt Safety And Enviroment Analisys
 Tahapan Proyek
 Tahapan Analisa Bahaya tiap Tahapan

Terdapat Mitigasi yang Tepat


STANDART OPERATION PROSEDUR ( SOP )

Nomor : 001/SOP/CPI/2021
Judul : Kerja di Ketinggian
Mulai Berlaku : 2021
Revisi : 0.

Tahapan Persiapan :
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pastikan anda telah melakukan analisa resiko
terhadap lokasi dan pekerjaan yang anda lakukan
2. Pastikan anda menggunakan APD berupa full body harness double lanyard untuk
bekerja di ketinggian
3. Periksa kesehatan anda dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja di
ketinggian
4. Pastikan scaffolding yang anda gunakan dalam bekerja di ketinggian dalam kondisi
aman dan telah di inspeksi oleh HSE
5. Jika anda menggunakan scaffolding, berikut panduang bekerja yang aman :
 Pastikan pipa dama flatform scaffolding dalam kondisi baik, dan tidak retak
atau bengkok
 Pastikan scaffolding didirikan pada lantai atau tanah yang stabil
 Pastikan sambungan, ikatan, kuncian scaffolding telah kuat
 Pastikan terpasang tangga dan handrail
 Pastikan anda memberi tanda atau informasi bahwa anda sedang ada
pekerjaan diatas
 Ketika Bekerja
1. Ketika bekerja di ketinggian, pastikan anda mengaitkan full body harness anda pada
media yang kokoh
2. Sisihkan semua peralatan atau material apapun yang menghalangi akses bekerja
3. Jika terjadi gerimis atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera turun dan
berlindung
4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika naik dan turun tangga
Setelah Bekerja
1. Ketika selesai bekerja, pastikan lokasi telah bersih dan rapi kembali
2. Jika memakai perancah segera dibongkar kembali
3. Jangan lupa untuk melakukan penutupan ijin kerja
Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama
STANDART OPERATION PROSEDUR ( SOP )

Nomor : 002/ SOP/CPI/2021


Judul : Electrical Safety
Mulai Berlaku : 2021
Revisi : 0.

URAIAN :
a. Umum
1. Hanya pegawai yang terlatih dan berkualifikasi saja ( tukang listrik, insinyur
listrik, T/L perawatan listrik yang boleh bekerja dengan atau mengubah
sirkuit listrik, kabel penyambung ( extension cord ), perkakas listrik atau
peralatan listrik jenis lain
2. Ketika bekerja disekitar peralatan listrik, pegawai harus bergerak dengan hati-
hati agar tidak menyentuh peralatan yang beraliran listrik
3. Pegawai harus berhati-hati untuk tidak menyentuh sirkuit listrik ketika
sedang mengambil perkakas yang jatuh
4. Aliran listrik harus dimatikan dan dikunci atau diisolir ( leads dilepaskan dari
dasar breaker ) dan dipasang label ( LOTO ) sebelum bekerja dengan
peralatan listrik
5. Ketika bekerja dengan motor atau sirkuit, maka switch sirkuit atau breaker
sirkuit harus dibuka kemudian dikunci jika mungkin, serta switch diberi label
yang tepat ( misalnya : “ Berbahaya- jangan Dioperasikan “ )
6. Peralatan penguncian/ pemberian label berlaku bila anda terpaksa
menempatkan bagian tubuh anda dalam area yang berbahaya selama
berlangsungnya siklus pengoperasian mesin
7. Ketika bekerja dengan kabel listrik yang tergantung tinggi atau dengan
teganggan lebih dari 600 volt, maka harus melaksanakan atau menggunakan
rencana switching yang rinci
8. Titik-titik dengan teganggan tinggi harus di-grounding sebelum mulai
melakukan perawatan
9. Harus sangat berhati-hati agar tidak menyentuh peralatan listrik ketika
sedang berdiri diair, lantai logam, beton lembab, atau permukaan yang tidak
di-grounding dengan baik
10. Peralatan listrik yang tidak tahan ledakan ( non- explosion proof ) atau setiap
sumber api atau percikan api lain dilarang berada dalam areal yang mudah
menyala
11. Ketika membuka atau menutup breaker, petugas yang melakukannya harus
berdiri pada sisi penutup yang tidak berengsel kalau-kalau terjadi ledakan
12. Semua peralatan listrik yang dioperasikan dengan teganggan tinggi harus
diberi tanda “ BERBAHAYA- TEGANGGAN TINGGI “
13. Jangan memakai cincin, jam tangan, gelang, kalung, dll ketika bekerja dengan
peralatan listrik

b. Kabel Penyambung ( Extension Cord )


1. Kabel penyambung dirancang hanya ‘ Untuk Penggunaan Sementara Saja ‘
( kurang dari 60 hari )
2. Panjang kabel penyambung tidak boleh lebih dari 50 kaki. Kabel yang
panjangnya lebih dari 50 kaki harus dibuat atau disetujui oleh pengawas
listrik yang memenuhi syarat
3. Kabel yang rusak harus diganti atau diperpendek oleh tukang listrik jangan
sekali-kali membalutnya dengan pita solasi
4. Kabel harus dilindungi dari minyak, permukaan panas dan bahan kimia
5. Kebel tidak boleh digantung pada paku atau ujung lain yang tajam atau
diletakkan ditempat yang dapat digiling kendaraan. Kabel tidak boleh
dilewatkan melalui lubang pintu atau jendela yang dapat ditutup

c. Sekring Listrik
1. Hanya pegawai yang memnuhi syarat yang boleh mengganti sekring
2. Dilarang melakukan brinding sekring atau sircumventing operasi nomal
breaker sirkuit
3. Arus listrik harus dimatikan sebelum mengganti sekring

d. Listrik Statis
1. Tangki penyimpanan produk hidrokarbon tidak boleh diisi dengan cara
penuangan. Pipa pengisi harus mempunyai selang yang menyuplai sampai
kedasar tangki. Tangki harus dipautkan pada tanah
2. Truck, tongkang ( barge ) dan tangki harus dihubungkan secara electris pada
pipa pengisi atau pipa pengosong sebelum selang dikaitkan dan penutup
palka dibuka
3. Truck vakum harus dipautkan pada tangki atau bejana dengan kabel statis
sebelum mulai mengisi atau mengosongkan
4. Jika uap digunakan untuk membersihkan tangki penyimpan minyak dan
separator, nozel harus dipautkan pada tangki
5. Nozel yang disembur dengan pasir ( sandblasting ) harus dipautkan secara
electris dengan bejana yang sedang disembur ( blasting )
6. Ember plastic tidak boleh digunakan untuk menampung hidrokarbon. Ember
logam harus menyentuh katup penyalur ketika sedang mengisi, atau kawat
pengikat harus dipasang antara keduanya
7. Selang jenis konduktif harus digunakan pada semua operasi pengisian atau
pengosongan dalam kaitan dengan kawat pengikat untuk service hidrokarbon
8. Truck bahan bakar harus di-grounded pada tangki pengangkut bahan bakar
sebelum mengisi tangki

e. Bekerja Dekat Jaringan Listrik


1. Ruangan kerja didepan peralatan listrik minimal harus 30 inci lebarnya dan
tidak boleh digunakan sebagai tempat penyimpanan
2. Rujuk Pedoman Keselamatan Listrik mengenai kedalaman minimal ruangan
didepan peralatan listrik
3. Tidak perlu ada ruangan kerja dibelakang rakitan peralatan seperti dead front
switchboards rakitan control juka tidak ada bagian yang dapat diperbarui
atau distel ( seperti sekring atau switch ) pada belakang rakitan tersebut dan
bila ada jalan masuk ke koneksi dari seluruh lokasi selain dari bagian
belakang
4. Penerangan yang cukup harus disediakan pada semua ruangan kerja yang
berisi peralatan listrik ( minimal 15 foot lilin direkomendasikan untuk gang )
5. Rujuk Prosedure & Peraturan Keselamatan Listrik Perusahaan mengenai
ruangan vertical dan horizontal konduktor listrik

Mengetahui; ,
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur
STANDART OPERATION PROSEDUR ( SOP )

Nomor : 003/SOP/CPI/2021
Judul : Kerja Penggalian
Mulai Berlaku : 2021
Revisi : 0.

URAIAN :

TAHAPAN PERSIAPAN
1. Pastikan telah melakukan JSA dan memliki izin kerja
2. Pastikan tidak ada fasilitas bawah tanah yang dapat rusak jika digali seperti kabel listrik bawah
tanah, pipa gas, pipa minyak dan lainnya. Jika perlu mintalah blue print lokasi yang akan digali
3. Lakukan penggalian secara bertahap maksimum tiap kedalaman 0,5 meter untuk menghindari
gangguan pada fasilitas yang ada
4. Apabila menggunakan excavator, pastikan excavator sudah diperiksa fisik dan fungsinya oleh
pihak berwenang
5. Operator excavator haruslah seseorang yang kompeten/ terlatih dan memiliki izin operasi, serta
paham mengenai aturan keselamatan kerja dalam mengoperasikan excavator
6. Amankan area sekitar penggalian dengan menggunakan barikade
7. Pastikan ada seorang pekerja yang memberikan arahan/ komando ketika excavator mulai
melakukan penggalian
8. Pastikan excavator sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dan aman ketika digunakan
untuk pekerjaan penggalian dan ketika selesai digunakan
KETIKA BEKERJA
1. Pastikan ada pengawas yang mengawasi para pekerja
2. Pastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke pembatas area barikade
3. Tanah yang berada disekitar galian harus segera dipindahkan, untuk menghindari longsor
4. Jika galian mencapai kedalaman tertentu, dinding tanah harus ditahan agar tidak longsor

Mengetahui; ,
PT. CENTAR PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama
B
Perusahaan telah mendokumentasikan daftar resiko HSSE dan
mengkomunikasikannya kepada seluruh pekerja terkait

DOKUMEN JHSA DAN KPI


C
Mitigasi / tindakan yang tercantum dalam daftar resiko telah
dilaksanakan dan dipastikan pemenuhannya
DOKEMENTASI PEKERJAAN DI KETINGGIAN
D
Perusahaan menyediakan alat pelindung diri
( APD ) bagi pekerja dan memastikan APD yang layak telah
digunakan oleh pekerja sesuai fungsinya
Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan aman
kepada pekerja dalam hal melaksanakan pekerjaan di lapangan PT.
SYARIKATAMA sudah menyiapkan ADP terdiri dari :

1. Helm Proyek 10 pcs

2. Sepatu Proyek 10 Pasang


3. Sarung tangan 3 lusin

4. Masker 1 kotak

5. P 3k 1 kotak

6. Racun Api 1 unit

Untuk menjaga terlaksananya / berjalannya penggunaan (ADP) ini akan dipantau


dan diingatkan oleh petugas safety man.

MATRIX PENGGUNAAN MATERIAL

KONDISI APD KEBUTUHAN APD


NO NAMA BARANG PEKERJA TIDAK HINGGA KETERANGAN
BAIK BULAN 1
BAIK SELESAI
1 Helm 10 Pcs 5 Pcs Terpakai
2 Sepatu 10 psg 5 psg Terpakai
3 Sarung tangan 3 lusin 1 lusin Terpakai
4 Wearpack 10 psg 5 psg Terpakai
5 Masker 5 pcs 2 pcs Terpakai
6 Ear plug 5 pcs 2 pcs Terpakai
7 Kaca mata 1 ktk 1/2 ktk Terpakai
8 Body harness 3 set 2 set Terpakai
9 Topeng las 2 set 1 set Terpakai
10 Jas hujan 10 psg 2 psg Terpakai
11 Sarung tangan las 2 psg 1 psg Terpakai
Total 62
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR PER.08/MEN/VII/2010TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
a. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 3, Pasal 4 ayat (1), Pasal 9, Pasal 12,
Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-undang nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja perlu diatur mengenai alat pelindung diri :
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur
dengan Peraturan Menteri :

Mengingat :

A. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang


Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik Indonesia Untuk
Seluruh Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4.
B. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional Nomor 120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan Dan
Kantor-Kantor ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2889
C. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918
D. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4279
E. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
F. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI TENTANG ALAT
PELINDUNG DIRI
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
a. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potendi bahaya ditempat kerja
b. Pekerja/ buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain
c. Pengusaha adalah :
 Orang perseorangan, persekutuan atau badan hokum yang menjaankan suatu
perusahaan milik sendiri
 Orang perseorangan, persekutuan atau badan hokum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya
 Orang perseorangan, persekutuan atau badan hokum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf A dan huruf b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia
d. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tumpat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri
e. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan,halaman, dan sekelilingnya yang
merupakan bagian atau berhubungan dengan tempat kerja
f. Pegawai Petugas Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut Pengawas
Ketenagakerjaan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam
Jabatan Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
g. Ahli Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri

Pasal 2
1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/ buruh ditempat kerja
2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus sesuai dengan Standart Nasional
Indonesia ( SNI ) atau standart yang berlaku
3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib diberikan oleh pengusaha secara
Cuma-Cuma
Pasal 3
1. APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi :
1) Pelindung kepala
2) Pelindung mata dan muka
3) Pelindung telinga
4) Pelindung pernafasan serta perlengkapannya
5) Pelindung tangan
6) Pelindung kaki
2. Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, termasuk APD :
1) Pakaian pelindung
2) Alat pelindung jatuh perorangan
3) Pelampung
3. Jenis dan fungsi APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 4
1. APD wajib digunakan ditempat kerja dimana :
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan
b. Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan diangkut atau disimpan bahan
atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan
infeksi, bersuhu tinggi atau besuhu rendah
c. Dikerjakan, pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan
d. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan perikanan dan lapangan
kesehatan
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas
bumi, atau mineral lainnya, baik dipermukaan, didalam bumi maupun di dasar
perairan
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, dipermukaan air, didalam air maupun di udara
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, Bandar
udara dan gudang
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air
i. Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah
k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting
l. Dilakukan pekerjaan dalam ruangan terbatas tangki, sumur atau lubang
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan
angina, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran
n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran, atau penerimaan telekomunikasi radio, radar,
televise atau telepon
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang
menggunakan alat teknis
q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air
r. Diselenggarakan reaksi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik

2. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja


dapat mewajibkan pengunaan APD ditempat kerja selain sebagaimana dimaksud pada
ayat 1

Pasal 5
Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD ditempat kerja.
Pasal 6
1. Pekerja/ buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau
menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
2. Pekerja/ buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD
yag disediakan tidak memenuhi ketentuan persyaratan
Pasal 7
1. Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD ditempat kerja.
2. Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi
a) Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
b) Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/ kenyamanan pekerja/
buruh
c) Pelatihan
d) Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan
e) Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan
f) Pembinaan
g) Inspeksi
h) Evaluasi dan pelaporan

Pasal 8
a) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang/
dimusnahkan
b) APD yang habis masa pakainya/ kadaluarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus
dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c) Pemusnahan APD yang mengandung bahan bahaya harus dilengkapi dengan berita
acara pemusnahan

Alat pelindung kepala


Fungsi
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang melayang atau
meluncur diudara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik
( mikro organisme ) dan suhu yang ekstream

Jenis
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman ( safety helmet ), topi atau tudung
kepala, penutup atau pengaman rambut dan lain-lain
Aalat pelindung mata dan muka

Fungsi
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata
dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang
diudara dan badan air, percikan benda-benda kecil, panas atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau
pukulan benda keras atau benda tajam
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman ( spectacles ), goggles,
tameng muka ( face shild ), masker selam, tameng muka dan kaca mata pengaman dalam
kesatuan ( full face masker )

Type of work Hazard


Acetylene welding Sparks, harmful rays, olten metals/ flying aerosols
Handling of chemicals Chemical burns resulting from splash of chemical
Cutting Flying particle
Arc welding Sparks, intense rays, molten metals
Furnance work Glare, heat, molten metals
Light grinding work Flying aerosols
Heavy grinding work Flying aerosols
For use at laboratories Splash of chemicals or broken glasses
Machine operation Flying aerosols
Metal welding Heat, glare, sparks and flying aerosols
Spot welding Flying aerosols and sparks

Alat pelindung telinga

Fungsi
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat
pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.

Jenis
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga ( ear plig ) dan penutup telinga ( ear
muff )

Alat pelindung pernafasan beserta perlengkapannya


Fungsi
Alat pelindung penafasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi organ pernafasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat untuk
menyaring cemaran bahan kimia, mikro organisme, partikel yang berupa debu, kabut
( aerosols ), uap, asap, gas/ fume dan sebagainya
Jenis
Jenis alat pelindung pernafasan dan perlengkapannya terdiri dari masker, respirator, katrit,
canister, Re-breather, Airline respirator, Continues Aie Supply Machine= Air Hose Mask
Respirator, tangki selam dan regulator ( Self-Contained Underwater Breathing Apparatus/
SCUBA ), Self-Contained Breathing Apparatus ( SCUBA )dan emergency breathing
apparatus.

Alat pelindung tangan.


Fungsi
Pelindung tangan ( sarung tangan ) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi dan
elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat paogen ( virus, bakteri ) dan jasad renik.
Jenis
Jenis perlindungan tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain
kanvas, kain atau kain berpelapis, karet dan sarung tangan yang tahan bahan kimia

Alat pelindung kaki


Fungsi
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tetimpa atau benturan dengan
benda-benda berat, termasuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
Jenis
Jenis pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan, pengecoran logam,
industry, konstruksi bangunan, pekerjaan berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat
yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, atau bahaya binatang dan lain-lain

Pakaian pelindung
Fungsi
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari
bahaya temperature panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, benturan ( impack ) dengan mesin,
peralatan dan bahan, tergores, rdiasi, binatang, mikro-organisme dan pathogen dari manusia,
binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur
Jenis
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi ( vests ), celemek ( apron/ coveralls ), jacket dan
pakaian pellindung yang menutupi sebagian atau seluruh badan

Alat pelindung jatuh perorangan


Fungsi
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke
tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang
diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja
jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.
Jenis
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh ( harness ),
karabiner, tali koneksi ( lanyard ), tali pengaman ( safety rope ), alat penjepit tali ( rape
clamp ), alat penurun ( decander ), alat penahan jatuh bergerak ( mobile fall arrester ) dan
lain-lain.

Pelampung
Fungsi
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja diatas atau dipermukaan air agar
terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan ( buoyancy ) pengguna agar
dapat berada pada posisi tenggelam ( negative buoyant ) atau melayang ( neutral buoyant ) di
dalam air.
Jenis
Jenis pelampung terdiri dari jacket keselamatan ( life jacket ), rompi keselamatan ( life vest ),
rompi pengatur keterapungan ( buoyancy control device )

PERSYARATAN PEKERJAAN DIBAWAH AIR :


a. Penyelam yang melaksanakan pekerjaan dibawah air harus memiliki sertifikat
commercial diving dan sertifikat medis yang valid untuk periode 12 bulan
b. Peralatan penyelaman harus memnuhi standart minimum commercial diving
c. Jumlah personil penyelam dalam group 1 minimum 4 orang ( diving supervisor, diver,
diver’s tender, stang-by diver )
d. Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan bawah air pada saat tanker sedang tambat di
Dermaga karena potensi resiko apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan arah angina
dan arus yang mengakibatkan perubahan posisi tanker yang mengrauskan tug boat/
kapal tunda melakukan maneuver sehingga membahayakan penyelam.

Pengecualian atas hal ini, hanya dapat dilakukan dalam kasus emergency ( pekerjaan
perbaikan bawah air tidak dapat ditunda,sedangkan kapal tanker tetap harus melaksanakan
bongkar muat karena pertimbangan kelangsungan operasi terminal ) dan harus dikordinasikan
dengan pihak kapal tanker serta dilakukan dengan hati-hati.

Alat pelindung Diri (APD)


Seluruh Pekerja wajib menggunakan APD yang telah disediakan oleh perusahaan
dan harus digunakan saat sedang bekerja, penggunaan APD harus selalu
disesuaikan dengan jenis pekerjaan dilapangan, selalu berkoordinasi dengan safety
man dan mandor lapangan.

1. MATRIK KEBUTUHAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

MATRIK KEBUTUHAN APD

ALAT PELINDUNG DIRI


Sepatu Helm coverl Sarung Masker Topeng apron
tangan las
No. Jabatan

1. Site Manager √ √ √
2. Safetyman √ √ √ √ √
3. Adm/ √ √ √
Logistic
4. Mandor √ √ √ √ √
5. Pekerja √ √ √ √ √ √ √
2. DAFTAR JUMLAH DAN JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

DAFTAR ANALISIS APD

ALAT PELINDUNG DIRI


HELM WEARPA
CK
SARUNG Masker Topeng apron
TANGAN
ET las

No. Jabatan

1. Site Manager √ √ √ √ √
2. Safetyman √ √ √ √ √
3. Adm/ √ √ √ √ √
Logistic
4. Mandor √ √ √ √ √
5. Helper √ √ √ √ √
6. Welder √ √ √ √ √ √ √

JUMLAH APD

JUMLAH
ALAT PELINDUNG DIRI
APD
Sepatu Helm coverall Sarung Masker Topen Apron
No. JABATAN g las

1. 1 Site √ √ √ √ √
Manager
2. 1 Safetyman √ √ √ √ √
3. 1 Adm/ √ √ √ √ √
Logistic
4. 1 Mandor √ √ √ √ √
5 5 Helper √ √ √ √
6 2 Welder √ √ √ √ √ √ √

TABEL CHECK LIST MINGGUAN

No. Jabatan Check List Mingguan


Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
1. Kebersihan baik baik baik baik baik baik
Lingkungan
2. Rambu- baik baik baik baik baik baik
Rambu Kerja
3. Ijin Kerja baik baik baik baik baik baik
4. Tanda baik baik baik baik baik baik
Pengenal
Pekerja

Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama
JENIS JENIS APD

No. Jenis APD FUNGSI


1 HELMET Melindungi kepaladari special resisting penetration seprti
terantuk dengan pipa, atap dan kemungkinan terjatuh benda
2 Safety shoes Alat pengaman saat bekerja ditempat yang becek ataupun
berlumpur.
Umumnya dilapisi metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dst.
3 Safety Fest Alat untuk mencegah terjadinya kontak,kecelakaan karena
dilengkapi dengan reflector/pemantul cahaya yang mudah
terlihatoleh pengemudi kendaraan atau operator yang berada
disekitarnya.
4 Safety Gloves Alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cidera tangan
5 Masker Alat penyaring udara yang dihirup pada saat bekerja ditempat
dengan kualitas udara buruk(debu, beracun)
6 Kacamata Melindungi mata dari percikan api maupun zat berbahaya
7 Welding Helmet Melindungi wajah dari percikan api pengelasan/pemotongan
pipa
8 Safety Harness Melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh dari pekerjaan
ketinggian
9 Welding Habitat Mengisolasi are pengelasan dari bahaya percikan api terhadap
uap BBM

Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama
E
Perusahaan melakukan pengukuran dan pemantauan Hygiene
Industry
Pengukuran dan Pemantauan Hygiene Industry
N Jenis Gambar Ya Tidak
o

1. Ketersediaan Air Minum Untuk Menghindari


Terjadinya Dehidrasi

2. Ketersediaan Sarana P3K Untuk Memberikan


Pertolongan Pertama Jika Terjadinya
Kecelakaan

3. Ketersediaan Ear Muff Untuk Melindungi


Telinga Akibat Suara Yang Sangat Keras
Yang Dapat Merusak Telinga

4 Ketersediaan APD Untuk Mengurangi


Dampak Kecelakaan Yang Terjadi
5 Ketersediaan Face Shield Untuk Menghindari
Percikan-Percikan Api Yang Mengarah KeWajah

6 Ketersediaan Body Harness Untuk Sarana


APD Bekerja Di Ketinggian Yang Dapat
Menghindarkan Seseorang Terjatuh Dari
Ketinggian

7 Ketersediaan APAR ( Alat PemadamApi


Ringan ) Sebagai Sarana Proteksi Jika
Terjadinya Kebakaran Kecil

Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO

ERLINDA
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai