Anda di halaman 1dari 83

Pelatihan Pengangkatan

( Manual dan menggunakan alat bantu angkat )


Tujuan :

Setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta diharapkan :

Mengetahui akan bahaya / konsekuensi yang terkait


dengan pekerjaan pengangkatan / lifting

Mengetahui persyaratan untuk pengoperasian alat


angkat dan angkut di area Holcim

Mengelola dan melakukan kegiatan pengangkatan


dengan cara yang aman ( manual atau menggunakan
alat angkat )

Praktek pengangkatan secara manual dan


menggunakan alat angkat

Holcim Indonesia
Definisi :
Peralatan / mesin angkat dan angkut didefinisikan sebagai
mesin atau komponen yang menggunakan keuntungan
mekanis untuk menaikkan, menurunkan dan menahan /
menggantungkan beban.

Menurut Permen 5 th 1985, Pesawat Angkat dan Angkut


ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau
barang atau orang secara vertikal dan atau horisontal
dalam jarak yang ditentukan.

Diantara nya : Crane, Elevator/ Lift untuk personil dan


barang, Forklift, Mobile Working Platform, Hydraulic Jack,
dll

Manual Handling adalah pengangkatan dengan


menggunakan kekuatan dan tubuh manusia
3

Holcim Indonesia
Safety Alert :
Pada bulan November 2006, di pabrik Holcim Marocco
terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap
(tangan diamputasi) pada saat memindahkan barang
dengan berat 53 ton dengan menggunakan
overheadcrane

Titik angkat yang rusak


Tangan terjepit

Pada bulan november 2006 , di Bagplant Narogong


terjadi kecelakaan yang mengakibtakan Lost Time Injury
karena tertabrak forklift
Operator forklift
view

Holcim Indonesia
Safety Alert :
Atau.. Masih ingatkan kejadian Kecelakaan Crane Runtuh
yang di kenal sebagai Big Blue Accident ?

Pada 14 Juli 1999 terjadi salah


satu kecelakaan paling serius
dengan Heavylift Crane. Big
Blue Crane dengan kapasitas
1.500 ton runtuh ketika
mengangkat kerangka atap
stadion dengan beban 450 ton
pada pembangunan stadion
bisbol Taman Miller di Milwaukee,
Wisconsin, AS. Tiga orang tewas
dan 5 orang mengalami luka-luka
serius.

Holcim Indonesia
Penyebab kecelakaan pada Lifting :

Beban jatuh lepas dari pancing / hook

Perkakas atau peralatan bantu jatuh dari ketinggian

Kegagalan perlengkapan rigging

Crane terguling karena tidak kuat mengangkat beban

Operator Alat yang tidak kompeten

Area pengangkatan yang tidak dilakukan isolasi

Faktor cuaca, kondisi tanah dan lain-lain

Holcim Indonesia
Hirarki Control :

Hirarki Kontrol Penjelasan :


Eliminasi Dapatkah suatu pekerjaan dilakukan tanpa membutuhkan
proses Pengangkatan (Lifting Operation) ?
Subsitusi Buatkan metode kerja lain selain dengan melakukan
pengangkatan, misalkan dibuatkan jalur kerja yang landai
atau tempat dimana pekerjaan tidak terlalu sering untuk
berpindah tempat
Engineering Rekayasa Teknik yang dibuat untuk mengurangi resiko
pada saat melakukan pengangkatan, misal : Warning
atau Safety Device
Administrasi Prosedur Kerja Aman (JSA), Persyaratan Kompetensi
Operator, Safety Sign
APD Helm, Rompi Reflektif, Sarung tangan, dll

Holcim Indonesia
Pengangkatan menggunakan
Alat Angkat / Mesin :

Holcim Indonesia
Prinsip Kerja Rigging :

Definisi Rigging : Suatu cara menyelesaikan suatu


pekerjaan dengan sistematis dan terencana pada
memindahkan suatu obyek dari satu tempat ketempat
yang lain dengan bantuan peralatan khusus

Fungsi : Menggantikan sejumlah tenaga manusia didalam


menyelesaikan suatu pekerjaan dengan didasari faktor
keuntungan mekanis

Holcim Indonesia
Istilah dalam Rigging :
Lifting Plans : Dokumen yang berisi informasi, gambar dan prosedur
bagaimana melakukan kegiatan angkat mengangkat dengan aman
Rigging equipment / lifting gear : Perangkat keras atau peralatan
yang digunakan untuk mengaitkan beban ke alat angkat; dimana
peralatan tersebut tidak dapat bergerak sendiri untuk menaikkan
dan menurunkan beban, contoh : Sling, Shackle, dll
Working Load limit (WLL) : Adalah berat beban maksimum yang
boleh diangkat oleh peralatan angkat baik untuk menaikkan,
menurunkan maupun menahannya
Safe Working Load (SWL) : Umumnya, SWL sama dengan WLL.
Perbedaannya adalah jika dalam kondisi tertentu diperlukan untuk
menurunkan kapasitas maka digunakan SWL. Misalnya kondisi
lingkungan seperti temperatur, penerangan yang kurang atau
kemungkinan terjadinya beban hentak
Factor of Safety (FOS) : Adalah rasio perbandingan antara
minimum breaking load dan safe working load
10

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
Rigging antara lain :

Ketahui berat Musnahkan


beban perlengkapan
11
rigging yang rusak
Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Perhatikan penerangan
bekerja malam hari

Perhatikan kondisi cuaca


disekitar pekerjaan

12

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Hindari
benturan
dan beban
kejut

Hindari ayunan beban Ketahui identitas


yang berlebihan perlengkapan rigging
13

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Hindari mata sling pada bagian


beban yang tajam

Perhatikan sudut lokal yang


Lindungi sling pada
terbentuk
sisi yang tajam

14

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Jangan melilit sling


Hindari sudut kaki sling
pada pancing
melebihi 90

15

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Benar, mata sling
mempergunakan
timbel

Benar, mata sling


pada pasak sakel

Salah, mata sling


tanpa timbel

Salah, tali bergerak


pada pasak sakel 16

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Hindari mata sling yang Pasang ganjal sebelum


banyak pada pancing beban diturunkan

17

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Pasang sling pada beban Perhatikan tegangan


dengan baik dan benar kaki sling

18

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Pergunakan
tali tambera
(tag line),
terutama
pada beban
yang besar
dan lebar

19

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Beberapa tambahan yang memerlukan perhatian :
Jangan menarik atau menyeret sling yang terjepit
Hindari menjatuhkan sling atau benda lainnya dari ketinggian
Simpan perlengkapan rigging pada tempatnya
Pergunakan diameter sling yang lebih besar apabila :
Berat beban tidak pasti
Kemungkinan adanya beban kejut
Keadaan tidak normal dan beban berat
Pengangkatan beban membahayakan orang lain
Area pengangkatan harus dijauhkan dari orang, atau
dilakukan isolasi (barikade) agar area tsb tidak digunakan
sebagai lalulintas pejalan kaki atau kendaraan lain.
Dilarang berdiri atau menumpang pada barang yang akan
diangkat
20

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Cara mengetahui dan memperkirakan berat beban :
Cari informasi berat beban pada : Cargo Manifest,
Name Plate, Owner, dll
Menghitung berat beban dengan cara ketahui :
Bentuk dan ukuran barang
Jenis bahan atau material
Volume barang
Konversi ke dalam ukuran yang sesuai
Tambahkan 10-25% dari hasil perhitungan

21

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Penempatan Lifting Point :

22

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Penempatan Lifting Point apabila barang tidak
simetris atau seimbang :

Posisikan pancing pada Angkat beban dan Posisikan jarak antar


sembarang tempat tentukan garis titik kaki sling terhadap
berat beban titik berat sama

23

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

CoG akan berada pada garis tegak lurus yang ditarik dari
hook ke beban.
Sling harus disesuaikan agar beban seimbang
Jika beban miring > 5 setelah terangkat dari tanah harus di
atur ulang penempatan slingnya.

24

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Gunakan Spreader jika Sebaiknya Eye Lifting Untuk benda panjang Jangan dipukul sampai
mengangkat barang tidak digunakan jika yang harus diangkat ke rapat ke beban sehingga
panjang seperti pipa hanya tersedia satu atas , lingkarkan sudutnya > 1200
dsb titik saja slingnya 2 kali, lalu kait
ke badan sling

25

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :
Hitch : Bentuk pengikatan sling pada beban, baik langsung
maupun dililitkan :
Basket hitch : Bentuk pengikatan sling yang melewati bagian
bawah beban dengan kedua kuping, atau ujungnya dicantelkan
ke hook.
Choker hitch : Bentuk pengikatan sling dimana salah satu ujung
sling melewati bagian bawah beban dan masuk ke badan sling
dimana ujung lainnya dikaitkan ke hook.
Angle of loading : Kemiringan dari lengan sling diukur secara
melintang atau tegak lurus. Sudut yang terbentuk < 5 derajat
dapat dianggap sebagai pengangkatan sudut tegak lurus.

26

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

27

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

SLING
BENGKOK

28

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

29

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan Rigging :

Kapasitas sling yang tercatat


pada label adalah untuk
angkatan 900.
Sudut antar lengan tidak boleh
melebihi 120.
Jika panjang lengan bertambah,
dengan sendirinya sudut antar
lengan berkurang

30

Holcim Indonesia
Alat Bantu Angkat / Rigging Hardware :
Rigging Hardware :
Natural Synthetics ropes
Synthetic Web Sling
Chain Sling
Wire Rope Sling

Hardware :
Shackles
Hooks
Clamps
Eyebolts
Turnbuckle

31

Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :

Tali
serat
Strand
Natural
fiber rope
Yarn
lay
Filame
nt

Syntetic
fiber rope

4 strand dengan inti


4 strand tanpa inti 32

Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :

Penggunaan dan perawatan Tali serat :


Hindari kontak dengan bahan kimia, suhu tinggi, oli,
cat, busa dan asap
Jangan digunakan melebihi kapasitasnya
Perhatikan sudut kaki pada saat digunakan
Unsur pemanjangan lebih besar
Titik leleh lebih rendah
Lebih mudah meluncur karena licin

33

Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :
Contoh Simpul Kunci :

Overhand knot Double overhand knot Figure 8

34
34
Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :
Contoh Simpul Sambung :

35

Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :
Contoh Simpul Ikat :

36

Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :
Contoh Ikat Lingkar :

37

Holcim Indonesia
Tali serat / Fiber line :
Kerusakan Tali :

Serat putus & tergencet

Diameter mengecil

Terkikis & terbakar

Strand longgar & terurai

Strand menonjol

38

Holcim Indonesia
Webbing Sling :
Webbing adalah bentuk sling rata pipih, terbuat dari
anyaman benang biasanya dengan anyaman kasar
dan benang berlapis-lapis, dengan fungsi utama
sebagai alat angkat untuk barang yang mudah rusak.
Sling Web ada juga yang berbentuk bulat yang
disebut Web Round Sling

Keuntungan dari Webbing Sling :


Permukaan lebar dan rata
Angkatannya halus dan tidak merusak beban.
Mengurangi tekanan yang datang dari sling.
Kuat
Ringan dan lentur
Tahan terhadap beberapa bahan tertentu.

Two Ply
One Ply 39

Holcim Indonesia
Webbing Sling :
Color Code :
BS 6668 Part 2:1987
BS 3481 Part2:1983
Color Code of WLL
SWL (ton) Warna
1 Violet
2 Hijau
3 Kuning
4 Abu - abu
5 Merah
6 Coklat
8 Biru
> 10 Orange 40

Holcim Indonesia
Webbing Sling :

Jenis Webbing sling :

Endless

Eye and Eye

Twisted Eye

Continuous Eye

Reversed Eye

41

Holcim Indonesia
Webbing Sling :
Kerusakan Web Sling :

TANDA TIDAK TERBACA JAHITAN PUTUS

LARUTAN ASAM TERGESEK

PANAS TERLILIT

SOBEK - BERLUBANG KAITAN PUTUS


42

Holcim Indonesia
Webbing Sling :
Kriteria Web Sling Rusak / Reject :
Bagian yang terpotong melebihi ketebalan sling itu sendiri
Aus tergesek lebih dari 15% dari ketebalan webbing diambil
dari semua keausan
Gesekan terjadi di kedua sisi melebihi 15% dari ketebalan
sling secara keseluruhan.
Pembungkus benang rusak sampai 50% ketebalan sling
mencapai atau lebih dari lebar sling
Pembungkus benang rusak secara keseluruhan mencapai
dari lebar sling atau lebar sling rusak sampai dengan 1/8
bagian.
Anyaman benang sobek hingga melebihi lebar sling dan
sling sudah mulur melebihi 2 X lebar sling.
Ada bagian sling yang sudah rusak karena terpapar zat kimia
Jahitan pada kuping sudah putus atau rusak.
Fitting-nya sudah berkarat, somplak, retak atau putus.
43

Holcim Indonesia
Perawatan Sling :

44
44 Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :
Wire rope dibuat dari tiga bagian:
Kawat ,
Untaian , dan
Isi tengah (core)
Bahan dasarnya adalah kawat.

Jumlah kawat yang telah ditentukan


ukurannya di buat dipabrik dengan
bentuk geometris dgn lengkungan tetap
sesuai diameter yang diinginkan.
Jumlah untaian yang diinginkan
kemudian dijalin diatas core isi
tengahnya sehingga berbentuk tali.
45

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :

46

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :

47

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :

Contoh : 6 x 19 (12/6/1) IWRC

48

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :
Fiber Core (FC)
Inti dari tali baja ini terbuat dari bahan serat atau
fiber baik itu serat alami maupun sintetis sehingga
sling lebih fleksibel dibanding dengan IWRC
Independent Wire Rope Core (IWRC)
biasa dibuat dari 7x7 wire rope yang dirancang
sebagai IWRC. Inti yang terbuat dari kawat baja ini
akan memperbesar kekuatan sling sekitar 7% tapi
juga beratnya bertambah 10%.
Wire Strand Core (WSC),
Inti atau core-nya terbuat dari bahan dan susunan yang
sama dengan untaiannya biasa disebut juga Strand
Structure atau S.S.
49

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :

Menghitung SWL Sling (Tali kawat baja) :

SWL (kg) = D2 (mm)x 8

Jika Diameter sling = 12 mm


Maka SWL nya = 12 x 12 x 8 = 1152 kg

Medapatkan ukuran sling:

Beban : 8

Jika Beban = 1152 kg


Maka Ukuran Sling = 1152 / 8 = 144 = 12 mm

50

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :
Tipe Mata Sling :

51

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :
Thimble : digunakan untuk melindungi sling dari gesekan

Crescent / Half Solid


Slip-Thru Thimble
Open Pattern Thimbles Combination

Casing &
Chocker
Equalizing Slip-On
Thimbles Tube Hawser
Thimbles Thimbles

52

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :
Jenis kerusakan pada Sling (TKB) :

53

Holcim Indonesia
Wire Rope Sling / Tali kawat baja :
Jenis kerusakan pada Sling (TKB) :

54

Holcim Indonesia
Chain Sling :
Yang terkuat diantara semua sling
Tahan terhadap beban bersudut tajam dan gesekan
Sangat cocok dengan lingkungan kerja yang kasar
Sling yang sangat efektif buat kondisi berat.
Panjangnya dapat diatur
Dapat diperbaiki, proof tested, dan sertifikasi ulang
Tersedia untuk berbagai kebutuhan
Lentur, tahan lama, mudah pemeriksaannya, dapat dipanjang -
pendekkan, mudah penyimpanannya dan mengikat beban dengan
erat dan kencang.
Dapat mulur hingga 20% sebelum mata rantainya putus, sementara
bahan lain langsung putus.

55

Holcim Indonesia
Chain Sling :
Menghitung SWL Sling Rantai Grade 80 :

SWL (kg) = D2 (mm)x 32

Jika dia.Rantai 10 mm (Grade 80)


Maka SWL nya = 10 x 10 x 32 = 3200 kg

Menghitung ukuran rantai:

Beban : 32

Jika Beban = 3200 kg


Maka Ukuran Rantai = 3200 : 32 = 100 = 10 mm

56

Holcim Indonesia
Chain Sling :
Kerusakan pada Chain Sling :

Perubahan bentuk

Retak
Bend Twisted

Aus dan Korosif :

57

Holcim Indonesia
Chain Sling :

Kerusakan pada Chain Sling :

Pemanjangan rantai :

Periksa 10 - 20 link,
pemanjangan
maks. 3% dari
panjang awal

Link memanjang

Pemakaian yang tidak


tepat / salah :

Twist 58

Holcim Indonesia Knot


Hardware / Lifting Attachment :
Hardware atau Lifting Attachment diantaranya :

Shackle :
Ukuran Shackles ditentukan oleh diameter bow
section bukan ukuran pin nya
Rings harus dari bahan forged steel dan weld-less.
Tidak boleh dilas kecuali dgn pengelasan khusus

Anchor shackles
dirancang untuk
dapat dibebani dari
berbagai sudut.
Screw Pin Anchor Shackle Round Pin Anchor Shackle Safety Pin Anchor Shackle

Chain shackles
dirancang untuk di
bebani lurus ke
atas saja.
59
Screw Pin Chain Shackle Round Pin Chain Shackle Safety Pin Chain Shackle

Holcim Indonesia
Shackles :

JANGAN bebani
Shackle Pin yang
disambung dengan
Shackle Pin

JANGAN mengganti pin Screw pin shackles Pasang Centralize jika


dengan baut, karena baut JANGAN digunakan pada diangkat dari pin-nya dengan
bukan untuk menahan beban. beban yang dapat berputar washer yang sesuai.
60

Holcim Indonesia
Clips / Clamp :
Disarankan tidak menggunakan sling yang
dibuat sendiri dengan menggunakan clips.
Jika sangat mendesak harus dibuat oleh
ahlinya
Clip yang pabrikannya jelas.
Ikuti rekomendasi pabrikan.
Sling dengan clips tidak boleh untuk
angkatan choker.
Slings yang dibuat dengan clip hanya boleh
digunakan 80% dari kapasitas slingnya.

61

Holcim Indonesia
Turnbuckles :
Turnbuckle dibuat sebagai bagian dari alat rigging atau
hanya untuk mengencangkan kawat tali baja.

62

Holcim Indonesia
Hook :
Hook / Pengait harus Hook
attachment

di lengkapi dengan
Swivel
Safety Latch bearing

Periksa keausan, Safety


latch
Hook
neck
karat, bukaan &
pengaman mulut,
putaran leher dan Hook
cup
deformasi

63

Holcim Indonesia
Bolt :
Collared

Kind of
Eye Bolt

Collared
Dynamo or Ring

Dynamo or Ring Vertical & max.


angle 45 from
vertical

Vertical only

64

Holcim Indonesia
Master link :

RING
PEER

OBLONG OBLONG SUBASSEMBLY OPEN CLEVIS END

65

Holcim Indonesia
66

Holcim Indonesia
Crane :

Fungsi Crane :

Memindahkan beban atau


barang dari satu tempat ke
tempat yang lain, atau

Mengangkat beban secara


tegak lurus, memindahkan
beban secara mendatar
dan meletakkan beban
secara tegak lurus

67

Holcim Indonesia
Crane :

Type Crane :

Mobile Crane

Telescopic Crane

Tower Crane

Truck Mounted Crane

Rough Terrain Crane

Loader Crane

Overhead Crane

68

Holcim Indonesia 68
Crane :
Pengangkatan Kritikal :
Pengangkatan menggunakan mobile crane atau boom yang > 90% dari
kapasitasnya dan dengan radius > 50% dari max. load radius
Angkatan tandem dimana beban setiap crane, hoist atau alat angkat
lainnya > 75% dari kapasitasnya.
Angkatan tandem melibatkan lebih dari satu crane, atau alat angkat lainnya.

Mengangkat orang dalam wadah kerja.

Angkatan dimana CoG beban akan berubah,

Angkatan dimana salah satu lengan sling panjangnya akan berubah

Pengangkatan dengan crane, boom truck atau hoist, di atas benda


terapung dimana beban > 90% dari kapasitasnya
Pengangkatan beban melewati kabel tegangan tinggi, atau

Pengangkatan benda yang tenggelam;

69

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

70

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

71

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

72

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

73

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

Outriggers
74

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

Load Chart Crane 75

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

Operator :
Harus memiliki sertifikat /
SIO

Memastikan Peralatan
dalam kondisi yang aman
saat dipergunakan

Harus dalam kondisi sehat


saat melakukan pekerjaan

76

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :
Tempatkan kaitan crane langsung diatas muatan untuk
mencegah beban terayun saat diangkat
Pada saat memindahkan barang pastikan area kerja dalam
kondisi aman
Semua alat angkat yang digunakan pada Crane [ shackle ,
rantai , sling dan websling ] harus memiliki limit muatan yang
tertera diperalatan tersebut.
Dilarang berjalan atau berdiri dibawah beban yang
tergantung
Berjalanlah mendahului atau disamping muatan yang
bergerak , Dilarang memelewatkan bebang yang tergantung
diatas orang-orang yang sedang bekerja atau berdiri
Untuk pemindahan barang yang memiliki berat lebih besar
dari 5 ton dengan menggunakan mobile crane harus memiliki
rencana pemindahan yang disetujui oleh OHS Departemen
77

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :
Aba-aba / signal man :

78

Holcim Indonesia
Prinsip Keselamatan dengan Crane :

79

Holcim Indonesia
Forklift :
Prinsip Keselamatan Kerja dengan Forklift :
Dioperasikan oleh Operator yang sudah mendapatkan
pelatihan khusus forklift
Gunakan seat belt saat menjalankan forklift
Gunakan alarm (reverse alarm) setiap melakukan
pergerakan mundur
Hindari pergerakan dengan kondisi beban terangkat tinggi
Gunakan pada batas angkat aman [ SWL / Safe Working
Load ]
Cek kondisi mesin dan bagian vital dari forklift sebelum
digunakan
Tidak diperbolehkan melakukan modifikasi yang dapat
merubah struktur dan kapasitas forklift

80

Holcim Indonesia
Manual Handling :
Penanganan bahaya cidera tulang belakang akibat
manual handling yang salah, dapat disiasati dengan:
Proses pergerakkan tubuh yang benar saat
memindahkan benda.
Menggunakan alat bantu mekanikal.
Proses kegiatan manual handling yang benar (tidak
menitik beratkan beban pada punggung atau tulang
belakang).
Pembatasan jumlah berat benda yang boleh diangkat
oleh satu orang pekerja. Jika berlebih, minta bantuan.

81

Holcim Indonesia
Manual Handling :
Resiko bahaya dari manual handling dapat berasal dari
postur tubuh, umur, kondisi kesehatan tubuh, gerakan
manual handling yang berulang-ulang atau posisi tubuh yang
tidak benar.

82

Holcim Indonesia
83

Holcim Indonesia

Anda mungkin juga menyukai