PROSES 7
JAMINAN PEMANTAUAN, PENGUKURAN
DAN AUDIT
LEMBAR PENGESAHAN
PT. TRAYA ANGGUN PERMAI mempunyai sebuah metode yang sistematis untuk pemantauan kinerja
K3. Metode sistematis pemantauan K3 tersebut dilakukan secara teratur dan kontinyu, sebagai bagian dari
keseluruhan sistem manajemen perusahaan yang berlaku.
1. Definisi Pemantauan K3
Definisi dari pemantauan adalah menitikberatkan pada pengumpulan informasi dan data yang berhubungan
dengan bahaya K3. Definisi dari pengukuran adalah menitikberatkan pada penelitian yang berhubungan
dengan resiko K3.
Pemantauan kinerja melingkupi obyek bahaya dan resiko K3, seperti: pemakaian peralatan, perlengkapan,
dan bahan kerja serta cara penggunaannya pada tempat kerja; dan jam lembur tenaga kerja.
PT. TRAYA ANGGUN PERMAI mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja K3 kepada
HSE Senior perusahaan, atau kepada Sekertaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk
di dalamnya anggota-anggota di bawah kewenangan HSE Senior. Selanjutnya hasil pemantauan dan
pengukuran kinerja K3 akan dianalisa serta digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar keberhasilan
kinerja K3 yang diterapkan. Ataupun juga seberapa penting kebutuhan perlunya tindakan perbaikan yang
harus dilakukan serta tindakan peningkatan kinerja K3 yang lain. Dan outputnya adalah data evaluasi
efektifitas pengendalian operasional K3.
mendorong adanya peningkatan kinerja K3 serta mengurangi kejadian kecelakaan (accident) dan peristiwa
(incident) kerja di tempat kerja
PROSES 7 No. Dok. : 22.TAP.CSMS7.7
4.1.3 Bidang-bidang tersebut membuat perencanaan dan menentukan sumberdaya untuk melakukan
pemantauan terpadu sesuai dengan kaitan bidang pada bidangnya masing- masing dengan
menggunakan formulir Pemantauan & PengukuranKinerja Terpadu.
4.2.1 Masing-masing bidang yang terkait kinerja lingkungan & K3 melaksanakan pemantauan dan
pengukuran sesuai bidang dan jadwal yang telah ditentukan.
4.2.2 Bidang produksi, sub bidang Lindungan Lingkungan melaksanakan : Pengukuran lingkungan kerja
(pencahayaan, ergonomi dan lain-lain)
4.2.6 Dalam melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja terpadu, pemenuhan parameter pengecekan,
nilai ambang batas atau baku mutu harus disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku dan
terkait.
PROSES 7 No. Dok. : 22.TAP.CSMS7.7
4.2.7 Alat ukur yang digunakan harus dikalibrasi atai diverifikasi untuk menjamin keabsahan hasil
pengukuran.
4.2.8 Bidang terkait menerima laporan hasil pelaksanaan pemantauan dan pengukuran kinerja terpadu dari
Tim Pemantauan Kinerja terpadu.
4.3.1 Bidang terkait melakukan evaluasi atas hasil pemantauan dan pengukuran kinerja terpadu secara
periodik sebelum Tinjauan Manajemen untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan, perundangan
atau persyaratan lainnya.
4.3.2 Apabila terdapat ketidaksesuaian atas hasil pemantauan dan pengukuran kinerja terpadu (dalam hal ini
untuk setiap bidang sesuai bidangnya) maka segera dibuatkan laporan dengan mengacu pada Prosedur
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
4.3.3 Informasi hasil pemantauan dan pengukuran kinerja terpadu merupakan salah satu masukan dalam
pelaksanaan komunikasi internal maupun eksternal
ZAINUDDIN HUSIN
Direktur Utama
PROSES 7 No. Dok. : 22.TAP.CSMS7.7