Anda di halaman 1dari 31

K3 BEKERJA DI KETINGGIAN

DAN AKSES TALI


DASAR HUKUM

KEP-
UU No. 01 Tahun Permenaker No. 174/MEN/1986
1970 01/MEN/1980 No.
104/KPTS/1985

PERMEN PU PERMENAKER
PP No. 50 Tahun
No. No. 09 Tahun
2012
05/PRT/M/2014 2016

2
DEFINISI
Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas
pekerjaan yang dilakukan oleh Tenaga Kerja pada Tempat
Kerja di permukaan tanah atau perairan yang terdapat
PERBEDAAN KETINGGAN dan memiliki potensi yang
menyebabkan Tenaga Kerja atau Orang Lain yang berada di
Tempat Kerja cedera atau meninggal dunia atau
menyebabkan kerusakan harta benda.
(Permenaker No. 09 Tahun 2016)

3
PERALATAN
Tipe peralatan yang digunakan untuk bekerja diketinggian antara lain :

Scaffolding / Alat Angkat


Tangga Perancah Mekanik
Jembatan (working platform)

Peralatan Akses
Bolt dan Clamp Tali dan Jaring
yang Saling
Scaffolding Keselamatan
Terhubung

4
KUALIFIKASI PEKERJAAN DI KETINGGIAN

Kualifikasi pekerjaan pada ketinggian yang tidak


dapat diakses langsung, harus menggunakan tangga
atau perancah:
a. Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) 1
b. Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) 2

Kualifikasi pekerja ketinggian yang membutuhkan


gerakan vertikal menggunakan akses tali seperti tower:
a. Tenaga Kerja pada Ketinggian (TKPK) tingkat 1
b. Tenaga Kerja pada Ketinggian (TKPK) tingkat 2
c. Tenaga Kerja pada Ketinggian (TKPK) tingkat 3
KEWAJIBAN UMUM PENGURUS DAN PENGUSAHA
⊡ Sesuai dengan undang-undang keselamatan kerja, pengurus
memiliki kewajiban untuk menunjukkan dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja tentang:
□ kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja.
□ alat pengaman dan alat pelindung yang diharuskan.
□ alat pelindung diri.
□ cara serta sikap yang aman dalam melakukan pekerjaan.
□ Pengurus harus melakukan pengendalian bahaya dan penilaian
risiko di tempat kerja.
□ Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang telah
memahami syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
pekerjaan akses tali dan dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
serta lisensi.
□ Pengurus harus menyediakan dan merawat peralatan kerja dan
tempat kerja serta mengorganisir cara kerja, untuk melindungi para
pekerja terhadap risiko kecelakaan dan kesehatan.
KEWAJIBAN UMUM PENGURUS DAN PENGUSAHA

— Pengurus harus selalu memberikan pengawasan agar para pekerja


dapat bekerja dalam kondisi aman dan sehat.
— Pengusaha dan pengurus harus yakin bahwa :
— perlengkapan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan akses tali sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan standar yang berlaku;
— perlengkapan dan peralatan yang digunakan harus dilengkapi
dengan buku petunjuk yang memberikan penjelasan mengenai uji
coba, penggunaan dan perawatannya, serta memberikan penjelasan
tentang kemungkinan timbulnya bahaya.
KEWAJIBAN UMUM PEKERJA

Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri dan memenuhi


semua persyaratan atau standar keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan oleh pengurus dan peraturan perundang-
undangan.
TANGGA
Tangga umumnya digunakan sebagai akses untuk mencapai area yang sulit
dijangkau dan hanya digunakan sebagai alat bantu kerja dan digunakan
dibawah pengawasan yang ketat

KETENTUAN :
1. Jangan menggunakan tangga yang rusak 5. Amankan puncak tangga agar tidak
2. Gunakan tangga berbahan metal untuk bergeser
pekerjaan listrik 6. Gunakan papan untuk melindungi
3. Tambahkan paling tidak 1 m diatas bagian tangga yg rusak
tempat yang dituju 7. Sudut yang terbentuk ± 75o dari posisi
4. Jangan menambahkan tangga tambahan vertikal
sehingga tumpang tindih 8. Jangan melebihi jangkauan tangga

9
TANGGA

10
SCAFFOLDING

Bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan


digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat
pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan
pemeliharaan dan pembongkaran

11
KOMPONEN SCAFFOLDING

1. Tiang vertical ( standard )


Adalah merupakan tiang utama dari konstruksi scaffolding, tiang vertical harus berdiri dengan dilandasi /
diatas Base plates atau Jack Base pada dasar yang tidak rata, standard harus dilengkapi dgn sole board
2. Ledger ( Gelagar memanjang )
lift pada perancah dan sebagai tumpuan transom, antara staLedger berfungsi sebagai pengikat antara tiang
vertical dan untuk membentuk standart dan ledger harus diikat dengan clamp mati ( right angle coupler ).
3. Transom ( Gelagar melintang )
Transom terpasang diatas ledger gunanya untuk penumpu platform / pelataran kerja. tidak diperbolehkan
memasang transom di bawah ledger, dan harus menggunakan clamp mati ( right angle coupler ).
4. Bracing ( pipa silang )
Bderfungsi sebagai penguat / membuat kekakuan pada konstruksi perancah. Harus diikat dengan clamp
hidup ( Swivel Coupler ).
5. Guarsdrail / Handrail ( palang pengaman )
Handrail dipasang diatas midrail dan harus diikat berfungsi sebagai palang pengaman agar orang tidak jatuh
saat berada di atas pelataran.c

12
JENIS PERANCAH
MODULAR SCAFFOLD
Adalah scaffolding yang seluruh perlengkapannya dibuat melalui pabrikasi
termasuk rangka yang menyilang.

13
JENIS PERANCAH

FRAME SCAFFOLD
Rangka scaffolding yang dibuat secara pabrikasi
termasuk rangka menyilang dan perlengkapannya.

14
JENIS PERANCAH

INDEPENDENT SCAFFOLD
Scaffolding yang dilengkapi dengan tiang
sebanyak dua atau lebih dihubungkan
satu dengan yang lain secara melintang
dan membujur.

15
JENIS PERANCAH
HANGING SCAFFOLD
Scaffolding Independent yang digantungkan pada salah satu struktur tetap
dan tidak dapat diangkat atau diturunkan.

16
JENIS PERANCAH
MOBILE SCAFFOLD
Scaffolding yang berdiri dan dapat berpindah dan
dilengkapi roda pada bagian bawah tiang

17
JENIS PERANCAH
SINGLE POLE SCAFFOLD
Scaffolding terdiri dari tiang satu deret yang disambung dengan ledger,
putlog diikat pada ledger dan diperkuat pada salah satu dinding struktur
tetap atau bangunan

18
JENIS PERANCAH
TUBE SCAFFOLD
Scaffolding yang mempergunakan pipa sebagai tiang, rangka menyilang,
pengikat dan lain-lain, yang disambung dengan klamp.

19
STABILITAS PENDUKUNG SCAFFOLDING

20
ALAT ANGKAT MEKANIK

Platform portabel ini dapat bersifat statik atau portabel dan umumnya
terdiri dari beberapa tipe yaitu :

Scissor Lift Telescopic Booms Articulate Work cages on


telescopic booms forklift

Ketika bekerja dengan menggunakan platform statik atau portabel, sangatlah


penting untuk mengecek kesesuaian dan kestabilan dari peralatan yang akan
digunakan.
21
PERSYARATAN K3

Menggunakan
Mempekerjakan
Membuat rencana Menyusun & Melakukan Teknik APD, Perangkat
tenaga kerja yang
kerja melaksanakan SOP bekerja aman Pelindung Jatuh &
berlisensi
Angkur

Pekerja wajib menyusun rencana bekerja


diketinggian meliputi cara kerja yang aman, siapa
yang akan melakukannya serta bagaimana
pengawasannya. Perencanaan kerja harus disusun
dengan memperhatikan setiap tahapan dan bahaya-
bahaya yang akan muncul serta pengendalian
risikonya. Contoh HIRADC atau formulir Job Safety
Analysis (JSA)

22
PERSYARATAN K3

Menggunakan
Mempekerjakan
Membuat rencana Menyusun & Melakukan Teknik APD, Perangkat
tenaga kerja yang
kerja melaksanakan SOP bekerja aman Pelindung Jatuh &
berlisensi
Angkur

Pekerja wajib menyusun dan menerapkan prosedur


kerja dalam pekerjaan pada ketinggian yang meliputi :
q Teknik dan cara perlindungan jatuh
q Cara pengelolaan peralatan
q Teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan
q Pengamanan tempat kerja
q Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
PERSYARATAN K3

Pemasangan perangkat pembatasan daerah kerja dibagi menjadi 3 wilayah yaitu:


§ WILAYAH BAHAYA : merupakan daerah pergerakan tenaga kerja dan barang
baik vertikal, horizontal dan titik tambat
§ WILAYAH HORIZONTAL : merupakan daerah antar wilayah bahaya dan aman
yang luasnya diperhitungkan sedemikian rupa agar benda yang terjatuh tidak
masuk ke wilayah aman
§ WILAYAH AMAN : merupakan daerah yang terhindar dari kemungkinan
kejatuhan benda dan tidak mengganggu aktivitas tenaga kerja

24
PERSYARATAN K3
Untuk mecegah cedera yang parah ataupun kematian, maka berat barang yang
diperkenankan untuk dibawa oleh pekerja pada ketinggian tidak boleh lebih dari
5kg. Bila lebih dari jumlah tersebut wajib menggunakan alat angkut.

Prosedur tanggap darurat yang harus dipersiapkan adalah :


§ Daftar tenaga kerja yang ditugaskan sebagai petugas penyelamat
§ Peralatan yang diperlukan saat terjadi keadaan darurat
§ Fasilitas P3K serta sarana evakuasi
§ Nomor telepon pihak terkait baik internal maupun eksternal (RS, Kantor Polisi,
Pemadam Kebakaran
§ Denah lokasi dan jalur evakuasi korban menuju RS terdekat untuk penanganan
lebih lanjut

25
PERSYARATAN K3
Menggunakan
Mempekerjakan
Membuat rencana Menyusun & Melakukan Teknik APD, Perangkat
tenaga kerja yang
kerja melaksanakan SOP bekerja aman Pelindung Jatuh &
berlisensi
Angkur

LANTAI KERJA PADA PADA POSISI


LANTAI KERJA SEMENTARA AKSES TALI
TETAP STRUKTUR MIRING

• Dinding • Penahan jatuh Permukaan Penahan Jatuh Alat pemosisi • Tali kerja
perorangan vertikal
tembok, pagar tarik ulur rapuh, kerja • Tali keselamatan
• Tersedia otomatis perancah, • 2 angkur
akses yang • Alat penahan tangga Penahan jatuh
• Full body harness
aman dan jatuh perorangan
ergonomis perorangan horizontal
• Tali pembatas tali ganda Tabel perbedaan teknik
gerak dengan Alat penahan jatuh
• Jaring atau pereda kejut perorangan tali bekerja dengan teknik
ganda dengan
bantalan peredam kejut perlindungannya

Penahan jatuh
terpadu

Penahan jatuh tarik


ulur otomatis

26
PERSYARATAN K3

27
PERSYARATAN K3
Menggunakan
Mempekerjakan
Membuat rencana Menyusun & Melakukan Teknik APD, Perangkat
tenaga kerja yang
kerja melaksanakan SOP bekerja aman Pelindung Jatuh &
berlisensi
Angkur

Safety
Helmet

Goggles

Full body Tali Karmantel Statis Figure 8 Safety Line Descending


harness
Sarung
Tangan

Safety Ascending Pedale Footpro Etrier Looping First Aid


Shoes

28
PERSYARATAN K3
Menggunakan
Mempekerjakan
Membuat rencana Menyusun & Melakukan Teknik APD, Perangkat
tenaga kerja yang
kerja melaksanakan SOP bekerja aman Pelindung Jatuh &
berlisensi
Angkur

Pengawasa pekerjaan wajib menyediakan Tenaga


Kerja yang kompeten dan berwenang di bidang
H bekerja di ketinggian. Tenaga yang kompeten harus
N TO
CO dibuktikan melalui sertifikat kompetensi yang
diperoleh melalui uji kompetensi oleh lembaga yang
berwenang yang lisensi K3 yang diterbitkan oleh
Dirjen K3 yang berlaku selama 5 (lima) tahun.

29
30
RESOURCES
a) Kemnaker RI. Permenaker No 5 Tahun 2018
b) Pemerintah RI. PP No 50 Tahun 2012
c) Terubus., Nurani, I. 2022. Modul Pembinaan dan Sertifikasi Ahli K3 Umum Kemnaker
RI. Midiatama Academy
d) Amri, A.K. 2016. Modul Pembinaan dan Sertifikasi Ahli K3 Umum Kemnaker RI.
Indohes
e) Burhan, B. Pelatihan Bekerja di Ketinggian dan Akses Tali

Anda mungkin juga menyukai