Anda di halaman 1dari 50

PETRUS JM,Amd,ST

AHLI K3/AUDITOR SMK3/INSPECTOR CRANE


PROFESSIONAL BIOGRAPHY
Saat Anda Memasuki lokasi kerja konstruksi atau proyek,
pasti kerap menemukan himbauan untuk selalu
mengutamakan keselamatan dan Kesehatan kerja(K3)

Sebenarnya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau lebih


dikenal dengan K3 merupakan anjuran untuk selalu bekerja
dengan aman sehingga terhindar dari risiko terjadinya
penyakit akibat kerja (PAK) maupun kecelakaan kerja
DASAR HUKUM PENGGUNAAN SCAFFOLDING
DI BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN
UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA
PERMENAKER RI NO 05 TAHUN 2018 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DITEMPAT KERJA
PERMENAKER RI NO 8 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KEP. 211 / MEN / X / 2008
TENTANG
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR INDUSTRI
MINYAK DAN GAS BUMI SERTA PANAS BUMI SUB SEKTOR INDUSTRI MINYAK DAN
GAS BUMI HULU HILIR (SUPPORTING) BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA SUB BIDANG SCAFFOLDING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESI
DASAR HUKUM PENGGUNAAN SCAFFOLDING
DIBIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT RI NO 10 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERMENAKER RI NO 09 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DALAM PEKERJAAN DI KETINGGIAN
DASAR HUKUM PENGGUNAAN
SCAFFOLSING DI BIDANG KONSTRUKSI
BANGUNAN
Menurut Permenaker &Trans No PER –
01/ MEN /1980 Tentang keselamatan dan
kesehatan kerja kontruksi bangunan :
Scaffolding adalah suatu perancah /
pelataran platform yang di bangun
sementara dan digunakan untuk
penyangga tenaga kerja atau barang
pada saat bekerja di atas ketinggian
Macam-macam type scaffolding
Scaffolding Independent : Scaffolding yang dilengkapi 2
tiang atau lebih dihubungkan satu dan yg lainnya secara
melintang atau membujur
Scaffolding Modular : Scaffolding yang dibuat secara
fabrikasi termasuk rangka menyilang
Scaffolding Hanging : Scaffolding independent yang
digantungkan pada struktur bangunan tetap dan tidak
dapat diturunkan atau diangkat
Scaffolding Frame : Scaffoding yang dibuat secara
fabrikasi termasuk rangka menyilang
Scaffolding Mobile : Scaffolding yang berdiri sendiri
dilengkapi dengan roda dibawah tiang dan dapat dipindah
Tube scaffolding : Scaffolding yang menggunakan pipa
sebagai tiang,rangka menyilang dan penguat lainnya dan
mempergunakan clamp sebagai pengikat
INDEPENDENT SCAFFOLDING
MODULAR SCAFFOLDING
MODULAR SCAFFOLDING
HANGING SCAFFOLDING
FRAME SCAFFOLDING
MOBILE SCAFFOLDING
TUBE SCAFFOLDING
Scaffolding Overhead
Scaffolding yang dipasang disuatu ketinggian tertentu pada
bagian luar suatu bangunan yang sifatnya dibangun keatas
atau kebawah yang berdiri sendiri dengan bantuan batang
penopang

Spur scaffold
Scaffolding yang tidak dipasang dari landasan namun dimualai
dari suatu ketinggian yang berada pada bagian luar dari
bangunan yang dibantu oleh batang penopang dari bawah
Cantilever Scaffold
Scaffolding yang ditopang oleh struktur ( cantilever ), dengan
prinsip kerja seperti tuas
Drop Scaffold
Scaffolding yang dibuat karna tidak memungkinkan
membangun scaffolding jenis yang lain. Dirancang sebagai
jenis scaffolding beban sedang yang dilengkapi 3 lift yang
terpasang ke bawahn pipa sebagai tiang,rangka menyilang dan
penguat lainnya dan mempergunakan clamp sebagai pengikat
Peraturan pemasangan dan penggunaan scaffolding

Scaffold hanya boleh didirikan atau di bongkar oleh seorang scaffolder


Petugas yang memasang atau membongkar scaffold atau bekerja di atas ketinggian
harus memakai full body harness
Scaffold yang sudah didirikan baru dapat dipergunakan jika inspektor sudah
memasang kartu scaffold berwarna hijau
Setiap perancah yang sudah di pasang harus diberi nomor urut, dan dicatat di dalam
check list inspeksi sehingga mudah untuk dimonitor
Perancah harus di inspeksi setiap hari untuk menjamin kelengkapan dan keamanan
pemakai
Dilarang keras membongkar atau memodifikasi scaffold jika bukan seorang scaffolder
Jika perancah belum lengkap atau dalam keadaan tidak aman harus dipasang red tag
Tangga yang digunakan harus diikat pada bagian atasnya agar tidak jatuh
Jika ada yang bekerja diatas perancah harus dipasang garis peringatan
Dilarang keras memasang, membongkar atau bekerja diatas perancah saat hujan atau
angin kencang
Dilarang menumpangi perancah secara berlebihan baik barang ataupun orang agar tidak
rubuh
Ukuran papan untuk platform scaffold minimal tebal 3cm cm dan lebar 50 cm
Dilarang keras mengecat papan yang dipakai sebagai lantai kerja
Perancah yang dibuat dari frame harus dalam kondisi baik, tidak berkarat, tidak
bengkok dan lengkap dengan cross bracing, safety pin serta cat walk yang dapat
dikunci
Berat beban scaffolding
- Light duty 225 kg/bay
- Medium duty 450 kg/bay
- Heavy duty 675 kg/bay

Dengan ukuran Transom dan Ledger


Transom Ledger
1,5 m Heavy 1,8 m
1,8 m Medium 2,4 m
2,1 m Light 3m
MODULAR SCAFFOLDING
Komponen-komponen dari scaffolding
Dalam struktur pendirian scaffold ada banyak macam bagian –bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari scaffold, komponen-komponen tersebut adalah

1. Tiang vertical ( standard )


Adalah merupakan tiang utama dari konstruksi scaffolding, tiang vertical
harus berdiri dengan dilandasi / diatas Base plates atau Jack Base pada
dasar yang tidak rata, standard harus dilengkapi dgn sole board
2. Ledger ( Gelagar memanjang )
Ledger berfungsi sebagai pengikat antara tiang vertical dan untuk
membentuk lift pada perancah dan sebagai tumpuan transom, antara
standart dan ledger harus diikat dengan clamp mati ( right angle coupler ).
3. Transom ( Gelagar melintang )
Transom terpasang diatas ledger gunanya untuk penumpu platform /
pelataran kerja. tidak diperbolehkan memasang transom di bawah ledger,
dan harus menggunakan clamp mati ( right angle coupler ).
4. Bracing ( pipa silang )
berfungsi sebagai penguat / membuat kekakuan pada konstruksi perancah.
Harus diikat dengan clamp hidup ( Swivel Coupler ).
5. Guardrail / Handrail ( palang pengaman )
Handrail dipasang diatas midrail dan harus diikat berfungsi sebagai palang
pengaman agar orang tidak jatuh saat berada di atas pelataran.
Komponen-komponen dari scaffolding
6. Timber Sole / Sole board ( papan Alas )
Timber sole ditempatkan dibawah dari tiang vertical, di bawah base plates atau
jack base. Fungsinya adalah untuk menahan agar tiang vertical tidak ambles pada
permukaan yang lembek, dan juga berfungsi untuk menyalurkan beban pada tiang
vertical, tersebar merata kelandasan yang lebih luas.
7. Base Plates ( plat dasar )
Base Plates dipasang diatas timber sole dan dibawah sebagai alas tiangvertical.
Fungsinya adalah untuk menjaga kerusakan pada ujung tiang vertical dan
menjaga agar tiang vertical tidak bergeser dan di pakukan ke timber sole.
8. Jack Base ( Plat dasar yang bisa diajas )
Jack Base digunakan untuk landasan tiang vertical apabila dasar dari perancah /
scaffolding tidak rata, karna jack base bias diajas untuk menaikkan dan
menurunkan tiang vertical.
9. Swivel Coupler ( clamp hidup )
Swivel Coupker hanya digunakan untuk mengikat pipa silang atau menyambung.
10. Right Angle Coupler ( clamp mati )
Right Angle Coupler hanya digunakan untuk mengikat pipa horizontal dengan pipa
vertical,
11. Joint Pin ( penyambung )
Joint Pin digunakan sebagai penyambung antara ujung pipa.
Scaffolder adalah seorang yang telah memiliki sertifikasi scaffolding dan
diijinkan untuk mendirikan scaffolding

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh scaffolder, adalah :


1. Fisik
 Memiliki kesehatan normal, yang dinyatakan dengan surat keteranga
dokter
 Tidak memiliki cacat fisik dan batin
 Dapat membedakan warna / penglihatan jelas (tidak buta warna)
 Tidak penggugup,ceroboh dan mempunyai pendengaran yang baik
2. Mental
 Tidak mempunyai cacat jiwa
 Dapat berkonsentrasi dengan baik
 Tidak mudah grogi (gugup) ketika berada di ketinggian
 Dapat bekerjasama dengan orang lain,Mempunyai jiwa kepemimpinan
yang tegas
3. Sikap
 Dapat mengontrol emosi,Sabar dan tenang dalam kondisi apapun
 Tidak ceroboh dan punya perhitungan,Disiplin rajin dan bertanggung
jawab
4. Aklak
 Berbudi pekerti, aklak yang baik
 Panutan bagi rekan yang lain
. Tugas dari seorang scaffolder
Seorang scaffolder memiliki tugas-tugas dilapangan yang harus
dilaksanakan guna menghindari kecelakaan yang timbul dari scaffolding.
Tugas tersebut antara lain :
Memeriksa bahan atau material perancah dari kerusakan atau cacat yang
tidak layak untuk digunakan
Memeriksa kelengkapan peralatan perancah, alat-alat pengaman seperti :
sabuk pengaman, jaring pengaman, dll
Melaksanakan metode dan prosedur kerja yang aman tenaga kerja yang
menggunakan perancah yang dibuat oleh ahli perancah ( scaffolder)
Membantu memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menggunakan
waktu kerja yang efisien, ruang lingkup dan menerapkan prosedur kerja
yang yang telah ditetapkan khususnya untuk pekerjaan dengan
scaffolding
Merawat scaffolding dan bagian-bagiannya agar tetap dapat dipakai,
operator perancah hanya melaksanakan pemasangan, perawatan dan
pembongkaran berdasarkan rancangan atau desain yang dibuat oleh
pengawas / ahli di bidang scaffolding``
Kewajiban seorang scaffolder
Hal-hal yang menjadi kewajiban seorang scaffolder didalam
menjalankan tugasnya adalah :
Dilarang meninggalkan area selama perancah digunakan
oleh pekerja
Melakukan pemeriksaan dan pengamatan terhadap
kondisi / kemampuan dukung serta merawat bagian-
bagian scaffolding seperti : standart, ledger, transom,
base plate, plank dan join pin
Operator harus mengisi buku laporan harian perawatan
perancah
Apabila scaffolding dan bagian-bagiannya tidak berfungsi
dengan baik / rusak, operator harus segera memperbaiki
dan atau menghentikan pekerjaan dan segera
melaporkan pada pengawas atau ahli yang berwenang,
dalam hal ini inspector scaffold
Prosedur keselamatan kerja scaffolding
Prosedur-prosedur yang harus dilakukan guna menghindari adanya
bahaya kecelakan pada scaffolding harus dilaksanakan dengan
semestinya, dan ditaati bagi setiap orang yang bekerja dengan
menggunakan scaffolding, ataupun bagi scaffolder itu sendiri

Agar proses pendirian dan pemakaian scaffolding aman


dan tidak mengalami kecelakaan pada pekerja yang
bekerja pada / diatas scaffolding, maka prosedur
keselamatan kerja scaffolding harus diterapkan.
Prosedur tersebut antara lain :
memakai pakaian kerja yang rapi, tidak sempit atau
terlampau longgar
memakai topi pengaman ( safety helmet )
mwmakai sepatu keselamatan ( safety shoes )
memakai sarung tangan kulit ( hand gloves )
memakai sarung kunci scaffolding ( scaffold key house )
memakai full body harness
Perundang-undangan
Banyak kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan konstruksi adalah karena
penggunaan scaffolding yang tidak tepat. Dan didalam peraturan
pemerintah telah disahkan undang-undang yang mengatur tentang
scaffolding. Diantaranya adalah :
Permenaker dan trans No.PER-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja.
pasal 1 (e) yang berbunyi “Perancah (scaffolding) adalah bangunan
pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai
penyangga tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat-alat pada setiap pekerjaan
konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran”.
Bab II, pasal 12
“Perancah yang aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak
dapat dilakukan dengan aman oleh seorang yang berdiri diatas konstruksi
yang kuat dan permanen kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan
dengan aman dengan mempergunakan tangga”.
Bab II, pasal 13
ayat 1 “perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga
dapat menahan dengan aman tenaga kerja, alat-alat dan bahan-bahan yang
dipergunakan”
ayat 2) "lantai perancah harus diberi pagar pengaman apabila tinggi lantai
lebih dari 2 meter”
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Occupational Health Safety & Welfare ACT 1984 ( the ACT )
Occupational Health Safety & Welfare Regulation (standart Australia)
Penggunaan Scaffolding

Yang harus diperhatikan dalam penggunaan


scaffolding adalah :
- Scaffolding tidak boleh digunakan untuk
menyimpan barang / material kecuali yang akan
segera dipasang
- Dalam peggunaan perancah harus dijaga bahwa
gaya beban dan muatan tidak boleh melebihi
kapasitas yang telah ditentukan
- Distribusi gaya dan muatan harus merata untuk
mencegah bahaya dan keseimbangan
- Kejutan gaya yang besar tidak boleh
dibebankan ke perancah atau scaffolding
Pemasangan, Perawatan dan Pembongkaran Scaffolding
Agar scaffolding dapat digunakan secara aman, maka dalam proses
pemasangan, perawatan dan pembongkaran haruslah diperhatikan cara-
cara atau prosedur yang harus dijalankan seorang scaffolder.
. Pemasangan scaffolding
– Sebelum memulai erection ( pendirian ) scaffolding, yang perlu
pertama kali diperhatikan adalah kondisi dasar ( ground ) pastikan
tidak akan longsor / tenggelam apabila kondisi dasar adalah tanah,
kalau dasar konkret beton periksa ketebalannya.
– Periksa semua kondisi material (pipa, clamp, papan dll) sebelum
dibawa ke lapangan.Scaffolder juga ikut bertanggung jawab di
dalam pemeriksaan kondisi material.
– Sebelum mulai mendirikan scaffolding, pastikan kondisi sekitarnya
aman, tidak ada kabel power di atasnya, tidak terlalu dekat lobang-
lobang galian, tidak ada pekerjaa-pekerjaan pengangkatan di
sekitarnya (lifting) di sekitar lokasi pemasangan perancah.
– Petugas keselamatan kerja / safety bekerja sama dengan
supervisor sebelumnya memberikan pengarahan-pengarahan
tentang peraturan-peraturan dan cara-cara kerja yang aman (tool
box meeting), juga memeriksa semua peralatan kerja dan peralatan
keselamatan kerja setiap scaffolder.
– Lokasi sekitar pendirian perancah harus di baricade dan tempatkan
papan pemberitahuan (notice board).
– Semua kunci-kunci perancah harus di beri tali pengaman.
– Tidak dibenarkan melempar ke atas semua material perancah, di
dalam pemasangannya harus menggunakan tambang untuk
menurunkan dan menaikkan material.
Pemasangan Scaffolding
Cara pemasangan scaffolding tergantung dari
tempat dimana akan dibuat scaffolding
tersebut.Cara di atas adalah untuk scaffolding
yang standart (tiang utama) bertumpu pada
tanah, misal independent scaffold. Untuk
scaffolding yang di gantung atau di atas
bangunan konstruksi,misal hanging scaffold
yang harus dilakukan adalah membuat
penahan atau pengikat dulu dengan struktur
konstruksi.Komponen dari scaffolding yang
biasa digunakan sebagai pengikat bisa dari
hand drail, transom,ledger tergantung dari
posisi scaffolding dengan bangunan induk.
Perawatan dari perancah
Perawatan scaffolding mutlak diperlukan guna menjaga kondisi
scaffolding agar tidak mengalami kerusakan dan senantiasa dapat
dipakai dalam kondisi aman. Hal-hal yang terpenting dari perawatan
scaffolding sebelum digunakan, adalah :
Perancah harus sebelumnya diperiksa oleh petugas yang
berwenang/inspektor scaffolding untuk memastikan scaffolding sudah
layak pakai atau belum.
Perancah harus diperiksa ulang seminggu (7 hari) sekali atau sesudah
angin kencang / cuaca buruk. Agar dapat diketahui lebih dini jika
mengalami kerusakan.
Perancah harus diperiksa si pemakai setiap harinya untuk memastikan
kondisi lantai kerja tetap terikat dan tidak lepas atau hilang.
Scaffolding yang sudah layak pakai harus di lengkapi dengan scaffold
tag yang berwarna hijau ( green tag ) yang berarti aman untuk
digunakan.
Perancah yang belum siap pakai atau ada salah satu dari bagian
scaffolding tersebut yang hilang atau terlepas harus dilengkap dengan
tanda merah ( red tag ) yang berarti tidak aman untuk digunakan.
Pembongkaran Scaffolding
Dalam melakukan pembongkaran kita tidak boleh asal melepas bagian-
bagian scaffolding yang terpasang, karna bila dilakukan pembongkaran
tanpa / tidak sesuai dengan ketentuan maka akan bisa terjadi
kecelakaan.Yang perlu diperhatikan adalah
Sebelum memulai pembongkaran scaffolding, lokasi sekitar
pembongkaran harus di beri barricade dan papan-papan
pemberitahuan.
Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang
memasangnya, dan harus dimulai dari atas.
Jangan sekali-kali membongkar perancah dimulai dari bawah atau
tengah, dari konstruksi scaffolding.
Perancah tidak boleh dibongkar salah satu dari konstruksinya,
kecuali bila masih tetap menjamin keselamatan pemakainya, atau
atas ijin dari pengawas yang berwenang.
Didalam menurunkan material perancah pada pembongkarannya
harus menggunakan tambang satu persatu diturunkan.
Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua material perancah
pada pembongkarannya.
Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi tidak boleh
dibiarkan berserakan dan disimpan ditempat yang aman dan tidak
mengganggu access jalan
Inspeksi Keselamatan Kerja
Scaffold
Definisi
Inspeksi Keselamatan kerja adalah, suatu upaya dan usaha untuk
mendeteksi adanya kondisi kurang aman ( substandart condition )
dan tindakan kurang aman ( substandrat action ) dan segera
memperbaikinya sebelum kondisi dan tindakan kurang aman
tersebut dapat menyebabkan suatu kecelakaan.
Inspeksi scaffolding adalah, suatu proses pemeriksaan secara
sistematik terhadap keadaan fisik suatu objek konstruksi bangunan
perancah (scaffolding) dimana kemungkinan kecelakaan kerja dapat
terjadi.
Tujuan Dari Inspeksi
Pada dasarnya pelaksanaan inspeksi scaffolding adalah untuk
meyakinkan bahwa perancah ( scaffolding ) tersebut dapat
digunakan dengan aman dan sudah sesuai dengan prosedur-
prosedur yang ditetapkan dalam pemakaian sccaffolding
Tujuan Dari Inspeksi

Pada dasarnya pelaksanaan inspeksi


scaffolding adalah untuk meyakinkan
bahwa perancah ( scaffolding ) tersebut
dapat digunakan dengan aman dan
sudah sesuai dengan prosedur-prosedur
yang ditetapkan dalam pemakaian
sccaffolding.
Pemeriksaan Scaffolding
Ada tiga ( 3 ) macam pemeriksaan scaffolding yang harus dilaksanakan oleh
seorang inspektor scaffolding. Tiga pemeriksaan tersebut adalah :
Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Dalam pemeriksaan ini, hal-hal yang harus diperiksa, meliputi :
Lokasi dimana scaffolding akan didirikan : yaitu, kemampuan landasan, gangguan dan
halangan yang mungkin timbul dari adanya pemasangan scaffolding
Gambar dan kemampuan scaffolding : yaitu, kegunaan, jenis, kapasitas, dan daftar
perlengkapan scaffolding
Personel atau pelaksana : yaitu, penanggung jawab, scaffolder bersertifikat dan helper
Pemeriksaan lapangan : yaitu, mengetahui lokasi, sertifikat scaffolder dan kondisi
perlengkapan
Pemeriksaan Selama Pemasangan
Perlengkapan personil / pelaksana ( personil equipment ) : yaitu, pengaman diri ( PPE ),
perkakas ( tool ), dan alat bantu
Pelaksanaan pemasangan ( Erektion ) : yaitu, pengamanan lokasi, pemasangan scafftag
dan cara pemakaian
Pemeriksaan akhir pekerjaan ( Finishing ) : yaitu, kemampuan scaffolding sesuai
gambar, perlengkapan pengaman, jalur lalu orang dan tangga
Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan berkala ( Harian & mingguan ) : yaitu, kekuatan ikat baut dan mur,
pengaman tepi, papan landasan, penguat dan penopang
Pemeriksaan bulanan : yaitu, pengujian papan landasan, pengujian tangga,peralatan
pengangkat material, tali temali dan pemeriksaan scaffolding yang tidak digunakan (
dalam gudang )
Waktu pelaksanaan inspeksi
Dalam melaksanakan inspeksi harus
dilaksanakan secara rutin selama scaffolding
tersebut digunakan maupun tidak di gunakan.
Inspeksi dilaksanakan :
Setiap hari sebelum tenaga kerja memakai
scaffold
Sedikitnya seminggu sekali
Selambat lambatnya sebulan sekali
Setelah cuaca buruk
Bila ada permintaan dari foreman scaffold
Cara-cara pelaksanaan inspeksi / prosedur inspeksi
Pelaksanaan inspeksi dilakukan untuk mengecek segala sesuatunya
dalam kondisi yang aman, karna terkadang ada dari bagian scaffolding
yang tidak ada / berobah dari tempatnya.

Cara inspeksi scaffolding yaitu :


Sebelum melaksanakan inspeksi, inspektor scaffold harus terlebih
dahulu menyiapkan checklist
Checklist ini berisi item-item atau bagian-bagian scaffold yang akan
di inspeksi
Inspeksi dilakukan dari bagian dasar dari struktur perancah, sesuai
dengan isi checklist
Inspeksi dilakukan secara visual ( dengan melihat ) maupun dengan
naik scaffold dan memeriksa bagian-bagiannya
Data-data yang didapat kemudian dimasukkan kedalam checklist
inspeksi dengan cara menyentang bagian yang ada dalam checklist
sesuai dngan yang ada, dalam kondisi baik atau tidak ada
Jika ditemukan kesalahan atau pelanggaran dalam mendirikan scaffold
(scaffolding tidak lengkap ), maka yang harus dilakukan inspektor adalah :
Pasang red tag ( kode warna merah ), yang berarti scaffold tidak aman
untuk digunakan
Beritahu foremen scaffold tentang kesalahan dan harus segera di adakan
perbaikan
Perbaikan hanya boleh dilakukan oleh seorang scaffolder
Buat shoc card atau anomali report
Hal-hal yang di inspeksi pada scaffolding

Dalam pelaksanaan inspeksi scaffolding, hal yang di inspeksi


meliputi :
Standart
Pipa harus berdiri tegak lurus 90°
Ukuran pipa yang dipakai medium
Handrail ( rel pengaman )
Handrail harus terpasang kuat, dan dipasang didalam standrat
Tinggi handrail sesuai peraturan adalah 900-110 mm, disamping
itu perlu penambahan pipa di tengah-tengah / midrail antara
handrail dengan tepi lantai / platform
Toe Board ( pengaman tepi lantai )
Papan pengaman harus kuat sesuai ketentuan sebagai berikut :
Lebar papan yang digunakan 150 mm, di pasang pada tepi
lantai kerja
Tidak diperbolehkan adanya celah antara lantai dengan papan
pengaman lebih dari 10 mm
Hal-hal yang di inspeksi pada scaffolding

Tidak diperbolehkan celah lebih dari 10 mm


Papan harus diikat pada putlog dan ledger
Lebar papan antara 150-250 mm
Papan scaffolding harus dipasang metal plate pada ujungnya
untuk melindungi dari retak
Kondisi papan yang tidak boleh di gunakan
Salah satu sisinya pecah
Sebagian papan tersebut dicat karena pada saat itu kondisi
papan masih lemah
Telah terkena zat asam korosif atau minyak
Papan sudah lapuk / di makan rayap
Papan sudah nulai melengkung
Banyak lobang bekas paku
Ketebalan papan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Banyak mata kayunya, dan serat kayu pendek-pendek
Sistem Pelaporan
Setelah scaffolding di inspeksi, maka hasil dari inspeksi
tersebut harus dilaporkan pada pihak yang berkaitan.
Untuk sistem pelaporannya adalah sebagai berikut :
Data-data yang didapat dari inspeksi yaitu weekly scaffold
inspektion, dimana form tersebut selain berisi bagian-
bagian scaffold juga berisi : date inspektion, tag no, type
scaffold, location, scaff tag dan remark
Data-data dari wekkly inspection tersebut kemudian
dimasukkan kedalam laporan rangkuman yaitu Summary
of scaffold inspection, dimana form tersebut berisi data-
data : no, date inspection, tag no, location, user, type of
scaffold, corrective action taken, action taken ( by and date
) remark
Kemudian summary of scaffold inspection tersebut
dilaporkan pada safety officer dan dilanjutkan pada
management dan klien
Perundang-Undangan Inspeksi scaffolding
Untuk ketentuan dalam pemerikasaan scafolding agar ditaati maka harus
ada Undang-undangnya, yaitu :

Occupational Healt Sefty & Welfare Regulation


“Scaffolding dan perlengkapannya harus di periksa
secara reguler oleh inspektor selambat-lambatnya 3 (
tiga ) bulan sekali ( Regulation 209 )”
Occupational Healt Sefty & Welfare – ACT 1984
“Inspektor memiliki wewenang terhadap pemeriksaan
tempat kerja sewaktu-waktu dan mewajibkan
scaffolder untuk menjawab pertanyaan yang di
lontarkan sehubungan dengan kondisi tempat kerja.”
Implikasi
Scaffolding adalah bangunan pelataran / platform yang gunanya
adalah untuk menjaga agar orang yang bekerja dan barang-barang
( material ) yang berada di ketinggian tidak jatuh dan juga untuk
mempermudah pekerjaan yang kususnya berada diketinggian.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
scaffolding salah satu cara adalah dengan melaksanakan
pemeriksaan atau inspeksi.
Inspeksi ini bertujuan untuk mendeteksi adanya potensi bahaya dari
scaffolding dan segera memperbaikinya sebelum potensi bahaya
tersebut menyebabkan suatu kecelakaan

Pelaksanaan inspeksi scaffolding tidaklah bertujuan


mencari kesalahan, tetapi untuk meyakinkan apakah
semua tata cara pemasangan, pemakaian dan
pembongkaran telah sesuai dengan ketentuan.
Dengan adanya inspeksi scaffolding di harapkan
penggunaan scaffolding tetap aman dan mampu
menghilangkan kecelakaan akibat dari adanya
scaffolding.
P T . G U N AN U S A U T A M A F AB R I C AT O R S

Su mmary of Scaffolding Inspection

Date :18-November-2005
Date of Type of Action Taken
No Tag No. L o c a tio n U ser Fact of Finding C o rre ctiv e A c t i o n ta ke n S ta tu s R
In s pe ctio n Scaffolding By Date

1 1 7 - N ov - 05 R A -01 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I


R o w A1 S c a f f o l d in g
2 1 7 -N ov - 05 R B -0 2 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row B1 S c a f f o l d in g
3 1 7 - N ov - 05 R C -0 3 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row C1 S c a f f o l d in g
4 1 7 - N ov - 05 R D -0 4 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row D1 S c a f f o l d in g
5 1 7 -N ov -05 R E -0 5 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row E1 S c a f f o l d in g
6 1 7 - N ov - 05 R F -0 1 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row F1 S c a f f o l d in g
7 1 7 - N ov - 05 R F -0 7 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row A2 S c a f f o l d in g
8 1 7 -N ov -05 R B -0 8 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row B2 S c a f f o l d in g
9 1 7 - N ov - 05 R C -0 9 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row C2 S c a f f o l d in g
10 1 7 -N ov -05 R D -1 0 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row D2 W/O S c a f f o l d in g
11 1 7 - N ov - 05 R E -1 1 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row E2 W/O S c a f f o l d in g
12 1 7 - N ov - 05 R F -0 2 J etty -2 Fitter Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Row F2 W/O S c a f f o l d in g
13 1 7 - N ov - 05 S V -01 Survey S u rv eyor Independent N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag - Re-I
Tower S c a f f o l d in g
14 1 7 - N ov - 05 W S -0 1 W ork Shop II M e c h a n ic Frame N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag Re-I
S c a f f o l d in g
15 1 7 - N ov -05 P R -0 1 P ile R a c k Fitter Tube N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag Re-I
S c a f f o l d in g
16 1 7 - N ov -05 P R -0 2 P ile R a c k Fitter Tube N o f o u n d a n y co mmen ts N/A Green Tag Re-I
S c a f f o l d in g

N o t e : T h e i n sp ec ti on report k e e p i n th e safety file

R ep or ted b y : Ac k n o w l e d g e d b y :

Rizal. S M . N a t s ir
Sc affol d In s p ec tor H S E Manager
Drop scaffold

Puncheon Spur
Cantilever / needle

Bracing

Standard

Toe board

Platform
Independent scaffolding
Handrail

Toe board Standard Platform Palang


pengaman
Papan Tiang vertical Lantai kerja
samping Midrail
Palang tengah

Ledger
Gelagar
memanjang

Transom
Gelagar
melintang

Ladder
Cross brace Tangga
Sole board Base plate
Rangka menyilang
Papan alas Plat dasar
Independent scaffolding
Jarak handrail
90cm – 110cm dari platform
Tebal papan toe board
dan Platform Jarak max lift Midrail dipasang
2m diantara handrail dan
2.8 - 3.5 cm2
toeboard

Ledger
1,8m – 3m

Transom
1,5m – 2,1m

Max jarak anak


tangga 30 cm
Sole board Base plate
15 – 20 cm2 10 – 15 cm2
KECELAKAAN KERJA
JATUH DARI KETINGGIAN
CERTIFICATE INSTRUCTOR
PENERAPAN SCAFFOLDING
INSPECTION DI SITE
CERTIFICATE OF APPRECIATION
THANK YOU/TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai