Desember 2022
Pada Pelatihan AK3 SPESIALIS PA&A
PT. FIRE SAFETY INDONESIA (FSI)
ALAT BANTU ANGKAT DAN ANGKUT
PERMEN 8 TAHUN 2020 PASAL 124
Rantai (Chain)
Pihak Rigger apabila tidak sangat terpaksa tidak akan menggunakan rantai mereka lebih menyukai penggunaan tambang
kawat baja(wire rope) sebab apabila salah satu mata rantai gagal, dapat berakibat fatal.
Sebaliknya tambang kawat baja terdiri dari 114 kutas kawat sehingga untuk menggagalkan tambang baja seluruh kawat harus
serentak gagal (tidak pernah terjadi)
Rantai bila dibebani beban berlebih akan memanjang sedikit, rantai akan mulur dan menyempit sehingga saling menjepit satu
dengan lainnya dan Nampak secara visual
Rantai kurang resisten terhadap beban kejut (Shok) dibanding dengan tambang kawat baja dan dapat putus mendadak
Rantai tidak akan kusut terhadap perlakuan kasar, mudah disimpan, memiliki fleksibilitas mati, tahan terhadap abrasi dan karat
PROSEDUR RIGGING & PEMILIHAN ALAT
BANTU ANGKAT
1. Bukan hanya rigger saja yang bertanggung jawab atas ke-selamatan dirinya
sendiri dan orang-orang sekitarnya, namun pihak pim-pinan perusahaan pun
mestinya bertanggung jawab atas keselamatan kar-yawannya.
2. Merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan dan pengawas / AK3 PAA
untuk meyakinkan bahwa seluruh personil yang terlibat dalam penyiapan pera-
latan, pengguna peralatan dan yang bekerja pada dan di sekitar peralatan
punggah/ rigging, terampil dalam prosedur penggunaan peralatan rigging serta
Iangkah-langkah keselamatan yang dikehendaki.
PROSEDUR RIGGING (LJT)
3. Para Pihak pemilik harus mengupayakan semua peralatan rigging hoisting dioperasikan
dan ditangani oleh personil yang berkualifikasi serta sangat berpengalaman dalam pekerjaan
ini.
4. Pihak pemilik juga harus mengupayakan agar semua personil yang meng-koordinasi,
melaksanakan rigging dan menangani beban yang harus diang-kat, telah terlatih dalam
keterampilan pemunggahan tersebut dan berkom-petensi. Mereka harus mampu
memperkirakan berat beban yang akan di-angkat dan memperkirakan jarak, ketinggian,
clearance, mampu memilih takel dan peralatan pemunggahan yang sesuai untuk mengangkat
beban tertentu, mampu mengarahkan gerakan alat pengangkat (crane),
5. Mereka serta mam-pu menentukan kondisi peralatan angkat apakah layak pakai atau tidak
dan radar akan bahaya kecelakaan kerja apabila perlakuan dan pemeliharaan terhadap
peralatan angkat tidak terperhatikan.
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
Perencanaan
PELAKSANAAN RIGGING
PELAKSANAAN RIGGING
• Meyakinkan sistem rigging yang benar yang menyangkut material dan peralatan untuk
pemunggahan yang sedang dilaksanakan (misalnya pemasangan baut mata yang tepat, sudut
sling, pemasangan alas pada sisi benda angkat yang tajam dan lain-lain).
• Meyakinkan bahwa seluruh fasilitas keselamatan personil terse-dia dan layak digunakan
(misalnya: tali penyelamat, sabuk penga-man, sarung tangan kulit yang sesuai, topi
keselamatan dan lain-lain).
PROSEDUR PENCEGAHAN KECELAKAAN
RIGGING
yang sangat penting di dalam rigging adalah menentukan/
memperkirakan berat semua beban sebelum berupaya untuk
mengangkat-nya.
Dalam hal penentuan – perhitungan berat beban sulit dilaksanakan
harus dipasang piranti indicator beban atau load shell.
penting untuk mengatur sistem rigging sedemiki-an rupa sehingga
beban seimbang dan stabil.
HAL HAL PENTING YANG HARUS DIPATUHI OLEH
PERSONIL YANG TERLIBAT DALAM RIGGING DAN
HOISTING
PERSYARATAN
APABILA
MELAKUKAN
PENGANGKATAN
MUST HAVE SIGNAL MAN EVEN THOUGH Y
IS GREATER THAN 10 – 20 FT
DEKAT DENGAN
ALIRAN LISTRIK ALL HOISTING MUST BE DONE ON PLUMP LINES
Kesalahan Pemilihan dan penggunaan alat bantu angkat akan mengakibatkan kegagalan pada saat
pengangkatan beban. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihihan dan
penggunaan alat bantu angkat. (Mengakibatkan Risiko besar)
KESELAMATAN KERJA
PENGOPERASIAN
CRANE
SYARAT LAYAK PEMAKAIAN CRANE
Wajib :
1) Perlu dilakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu untuk
mengetahui:
a) Kondisi permukaan tanah.
b) Ruang kerja aman yang dipergunakan.
c) Bahaya-bahaya potensial yang mungkin terjadi, misal instalasi pipa
bertekanan, kabel listrik TT, dll.
SYARAT PENGGUNAAN CRANE YANG AMAN
(LJT)
2) Menentukan jenis, kapasitas angkat dan batas-batas kerja crane.
a. Syarat penempatan beban :
•Pemilihan lokasi penempatan keran mobil harus mempunyai permukaan
landasan yang rata.
•Landasan harus mampu menahan berat crane dan berat beban.
•Lokasi penempatan harus bebas dari rintangan dan lalu lalang orang.
•Lokasi pengoperasian harus bebas dari bahaya-bahaya potensial.
SYARAT PENGGUNAAN CRANE YANG AMAN
(LJT)
b. Pemeriksaan sebelum pengoperasian :
•Periksa semua safety device yang terpasang dan harus berfungsi.
•Periksa stir roda, rem dan sistim operasinya (bila tidak dioperasikan dapat dilakukan perbaikan / penyetelan komponen).
•Periksa bahan bakar. Dilarang mengisi bahan bakar selama engine hidup.
•Gunakan pompa tangan pada saat pengisian bahan bakar.
•Periksa air pendingin dengan engine berputar dan dalam keadaan dingin.
c. Pengoperasian crane :
•Beban termasuk beratnya pancing blok, berat ABA dan ABA lainnya
harus dikurangkan terhadap kapasitas dalam Daftar Beban untuk
menentukan kapasitas beban bersih.
•Dilarang mengoperasikan crane pada radius dan panjang boom yang
tidak tertera pada Daftar Beban.
•Pengoperasian harus dihentikan bila kecepatan angin > 23 MPH.
PEMILIHAN CRANE (LJT)
c. Pengoperasian crane :
•Pengangkatan beban harus tegak lurus dengan ujung boom.
•Peralatan pengangkatan (pancing blok, ABA dll) jaraknya harus
selalu dijaga dengan ujung boom pada saat menurunkan dan
memanjangkan untuk menghindari pancing blok menyentuh ujung
boom (two blocking).
•Beban yang diangkat selalu disesuaikan dengan panjang boom dan
radius operasi.
PEMILIHAN CRANE (LJT)
c. Pengoperasian crane :
•Gerakan naik dan turunnya boom diusahakan tidak terlalu sering dan dilarang
digunakan untuk pengangkatan awal dari barang.
•Dilarang mengangkat barang melalui samping boom atau pembebanan
samping, letakkan boom tegak lurus dengan beban yang akan diangkat.
•Bila crane dioperasikan tanpa outriggers, pasang kunci ayunan as roda
belakang.
•Pengoperasian tanpa outriggers tidak diijinkan dengan boom tambahan
terpasang.
PEMILIHAN CRANE (LJT)
c. Pengoperasian crane :
•Untuk pengoperasian crane dengan mengangkat beban sambil berjalan,
boom harus lurus ke depan dan pasak pengunci swing dalam keadaan
terpasang.
•Untuk pengangkatan beban menggunakan lebih dari satu crane, kapasitas
crane harus sama dan gunakan panjang boom yang sama serta gerakan
yang sama. Posisi masing-masing crane antara boom dan pengikatan
barang harus selalu tegak lurus. Pastikan beban tidak berat sebelah.
PEMBERI SINYAL
PEMBERIAN SINYAL
Salah satu hal yang sangat penting juga dalam hal pekerjaan rigger adalah pemberi sinyal terhadap operator
crane.
Banyak terjadi kegagalan dan kecelakaan dalam pengangkatan / pengoperasian crane karena personil pemberi
sinyal (Signal Man) tidak memahami bagaimana cara memberiksan aba-aba atau sinyal terhadapt operator crane,
sehingga sering terjadi mis interpretasi atau salah penterjemahan aba-aba atau sinyal yang diberikan oleh pember
sinyal (Signal Man).
Biasanya dalam satu project Rigger(Signal man) sudah saling memahami dengan operator crane.
Rigger diharuskan bekerja dengan menuruti komando dari orang lain berupa sinyal-sinyal, berupa gerakan tangan
dan jari. Mereka yang terlibat di dalam kegiatan ini adalah operator crane dengan signalman (orang yang
memberi sinyal). Untuk keperluan signalling tersebut diperlukan prosedur dan langkah-langkah pengamanan.
Apabila pandangan operator crane terhalang untuk menjalankan crane pada jalumya, mengangkat, menurunkan,
dan menggerakkan beban ke samping, maka diperlukan seorang signalman yang terampil dan handal.
LANJUTAN
• Jika pekerjaan rigging harus dilaksanakan di waktu malam, sarana penerangan yang sangat
memadai dan signalman yang handal harus tersedia, jika tidak pemunggahan (pengangkatan)
dilarang dilaksanakan.
• Jika diperlukan Iebih dari satu crane untuk mengangkat beban, maka operasi pemunggahan harus
dikoordinir oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan berwibawa. Hal ini penting mengingat
seluruh gerakan crane harus benar-benar sinkron (serempak), oleh karenanya instruksi ahli
tersebut harus benar-benar ditaati oleh seluruh personil yang terkait dengan pelaksanaan rigging
tersebut. Koordinator rigging harus menganalisa langkahIangkah operasi rigging seperti gerakan
crane, pcneinpatan peralatan, pemilihan perangkat keras, urut-urutan Iangkah rigging, langkah-
langkah pencegahan kecelakaan, dan komunikasi antar personil.
• Biasanya sebelum melakukan pengangkatan personil yang bersangkutan terlebih dahulu
mengadakan meeting(rapat)
JENIS SINYAL
STOP HENTIKAN
SEMUA KEGIATAN
PERLAHAN -
LAHAN
JENIS SINYAL
TURUNKAN
NAIKKAN /
BARANG
HOIST BARANG
JENIS SINYAL
TURUNKAN
NAIKKAN /
BARANG
HOIST BARANG
TANDA – TANDA
KOMANDO ALAT
PENGANGKAT
JENIS SINYAL
GUNAKAN PENGANKAT
GUNAKAN PENGANGKAT BANTU (AUXILLARY HOIST)
(HOIST) UTAMA
JENIS SINYAL
NAIKKAN BOOM
TURUNKAN BOOM
JENIS SINYAL
PERPANJANGAN
TELESCOPIC BOOM
PERPENDEK
TELESCOPIC BOOM
JENIS SINYAL
JALAN JALAN
(KEDUA TRACK) (SATU TRACK)
JENIS SINYAL
Pesawat Angkat dan Angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan,
mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertical dan atau horizontal dalam
jarak yang ditentukan, yang dioperasikan di perusahaan-perusahaan industri dan lainnya dimana
dalam penggunaannya mempunyai resiko tinggi terjadinya kecelakaan, untuk itu mutlak diperlukan
suatu prosedur pemeriksaan dan pengujian sebagai dasar menentukan kelayakan penggunaan
Pesawat Angkat dan Angkut (Mobile Crane).
DASAR HUKUM
4. Perturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Per-02/MEN/1982
tentang Kwalifikasi Juru Las
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Per-01/MEN/1989 tentang
Kwalifikasi dn Syarat-syarat Operator crane Angkat
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Per-02/MEN/1992 Tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli keselamatan dan Kesehatan Kerja
LANJUTAN…
Pesawat adalah kumpulan dari beberapa alat secar berkelompok atau berdiri sendiri gun menghasilkan tenaga baik
mekanik maupun bukan mekanik dan dapat digunakan tujuan tertentu
Alat adalah suatu unit konstruksi yang dibuat untuk digunakan atau menghasilkan suatu hasil tertentu dan dapat
merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri dari pesawat itu
Instalasi adalah suatu jaringan baik pipa maupun bukan yang dibuat guna suatu tujuan tertentu
Pesawat Angkat dan Angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan, mengankat muatan
baik bahan atau barang atau orang secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan
LANJUTAN…
Inspektur adalah tenaga ahli inspeksi yang melakukan pemeriksaan kelayakan penggunaan
Pesawat Angkat dan Angkut dan terdaftar atau diakui secara tertulis dari Departemen Tenaga Kerja
sebagai Ahli Keselamatan Kerja tentang Penunjukan Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik yang
mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan teknis kelayakan penggunaan Pesawat Angkat dan
Angkut sesuai dengan prosedur pemeriksaan teknis ini.
Pemeriksaan kelayakan penggunaan Pesawat Angkat dan Angkut adalah pemeriksaan kemampuan
kerja dan daya tahan serta factor pengaman pengoperasian Pesawat Angkat dan Angkut.
LINGKUP PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Equipment.
Pemeriksaan Tali Kawat Baja , Pancing, Puli dan Alat Bantu Angkat.
ANSI B.30.9 : Slings
ANSI B.30.10 : Hooks
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
Tenaga ahli inspeksi yang dalam hal ini Inspektur akan bertugas atas nama Direktur Jenderal
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melaksanakan pemeriksaan teknis sesuai
prosedur pemeriksaan ini.
Inspektur bertanggung jawab atas pemeriksaan teknis dan pengujian yang dilakukan pada waktu
dan tempat dimana Pesawat Angkat dan Angkut itu berada dan mempunyai wewenng menyatakan
bahwa Pesawat Angkat dan Angkut itu layak atau tidak layak digunakan sesuai hasil pemeriksaan
dan pengujian berdasarkan syarat-syarat atau ketentuan suatu standard /atau spesifikasi teknis yang
mendasari perencanaan pembuatan Pesawat Angkat dan Angkut.
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
Ditinjau berdasarkan landasannya (pembawa), Pesawat Angkat dan Angkut jenis mobil dibedakan
antara :
Pesawat Angkat dan Angkut dengan pembawa yang menggunakan rantai kelabang untuk
bergerak (Crawler Crane)
Pesawat Angkat dan Angkut dengan pembawa yang menggunakan ban untuk bergerk (wheel
Mounted Crane)
Pesawat Angkat dan Angkut yang berada pada barge/pantoon (floating crane)
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan Angkut digolongkan berdasarkan kepada :
Pesawat Angkat dan Angkut baru
Pesawat Angkat dan Angkut lama
Pesawat Angkat dan Angkut yang mengalami perbaikan/modifikasi
TAHAPAN-TAHAPAN PEMERIKSAAN
Obyek penelaan adalah : dokumen perencanaan Pesawat Angkat dan Angkut dengan tujuan untuk memeriksa
ketentuan-ketentuan persyaratan minimum sesuai dengan code standar maupun spesifikasi pemilik (owner
specification) yang digunakan dalam perencanaan pembuatan Pesawat Angkat dan Angkut.
Pemeriksaan dilaksanakan di lapangan dengan pengertian inspektur (tenaga ahli inspeksi) secara visual
melaksanakan pemeriksaan kebenaran penggunaan spesifikasi serta mengawasi mutu hasil pekerjaan sesuai
dengan perencanaan. Pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan mengidentifikasi , memverifikasi dan melakukan
visual ckeck.
LANJUTAN…
Menyelesaikan pengujian (Witness Point)
Tahapan pekerjaan yang disaksikan adalah pekerjaan pengujian, serta pengukuran (jika ada) di lapangan dengan pengertian inspektur
turut serta memberikan penilaian (evaluasi) hasil pekerjaan tersebut.
Melaksanakan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya kelainan seperti deformasi atau cacat-cacat pada bagian-bagian struktur dan
komponen, khususnya piranti pengaman akibat uji beban.
Menyusun laporan hasil pemeriksaan secara keseluruhan berbentuk dokumen untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai dasar diterbitkannya Sertifikat Kelayakan Penggunaan Pesawat Angkat dan Angkut.
PENELAAHAN DOKUMEN
Dalam penelaahan ini inspektur harus menelaah dokumen Pesawat Angkat dan
Angkut yang disediakan oleh pemilik atau pemakai dan disesuaikan terhadap
Peraturan Departemen Tenaga Keja atau Standard/Code yang diakui oleh Direktur
Jenderal Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja KEMENAKER R.I.
PENELAAHAN DOKUMEN PAA BARU
7. Sistim control kualitas pabrik pembuat (jika terlibat dalam pembuatan crane kendaraan).
Bagan organissi pabrik pembuat (pemanufaktur) dan job deskripsi dari masing-masing departemen serta struktur
hubungan
Prosedur penerimaan dan penanganan material dan konsumabel
Prosedure pembuatan/pengujian eban pelaksanaan PQR dan juru las
Prosedure flame/preheating dari sambungan atau lasan
Procedure fit – up
Prosedure pelksanaan PWHT
Prosedure pelaksanaan inspeksi dan testing
Prosedur pelaksanaan pemasangan/installation
Prosedure pembuatan report
LANJUTAN…
8. Hasil pemeriksaan uji tanpa rusak serta prosedur pemeriksaan uji tanpa rusak
dan personel pelaksanaannya.
9. Kapasitas angkat dan diagram atau table kapasitas (load chart)
10. Buku pedoman untuk pengoperasian dan perawatan Pesawat Angkat dan Angkut
11. Catatan-cacatan (record) pengujian yang telah dilaksanakan oleh pabrik
pembuat.
PENELAAHAN DOKUMEN PAA LAMA
Dokumen Pesawat Angkat dan Angkut yang disedikan oleh pemilik atau pemakai, meliputi
informasi-informasi sebagai berikut :
1. Prosedur Repair/Modifikasi
Meliputi prosedur yang akan digunakan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau standard yang digunakan.
Pada tahap ini yang dilakukan oleh inspektur tidak berbeda dengan
pemeriksaan terhadap Pesawat Angkat dan Angkut baru maupun lama
tetapi untuk Pesawat Angkat dan Angkut yang mengalami
perbaikan/modifikasi, penekanannya adalah mengawasi pemeriksaan
perbaikan/modifikasi sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan
memeriksa secara visual maupun uji tanpa rusak pada bagian yang
diperbaiki/modifikasi tersebut.
73
LANJUTAN…
A. Pemeriksaan Identifikasi, Verifikasi dan Riksa Visual
Pemeriksaan identifikasi, verifikasi dan visual peralatan crane kendaraan meliputi peralatan vital
berikut untuk dicocokan dengan sertifikasi peralatan pebrik pembuat dan diperiksa kondisi serta
dimensinya sesuai standard dan spesifikasi yang digunakan :
1. Pemeriksaan Struktur
a. Lattice Boom
Ukuran yang terpasang sesuai dengan data-data yang ada, meliputi panjang boom dan
panjang insert boom (bervariasi antara 10 feet, 20 feet, 30 feet, 40 feet dan 50 feet)
yang direkomendasikan pabrik pembuat.
Grade dan kondisi baut-baut pengikat yang longgar serta pin atau koneksinya
Kondisi boom apakah terdapat retak, bengkok (dent) dan karatan.
74
LANJUTAN…
b. Telescopic Boom
Ukuran yng terpasang sesuai dengn data-data yang ada, meliputi panjang boom tergantung gerak masuk
atau keluar (extended or retracted) insert boom yang direkomendasikan pabrik pembuat.
Grade dan kondisi baut-baut pengikat yang longgar serta pin atau koneksinya
Kondisi boom apakah terdapat retak atau bengkok (dent)
Kondisi hydraulic cylinder, sambungan pipa/selang (lines and connector)
b. Pemeriksaan Drum
Diameter minimum drum yang terpasang :
Untuk drum penggulung tali kawat baja pengangkat/penurun beban adalah 18 x diameter
tali kawat baja yang digunakan dan minimum 5 gulungan tali kawat baja tersisa pada
drum saat boom pada posisi radius minimum serta hook pada posisi radius minimum
76
serta hook pada posisi rendah.
LANJUTAN…
Untuk drum penggulung tali kawat baja pengangkat/penurun boom adalah 15 x diameter
tali kawat baja yang digunakan dan minimum 2 gulungan tali kawat baja tersisa pada drum
saat boom pad posisi radius maksimum.
Selisih tinggi antara gulungan maksimum tali kawat baja dengan flange drum adalah 13
mm
3. Rem pada drum
Untuk kerja pada drum :
Rem dikatakan baik bila jarak berhentinya tidak lebih dari 10% x kecepatan
Kondisi pada sambungan pipa/selang system pengereman
Grade dan kondisi pada baut-baut pengikat
Kondisi dari brake band 77
LANJUTAN…
4. Pemeriksaan Unit Tenaga
a. Spesifikasi mesin (engine) meliputi informasi-informasi sebagai berikut:
Pabrik Pembuat
Tipe/Model
Nomor Seri
Tenaga (HP) dan putaran permenit (RPM)
Tali Kawat Baja (Wire/Rope), harus diganti apabila terdapat cacat, Melintir
(kinking) dan membentuk sarang burung (bird caging) dll
b. Pancing (hook)
Data-data pancing (hook meliputi):
Sertifikat pancing
Pabrik pembuat
Nomor seri
Tipe/model
Kapasitas
80
Jumlah puli
LANJUTAN…
Kondisi pancing apakah terdapat retak, atau mengalami deformasi, dengan ketentuan:
Bukaan pancing (throat opening) tidak boleh lebih dari 15% ukuran normal. Dalam hal ini
pengukuran panjang bukaan pancing disesuaikan dengan rekomendasi pabrik pembuat dimana
setiap data yang diberikan kadang kala tolok ukur pengambilan ukurannya.
Puntiran (twist) tidak lebih dari 10% dari ukuran normal
Periksa kondisi Safety Latch.
c. Puli (Sheave)
Kondisi puli apakah terdapat retak dan aus
Pelumasan
Ketentuan ukuran yang digunakan adalah :
Pitch diameter pull untuk boom hoist tidak boleh kurang dari 15 x diameter wire rope yang
digunakan 81
LANJUTAN…
Pitch diameter pull untuk mengangkat beban tidak boleh kurang dari 18 x diameter wire rope
yang digunakan
Pitch diameter pull untuk load block tidak boleh kurang dari 16 x diameter wire rope yang
digunakan
f. Alat Penggerak
Berbentuk Kelabang (Crawler)
• Kondisi dan setelan rantai penggerak kelabang
87
• Kondisi roler atas dan bawah kelabang
LANJUTAN…
Kondisi spocket dan idler
Sistem rem kelabang kiri dan kanan
Kehilangan dan kelonggaran baut dn pask
Ban
Kondisi ban dan tekanan angina
Kekencangn ikat mur roda
Kondisi penumpu dan bole penghubung (ball joint)
Kondisi bantalan s roda dan pelumasan
Kondisi rem
88
LANJUTAN…
7. Kabin Operator
a. Tabel kapasitas (load chart) dan diagram (memverifikasi terhadap ketentuan-ketentuan peralatan maupun
persyaratan yang ad pada load chart, apakah sudah sesuai dengan kondisi yang terpasang) meliputi :
Radius operasi
Sudut boom
Area kerja (work area)
Panjang boom dan konfigurasi
Panjang jib dan sudut (offset)
Kapasitas angkat
Out-ringgers dan ekstra counter-weight
Reeving untuk pengangkatan (hoist line)
Ukuran dan tipe tali kawat baja 89
LANJUTAN…
Pernyataan batasan peralatan dan prosedur operasi
Posisi gantry
Mekanisme secara otomatis atau manual
Hydraulic relief valve yang di set oleh pabrik pembuat
Hook block
c. Kabin
Kerangka, dinding, jendel, pintu, kaca (wind shield/glasses), lampu, tempt duduk, tangga, hand 90rail,
AC dalam kondisi baik dan aman.
LANJUTAN…
8. Peralatan Pengaman (Safety Devices)
a. Boom back Stop :
Kondisi silinderudara (air cylinder), piston dan telescopic strut dari jenis pneumatic boom stop.
Kondisi Per (spring) dari jenis spring boom stop
b. Rem (brake) gerakan naik/turun boom, gerakan swing, rem jalan dan rem parker
Berfungsi dengan baik
Kondisi smbungan pipa/selang system system pengereman
c. Pengunci dari drum (drum pawl lock), swing (swing brake lock dan swing lock), hook (safety latch), load dan
boom (load and boom hoist brake lock), penumpu (out renger lock) berfungsi dengan baik.
d. Indikator sebagai penunjuk radius boom, sudut boom, beban/momen (SWL), panjang boom dan putaran drum
(winch)
• Berfungsi dengan baik dan telah dikalibrasi
• Akurat 91
LANJUTAN…
e. Level, temperature dan Pressure gauge
berfungsi dengan baik dan telah dikalibrasi
Kaca dan jarum penunjuknya tidak rusak atau patah dan markingnya (ident. Tag.) masih dapat
dibaca
f. Pembatas dari gerakn telescopic boom (boom extending device) dan boom over hoist limit, pembatas
gerakan naik hook block (anti wo blocking) dan over winding alarm berfungsi dengan baik
2. Wire rope tester untuk memeriksa seluruh tali kawat baja (wire rope) yang digunakan pada
Pesawat Angkat dan Angkut tersebut.
Check list untuk mempermudah pelaksanaan pemeriksaan Pesawat Angkat dan Angkut di tunjukkan
pada lampiran, sebagai laporan Direktur Jenderal Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bahwa Pesawat Angkat dan Angkut layak untuk dilakukan pengujian fungsional dan pengujian beban.
93
PENGUJIAN FUNGSIONAL
1. Safety
Pada saat dilakukan uji beban hal-hal berikut harus diperhatikan:
a. Lapangan pengujian harus bebas dan tidak terhalang
b. Bila Pesawat Angkat dan Angkut pada saat slewing melewati bangunan lain maka
harus ada izin dari otoritsnya.
c. Semua peraturan keselamtan kerja setempat harus di ikuti untuk menghindari
kecelakaan
d. Harus diyakini oleh inspektur bahwa Pesawat Angkat dan Angkut harus dalam
keadaan siap, tidak cacat untuk pengujian beban.
e. Pengujian Pesawat Angkat dan Angkut harus dilaksanakan oleh operator Pesawat
95
Angkat dan Angkut yang kompeten.
LANJUTAN…
f. Berat beban ini harus diperiksa dengan load cell shackle atau load indicator yang
terklibrasi dengan baik, dan beban uji sebaiknya type water bag.
g. Automatic safety load indicator boleh dilepas sesuai dengan anjuran
pamanufactur selama pengujian dan segera dipasang kembli setelh pengujian.
h. Indicator radius harus diperiksa keakurasinnya (terkalibrasi) sebelum pengujian
i. Hanya sling yang mempunyai sertifikat dan mempunyai kapasitas cukup yang
boleh dipergunakan dalam pengujian.
j. Pengujian tidak boleh dilakukan pada daerah ramai tanpa izin dari pihak otoritas.
96
LANJUTAN…
99
TABEL 2.2 BEBAN UJI
LANJUTAN…
Sertifikat uji Pesawat Angkat dan Angkut hanya berlaku bagi Pesawatnya saja tidak untuk
struktur supportnya
Kondisi fisik dan fungsi dari Pesawat Angkat dan Angkut harus dalam keadaan baik sebelum
dan sesudah pengujian
Akurasi dari indicator radius beban dan panjang boom harus diperiksa untuk disesuaikan
dengan rate kapasitasnya.
103
PEMERIKSAAN SETELAH PENGUJIAN
Pemeriksaan akhir adalah untuk mengetahui kondisi Pesawat Angkat dan Angkut setelah
dilakukan pengujian dengan beban.
A. Pemeriksaan Visual
1. Struktur
a. Kondisi boom
b. Kondisi Gantry ( A Frame)
c. Kondisi Penumpu (Out-Ringger)
2. Tali Kawat Baja (Wire Rope)
Pemeriksaan semua tali kawat baja yang digunakan pada Pesawat Angkat dan Angkut 104
LANJUTAN…
3. Mesin Derek (Winch)
a. Kondisi drum
b. Kondisi rem dari drum
4. Pancing (Hook)
107
LANJUTAN…
Disamping laporan tersebut diatas, juga dilengkapi dokumen crane kendaraan lain yang
diperlukan pada (II.1.1), antara lain :
1. Buku pedoman untuk pengoperasian, perawatan Pesawat Angkat dan Angkut yang
dikeluarkan pabrik pembuat.
2. Prosedur perbaikan (repair/modifikasi) sesuai dengan spesifikasi atau standard/code
yang di gunakan
3. Buku pedoman untuk perbaikan (repair/modifikasi) Pesawat Angkat dan Angkut
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Kemudian dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Keselamatan dan Kesehtn
Kerja untuk mendapatkan Sertifikat Kelayakan Penggunaan (SKP) Pesawat Angkat dan
108
Angkut.
KUALIFIKASI INSPEKTUR
109
KUALIFIKASI INSPEKTUR
Inspektur Pesawat Angkat dan Angkut adalah personil yang melakukan pemeriksaan dan
pengujian Pesawat Angkat dan Angkut dan diakui oleh Badan Pemerintah yang berwenang
(DEPNAKER) . seseorang yang menjadi Inspektur Pesawat Angkat dan Angkut memerlukan
kualifikasi-kualifikasi sebagai berikut :
1.Kondisi Fisik
Kondisi fisik seorang inspektur harus sehat dn mampu untuk melakukan pemeriksaan
sebelum, selama dan setelah fabrikasi
Naik turun struktur Peswat Angkat dn Angkut jika diperlukan harus dapat dilakukan setiap
saat tanpa adanya ganguan kondisi fisik
110
LANJUTAN…
2. Penglihatan
Penglihatan yang baik adalah persyaratan mutlak. Seorang Inspektur harus dapat melihat pada jarak
dekat untuk memeriksa kondisi bagian-bagian Pesawt Angkat dan Angkut dan las-lasannya.
Berdasrkan AWS, seorang Inspektur dipersyaratkan memiliki penglihatan 20-40 yang terbaca pada table
koreksi mata, dan jeager J-1 untuk ketajaman penglihatan jarak dekat dengan menggunakan atau tanpa
kacamata.
3. Sikap
Seorang Inspektur harus mempunyai sikap yang professional, kooperatif, konsisten dan tegas dalam
membuat keputusan. Dapat berargumentasi dengan baik dan benar pada kondisi stress yang tinggi.
111
LANJUTAN…
4.Pengetahun Tentang Inspeksi
Seorang Inspektur harus mengetahui tentang pekerjaan inspeksi Pesawat Angkat dan
Angkut. Dia dapat berbicara dan mengetahui mengenai istilah-istilah yang ada pada pesawat
angkat.
112
LANJUTAN…
5. Pendidikan dan Persyaratan
Latar belakang pendidikan seorang Inspektur Pesawat Angkat dan Angkut setidaknya memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Sarjana Tehnik atau sederajat dan memiliki pengalaman dalam bidang Pesawat Angkat dan
Angkut selama satu tahun ditambah bidang inspeksi yang menunjang lainnya selama dua
tahun.
b. Sarjana Muda Teknik atau sederajat dan memiliki pengalaman dalam bidang inspeksi Pesawat
Angkat dan Angkut selama dua tahun ditambah bidang inspeksi yang menunjang lainnya
selama du tahun.
c. Lulusan Sekolah Teknik Mesin atau sederajat dan memiliki pengalaman kerja dalam bidang
inspeksi Pesawat Angkat dan Angkut selama lima tahun ditambah penglaman kerja dari113
bidang inspeksi yang menunjang lainnya selama tiga tahun.
DAFTAR STANDAR LAIN SEBAGAI PEDOMAN
INSPEKSI
BS (BRITISH STANDARD)
1. BS 302 : Specification for Wire Ropes for Cranes,
Exchavators Angeneral Engineering Purposes
2. BS 1757 : Specification for Power-Driven Mobile Cranes
3. BS 3726 : Specification for Counter Balance Lift Truck
Stability – Basic Test.
116
FLOATING CRANE DAN FLOATING DERRICK
Untuk Pesawat Angkat dan Angkut ini tidak berbeda dengan Pesawat Angkat dan Angkut jenis mobile atau
pedestal tergantung pada baseny, akan tetapi terdapat ketentuan-ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan
untuk pemeriksaan dan pengujian.
1. Structural Competence
a. Floting Crane dan Floating Derrick harus dikonstruksi untuk imposed stess pada sambungan dan
komponen pada keadaan operasi nasional jika crane tersebut dipasang dan beban-beban handling tidak
melebihi batasan beban yang disyaratkan manufaktur dengan rekomendasi reeving dan sesuai dengan
kondisi-kondisi lainnya yang disyratkan.
b. Barge atau pontoon harus dikonstruksi untuk menahan imposed load
c. Pengelaan harus sesuai dengan petunjuk praktis dari American Welding Society seperti AWS D.14.3 atau
117
AWS D.1.1 yang mana beraplikasi.
LANJUTAN…
2.Stabilitas
a.Crane di disain untuk Barge atau Pontoon :
Kapasitas 25 tons (22.680 kg) atau kurang, batasan maksimum yang diperbolehkan
untuk list atau trim sebesar 5O .
Kapasitas 25 tons (22.680 kg) atau lebih, batasan maksimum yang diperbolehkan
unruk list atau trim sebesar 7O , bagaimanapun 5O adalah yang direkomendasikan.
3. Rated Load
a. Rated load harus merupakan beban kerja maksimum pada varisi radius yang dihitung oleh manufactur
atau personel yang berkualifikasi dengan mengingat/mempertimbangkan list dan trim untuk setiap
pemasanagan.
b. Jika beban deck dilakukan pada saat pengangktan, situasinya harus dinalis secr spesial untuk
modifikasi rating.
c. Jika dipasang pada barge atau pontoon, rated load radius dari land crane dan derrick harus
dimodifikasi sesuai rekomendasi dari manufaktur atau personel yang berkualifikasi 120
LANJUTAN…
4. Rated Load Marking
Rating Chart dengan tulisan yang jelas dan gambar harus disediakan pada tiap crane atau derrick dan
terpasang pada lokasi yang memungkinkan untuk dilihat oleh Operator ketika duduk pada kontol
station. Data-data ini juga harus tersedia pada kantor job site. Data dan informasi disediakan harus
termasuk tetapi tidak dibatasi seperti dibawah ini :
a. Full dan complete range dari crane atau derrick load rating pada semua radius operasi dan boom
angle, dan untuk semua panjang boom. Panjang jib dan sudut yang diperbolehkan.
b. Kondisi list dan trim yang mana load chart rating chart ditetapkan
c. Rekomendasi part dari hoist reeving, ukuran dan tipe dari tali kawat baja untuk variasi beban harus
ditujukan baik dalam rating chart operasi manual.
121
LANJUTAN…
5. Visual Inspection
a. Crane dan Derrick
Tie-down pada land cranes terhadap keausan , korosi dan kekencangan
Gudgeon pin (a pin connecting mat cap to a derrick mast allowing rotation of the mast)
terhadap keretakan, keausan dan korosi
b. Barge dan Pontoon :
Cleats, bitts, chocks, fender, cpstain, landder, starshion terhadap korosi, keausan dan
deformsi
Compertement terhadap kebocoran dan structural damage, void compertement atmosphere,
harus di test sebelum dimasuki.
Rescue skiff, lifeline, work vest, life preservers dan ring bouy terhadap kerusakan dan 122
kemampuan/fungsinya.
TERIMAKASIH