Anda di halaman 1dari 37

MOBILE

CRANE
3

MOBILE CRANE ?

Mobile Crane adalah alat pengangkat


yang pada umumnya dilengkapi

5
dengan drum tali baja, tali baja dan
rantai yang dapat digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan material
secara vertikal dan memindahkannya
secara horizontal.
Jenis-Jenis
Mobile Crane
5

Hydraulic Truck Crane


Standar dalam mobil crane hidrolik truck crane
dapat mengangkat ribuan pound menggunakan
tenaga hidrolik yang mengndalkan kekuatan
melalui minyak untuk mendorong piston boom
dalam arah yang berlawanan. Truck hidraulik
crane sangat penting untuk membangun proyek
proyek besar seperti jembatan, gedung,
bandara, jalan raya.
6

All Terrain Crane


All terrain crane dapat beroperasi pada
permukaan yang halus dan mulus (on-road)
maupun pada permukaan yang bergelombang
dan tidak rata (off-road) dengan kecepatan
hingga 40 m/jam. Crane ini beroperasi dengan
menggunakan satu atau dua mesin dan
dilengkapi dengan derek hidrolik
serta boom (lengan) teleskopik yang dapat
meraih material hingga sejauh 60 meter dengan
kapasitas beban 50-400 ton. All terrain crane
ini
cocok untuk digunakan dalam pembangunan
berskala besar.
7

Rough Terrain Crane


Tipe ini cocok untuk dioperasikan pada medan
berat atau permukaan yang tidak rata atau

5
off- road. Ini karena rough terrain crane
dilengkapi dengan roda karet all-wheel
drivesnya yang dapat dengan mudah
menaklukan medan berat. Karena roda ini
pula, pada beberapa negara, kendaraan
berat ini dilarang untuk melewati jalanan
umum dan harus diangkut dengan
menggunakan truk. Crane ini biasa
digunakan pada operasi pick-and-carry,
seperti pembangunan jembatan, dan proyek
pembangunan skala besar lainnya. Rough
terrain crane memiliki kapasitas beban hingga
12-80 ton.
8

Crawler Crane
Crawler crane adalah tipe crane yang
bergerak dengan menggunakan roda rantai.

5
Mobile crane ini ada yang dilengkapi dengan
lengan teleskopik atau jeruji. Meski mudah
digerakkan di sekitar daerah konstruksi,
namun crane ini juga bisa sangat mahal untuk
dipindahkan dari satu daerah konstruksi ke
konstruksi lainnya karena ukuran dan beratnya
yang besar sehingga harus diangkut.
Dimensi
Mobile Crane
10

Crane Boom (Unit: mm )

4,035 2,080

6,530 1,400

R4,950

4,200
3,200
1,600
7,885

940
2,200
3,570

3,580
2,525
1,340

480
910
6,890

7,895 6,310
11

Limit of Hook Lifting

Hook L

L
120 t hook 5.0 m Hook L'
L'

70 t hook 5.0 m 12 t ball 4.2 m


hook
35 t hook 5.0 m
12

Tower Jib (Unit: mm )

15°-75°
Jib Offset Angle is Limited. (Over
15 )

Tower Angle
(60°-90°)

2,525

1,400
Cara Kerja
Mobile Crane
14

Cara Kerja Mobile Crane

Cara kerja atau siklus kerja dari mobile crane


adalah gerakan dari mobil crane selama
melakukan gerakan untuk berproduksi
adalah sebagai berikut :

1. Mengangkat (menarik material).


2. Memutar (bergerak secara horizontal).
3. Menurunkan / membongkar material.
4. Kembali pada posisi ke tempat
memuat.
15

SAFE LOAD INDICATOR (SLI)


Salah satu kecelakaan yang mengakibatkan
kerugian besar dan bahkan sampai fatal adalah
karena beban overload dari sebuah crane. Seperti

5
halnya mesin lain, crane mempunyai batas dalam
mengangkat barang, tergantung kapasitasnya.
Pada umumnya crane dilengkapi dengan load
chart/ daftar beban. Namun, sangat banyak
operator crane dan rigger sering mengabaikan hal
ini. Apalagi bila beban tidak kita ketahui dengan
jelas. Untuk itu SLI sering juga disebut sebagai
safety device. Ada tiga jenis SLI yang kita
kenal
selama ini yakni :
Sistem elektronis
Sistem mekanis

Sistem hidrostatis
16

Fungsi SLI
Mengetahui berat barang

Mengetahui panjang dan sudut

5
boom
Mengetahui radius kerja

Memberikan peringatan kepada


operator apabila beban mendekati
overload dengan ditandai adanya
signal visual dan audio
17

Keterangan warning yang diberikan


SLI/LMI dalam menginformasikan kepada
operator
Lampu Hijau Lampu Kuning
Menyala selama crane dalam Menyala apabila beban mencapai
keadaan stand by dan bekerja area kritis. Batas kritis ini
dalam safe condition di mana berbeda pada setiap crane,
barang yang diangkat crane masih tergantung manufaktur. Namun
berada di bawah beban SWL. pada umumnya lampu kuning
menyala bila beban mencapai
Lampu Merah antara 90% sampai 99% SWL
dan
Menyala dan signal audio berbunyi berlaku pada setiap
bila beban mencapai 100% SWL . pengoperasian baik static lifting
pada saat itu semua handel crane maupun dynamic lifting.
akan berhenti dan gerakan crane
yang bisa dilakukan adalah
lowering, naik boom dan swing.
Juga gerakan retract boom pada
crane teleskopik.
18

Limit Moment Indicator (LMI)


Usahakan sesedikit mungkin gerakan crane.

Hitung secara cermat beban yang akan diangkat dengan


crane.

Berikan additional safety factor untuk


menghindar agar tidak terjadi overload beban.

Gunakan manual load chart.

Tanpa menggunakan LMI, memang banyak kesulitan akan


dihadapi terutama karena operator tidak bisa mengetahui
dengan pasti ketinggian ujung boom dan radius kerja
crane. Namun dengan penggunaan perhitungan kalkulator
dan manual boom angle indicator hal itu bisa dihitung
dengan cermat.
19

Radius Kerja Crane (Work Raidius)


Radius kerja crane bisa dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

R = RAF X BL ± C

Keterangan :
R = Working Radius
RAF = Radius Angle Factor
BL = Boom Length
C = Constanta (jarak pangkal boom dengan titik
tengah meja putar/turn table)
± = plus, bila pangkal boom berada di depan
turn table, lattice boom
minus, bila pangkal boom berada di belakang
turn table, hydraulic boom
20

Ketinggian Kerja Crane (Work Height)


Sementara itu ketinggian ujung boom bisa
dihitung dengan rumus :

H = HAF X BL + C

Keterangan :
H = Height/ tinggi boom tip
HAF = Height Angle Factor
BL = Boom Length
C = Constanta (jarak pangkal boom/ boom butt
ke landasan crane / base)
21

Tabel RAF dan HAF

Angle RAF HAF


30° 0.8660 0.5000

35° 0.8192 0.5735

40° 0.7660 0.6428

45° 0.7071 0.7071

50° 0.6428 0.7660

55° 0.5736 0.8192

60° 0.5000 0.8660

65° 0.4226 0.9063

70° 0.3420 0.9397

75° 0.2882 0.9659

80° 0.1736 0.9848


23

SAFEGUARDS PADA CRAWLER CRANE

Boom Limit Switch Hook Latch


Pengaman pada crane untuk Pengaman pada hook
mencegah berlebih nya derajat crane yang berguna untuk
angkat sehingga beam dari crane mengunci beban yang
tersebut menabrak ke body utama dikaitkan pada hook agar
dari crane dan dapat berakibat tidak terlepas dari hook itu
hilangnya kestabilan saat proses sendiri.
lifting dan beban dapat jatuh atau
menabrak pada beam crane itu
sendiri (terdiri dari penunjuk
derajat / pointer dan angle plate)

Over Hoist Limit Switch


Pengaman pada crane yang berfungsi untuk menahan ketika
terjadi over height pada saat lifting yang dapat berakibat
terlepas nya hook dan beban menjadi tidak stabil.
24
Persiapan Pengangkatan (Lifting)

Data – data yang diperlukan pada saat sebelum dilakukan proses lifting adalah :

1.- Dimensi dari peralatan : tinggi dan panjangnya.


7.- Kondisi ruang kemudi.
2.- Berat Beban yang akan diangkat : berat peralatan
+ lifting tackle (pengait/hook) + Hook block 8.- Jarak antara boom dengan peralatan yang akan
(pengunci hook) + wire rope yang berada di diangkat.
bawah boom + fly jib dan hook block yang
terpasang padanya.
9.- Kekuatan tanah pijakan Crane (Lembut / berair,
berlumpur atau tanah keras).
3.- Radius dari peralatan yang akan diangkat. 11.
10.- Tempat yang akan
SWL (Safety dijadikan
Weight lay down
Load) dari Liftingatau
Tackles.
tempat penurunan peralatan yang akan di pasang
4.- Derajat kemiringan dari peralatan yang akan - atau di pindahkan telah dalam kondisi aman dan
diangkat, dimana crane tersebut juga bergerak sesuai dengan peralatan tersebut (untuk
atau berpindah tempat saat proses pengangkatan pemasangan pipa, beam,dll perlu dipastikan
dengan membawa beban. apakah ukurannya telah sesuai dan dapat
dilakukan pemasangannya).
5.-
6.- Counter
Arah Weight
angin (beban
secara penyeimbang).
spesifik.
25
Proses Pengangkatan (Lifting Operations)
Hal – hal yang dapat menyebabkan
gagalnya proses pengangkatan :
1.- Buruknya kondisi mesin/crane.
2.- Konfigurasi mesin tidak sesuai dengan spesifikasi.

3.- Penggunaan/pemasangan outriggers yang tidak


tepat.

4.- Lantai/tanah pijakan yang lembut / berlumpur.

5.-Crane tidak sesuai dengan beban yang akan


diangkat (dari segi SWL, jenis dan kapasitas
6.- Pengangkutan
angkatnya)
dari sisi samping.

7.- Pengayunan berulang – ulang.


8.- Dampak dari naik – turunnya akselerasi saat
pengangkatan dalam waktu yang singkat dan
cepat.
9.- Tinggi nya kecepatan angin.
26

Proses pengangkatan seperti gambar di atas menjadi aman ketika semua hook latch pada sling sehingga
beban menjadi lebih stabil saat terjadi proses pengangkatan.
Dengan tidak dipasanganya boom limit switch, maka ketika proses pengangkatan tidak ada pengontrol
untuk derajat pengangkatan dari boom.
Tentunya sebelum dilakukan pekerjaan dengan menggunakan segala jenis peralatan terutama alat alat berat
seperti crane ini, pastikan dulu seluruh safety devices terpasang dan dalam kondisi yang bagus dan dapat
beroperasi untuk melindungi operator ketika terjadi penyimpangan pada mesin saat mesin beroperasi.
27

Pada pengoperasian crane ini perlu diperhatikan juga


kecepatan pengayunan boom saat mengangkat muatan.
Jika operator tidak memperhatikan kecepatan
pengayunan tersebut, maka benda yang diangkat dapat
terayun dengan kencang dengan radius di luar radius
aman dan dapat sangat berbahaya ketika dalam radius
tersebut terdapat pekerja atau bangunan lain yang dapat
menimbulkkan incident atau bahkan accident yang sangat
parah.

Kesalahan dalam proses penyangga boom saat


pemasangan atau pembongkaran dari beam crane ini
dapat mengakibatkan robohnya beam crane dan tentu
saja dampaknya sangat besar terutama cedera pada
manusia yang ada di sekitar nya, bisa sangat parah atau
bahkan kematian.
28

Pengaturan Limit Switch


Pengaman pada crane untuk mencegah
berlebih nya derajat angkat dan
membatasi tinggi pengangkatan sehingga
tidak mengakibatkan hilangnya
kestabilan saat proses lifting.
29

Pengaruh Tekanan Ban


30

Power Line
Pada kondisi khusus, crane dapat
beroperasi di area yang dekat dengan
power
line dengan tegangan yang sangat tinggi.
Hal ini merupakan risiko yang sangat besar
bagi operator jika terjadi kelalaian sedikit
saja maka boom crane dapat
menabrak power line dan operator
di
dalamnya dapat tersengat listrik ribuan volt
dan dapat juga menyebabkab kematian bagi
operator tersebut.
Table di samping ini menjelaskan tentang
berapa jarak yang aman
ketika crane beroperasi di area dekat
dengan power line tegangan tinggi.
31

Area Berputar Crane


Pada saat pengoperasian crane yang di sekitar nya
terdapat bangunan, tumpukan barang atau
kendaraan lain, pastikan ada jarak aman yang tidak
terisi oleh benda apapun sehingga crane yang
sedang beroperasi dapat melakukan putaran
dengan aman tanpa ada nya hambatan apapun.
Jarak minimum untuk area berputar nya crane
tersebut sekitar 600 – 1000 mm dari body crane ke
material – material yang ada di sekitar nya.
Namun ketika jalur ini tidak tersadia maka pada
saat
proses lifting activity berjalan, semua akses yang
menuju area lifting activity dan dekat
dengan crane harus ditutup.
32

Sling
Sling merupakan alat bantu dalam
pekerjaan lifting, terbuat dari material
seperti rantai, kawat, baja atau bahan
sistetis, yang diikatkan dan dieratkan pada
benda atau beban yang akan diangkat dan
dikaitkan pada hook crane pada saat
proses lifting.
Pada saat proses lifting tentunya akan
terjadi ketegangan pada sling. Tegangan
dari sling dapat dihitung dengan
formula
berikut. Hasil dari formula ini juga
menentukan apakah lifting activity tersebut
aman atau tidak aman pelaksanaannya.
Tension on Slings
33 (Tegangan pada Sling)
34
Produktivitas
Mobile
Crane
36

Waktu Siklus (C)


Jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu c. Waktu Memutar
siklus pekerjaan pengangkatan disebut waktu siklus. Adalah waktu yang diperlukan untuk memutar boom pada sudut yang
Waktu siklus ini memberikan informasi dan digunakan diinginkan, semakin besar sudut yang akan dituju maka waktunya semakin
sebagai dasar perhitungan produksi alat berat. Secara lama.
rinci waktu siklus tersebut terdiri dari :
d. Waktu Menurunkan
a. Waktu Menunggu (Delay Time) Adalah waktu yang diperlukan untuk menumpah material atau melepaskan
Adalah waktu yang diperlukan untuk mengaitkan/mengikat ikatan pada kait untuk pekerjaan ini maka harus dibantu oleh tenaga kerja
material ke hook block. Untuk memuat material harus karena alat ini tidak dapat melepas sendiri ikatan materialnya.
dengan bantuan tenaga kerja karena alat ini tidak bisa
memuat sendiri material ke hook block. Waktu ini sering
e. Waktu memasang
digunakan oleh operator untuk istirahat sejenak karena
Adalah waktu yang diperlukan untuk memasang material yang telah
material terkadang harus disiapkan dulu supaya dapat
diangkat dan diturunkan dititik yang telah ditentukan. Pekerjaan ini dibantu
diangkat.
oleh pekerja untuk pemasangan nya.
b. Waktu Mengangkat
f. Waktu kembali lagi
Adalah waktu yang diperlukan untuk mengangkat material
Adalah waktu yang diperlukan untuk memutar kembali setelah melepas
pada ketinggian yang dituju semakin tinggi tujuan
ikatan material dan kembali ke tempat mamuat material yang baru.
pengangkatan maka semakin panjang waktu yang
diperlukan, demikian juga sebaliknya.
37

Efisiensi Kerja (E)

Dalam merencanakan suatu proyek produktivitas


per jam dari suatu alat yang diperlukan adalah
produktivitas standar dari alat tersebut dalam
kondisi ideal dikalikan
dengan suatu faktor, faktor tersebut dinamakan
efisiensi kerja.

Efisiensi kerja tergantung pada banyaknya faktor


seperti : topografi, keahlian operator dan standar
pemeliharaan yang menyangkut operasi alat.
Dalam kenyataan nya memang sulit untuk
menentukan besarnya efisiensi kerja,
tetapi
dengan dasar pengalaman-pengalaman
dapat ditentukan efisiensi kerja yang
mendekati kenyataan.
38

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi


Produktivitas Mobile Crane

Jenis Material

5
Ketinggian
Alat
Sudut Putar

Kondisi Medan Kerja

Kondisi Manajemen
59

Anda mungkin juga menyukai