Anda di halaman 1dari 94

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

No. 8 Tahun 2020


Tentang Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Dasar Hukum
A
UU No. 1 Tahun 1970 B
Tentang Keselamatan Kerja
UU No. 13 Tahun 2003
C Tentang Ketenagakerjaan

UU No. 3 Tahun 1951


Tentang Berlakunya UU
Pengawasan Perburuhan Tahun
D
1948 Dari RI untuk Seluruh PP No. 50 Tahun 2012
Indonesia. Tentang SMK3

E G
Permenaker No. 02/MEN/1992 Permenaker No. 04/MEN/1995
Tentang Tata Cara Penunjukan Tentang Perusahaan Jasa
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan Kerja

G H
Permenaker 33 Tahun 2016 Permenaker No. 8 Tahun 2020
Tentang Pesawat Angkat dan
Tentang Tata Cara Pengawasan
Pesawat Angkut
Ketenagakerjaan
Latar Belakang
Permenakertrans
No.PER-09/MEN/VII.2010 Permenaker No. 08 Tahun
Tentang Operator dan 2020
Petugas Pesawat Tentang Pesawat
Angkat dan Angkut Angkat dan Pesawat
Angkut

Kepmenaker No. Kep-


Permenaker No. PER- 452/M/BW/96
05/MEN/1985
Pemakaian Pesawat
Tentang Pesawat
Angkat dan Angkut
Angkat dan Angkut
Simplifikasi Jenis Rental
direktorat@norma-k3.com

Mengapa diawasi Potensi Bahaya


Sumber Bahaya • Bagian yg bergerak
• Pesawat • Bagian yg menanggung beban
• Operator • Gas buang
• Kemampuan / ketrampilan

• Pasal 2 ayat (2) Pesawat


huruf a, b, f & g
• Pasal 3 ayat (1) Angkat &
huruf a, c, n & p Angkut
• Pasal 4

Jenis Kecelakaan
Kecelakaan • Terjungkit/terguling
• Terjepit
Dasar hukum • Peledakan
Termasuk PAK
pengawasannya

Pengendalian
• Ruang lingkup
• Siapa yang mengawasi
• Bagaimana caranya
• Konstruksi harus kuat
• Safety device terpasang dan
• Menjamin keselamatan dan
berfungsi baik
kesehatan TK dan orang lain • Layak pakai
• Menjamin penggunaan
• Riksa uji
pesawat angkat dan angkut • APD
aman dipakai • Perawatan dengan baik
• Menjamin proses produksi
• Pengoperasian sesuai
aman dan lancar
manual/SOP dan oleh orang yg
berwenang
Kewajiban Pengurus/Pengusaha danTujuan
Menerapkan Syarat K3

Tujuan Tujuan Tujuan

Pasal 2 Pasal 3 Pasal 3 Pasal 3

wajib menerapkan melindungi K3 Tenaga menjamin dan menciptakan Tempat


syarat K3 Pesawat Kerja dan orang lain memastikan keamanan Kerja yang aman dan
Angkat, Pesawat yang berada di Tempat dan keselamatan sehat untuk
Angkut, dan Alat Bantu Kerja dari potensi meningkatkan
Angkat dan Angkut bahaya produktivitas
Pasal 1
Pengertian:
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

• Pesawat Angkat adalah pesawat atau peralatan yang dibuat, dan di


pasang untuk mengangkat, menurunkan, mengatur posisi dan/atau
menahan benda kerja dan/atau muatan.

• Pesawat Angkut adalah pesawat atau peralatan yang dibuat dan


dikonstruksi untuk memindahkan benda atau muatan, atau orang secara
horisontal, vertikal, diagonal, dengan menggunakan kemudi baik di dalam
atau di luar pesawatnya, ataupun tidak menggunakan kemudi dan
bergerak di atas landasan, permukaan maupun rel atau secara terus
menerus dengan menggunakan bantuan ban, atau rantai atau rol.
Pasal 1
Pengertian:
• Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut Pengawas
Ketenagakerjaan adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dan ditugaskan
dalam jabatan fungsional pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

• Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut


adalah Pengawas Ketenagakerjaan yang mempunyai keahlian khusus di bidang
K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut yang berwenang untuk melakukan
kegiatan pembinaan, pemeriksaan, dan pengujian bidang Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut serta pengawasan dan pengembangan sistem pengawasan
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

• Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut yang selanjutnya disebut Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut adalah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari luar instansi yang
membidangi ketenagakerjaan yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan
pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 1
Pengertian:
• Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung
sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

• Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap di mana Tenaga Kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki Tenaga Kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat
sumber bahaya.

• Alat Bantu Angkat dan Angkut adalah alat yang berfungsi untuk mengikat
benda kerja atau muatan ke Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut pada
proses pengangkatan, pengangkutan, pemindahan, dan penurunan benda
kerja atau muatan.

• Alat Pengaman adalah alat perlengkapan yang dipasang permanen pada


Pesawat Angkat dan/atau Pesawat Angkut guna menjamin pemakaian
pesawat tersebut dapat bekerja dengan aman.
Pasal 1
Pengertian:
• Alat Pelindungan adalah alat perlengkapan yang dipasang pada Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut yang berfungsi untuk melindungi Tenaga Kerja
terhadap kecelakaan yang ditimbulkan.

• Alat Pelindung Diri yang selanjutnya disingkat APD adalah alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di Tempat
Kerja.

• Teknisi adalah Tenaga Kerja yang bertugas melakukan pemasangan,


pemeliharaan, perbaikan dan/atau pemeriksaan peralatan atau komponen
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.

• Operator adalah Tenaga Kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki


keterampilan khusus dalam pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut.
Pasal 1
Pengertian:
• Juru Ikat (rigger) adalah Tenaga Kerja yang mempunyai kemampuan dan
memiliki keterampilan khusus dalam melakukan pengikatan
muatan/barang dan pengaturan pengoperasiein peralatan angkat.

• Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Keija yang selanjutnya disebut


Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan untuk melaksanakan tugas
sebagai Teknisi, Operator, atau Juru Ikat (rigger) bidang Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut.

• Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang membidangi pengawasan


ketenagakerjaan dan K3.

• Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang ketenagakerjaan.
Pasal 2
1. Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat K3
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan
Angkut.
2. Syarat K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini dan/atau
standar di bidang Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat
Bantu Angkat dan Angkut.
3. Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a.
standar nasional Indonesia; dan/atau b. standar
internasional.
Pasal 3
Pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat
Bantu Angkat dan Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
bertujuan:
a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di
Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat Angkat, Pesawat
Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut;
b. menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan Pesawat
Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk
meningkatkan produktivitas
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mengatur mengenai syarat-syarat K3
dalam:
a. perencanaan, pembuatan, pemasangan dan/atau perakitan,
pemakaian atau pengoperasian, pemeliharaan dan
perawatan, perbaikan, perubahan atau modifikasi, serta
pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut; dan
b. perencanaan, pembuatan, pemakaian, pemeliharaan dan
perawatan, serta pemeriksaan dan pengujian Alat Bantu
Angkat dan Angkut.
Pasal 5
1. Perencanaan dan pembuatan Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi:
a. pembuatan gambar rencana konstruksi/instalasi dan cara kerja;
b. pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan (welding procedure
specification) dan pencatatan prosedur kualifikasi (procedure
qualification record) jika terdapat bagian utama yang menerima beban
yang dilakukan pengelasan;
c. perhitungan kekuatan konstruksi; dan
d. pemilihan dan penentuan bahan bagian utama yang menerima beban
dan perlengkapan yang sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi
teknis yang ditentukan.

2. Pemasangan dan/atau perakitan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


huruf a meliputi:
a. pembuatan gambar konstruksi pondasi;
b. perhitungan kekuatan konstruksi pondasi; dan c. penggunaan bagian
utama yang menerima beban dan perlengkapan harus sesuai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d.
Lanjutan Pasal 5
3. Pemakaian atau pengoperasian Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat
Bantu Angkat dan Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:
a. pemeriksaan dan pengujian;
b. penyediaan prosedur pemakaian/pengoperasian; dan
c. pemakaian atau pengoperasian sesuai dengan jenis dan kapasitas.

4. Pemeliharaan dan perawatan Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat


Bantu Angkat dan Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 harus:
a. sesuai prosedur pemeliharaan dan perawatan;
b. dilakukan secara berkala;
c. sesuai dengan buku manual yang diterbitkan oleh pabrik pembuat
dan/atau standar yang berlaku; dan
d. dapat memastikan bagian utama yang menerima beban dan
perlengkapan berfungsi secara aman.
Lanjutan Pasal 5
5. Perbaikan, perubahan atau modifikasi Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi:
a. pembuatan gambar rencana perbaikan, perubahan atau modifikasi;
b. perhitungan kekuatan konstruksi; dan
c. pemilihan dan penentuan bahan bagian utama yang menerima beban
dan perlengkapan yang sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi
teknis yang ditentukan.
Pasal 6
Bahan dari Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan
Angkut harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau standar teknis.

Pasal 7
1. Bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 pada bagian utama yang
menerima beban harus:
a. kuat;
b. tidak cacat; dan
c. memiliki tanda hasil pengujian dan/atau sertifikat bahan yang
diterbitkan lembaga yang berwenang.
2. Bagian utama yang menerima beban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) antara lain tali kawat baja, rantai, batang penopang (girder), kait
(hook), garpu (fork), dan bak (bucket).
Pasal 16
Perlengkapan Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut paling
sedikit terdiri atas:
a. pelat nama yang memuat data Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
b. keterangan kapasitas beban maksimum yang diizinkan;
c. alat atau tombol penghenti darurat (emergency stop);
d. Alat Pengaman; dan
e. Alat Perlindungan.
Pasal 17
(1) Pelat nama yang memuat data Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a paling sedikit memuat:
a. nama pabrik pembuat;
b. tahun pembuatan;
c. model;
d. nomor seri; dan
e. kapasitas.
(2) Keterangan kapasitas beban maksimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf b harus ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca
dengan jelas.
(3) Alat atau tombol penghenti darurat (emergency stop) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf c harus mudah dilihat, dijangkau, dan
berwarna merah.
(4) Alat Pengaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d:
a. harus dapat memastikan pengamanan terhadap Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut;
b. tidak dapat terlepas secara tidak sengaja, jika terlepas maka Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut tidak boleh dioperasikan;
c. mampu bekeija secara otomatis jika Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut bekerja
melebihi batas yang diizinkan; dan
d. mampu membatasi gaya gerak dan benturan dalam kondisi berbahaya.
(5) Alat Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf e pada semua
bagian yang bergerak dan berbahaya:
e. harus dapat memastikan perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan orang lain yang
berada di Pesawat Angkat, Pesawat Angkut dan sekitarnya;
f. harus dipasang pada semua bagian yang bergerak dan berbahaya;
g. dapat mencegah pendekatan terhadap bagian atau daerah yang berbahaya
selama beroperasi;
h. tidak menghambat proses pengangkatan, penurunan, pengaturan posisi dan/atau
pemindahan muatan/barang dan/atau orang.
(6) Alat Pengaman dan Alat Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
ayat (5) dilarang dipindahkan atau diubah pada saat beroperasi.
Pasal 18
(1) Alat Bantu Angkat dan Angkut harus dilengkapi dengan label nama.
(2) Label nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nama pabrik pembuat/merk; dan
b. kapasitas beban maksimum.

Pasal 19
(1) Pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut harus:
c. dilengkapi dengan tanda peringatan operasi yang efektif;
d. dilengkapi dengan lampu penerangan yang efektif jika dioperasikan pada malam
hari di luar ruangan; dan
e. disediakan pencahayaan yang cukup jika dioperasikan di dalam ruangan.
(2) Pandangan Operator baik di dalam kabin maupun di ruang kendali tidak boleh
terhalang dan harus dapat memandang luas ke sekeliling lintasan atau Gerakan
operasi.
(3) Alat pengendali pengoperasian baik yang konvensional maupun yang dikontrol
menggunakan program komputer harus dibuat dan dipasang secara aman dan
mudah dijangkau oleh Operator.
Pasal 20
Dalam mengoperasikan Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dilarang:
a. mengangkat dan mengangkut melebihi beban maksimum yang diizinkan;
b. melakukan gerakan secara tiba-tiba yang dapat menimbulkan beban kejut baik
dalam keadaan bermuatan atau tidak; dan
c. membawa atau mengangkut penumpang melebihi jumlah kursi yang tersedia.
Pasal 67
Pesawat Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi:
a. alat berat terdiri atas forklift, lifttruck, reach stackers, telehandler, hand lift/hand
pallet, excavator, excavator grapple, backhoe, loader, dozer, traktor, grader,
concrete paver, asphalt paver, asphalt sprayer, aspalt finisher, compactor
roller/vibrator roller, dan peralatan lain yang sejenis;
b. kereta terdiri atas kereta gantung, komidi putar, roller coaster, kereta ayun,
lokomotif beserta rangkaiannya, dan peralatan lain yang sejenis;
c. personal basket terdiri atas manlifi/boomlift, scissor lift, hydraulic stairs dan
peralatan lain yang sejenis;
d. truk terdiri atas tractor, truk pengangkut bahan berbahaya, dump truck, cargo
truck lift, trailer, side loader truck, module transporter, axle transport, car towing,
dan peralatan lain yang sejenis; dan
e. robotik dan konveyor terdiri atas Automated Guided Vehicle, sabuk berjalan, ban
berjalan, rantai berjalan dan peralatan lain yang sejenis.

Pasal 68
Landasan sebagai tumpuan atau lintasan untuk Pesawat Angkut harus memiliki
konstruksi pondasi yang kuat menahan beban, rata, stabil, dan memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Pasal 69
Penempatan Pesawat Angkut pada area kerja harus:
a. dalam kondisi stabil dan seimbang untuk menghindari terguling, teijungkal,
teijungkit, dan terperosok; dan
b. memiliki ruang gerak yang cukup dan bebas dari rintangan agar tidak
membahayakan orang di sekitamya.
Pasal 70
Pesawat Angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 selain memiliki komponen
utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1} juga memiliki komponen utama
berupa alat pengendali, kabin Operator atau ruang pengoperasian atau ruang kontrol,
dan lengan yang merupakan arm dan boom.
Pasal 71
(1) Alat pengendali yang meliputi tuas, setir, dan tombol harus:
c. dibuat seragam dalam fungsi, gerak, dan wamanya; dan
d. didesain ergonomis dan aman bagi Operator.
(2) Alat pengendali dengan sistem komputerisasi harus dilengkapi monitor yang
memberikan informasi pengoperasian.
(3) Alat pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus:
a. mudah dioperasikan dan dipahami oleh Operator; dan
b. dilengkapi dengan simbol atau tanda yang memiliki keterangan pengoperasian.
Pasal 72
(1) Kabin Operator harus:
c. dirancang untuk memudahkan pandangan Operator pada daerah pengoperasian;
d. dilengkapi dengan atap pelindung yang dapat melindungi Operator dari perubahan
cuaca dan kemungkinan tertimpa suatu benda; dan
e. dilengkapi sabuk pengaman yang mampu menahan tekanan kejut.
(2) Ruang pengoperasian yang menyatu dengan Pesawat Angkut harus:
f. mempunyai tempat atau panel untuk penempatan alat pengendali pengoperasian;
g. dilengkapi Alat Pelindungan; dan
h. memberikan kenyamanan dan kemudahan aktivitas atau gerak Operator.
(3) Ruang kontrol harus:
i. berada di dekat Pesawat Angkut untuk memudahkan pemantauan operasi kecuali
untuk lokomotif dan konveyor; dan
j. memiliki ventilasi dan penerangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atau standar yang berlaku.
(3) Ruang kontrol harus:
a. berada di dekat Pesawat Angkut untuk memudahkan pemantauan operasi kecuali
untuk lokomotif dan konveyor; dan
b. memiliki ventilasi dan penerangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atau standar yang berlaku.

Pasal 73
Lengan yang merupakan arm dan boom harus:
c. digunakan sesuai dengan buku petunjuk pabrik pembuat;
d. memiliki sistem penghenti yang berfungsi secara otomatis jika sudut kemiringan
mencapai batas maksimal; dan
e. memiliki alat pencegah teijadinya benturan yang berfungsi secara otomatis.

Pasal 74
(1) Pengoperasian Pesawat Angkut pada saat pemuatan, pemindahan, dan
pembongkaran harus dijamin tidak terjadi muatan tumpah.
(2) Lokasi pengoperasian Pesawat Angkut yang membahayakan harus dilengkapi
dengan tanda peringatan larangan masuk bagi orang yang tidak
berkepentingan.
(3) Pengoperasian untuk Pesawat Angkut yang tenaga penggeraknya motor bakar
harus dijalankan dengan aman sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan.
(4) Pengoperasian untuk Pesawat Angkut yang tenaga penggeraknya motor bakar
dilarang dijalankan di daerah yang terdapat bahaya kebakaran, peledakan, dan/atau
ruangan tertutup.

Pasal 75
Alat berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf a selain memiliki komponen
utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 70, juga memiliki tiang (mast),
garpu (/brfc), bak (bucketj, dan pencengkram (grapple).

Pasal 76
Tiang (mast) pada forklift harus:
a. mampu menahan benda keija sesuai dengan standar yang berlaku;
b. mampu menahan rantai pengggerak garpu (fork)-,
c. dilengkapi pembatas {stopper) pada titik pengangkatan tertinggi; dan
d. dilengkapi tempat dudukan sandaran muatan (back rest).
Pasal 77
(1) Garpu (fork) pada forklift:
a. harus dibuat dengan faktor keamanan paling rendah 3 (tiga);
b. tidak mengalami defleksi melebihi sebesar 1/33 (satu per tiga puluh tiga) dikali
panjang garpu;
c. tidak diluruskan dan/atau dilakukan pengelasan pada garpu yang mengalami
bengkok atau patah;
d. tidak mengalami penipisan garpu lebih dari 10% (sepuluh persen);
e. harus dilengkapi pengatur dan pengunci posisi pada dudukan jika forklift
menggunakan fork ganda; dan
f. tidak mengalami perbedaan ketinggian lebih dari 3% (tiga persen) dari panjang
garpu apabila forklift menggunakan garpu (fork) ganda.
(2) Dalam menggunakan garpu (fork) pada forklift dilarang memasang alat tambahan
untuk memperpanjang garpu (fork).
Pasal 81
Landasan forklift, lift truck, reach stackers, dan telehandler.
a. harus dikonstruksi cukup kuat dan rata;
b. harus mempunyai tanda area lintasan;
c. tidak mempunyai belokan dengan sudut yang tajam; dan
d. tidak mempunyai tanjakan atau turunan yang terjal yang dapat mengganggu
keseimbangan.

Pasal 82
Setiap orang dilarang menggunakan forklift, lifttmck, reach stackers, dan telehandler
dengan tenaga penggerak motor bakar di area keija yang mempunyai bahan mudah
meledak dan/atau dalam ruangan tertutup.

Pasal 83
Sebelum memuat dan membongkar muatan, rem pada Forklift, reach stacker,
telehandler, dan sejenisnya harus digunakan dan jika di atas tanjakan, roda harus
diberi penahan.
Pasal 84
Jarak bebas sisi lintasan yang dilalui forklift, telehandler, dan sejenisnya paling sedikit:
a. 60 cm (enam puluh sentimeter) diukur dari sisi terluar pesawat atau sisi terluar
muatan yang paling lebar jika digunakan lalu lintas satu arah; dan
b. 90 cm (sembilan puluh sentimeter) diukur dari sisi terluar di antara dua pesawat
atau sisi terluar di antara muatan yang paling lebar di kedua pesawat jika
digunakan lalu lintas 2 (dua) arah.

Pasal 85
(1) Forklift pada saat dioperasikan dalam keadaan berjalan:
c. garpu (fork) atau permukaan bagian bawah muatan hams beijarak paling tinggi 15
cm (lima belas sentimeter) diukur deiri permukaan landasan; dan
d. harus berjarak paling dekat 10 m (sepuluh meter) dari bagian belakang kendaraan
yang ada di depannya.
(2) Forklift pada saat sedang tidak digunakan harus diletakkan pada landasan yang rata
tanpa ada kemiringan dengan kondisi rem terkunci dan garpu sisi terbawah menempel
pada permukaan landasan.
(3) Forklift dilarang digunakan untuk tujuan lain selain untuk mengangkat,
mengangkut, dan meletakkan muatan/ barang.
(4) Forklift jenis telehandler dan reach stacker dikecualikan dari ketentuan pada ayat
(1) humf a,
Pasal 140 PERSONIL PAA
1. Pemasangan dan/atau perakitan, pemakaian atau
pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan dan pengujian
harus dilakukan oleh personel yang mempunyai kompetensi
dan kewenangan di bidang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut.
2. Personel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Teknisi;
b. Operator;
c. Juru Ikat (rigger); dan
d. Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
3. Kompetensi personel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lanjutan Pasal 140
4. Kewenangan personel Teknisi, Operator, dan Juru Ikat (rigger)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan
huruf c harus dibuktikan dengan Lisensi K3.
5. Kewenangan personel Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
dibuktikan dengan surat keputusan penunjukan dan kartu
tanda kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 187
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1985
tentang Pesawat Angkat Dan Angkut;
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat Dan Angkut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 340); dan
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 452/M/BW/1996
tentang Pemakaian Pesawat Angkat Dan Angkut Jenis Rental,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Daftar Lampiran
1. Kualifikasi Operator
2. Pedoman Pembinaan K3 Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut
3. Buku Kerja Operator, Juru Ikat (Rigger), dan Teknisi
4. Formulir Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
5. Surat Keterangan Memenuhi Syarat K3 Dan Surat Keterangan
Tidak Memenuhi Syarat K3
6. Stiker Memenuhi Syarat K3 Dan Stiker Tidak Memenuhi
Syarat K3
STANDAR PAA
• ANSI: American National Standard Industry
• JIS: Japan Industrial Standard
• B.S: British Standard
• API: America Petroleum Industries
• ASME: American Society of Mechanical Engineering
• SNI: Standard Nasional Indonesia
• DIN: Standad German
RIKSA / UJI K3 OLEH PJK3 INSPEKSI

Perusahaan
Surat Keterangan
Memenuhi / Tidak
Pengawasan
memenuhi Syarat K3

Penawaran Riksa / Uji


Pemerintah / Dinas
PJK3 Inspeksi Tenaga Kerja

Laporan
Riksa/Uji

Permohonan
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Jenis Riksa dan Uji berdasarkan peraturan perundang-undangan


• Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan
• Pemeriksaan dan pengujian pertama dalam pemakaian peralatan/
instalasi baru dan atau setelah selesai pemasangan
• Pemeriksaan dan pengujian berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (2 th setelah pemeriksaan pertama
dan selanjutnya 1 th sekali
Kreteria teknis jenis riksa dan uji (tahapan)
a. Pemeriksaan data/ verifikasi
• Data umum
• Data teknis
b. Pemeriksaan visual
• Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist
• Dimensi check
c. Pemeriksaan NDT
• Seluruh komponen utama atau komponen yang menerima beban
atau komponen yang diragukan kekuatannya / kemampuannya
Standar dipakai dalam
PAA

DIN
ASME
Standar

BS JIS
Substansi yang disampaikan

01
Syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut dan Alat Bantu
Angkat

02 Komponen Utama Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

03 Alat Bantu Angkat dan Angkut

04 Personel K3

05 Pemeriksaan, Pengujian, Pengawasan dan Sanksi

06 Hal lain terkait pesawat angkat dan pesawat angkut


Syarat – syarat K3
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
a b c d e

Pemakaian atau Perbaikan,


Perencanaan
Pengoperasian Perubahan dan
dan Pembuatan
Modifikasi
a. gambar rencana a. pemeriksaan
dan pengujian; a. gambar rencana
konstruksi/instal
Pemasangan b. Sesuai SOP perbaikan,
asi Pemeliharaan perubahan atau
b. spec. WPS dan dan/atau Pemakaian
dan Perawatan modifikasi;
PQR (*) Perakitan c. Sesuai dengan
kapasitas b. perhitungan
c. Perhitungan a. pembuatan a. sesuai SOP
kekuatan
kekuatan gambar konstruksi b. Secara berkala
konstruksi;
konstruksi pondasi; c. sesuai dengan
c. Penentuan
d. Penentuan b. perhitungan buku manual
Bahan yang
Bahan yang kekuatan memenuhi
memenuhi konstruksi pondasi Syarat
syarat c. Penggunaan
bahan yang
memenuhi syarat
Dokumen Terkait
Perencanaan, Pembuatan, Perbaikan, Perubahan atau
Pemakaian atau Pengoperasian Pemeliharaan, Perawatan,
Pemasangan dan Perakitan Modifikasi

Sama dengan syarat


SKP PJK3 Pembuatan/ SKP PJK3 Pemeriksaan dan Lisensi K3 teknisi pesawat perencanaan, pembuatan,
Perakitan Pengujian angkat dan pesawat angkut pemasangan dan perakitan

Lisensi K3 Operator sesuai


SOP Perawatan dan Lisensi K3 teknisi pesawat
Sertifikat Juru Las jenis pesawat yang
Pemeliharaan angkat dan pesawat angkut
dioperasikan
Lisensi K3 Juru Ikat
Gambar Rencana
(Rigger) Apabila Buku Manual dari Pabrik
Konstruksi/Instalasi dan
Pengangkatan dibantu juru Pembuat
Cara Kerja
ikat
Sertifikat Bahan dari SOP Pemakaian dan
Lembaga yang Berwenang Pengoperasian
Perhitungan kekuatan
konstruksi
WPS dan PQR yang
dievaluasi Pengawas
Ketenagakerjaan Sp. K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut

Surat Keterangan Surat Keterangan Surat Keterangan


Memenuhi Syarat K3 Memenuhi Syarat K3 Memenuhi Syarat K3
Gambar Rencana Pemakaian Gambar Rencana
KOMPONEN UTAMA
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

sistem hidraulik
rangka utama instalasi listrik
dan/atau sistem
pneumatik

motor kelabang
penggerak transmisi (crawler)
dan/atau roda
Perlengkapan Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

Pelat Nama

pelat nama yang memuat data Pesawat Angkat dan


Pesawat Angkut

Kapasitas Beban
keterangan kapasitas beban maksimum yang
diizinkan

Emergency Stop

alat atau tombol penghenti darurat (emergency


stop)
Safety Device

Alat Pengaman; dan


Alat Perlindungan.
Perlengkapan Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

nama pabrik
pembuat

Pelat Nama tahun


pembuatan

model

nomor seri

kapasitas.
Ruang Lingkup Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

E
DD
Perbaikan, perubahan
atau modifikasi

C Pemeliharaan dan
PA&PA

B
perawatan
Pemakaian atau
pengoperasian

A
PA&PA dan ABA
Pemasangan
dan/atau perakitan
PA&PA dan ABA
Perencanaan dan
pembuatan.
PA&PA
PA&PA
Ruang Lingkup Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

PA&PA

Alat Bantu Angkat dan


Pesawat Angkat Pesawat Angkut
Angkut

dongkrak alat berat sling,

keran angkat kereta spreader bar,

alat angkat pengatur posisi


personal basket lifting beam,
benda kerja

personal platform truk personal basket, jaring

Alat Kelengkapan (Swivel,


robotik dan konveyor Shackle, Sling, dll)
Pesawat Angkat Dongkrak

01
Pesawat Angkat Keran Angkat

01
Pesawat Angkat Keran Angkat

01
Pesawat Angkat Pengatur Posisi Benda Kerja

01
Pesawat Angkat Personal Platform

01
Pesawat Angkut Alat Berat
Pesawat Angkut Kereta
Pesawat Angkut Personal Basket
Pesawat Angkut Truk
Pesawat Angkut Robotik dan Konveyor
Alat Bantu Angkat dan Angkut
Sling
Terdiri dari : Sling Tali Kawat Baja (Wire Rope Sling), Sling Sabuk
(Webbing Sling), Sling Rantai (Chain Sling), dan Sling Serat

Batang Balok (Spreader Bar)


Terdiri dari Baja dan rantai dengan faktor keamanan sebesar
Minimal 4 untuk rantai atau 6 baja,

Balok Pengangkat (Lifting Beam)


Terdiri dari Baja dan rantai dan dilengkapi pengait pada balok
baja bagian atas maupun bawah sebagai tempat hook crane,
sling rantai (chain sling), sling tali kawat baja (wire rope sling),
pencengkram (grapple), kait (hooker), dan magnetic lifter dengan
faktor keamanan sebesar Minimal 4 untuk rantai atau 6 baja,

Personal Basket dan Jaring


Khusus manusia dengan faktor keamanan minimum 5 dan
pengurangan dimensi maksmimal 10%

Alat Kelengkapan
Terdiri dari shackle, turnbuckle, swivel, eyebolt, eyenuts, eyepad,
hooker, rings, master link, dan clamp
Alat
Kelengkapan

Shakel
Alat
Kelengkapan

Sling Wire
Rope
Webbing
Sling
ChainSling
Alat
Kelengkapan

Swivel
Alat
Kelengkapan

Turnbuckl
e
Alat
Kelengkapan

Thimble
Alat
Kelengkapan

Eyebolt
Alat
Kelengkapan

Eyenuts
Alat
Kelengkapan

Ring
Alat
Kelengkapan

Hook
Personil K3 PA & PA

Ahli K3 SP.
PAA Juru Ikat /
Rigger

Teknisi Operator
Syarat-syarat, Tugas dan Wewenang
Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

Syarat SKP Tugas Wewenang


1. membantu
1. pendidikan paling 1. fotokopi ijazah pelaksanaan ketentuan 1. melakukan
rendah diploma III pendidikan terakhir; peraturan perundang- pemeriksaan,
bidang teknik atau 2. surat keterangan undangan; pengukuran,
sederajat; berpengalaman kerja; 2. membantu 2. melakukan
2. memiliki 3. surat keterangan sehat pengawasan peraturan pemeriksaan
pengalaman paling untuk bekerja (fit to perundang-undangan dan/atau
singkat 2 (dua) work) dari dokter; 3. identifikasi, analisa, pengujian PA &
3. sehat untuk bekerja 4. kartu tanda penduduk; penilaian dan PA & Alat Bantu
menurut keterangan 5. sertifikat kompetensi; pengendalian potensi Angkat dan
dokter 6. laporan praktek kerja bahaya Angkut serta alat
4. Minimum berusia 23 lapangan 4. memeriksa dan kelengkapannya;
(dua puluh tiga) 7. Pas Foto. menganalisis stabilitas; 3. memberikan
tahun; dan 5. memeriksa, saran perbaikan
5. memiliki surat menganalisis, dan 4. merekomendasi
keputusan menguji Pesawat kan penghentian
penunjukan oleh Angkat, Pesawat pengoperasian
Menteri dan kartu Angkut dan
tanda kewenangan perlengkapannya;
Syarat-syarat, Tugas dan Wewenang
Teknisi

Syarat Lisensi K3 Tugas Wewenang


1. melaksanakan
1. berpendidikan paling 1. fotokopi ijazah ketentuan peraturan 1. pemasangan,
rendah SMK jurusan pendidikan terakhir; perundang-undangan perbaikan, atau
teknik atau sederajat; 2. surat keterangan K3 perawatan;peme
2. memiliki pengalaman berpengalaman kerja 2. identifikasi potensi riksaan,
paling singkat 2 (dua) sesuai bidangnya bahaya pemasangan penyetelan, dan
tahun di bidangnya; 3. surat keterangan atau perakitan, mengevaluasi
3. sehat untuk bekerja sehat untuk bekerja pemeliharaan/perawata keadaan
menurut keterangan dari dokter; n, perbaikan, 2. membantu
dokter; 4. fotokopi kartu tanda perubahan atau pemeriksaan
4. berumur paling rendah 20 penduduk; modifikasi dan/atau
(dua puluh) tahun; 5. fotokopi sertifikat 3. melaksanakan teknik pengujian
5. memiliki sertifikat kompetensi dan syarat-syarat K3
kompetensi sesuai 6. pas foto berwarna 4. bertanggung jawab
bidangnya; dan atas hasil pemasangan,
6. memiliki Lisensi K3. pemeliharaan,
perbaikan, dan/atau
pemeriksaan
peralatan/komponen
Syarat-syarat, Tugas dan Wewenang
Juru Ikat (Rigger)

Tugas
Syarat Lisensi K3 1. identifikasi potensi bahaya Wewenang
pengikatan benda kerja dan
1. Minimum pendidikan 1. fotokopi ijazah Alat Bantu Angkat dan Angkut; 1. pengikatan
SMA atau sederajat; pendidikan terakhir; 2. Melaksanakan teknik dan muatan/barang atau
2. surat keterangan syarat-syarat K3 pengikatan
2. memiliki pengalaman bahan sesuai dengan
berpengalaman kerja benda kerja dalam
paling singkat 1 sesuai bidangnya pencegahan kecelakaan kerja; prosedur pengikatan
(satu) tahun 3. surat keterangan 3. melakukan pemilihan Alat dan hasil
dibidangnya; sehat untuk bekerja Bantu Angkat dan Angkut perhitungan;
3. sehat untuk bekerja dari dokter; serta alat kelengkapannya 2. pemeriksaan Alat
menurut keterangan 4. fotokopi kartu tanda sesuai dengan kapasitas Bantu Angkat dan
penduduk; beban kerja aman;
dokter; Angkut sebelum
5. fotokopi sertifikat 4. pengecekan terhadap kondisi
4. berusia paling kompetensi pengikatan aman dan Alat digunakan;
rendah 19 (sembilan 6. pas foto berwarna Bantu Angkat dan Angkut 3. pemberian aba-aba
belas) tahun; serta alat kelengkapannya pengoperasian
5. memiliki sertifikat yang digunakan; dan Pesawat Angkat dan
kompetensi di 5. perawatan Alat Bantu Angkat Pesawat Angkut.
dan Angkut serta alat
bidangnya; dan
6. memiliki Lisensi K3. kelengkapannya.
Syarat-syarat, Tugas dan Wewenang
Operator

Tugas
Syarat Lisensi K3 1. melaksanakan Wewenang
1. berpendidikan paling ketentuan peraturan
1. fotokopi ijazah menghentikan Pesawat
rendah SMP-SMA atau perundang-undangan K3
pendidikan terakhir; Angkat dan Pesawat
sederajat;* 2. surat keterangan 2. identifikasi potensi
bahaya pengoperasian; Angkut jika Alat
2. berpengalaman paling berpengalaman kerja
sesuai bidangnya 3. melaksanakan teknik Pengaman atau
singkat 1 - 2 tahun perlengkapan Pesawat
3. surat keterangan dan syarat-syarat K3
membantu pelayanan di sehat untuk bekerja Angkat dan Pesawat
bidangnya;* pengoperasian;
dari dokter; Angkut tidak berfungsi
3. surat keterangan sehat 4. pengecekan terhadap
4. fotokopi kartu tanda dengan baik atau rusak
bekerja dari dokter; penduduk; kondisi atau
4. berusia paling rendah 5. fotokopi sertifikat kemampuan kerja
19-20 tahun (tergantng kompetensi sebelum pengoperasian
6. pas foto berwarna 5. bertanggung jawab atas
kelas);*
5. memiliki sertifikat kegiatan pengoperasian
kompetensi sesuai dalam keadaan aman.
bidangnya;* dan
6. memiliki Lisensi K3
Kualifikasi
Jenis dan Kapasitas
Nomor
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut Kelas III Kelas II Kelas I

I Pesawat Angkat              
 
overhead crane, overhead travelling crane, hoist crane, monorail crane, wall crane, jib crane, stacker crane, gantry
1.1 crane, semi gantry crane, launcher gantry crane, roller gantry crane, rail mounted gantry crane, rubber tire gantry
 
crane, ship unloader crane, gantry luffing crane, container crane

    s/d 25 ton 1 orang - -


    > 25 ton dan s/d 100 ton - 1orang -
    > 100 ton - - 1 orang
 
portal crane, ship crane, barge crane, derrick ship crane, dredging crane, ponton crane, floating crane, floating
derricks crane, floating ship crane, cargo crane, crawler crane, mobile crane, lokomotif crane dan/atau railway crane,
 
truck crane, tractor crane, side boom crane, derrick crane, portal crane, pedestal crane
1.2
  s/d 25 ton 1 orang - -
  > 25 ton dan s/d 100 ton - 1 orang -
  > 100 ton - - 1 orang
  1.3 Keran menara (tower crane).      
    Tinggi menara s/d 40 m 1 orang - -
    Tinggi menara s/d 60 m - 1 orang -
    Tinggi menara tanpa batasan ketinggian - - 1 orang
  lier, dongkrak hidraulik, dongkrak pneumatik, post lift, dan
truck/car lift, Rotator, robotik, dan takel, passenger hoist,
1.4 non kelas 1 orang
  dan gondola, hidraulik drilling rig, pilling crane/mesin
pancang
II Pesawat Angkut            

excavator, excavator grapple, backhoe, loader, dozer, traktor, grader,


concrete paver, asphalt paver, asphalt sprayer, aspalt finisher,
compactor roller/vibrator, roller, kereta gantung, komidi putar, roller
coaster, kereta ayun, lokomotif beserta rangkaiannya, manlift/boomlift,
II.1 non kelas 1 orang
scissor lift, hydraulic stairs, tractor, truk pengangkut bahan berbahaya,
dump truck, cargo truck lift, trailer, side loader truck, module
transporter, axle transport, car towing, Automated Guided Vehicle
(AGV), sabuk berjalan, ban berjalan, rantai berjalan

Jenis forklift/lift truck, reach stackers, telehandler, hand


II.2 II. 2. 1 - 1 orang -
lift/hand pallet sId 15 ton.
Jenis forklift/lift truck, reach stackers, telehandler, hand
II.2 II. 2. 2 - - 1 orang
lift/hand pallet > 15 ton.
DASAR HUKUM PEMBINAAN

UU No. 1 Tahun 1970

Pasal 9
Pengurus diwajibkan
menyelenggarakan pembinaan bagi
semua tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya, dalam PP 50 Tahun 2012 Permenaker 8 Tahun 2020
pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta Pasal 10 Ayat (3) Pasal 140 Ayat (4)
peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam Sumber daya manusia sebagaimana Kewenangan personil Teknisi,
pemberian pertolongan pertama pada dimaksud pada ayat (2) harus Operator, dan Juru Ikat (rigger)
kecelakaan memiliki: a. kompetensi kerja yang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibuktikan dengan sertifikat; dan huruf a, huruf b, dan huruf c harus
b. kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan Lisensi K3.
dibuktikan dengan surat izin
kerja/operasi dan/atau surat
penunjukkan dari instansi yang
berwenang
Alur Proses Sertifikasi Personil K3 ( Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut/Operator/Teknisi/Juru Ikat (Rigger)
Pemerintah

Dirjen Binwasnaker & K3

Direktur PNK3
Lisensi K3

Lisensi K3
Kasubdit Mek & PU BT

Kasi Mekanik
LULUS

Evaluasi /

Lisensi K3
pengujian untuk Dinas yang
penerbitan SKP / berwenang di Propinsi
Lisensi K3

Lisensi K3
PJK3 Perusahaan / Tempat Kerja
LSP
Pembinaan
(peralatan PA dan PA)

Pengurus Personil K3
Personil K3
Koordinasi perpanjangan
pembinaan
Hal-hal terkait dengan Lisensi K3
Larangan
Pengurus dan/atau Pengusaha dilarang
mempekerjakan:
a. Teknisi, Operator, dan Juru Ikat
(rigger) yang tidak memiliki Lisensi K3

Pasal 140 Pasal


Ayat (4) 171

Kewenangan
Kewenangan personil Teknisi,
Operator, dan Juru Ikat (rigger)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, huruf b, dan huruf c harus
dibuktikan dengan Lisensi K3.
Tata Cara Memperoleh Lisensi K3
Operator/Rigger/Teknisi K3
Sesuai dengan Pasal 159
Surat Permohonan
Kepada Direktur PNK3
dengan melampirkan

fotokopi
fotokopi ijazah surat keterangan surat keterangan fotokopi kartu sertifikat
pendidikan berpengalaman sehat untuk tanda kompetensi
terakhir kerja sesuai bekerja dari penduduk sesuai dengan
bidangnya dokter jenis dan
masing-masing
dan Pas Foto
kualifikasinya

Pemeriksaan dokumen dan


Evaluasi
Sebagai syarat penerbitan Lisensi K3
Penerbitan Sertifikat Kompetensi

PJK3 MoU dengan


Pembinaan LSP Lembaga
Pendidikan

Surat Keterangan Surat Keterangan


Dirjen Binwasnaker dan K3 Sertifikat BNSP Dirjen Binwasnaker dan K3
Sesuai pasal 161 : Sesuai dengan Yang sudah berjalan seperti :
Dalam hal sertifikat kompetensi SKKNI yang a. Politeknik Kemnaker RI
sebagaimana dimaksud dalam b. Training Center Trakindo
sudah ada
Pasal 140 ayat (3) belum ada,
dapat menggunakan surat
keterangan telah mengikuti
pembinaan K3 yang diterbitkan
oleh Direktur Jenderal..
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Jenis Riksa dan Uji berdasarkan peraturan perundang-undangan

• Pemeriksaan dan pengujian pertama dalam pemakaian peralatan/


instalasi baru dan atau setelah selesai pemasangan, perbaikan
dan/atau perubahan atau modifikasi.

• Pemeriksaan dan pengujian berkala sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku (2 tahun setelah pemeriksaan dan
pengujian pertama dan selanjutnya 1 tahun sekali)

• Pemeriksaan dan Pengujian khusus (jika ada kecelakaan kerja,


kecelakaan kerja, kebakaran, dan peledakan)

• Pemeriksaan dan Pengujian ulang (jika hasil pemeriksaan dan


pengujian diragukan)
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

1. Kriteria teknis jenis riksa dan uji (tahapan)


a. Pemeriksaan Dokumen (Pemeriksaan Pertama Saja)
• Data umum
• Data teknis
b. Pemeriksaan visual
• Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist
• Dimensi check
c. Pemeriksaan NDT
• Seluruh komponen utama atau komponen yang menerima beban
atau komponen yang diragukan kekuatannya / kemampuannya
d. Pengujian
• Fungsi
• Dinamis (Running Test)
• Statis (tidak bergerak dengan beban lebih
110 %, 125 %)
e. Pemeriksaan setelah pengujian
f. Laporan

2. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian


• Ahli K3 Spesialis PA&PA  PJK3 Bidang Pemeriksaan dan
Pengujian PA&PA/ Perusahaan (SKP Menaker)
• Peg. Pengawas Ketengakerjaan Sp.K3 PA&PA  provinsi
setempat
• Penguji K3 yang berkompeten dalam Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut  Balai K3/Balai Hiperkes setempat
Jenis - jenis NDT

DPT
Jenis - jenis NDT

RT
Jenis - jenis NDT

MPT
Jenis - jenis NDT

UT
Jenis - jenis NDT

EC
Alur Proses Penerbitan Surat Keterangan
Memenuhi / Tidak Memenuhi Syarat K3

Perusahaan
Mengidentifikasi PA&PA yang PJK3 Pemeriksaan dan
Laporan Hasil Pemeriksaan
akan diperiksa dan diuji dan Pengujian PA&PA melakukan dan Pengujian dan
memilih PJK3 yang akan pemeriksan dan pengujian
melakukan Permohonan Surat
Keterangan

Dinas Bidang
Ketenagakerjaan Pengawas KK Sp. K3
Provinsi PA&PA Mengevaluasi
*Khusus untuk yang digunakan
lebih dari 1 provinsi dalam 1 Laporan
tahun di Kemnaker RI

Tidak
Memenuhi Memenuhi

Perusahaan harus Surat Keterangan


melakukan Memenuhi Syarat K3
perbaikan / reparasi PA dan PA dapat
dan riksa uji kembali digunakan
Surat Keterangan Memenuhi Syarat K3
Stiker Memenuhi Syarat K3
Surat Keterangan Tidak Memenuhi Syarat K3
Stiker Tidak Memenuhi Syarat K3
Hal-hal lain Terkait
Surat Keterangan Memenuhi
Syarat K3
Pesawat yang dipakai seringkali
berpindah wilayah provinsi dalam 1
tahun sehingga dibuat Surat
Keterangan di Kemnaker RI Pengoperasian Excavator, Dozer,
Grader, Backhoe
Dilarang pada area pipa bertekanan
tinggi dan kabel bertekanan tinggi
Pemeriksaan dan Pengujian PA&PA dan
Alat Bantu Angkat dan Angkut

Dilakukan berkala 2 tahun setelah pertama kali dan


1 tahun secara berkala, khusus alat bantu angkat
dan angkut dilakukan 1 tahun sekali.
SKP/Lisensi K3
Pengecekan SKP dan Lisensi K3
dilakukan melalui portal temank3.id .

Pengoperasian Alat Berat di Area Umum


Wajib diberikan rambu-rambu dan
pembatas
KECELAKAAN KERJA
Penanganan kasus kecelakaan kerja keran
menara di Kubu Raya, Kalimantan Barat tahun
2019
Terjadi kecelakaan kerja pada keran Menara (tower crane)
yang mengakibatkan 1 (satu) korban jiwa karena tertimpa
jib yang patah

Penanganan kasus kecelakaan


kerja gondola di Jakarta tahun
2016
Penanganan kasus kecelakaan kerja launcher
Terjadi kecelakaan kerja gondola di
Gedung Intiland akibat dari kegagalan
gantry crane di Jakarta tahun 2018
fungsi gondola di saat sedang diuji
coba setelah dilakukan perbaikan, dan Kelalaian operator akibat kelelahan mengakibatkan gagal
menyebabkan 1 orang korban jiwa dalam erection launcher gantry untuk pemasangan lower
cross beam di false segment tiang 22 dan pekerja di atas
launcher gantry crane tidak memakai full body harness,
sehingga ketika terjatuh tidak ada fall arrest (penahan
jatuh) dan menyebabkan 4 orang korban jiwa
Sanksi K3
Pada Pasal 186
Pelanggaran Pasal 2 Ayat (1)

Pelanggaran Pasal 172

UU No 1 tahun 1970 UU 13 Tahun 2003 Sanksi Pidana Sanksi Administratif


Pasal 15 Denda 100 ribu / Kurungan 3 Pencabutan Ijin, pencabutan
Pasal 190 Bulan lisensi dan SKP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai