Anda di halaman 1dari 46

DISUSUN OLEH :

SUGIARTO, ST
DEFINISI
Segala upaya atau
langkah – langkah
pengamanan terhadap
instalasi, peralatan dan
pemanfaatan listrik
untuk mewujudkan
kondisi handal dan
aman baik bagi pekerja
maupun masyarakat
umum
DASAR HUKUM
UU No. 1 tahun 1970 :
Bab II pasal 2 (2) q : Tempat kerja dimana
dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi
– bagikan, atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air
Bab III pasal 3 (1) q : mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya
Kepmenaker RI No. 75/Men/2002 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia SNI 04-
0225-2000 mengenai PUIL 2000 di tempat kerja
SISTEM TENAGA LISTRIK
FATAL ACCIDENT
MENGAPA BISA
TERJADI
KECELAKAAN
SEBAB – SEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
Kondisi tidak aman
 Mesin, peralatan, pesawat,
bahan
 Proses yang tidak terkontrol
 Sifat pekerjaan yang tidak
sesuai skill
 Prosedur kerja tidak ada
 Lingkungan bising, panas
Tindakan tidak aman
 Kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan
 Sikap dan tingkah laku
 Ceroboh / sembrono
 Tidak mengindahkan
petunjuk & instruksi
 Keletihan dan kelesuan
 Kurang istirahat
Safe
Accident

Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Administrasi
Control
Management
Failure

OSH
Management System
KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK
Beban lebih

Sambungan tidak
sempurna
Peralatan tidak standar

Pembatas arus tidak


sesuai
Kebocoran isolasi

Listrik statis
Sambaran petir
POTENSI BAHAYA LISTRIK
Arus kejut


Efek thermal

Efek medan listrik dan


medan magnit
DAMPAK BAHAYA ARUS LISTRIK
Manusia
Aliran arus ke tubuh
Besar dan jenis arus
listrik mengakibatkan
kematian, kelumpuhan,
luka bakar, detak
jantung dan debaran
jantung yang tinggi dan
tidak teratur sampai
berhentinya detak
jantung.
Peralatan
Pemanasan lebih dan
peralatan listrik tidak
berfungsi
Batas tegangan aman
bagi manusia AC < 50
Volt dan DC < 120 Volt
PRINSIP PROTEKSI BAHAYA LISTRIK
Mencegah
mengalirnya arus
listrik melalui tubuh
manusia
Membatasi nilai arus
listrik di bawah arus
kejut
Membatasi nilai arus
listrik di bawah arus
kejut
Memutuskan secara
automatik pada saat
terjadi gangguan
Mencegah terjadinya
kebakaran
Arus kejut
Suhu berlebihan
Hubung singkat 
kesalahan isolasi
PENGENDALIAN SIRKIT MOTOR
PUIL 2000 Ayat 5.5.1.3

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

SARANA PEMUTUS

KENDALI

PENGAMAN BEBAN LEBIH

M
PERATURAN K3 LISTRIK DI INDONESIA

Peraturan
Khusus B
Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
PENGAMANAN TERHADAP BAHAYA ARUS LISTRIK
Sentuhan langsung 
pengamanan terhadap
bahaya arus tubuh pada
keadaan operasi normal
Sentuhan tidak langsung
 pengamanan terhadap
bahaya arus tubuh pada
keadaan kesalahan karena
kegagalan isolasi
 Pengaman dengan
pemutusan arus
TEGANGAN SENTUH YANG BERBAHAYA
Lebih dari 50 Volt AC
di ruang normal
Lebih dari 25 Volt AC
di ruang lembab
APA YANG PERLU DILAKUKAN
AGAR INSTALASI LISTRIK
DALAM KONDISI AMAN
Preventive maintenance
Melakukan perawatan rutin yang terjadwal selama
periode tertentu (bulanan, tahunan)
Predictive maintenance
Memprediksi sesuatu yang bisa timbul terhadap
peralatan
PREVENTIVE MAINTENANCE
Pemeriksaan & pengujian instalasi listrik per 2 tahun

No Pemeriksaan administrasi Pemeriksaan visual Pengujian nilai tahanan isolasi

1 Perencana, instalatir, pengesahan gambar Penggunaan Obyek yang diuji (kabel penghantar :
komponen yang sesuai 4 x 120 mm2 dan 4 x 240 mm2)

Papan peringatan pada Hasil pengujian : (R1+R2) + (S1+S2)


panel listrik + (T1+T2) dibagi 3 x jumlah line
yang diperiksa  hasil nilai R rata –
rata = M ohm
Cara pemasangan Alat ukur yang dipakai (Kyoritsu
peralatan listrik sesuai Digital Insulation & Continuity Tester
PUIL Model 3005

Pemasangan instalasi
listrik sesuai gambar
dan sistem pengaman
No Main Panel Sub panel Spec kabel R-S R-T S-T R-N S-N T-N Keterangan
(mm2) (M ohm)

1 MDC2 Field3 MCC1 Field 1 2x4x120 163 184 271 92 114 137 R > 1 M ohm
(syarat PUIL)

2 MDC2 Field3 EP1 Field 1 2x4x240 110 117 126 70 72 92

R rata – rata = M R rata – rata = M


ohm ohm
PREDICTIVE MAINTENANCE
Pengetesan dilakukan
dengan cara visual
Pengetesan dilakukan
dengan cara
thermography
DEFINISI
Instalasi listrik adalah
suatu instalasi yang
dimulai dari pembangkit
tenaga sampai pengguna
Peralatan listrik adalah
setiap alat yang
menggunakan listrik
Perlengkapan listrik
adalah komponen yang
diperlukan pada jaringan
listrik
PUIL 2000
Bab I : Pendahuluan (pasal 1000 – 108)
Bab II : Peraturan dasar (pasal 200 – 214)
Bab III : Pengamanan (pasal 300 - 326)
Bab IV : Perencanaan instalasi listrik (pasal 400 – 431)
Bab V : Perlengkapan listrik (pasal 500 – 561)
Bab VI : Perangkat hubung bagi dan komponennya
(pasal 600 – 630)
Bab VII : Penghantar dan pemasangannya (pasal 700
– 770)
Bab VIII : Ruang dan instalasi khusus (pasal 800 –
860)
Bab IX : Pengusahaan instalasi listrik (pasal 900 – 931)
Lampiran 1 - 11
INSTALASI LISTRIK SEDERHANA
(Sistem satu fasa 3 kawat)
PENGAMAN
1. PEMBATAS ARUS
2. PEMUTUS
3. GROUNDING
4. SEKERING
M 5. KOTAK KONTAK
7 6 TUSUK KONTAK
1 2 4 7. POLARITAS

3 5
L1
L2
L3
N
INSTALASI PETIR
Instalasi penyalur petir adalah seluruh susunan
sarana penyalur petir yang terdiri atas :
Penerima (air terminal/rod)
Penghantar penurunan (down conductor)
Elektroda bumi (earth electrode)
Perlengkapan lainnya yang merupakan satu kesatuan
berfungsi untuk menangkap muatan petir dan
menyalurkan ke bumi
SISTEM ELEKTROSTATIK
Adalah perangkat peralatan yang digunakan untuk
menyalurkan petir dengan cara menarik muatan
listrik ke arah penerima yang mengandung muatan
dalam jumlah besar terus menerus karena udara di
sekitarnya mengalami ionisasi
Konstruksinya terdiri dari : penerima, penghantar
penurunan, penghantar hubung tanah, elektroda
pembumian
SISTEM RADIOAKTIF
Adalah perangkat peralatan yang digunakan untuk
menyalurkan petir dengan cara menarik muatan
listrik ke arah batang elektroda yang mengandung
muatan dalam jumlah besar, terus menerus karena
udara di sekelilingnya mengalami ionisasi atas radiasi
nuklir
Konstruksinya terdiri dari : batang logam penerima,
zat radioaktif, penurunan, hubung tanah
BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN
LANGSUNG

SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
SNI 225 - 1987
Sistem internal protection PUIL-1987
(820 - B.16 dan - C.4)

Gudang flammable material


berpotensi bahaya
kebakaran
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan


penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.
ELECTRICAL SYMBOL

Anda mungkin juga menyukai