Anda di halaman 1dari 13

ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.

CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 1 dari 13

Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tertinggi Perusahaan


1. KEPEMIMPINAN CV. ASIA MANDIRI
Untuk Visi dan Misi kepemimpinan serta komitmen yang kuat CV. ASIA MANDIRI memastikan bahwa komitmen
tersebut telah diterjemahkan dalam bentuk keperdulian terhadap sumberdaya, untuk perkembangan, pengoperasian
dan memelihara system aspek HSE dan untuk mencapai tujuan dari kebijakan HSE yang telah disepakati maka.
Manajemen memastikan untuk bertanggung jawab atas kebijakan yang telah di sepakati dan akan mendukung penuh
terhadap perlindungan Kesehatan, Keselamatan dan Lindungan Lingkungan HSE.

Pimpinan CV. ASIA MANDIRI (Senior Manager) bertugas memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan semua hal
yang berkaitan jalannya roda perusahaan dan secara berkala setidaknya melakukan inspeksi dari pelaksanaan HSE,
menghadiri meeting HSE yang di hadiri oleh seluruh pekerja di lingkungan proyek untuk memantau penerapan HSE
di lokasi pekerjaan pada proyek yang sedang dilaksanakan .

2. TUGAS DANTANGGUNG JAWAB MANAGER SENIOR


Berikut ini tugas dan tanggung jawab senior manager :
3. Memimpin perusahaan dan menjadi motivator bagi karyawannya
4. Mengelola operasional harian perusahaan
5. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan mengalisis semua aktivitas perusahaan.
6. Mengelola perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan
7. Merencanakan, mengelola dan mengawasi proses penganggaran di perusahaan
8. Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusahaan agar dapat berjalan degan maksimal
9. Memastikan setiap departemen melakukan strategi perusahaan dengan efektif dan optimal
10. Mengelola anggaran keuangan perusahaan
11. Memutuskan dan membuat kebijakan untuk kemajuan perusaahan
12. Membuat prosedur dan standar perusahaan
13. Membuat keputusan penting dalam hal investasi, integrasi, aliansi dan divestasi
14. Merencanakan dan mengeksekusi rencana startegis perusahaan jangka menengah dan jangka panjang untuk
kemajuan perusahaanMenghadiri pertemuan, seminar, konferensi maupun pelatihan

3. MANAGEMENT PERUSAHAAN
Management wajib memiliki program antara lain :
1. Site Visit 3( tiga) bulan sekali atau minimal 1 kali kelokasi pekerjaan / Project
2. Melakukan Safety meeting & Safety Briefing ke semua karyawan / pekerja pada pelaksanaan pekerjaan / project
3. Komitmen pimpinan tertinggi yang di implementasikan di kegiatan & di tanda tangani oleh pimpinan tertinggi.
4. Semua tingkatan manajement akan secara langsung ikut terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan HSE ini dan
dibutuhkan bukti atas keterlibatannya dan tanggung jawabnya sehari-hari.

4. TUJUAN DAN KEBIJAKAN UMUM HSE


4.1 Tujuan HSE
 Keselamatan dan Keamanan sewaktu pekerjaan persiapan Pekerjaan
 Keselamatan dan Keamanan sewaktu mengerjakan fabrikasi dari bagian-bagian Pekerjaa dan fasilitasnya .
 Keselamatan dan Keamanan di lapangan.
 Meyakinkan bahwa resiko yang berhubungan dengan pekerjaan telah analisa dan dikontrol.
 Meyakinkan bahwa semua pekerja yang terlibat dalam proyek telah menjalani pengetesan kesehatan dan
mendapatkan induksi keselamatan kerja.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 2 dari 13

4.2 Tujuan pada Pelestarian Lingkungan


1. Membatasi seminimal mungkin pemakaian material yang tidak ramah lingkungan.
2. Semua aktifitas di lapangan harus sesuai dengan peraturan-peraturan daerah/lokal.
3. Suatu sistem yang diberlakukan agar meminimalkan terjadinya perusakan lingkungan.
4. Menilai potensi apa yang akan timbul pada masyarakat lokal dengan pemakaiansumber daya lokal dan apa akibat
dan rintangan yang timbul dan bagaimana mencegahnya.
5. Menerapkan Rencana Pengelolaan Sampah

4.3 Tujuan untuk keselamatan sehari-hari


1. Komitmen dari semua senior manager agar sasaran HSE dari Pelaksanaan Pekerjaan tercapai.
2. Pemahaman sistem pelaporan secara luas harus dilakukan untuk melacak catatan dan untuk mencegah
terulangnya kejadian/kecelakaan yang sama.
3. Semua personel menjalani pelatihan dan kompeten untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan.

4.4 Tujuan & kebijakan perusahaan :


1. Melakukan atau memberikan induksi kepada karyawan baru, setiap karyawan wajib mendapatkan info
2. tentang kebijakan perusahaan.
3. Membuat majalah dinding yg berisikan ttg kebijakan perusahaan.
4. Melakukan safety talk yg bertema kebijakan perusahaan.
5. Semua kebijakan perusahaan di tanda tangani oleh pimpinan tertinggi.

4.5. Kebijakan HSE


Tujuan kebijakan HSE adalah untuk memelihara sistem aspek HSE dan memastikan setiap karyawan
memberikan kontribusi dalam dukungan dan keterlibatan untukpemenuhan aspek HSE maka Perusahaan
mengeluarkan kebijakan antara lain :
1. Program yang akan diterapkan adalah untuk mengidentifikasi,membuat penilaian dan kontrol terhadap
2. bahaya, serta untuk menciptakan keamanan lingkungan industri selama kegiatan proyek berlangsung,
3. dimana keseluruhan ini akan memungkinkan peningkatan performa yang berkelanjutan terhadap pekerja
4. dan lingkungan kerja.

Program CSMS ini diimplementasikan dengan :


 Kebijakan terhadap alkohol dan obat-obatan terlarang
 Komitmen manajemen terhadap perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan.
 Tanggungjawab manajemen dan karyawan terhadap perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan.
 Standar-standar HSE yang dipahami oleh seluruh jajaran karyawan proyek.
 Audit dan pengukuran kinerja
 Komunikasi terhadap seluruh level dalam organisasi
 Evaluasi terhadap program HSE agar memenuhi standart yang telah ditentukan.
 Rencana Tanggap Darurat.

4.6.Target dan Tujuan


Pada Proyek yang sedang dan akan dilaksanakan, target PT. ALHAS JAYA GROUP adalah
sebagai berikut :
1. Nol Kecelakaan Kerja
2. Pelatihan terhadap semua karyawan untuk manajemen HSE.
3. Memastikan bahwa seluruh pekerja mendapat perlakuan yang sama untuk HSE.
4. Nihil Pencemaran Lingkungan.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 3 dari 13

Untuk mencapai target diatas maka Perusahaan telah menetapkan strategi yang akan dilaksanakan :
1. Merencanakan dan mengadakan pelatihan HSE untuk semua karyawan agar dapat menyelesaikan pekerjaan
dalam keadaan aman dan tingkah laku efektifitas. Pelatihan akan meliputi: Tanggap Darurat, Scaffolding, P3K,
Bekerja pada Tangki dan Ruang Terbatas.
2. Mengadakan Sosialisasi Identifikasi bahaya kepada seluruh karyawan serta cara pengisian formulir bahaya dan
memberikan penghargaan kepada karyawan yang dapatmengidentifikasi bahaya dengan baik. Penghargaan akan
diberikan di setiap akhir bulan bagi karyawan yang dapat mengumpulkan formulir identifikasi hazard terbanyak.
Penghargaan berbentuk sertifikat, uang dan cinderamata.
3. Melakukan sosialisasi penggunaan alat pelindung diri dan aplikasi tindakan aman serta memberikan penghargaan
pada karyawan atas kepatuhan dalam menggunakan alat pelindung diri dan perilaku bekerja dengan aman.
Penghargaan akan diberikan pada minggu ke dua setiap bulan selama proyek berlangsung. Penghargaan berbentu
sertifikat dan cinderamata.
4. Membangun kultur HSE secara berkala dalam perkembangan di standard HSE.
5. Memastikan Aspek HSE adalah bagian yang terintegrasi pada saat penilaian tahunan personel.
6. Menetapkan menyeluruh kesemua aspek tentang standarisasi pelaporan HSE diselesaikan dengan tepat dan
menyeluruh.
7. Melakukan atau memberikan induksi kepada karyawan baru, setiap karyawan wajib mendapatkan info tentang
kebijakan perusahaan
8. Membuat majalah dinding yg berisikan tentang kebijakan perusahaan dan kampanye aspek HSE lainnya

5. MANAGEMENT HSE
5.1 Organisasi HSE
Stuktur Organisasi HSE ( Terlampir )

5.2 Tanggung jawab karyawan


Jajaran manajemen dari Proyek Manager sampai supervisor level bertanggung jawab terhadap pengelolaan
HSE, kemajuan dan pelaksanaannya. Tanggung jawab dan aktifitasmasing-masing individu adalah sebagai
berikut :
a. Proyek Manajer
Tanggung jawab :
 Pelaksanaan HSE Plan
 Penyediaan sumber daya yang cukup untuk HSE pada proyek.
 Pelaksanana keselamatan kerja semua seksi sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan di proyek.
 Meyakinkan bahwa semua kejadian hampir celaka (near miss), accident dan incident dilaporkan sesuai dengan
pasal 12 dari HSE Plan ini.
 1 Bulan satu kali melakukan inspeksi dari pelaksanaan HSE, menghadiri meeting HSE yang di hadiri oleh
seluruh pekerja di lingkungan proyek dan hasil dari meeting didistribusikan kepada seluruh pekerja.
 Menyetujui pemasok atau vendor sebelum mereka berkerja untuk proyek.
 Yakin bahwa pemasok memenuhi semua persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan HSE.
 Pelaksanaan evaluasi keselamatan kerja dari pemasok apakah mereka kompeten dan cukup mendapat pelatihan
untuk tugas yang mereka lakukan.

Kegiatan :
 Terus menerus memonitor pelaksanaan HSE.
 Meninjau pelaksanaan HSE dengan HSEManager.
 Secara berkala 1 bulan sekali menginspeksi tempat-tempat kerja dengan pengawas proyek.
 Meninjau accident/incident statistic dan semua laporan HSE.
 Mendukung pelaksanaan pelatihan HSE, mengevaluasi laporan dan memfasilitasikebutuhan HSE.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 4 dari 13

b. Konstruksi Manajer
Tanggung jawab :
 Melaksanakan HSE di tempat kerja.
 Memelihara sistem kerja yang aman.
 Melaksanakan pelaksanaan prosedur dan program HSE di tempat kerja.
 Memastikan seluruh pengawas dan pekerja melaksanakan HSE ditempat kerja.
 Pelaksanaan pelatihan dan kemajuan aktifitas pada daerah tanggung jawabnya.

Kegiatan :
 Mengikuti rapat HSE bulanan.
 Melaksanakan kegiatan HSE Vendor.
 Melaksanakan kemajuan HSE dengan KoordinatorHSE dalam daerah tanggung jawabnya.
 Melakukan inspeksi secara berkala semua tempat kerja.
 Mengevaluasi laporan accident/incident dan laporan pelaksanaan HSE dan melaksanakan rekomendasi.
 Melaksanakan HSE pemasok.
 Mengikuti HSE pada toolbox meeting dan safety meeting.
 Melaksanakan kegiatan perlindungan lingkungan.

c. Koordinator HSE / Senior HSE


Tanggung jawab :
 Mengawasi kegiatan HSE di daerah kekuasaanya ( Lingkungan Kerja ).
 Memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana HSE dan prosedur yang ada.
 Memastikan bahwa alat pelindung diri yang sesuai dipakai oleh setiap pekerja yang sedang melaksanakan
pekerjaannya.
 Memastikan bahwa semua aturan keselamatan dilaksanakan di setiap kegiatan.
o *Menggalakkan peleksanaan aturan dan peraturan kesehatan dan lingkungan hidup.
 Menggalakkan pelaksanaan undang-undang dan peraturan.
 Pemasok melaksanakan rencana HSE sesuai dengan sasaran proyek
 Membantu penyelidikan accident dan incident di daerah kerjanya.

Kegiatan :
 Mengurus ijin kerja sebelum dimulainya pekerjaan.
 Berpartisipasi pada rapat bulanan HSE.
 Melaksanakan toolbox meeting dan safety talk.
 Membantu pelaksananaan inspeksi HSE.
 Membuat penyelidikan dan laporan mengenai accident dan incident yang terjadi di daerah kerjanya.
 Membuat statistic masalah kesehatan karyawan dalam pelaporan mingguan.
 Melakukan inspeksi lingkungan berkala dalam pelaporan mingguan.
 Melakukan simulasi dalam bentuk Drill misal : kebakaran, evakuasi dan berkumpul di muster point, kebocoran
gas, tumpahan bahan kimia.

f. SAFETY OFFICER
Tanggung jawab :
 Memastikan bahwa ijin kerja untuk pekerjaan yang diawasinya dikeluarkan oleh yang berwenang.
 Mengecek dengan ketat bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana HSE.
 Memastikan bahwa alat pelindung diri yang sesuai dipakai oleh semua pekerja yang sedang bekerja.
 Meyakinkan bahwa semua aturan keselamatan dilakukan sebelum memulai sesuatukegiatan.
 Menggalakkan pelaksanaan peraturan kesehatan dan lindungan lingkungan.
 Menggalakkan pelaksanaan undang-undang dan peraturan.
 Memastikan HSE proyek dipatuhi oleh Vendor.
 Membantu penyelidikan accident dan incident di daerah wewenangnya.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 5 dari 13

Kegiatan :
 Mengurus dan mendapatkan ijin kerja sebelum pekerjaan dimulai.
 Berpartisipasi dalam rapat HSE bulanan.
 Menyelenggarakan tool box meeting dan safety talk sebelum memulai pekerjaan baru.
 Melakukan pelaksanaan inspeksi HSE.
 Melakukan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan di daerah wewenangnya.
 Membantu penyelidikan kecelakaan yang timbul di daerah wewenangnya.
 Melakukan inspeksi rutin harian terhadap semua aspek keselamatan kerja lapangan diwilayah kerja masing
masing.
 Melakukan inspeksi lingkungan berkala dalam pelaporan mingguan.
 Membantu SupervisorHSE dalamMelakukan simulasi dalam bentuk Drill misal :
 kebakaran, evakuasi dan berkumpul di muster point, kebocoran gas, tumpahan bahan kimia

g. Tanggung jawab setiap pekerja


Setiap pekerja memiliki tanggung jawab menjaga kesehatan, keselamatan dan lingkungan dimana kegiatan dilakukan
dan melaporkan bila ada bahaya yang timbul akibat dari kegiatan yang dilakukannya.Pekerja mempunyai tanggung
jawab untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang dikeluarkan untuknya. Mereka
harus mengidentifikasi semua situasi/kondisi berbahaya dan segera melapor kepada supervisornya, mereka harus
berpartisipasi
dalam pencapaian dan perbaikan lingkungan yang aman.

h. Tanggung jawab Vendor


Semua Vendor harus mengerti dan mengikuti serta, melaksanakan aturan HSE yang diberlakukan dalam kontraknya,
dan melaksanakan aktifitasnya sesuai dengan rencana HSE proyek ini. Vendor harus membuat rencana kerja yang
berpedoman kepada HSE Plan ini
.
5.3.Tenaga Kerja HSE
1. Perusahaan memastikan dengan membuat peryataan bahwa semua karyawan memiliki kompentesi & ahli di
bidang nya masing-masing dan di tanda tanggani oleh pimpinan tertinggi.
2. Khusus untuk personil HSE harus memiliki sertifikasi Ahli K3 ( AK3 Umum), serta memiliki sertifikat keahlian
BASIC SAFETYTRAINING dengan pengalaman bekerja dibidangnya sekurang-kurangnya 2 tahun.
3. Dalam kondisi bahaya Perusahaan wajib memiliki alur tanggap darurat.
5. Masalah pelaporan kecelakaan di lapangan field P.Susu berhak mengetahuinya, tetapi pemberitahuan itu dari
HSE Senior Perusahaan yg ada dilapangan
4. HSEmemiliki kewajiban untuk masalah pelaporan di lapangan langsung ke pimpinan tertinggi, karena HSE
sangat independent.
5. Perusahaan wajib menyiapkan komunikasi untuk sarana informasi kecelakaan dilapangan.
6. Personil HSE wajib melakukan kampanye misal : pembuatan stiker, poster dll.
7. Menilai semua Vendor yang akan masuk ke Perusahaan
8. Membuat statistic masalah kesehatan karyawan.
9. Melakukan inspeksi lingkungan.
10. Memastikan semua pekerjaan konstruksi dilakukan dengan memiliki SOP & Panduan setiap kali melakukan
pekerjaan Perusahaan akan melakukan pelatihan terhadap team tanggap darurat misal : Investigasi, kebakaran,
kecelakaan dll.
11. Perusahaan akan melakukan simulasi dalam bentuk Drill misal : kebakaran, evakuasi,Medivac
12. dan lain-lain.
13. akan dilaksanakan dengan keamanan yang cukup untuk melindungi para pekerja, lingkungan hidup dan barang-
barang milik Perusahaan.
14. Vendor di wajibkan membuat peryataan untuk mengikuti standar HSE Perusahaan dan wajib
15. memiliki program kerja HSE sendiri dan di tanda tangani oleh pimpinan tertinggi Perusahaan.
16. Perusahaan wajib melakukan penilaian atas Vendor.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 6 dari 13

17. Perusahaan wajib memiliki tempat rujukan apabila terjadi keadaan darurat seperti yang tercantum dalam Prosedur
Rencana Tanggap Darurat serta dilampirkan bukti kerjasama & nomor darurat & di sosialisasikan kepada semua
karyawan.
18. Perusahaan wajib melaporkan kepada pihak pemerintahan terkait tentang keadaan darurat.Dalam menilai dan
menunjuk pemasok, tim proyek harus mempertimbangkan semua aspek metode kerja, material dan tenaga kerja
untuk memberikan keyakinan bahwa pemasok mampu untuk melaksan akan pekerjaannya dalam keadaan aman
tanpa memberikan risiko pada para pekerja, lingkungan kerja dan barang-barang milik PERUSAHAAN.
Bilamana pertimbangan bahwa vendor akan sangat mempengaruhi keselamatan pekerjaan, proyek manajer akan
meminta HSE koordinator untuk melakukan evaluasi HSE pada para Vendor potensial sebelum memberikan
penunjukan yang meliputi:
 Inspeksi di tempat kerja pemasok.
 Memeriksa dan meninjau SistemManajemen HSE pemasok kesesuaian dengan persyaratan yang diminta.
 Tanya jawab dengan manajemen pemasok.
 Tanggung jawabnya pada sasaran dari rencana HSE proyek.
 Memeriksa sertifikasi HSE dari pemasok.
 Menentukan hak dan tanggung jawabnya dalam bidang HSE.
 Memeriksa catatan-catatan pelatihan pekerjanya. Semua surat penunjukan kerja harus secara jelas
menunjukkan kebutuhan akan HSE. Sebelum pembelian atau penyediaan material atau peralatan, maka
kegiatan pemeriksaan seperti berikut harus dilakukan :
 Peralatan atau material yang dibeli harus sesuai dengan peraturan yang ada, standar atau
 persyaratan yang diminta.
 Sertifikasi test atau sertifikat kesesuaian dengan persyaratan harus didapatkan dari pemasok untuk konfirmasi
bahwa barangnya sama dengan persyaratan.

 Penilaian barang terhadap semua bahaya yang mungkin timbul.


 Pengecekan barang apakah memliki pengamanan yang memadai.
 Harus mempertimbangkan pengecekan beratnya bagaimana handlingnya dan prosedur pemasangannya..

Sebuah catatan bahan-bahan berbahaya, yang berisi Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) harus dipelihara untuk
semua bahan berbahaya. Penyimpanan, pemakaian dan pembuangan harus
ada catatannya. Pengamanan di tempat kerja harus dipersiapkan sebelum kedatangan barang
tersebut.

5.4 Program Rapat HSE


Komunikasi yang efektif adalah sangat penting bagi perkembangan pelaksanaan keselamatan kerja untuk seluruh tim
yang sedang bekerja. Komuniasi terbuka antara tim manajemen dan para pekerja dalam bidang HSE diperlukan. Hal
tersebut dapat dicapai melalui sosialisasi kebijakan HSE, Rencana HSE proyek, secara berkala akan diadakan
terhadap tim proyek.

5.4.1 Rapat-rapat Manajemen tentang HSE


Komite Keselamatan Proyek akan melakukan rapat HSE sekurang-kurangnyasebulan sekali yang diketuai Proyek
Manajer . Bila terjadi insiden/accident dalam area proyek, komite keselamatan proyek akan memanggil anggota tim
untuk melakukan rapat. Rapat tersebut akan melibatkan tim manajemen, pekerja,wakil vendor, dan
PERUSAHAAN.Pada rapat ini komite keselamatan proyek harus membentuk tim untuk melakukan penyelidikan
tentang accident/incident yang terjadi, tim ini harus diketuai oleh coordinator HSE. Catatan hasil investigasi harus
diedarkan ke papan pengumuman dan salinannya ke proyek manajemen dan anggota komite keselamatan, para
pemasok dan manajemen Perusahaan
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 7 dari 13

5.4.2 Rapat-rapat HSE di lapangan


Semua lapangan perlu melakukan rapat HSE sekali seminggu. Rapat tersebut harus melibatkan upervisor, perwakilan
pekerja dan pemasok.
1. Rapat akan mengutamakan pembahasan pada isu tentang keselamatan kerja dari grup kerja masingmasing,
dan semua diskusi harus dicatat dan keputusan yang diambil harus ditindaklanjuti.
2. Catatan hasil rapat akan disirkulasi di papan pengumuman, proyek manajer, HSE koordinator dan para
pemasok dan lain-lain.
3. Managemen harus komit terhadap kebijakan HSE.
4. Managemen wajib melakukan meeting bulanan kepada semua karyawan, hasil meeting tsb harus di
distribusikan kepada semua karayawan yg hadir
5. Managemen menindaklanjuti hasil meeting di bahas di meeting selanjutnya

5.5 Kesadaran HSE


1. Perusahaan memiliki upaya kesadaran masalah-masalah dengan menyediakan bulletin, majalah, poster, kotak
saran dan lain-lain.
2. Perusahaan wajib membuat papan informasi yg berisikan tentang incident, man power dan lain-lain.

5.6 Persyaratan Kompetensi HSE


1. Perusahaan menjamin semua karyawan yg bekerja di lokasi dalam keadaan sehat jasmani
2. Perusahaan memberikan buku saku kepada semua karyawan
3. Perusahaan melakukan Safety Induction kepada karyawan baru isi dari induksi tersebut antara lain : Pelaksanaan
pekerjaaan, aspek HSE, daftar hadir dan siap menanda tangani telah di lakukan induksi
4. Perusahaan wajib bertanggungjawab dgn kinerja HSE.
5. Perusahaan arus memberikan orientasi kepada karyawan dan memiliki prosedur penilaian ulang dari orienta
karyawan tersebut.
6. Rekruitmen tenaga staf dan pemilihan tenaga non staf harus mempertimbangkan tanggung jawab dan jabatan
mereka di tempat kerja.
7. Menyiapkan job description setiap pekerja
8. Mengidentifikasi kompetensinya (pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman) sesuai dengan posisi dan
tanggung jawabnya.
9. Pertimbangan fisik dan medik yang diperlukan untuk posisinya dalam bekerja.
10. Dibutuhkan pengecekan medik untuk memastikan bahwa mereka sehat untuk melaksanakan pekerjaannya.
11. Pembuatan peryataan tertulis dan mengadakan tanya jawab dengan calon pekerja.

5.6. Pelatihan HSE


Perusahaan memperkerjakan tenaga kerja dan memberikan pelatihan kepada pekerja untuk memiliki kompeten
didalam melakukan kerjaannya, dalam hal ini Perusahaan memberikan pelatihan sebagai berikut :
a) Managemen HSE, Prosedur pekerjaan, Keselamatan dijalan, Kesehatan, audit, Investigasi,
b) Perlindungan terhadap lingkungan, pengawasan aspek HSE, AK3, awareness/ behaviour, bekerja di
c) ketinggian, dll.
d) Perusahaan memberikan pelatihan sesuai dgn level dan keahlian dari pekerja tersebut
e) Perusahaan wajib membuat matrik training.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 8 dari 13

Koordinator HSE di proyek akan merencanakan dan mengatur pelaksanaan berbagai pelatihan yang
diperlukan sepanjang pelaksanaan proyek.
Pelatihan tersebut meliputi :
 Sistem Ijin kerja Aman
 Perlindungan lingkungan.
 Keselamatan pada pekerjaan yang tinggi.
 Analisa keselamatan kerja.
 Pertolongan pertama pada kecelakaan.
 Situasi tanggap darurat.
 Pelatihan induksi.
 Keselamatan kerja pada pekerjaan-pekerjaan tertentu.
 Tool box meeting mingguan dan kampanye keselamatan dengan judul kejadian yang sedang berlangsung.
 Bekerja di ruang terbatas.

5.7 Pelatihan HSE


1. Perusahaan memperkerjakan tenaga kerja dan memberikan pelatihan kepada pekerja untuk memiliki kompeten
didalam melakukan kerjaannya, dalam hal ini Perusahaan memberikan pelatihan sebagai berikut :

a) Managemen HSE, Prosedur pekerjaan, Keselamatan dijalan, Kesehatan, audit, Investigasi,


b) Perlindungan terhadap lingkungan, pengawasan aspek HSE, AK3, awareness/ behaviour,
c) bekerja di ketinggian, dll.
d)
2. Perusahaan memberikan pelatihan sesuai dgn level dan keahlian dari pekerja tersebut
3. Perusahaan wajib membuat matrik training.
4. Koordinator HSE di proyek akan merencanakan dan mengatur pelaksanaan berbagai pelatihan yang diperlukan
sepanjang pelaksanaan proyek. Pelatihan tersebut meliputi :
a) Sistem Ijin kerja Aman
b) Perlindungan lingkungan.
c) Keselamatan pada pekerjaan yang tinggi.
d) Analisa keselamatan kerja.
e) Pertolongan pertama pada kecelakaan.
f) Situasi tanggap darurat.
g) Pelatihan induksi.
h) Keselamatan kerja pada pekerjaan-pekerjaan tertentu.
i) Tool box meeting mingguan dan kampanye keselamatan dengan judul kejadian yan sedang berlangsung.
j) Bekerja di ruang terbatas.

5.8 Induksi Keselamatan


Semua personel proyek termasuk pemasok, pekerja di kantor, workshop/fabrication yard atau di lapangan harus
menjalani Induksi HSE secara umum sebelum mereka memulai bekerja di proyek.Orientasi lokasi kerja dilakukan
untuk memperkenalkan setiap pekerja Perusahaan pada lingkungan kerja, wilayah kerja yang berpotensi bahaya,
prosedur tanggap darurat dan evakuasi. Orientasi ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa persyaratan HSE dilokasi
kerja
telah sesuai standard yang ditentukan, antara lain tata letak peralatan operasi, jalur/jalan untuk menghadapi kondisi
darurat (P3K, ambulan), jumlah dan penempatan peralatan pemadam

kebakaran, tempat penampungan sementara berbagai limbah termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun, peralatan
pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta berbagai hal yang mendukung keberhasilan pelaksanaan
konstruksi.
Hal ini dimaksud sebagai induksi umum untuk membicarakan keadaan pekerjaan, lingkup pekerjaan dan informasi
yang diperlukan lainnya, dan termasuk pengenalan akan proyek yang ditekankan pada kebijakan HSE.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 9 dari 13

Topik-topik yang dibicarakan meliputi hal-hal tidak dibatasi sebagai berikut :


 Kebijakan HSE
 Tanggung jawab keselamatan kerja
 Kebutuhan akan alat pelindung diri
 Kebijakan minuman keras dan alkohol
 Kepedulian pada lindungan lingkungan
 Pelaporan pada accident/incident
 Rapat-rapat safety dan safety talk
 Prosedur tanggap darurat

5.9 Surat Ijin Kerja Aman (SIKA)


Surat Ijin Kerja Aman harus ada di tempat kerja sebelum pekerjaan dimulai atau sebelum memulai suatu aktifitas
pekerjaan. Tidak boleh ada pekerjaan dilakukan tanpa surat ijin kerja Aman yang masih berlaku. Sistem ijin kerja
Aman diberlakukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang dekat dengan atau dari peralatan/fasilitas jalur pipa aktif dan
tangki, pekerjaan-pekerjaan dimana berkemungkinan terjadinya bahaya kebakaran atau ledakan serta pekerjaan di
ruangan tertutup.
Ijin kerja dalam proyek ini mengacu pada sistim ijin kerja Aman SIKA

elatihan Tenaga HSE


1. Perusahaan wajib memilih kreteria personil sesuai dgn sertifikat dan keahlianya yg sesuai didalam kontrak sesuai
dengan Undang – Undang HSE.
2. Perusahaan wajib memasukan peraturan HSE yang akan di pergunakan selama proyek misal standar APD, Pipa
Perancah, Pengelasan dan Radiography sesuai standar nasional.
3. Kontraktor wajib memasukan standard-standar yg berlaku dan di laksanakan ke dalam pekerjaan selama proyek.
4. Penilaian- penilaian pemakaian Alat Pelindung Diri misal penyimpanan APD, berapa stok APD, validasi dari
APD tersebut, pelatihan pengunaan APD.
5. Pengelolaan HSE Harian.

5.11 Kode, Standar & Spesifikasi


1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 4 Tahun 1987 tentang Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3).
4. Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

6. BAHAYA & DAMPAK


1. Perusahaan siap melakukan identifikasi bahaya dalam bentuk AnalisaKeselamatan Kerja & prosedur
2. dalam setiap kali pekerjaaan.
3. Penilaian bahaya dilakukan dengan pengukuran terpaparnya bahaya tersebut kepada karyawan.
4. Penanganan bahaya tersebut dalam bentukMSDS, Label, Simbol serta tanda peringatan .
5. Bahan Kimia atau bahan Berbahaya

Dilarang menggunakan bahan kimia atau bahan berbahaya di tempat kerja tanpa Lembar Data Keselamatan
Bahan (Material Safety Data HSE). Penanganan bahaya tersebut tertuang dalam bentuk Label, Simbol dan ini di
berikan di setiap kemasan. Catatan semua bahan kimia dan bahan berbahaya di tempat kerja harus diperlihara
dengansalinan Lembar Data Keselamatan Bahannya.
Semua personel yang bekerja dengan bahan kimia atau bahan berbahaya diharuskan mengikuti pelatihan yang
dilakukan oleh supervisornya atau dengan bantuan HSE Officer. Setiap personel yang terlibat ditempat kerja harus
digalakkan untuk mengenal bahaya dan melaksanakan perbaikan sebagai bagian dari tugas harian mereka.Semua
bahaya yang dapat dikenali yang diluar kemampuannya atau tidak dapat segera diperbaiki harus diamankan dengan
memasang penghalang atau tanda bahaya, dan segera melapor ke supervisor. Semua persoalan yang dilaporkan ke
supervisor yang tidak segera dapat diatasi, akan dicatat dan ditindak
lanjuti, tindakan harus segera diambil oleh supervisor.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 10 dari 13

7. PERENCANAAN DAN PROSEDUR


7.1 Prosedur HSE
Setiap pekerjaan yang akan dilakukan pada Proyek maka Perusahaan harus memiliki prosedur khusus contoh
pengangkatan untuk pembuatan tangki, hydrotes, bekerja di ketinggian, mengelar pipa di sungai dan lain-lain.

Apabila pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan Prosedur, JSA& SIKA maka Perusahaan
mengkomunikasikan kepada pimpinan tertinggi dan meminta persetujuan perubahan tersebut.

7.2 Peraturan DasarHSE


Peraturan dasar HSE, Perusahaan wajib menyampaikan aspek dasar HSE mencakup keselamatan, kesehatan,
lingkungan kerja dan memberikan sanksi berupa surat peringatan serta pemutusan hubungan kerja bagi pekerja yang
tidak mematuhi peraturan HSE.
Perusahaan mengetahui peranya dalam keadaan darurat.
Rencana tanggap darurat akan dibuat pada setiap tempat kerja sebelum pekerjaan dimulai.
Rencana dan prosedurnya akan mengarah pada tempat pengobatan terdekat, evakuasi medik, tanggap terhadap
kebakaran, ledakan, tumpahan/bocoran minyak, dan pada insiden lainnya serperti kasus tabrakan dan lain-lain
Kemungkinan terjadinya insiden yang parah harus ditentukan dan rencana tanggap daruratnya harus dibuat.
Pelatihan harus dijadwalkan dan dilaksanakan untuk menguji apakah efektifitas dari rencana dan sumber dayanya
terpenuhi.
Tim tanggap darurat dibentuk di setiap lokasi kegiatan. Personil yang terlibat dalam situasi tanggap darurat akan
menjalani pelatihan secara berkala. Pelatihan tersebut harus sesuai dengan rencana tanggap darurat yang berlaku
untuk setiap tempat kegiatan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Prosedur tanggap darurat akan disiapkan dan
Perusahaan dan meneliti apakah sesuai dengan prosedur. Rencana tanggap darurat tersebut akan dilengkapi dengan
detil
aturan lokal mengenai tanggap darurat. Pelatihan akan dilakukan sekali di kantor proyek dan secara berkala di tempat
kerja.(Sesuai dengan jadwan training program )

7.3 Peralatan HSE & Pemeriksaan Peralatan HSE


Peralatan HSE dalam menangulangi keadaaan darurat antara lain : Apar, Medivac, tandu dan lain-lain. Perusahaan
mempunyai prosedur pemeriksaan peralatan HSE danmelakukan pemeriksaan pada peralatan HSE secara berkala
sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan, kerusakan pada HSE akan dilaporkan kepada Koordinator HSE untuk
ditindaklanjuti.

7.4 Kesehatan Kerja


Perusahaan wajib meyiapkan fasilatas kesehatan pekerja serta menyiapkan paramedic yang sudah terlatih dan dapat
menjadi team evakuasi. Apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan maka Perusahaan memberikan rujukan ke
Rumah Sakit atau Klinik yg sudah di tunjuk. Perusahaan harus menyebutkan strategi untuk akomodasi dan catering
para karyawannya sesuai dengan kebersihan dan kesehatan.

7.5 LINGKUNGAN
Perusahaan menjamin semua pekerja sadar akan kebersihan lingkungan disekelilingnya dan tertuang di dalam Analisa
Keselamatan Kerja dan akan dilakukan dalam inspeksi terhadap lingkungan.
Perusahaan beserta VENDOR-nya berketetapan akan perlindungan lingkungan hidup dan akan mengontrol semua
kegiatan operasional di lapangan dan akan berusaha sedapat mungkin tidakmengganggu lingkungan hidup selama
proyek berlangsung dengan cara sbb :
 Menilai jenis bahan yang dipakai sedapat mungkin dengan manggantikannya dengan jenis yang
 lebih ramah lingkungan.
 Mengontrol pemakaian minyak dan pembuangan limbahnya pada peralatan dengan menerapkan
 Prosedur pengelolaan limbah.
 Meyakinkan bahwa bila terdapat bahan berbahaya dibutuhkan, ada prosedur yang aman diberlakukan untuk
mengontrol pemakaian, penyimpanan dan pembuangannya.
 Menilai risiko dan potensi kejadian seperti tumpahan minyak, emisi yang mengakibatkan dampakpada
lingkungan.
 Memelihara catatan material berbahaya. Mengidentifikasi setiap Bahan Berbahaya dan Beracun, menempatkan
seluruh material yang mengandung B3 dalam satu area khusus serta memberikanpapan peringatan dan
mengisolasi area tersebut dengan pagar pengaman.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 11 dari 13

8. System Kinerja HSE


8.1 Kinerja HSE
Perusahaan akan melakukan indicator HSE, pemantauan serta sasaran yg sudah di capai Statistik HSE, pencapaian
training, hazard, audit, Job Safety Analisys leading indicator. Pelaporan HSE akan dilaporkan perusahaan per tgl 5 di
bulan berikutnya missal :, jam kerja selamat untuk memenuhi statistik ini Perusahaan akan melakukan perbaikan.

8.2 Pengukuran Performa HSE


8.2.1 Pelaksananaan HSE
Pengukuran pelaksanaan HSE akan dicatat dalam laporan harian, mingguan dan bulanan. Laporan aktifitas tersebut
akan memberikan data masukan pada pelaksanaan HSE sampai dengan penyelesaian proyek

8.2.2 Statistik Kecelakaan/insiden


Banyaknya kecelakaan/insiden dan frekuensinya akan dicatat. Koordinator HSE akan membuat laporan indikator
statistik setiap minggu dan setiap bulannya. Frekuensi kecelakaan, jumlah kecelakaaan ringan, P3K, , kecelakaan lalu
lintas, tumpahan minyak dan bahan kimia, sakit karena kerja, tidak hadir karena sakit.

8.3 Definisi Performa HSE


* LTI = Lost Time Injury
Kecelakaan yang menyebabkan sekurang-kurangnya kehilangan waktu kerja sehari setelah kejadian.

* MTC = Medical Treatment Case


Kecelakaan yang menyebabkan korban membutuhkan pengobatan oleh para medis tapi tidak
menyebabkan kehilangan hari kerja.
* Total Recordable Incidents=Jumlah dari LTI, MTC
* FAI = First Aid Injury

Kecelakaan yang hanya membutuhkan pengobatan oleh paramedic lapangan atau P3K.
* RI = Reported Incidents
Insiden yang mencakup peralatan atau material atau hampir celaka atau perubahan sesuatu keadaan yang
mengakibatkan kecelakaan atau kerusakan.

* Manhours exposure = Meliputi jumlah jam kerja sebenarnya yang bekerja di lapangan ( termasuk Perusahaan dan
VENDOR) dibawah kontrol proyek

* Day Lost = Hari kerja atau shift yang hilang dihitung dari awal kejadian hingga kehilangan hari kerja setelah
pengobatan

* Rate KECELAKAAN( RF) = Jumlah Kejadian x 1,000,000 JUMLAH Manhours

* Sevarity Rate (SR) = Hari Hilang x 1,000,000 Jumlah Manhours

* Near Miss = Kejadian berbahaya yang bila sedikit saja keadaannya berbeda akan menyebabkan kecelakaan atau
accident.

Major Incident
Diklasifikasikan sebagai kejadian yang tidak diinginkan yang akan menyebabkan kerugian melebihi dana US$10,000
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 12 dari 13

Minor Incident
Didefinisikan sebagai kecelakaan atau sakit yang menyebabkan orang tidak mampu menjalankan aktifitasnya selama
3 hari termasuk hari istirahat.

8.3.1 Investigasi Kecelakaan


Perusahaan wajib melakukan investigasi kecelakaan misal : kecelakaan kerja,lingkungan, kerugian material, penyakit
akibat kerja Perusahaan melakukan investigasi dengan team investigasi sbb :Menentukan root cause kejadian
kecelakaan.Hasil investigasi hrs di distribusikan kepada pekerja dan pihak terkait agar tdk terjadi hal yg serupa.

8.3.2 Pelaporan Insiden Menengah


Insiden menengah adalah setiap insiden yang menyebabkan kerugian waktu kerja, atau mempunyai potensi kerugian
baik pada personnel, perangkat keras maupun produktivitas. Ini meliputi setiap kecelakaan pada pekerja yang
menyebabkan kerugian waktu kerja atau mendapatkan perawatan medis, atau setiap insiden yang menyebabkan
kerusakan instalasi atau peralatan yang menyebabkan kerugian besar pada proyek, atau setiap insiden dengan
perubahan sedikit pada keadaan yang dapat menyebabkan kecelakaan atau kerusakan. Pada waktu terjadinya insiden
di tempat kerja, supervisor yang bertanggungjawab di tempat itu harus segera diberi tahu serinci mungkin tentang
kejadiannya.
Manager proyek dan HSE Manager harus segera diberitahu detail perkembangan selanjutnya. Mereka akan memberi
tahu tim manajemen senior dan Perusahaan yang akan membuat surat pemberitahuan internal.
Surat pemberitahuan resmi kepada instansi berwenang akan dibuat oleh PerusahaanPenyelidikan mendetail pada
semua insiden dibuat dengan laporan lengkap kepada Proyek Manajer dan Perusahaan.
Semua insiden termasuk near miss dan anomali harus dibuatkan penyelidikan lengkap dan laporan aslinya dikirimkan
kepada Perusahaan.

8.3.3 Pelaporan Insiden Kecil


Insiden minor didefinisikan sebagai kecelakaan atau sakit yang menyebabkan seseorang tak dapat melakukan sesuatu
pekerjaan tidak lebih dari 3 hari kerja, termasuk harus istritahat tetapi tidak termasuk hari yang hilang pada waktu
terjadinya kecelakaan atau hari yang dilaporkan sakit.
Semua insiden yang menyebabkan dilakukannya tindakan P3K, semua insiden yang menyebabkan kerusakan kecil
pada material atau peralatan harus dicatat,diselidiki dan dilaporkan. Proyek Manager akan mendapat pemberitahuan
dalam laporan harian darilapangan. Laporan lengkap setelah penyelidikan insiden akan dikirim ke Perusahaan melalui
Proyek Manager.

8.4 PenyelidikanKecelakaan
Sewaktu terjadi kecelakaan, Komite Keselamatan akanmenunjukKoordinator HSE dengan dibantu oleh Safety
Officer dalamwaktu yang singkat akan melakukanpenyelidikan kecelakaan, harus ditunjuk sumber daya
yangmemadai untuk menyelidikisebab-sebab terjadinya kecelakaan.
Manajer Konstruksi akan mengeluarkan laporan lengkap kepada Perusahaan mengenai penyelidikan tersebut
dalam waktu 24 Jam setelah terjadinya insiden. Kegunaan utama dari penyelidikan adalah memastikan sebab-
sebab terjadinya kecelakaan dan menetapkan tindakan perbaikan yang sesuai, kemudian akan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan yang sama. Semua dokumen, catatan, maupun informasi yang berkaitan
dengan proyek / pekerjaan dibuat, dilaporkan, didistribusikan, dikendalikan & dipelihara secara benar serta
untuk mencegah dari penggunaan dokumen yang tidak
diinginkan / tidak sesuai dengan kebijakan. Tool boxmeeting dalakukan setiap akanmemulai pekerjaan selama
projek berlangsung. Safety Meeting dilaksanakan setidaknya seminggu sekali selama proyek berlangsung.
Safety induction diberikan kepada setiap tamu dan personil baru yang bekerja di lapangan dan tamu yang
berkunjung ke lapangan. Setiap kegiatan proyek selalu mengintegrasikan aspek HSE dan implementasi HSE
melibatkan seluruh
personil &Manajemen Proyek.
ELENMENT – 1 Nomor Dok : 01.CSMS/AM-L/IX/2019
KOMITMEN K3LL MELALUI KEPEMIMPINAN Rev. : 00
5. Progran Prosedur Senior Manager Pimpinan Tanggal : 30.09.2019
Tertinggi Perusahaan Halaman : 13 dari 13

9 . AUDIT
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja HSE maka melakukan audit,audit dilakukan
1 ( satu ) tahun sekali, hasil audit di laporkan ke Pimpinan tertinggi sesuai dengan prosedur audit . Audit dapat
juga dilakukan untuk memonitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan project yang sedang dikerjakan yang
sifatnya internal.Ruang lingkup audit sesuai dengan ruang kerja HSE yang meliputi :
 Management HSE
 Personil Departement HSE
 Personil teknis HSE
 Kesehatan Kerja
 Tindakan kondisi tidak aman
 Pelatihan audit
 Aspek Lingkungan
 Kegiatan sendiri &kegiatan subkontraktor

Perusahaan melaporkan dokumentasi ke managemen agar ada perbaikan ke depan, Perusahaan harus menindak
lanjuti hasil audit.
Inspeksi dan audit HSE akan dilakukan untukmenguji kecocokan dengan rencana HSE dan prosedur yang ada.
Jadwal untuk inspeksi dan audit untuk semua lapangan akan disiapkan olehKoordinator HSE.
Keamanan penggunakan peralatan dan kesiapan akan situasi tanggap darurat akan menjadi prioritasinspeksi dan
audit.

Tim inspeksi dan tim audit terdiri dari personel sbb:


 Perwakilan proyek manajemen.
 Perwakilan HSE dan Auditor Independen yang ditunjuk.
Pada akhir inspeksi dan audit akan dibuat laporan yang dikirim kepada Proyek manajer dan Perusahaan.
Hal-hal yang tidak sesuai akan ditinjau oleh Project Manager dan Koordinator HSE untuk membantu
perbaikan ketidaksesuaian yang ditemukan di lapangan dengan hal-hal yang direncanakan sebelumnya.

Lhoksukon, 30 September 2019


CV. ASIA MANDIRI

Yudi Rifki
Direktur

Anda mungkin juga menyukai