Mengapa
diawasi Untuk
apa
TUJUAN
Pengawasan K3
Pesawat Angkat dan Obyek mekanik Dimana
yg mana dan pengawasannya
Angkut
Dasar hukumnya
apa
direktorat@norma-k3.com
Jenis Kecelakaan
• Terjungkit/terguling
Kecelakaan • Terjepit
Dasar hukum • Peledakan
Termasuk PAK
pengawasannya
Pengendalian
• Ruang lingkup
• Siapa yang mengawasi
• Bagaimana caranya
• Konstruksi harus kuat
• Safety device terpasang dan
• Menjamin keselamatan dan
berfungsi baik
kesehatan TK dan orang lain
• Layak pakai
• Menjamin penggunaan
• Riksa uji
pesawat angkat dan angkut
• APD
aman dipakai
• Perawatan dengan baik
• Menjamin proses produksi
• Pengoperasian sesuai
aman dan lancar
manual/SOP dan oleh orang yg
berwenang
TYPE KECELAKAAN KERJA
I. TERKAIT DENGAN PESAWAT ANGKAT DAN
ANGKUT
1. Terjungkit/terguling
2. Terjepit/terpotong
3. Peledakan
4. Roboh
5. Tertimpa/tertimbun
6. Terkena radiasi
7. Penyakit akibat kerja
8. Sentuhan listrik
D. Sebab - sebab Kecelakaan
1. Bahan
2. Konstruksi 3. Peralatan Pengaman
4.
Kelalaian
operator
5. Pemeriksaan
Tidak Lengkap 7. Dan Lain-lain
6. Pelayanan/ Perawatan
SEBAB - SEBAB KECELAKAAN
Ketebalan
2. KONSTRUKSI Jenis Sambungan
Spot tack Weld
Opening Area Welding
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
Lain-lain (keluarga/kecewa)
FAKTOR INSTALASI / PERALATAN TEKNIK
• Faktor Peralatan
-- Alat Bantu Angkat/ABA (sling) tidak bersertifikat
-- ABA (sling) tidak dipelihara dan dirawat
-- Kelayakan pengikatan di bawah standar
-- Tali Kawat Baja/TKB (sling) cacat
• Faktor lain
-- ABA putus tiba-tiba
-- Sambaran halilintar
-- Sabotase
-- Banjir, cuaca buruk, tanah longsor
6. KELALAIAN
PERATURAN MENTERI
TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA
NO : PER. 05/MEN/1985
TENTANG
KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Direktur ialah sebagaimana yang dimaksud dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep.79/MEN/1977;
2. Pegawai Pengawas ialah Pegawai Pengawas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri;
3. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga tehnis yang berkeahlian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengamati di taatinya Undang-undang Keselamatan
Kerja;
4. Pengurus ialah Pengurus seperti dimaksud dalam Undang-undang
No. 1/1970 yang bertanggung jawab terhadap pesawat angkat dan
angkut;
5. Pengusaha ialah orang atau Badan Hukum seperti yang dimaksud
dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 yang memiliki Pesawat
Angkat;
6. Pesawat adalah kumpulan dari beberapa alat secara berkelompok
atau berdiri sendiri guna menghasilkan tenaga baik mekanik maupun
bukan mekanik dan dapat digunakan tujuan tertentu;
7. Alat adalah suatu unit konstruksi yang dibuat untuk digunakan atau
menghasilkan suatu hasil tertentu dan dapat merupakan suatu bagian
yang berdiri sendiri dari pesawat itu;
8. Instalasi adalah suatu jaringan baik pipa maupun bukan yang dibuat
guna suatu tujuan tertentu;
9. Pembuat dan pemasang pesawat angkat adalah orang atau Badan
Hukum yang melakukan pekerjaan pembuatan dan pemasangan
instalasi pesawat angkat dan bertanggung jawab selama batas waktu
tertentu terhadap pekerjaannya;
10. Pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan
atau barang atau orang secara vertikal dan atau horizontal dalam
jarak yang ditentukan;
11. Peralatan angkat ialah alat yang dikonstruksi aau dibuat khusus
untuk mengangkat naik dan menurunkan muatan;
12. Pita transport ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara continue dengan menggunakan
bantuan pita;
13. Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan ialah
pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau
orang dengan menggunakan kemudi baik didalam atau diluar
pesawat dan bergerak diatas suatu landasan maupun permukaan;
14. Alat angkutan jalan ril ialah suatu alat angkutan yang bergerak
diatas jalan ril;
• Jalan ril ialah jaringan ril dan perlengkapannya yang dipasang
secara permanen yang digunakan untuk jalan lokomotif, gerbong
dan peralatan lainnya guna mengangkut muatan.
Pasal 2
Bahan konstruksi serta perlengkapan dari pesawat angkat dan angkut harus
cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat.
Pasal 3
(1) Beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat dan angkut
harus ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas;
(2) Semua pesawat angkat dan angkut tidak boleh dibebani melebihi
beban maksimum yang diijinkan;
(3) Pengangkatan dan penurunan muatan pada pesawat angkat dan angkut
harus perlahan-lahan;
(4) Gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba dilarang
Pasal 4
Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang
mempunyai kemampuan dan telah memiliki ketrampilan khusus
tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 5
PERALATAN
ANGKAT
Pasal 6
Peralatan angkat antara lain adalah lier, takel, peralatan angkat listrik,
pesawat pneumatik, gondola, keran angkat, keran magnit, keran lokomotif,
keran dinding dan keran sumbu putar.
Pasal 7
Baut pengikat yang dipergunakan peralatan angkat harus mempunyai
kelebihan ulir sekerup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang,
jika perlu harus dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas yang
efektif.
TAKEL
@sep Juhud Mulyadi, ST 27
@sep Juhud Mulyadi, ST 28
@sep Juhud Mulyadi, ST 29
Pasal 9
PITA TRANSPORT
Pasal 75
Pita transport antara lain adalah : eskalator, ban berjalan dan rantai
berjalan.
Pasal 76
(1) Kontruksi mekanis pita transport harus cukup kuat untuk
menunjang muatan yang telah ditetapkan baginya;
(2) Semua pita transport harus dibuat sedemikian rupa sehingga titik-
titik geser yang berbahaya antara bagian-bagian atau benda yang
pindah atau tetap ditiadakan dan atau dilindungi.
BAB V
Alat angkutan jalan ril antara lain adalah : lokomotif, gerbong dan lori.
Pasal 117
Bahan, kontruksi dan perlengkapan jalan ril harus cukup kuat, tidak
cacat dan memenuhi syarat.
(2) Jika pemasangan jembatan atau terowongan pada persilangan
jalan dengan jalan ril tidak dapat dilaksanakan :
a. harus dipasang tanda-tanda yang bertuliskan BAHAYA atau
PERSILANGAN;
b. jalan persilangan harus dibuat rata dengan sebelah atas ril;
c. pada persilangan-persilangan yang ramai harus ditambah
oleh penjaga ril kereta atau isyarat lampu suara.
Pasal 128
Balok bentur harus dipasang pada ujung jalan ril, dengan ruangan
yang cukup untuk lewat dibelakang bumper secara aman.
BAB VII
PENGESAHAN
Pasal 134
(1) Setiap perencanaan pesawat angkat dan angkut harus mendapat
pengesahan dari Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya, kecuali
ditentukan lain;
(2) Permohonan pengesahan dimaksud pada ayat (1) harus diajukan
secara tertulis kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya
dengan melampirkan :
a. gambar rencana dan instalasi listrik serta sistem
pengamannya dengan sekala sedemikian rupa sehingga cukup
jelas dan terang;
b. keterangan bahan yang akan digunakan.
Pasal 135
Pasal 137
Pembuatan dan pemasangan pesawat angkat dan angkut harus
dilaksanakan oleh pembuat dan pemasang yang telah mendapat
pengesahan oleh Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.
BAB VIII
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
Pasal 138
Pasal 139
Biaya pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan Angkut
dibebankan kepada Pengusaha.
BAB IX
KETENTUAN
PERALIHAN
Pasal 140
Pesawat angkat dan angkut yang sudah dipakai sebelum peraturan ini
ditetapkan pengurus atau pengusaha yang memiliki pesawat angkat dan
angkut diwajibkan memenuhi ketentuan-ketentuan peraturan Menteri
ini dalam waktu 1 (satu) tahun sejak berlakunya peraturan ini.
BAB X
KETENTUAN LAIN-
LAIN
Pasal 141
KETENTUAN PIDANA
Pasal 143
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 144
Memenuhi syarat
Hasil
Komponen kritis / Memenuhi syarat /
penerima beban
NDT
Tidak
Tidak memenuhi
syarat
Pengujian
Uji Fungsi
Laporan Uji Beban
Uji Dinamis
Uji Statis
II. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PAA
A. MEKANISME RIKSA UJI OLEH PJK3
Perusahaan
Ijin/Pengesahan Pengawasan
dan Sertifikasi
Laporan
Riksa/Uji
Pemberitahuan
CONTOH BENTUK FORMAT 51 C
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN & PENGUJIAN
CRAWLER CRANE
NO. LAPORAN......................................
I. DATA UMUM
1. Pemilik :
2. Alamat :
3. Pemakai :
4. Pengurus Kontraktor Utama / Sub
:
Kontraktor / Penanggung Jawab
5. Lokasi Unit :
6. Nama Operator :
7. Jenis Pesawat Angkat :
8. Pabrik Pembuat :
9. Merk / Type :
10. Tahun Pembuatan :
11. No. Serie / No. Unit :
12. Kapasitas :
13. Standar yang dipakai :
14. Digunakan untuk :
15. Izin Pemakaian No. :
16 Sertifikat Operator :
17. Data Riwayat Pesawat :
18. Pembayaran Retribusi :
II. DATA TEKNIS
- Type
- Konstruksi
- Diameter
KONSTRUKSI KERANGKA
Komponen yang Kondisi
No. Nama Bagian Keterangan
diperiksa Baik Buruk
1 2 3 4 5 6
1. Konstruksi Kelabang (crawler)
bagian bawah Kerangka Kalabang (Track
(dengan Frame
Rantai) Roller Atas
Roller Bawah
Roda Pengencang
Kalabang
Roda Penggerak Kelabang
Rumah Gigi Penggerak
Rantai Penggerak dan
Sproket (Gigi)
Sambungan antara Truk
Frame dan Track Frame
2. Meja Putar Bantalan Roller (Slewing)
Dudukan Meja (Roller
Path)
Sambungan Pengikat (las,
baut, mur)
3. Meja Putar Rangka & Sambungan-
Konstruksi sambungan
(Bagian Atas)
Gantri Sambungan
Pengikat Beban Timbang
Dudukan Pasak Boom
Pasak Boom
IV. PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK
IV.1. TALI KAWAT BAJA
DIAMETER (mm) CACAT
PENGGUNAAN TIDA
NO SPEC ACTUAL KONSTRUKSI JENIS PANJANG UMUR ADA K KET.
PADA
ADA
1. Main Hoist Line
2. Aux. Hoist
3. Boom Hoist Line
4. Pendant Line
Cacat
No. Dimensi Lokasi ada Keterangan
Tidak Ada
Spec A=
B=
C=
D=
E=
V. PENGUJIAN
BEBAN
POSISI BOOM
PANJANG SUDUT BOOM RADIUS PEMBERA KERJA BEBAN UJI
NO. TERHADAP HASIL
BOOM (M) (O) ANGKAT (M) T AMAN (Ton)
PEMBAWA
(SWL)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
VI. KESIMPULAN
- Kesimpulan yang dibuat adalah hasil dari pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan
- Kesimpulan yang dibuat harus menegaskan apakah crawler crane tersebut laik atau tidak untuk
dioperasikan dan dapat diproses pengesahanny di Dinsaker setempat.
KIRI
KANAN
KIRI
KANAN
Fork 1
B
Fork 2
Fork 1 Fork 2
TINGGI
BEBAN UJI
ANGKAT TRAVELING /
No. (SWL LOAD GERAKAN HASIL KETERANGAN
GARPU KECEPATAN
CHARD)
(mm)
1 2 3 4 5 6 7
1. 25 % SWL a) Maju mundur
2. 50% SWL =
3. 75% SWL b) Belok kanan/
4. 100% SWL kiri =
c) Maju mundur
=
d) Belok kanan/
kiri =
e) Maju mundur
=
f) Belok kanan/
kiri =
g) Maju mundur
=
h) Belok kanan/
kiri =
PENGUKURAN HOOK
NDT BOOM (MPI)
PEMERIKSAAN INDIKATOR
PEMERIKSAAN WALL THICKNESS
DOKUMENTASI PEKERJAAN INSPEKSI
PEMERIKSAAN HYDRAULIC
PEMERIKSAAN MESIN & ACCU
PEMERIKSAAN RANTAI
PENGUJIAN DINAMIS & STATIS
1. Operator adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan
memiliki keterampilan khusus dalam pengoperasian pesawat angkat
dan angkut.
11. Buku kerja (log book) adalah buku kerja yang diberikan
kepada seorang operator untuk mencatat kegiatan selama
mengoperasikan pesawat angkat dan angkut sesuai dengan jenis
dan kualifikasinya atau petugas untuk mencatat penanganan
pesawat angkat dan angkut.
Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan
operator dan/atau petugas pesawat angkat dan
angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku
kerja
BAB II
KUALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT
OPERATOR DAN PETUGAS PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
Bagian Kesatu
Operator Pesawat Angkat dan Angkut
Pasal 5
Pasal 6
(4) Operator gondola, dongkrak mekanik (lier), takal, dan mesin pancang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu
pelayanan di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
(1) Pengoperasian pesawat angkat dan angkut dapat dibantu oleh petugas
pesawat angkat dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku
kerja sesuai jenis dan kualifikasinya.
(2) Petugas pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi juru ikat (rigger) dan teknisi.
Paragraf Kesatu
Juru Ikat (rigger)
Pasal 19
Juru ikat (rigger) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Paragraf Kedua
Teknisi
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
(1) Untuk memperoleh Lisensi K3 dan buku kerja operator atau petugas
pesawat angkat dan angkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,
pengusaha atau pengurus mengajukan permohonan tertulis kepada
Direktur Jenderal dengan melampirkan:
a. copy ijazah terakhir;
b. surat keterangan berpengalaman kerja membantu operator atau
petugas pesawat angkat dan angkut sesuai bidangnya yang diterbitkan oleh
perusahaan;
c. surat keterangan berbadan sehat dari dokter;
d. copy kartu tanda penduduk;
e. copy sertifikat kompetensi sesuai dengan jenis dan kualifikasinya; dan
f. pas photo berwarna 2 x 3 (3 lembar) dan 4 x 6 (2 lembar).
Pasal 23
(1) Lisensi K3 dan buku kerja berlaku untuk jangka waktu 5 (lima
tahun), dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.
Pasal 25
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 34