Anda di halaman 1dari 30

REVISION LOG REGISTER

Document Number : ELN - INT-003


Document Title : Scaffolding Installation Procedure
Revision :0

No. Date Revise Reviewer


TABLE OF CONTENT

TABLE OF CONTENT ................................................................................................................................. 4

1. Tujuan ..................................................................................................................................................... 5

2. RUANG LINGKUP .................................................................................................................................. 5

3. SINGKATAN ........................................................................................................................................... 5

4. INSTRUKSI KESELAMATAN KERJA .................................................................................................... 6

5. PENERAPAN ATURAN PRAKTEK........................................................................................................ 6

6. PERSYARATAN, DAN SPESIFIKASI .................................................................................................... 7

6.1 Persyaratan Umum Scaffolding ...................................................................................................... 7

6.2 Pemeriksaan Scaffolding ................................................................................................................ 8

6.3 Desain dan Instalasi ....................................................................................................................... 9

6.3.1 Konstruksi, Pembebanan dan Dimensi Perancah Bebas (Independent Scaffolding) ......... 9

6.3.2 Struktur Penopang.............................................................................................................. 10

6.3.3 Komponen Tubes (Pipa Scaffolding).................................................................................. 10

6.3.4 Couplers (Joints, fitting, clamp) .......................................................................................... 14

6.3.5 Working Platform ................................................................................................................ 16

6.3.6 Pelindung Tepi Scaffolding ................................................................................................. 17

6.3.7 Akses ke dan dari Working Platform .................................................................................. 17

6.3.8 Gin Wheel untuk Mengangkat Material .............................................................................. 18

6.3.9 Hanging Scaffold ................................................................................................................ 18

6.4 Penerapan Dan Kontrol ................................................................................................................ 19

6.4.1 Sebelum Pendirian Scaffolding .......................................................................................... 19

6.4.2 Pendirian dan Pembongkaran Scaffolding ......................................................................... 20

6.4.3 Pemakaian Scaffolding ....................................................................................................... 20

6.5 Sistem Penahan Jatuh Personal (Personal Fall Arrest System) ................................................. 21

6.6 Inspeksi dan Audit ........................................................................................................................ 22

6.7 Pemeliharaan Komponen Scaffolding .......................................................................................... 23

7. REFERENSI TEKNIS ........................................................................................................................... 23

8. LAMPIRAN ........................................................................................................................................... 25

LAMPIRAN 1 - Specific Guideline and Tables .......................................................................................... 25

LAMPIRAN 2 - Scaffolding Safety Inspection Check-List ......................................................................... 27

Elnusa – Int - 003


1. TUJUAN

Standart Prosedur ini adalah untuk memastikan Pekerjaan dan aktivitas serta
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh setiap pihak yang terlibat dengan
Aman, dalam hal perencanaan, pendirian, pemeriksaan, penggunaan dan
pembongkaran scaffolding. Maksud diterbitkannya prosedur ini adalah supaya
persyaratan keselamatan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 11
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
1 tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan dapat dilaksanakan oleh para pekerja yang terlibat.

2. RUANG LINGKUP

Apabila melalui suatu analisis mengenai keselamatan kerja telah diputuskan


bahwa cara yang paling tepat dalam melakukan pekerjaan di ketinggian adalah
dengan menggunakan scaffolding, maka untuk maksud tersebut suatu
scaffolding yang memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam prosedur ini
dapat didirikan. Persyaratan-persyaratan yang dibakukan di dalam prosedur ini
harus diikuti oleh setiap pekerja yang terlibat guna menjamin keselamatan
pekerja itu sendiri.
Jenis scaffolding yang dipergunakan di PT ELNUSA TBK.
 Stationary Independent Tube and Coupler Scaffold yang konstruksinya
terdiri atas standards, runner (ledgers), transom, bracing, guardrails,
midrails dan bearer (putlog) dan lain-lain.
 Hanging scaffold yaitu jenis independent scaffold yang konstruksinya
menggantung dari suatu struktur yang tetap (fix) dan permanen.

3. SINGKATAN

SIKA Surat Izin Kerja Aman

PPE Personnel Protective Equiprnent

JSA Job Safety Analisis

SOP Standard Operating Procedure

HSSE Healt Safety Security and Environment

Elnusa – Int - 003


4. INSTRUKSI KESELAMATAN KERJA

Sebelum bekerja, minimum PPE standard (coverall fire retardand, safety


helmet, safety glass, hand gloves, safety shoes, ear plugs) wajib digunakan
untuk menghindari pekerja dari resiko kerja.
Setiap instalasi dan pembongkaran scaffolding dapat menjadi sumber bahaya,
oleh sebab itu ikuti instruksi keselamatan kerja berikut untuk mencegahnya.
 Dilarang memakai cincin, jam tangan, gelang, kalung dll yang bisa
tersangkut.
 Pastikan Safety Harness digunakan sesuai petunjuk pemakaian pada saat
melakukan instalasi dan pembongkaran scaffolding.
 Lanyard dikaitkan pada struktur yang kuat yang berada di atas kepala,
gunakan inertia reel jika tidak ada tempat untuk mengaitkan lanyard hook.
 Kunci scaffolding, water pass dan hand tools lainnya diikat dengan tali dan
diletakkan pada scaffolding tools belt.
 Gunakan work vest dan sediakan life ring jika saat membangun scaffolding
ada kemungkinan jatuh ke laut.
 Pastikan berpijak pada pijakan yang kokoh.
 Dilarang menggunakan kunci scaffolding untuk melepaskan bolt dengan
cara dipukul walaupun sudah dalam posisi longgar (dapat menimbulkan
percikan api).
 Pasang barikade untuk mencegah pekerja yang tidak terkait
instalasi/pembongkaran scaffolding berada di area kerja.
 Pastikan kerapihan dan kebersihan disekitar area kerja.
 Buatkan area khusus untuk penempatan material scaffolding agar tidak ada
bahaya drop object.

5. PENERAPAN ATURAN PRAKTEK

Aturan praktek ini wajib dilaksanakan oleh para pekerja PT ELNUSA TBK. untuk
Setiap Penanggung jawab Pekerjaan (Supervisor ) harus rnemastikan bahwa
persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam prosedur ini diikuti dalam setiap
kegiatan, perencananaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan
pembongkaran scaffolding.

Elnusa – Int - 003


6. PERSYARATAN, DAN SPESIFIKASI

6.1 PERSYARATAN UMUM SCAFFOLDING

Scaffolding harus dibangun sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut ini:

a. Scaffolding perlu perencanaan, pembuatan, pemasangan, pemeriksaan,


penyimpanan serta pengesahan oleh pekerja ahli scaffolding yang
bersertifikat.

b. Scaffolding Technician wajib memiliki pemahaman mengenai hal-hal


berikut, seperti:

 Peraturan perundangan terkait.

 Standar atau pedoman terkait.

 Prosedur kerja yang aman.

 Kemampuan membuat daftar periksa.

 Menggunakan peralatan & sarana.

 Pengaman lainnya yang diperlukan.

c. Setiap bagian dari scaffolding harus diperiksa sebelum dipasang dan


digunakan, bagian-bagian yang perlu diperiksa adalah:

 Bagian pondasi.

 Bagian rangka.

 Bagian lantai kerja.

 Bagian jalan masuk ke lantai kerja.

 Bagian paling atas dari bangunan scaffolding.

d. Scaffolding diletakkan pada pondasi atau pijakan yang kuat dan datar
serta harus mampu menahan berbagai beban yang akan diletakkan
diatasnya tanpa bergerak atau bergeser, berikan pendukung tambahan
bila diperlukan. Kondisi pijakan scaffolding harus mampu mendukung 4
(empat) kali beban keseluruhan.

e. Scaffolding harus didirikan, dipindahkan, dibongkar, dimodifikasi oleh


pekerja yang bersertifikat (scaffolder), yang terdiri dari ;

Elnusa – Int - 003


f. 1 orang Scaffolding Supervisor, 4 orang Scaffolding Technician dan di
assess oleh Scaffolder Assessor yang memiliki kompetensi dan telah
disertifikasi.

g. Pada scaffolding dengan tinggi diatas 2 m harus dipasang pagar


pengaman dan scaffolding dengan tinggi diatas 5 m dipasang jaring
pengaman untuk melindungi pekerja dari kejatuhan material.

h. Scaffolding tidak boleh dibongkar dan dibuka tanpa sepengetahuan


pengawas (scaffolder assesor).

i. Setiap bagian dari scaffolding harus dipelihara dengan baik sehingga


tidak ada yang rusak dan tidak membahayakan ketika digunakan.

j. Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar scaffolding, harus bersih
dari minyak pelumas, lumpur dan bahan-bahan lain yang dapat
membahayakan pekerja.

k. Lebar scaffolding dan lantai kerja harus cukup untuk bekerja.

6.2 PEMERIKSAAN SCAFFOLDING

Sebelum digunakan setiap scaffolding harus diperiksa oleh pengawas


(scaffolder assessor) untuk memastikan bahwa:

a. Sebelum material scaffolding dikirim ke site, material tersebut sudah


diperiksa serta dinyatakan layak untuk digunakan.

b. Material yang dipakai untuk komponen serta perlengkapan scaffolding


tidak mengalami kerusakan, seperti bebas dari keretakan, cacat
permukaan, bengkok, serta pengunci atau klem berfungsi baik dan
layak digunakan.

c. Bangunan scaffolding tersebut sudah dalam kondisi yang stabil.

d. Sudah memenuhi syarat keamanan dan keselamatan serta sudah


diberi pengaman/alat-alat pengaman.

Penilaian terhadap kelayakan dari kondisi scaffolding dimaksudkan sebagai


penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3 yang meliputi:

a. Penyebab kecelakaan: Konstruksi yang tidak kuat, roboh, terpeleset,


tergencet, terjatuh, tertimpa bahan.

Elnusa – Int - 003


b. Akibat kecelakaan: Meninggal dunia, luka berat atau ringan, rusaknya
scaffolding, tertimpa material lainnya.

c. Upaya penanggulangan: Konstruksi scaffolding aman, kokoh, stabil,


PPE yang disyaratkan telah dipenuhi.

d. Jika scaffolding sudah diperiksa, maka scaffolding wajib diberi label


kondisi keamanan dan kelayakan scaffolding dengan tanda sebagai
berikut:

 Tanda Hijau: Aman digunakan.

 Tanda Merah: Tidak Aman (scaffolding tersebut tidak aman digunakan).

SCAFFOLDING TAG Tag Id SCAFFOLDING INI


Location SCAFFOLDING TAG
SEDANG DI BANGUN
Date of Erection ATAW DI BONGKAR
AMAN UNTUK Requested by TIDAK AMAN
DI GUNAKAN Erection Leader UNTUK DI THIS SCAFFOLDING IS
GUNAKAN BEING ERECTED OR
Light Duty. 225 kg DISMANTLED
SAFE FOR USE Medium Duty. 450 kg
Tag Id
APPROVED BY
Heavy Duty. 675 kg UNSAFE FOR USE Location
Scaffolding Assessor Remark Date of Erection
DATE Requested by
Erection Leader
SIGNATURE

Front Back Front Back

Gambar 1. Label status keamanan dan kelayakan scaffolding.

6.3 DESAIN DAN INSTALASI

6.3.1 Konstruksi, Pembebanan dan Dimensi Perancah Bebas


(Independent Scaffolding)
a. Konstruksi
Konstruksi scaffolding dapat dilihat dilampiran 3: gambar 1.
b. Pembebanan
Pembebanan pada lantai kerja (working platform) dari suatu
perancah bebas (independent scaffolding) mencakup berat
pekerja yang melakukan pekerjaan dari lantai kerja
tersebut, berat material, peralatan, alat dan benda yang
akan diletakkan di atas lantai kerja, serta pengaruh gaya
yang diperkirakan bisa terjadi pada lantai kerja tersebut

Elnusa – Int - 003


6.3.2 Struktur Penopang
Bagian kaki scaffolding harus terpasang secara kokoh dan stabil
sehingga apabila menerima beban tidak terperosok atau terjadi
pergeseran. Berikut ini diuraikan persyaratan material dan
pemasangan-pemasangan bagian kaki dari scaffolding yang
meliputi Soleplates (soleboard) dan baseplates.

a. Soleplates

 Material

Material soleplates (soleboard) adalah papan yang sejenis


dengan papan yang digunakan untuk planks.

 Pemasangan

Dipasang pada permukaan tanah atau lantai yang rata


dan keras. Terletak dibawah baseplates.

Panjangnya cukup sehingga beban dapat terbagi secara


merata pada permukaan tanah atau lantai.

b. Baseplates

 Material

Baseplates terbuat dari baja lembaran dengan kekuatan


setara atau lebih dari Grade 250 Hot-Rolled Steel.

 Pemasangan

- Ukuran minimal adalah 150 mm x 150 mm.


- Tebal minimal adalah 6 mm.
- Shank (tumpuan) dari baseplates panjangnya minimal
50 mm dan diameternya minimal 1.6 mm.
- Baseplates harus rata sehingga pas dengan ujung tubes
(pipa scaffolding) yang ditumpu.

- Gambar baseplate dapat dilihat di lampiran 3: gambar 3.

6.3.3 Komponen Tubes (Pipa Scaffolding)


a. Material
 Tubes (pipa scaffolding) harus merupakan pipa yang

Elnusa – Int - 003


 dibuat khusus sebagai komponen scaffolding dengan
diameter luar sesuai dengan ukuran coupler yang akan
digunakan.
 Tubes (pipa scaffolding) harus dalam kondisi baik dan
terawat, tidak memiliki bagian yang bengkok, terluka,
berkarat serta ujung-ujungnya tidak tajam.
 Apabila ada bagian dari suatu panjang tube (pipa
scaffolding) dengan kondisi tidak layak serta
menyebabkan berat keseluruhan tinggal 90%, maka
bagian itu tidak boleh digunakan.
 Material tubes harus menggunakan material galvanis.

Berikut ini adalah persyaratan tubes (pipa scaffolding) yang


harus diikuti,

Galvanized tubes to
Deskripsi
BS 1139

Diameter luar 48,3 (+0,50


(mm) toleransi)

Tebal minimum 4,00 (10%


(mm) toleransi)

Berat permeter 4,37 kg/m

Toleransi < 3mm/m atau <


kelurusan pipa 0,002 x L Pipa
b. Pemasangan

Berikut ini diuraikan persyaratan yang harus dipenuhi dalam


pemasangan komponen-komponen tubes (pipa scaffolding)
dan scaffolding yang meliputi standard, ledger, transom,
putlog, longitudinal bracing, transverse bracing dan ties.

 Standard (post)

- Didirikan dengan tumpuan pada baseplates.

- Berdiri tegak lurus sampai tinggi maksimum dari


scaffolding.

- Tidak boleh bengkok lebih dari 1 mm setiap panjang


600 mm.

Elnusa – Int - 003


- Pada hanging scaffolding, di setiap standard yang
terpasang lebih dari 1.8 m, harus dipasang clamp di
ketinggian 1 - 2 m dari tempat berpijak sebagai
tambatan hook harness untuk fall restrain dan bukan
untuk fall arrest. (Kondisi di atas boleh dilakukan jika
tidak ada fix material sebagai fall arrest).

- Pada saat pemasangan hanging scaffolding, setiap T-


piece yang terpasang pada standard wajib
ditambahkan right angle clamp tepat di bawah T-piece
sebagai safety clamp.

 Ledger (runner).

- Dipasang dengan menggunakan sambungan right-


angle coupler ke standard yang berpotongan.

- Dipasang mendatar dan tegak lurus terhadap standard


pada arah membujur sepanjang scaffolding.

- Tidak boleh bengkok lebih dari 1 mm setiap panjang


600 mm.

 Transom (bearer).

- Terbuat dari tubes (pipa scaffolding) tanpa sambungan.

- Dipasang mendatar pada arah melintang scaffolding.

- Terikat pada setiap standard yang berpotongan dengan


right-angle couplers dipasang sedekat mungkin ke
node point yang berhubungan.

 Putlog (bearer).

- Dipasang mendatar pada arah melintang scaffolding.

- setiap putlog diikat pada bagian atas ledger yang


berpotongan dengan menggunakan right-angle
couplers.

- Apabila posisi putlog berpotongan dengan standard,


maka putlog harus diikat pada standard yang
berhubungan dengan menggunakan right angle
couplers pada jarak antara 150 mm sampai 250 mm

Elnusa – Int - 003


dari node point.

 Longitudinal Bracing.

- Dipasang dari bagian paling bawah sampai tinggi


maksimal scaffolding.

- Dipasang pada kedua sisi bay.

- Jarak mendatar maksimal antara panel yang dipasangi


bracing dengan panel berikutnya yang perlu dipasang
bracing tidak boleh melebihi 3 bays.

- Posisi bracing diusahakan selalu sedekat mungkin


dengan node point.

 Transverse Bracing

- Harus dipasang pada setiap tingkat scaffolding mulai


dari tingkat paling bawah sampai ketinggian maksimal
dari scaffolding.

- Dikonstruksi secara diagonal pada bidang vertikal


melintang dari scaffolding.

- Bracing diikatkan sedekat mungkin ke setiap node point


yang berhubungan.

- Terikat pada standard yang bersebelahan dengan


menggunakan right angle couplers.

 Tie

- Tie terbuat dari tubes (pipa scaffolding) tanpa


sambungan.

- Posisi tie tidak boleh menutupi daerah sisi working


platform.

- Tie harus terikat paling sedikit pada dua standard atau


pada dua ledger dengan right angle couplers.

- Tie yang pertama harus dipasang apabila tinggi


scaffolding lebih dari tiga kali ukuran (panjang atau
lebar) bay yang terpendek. Bila tinggi scaffolding
melebihi 4 m maka tie dipasang minimal setiap
ketinggian 4 m.
Elnusa – Int - 003
- Pemasangan tie dilakukan bersamaan dengan
pendirian scaffolding dan tie tidak boleh dilepas
sebelum dilakukan pembongkaran scaffolding.

- Jarak membujur antara tie yang berdekatan pada suatu


ketinggian yang sama tidak boleh melebihi jarak 3 (tiga)
bay.

- Gambar dapat dilihat di lampiran 3: gambar 8.

6.3.4 Couplers (Joints, fitting, clamp)


a. Material

 Ukuran couplers adalah 48.6 mm sesuai dengan ukuran


diameter luar pipa.

 Couplers terbuat dari hot rolled steel, baja cor, besi cor
yang memiliki kekuatan luluh (yield strenght) minimal 200
Mpa.

 Bagian paling tipis dari coupler minimal setebal 4 mm.

 Baut dan mur pengencang coupler harus memiliki


diameter minimal 11 mm pada bagian yang tidak berulir
dan minimal 12 mm pada bagian yang berulir.

 Tebal mur pengencang minimal 11 mm, mur harus


mengikat bolt dengan ketat.

 Apabila digunakan, tebal washers minimal 1.6 mm.

 Kekuatan couplers harus memenuhi persyaratan berikut


yang dibuktikan oleh Sertifikat Pabrik Pembuat atau
Pemeriksaan yang dilakukan pada saat pendirian
scaffolding.

Gambar coupler bisa dilihat di lampiran 4: gambar 4,


gambar 5, gambar 6 dan gambar 7.

Safe Working
Jenis Coupler Jenis Pemasangan
Load (SWL)

Right Angle Dipasang dengan 6,25 KN (640 kg)


Coupler tube (pipa
scaffolding)

Elnusa – Int - 003


Swivel Coupler Dipasang dengan 6,25 KN (640 kg)
tube(pipa
scaffolding)

Joint Pins Shear strength 21,00 KN (2140


(Expanding spigot kg)
couplers)

Sleeve Coupler Tension 3,10 KN (315 kg)

b. Pemasangan

 Standard Joint

- Sambungan tubes (pipa scaffolding) pada standard


dilakukan dengan menggunakan sleeve coupler.

- Antara standard yang bersebelahan baik pada arah


memanjang ataupun membujur pada satu tingkat (lift)
yang sama hanya boleh satu sambungan pada salah
satu standard tersebut.

- Hanya boleh ada satu sambungan pada salah satu


tingkat (lift) dari dua tingkat yang berdekatan.

- Tidak boleh ada sambungan lebih dari satu antara dua


ledger yang bersebelahan.

- Sambungan harus terletak tidak lebih 300 mm dari


Node Point.

 Standard dan Ledger Joint

- Antara standard dengan ledger joint atau sebaliknya


diikat dengan menggunakan right angle coupler.

 Ledger Joint

- Sambungan ledger dilakukan dengan menggunakan


sleeve coupler.

- Antara ledger yang bersebelahan pada satu bay hanya


boleh ada satu sambungan pada salah satu ledger
tersebut.

- Hanya boleh ada satu sambungan pada salah satu


bay dari dua bay yang berdekatan.

- Tidak boleh ada sambungan lebih dari satu antara dua


Elnusa – Int - 003
standard yang bersebelahan.

- Sambungan tidak boleh ada pada bay yang terletak di


bagian tepi scaffolding.

- Sambungan harus terletak tidak lebih 300 mm dari


node point.

 Joints antara Bracing dan Standard atau Ledger

- Bracing diikat ke ledger atau standard dengan


menggunakan swivel coupler.

6.3.5 Working Platform


a. Plank
 Material
Plank harus terbuat dari kayu kelas 1, yang tergolong
dalam kayu adalah sebagai berikut:
- Papan Ulin
- Papan Bangkirai
- Papan Jati
Tebal minimal papan yang digunakan sebagai planks
adalah 38 mm pada kondisi papan kering dengan
kelembaban kurang dari 15%, lebar papan adalah 300 mm.
 Pemasangan
- Tebal papan harus seragam.
- Celah antara papan yang bersebelahan tidak boleh
melebihi 10 mm.
- Bilah papan dipasang pada tumpuannya (Putlog) dan
panjang bilah papan melebihi tumpuannya antara 150
mm sampai 250 mm.
- Jarak maksimal bentangan dari sebilah papan
tergantung dari tebal papan yang digunakan.
Tabel jarak maksimal bentangan dari sebilah papan
tergantung dari tebal papan yang digunakan sebagai
berikut:

Tebal papan Bentangan Putlog Maksimal

38 mm 1,50 m

Elnusa – Int - 003


Tebal papan Bentangan Putlog Maksimal

50 mm 2,00 m

63 mm 2,50 m

- Setiap bilah papan yang di pasang harus diikatkan ke


tumpuannya (Putlog) dengan menggunakan tali kawat
baja. Tali kawat baja harus elastic dan berdiameter tidak
kurang dari 1,6 mm.
- Gambar plank dapat dilihat pada lampiran 3: gambar 2.

6.3.6 Pelindung Tepi Scaffolding


Pelindung tepi scaffolding harus dipasangkan apabila tinggi
scaffolding sama dengan atau lebih daripada 1.8 m. Pelindung tepi
terdiri atas guardrail dan toeboard.

a. Guardrail
 Material guardrail adalah tubes (pipa scaffolding).
 Toprail diikatkan ke bagian dalam standard pada
ketinggian antara 900 mm 1100 mm.
 Midrail dipasang antara toprail dan toeboard.
b. Toeboards
 Material toeboard sama dengan papan yang digunakan
untuk plank.
 Tebal toeboard adalah 25 mm.
 Ketinggian maksimal adalah 150 mm dari working platform
(lantai kerja).

6.3.7 Akses ke dan dari Working Platform


 Sarana menuju dan keluar dari working platform (lantai kerja)
berbentuk tangga yang dipasang permanen (pada sisi dalam
atau di sisi luar) atau tangga portable.

 Pemasangan dan konstruksi tangga permanen di sisi dalam


maupun di sisi luar scaffolding tidak boleh mempengaruhi
stabilitas scaffolding.

 Tangga permanen hanya dapat di pasang pada sisi luar


scaffolding apabila scaffolding menggunakan tie (ikatan) ke
struktur permanen.
Elnusa – Int - 003
 Tangga portable yang boleh di gunakan adalah jenis single
ladder.

 Maksimum jarak vertikal tangga portable yang digunakan tidak


boleh melebihi 6 m.

 Tangga harus di pasang dengan kemiringan antara 4:1 atau


membentuk sudut 75°.

 Tangga harus terikat dengan baik dan tidak memungkinkan


adanya pergeseran ketika digunakan.

 Pada ujung tangga harus ada tempat berpijak (landing)


sehabis memanjat.

 Ujung tangga harus menjulang diatas tempat berpijak (landing)


sedikitnya 1500 mm.

6.3.8 Gin Wheel untuk Mengangkat Material


Apabila gin wheel dipasang untuk tujuan pengangkatan material,
maka gin wheel tersebut harus memenuhi persyaratan berikut ini:

 Gin wheel di pasang dengan menggunakan right angle coupler.

 Pada Gin wheel tertera S.W.L tidak lebih dari 50 kg.

6.3.9 Hanging Scaffold


Suatu hanging scaffold adalah jenis perancah bebas (independent
scaffold) yang didirikan dengan posisi menggantung pada suatu
struktur permanen. Pada dasarnya semua persyaratan yang
diterapkan pada independent scaffold berlaku pula pada hanging
scaffold dengan tambahan persyaratan dalam pendiriannya
sebagai berikut:

 Harus dipastikan bahwa semua titik sambungan antara


scaffolding dengan struktur permanen yang menumpunya dan
semua sambungan pada scaffolding itu sendiri terpasang
dengan kokoh sehingga tidak terjadi pergeseran apabila
hanging scaffold mengalami pergeseran.

 Harus dipastikan bahwa titik sambungan antara scaffolding


dengan struktur permanen memiliki kekuatan untuk
menanggung scaffolding dan bebannya dan paling tidak ada
safety factor sebesar 3, artinya kekuatan titik sambungan
Elnusa – Int - 003
tersebut tiga kali lipat dari berat scaffolding ditambah berat
beban yang akan ditanggungnya.

 Tubes (pipa scaffolding) yang menggantung pada titik


sambungan dengan struktur permanen diikat dengan
menggunakan sambungan right angle coupler sebanyak dua
kali pada titik-titik sambungan tersebut.

 Tidak boleh digunakan sleeve coupler pada tubes (pipa


scaffolding) yang berfungsi sebagai penggantung.

 Pada bagian atas tubes (pipa scaffolding), penggantung harus


dipasang coupler, begitu pula pada ledger yang terletak di
bagian bawah tubes (pipa scaffolding) penggantung itu.

 Harus dipastikan coupler & baut berfungsi dengan baik dan


tidak mengalami kerusakan.

 Pada saat pemasangan hanging scaffold, pekerja harus


menggunakan fall arest system yang terdiri atas full-body
harness atau bekerja dari elevating work platform.

 Gambar dapat dilihat di lampiran 3: gambar 9 dan gambar 10.

6.4 PENERAPAN DAN KONTROL

6.4.1 Sebelum Pendirian Scaffolding


 Kondisi dan kekuatan tanah atau lantai tempat scaffolding
akan didirikan atau kondisi struktur permanen tempat
scaffolding akan digantungkan (untuk hanging scaffold) harus
diperiksa dan dipastikan memenuhi persyaratan.

 Lokasi tempat scaffolding didirikan harus dipastikan jauh dari


kabel listrik sesuai dengan persyaratan yang disebutkan pada
tabel dibawah.

 Semua komponen scaffolding harus diperiksa kondisi dan


kelayakannya sebelum digunakan. Komponen yang rusak
tidak boleh dipakai.

 Papan yang akan digunakan sebagai plank pada working


platform (lantai kerja) harus diperiksa kondisinya. Papan harus
lurus dan tidak ada bagian papan yang berlubang. Jenis
papan harus sesuai dengan persyaratan.
Elnusa – Int - 003
6.4.2 Pendirian dan Pembongkaran Scaffolding
 Pendirian dan pembongkaran setiap scaffolding harus
dilakukan sepenuhnya di bawah pengawasan seorang
scaffolding assesor.

 Pekerja yang melakukan pendirian atau pembongkaran


scaffolding harus menggunakan PPE yang diperlukan berupa
helmet, heavyduty hand gloves, safety shoes, safety glass,
dan safety harness double lanyard (full body harness).

 Ketika scaffolding sedang didirikan atau dibongkar, lokasi


harus diberi barikade dan sign board dan pastikan tidak ada
orang yang masuk ke lokasi selain pekerja yang bertugas
mendirikan atau membongkar scaffolding tersebut.

Scaffolding assesor bertanggung jawab untuk memastikan


bahwa scaffolding yang didirikan aman untuk digunakan.
Scaffolding yang dipastikan aman digunakan kemudian
dipasang scafftag yang di tanda tangani oleh yang
bersangkutan.

6.4.3 Pemakaian Scaffolding


 Pembebanan pada plank working platform (lantai kerja) harus
dipastikan merata sesuai dengan kekuatannya.

 Pastikan berat pekerja yang ada diatas working platform tidak


melebihi kapasitas pembebanan scaffolding.

 Selama rnenggunakan scaffolding, hanya diperbolehkan satu


orang pekerja berdiri di atas plank pada suatu waktu tertentu.

 Untuk mengangkut atau menurunkan material dari atas


scaffolding, gunakan tali. Pada saat proses pengangkatan
atau menurunkan material gunakan tagline untuk memandu
benda tersebut sehingga tidak menabrak bagian-bagian
scaffolding.

 Setiap pekerja yang menemukan ada kerusakan pada salah


satu komponen scaffolding harus segera melaporkannya
kepada scaffolding assesor/ supervisor, yang bertanggung
jawab terhadap scaffolding tersebut dan pekerjaan dihentikan

Elnusa – Int - 003


sampai dilakukan perbaikan dibawah pengawasan langsung
scaffolding assesor.

 Working platform tidak boleh licin dan tidak boleh basah.


Apabila terjadi tumpahan cairan harus segera dibersihkan dan
dikeringkan.

 Tidak dibenarkan bekerja diatas scaffolding saat hujan lebat


atau ada petir.

 Tidak dibenarkan menggunakan tangga, undakan, atau benda


lainnya di atas working platform dengan tujuan mempertinggi
posisi badan.

 Pastikan semua tepi working platform telah dilengkapi dengan


guardrail dan toeboard.

6.5 SISTEM PENAHAN JATUH PERSONAL (PERSONAL FALL ARREST


SYSTEM)

 Ketika sebuah sistem guardrail yang lengkap tidak bisa dilaksanakan,


sebuah sistem penahan jatuh personal harus digunakan oleh semua
personil yang sedang bekerja di area kerja yang tinggi atau di platform.
Sistem ini termasuk full body harness, tali pengikat (lanyard), inertia reel
dan lain-lain.
 Scaffolder harus terlebih dahulu menginspeksi semua komponen dari
sistem penahan jatuh personal sebelum digunakan.
 Full body harness (termasuk D-rings), tali pengikat (termasuk snaphook),
lifeline dan komponen-komponen yang lainnya harus diberikan label oleh
pabrikan untuk kapasitas kurang dari 2.260 kg.
 Ketika digunakan, tali pengikat harus dicantelkan pada sebuah lifeline
yang vertikal atau horisontal dan struktur di atasnya yang mampu
menahan beban 2.260 kg.
 Jika memungkinkan, tali pengikat diikatkan pada sebuah titik pelabuhan
(anchorage) atau sebuah lifeline yang cukup tinggi untuk mencegah
pekerja dari jatuh lebih dari 6 kaki (1,8 m).
 Tali pengikat harus memiliki panjang minimum sebesar 1,8 m, dua atau
lebih tali pengikat bisa dihubungkan bersama yang dipersiapkan untuk
jarak jatuh bebas yang lebih tinggi. Untuk situasi tersebut, penggunaan
inertia reel (tali pengikat yang dapat menarik kembali sendiri) lebih
Elnusa – Int - 003
dianjurkan. Lihat lampiran gambar 10.
 Snaphook atau carabineer tipe pengunci yang menutup sendiri, penahan
penguncian sendiri harus disematkan pada ujung tiap tali pengikat untuk
menghindari menggulung secara tidak sengaja.
 Lifeline harus dikencangkan pada titik aman yang tetap (fixed) dari
tumpuan yang mampu menopang 2.300 kg, harus bebas dan harus
terlindung dari ujung benda yang tajam dan dari abrasi. Titik aman pada
tumpuan boleh dikaitkan pada benda-benda struktural, tetapi tidak boleh
dikaitkan pada guardrail, pipa hidran, vent, sistem perpipaan yang
berdiameter kecil, kabel listrik, tiang gantung dan lain-lain.
 Lifeline vertikal dan horisontal harus terbuat dari kawat berdiameter
minimal 10 mm. Material lain seperti tali manila, nylon atau polyproplylene
tidak bisa digunakan sebagai lifeline.
 Horizontal lifeline harus dipasang pada titik paling tinggi yang
memungkinkan, terutama di atas ketinggian bahu. Horizontal lifeline
harus dipertahankan dengan sebuah kelonggaran tak berbeban di tengah
tidak lebih besar dari 300 mm untuk setiap 10 m dari panjang lifeline
diantara titik kait.
 Harus dilakukan pengawasan berkelanjutan terhadap para pekerja yang
memakai peralatan penahan jatuh sehingga bantuan tepat dan cepat
dapat memungkinkan ketika terjadi kecelakaan jatuh.
 komponen-komponen peralatan penahan jatuh personil tidak boleh
digunakan untuk tujuan yang lain dan tidak boleh digunakan kembali
setelah penghentian jatuh atau jika ada komponen yang terlihat rusak.

6.6 INSPEKSI DAN AUDIT

Supervisor dan scaffolding assesor harus melakukan inspeksi terhadap


scaffolding yang menjadi tanggung jawabnya, jenis inspeksi yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

 Setelah pendirian scaffolding, Supervisor dan scaffolding assesor yang


bertanggung jawab harus melakukan pemeriksaan untuk menjamin
bahwa scaffolding aman untuk digunakan.

 Scaffolding assesor memasang scafftag yang ditandatanganinya sebagai

 bukti bahwa inspeksi telah dilakukan, scaffolding assesor juga mengisi


scaffolding checklist.

Elnusa – Int - 003


 Apabila dipakai dalam waktu yang lama, scaffolding di inspeksi secara
periodik, setiap 7 hari oleh Scaffolding assesor yang bertanggung jawab.

 Apabila ditemukan kerusakan,pada komponen scaffolding, komponen


tersebut harus diganti sebelum scaffolding dapat digunakan kembali.

 Scaffolding assesor harus melakukan inspeksi apabila terjadi hujan lebat


yang dapat mempengaruhi konstruksi scaffolding.

 Scaffolding assesor harus melakukan pemeriksaan setiap kali pekerja


yang menggunakan scaffolding tersebut meiaporkan adanya kerusakan
pada salah satu komponen scaffolding.

6.7 PEMELIHARAAN KOMPONEN SCAFFOLDING

Komponen-komponen scaffolding harus ditangani dan disimpan dengan


baik sehingga mencegah terjadinya kerusakan akibat pergesekan,
mishandling dan jatuh. Tubes (pipa scaffolding) diletakkan mendatar
dengan rapat pada tempat penyimpanannya. Coupler disimpan didalam
kotak, wadah, keranjang yang dikhususkan sebagai tempat
penyimpanannya. Untuk mencegah terjadinya korosi/karat, secara periodik
diberikan pelumasan pada coupler.

7. REFERENSI

 PT.ELNUSA TBK Procedure

- ELNUSA - INT-003 Scaffolding Installation Procedure.

 Standard Nasional Indonesia (SNI)

- SNI 19-1955-1990 Keselamatan Kerja pada Pemasangan dan


Pemakaian Scaffolding.

 British Standard (BS)

- BS 5973 Code of Practice for Access and Working Scaffolds


and Special Scaffold Structures in Steel, 1993.
United Kingdom.

- BS 1139-1.1 Metal Scaffolding. Tubes. Specification for Steel


Tube.1990. United Kingdom.
Elnusa – Int - 003
-

- BS 1139-1.2 MetalScaffolding.Specification fo Aluminium


Tube 1990 United Kingdom.

- BS 1139-2.1 Metal Scaffolding. Couplers. Specification for Steel


Coupler, loose spigots and base-plates for use in
working scaffolds and falsework made of steel
tubes.1991. United Kingdom.

- BS 1139-2.2 Metal Scaffolding. Couplers. Aluminium couplers and


special couplers in steel Requirements and test
methods.2009. United Kingdom.

- BS 1139-3 Metal Scaffolding. Specification for prefabricated


mobile access and working towers.1994. United
Kingdom.

- BS 1139-4 Metal Scaffolding. Specification for prefabricated


steel splitheds and trestles. 1982. United Kingdom.

- BS 1139-5 Metal Scaffolding. Specification for material,


dimensions, design loads and safety requirements or
service and working scaffolds made of prefabricated

elements.

Elnusa – Int - 003


8. LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 - Specific Guideline and Tables

LAMPIRAN 2 - Scaffolding Safety Inspection Check-List

LAMPIRAN 3 - Gambar-Gambar Scaffolding

LAMPIRAN 1 - SPECIFIC GUIDELINE AND TABLES

a. Pole Scaffolding

Elnusa – Int - 003


Tube and Coupler Scaffolding

Elnusa – Int - 003


LAMPIRAN 2 - SCAFFOLDING SAFETY INSPECTION CHECK-LIST

(Dilampirkan pada WCC – Permit to Work)

Elnusa – Int - 003


SCAFFOLD INSPECTION GUIDELINE

Bagian Spesifikasi Ya Tidak Catatan


Harus duduk diatas permukaan yang rata dan diatas base plate
Harus berdiri tegak lurus
Harus lebih tinggi dari paltform tempat bekerja
Harus menggunakan sambungan end to end coupler
Standard

Hanya boleh ada satu sambungan setiap panel lift


Hanya boleh ada satu sambungan diantara ledger
Sambungan standard harus dalam jarak 300 mm dari ledger
Lebih tinggi dari ratio 4:1 harus diikat ke structure atau dipasang support yang setara
Jarak antar standard : 2,4m (light duty-225 kg); 2,1(medium duty - 450 kg); 1,8 (heavy
duty - 675 kg)
Harus di ikat pada setiap standard
Harus terpasang secara mendatar
Harus terpasang sepanjang scafold
Harus terpasang pada standard menggunakan right angle coupler (fixed joint)
Ledger

Hanya boleh ada satu sambungan per bay


Paling tidak harus ada satu bay diantara satu sambungan ledger
Harus menggunakan sambungan end to end coupler
Sambungan standard harus dalam jarak 300 mm dari standard
Jarak maximum antar ledger adalah 2000 mm
Harus diikat pada standard atau ledger menggunakan right angle coupler
Transom

Harus dipasang mendatar


Harus dipasang dekat dengan sambungan standard atau sambunagn ledger
Tidak boleh disambung
Harus dipasang parralel dengan platform
Hand rail

Memiliki ketinggian antara 910 - 1150 mm di atas deck


Dipasang dibagian dalam standard
Harus menggunakan sambungan end to end coupler
Midrail

Harus berada di tengah-tengah hand rail dan toe board

Harus dipasang di bagian dalam standard


Harus terpasang dari bawah samapai atas
Harus membentuk diagonal
Bracing

Harus terikat pada standard menggunakan swivel coupler (swivel joint)


Harus terikat pada ledger menggunakan right angle coupler (fixed joint)
Harus terikat pada transom menggunakan right angle coupler (fixed joint)
Memiliki ketinggina minimum 150 mm
Board
Toe

Harus dipasang dibagian dalam standard

Yang boleh dipakai adalah : portable, hook on, attachable, stairways, stair tower dan
integral prefabricated frames

Menggunakan tangga bertingkat bila memiliki lebih dari satu deck


Tangga

Akses dari tangga tidak terhalang


Tidak boleh menggunakan tangga kayu yang dicat
Harus menjulur 1.5 meter diatas deck
Tersedia tempat istirahat setiap interval 35' (10.67 meter)
Jarak antar papan maximum 2,5 cm, bila terhalang sesuatu celah yang ada max 24 cm
Deck

Ketebalan papan 38 mm
Harus menjulur keluar dari scaffold maximum 4 x ketebalan papan
Standard Pipa yang dipasang tegak lurus / tiang
Ledger Pipa yang dipasang mendatar sepanjang scaffold
Transom Pipa yang dipasang mendatar selebar scaffold
Bracing Pipa yang dipasang melintang di sisi panjang maupun disisi lebar scaffold
Toe Board Papan yang di pasang tegak lurus untuk mencegah material jatuh
Deck Tempat bekerja pada scaffold

Prepared By : Approved by :

( ) ( )
Scaffolding Assesor Area Authority

Elnusa – Int - 003


LAMPIRAN 3 - GAMBAR-GAMBAR SCAFFOLDING

Gambar 1. Terminologi Scaffolding

Komponen-Komponen Scaffolding

Komponen-komponen minimal yang diperlukan untuk 1 set scaffolding adalah:

A. Scaffold Planks (Boards) I. Runner (Ledger)

B. Bearer (Transom) J. Base Plate

C. Longitudinal (Facade) Bracing K. Sill (Sole Board)

D. Transverse (Sectional) Bracing L. Self Closing Drop Bar (Inside Posts)

E. Toprail M. Base Lift (Kicker Lift)

F. Midrail N. False Upright (Puncheon)

G. Toeboard O. Coupler

H. Post (Standard)

Elnusa – Int - 003


Elnusa – Int - 003
Gambar 9. Typical Suspended Platform System

Elnusa – Int - 003


Elnusa – Int - 003

Anda mungkin juga menyukai