Anda di halaman 1dari 56

OPERASI PENGANGKATAN

1
2 jp + 1 jp praktek
Operasi dan Keselamatan Pengangkatan

1. Konsep Dasar Pengangkatan


2. Pesawat Angkat “Crane”
3. Alat Bantu Angkat
4. Prosedur dan Cara Pengangkatan
5. Studi Kasus
6. Operasi Forklift

2
Tujuan
• Memahami bahaya-bahaya yang mungkin terjadi
pada operasi pengangkatan.
• Memahami prinsip-prinsip Keselamatan Kerja pada
operasi pengangkatan
• Memahami prinsip kerja pengangkatan.
• Memahami perhitungan berat beban yang akan
diangkat.
• Melakukan perencanaan pengangkatan sebuah
beban.
• Memahami fungsi, jenis dan penggerak pesawat
angkat.
• Memahami alat bantu angkat dan kriteria inspeksi.
• Dapat melakukan inspeksi dan pemeliharaan alat
bantu angkat.
• Dapat melakukan pengikatan beban secara benar.
• Dapat melakukan komunikasi pada operasi
pengangkatan

3
1. Konsep Dasar Pengangkatan

1.1. Perencanaan Operasi Pengangkatan


1.1.1. Pemilihan Peralatan dan Perlengkapan
1.1.2. Penentuan dan Perhitungan Berat Beban
1.2. Titik Berat dan Keseimbangan Beban

4
1.1.1. Pemilihan Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan pengangkatan yang


diperlukan meliputi:
• Pesawat angkat untuk mengangkat, memindahkan dan
meletakkan beban / barang.
• Dongkrak untuk meratakan dan mengangkat beban.
• Kayu / besi untuk mengganjal, menahan dan menopang
beban.
• Perlengkapan / aksesoris pengangkatan untuk mengikat,
menghubungkan, mengencangkan dan meratakan beban.

5
1.1.2. Penentuan dan Perhitungan Berat Beban

Informasi berat beban biasanya dapat diperoleh dari:


• Surat pengiriman barang (cargo manifest).
• Pemilik barang.
• Label dan simbol pada kemasan atau barang.

Apabila berat beban tidak dapat diketahui, maka perhitungan


perkiraan berat beban harus dilakukan dengan cara mengetahui:
• Bentuk dan ukuran barang atau kemasan
• Jenis bahan atau material dan isi barang (jika memungkinkan)
• Tempat pengangkatan.

Rule of Thumb
Penambahan 10% (US standard) atau 25% (UK standard) terhadap perkiraan
perhitungan berat beban harus diberikan sebagai faktor keselamatan (safety factor).

6
1.2. Titik Berat dan Keseimbangan Beban

Keseimbangan pada suatu operasi pengangkatan,


dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
• Penggunaan pesawat angkat lebih dari satu dengan
kapasitas yang berbeda untuk mengangkat suatu
beban, dalam hal ini perlu diperhatikan distribusi
beban pada masing-masing pesawat angkat.
• Kemampuan masing-masing tali yang terpasang
pada sebuah pancing (hook) blok untuk mencegah
kelebihan beban pada tali.
• Penempatan pengikatan (lifting point) pada suatu
beban agar distribusi beban merata pada semua
titik, sehingga kerusakan beban dapat dicegah.
VIDEO STUPID CRANE OPERATOR 7
(youtube)
2.1. Pengenalan ”Crane”
2.2. Sistem Keselamatan Crane
2.3. Gerakan pada Crane
2.4. Kapasitas Pesawat Angkat ”Crane”
8
2.1. Pengenalan ”Crane”

Jenis-jenis pesawat angkat


terdiri dari:
• Darat (onshore): crane mobil,
Crane Mobil (Truk)
menara, overhead, portal,
lokomotif dan kontainer.
• Lepas pantai (offshore): crane
pedestal, apung dan derek.
Crane Mobil –Crawler Boom Kisi
(Lattice/Strut Boom)

Tower Crane
Overhead Crane Crane Pedestal Boom Kisi
(Lattice/Strut Boom)

9
Bagian-bagian dari Crane:

10
2.2. Sistem Keselamatan Crane
Beberapa sistem keselamatan pada Crane
yang harus menjadi perhatian adalah:

• Penyeimbang “Counterweight”
• Indikator sudut Boom. (Boom angle
indicator).
• Suatu perangkat yang menentukan
bahwa crane berdiri lurus (tidak
miring) untuk crane mobil di daratan
(onshore crane mobile). Boom Angle Indicator
• Perangkat tanda klakson/bel.
• Stopper and Break: Boom stopper,
Swing Brake, rem untuk parkir.
• Perangkat “Anti-two blocking” atau
sebuah indikator seperti tanda pita
yang dipasang di atas balok hook
• Hook Crane mempunyai “Safety Latch”.
• Crane mobil harus dilengkapi dengan
alarm yang berbunyi ketika mundur.

11
2.3. Gerakan pada Crane

Ada lima gerakan pada sebuah


crane yaitu:
1. Gerakan boom (derreck): gerakan naik
(boomup) dan turun (boom – down).
2. Gerakan tali angkat beban (hoist): naik
(hoisting) dan turun (lowering).
3. Gerakan putar (swing): ke kiri (left)
dan ke kanan (right).
4. Gerakan teleskop (telescoping) –
untuk crane dengan boom telescoping:
memanjang (extend) dan memendek
(retract).
5. Gerakan berpindah (travelling) –
untuk crane mobil: maju (foreward)
dan mundur (reverse).

12
2.4. KAPASITAS PESAWAT ANGKAT
”CRANE”

Pemilihan pesawat angkat untuk suatu operasi


pengangkatan ditentukan oleh kapasitas dan
kelayakan pesawat angkat tersebut.
Kapasitas angkat sesungguhnya dapat diketahui
dari daftar beban yang tertera di pesawat angkat.

13
Kapasitas pengangkatan oleh pesawat angkat juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
• Letak pengangkatan awal.
Penambahan radius kerja karena adanya kelengkungan boom
menjadikan kapasitas pesawat angkat menjadi lebih kecil.
• Radius pengangkatan.
Semakin jauh radius pengangkatan, maka kapasitasnya menjadi
lebih kecil. Demikian juga sebaliknya.
• Panjang boom.
Semakin panjang boom, maka kapasitasnya menjadi lebih kecil.
Demikian juga sebaliknya.

14
3.1. Tali Penyandang
3.1.1. Tali Kawat Baja (Wire Rope Sling)
3.1.2. Tali Pita Sintetis
3.2. Pengait/Pancing
3.3. Belenggu
3.4. Pengekang Kaki Majemuk
3.5. Tali Penyandang Tak Berujung
3.6. Batang Sebar / Angkat
3.7. Klem Plat
3.8. Inspeksi Alat Bantu Angkat

15
3.1.1. Tali Kawat Baja (Wire Rope Sling)

• Konstruksi Tali Kawat Baja

Tali kawat baja ini menggunakan


“independent wire rope core” yang
terbuat dari :

•Improved Plow Steel (IPS),


•Extra Improved Plow Steel (XIP) atau
•Extra-Extra Improved Plow Steel (XXIP).

16
Macam-macam inti kawat baja:

1. Inti kawat baja “fiber”, terbuat


dari fiber atau polypropylene
dan memberikan elastisitas
yang lebih dari pada
“independent wire rope”.
2. Inti kawat baja “Independent”
Intinya biasanya terbuat dari
7x7 kawat baja terpisah yang
dirancang sebagai IWRC
(Independent Wire Rope Core).
Inti baja meningkatkan
kekuatan sekitar 7% dan dapat
menambah berat sekitar 10%.
3. Inti kawat baja “Armoured”
4. Inti kawat baja “Untaian”
(Steel Strand Core)

17
Perawatan tali penyandang kawat baja:
1. Pastikan semua tali baja telah memiliki sertifikat laik pakai.
2. Identitas tali harus jelas (panjang, diameter, jenis, konstruksi, jenis
inti, arah untaian, dan lain sebagainya).
3. Lakukan pemeriksaan secara berkala, sesuai standard yang berlaku,
baik dalam kondisi tidak digunakan maupun pada waktu akan
digunakan.
4. Lakukan pelumasan secara berkala sesuai prosedur yang berlaku.
5. Simpan pada landasan yang kering dan letakan di atas ganjal, dan
jauhkan dari bahan kimia, serta panas yang berlebihan.
6. Jangan menggulung tali dengan membuat angka 8, namun lakukan
sesuai dengan prosedur atau gulung pada gulungan tali yang tersedia.
7. Mengurai tali dari gulungan dilakukan pada landasan yang kering dan
bersih serta jangan ditarik atau diseret secara paksa.
8. Hindari beban kejut (shock load) pada saat tali dipergunakan.
9. Penggunaan tali sesuai dengan identitas Batas Kerja Aman ”Safe
Working Limit” (SWL).

18
3.1.2. Tali Pita Sintetis (synthetic webbing sling)

Keuntungan dari tali • Fleksibel


penyandang pita sintetis • Tahan terhadap korosi
(synthetic webbing sling) • Tidak dapat menimbulkan percikan api
ini adalah: • Mengurangi kemungkinan melintir / melilit

bantalan perata (wear pad) untuk menjaga pita sintetis ini dari
Sambungan Pita Sintetis tergores, terpotong ataupun bahaya bahan kimia.

19
3.2. Pengait / Pancing (Hook)

3.3. Belenggu (Shackle)


Ada beberapa jenis belenggu :

20
3.4. Pengekang Kaki Majemuk

21
3.5. Tali Penyandang Tak Berujung (Endless Sling)

22
3.6. Batang Sebar / Angkat (Spreader Bar)
Batang angkat (Spreader Bar) digunakan untuk mengangkat beban yang sangat
panjang.
Jenis-jenis Spreader

Lifting Beam Spreader Beam

3.7. Klem Plat (Clamp)


Klem Plat Horisontal Klem Tegak Lurus

23
3.8. Inspeksi Alat Bantu Angkat

Secara umum inspeksi alat


bantu angkat ini terdiri dari:
• Initial / Awal
• Pre-use / Sebelum Digunakan
• Monthly / Bulanan
• Quarterly / Setiap Tiga Bulan
• Annual / Tahunan

24
Inspeksi tali penyandang kawat baja
(Wire Rope Sling)
Inspeksi tali penyandang kawat baja dengan cara:
• Telusuri secara menyeluruh dan amati dengan teliti sepanjang tali
penyandang. Perhatikan bagian yang menunjukkan keausan.
• Perhatikan sambungan dan daerah disekitarnya serta bagian-
bagian ujung yang ada kaitannya.
• Ketika ditemukan bagian yang rusak atau berubah dari yang
seharusnya, lakukan evaluasi terhadap bagian ini. Pengukuran
diameter tali dan penelitian lebih lanjut harus dilakukan.

Prosedur Pengukuran Diameter Sling

25
Inspeksi tali penyandang kawat baja
(Wire Rope Sling)
Tali penyandang kawat baja tidak boleh digunakan lagi jika:
a. 10 serat/kawat baja putus secara acak pada seutas tali.
b. 5 serat/kawat baja putus pada satu untaian/lilitan.
c. Terjadi perubahan/distorsi struktur tali.
d. Ada tanda kerusakan panas.
e. Rusak, retak atau bengkok pada ujung sambungan.
f. Pengait ujung tali, bengkok (lebih dari 15% ukuran mulut pengait) atau melintir
(lebih dari 10 derajat).
g. Korosi logam pada tali atau bagian kaitan ujung tali.
h. Terjadi ”Bird Cage” pada sling.
i. Terjadi keausan lebih dari 1/3 diameter kawat luar.
j. Diameter sling mengecil atau berubah
k. Tanda kerusakan lain seperti terpelintir atau terbelit (kink rope), berkarat,
memanjang, dan perubahan bentuk lain.

26
Inspeksi tali penyandang Pita Sintetis
(synthetic webbing sling)

• Pada tali penyandang pita


sintetis apabila terlihat ada
• bagian yang leleh, terikat
Terikat kusut
kusut, hangus, berlubang,
• aus, robek, terpotong,
putus jahitannya/benang,
• lecet/tergores, maka tali
penyandang tersebut tidak
Berlubang
• boleh digunakan lagi.

Hangus/leleh/terbakar

27
VIDEO
RANE RIGGING SAFETY
(youtube)

28
4. Prosedur dan Tata Cara Pengangkatan

4.1. Keselamatan Kerja Pengangkatan


4.1.1. Kompetensi Personal
4.1.2. Persiapan Pengangkatan
4.1.3. Saat Pengangkatan
4.2. Pengikatan Beban
4.3. Komunikasi
4.4. Cara Kerja Aman pada Operasi Pengangkatan.

29
4.1. Keselamatan Kerja Pengangkatan
Untuk menghindari terjadinya
kecelakaan tersebut, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
4.1.1. Kompetensi Personal
4.1.2. Persiapan Pengangkatan
4.1.3. Saat Pengangkatan

30
4.2. Pengikatan Beban

Cara dan perhitungan effisiensi pengikatan:


1. Pengaruh sudut kaki sling terhadap SWL pada mata
sling yang mengikat pada kaki sling.
2. Tekukan kaki sling pada sisi beban yang tajam.
3. Menghitung efisiensi pengikatan.
4. Pengikatan langsung (Bridle Hitches).
5. Pengikatan banyak kaki (Multiple Legs).
6. Pengikatan Jerat (Chocker Hitches).
7. Pengikatan Keranjang (Basket Hitches).

31
4.3. Komunikasi

Jenis aba-aba terdiri dari:


• Aba-aba tangan (hand signal)
• Aba-aba suara dan peluit (sound signal)
• Aba-aba cahaya (light signal)
Standar aba-aba yang ada di industri adalah standar ANSI, BSS, API
dan JIS.

32
4.4. Cara Kerja Aman pada Operasi
Pengangkatan.
• Ketahui beban kerja. Jangan melebihi batas.
• Periksa kelaikan semua peralatan.
• Perhatikan kondisi lingkungan (Cuaca, dll dsbg.)
• Perhatikan jarak kerja dengan jaringan listrik tegangan tinggi.
• Beban kerja aman (SWL) harus sesuai dengan beban yang akan diangkat &
dihitung berdasarkan beban statis dan faktor keamanan
• Beban kerja aman yang tertera pada identitas tali penyandang adalah
beban vertikal. Bila digunakan pengangkatan sudut, maka kapasitasnya
akan berkurang.
• Pemutaran cepat (rapid swing) akan menambah tekanan pada peralatan
bantu angkat.
• Jangan menggunakan kawat baja yang rusak.
• Tali penyandang dijauhkan dari sudut yang tajam,
• Semua alat harus mempunyai identitas.
• Semua beban harus diikat dengan baik, selalu diperhatikan / diawasi &
diletakkan dengan aman dan diganjal.
33
4.4. Cara Kerja Aman pada Operasi
Pengangkatan.
• Tali angkat tidak boleh digunakan sebagai penyandang.
• Perhatikan tali angkat agar tidak terpelintir, harus segaris dengan titik berat & tidak
kendur.
• Jauhkan tangan dari tali yang kendur.
• Pergunakan sarung tangan.
• Yakinkan semua personal pada area aman.
• Sebelum pengangkatan, periksa ulang pengikatan.
• Hindari beban kejut karena gerakan cepat.
• Orang dilarang naik diatas beban saat diangkat.
• Jangan mengangkat beban diatas orang.
• Jangan meninggalkan crane saat tergantung.
• Jangan memperbaiki tali saat menyandang .
• Jangan menggunakan satu atau dua kaki tali penyandang dengan kaki majemuk,
sebelum kaki lainnya diamankan.
• Yakinkan bahwa beban bebas dan semua kaki tali penyandang berfungsi baik
sebelum diangkat.
• Jika menggunakan dua atau lebih tali penyandang, yakinkan semua tali dibuat dari
bahan yang sama.
34
5. Studi Kasus

Selama aktifitas pengangkatan dan pemindahan


struktur baja yang men-suport conveyor di Alegria
8/9 ke lokasi baru, crane kehilangan stabilitas.
Crane terguling ke sisi sampingnya menimpa
sebuah galeri conveyor yang sedang dirakit dekat
dengan lokasi crane. Karena terguling, cabin crane
dengan operator di dalamnya terjepit oleh struktur
galeri menyebabkan korban jiwa operator.
Perhatikan apa yang penyebab langsung
kecelakaan ini!

35
Perhatikan apa penyebab langsung kecelakaan ini!

Panjang boom= 26,6 m Beban diangkat Beban terus


Radius = 4m Dengan radius Angkatan diputar Diputar kesisi
Max Cap angkat = 20 T 4m dari sisi Lain dari crane
Berat beban Crane ke belakang
crane

Panjang boom=26,6 m Crane jatuh ke sisi tsb dengan


Panjang boom=26,6 m Radius = 16,5 m Kepala boom menyentuh tanah
Radius = 10,3 m Capasitas max 5 T Bagian tengah boom bersandar
Berat beban = 14,2 T Berat beban = 14,2 T Pada galeri dan ruang kabinet crane
Bertabrakan dengan galeri

36
6.PENGOPERASIAN
FORKLIFT

37
RISIKO KECELAKAAN

• Operator tidak dilatih mengenai prinsip berkaitan


dengan pembebanan
• Tidak mengetahui mengenai pengopersian
forklift
• Tidak perduli tentang bgm pengoperasiannya
• Menggunakan forklift yang tidak laik fungsi

38
Penyebab cedera yang disebabkan Forklift

• Unlicensed forklift driver (operator tidak


mempunyai SIO)
• Poor traffic management (pengaturan lalu lintas
di dalam kompleks amburadul)
• Lifting of people (mengangkut orang)
• Poor load management (pengaturan beban
ambur adul)
• Forklift driver behaviour (perilaku pengemudi )

VIDEO 10 TEN FORKLIFT


ACCIDENT (youtube) 39
PERTIMBANGAN MANAJEMEN LALU LITAS

• Desain pada pengoperasian yang aman


• Rambu-rambu keamanan yang mencukupi pada
areal operasi
• Permukaan jalur lalu lintas rata dan terawat
• Singkirkan rintangan-rintangan pada jalur lalu
lintas

40
PENGELOLAAN BEBAN

• Variasi pembebanan dan stabilitas


• Stabilitas pengangkutan dari kendaraan selama
pengangkutan
• Pilih kapaitas forklift mengenai ban (tyre), dan
attachment-nya
• Visibilitasnya
• Tinggi angkat maksimum (Extreme lift heights)

41
42
DRIVER BEHAVIOUR MANAGEMENT

• Operator bertanggung jawab dan perilakunya


dapat dipertanggung jawabkan
• Mendapat pelatihan K3 dan pelatihan khusus
• Penilaian Risiko : Pembebanan dan keperdulian
terhadap lalu-lintas
• Patuh terhadap peraturan yang berlaku

43
Types of Forklifts: OSHA standards
• Class 1 - Electric Motor, Rider, Counter-Balanced Trucks
(Solid &Pneumatic Tires)
• Class 2 - Electric Motor Narrow Aisle Trucks (Solid Tires)
• Class 3 - Electric Motor Hand Trucks or Hand/Rider Trucks
(Solid Tires)
• Class 4 - Internal Combustion Engine Trucks (Solid Tires)
• Class 5 - Internal Combustion Engine Trucks (Pneumatic
Tires)
• Class 6 - Electric and Internal Combustion Engine Tractors
(Solid & Pneumatic Tires). There are no forklifts in this
class.
• Class 7 - Rough Terrain Forklift Trucks (Pneumatic Tires)

44
Class 2 Electric Narrow Aisle Truck (untuk
Class 1 Electric Rider Counterbalanced Truck
gang sempit)

Class 2 Electric Narrow Aisle Truck Class 2 Electric Narrow Aisle Truck
45
Example of:
• Class 1 Truck if electric powered.
• Class 4 Truck if internal combustion (gas, diesel
or LP gas) powered with solid tires.
• Class 5 Truck if internal combustion powered
with pneumatic tires.

Class 3 Electric Motor


Hand/Rider Truck Class 7 Rough Terrain Forklift Truck

46
Kadang-kadang dipasang peralatan khusus
untuk berbagai keperluan

47
Persyaratan Peraturan yg berlaku

• Forklift operators harus dilatih dalam


mengoperasikan serta apa yang harus
diperhatikan dan apa yang dilarang
• Untuk forklift tertentu yang mempunyai
wewenang menggunakan .

48
Mengemudikan forklift berbeda dengan mobil

• Pada mobil front wheels untuk mengendalikan


kendaraan
• Pada Forklift pengendali pada bagian belakang
• Operator harus memeriksa apakah apakah ada
jarak pada bagian belakang untuk membelok
• Jarak ini di tempat kerja diberi tanda untuk
membelok dengan aman

49
Tanda agar forklift tetap aman
bila membelok
Untuk menjaga agar beban yang tidak
mengenai operator

Untuk menjaga agar bila


ada benda jatuh tidak
BAGAIMANA AGAR FORKLIFTS AMAN BILA MENGANGKU BEBAN BERAT
menimpa operator
50
Gas forklift ini dpt mengangkut 5000 lbs. 173” high dengan titik berat = 24” dari
ujung garpu. Dengan tambahan labeled “HSS”, beban aman turun menjadi 4500
lbs.
• Menggunakan contoh di atas, suatu forklift rated at 5000 pounds
• Mengangkat beban dengan aman dengan suatu momen hingga (24” X 5000 lb.) =
120,000 inchpounds.
• Dalam hal ini beban tersebut dapat diangkat dengan aman

51
stability triangle

• Titik berat forklift-load dan kombinasinya dapat


bergeser ke luar stability triangle bila:
– Beban diletakkan pada ujung garpu
– Beban miring ke depan (mis.: saat turun)
– Beban bergeser terlalu jauh kebelakan saat menanjak
– Beban terlu lebar
– Gerakan forklift yang menyebabkan titik berat
bergeser

52
Tindakan berikut akan berpengaruh

• Beban miring ke depan Bergeser ke arah depan


• Menaikkan beban sementara ada gerakan ke depan
• Berjalan pada penurunan
• Berhenti saat keadaan berjalan (mendadak) atau ada
akselerasi mundur
• Beban miring ke belakang Bergeser ke arah belakang
• Menaikkan beban sementara gerakan mundur
• Berjalan pada kemiringan sedang beban pada di atas
• Akselerasi maju atau berhenti saat mundur
• Pengoperasian pada permukaan yang naik Bergeser turun (menuju arah
alas segitiga)
• Pengoperasian pada permukaan kasar tidak rata Bergeser biasanya ke arah
bagian alas segitiga
• Turning Bergeer ke arah samping
tergantung dengan arah

53
Prosedur untuk mengurangi risiko
• Untuk mencegah terguling atau beban jatuh
• Pastikan beban diletakkan stabil pada garpu
• Jangan menggeserkan garpu kecuali saat mengambil beban
• Menggeser beban ke belakang hanya bila beban cukup
stabil
• Atur beban cukup rendah di atas sedikit dari lantai (aspal)
saat mundur atau bergerak (berjalan)
• Posisikan beban di atas saat naik atau turun ·
• Operasikan pada kecepatan sedemikian sehingga pada
waktu berhenti aman tetap pada posisi stability triangle.
• Pelan pada permukaan baah dan licin
• Pelan pada saat membelok
• Hindari melindas benda atau lubang.

54
• Lantai kerja forklift drives harus mampu
menyangga beban forklift dengan muatan
dengan faktor keselamatan = “empat”.
• Bila berat forklift = 7,000 pound denga beban
= a 3,000 pound maka lantai hrs mampu
menyanggabeban = 40,000 pounds.
• Ingat bahwa pd beban penuh beban akan
terpusat pd salah satu roda.
• Lantai kerja yg basah, ada oli hrs dihindari.
Bersihkan segera.

55
57

Anda mungkin juga menyukai