Anda di halaman 1dari 12

INSPEKSI DAN BAHAYA DI KETINGGIAN

INSPEKSI
Inspeksi di werehouse/workshop
1. Sebelum material scaffolding dikirim ke area kerja, sebaiknya
dilakukan inspeksi di tempat penyimpanan/persewaaan secara
menyeluruh terhadap quantity dan quality material. Material
scaffolding yang dikirim ke area kerja harus sesuai spesifikasi
sesuai persyaratan yang ada dan dilaporkan dalam bentuk
bentuk dokumen scaffolding inspection form .
2. Inspeksi material scaffolding bisa dilakukan secara acak oleh
orang yang ditunjuk untuk memastikan material sesuai standar
spesifikasi.
3. Lingkup inspeksi : Material Scaffolding, Rack & Steel basket,
Storage, Scaffolder & Assessor, Tools, Kompetensi Scaffolder
dan Assessor.
INSPEKSI
Inspeksi di site
1. Inspeksi lapangan dilakukan oleh Assessor yang sudah ditunjuk oleh
perusahaan.
2. Batasan inspeksi oleh Assessor adalah kesiapan peralatan, personal dan
kompetensi, bangunan scaffolding yang akan dibangun, dalam
pembangunan dan dibongkar.
3. Inspeksi dan tagging dari scaffolding dilakukan oleh orang yang
independen & kompeten, berpengalaman dalam assesment
pembangunan scaffolding. Orang ini harus berbeda dengan orang-orang
yang mendirikan scaffolding.
4. Nomor Tag identifikasi scaffolding harus terdokumentasi secara jelas guna
kemudahan tujuan pelacakan lokasi jumlah peruntukan dan masa pasang.
5. Semua scaffolding yang telah selesai dibangun harus diinspeksi sesuai
dengan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja.
INSPEKSI
Inspeksi di site
6. Semua identifikasi tag scaffolding ditulis dengan huruf yang jelas
7. Inspeksi ulang scaffolding harus dilengkapi setiap saat ketika ada perubahan kondisi yang
menyebabkan integritas scaffolding menjadi berubah atau pada frekuensi tertentu yang
ditentukan pemilik fasilitas atau orang yang mendisain scaffolding.
8. Perusahaan / Kontraktor yang membangun scaffolding, bertanggung jawab mulai dari
scaffolding tersebut dikirim ke area kerja, membangun, merawat, membongkar dan
mengirim balik keworkshop atau gudang kontraktor.
9. Melengkapi semua informasi yang diminta pada Scaffolding-TAG
10. Tag scaffolding yang dikenal sebagai Scaff-Tag adalah identifikasi untuk status sebuah
scaffolding. Scaff-Tag bisa dikategorikan 2 (MERAH dan HIJAU)
11. Tag MERAH ―DANGER - UNSAFE FOR USE‖, digunakan sepanjang pekerjaan
pembangunan dan pembongkaran scaffolding. Ketika scaffolding ditinggal, dimana
kondisi scaffolding tidak layak untuk digunakan. Atau scaffolding perlu perbaikan. Tag
Merah juga bisa diberikan oleh personal lain yang kompeten menilai kondisi actual
scaffolding yang mana jika ada bagian yang perlu diperbaiki atau dilengkapi.
12. Tag HIJAU ―SAFE FOR USE‖ diberikan jika sudah dilakukan inspeksi secara menyeluruh
terhadap kekuatan, kelengkapan dan keamanan bangunan scaffolding untuk digunakan.
Check list inspeksi harus diisi dan di tandatangan oleh Assessor. Tag hijau dipasang pada
poin akses scaffolding setelah inspeksi selesai dilakukan.
INSPEKSI
 Scaffolding yang dipasang harus teregister dan dirawat secara berkala,
assessment/inspeksi dilakukan oleh Assessor
 Jika scaffolding yang akan diinstall diluar dari standar yang di tetapkan, Design
harus disetujui/di-approve oleh Scaffolder & WAH Subject Matter Expert
 Scaffolding yang dibangun tidak boleh menghalangi peralatan safety seperti
escape rute, ventilasi udara, Fire Gun Monitor dan sebagainya.
 Komponen scaffolding harus di rawat dan dalam kondisi baik, bebas dari korosi.
Jika ada komponen yang cacat/rusak atau ketidak sesuaian dengan peruntukan,
harus dibuang dan tidak boleh digunakan.
 Semua perubahan/ modifikasi scaffolding yang dipasang harus sesuai izin dan
dijamin aman sebelum digunakan
 Semua scaffolding yang telah terpasang harus di inspeksi dan di asses oleh
assessor scaffolding yang kompeten sebelum digunakan, dengan
mempertimbangkan perubahan/ modifikasi dan segala sesuatu yang
mempengaruhi kekuatan dan kestabilan (kondisi cuaca ekstrim) dan regular
inspeksi tidak lebih dari 7 hari terhitung dari inspeksi sebelumnya.
Nomor WO/Permintaan
pekerjaan
Nama Project/ pekerjaan
Tanggal dibangun
Rencana
Pembongkaran

Assessor
Perusahaan/Kontraktor
Bekerja di Ketinggian
1. Scaffolding hanya boleh didirikan, dibongkar atau
dimodifikasi oleh orang yang berkompeten.
2. Scaffold harus stabil.
3. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa
terjatuh dari ketinggian 1.8 meter atau lebih.
4. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di
atas platform.
5. Jarak antara papan dan pegangan tidak boleh lebih dari
765mm.
Bekerja di Ketinggian
6. Scaffolding harus dicek oleh orang yang kompeten setiap 7
(tujuh) hari atau setelah terekspos cuaca buruk.
7. Terpal tidak boleh dipasang di struktur scaffold kecuali
scaffold khusus didesain untuk itu.
8. Modifikasi atau perubahan yang tidak sesuai tidak boleh
dilakukan.
9. Jika pegangan dihilangkan untuk mempermudah akses
material, pegangan tersebut harus dipasang kembali
segera.
10. Material tidak boleh disimpan di scaffolds kecuali jika
sedang digunakan dalam waktu yang wajar.
Peralatan yang Digunakan
1. Memakai Full Body Harness dengan rapi dan efektif
2. Peralatan pekerjaan ketinggian harus dalam keadaan baik dan bersertifikasi
3. Full body harness menggunkan Shock Absorber (peredan kejut) dengan
Synthetic fiber double lanyard serta self locking snap hooks.
4. Posisi anchoring/pemasangan jangkar (snap hooks) harus EFEKTIF sesuai
dengan batas aman jika terjadi peregangan pada Harness. Diatas kepala atau
lokasi yang lebih tinggi sehingga jarak regangan masih dalam kategori aman
5. SRL / Initial Reel atau Peralatan pencegah jatuh (Equipment fall arrestor),
minimal tersedia 1 unit untuk 1 team scaffolding, dan lebih disarankan tiap
personal yang melakukan pekerjaan ketinggian memasang SRL.
6. Lokasi pekerjaan yang berpotensi jatuh lansung ke laut, perlengkapan
tambahan perlu dilengkapi yakni Work Vest / Baju kerja Pelampung, dan
menyiapkan minimal 2 unit Ring Bouy (1 dekat area kerja, dan 1 dipermukaan
laut)
Full boby hardness with Inertia reel
absorber
IDENTIFIKASI BAHAYA PERANCAH
 Design scaffolding dan teknik pemasangan yang kurang baik –
kompetensi kurang
 Penggunaan PPE yang kurang baik & efektif, dari yang di
standarkan
 Kondisi Material scaffolding yang dibawah standar –
Keterbatasan material di lapangan
 Jatuh dari ketinggian atau Personel jatuh ke laut
 Kondisi cuaca
 Tidak adanya atau tidak mengertinya personel terhadap ERP
 Kondisi emergency/kondisi medis/medivac – tidak adanya
kapal yang standby (kesiapan kapal kerja adalah mandatory
untuk pekerjaan scaffolding diatas/dekat air)

Anda mungkin juga menyukai