Anda di halaman 1dari 29

Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

I. REGULASI KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Crawler Crane XGC55


1
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

1.1. Perencanaan Operasi dan Pekerja


1.1.1. Perencanaan Operasi
Dengan adanya fungsi crane yang baik serta operator dan staf pekerja yang terlatih,
perencanaan operasi juga menjadi hal yang penting untuk operasi crane yang aman
dan dapat diandalkan.
Operator crane harus memiliki seluruh pengetahuan dasar yang dibutuhkan dalam
pengoperasian crane seperti terbiasa dalam membaca Buku Manual Operasi unit dan
pengetahuan dasar akan sistem elektrik, hidrolik, dan penggerak sebelum mulai
mengoperasikan crane, terutama pengetahuan-pengetahuan dalam operasi crane
lainnya seperti:
 Hakikat pekerjaan sebagai operator crane;
 Pemahaman jarak aman operasi ketinggian dan sisi-sisi bagian crane;
 Pengetahuan elektrik crane;
 Pemahaman batasan pergerakan crane terhadap struktur bangunan atau unit lain
di sekitar area crane;
 Jenis, dimensi, dan berat dari material yang akan diangakat;
 Ketinggian dan radius putar yang dibutuhkan;
 Daya dukung tanah terhadap crane yang akan dioperasikan;
 Operator dapat melakukan penilaian terhadap pekerjaan berdasarkan informasi
diatas;
 Tipe blok pengait (hook block);
 Tali sling dan pengetahuan dalam persiapan dan operasi pengangkatan (rigging);
 Konfigurasi beban penyeimbang (counterweight) dan kapasitas angkat boom.

Bahaya!
Jika operator crane tidak memiliki pengetahuan yang cukup terkait informasi dalam
pengoperasian crane yang dibutuhkan, operator tersebut tidak dapat memenuhi
standar kelayakan sebagai operator crane. Jika dipaksakan dapat menyebabkan
terjadinya risiko kecelakaan!

1.1.2. Kualifikasi Operator dan Anggota Pekerja Lain serta Tugasnya


 Operator
a) Crane harus dioperasikan oleh:
 Pekerja yang telah mendapatkan pelatihan dan pengjuian teknis;
 Peserta pelatihan yang sedang belajar paling tidak dalam waktu lebih dari 6
bulan dan berada dalam pengawasan pengawas (supervisor)
berpengalaman.
 Mekanik dan penguji alat yang diharapkan mampu memenuhi tugas-
tugasnya dalam fungsi perbaikan dan pengujian;
 Pengawas keamanan dan keselamatan (safety supervisor) yang ditunjuk
oleh pimpinan terkait.
b) Seorang operator harus:
 Memiliki usia minimal 18 tahun, sehat jasmani dan rohani;
 Memiliki daya penglihatan lebih dari 0.7 (terkoreksi) dan tidak buta warna;
 Memiliki daya pendengaran sesuai standar kondisi pekerjaan;

2
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Sigap, sehat jasmani, dan terbebas dari pengaruh alkohol, obat-obatan,


atau segala proses pengobatan yang berpengaruh langsung terhadap
kemampuan penglihatan, pendengaran, respon, dan penilaian.
c) Seorang operator harus terbiasa dengan:
 Struktur dan kemampuan teknis crane atas seluruh kegiatan mekanis yang
dapat dilakukan crane;
 Instruksi operasi crane dan regulasi hukum yang berlaku;
 Kemampuan dan fungsi dari alat keamanan dan perlindungan crane;
 Pengetahuan dasar akan mesin dan komponen elektrik lainnya;
 Sinyal/tanda dari seluruh kegiatan operasi crane;
 Pengetahuan dasar akan perbaikan dan perawatan crane.
d) Tugas dari operator:
 Harus sigap dan dapat dengan tegas menolak operasi jika terdapat keadaan
tidak aman dan berkonsultasi kepada pengawas (supervisor) jika ditemukan
kondisi aman yang meragukan;
 Membaca Buku Manual Operasi Unit dan memastikan bahwa crane dalam
kondisi baik (terutama pada kondisi tali sling dan tali kawat atau wire rope)
sebelum operasi;
 Dapat membaca tabel kapasitas angkat crane dan dapat mengetahui crane
dapat mengangkat beban secara aman sebelum operasi dilakukan;
 Melakukan pengecekan secara langsung terhadap area pekerjaan sebelum
operasi dilakukan apakah masih terdapat pekerja lain, peralatan lain, dan
material di sekitar area pekerjaan. Area pekerjaan harus jauh dari aktivitas
pekerjaan atau material lain dan harus diberikan berikade atau penjagaan;
 Mengetahui sinyal/tanda sesuai standar dalam pengoperasian crane serta
hanya mengikuti sinyal/tanda yang diberikan oleh pemberi sinyal.
 Operator harus segera merespon sinyal berhenti darurat dengan segera
menghentikan aktivitas pengoperasian crane kapanpun waktunya dan
siapapun yang memberikan sinyal tersebut;
 Operator dilarang untuk meninggalkan crane tanpa pemberitahuan khusus
selama operasi.
 Pemberi Sinyal/Tanda (Signalman)
a) Tugas utama dari seorang pemberi sinyal/tanda (signalman) adalah untuk
membantu operator menjalankan kegiatan operasi yang aman dan efektif.
Operator bergantung pada pemberi sinyal/tanda yang telah ditunjuk untuk
membantu mengarahkan dengan memberi sinyal/tanda agar pergerakan crane
tidak membahayakan pekerja lain, peralatan lain, atau material lain di
sekitarnya.
b) Pemberi sinyal/tanda (signalman) harus memiliki penglihatan dan penilaian
yang baik. Harus mengetahui jenis sinyal crane yang sesuai standar dan
mampu memberikan sinyal/tanda dengan jelas.
c) Pemberi sinyal/tanda (signalman) harus memiliki kepahaman yang baik akan
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga pemberi sinyal/tanda (signalman)
bersama operator dan pekerja lainnya dapat saling berkoordinasi.

3
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

d) Pemberi sinyal/tanda (signalman) harus dapat menepatkan dirinya agar dapat


terlihat dengan jelas dan dapat juga melihat kondisi area pekerjaan dengan
aman. Sinyal/tanda crane yang sesuai standar harus digunakan kecuali jika
terdapat metode komunikasi lainnya seperti radio frekuensi dua arah atau
bendera yang telah disetujui sebelumnya.
 Anggota Pekerja Lainnya (Rigger, Mekanik, dan Pengawas)
a) Melakukan inspeksi atas tali sling dan tali kawat (wire rope).
b) Setiap adanya tindakan tidak aman harus segera dilakukan penghentian
pekerjaan, pembetulan, dan pelaporan kepada pengawas (supervisor).
c) Setiap pekerja yang bekerja di area sekitar crane termasuk rigger dan
mekanik harus mengetahui dan mematuhi segala tanda peringatan dan
berhati-hati terhadap keaman dan kesematan dirinya maupun pekerja lain.
Seluruh anggota pekerja yang melakukan instalasi atas crane diharapkan
mengetahui prosedur atas pemasangan dan pengangkatan unit (rigging).
d) Selalu berhati-hati akan berbagai potensi bahaya selama kegiatan operasi dan
memperingatkan operator dan pemberi sinyal/tanda (signalman) akan bahaya
yang mungkin terjadi seperti adanya kemungkinan tersangkut kabel listrik,
kemunculan pekerja atau peralatan lain yang tidak diharapkan di area operasi,
dan daya dukung tanah yang kurang baik.
 Manajemen
a) Memastikan bahwa operator yang dipilih adalah operator yang sudah terlatih,
memiliki kompetensi cukup, sehat jasmani dan rohani, serta memilki sertifikat
atau lisensi jika diperlukan.
b) Memastikan bahwa rigger yang ditugaskan adalah rigger yang sudah terlatih
untuk mententukan berat beban dan jarak serta pemilihat alat angkat yang
tepat. Manajemen berperan dalam merekrut rigger yang berkualitas.
c) Anggota pekerja lainnya harus diberikan pemahaman akan tanggung jawab
kemanan dan keselamatan serta diwajibkan untuk melapor jika ada kondisi
tidak aman kepada pengawas (supervisor).

1.2. Catatan Teknis Keamanan


1.2.1. Persyaratan untuk Operator Crane
Persyaratan paling penting untuk operator crane adalah dapat melakukan kontrol,
operasi, dan penyesuaian terhadap crane sehingga tidak ada potensi bahaya yang
terjadi kepada anggota pekerja lain di sekitarnya.
Sebanyak 65% kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian dari operator. Oleh
sebab itu kami memberikan catatan keamanan penting akan kelalaian biasa
dilakukan oleh operator:
 Crane berputar terlalu cepat;
 Pengereman/penghentian mendadak saat melakukan pengangkatan beban;
 Melakukan pergerakan yang bukan pengangkatan (berputar atau berjalan) saat
beban masih terikat dengan crane di atas tanah;
 Memutar balik gulungan tali kawat (wire rope) pada bagian penggulung tali
(winches);

4
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Beban yang diangkat melebihi kapasitas angkat crane;


 Berputar atau berjalan (slewing atau moving) terlalu cepat saat mengangkat atau
memindahkan beban pada permukaan tanah yang tidak rata;
 Tali sling pengikat yang tidak layak;
 Operasi pada kondisi tidak ideal, terutama operasi pengangkatan pada daerah
kemiringan yang terjal atau kondisi beban yang tiba2 lepas atau jatuh;
 Beban yang tergantung dan berputar saat pengangkatan;
 Benturan dengan struktur atau bangunan sekitar, langit-langit bangunan, atau
kabel listrik bertegangan tinggi;
 Instalasi Boom yang tidak layak.
Sebanyak 20% kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh perawatan unit yang tidak
tepat waktu atau tidak layak:
 Kekurangan oli, gumuk (grease), atau cairan khusus anti pembekuan
(antifreeze);
 Akumulasi kotoran yang terlalu banyak dan tidak dibersihkan pada bagian crane
tertentu;
 Kabel dan tali kawat (wire rope) yang sudah aus dan tidak segera diganti;
 Alat khusus keamanan crane yang tidak befungsi seperti sakelar batas darurat
(emergency limit switch) dan sakelar batas beban (load moment limiter);
 Kerusakan pada sistem pengereman atau transmisi;
 Baut yang kendur.

Peringatan!
Mohon untuk mengoperasikan crane dengan baik dan benar, pastikan perawatan dan
inspeksi pada crane berjalan dengan baik, serta kenali potensi bahaya yang mungkin
akan terjadi jika perawatan dan inspeksi tidak dilakukan.

Operator harus selalu melakukan pengecekan baik sebelum atau sesudah crane
dinyalakan. Hal yang harus diperhatikan oleh operator adalah:
Pengecekan sebelum crane dinyalakan
 Pastikan katup pemutus jalur pipa hisap (suction pipe cut-off valve) oli hidrolik,
terbuka.
 Kapasitas oli mesin cukup;
 Tali kawat (wire rope) pada setiap alat penggulung tali (winches);
 Kerapatan atau kekencangan dan kondisi setiap pin;
 Kapasitas oli hidrolik cukup;
 Seluruh tuas pada panel kabin berada pada posisi netral.
Pengecekan setelah crane dinyalakan
 Tekanan oli mesin;
 Tekanan oli hidrolik pada sistem hidrolik crane;
 Suara yang tidak normal dari crane;
 Kondisi alat kemanan khusus crane;
 Seluruh fungsi crane berjalan normal saat tanpa beban.

5
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

1.2.2. Penyesuaian Area Pekerjaan


Untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan, penyesuaian kondisi pekerjaan harus
dilakukan sejak awal yaitu pada area tempat crane bekerja. Pengoperasian crane
harus dipastikan dapat memenuhi kriteria berikut:
 Operasi crane dapat dilakukan di area kerja dengan kemungkinan radius terkecil;
 Tidak ada hambatan yang menghalangi pergerakan crane;
 Permukaan tanah tempat crane beroperasi dipastikan dapat menampung
keseluruhan beban operasi crane.

Bahaya!
Persayaratan paling penting dari operasi crane yang aman adalah tanah yang stabil
dan kuat menampung keseluruhan beban operasi crane.

Kelerengan dan Paritan (Slope dan Trench)


Crane tidak boleh berada terlalu dekat dengan area lereng atau paritan dan jarak
aman dari itu harus selalu dijaga. Jarak aman tersebut bervariasi tergantung dari
tipe tanah.

Gambar 1 Jarak Aman terhadap Lereng dan Paritan

Jarak aman diukur dari bawah paritan adalah:


Jika tanah lunak atau tanah timbunan,
Jarak aman = 2 x kedalaman paritan (A2 = 2 x T)
Jika tanah keras atau tanah in situ,
Jarak aman = 1 x kedalaman paritan (A2 = 1 x T)

Bahaya!
Persayaratan paling penting dari operasi crane yang aman adalah tanah yang stabil
dan kuat dan memiliki daya dukung tanah yang cukup untuk menampung keseluruhan
berat operasi crane. Jika jarak aman tidak dapat dijaga, harus dilakukan rekayasa
pada lereng atau paritan tempat area kerja crane. Jika tidak bagian tepi lereng
dikhawatirkan akan runtuh atau longsor.

6
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

Daya Dukung Tanah yang Diizinkan

Tabel 1 Daya Dukung Tanah yang Diizinkan

Jenis Tanah N/cm2


A. Tanah, tidak terkompaksi 0 – 1000
B. Tanah alami, tidak terganggu aktivitas dari luar
1. Lumpur, gambut, rawa
2. Tanah non kohesif, tanah keras:
Pasir halus – sedang 1500
Pasir kasar – kerikil 2000
3. Tanah kohesif:
Liat 0
Lunak 400
Kaku 1000
Semi padat 2000
Keras 4000
4. Batuan padat dengan minimum celah, tidak lapuk, dan
segar:
Batuan padat dan berlapis 15000
Formasi batuan padat 30000
C. Tanah terkompaksi buatan
1. Aspal 5000 – 15000
2. Beton
Beton Grup B I 50000 – 250000
Beton Grup B II 350000 – 550000

Catatan
Jika ada keraguan akan daya dukung tanah tempat area operasi crane, harus
dilakukan investigasi dan pengukuran akan daya dukung tanah tersebut.

Pengecekan ukuran keamanan area operasi crane


 Apakah daya dukung tanah mencukupi untuk area operasi crane?
 Apakah terdapat jarak aman yang cukup antara area operasi crane dengan lereng
dan paritan (slope dan trench)?
 Apakah crane berada diposisi selaras horizontal?
 Apakah area operasi crane terdapat jalur kabel listrik?
 Apakah terdapat hambatan yang mengahalangi pergerakan crane?

1.2.3. Operasi Crane dengan Beban


Sebelum memulai pekerjaan, operator harus memastikan crane berada pada kondisi
aman dan siap operasi. Alat keamanan khusus seperti sakelar batas beban (load
moment limiter), sakelar batas naik (hoist limit switch), pengereman, dll harus
berfungsi dengan normal pada crane.
 Sakelar batas beban (load moment limiter) harus diatur sesuai dengan kondisi
pekerjaan tertentu;
 Pengoperasian crane harus sesuai dengan grafik kapasitas angkat crane. Crane
tidak diperbolehkan melakukan operasi pengangkatan beban diluar kapasitas
angkat crane.
7
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Operator harus mengetahui berat dan dimensi beban sebelum operasi


pengangkatan dimulai;
 Seluruh komponen pengangkatan termasuk tali kawat (wire rope), sling, dan
pulley harus dalam kondisi baik dan aman sesuai standar operasi;
 Harus dapat dipastikan bahwa berat tali kawat (wire rope), sling, dan pulley
sudah masuk dalam perhitungan tabel kapasitas angkat crane.

Tabel 2 Beban sebenarnya yang diangkat crane

Kapasitas angat maksimal crane 30.000Kg


Berat blok pengait (hook block) 370Kg
Berat tali kawat (wire rope) 40Kg
Berat beban yang diangkat crane 29.590Kg
Pada contoh ini, berat beban sebenarnya yang akan diangkat (termasuk tali sling)
tidak boleh melebihi 29.590Kg

1.2.4. Pemilihan Beban Penyeimbang (Counterweight)


Beban penyeimbang (counterweight) digunakan berdasarkan dari berat beban yang
akan diangkat dan radius putar pada saat operasi pengangkatan. Pemilihan beban
peyeimbang (counterweight) merujuk pada data tabel kapasitas angkat crane yang
sesuai.
Pada Crawler Crane XGC55 berat beban penyeimbang (counterweight) untuk setiap
kondisi pekerjaan adalah 16T.

Bahaya!
Jika beban penyeimbang (counterweight) tidak terpasang sesuai dengan tabel
kapasitas angkat crane, potensi bahaya yang akan terjadi adalah crane terbalik.

1.2.5. Persyaratan pada roda gigi penggulung tali (winch gear) dan tali kawat
(wire rope)
Kapasitas angkat crane bergantung pada gaya tarik (tensile force) atau tarikan dari
tali kawat (wire rope) dan kombinasinya. Ketika crane bekerja dengan kombinasi
sistem kabel tali tunggal, crane hanya dapat mengangkat sekuat roda gigi
penggulung tali (winch gear) yang dapat angkat. Jika berat beban yang akan
diangkat melebihi gaya tarik (tensile force) dari roda gigi penggulung tali (winch
gear), maka perlu adanya kombinasi gulungan tali pada pulley bagian atas boom
dengan blok pengait (hook block).

Bahaya!
Jika gaya tarik (tensile force) tali kawat (wire rope) maksimal telah terlampaui dan
tidak ada upaya untuk merubah kombinasi gulungan tali, maka tali kawat (wire rope)
dapat putus atau motor penggerak roda gigi penggulung tali (winch gear) akan
mengalami kerusakan.

1.2.6. Potensi Bahaya dari Operasi Crane


 Sakelar batas beban (load moment limiter) yang tidak diatur atau disetel sesuai
dengan kondisi crane yang sebenarnya sehingga sakelar batas beban (load
moment limiter) tidak dapat bekerja sesuai fungsinya sebagai alat keamanan.
8
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Sakelar batas beban (load moment limiter) mengalami kerusakan atau sengaja
dilepas dari crane.
 Sakelar batas naik (hoist limit switch) mengalami kerusakan atau sengaja dilepas
dari crane.
 Indikator kemiringan dan sensor tegangan tali kawat (wire rope) tidak berfungsi.
 Jika pengangkatan beban tidak sejajar garis lurus atau bersudut, hal tersebut
akan berbahaya ketika ditarik menyamping. Bagian sisi boom memiliki ketahanan
torsi yang rendah sehingga akan berpengaruh terhadap struktur boom.
 Beban berlebih yang diangkat atau digantung terlalu lama pada pengait (hook).
 Jika beban yang diangkat tersendat dan tetap dipaksakan untuk diangkat
walaupun beban tersebut tidak melebihi batas yang diperbolehkan untuk diangkat
dan jika kemudian beban tersebut tiba-tiba dilepas, maka crane bisa terbalik
karena adanya tegangan pada tali kawat (wire rope).
 Jika pekerjaan dilakukan saat kondisi angin kencang, mohon dapat mengikuti
petunjuk data tabel kapasitas angkat crane.
 Crane yang beroperasi miring atau tidak pada garis horizontal, pada beban yang
diangkat juga akan miring searah dengan kemiringan crane.
 Pengait (hook) yang berayun-ayun salah satunya merupakan akibat dari operator
yang tidak dapat mengendalikan pergerakan pengait (hook).
 Beban dan radius putar crane yang melebihi batas tabel kapasitas angkat crane
yang ditentukan.
 Ketika crane bekerja pada area yang terdapat jalur kabel listrik yang tidak
dilengkapi dengan pengaman atau tidak dipagar/ditutupi. Jika tidak dapat
dipastikan keamanannya, operator perlu mempertimbangkan jarak aman operasi
berikut:

Tabel 3 Jarak Aman Crane dari Jalur Kabel Listrik

Voltase (kV) Jarak Minimal (m)


Sampai dengan 1kV 1.5
Diatas 1kV sampai 15kV 3
Diatas 15kV sampai 40kV 4
Diatas 40kV sampai 100kV 5
Diatas 100kV sampai 220kV 6

 Jika terdapat korsleting pada jalur kabel listrik dan menyebabkan percikan api di
sekitar area pekerjaan crane, operator wajib untuk:
a) Tetap tenang;
b) Jangan meninggalkan kabin crane;
c) Memberi peringatan kepada seluruh pekerja yang berada di sekitar area crane
untuk tetap berdiri di posisinya masing-masing dan tidak menyentuh crane;
d) Secara hati-hati memindahkan crane menjauh dari tempat berbahaya
tersebut.

Bahaya!
Jika tidak mengikuti langkah-langkah di atas, kejadian korsleting dan percikan api
9
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

dapat menyebabkan kecelakaan pada operator dan pekerja lain serta kerusakan pada
unit!
 Pencegahan Tegangan Langkah (Step Voltage)
Tegangan langkah (step voltage) secara umum terjadi karena adanya beda
potensial antara sumber listrik yang masuk ke tanah dengan kedua kaki manusia
yang melangkah atau berada di dekat sumber listrik tersebut. Kekuatan tegangan
listrik akan berkurang seiring dengan semakin jauhnya jarak antara sumber listrik
dengan objek. Cara terbaik untuk menghindari kejut listrik dari tegangan langkah
(step voltage) adalah dengan berupaya untuk menghindari sejauh mungkin
sumber listrik tersebut disertai dengan upaya melompat secara serentak. Pada
jarak tertentu dari sumber lisrik, bergerak dengan langkah kecil secara serentak
juga dapat mengurangi potensi kejut listrik.
 Instruksi Keamanan Penggunaan Sumber Listrik Bantuan (220V AC)
Jika crane menggunakan sumber listrik bantuan (220V AC) yang disediakan oleh
jaringan tegangan rendah, maka akan menyebabkan beberapa potensi bahaya
yang besar pada kondisi berikut:
a) Sirkuit pelindung rusak (dapat terjadi karena parts yang sudah tua atau
instalasi yang salah);
b) Koneksi sambungan kabel yang longgar;
c) Resistansi atau kekuatan parts yang dilewati tegangan tinggi;
d) Jalur kabel yang tertukar;
e) Kegagalan dalam pengukuran/pengecekankomponen listrik sebagai
perlindungan;
f) Kegagalan insulasi crane.
Jalur sumber listrik bantuan harus dipastikan dapat bekerja normal dan
direkomendasikan untuk menambah trafo diantara jalur listrik tersebut jika
dibutuhkan.

Bahaya!
Erosi karat akibat dari kelembapan atau kerusakan mesin dapat menyebabkan adanya
kegagalan insulasi pada sistem kelistrikan yang kemudian dapat menyebabkan
kebocoran listrik. Pekerja yang melakukan kontak langsung dengan perangkat
tersebut akan terkena kejut listrik yang dapat menyebabkan cidera hingga kematian.
Pengukuran komponen listrik sebagai perlindungan harus dilakukan oleh teknisi listrik
yang berpengalaman dan dengan alat pendeteksi yang baik, setelah itu dapat
diputuskan untuk menggunakan sumber listrik bantuan untuk crane.

 Bekerja dekat dengan Pemancar

Bahaya!
Medan elektromagnet dapat menimbulkan bahaya langsung maupun tidak langsung
terhadap pekerja atau objek lain.
Berpengaruh terhadap organ manusia seperti rasa terbakar atau
peradangan/pembengkakan karena adanya peningkatan suhu di area medan
elektromagnet.
Gangguan terhadap peralatan elektrik dari adanya pengaruh medan elektromagnet.

10
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

Sebelum bekerja pada area dengan pengaruh medan elektromagnet yang tinggi,
mohon untuk berkonsultasi dengan distributor dan pabrikan asal crane atau
dengan ahli medan elektromagnet.
Paparan frekuensi tinggi dari pemancar membutuhkan alat pelindung khusus dan
panduan pelaksanaan pekerjaan khusus untuk operator dan staf pekerja lainnya.
a) Setiap crane harus dipastikan sepenuhnya telah terhubung dengan permukaan
tanah (ground). Lakukan pengecekan dengan pengetesan sederhana untuk
memastikan bahwa tangga, kabin, dan kabel pulley sudah terhubung dengan
permukaan tanah (ground).
b) Setiap pekerja yang bekerja pada area crane atau pada komponen besar
logam harus memakai sarung tangan pelindung yang tidak memiliki sifat
konduktor terhadap listrik dan panas serta alat pelindung lain yang dapat
melindungi diri dari bahaya terbakar ketika bekerja.
c) Jika pekerja merasakan adanya peningkaan suhu akibat dari medan
elektromagnet, tetap tenang dan jangan panik.
d) Perubahan suhu pada komponen yang diakibatkan oleh medan elektromagnet
bergantung dari ukuran komponen yang terpapar.
e) Ketika memindahkan crane, jangan biarkan crane bersentuhan dengan beban
atau komponen crane lain. Jika terdapat komponen yang terbakar akibat dari
kontak tersebut dan jika komponen tersebut adalah bagian vital dari sistem
pengangkatan crane contohnya tali kawat (wire rope), dapat mengurangi
kapastias angkat crane secara signifikan. Segera kontak pengawas
(supervisor) kapanpun terjadi kontak dengan crane lain sehingga dapat
segera dilakukan pengecekan dan inspeksi.
f) Alat insulator crane harus berada diantara pengait (hook) beban dan alat
katrol. Alat insulator crane tidak boleh dilepas.
g) Kabel yang berada di atas insulator tidak boleh disentuh.
h) Jangan pernah menyentuh crane saat mengangkat beban tanpa adanya alat
pelindung diri baik setelah pengangkatan atau penurunan beban.
i) Jangan pernah bekerja tanpa mengenakan pakaian bagian atas atau memakai
celana pendek.
j) Jika memungkinkan pemindahan beban yang besar dilakukan pada arah
horizontal, untuk mengurangi penyerapan paparan berfrekuensi tinggi.
k) Sebelum membawa alat/beban sebagai bagian dari pekerjaan manual,
pastikan beban telah terhubung dengan permukaan tanah (ground) atau
berikan insulasi (letakkan pakaian diantara tool yang akan dibawa dengan
sarung tangan).
l) Suhu dari alat/beban dapat diukur menggunakan alat pengukur suhu yang
sesuai.
Jika voltase yang terukur adalah 500V maka alat/beban dapat diukur dengan
jarak aman 10mm sampai 20mm, dan alat/beban tidak boleh disentuh dengan
tangan kosong. Semakin besar voltase maka jarak aman yang dipakai juga
semakin besar. Voltase 600V diukur dengan jarak diatas 20mm dan voltase
2000V diukur dengan jarak 300mm.

11
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

m) Untuk menghindari adanya kecelakaan kerja, pekerjaan pada ketinggian harus


menggunakan sabuk pengaman.
n) Penanganan bahan yang mudah terbakar (seperti pengisian bahan bakar)
hanya boleh dilakukan paling tidak pada jarak 6m dari tempat dimana percikan
api bisa terjadi.
o) Pengisian bahan bakar harus menggunakan selang karet yang sesuai standar.
p) Segala peristiwa kecelakaan atau kejadian khusus harus dilaporkan secepatnya
kepada pengawas (supervisor) pekerjaan dan pengawas keamanan dan
keselamatan (safety supervisor).
 Penanganan Crane saat Cuaca Buruk
a) Jika cuaca buruk datang, turunkan seluruh komponen pengangkatan termasuk
beban dan boom sedekat mungkin dengan permukaan tanah dan tinggalkan
crane.
b) Jika hal di atas tidak memungkinkan dilakukan, turunkan beban di atas
permukaan tanah, lepas blok pengait (hook block), matikan mesin dan
tinggalkan crane.
c) Jika kedua hal diatas tidak memungkinkan dilakukan, matikan mesin dan tetap
berada di kabin.
d) Selama cuaca buruk, operator tidak diperbolehkan mengoperasikan atau
mendekati crane dengan alasan apapun.
e) Memperingatkan pekerja di sekitar untuk tidak berada dekat dengan crane.
 Pemeriksaan Komponen Jika Terdapat Dugaan Tersambar Petir
a) Sakelar batas beban (load moment limiter): Jika rusak, kode eror akan muncul
pada monitor panel.
b) Sakelar batas (limit switch): Cek fungsi apakah bekerja secara normal.
c) Sakelar kontak (contact switch): Cek fungsi apakah bekerja secara normal.
d) Anemometer dan lampu navigasi: Cek fungsi apakah bekerja secara normal.
 Penanganan Crane pada Kondisi Udara terdapat Gas, Asap, atau Kabut
a) Mesin dan pemanas bahan bakar hanya dapat bekerja pada area dengan
ventilasi udara yang baik.
b) Sebelum mengoperasikan crane pastikan adanya sirkulasi udara yang baik.
c) Patuhi peraturan yang berlaku di area pekerjaan.

1.2.7. Perhatian Khusus pada Permukaan Tanah dalam Pergerakan Crane yang
sedang Berjalan
Perhatikan faktor-faktor berikut dalam memindahkan crane pada permukaan jalan
rata atau bergelombang:
 Ketika menjalankan crane, pertimbangkan jalan yang menanjak dan menurun
serta pastikan lereng jalan kokoh dan permukaannya rata;
 Jika sudah dipasktikan bahwa jalan tersebut memiliki kelerengan, pastikan juga
kelerengan jalan pada posisi lateral jalan;
 Hindari perubahan kelerengan yang tiba-tiba dalam pergerakan crane ketika
sedang berjalan dan bertemu dengan jalan yang berbeda kelerengan. Hal
tersebut dapat menyebabkan crane dengan mudah terbalik;

12
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Hindari benturan antara pengait (hook) dengan boom terutama saat posisi boom
maksimal;
 Secara umum crane dapat berjalan pada kondisi jalan yang berlereng, namun
hanya pada ukuran lereng terentu crane dapat diperbolehkan melintas;
 Crane diperbolehkan berjalan pada kecepatan maksimum hanya pada kondisi
jalan yang rata, lurus dan kokoh;
 Crane diperbolehkan berjalan pada kondisi angin dengan kecepatan maksimum
9.8m/s.
 Permukaan tanah harus dipastikan rata dan kokoh serta cukup kapasitas daya
dukung tanahnya;
 Perubahan arah pegerakan crane baik berbelok atau berbalik arah hanya boleh
saat dilakukan saat crane posisi berhenti diam;
 Crane yang berjalan dekat dengan kabel listrik atau pada dataran yang tidak rata,
harus memperhatikan jarak aman dengan sekitar untuk berputar (slewing) paling
tidak 10m;
 Pengoperasian crane harus perlahan dan penuh kehati-hatian. Jangan berhenti
dan berjalan secara tiba-tiba.

1.2.7.1. Crane Berjalan pada Permukaan Tanah Rata atau Bergelombang


saat Tanpa Beban
Ketika crane berjalan tanpa beban, syarat kondisi lereng permukaan tanah
dan kombinasi panjang boom sebagai berikut:

Tabel 4 Kondisi Crane yang Berjalan Tanpa Beban dengan Boom yang Mengarah Kemanapun

Kelerengan Maksimal
yang Diperbolehkan
Kombinasi Panjang Sudut Sudut
Kelerenga Kondisi Terentu / Batasan
Boom Boom Jib Kelerengan
n
Lateral
Membujur
Kondisi Boom Tunggal Atas (Single Top Boom)
HA 13m ~ 22m 75° - 8.5° 3.0° Tidak ada batas jarak
perjalanan, ketika
HA 25m ~ 34m 75° - 8.0° 2.0° kelerengan ≥3°, boom harus
HA 37m ~ 43m 75° - 6.5° 2.0° mengarah ke arah lereng,
kecepatan maksimal
HA 46m ~ 52m 75° - 5.0° 2.0° 0.4km/h
Kondisi Fixed Jib
HA+LA 32m ~ 38m 75° - 8.3° 2.0° Tidak ada batas jarak
perjalanan, ketika
HA+LA 41m ~ 47m 75° - 8.0° 1.5° kelerengan ≥3°, boom harus
HA+LA 50m ~ 53m 75° - 6.5° 1.5° mengarah ke arah lereng,
kecepatan maksimal
HA+LA 56m ~ 59m 75° - 5.5° 1.5° 0.4km/h

Catatan:
 HA --- Panjang Boom
 LA --- Panjang Jib
 Ketika crane berjalan pada lereng, sudut boom adalah sudut antara boom dengan sasis.
 Ketika crane berjalan pada lereng, sudut boom dan jib tidak boleh melebihi besar sudut pada
tabel.

13
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

1.2.7.2. Crane Berjalan pada Permukaan Tanah Rata atau Bergelombang


dengan Beban
Ketika crane berjalan dengan beban pada permukaan tanah rata atau
bergelombang harus memperhatikan hal-hal berikut:
 Dalam mengendarai crane dengan beban, gunakan kombinasi boom;
 Ketika mengendarai crane dengan beban, mohon untuk dapat mengerti
dan mengaplikasikan tabel kapasitas angkat crane;
 Tidak ada hambatan di area tempat crane berjalan dan tetap jaga jarak
aman dengan lereng dan paritan (slope dan trench);
 Pengangkatan beban dengan radius minimum, jarak antara beban
dengan tanah tidak boleh melebihi 400mm;
 Hindari beban yang berayun saat crane berjalan (kalau perlu ikat beban
agar tidak berayun);
 Mengendarai crane dengan beban hanya diperbolehkan menggunakan
kecepatan normal. Perubahan arah perjalanan seperti berbelok atau
berbalik arah harus dilakukan dengan perlahan.
 Hindari beban yang berayun (jika memungkinkan letakkan beban pada
tempat yang dituju dengan cepat tanpa menimbulkan ayunan yang
besar);
 Permukaan tanah harus rata dan dapat menahan crane dengan beban
(sesuai dengan kapasitas daya dukung tanah);
 Akselerasi dan pengereman harus dilakukan dengan perlahan dan penuh
kehati-hatian. Jangan berhenti dan berjalan secara tiba-tiba;
 Selama crane berjalan, hindari pergerakan dari komponen crane yang
lain;
 Crane yang sedang berjalan dengan harus mengurangi kapasitas beban
itu sendiri sesuai dengan kecepatan angin, penggunaan panjang boom,
dan kemiringan yang diperbolehkan;
 Crane yang sedang berjalan hanya boleh menggunakan roda gigi (gear)
kecepatan rendah, dengan pengoperasian yang perlahan dan penuh
kehati-hatian, serta tidak berhenti dan berjalan secara tiba-tiba;
 Pada prinsipnya crane dilarang berputar dengan beban. Jika hal itu harus
dilakukan, makan berputar dengan kecepatan serendah mungkin dengan
radius putar yang besar untuk menghindari getaran dan benturan beban
dengan sasis.
Ketika crane berjalan dengan beban, syarat kondisi lereng permukaan
tanah dan kombinasi panjang boom sebagai berikut:

Tabel 5 Kondisi Crane yang Berjalan Dengan Beban dengan Boom yang Mengarah Kemanapun

Kelerengan yang
Kombinasi Panjang Boom Kondisi Terentu / Batasan
Diperbolehkan
HA Panjang Total ≤0.57° Tidak ada batas jarak perjalanan,
Beban pengangkatan berkurang 10%,
HA+LA Panjang Total ≤0.57° Maksimum kecepatan crane 0.4km/h

14
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

Catatan:
 HA --- Panjang Boom
 LA --- Panjang Jib
 Ketika crane berjalan pada lereng, posisi boom mengarah ke sisi lereng.

Catatan
Untuk perjalanan crane dengan beban, kurangi kapasitas beban yang diangkat. Crane
dapat berjalan dengan beban pada berbagai kondisi area pekerjaan berikut: Untuk
permukaan tanah yang rata dan kokoh dengan kapasitas daya dukung tanah cukup
dan kelerengan ≤0.57°, beban yang diperbolehkan diangkat pada boom dengan
kombinasi boom tunggal atas (Single Top Boom) adalah 90% dari total beban yang
diangkat, beban yang diperbolehkan diangkat pada boom dengan kombinasi fixed jib
adalah 50% dari total beban yang diangkat.

1.2.8. Persyaratan Khusus untuk Crane yang Berputar (Slewing)


Untuk menghindari kerusakan pada crane atau crane terbalik karena kecepatan
berputar (slewing) crane yang tinggi, kecepatan berputar (slewing) crane tidak boleh
terlalu tinggi.
 Pengoperasian crane dengan perlahan dan penuh kehati-hatian. Jangan berhenti
dan bergerak secara tiba-tiba.
 Akselerasi dan pengereman harus dilakukan dengan perlahan dan penuh kehati-
hatian.
 Kecepatan berputar (slewing) crane yang tinggi hanya digunakan pada saat crane
tanpa beban atau pada saat beban ringan dan ukuran boom pendek. Kecepatan
berputar (slewing) crane yang rendah harus digunakan pada saat crane dengan
beban berat atau pada saat ukuran boom panjang.
 Sebelum crane mulai berputar (slewing), tentukan batas kecepatan berputar
(slewing) crane yang diperbolehkan sesuai dengan kapasitas beban yang diangkat
dan radius putar.
Kurangi kecepatan berputar (slewing) crane dengan pertimbangan berikut:
 Kombinasi ukuran boom yang panjang;
 Kapasitas beban berat, kapasitas beban mendekati batas maksimum tabel
kapasitas angkat crane;
 Kecepatan angin, terutama pada daerah dengan kecepatan angin yang tinggi.

1.2.9. Perhatian dan Catatan untuk Pengoperasian Crane dengan Beban pada
Kondisi Berangin
Amati kecepatan maksimum angin yang diperbolehkan pada operasi pekerjaan
crane. Ketika kecepatan angin melebihi 9.8m/s, jangan mengoperasikan crane dan
turunkan boom sedekat mungkin dengan permukaan tanah.

Bahaya!
Sebelum memulai pengoperasian crane, operator crane harus mendapatkan data
kecepatan angin. Jika kecepatan angin terlalu tinggi dan tidak memungkinkan
kegiatan operasi pekerjaan, hentikan operasi pekerjaan.

15
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Semakin berat beban yang diangkat, semakin tinggi beban yang diangkat, maka
semakin besar pengaruh angin terhadap stabilitas crane. Perhatikan dengan baik
kondisi tersebut.
 Ketika mengangkat pelat besi pada area yang luas dengan hembusan angin yang
kencang, hembusan angin dapat menjungkirkan boom dan berpotensi merusak
bagian crane. Angin yang kencang juga dapat mendorong beban ke arah boom
dan berpontensi membuat kerusakan.
 Ketika boom diangkat sepenuhnya ke atas tanpa beban, angin bisa saja
mendorong boom ke arah belakang yang dapat menyebabkan crane terjungkir.
 Ketika mengoperasikan crane pada kondisi angin kencang, perhatian sepenuhnya
tertuju pada kecepatan angin, kondisi crane, dan area pekerjaan.
 Kecepatan angin yang dimaksud adalah kecepatan angin instan (yang seketika itu
muncul).

1.2.9.1. Perlakuan Terhadap Angin


Secara umum perlakuan crane terhadap kecepatan angin sebagai berikut:

Bagian yang Bagian yang


dipengaruhi angin dipengaruhi angin

Kombinasi Boom Kombinasi Boom dengan Fixed Jib

Gambar 2 Perlakuan Boom terhadap Pengaruh Angin

 Ketika kecepatan angin melebihi 9.8m/s, hentikan pengoperasian crane.


a) Turunkan beban di atas permukaan tanah dan lepaskan blok pengait
(hook block).
b) Ubah sudut boom menjadi 60°~70°.
c) Putar bagian sasis crane dan arahkan bagian belakang boom
menghadap arah datangnya angin (lihat Gambar 2).
d) Aktifkan semua mode pengereman, kunci semua roda gigi, dan kunci
pin meja putar sasis crane.
e) Matikan mesin.

16
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Ketika kecepatan angin melebihi 14.3m/s, hentikan pengoperasian


crane.
a) Turunkan beban di atas permukaan tanah dan lepaskan blok pengait
(hook block).
b) Jika memungkinkan untuk memutar (slewing) crane, ubah sudut
boom menjadi 60°~70°.
c) Turunkan boom ke atas permukaan tanah.
d) Aktifkan semua mode pengereman, kunci semua roda gigi, dan kunci
pin meja putar sasis crane.
e) Matikan mesin.
 Ketika kecepatan angin diprediksi akan mencapai melebihi 25m/s,
turunkan boom ke atas permukaan tanah sebelum kecepatan angin
mencapai titik tersebut.

1.2.9.2. Metode Pengukuran Kecepatan Angin


 Posisi ketika angin mempengaruhi crane adalah posisi pada ketinggian
crane yang setara dengan 60% dari area panjang boom (Gambar 3).
Ketinggian tersebut merupakan ketinggian titik pengaruh angin terhadap
boom.

Tabel 6 Klasifikasi Kecepatan Angin (Klasifikasi Beaufort)

Kekuatan Angin Kecepatan Angin Efek yang Terobservasi pada


No. Klasifikasi m/s km/h Permukaan Sekitar
0 Tenang 0.0 ~ 0.2 1 Tenang, asap naik secara vertikal
Arah angin dapat dilihat dari
1 Sedikit Tenang 0.3 ~ 1.5 1~5 condongnya asap, tetapi belum dapat
ditentukan oleh baling-baling angin

Angin terasa pada muka, daun-daun


2 Sedikit Hembusan Angin 1.6 ~ 3.3 6 ~ 11 bergoyang, biasanya baling-baling angin
mulai dapat digerakkan oleh angin
Daun dan ranting-ranting kecil
3 Hembusan Angin Pelan 3.4 ~ 5.4 12 ~ 19 bergerak, angin dapat mengibarkan
bendera ringan
Debu dan kertas-kertas berterbangan,
4 Hembusan Angin Sedang 5.5 ~ 7.9 20 ~ 28
cabang-cabang kecil bergerak

Pohon-pohon kecil berayun-ayun,


5 Hembusan Angin Sejuk 8.0 ~ 10.7 29 ~ 38 terjadi puncak gelombang kecil pada
permukaan air

Cabang-cabang besar bergerak,


6 Hembusan Angin Kuat 10.8 ~ 13.8 39 ~ 49 terdengar desingan kawat telepon atau
yang lain, sukar memakai payung

Seluruh pohon-pohon bergerak, terasa


7 Mendekati Kencang 13.9 ~ 17.1 50 ~ 61
sulit berjalan melawan arah angin

Cabang-cabang patah dan lepas dari


8 Kencang 17.2 ~ 20.7 62 ~ 74 pohon-pohon, biasanya menghalangi
gerak maju

Kerusakan-kerusakan ringan atas


9 Kencang Sekali 20.8 ~ 24.4 75 ~ 88 bangunan-bangunan (atap
berterbangan)

17
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Anemometer tersedia pada bagian ujung atas boom untuk memberikan


data pada layar sakelar batas beban (load moment limiter).
Tabel 7 Tabel Konversi Kecepatan Angin

3 5 8 10
Laporan
Kecepatan
Area Area Area Area Area Area
Angin (m/s) Area Datar Area Datar
Datar Perkotaan Datar Perkotaan Perkotaan Perkotaan

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata
Ketinggian Di

Instan

Instan

Instan

Instan

Instan

Instan

Instan

Instan
Atas Tanah
(m)

5 2.7 9.8 2.5 10.0 4.5 11.7 4.2 11.4 7.1 14.5 6.7 14.0 8.9 16.3 8.4 15.8

10 3.0 10.2 3.0 10.2 5.0 12.3 5.0 23.3 8.0 15.4 8.0 15.4 10.0 17.5 10.0 17.5

15 3.2 10.4 3.3 10.5 5.4 12.7 5.6 12.9 8.6 16.0 8.9 16.3 10.7 18.2 11.1 18.7

20 3.4 10.5 3.6 10.8 5.6 12.9 6.0 13.3 9.0 16.5 9.5 17.0 11.2 18.8 11.9 19.5

25 3.5 10.7 3.8 11.0 5.9 13.2 6.3 13.6 9.4 16.9 10.1 17.6 11.7 19.3 12.6 20.2

30 3.6 10.8 4.0 11.2 6.0 13.3 6.6 13.9 9.6 17.1 10.6 18.1 12.0 19.6 13.2 20.9

40 3.8 11.0 4.2 11.5 6.3 13.6 7.1 14.5 10.1 17.6 11.3 18.9 12.6 20.2 14.1 21.8

50 3.9 11.1 4.5 11.7 6.6 13.9 7.5 14.9 10.5 18.0 12.0 19.6 13.1 20.8 15.0 22.8

75 4.2 11.4 5.0 12.2 7.0 14.4 8.3 15.7 11.2 18.8 13.2 20.9 14.0 21.7 16.5 24.8

100 4.4 11.6 5.3 12.6 7.4 14.8 8.9 16.3 11.8 19.4 14.2 21.9 14.7 22.4 17.8 26.7

 Jika anemometer tidak terseda pada crane, kecepatan angin diukur


melalui anemometer dari tempat lain yang terdekat dengan crane atau
melalui laporan cuaca yang dikonversi kedalam kecepatan angin instan
(yang seketika itu muncul).
 Kecepatan angin instan (yang seketika itu muncul) dapat diperkirakan
dari tabel di atas (lihat Tabel 7). Kecepatan angin di dalam laporan
cuaca merupakan rata-rata kecepatan angin pada ketinggian 10m diatas
permukaan tanah selama 10 menit (konversi kecepatan angin lihat di
Tabel 7).

Panjang Jib (LA)

Panjang Boom (HA)


Titik yang
Panjang Boom (HA) dipengaruhi angin
Titik yang
dipengaruhi angin 0.6 dari Panjang Boom [0.6x(HA+LA)]

0.6 dari Panjang Boom [0.6xHA]

Ruang Jarak dengan Ruang Jarak dengan


Permukaan Tanah Permukaan Tanah

Kombinasi Boom Kombinasi Boom dengan Fixed Jib

Gambar 3 Diagram Beban Angin 18


Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

1.2.9.3. Deksripsi Kecepatan Anging Maksimum pada Suatu Pengoperasian


Crane dalam Setiap Kondisi Pekerjaan
 Jika kecepatan angin diperkirakan melebihi dari nilai batas yang
diperbolehkan untuk crane dapat beroperasi, boom harus segera
diturunkan.
 Sebelum mengoperasikan crane, operator atau supervisor harus
berkonsultasi akan kondisi cuaca dan meteorologi terkait untuk
mengetahui kecepatan angin.
 Dalam inspeksi tahunan, lakukan kalibrasi anemometer untuk mengecek
fungsi anemometer dan lakukan paling tidak satu kali dalam setahun.
 Ketika menurunkan boom, stabilitas crane dan batas kekuatan crane
sangat penting, begitu pula dengan arah angin.
 Jika kecepatan angin melebihi dari nilai batas yang diperbolehkan akan
menimbulkan bahaya karena ada penambahan beban statis, ayunan
beban, dan atau efek dinamis crane lainnya (parts crane mengalami
guncangan/getaran akibat dari kekuatan angin). Oleh sebab itu,
kecepatan maksimum angin harus dipertimbangkan dan menjadi
batasan.
 Kecepatan maksimum angin adalah nilai maksimum dari pengukuran
anemometer.

1.2.10.Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Crane


Mohon untuk membaca dan amati dengan baik kondisi-kondisi berikut dalam hal
penggunaan crane.
 Operator harus dilatih dengan kualifikasi standar, paham dengan buku manual
operasi unit, mengerti prinsip pekerjaan, kinjerja struktural, fungsi perangkat
keamanan dan pengaturannya, mengerti prosedur pengoperasian crane, serta
perbaikan dan perawatan crane.
 Operator tidak boleh memakai pakaian yang longgar serta perhiasan atau benda
lain yang berlebihan yang kaitannya untuk mencegah bahaya yang timbul saat
pengoperasian crane. Operator tidak boleh bekerja tanpa memakai pakaian atas
atau hanya memakai celana pendek.
 Sebelum memulai operasi, operator harus melakukan pengecekan pada sistem
pengereman, blok pengait (hook block), tali kawat (wire rope), dan perangkat
keamanan, serta melakukan perbaikan segera jika terdapat penyimpangan.
 Selama pengoperasian crane, operator harus selalu fokus pada setiap perhatian
tanpa mengobrol atau bercengkrama. Operator biasanya hanya memberikan
respons kepada pemberi sinyal/tanda (signalman), namun untuk tanda berhenti,
operator harus memperhatikan sekitar jika ada siapapun yang memberikan tanda
tersebut. Jangan memberikan respons pada sinyal/tanda yang tidak standar.
Hentikan operasi crane jika ada orang lain yang menaiki crane.
 Operator harus dalam keadaan sehat, mampu secara penglihatan, pendengaran,
dan reaksi yang baik untuk melakukan operasi pengangkatan. Operator juga

19
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

harus sudah melewati pelatihan pengangkatan dengan kemampuan penilaian


akan jarak, tinggi, dan ruang jarak (clearance). Jangan mengoperasikan crane
dengan kondisi mental atau kejiwaan yang buruk.
 Operator dan pemberi sinyal/tanda (signalman) harus sudah terbiasa dengan
regulasi keamanan, sinyal/tanda keamanan, dan simbol. Jangan mengoperasikan
crane dalam keadaan mabuk. Operator juga harus terbiasa dengan penggunaan
perangkat alat pemadam kebakaran dan pelatihannya serta mengetahui langkah-
langkah penyelamatan diri jika berada dalam kondisi darurat.
 Pada awal penggunaan crane, seluruh bagian struktural dan komponen ada dalam
masa penyesuaian, sehingga beban dan kecepatan kerja dari crane baru pada
100jam pertama tidak harus terlalu tinggi. Kapasitas beban maksimum yang
direkomendasikan tidak lebih dari 80% dari total kapasitas pengangkatan. Hal
tersebut berlaku juga dengan kecepatan kerja unit.
 Tanah tempat crane bekerja harus kokoh dan rata serta cukup kapasitas daya
dukung tanahnya. Kemiringan permukaan tanah harus kurang dari 1% dan
kondisi tanah tidak amblas. Jika tanah lunak, harus ditambahkan pelat besi atau
balok kayu di bawah landasan sepatu (track shoe) crane.
 Pada kondisi lingkungan normal, ketinggian permukaan air laut kurang dari
1000m, suhu sekitar -20°C ~ 40°C, dan kelembapan udara kurang dari 85%.
 Ketika crane sedang beroperasi, kecepatan maksimum angin yang diperbolehkan
tidak boleh lebih dari 9.8m/s (skala 5).
 Ketika crane beroperasi dekat dengan jalur kabel listrik tegangan tinggi, jarak
aman dari crane terhadap jalur kabel listrik tersebut harus konsisten dengan
ketentuan seperti pada Tabel 3.
 Crane yang beroperasi haruslah crane dengan tanpa ada masalah baik struktur
mekanis crane, pergerakan crane, komponen hidrolik dan katup (valve),
komponen elektrik, dll.

1.2.11.Tindakan Pencegahan Keamanan untuk Pengoperasian Crane


 Jangan berdiri di bawah boom.
 Jangan berdiri di atas meja putar sasis crane selama kegiatan operasi
pengangkatan.
 Jangan mengangkat beban dengan posisi di atas orang/pekerja.
 Jangan mengangkat beban bersama dengan orang/pekerja.
 Jangan mengangkat beban yang tidak stabil atau beban yang bertumpuk.
 Jangan mengangkat beban yang terkubur, membeku, atau bertumpuk di atas
permukaan tanah untuk menghindari crane terbalik, kerusakan boom, atau
kerusakan komponen lainnya, hingga kecelakaan yang menyebabkan cidera
hingga kematian.
 Jangan membiarkan beban terlalu lama menggantung di atas permukaan tanah.
Jika harus menggantung beban, operator tidak boleh meninggalkan ruang kabin.
 Jangan melakukan penyetelan sistem pengereman saat mengangkat beban.
 Lilitan tali kawat (wire rope) pada rumah penggulung tali (winch drum) setidaknya
harus tersisa tidak boleh kurang dari tiga lilitan tali kawat (wire rope).

20
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Pengoperasian crane harus perlahan. Jangan tiba-tiba menggerakan tuas kontrol


dan membuat perubahan gerakan crane secara tiba-tiba.
 Berhati-hati saat menaiki dan menuruni crane untuk menghidari kecelakaan
terjatuh dari crane dan cidera.
 Jangan melakukan modifikasi pada crane. Segala risiko modifikasi menjadi
tanggung jawab pemilik crane.
 Perhatikan dengan baik ketika sakelar batas beban (load moment limiter)
memberikan peringatan.
 Jangan mengangkat beban dengan berat lebih dari kapasitas angkat crane.
Hentikan operasi pekerjaan jika berat beban lebih dari kapasitas angkat crane
atau berat beban tidak diketahui.
 Hentikan operasi pekerjaan ketika beban tidak diikat dengan aman dan berpotensi
terjatuh.
 Bantalan harus ditambahkan diantara tepi beban, tali kawat (wire rope), dan tali
sling untuk melindungi dari keausan dan kerusakan.
 Hentikan operasi pekerjaan ketika struktur dan komponen crane memiliki cacat
atau kerusakan yang berhubungna langsung dengan keamanan pekerjaan seperti
kegagalan fungsi pengereman, kegagalan fungsi alat keamanan, kerusakan tali
kawat (wire rope), dll.
 Jangan menaiki blok pengait (hook block), tali sling, dan beban yang diangkat.
Jangan menggunakan blok pengait (hook block) untuk mengangkat atau
menindahkan pekerja sebagai alat transportasi.
 Pengoperasian crane harus berada pada area ruang yang cukup untuk pergerakan
crane. Hal tersebut untuk menghindari ekor beban penyeimbang (counterweight)
mengenai pekerja ketika crane sedang berputar. Pastikan tidak ada pekerja yang
terjepit antara ekor beban penyeimbang (counterweight) dengan bangunan ketika
memindahkan crane.
 Hentikan operasi jika area pekerjaan gelap, pandangan buruk, dan tidak
terlihatnya sinyal operasi pengangkatan beban; karena kaca kabin kotor, cuaca
gelap, cahaya matahari terlalu silau, kabut, hujan, dll. Hal yang dapat
mempengaruhi pandangan operator; kaca kabin bersih dan mengganti kaca kabin
tepat waktu jika mengalami kerusakan.
 Pastikan saat menaiki dan menuruni crane dalam keadaan diam. Jangan lompat
langsung ke bawah. Gunakan pegangan pagar untuk menaiki dan menuruni crane
serta untuk memastikan langkah.
 Palform yang licin, pengangan pagar, alat-alat, sampah atau komponen yang
longgar lainnya yang dapat menyebabkan pekerja terjatuh. Jaga kebersihan crane
agar tetap bersih dan kering untuk menghindari pekerja terpeleset dan jatuh.
 Crane tidak dapat bekerja pada permukaan tanah dekat dengan saluran air,
jaringan pipa bawah permukaan, dan timbunan material peledak. Crane juga
tidak boleh berada dekat dengan lereng dan paritan (slope dan trench) seta
pastikan ruang jarak aman sesuai dengan jenis tanah.

21
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Jika area pekerjaan crane berada dekat dengan pemancar atau menara
elektromagnetik tinggi, crane harus dilindungi oleh pelindung frekuensi tinggi
untuk mencegah terbakar.
 Menjalankan crane harus dilakukan dengan hati-hati khususnya pada
pergerakannya terhadap pekerja sekitar, kabel listrik tegangan tinggi, tempat
yang sempit, larangan melintasi jembatan, dll. Seorang pemberi sinyal/tanda
(signalman) dibutuhkan dalam tempat dengan area yang terbatas dan kunci meja
putar sasis crane ketika crane sedang berjalan.
 Crane yang berjalan dengan beban mengacu pada sub bab 1.2.7 harus dipastikan
boom telah ditempatkan didepan arah jalan crane, jalan yang digunakan rata dan
cukup untuk menampung beban crane yang berjalan, kemiringan jalan yang
diperbolehkan kurang dari 1%, kecepatan maksum kurang dari 0.4km/h. Crane
yang berjalan harus berada pada kecepatan rendah dan dengan pengoperasian
yang perlahan dan penuh kehati-hatian. Upayakan untuk memindahkan beban
dengan ukuran sekecil mungkin dan sedekat mungkin dengan permukaan tanah.
Ruang jarak dengan permukaan tanah tidak boleh lebih dari 400mm dan hindari
mengangkat beban sambil berputar.
 Untuk keamanan saat crane berjalan dengan beban, kurangi kapasitas angkat
crane yang tertera pada tabel kapasitas angkat crane. Kondisi area pekerjaan
yang berbeda juga memiliki perbedaan dalam penanganan crane berjalan dengan
beban. Pada area dengan kondisi jalan tanpa adanya kemiringan dan kepadatan
yang baik dapat menahan keseluruhan beban. Pada area dengan kemiringan jalan
dibawah 1%, crane dapat berjalan dengan mengangkat beban maksimum 90%
dari total kapasitas angkat crane (hanya menggunakan boom), 70% dari total
kapasitas angkat crane (menggunakan boom tunggal atas/single top boom), 50%
dari total kapasitas angkat crane (menggunakan fixed jib).
 Pengangkatan beban menggunakan 2 crane memilki risiko lebih besar
dibandingkan dengan pengangkatan beban menggunakan 1 crane. Jika
pengangkatan beban menggunakan 2 crane, crane yang digunakan harus dengan
jenis dan tipe spesifikasi yang sama. Operasi pengangkatan tersebut juga harus
dikoordinasikan dengan baik bersama dengan pergerakan crane dan distribusi
beban yang sesuai. Operasi pengangkatan setiap crane tidak melebihi dari 75%
dari total kapasitas angkat crane yang diizinkan, serta tidak melebihi dari 80%
dari total kapasitas angkat crane yang diizinkan pada operasi pengangkatan
menggunakan 1 crane.
 Untuk pengoperasian dengan menggunakan banyak crane pada beban yang
tergantung bebas harus memperhitungan metode pengangkatan dimana beban
yang diangkat tidak boleh melebihi 75% dari total kapasitas angkat crane yang
diizinkan. Pastikan beban pada setiap tali sling mengacu kepada distribusi tabel
kapasitas angkat crane. Pada kegiatan konstruksi, pengoperasian dengan
menggunakan banyak crane harus kompak dan berada dalam satu komando
perintah dengan pergerakan yang terorganisir serta distribusi beban yang sesuai.
 Sebelum meninggalkan kabin, operator harus melakukan tindakan sebagai
berikut. Jika tidak dilakukan akan menimbulkan kondisi bahaya.

22
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

a) Jika sedang mengangkat beban, turunkan beban dekat dengan permukaan


tanah atau letakkan beban di atas permukaan tanah jika memungkinkan.
b) Rem dan kunci penggulung tali (winch).
c) Rem dan kunci meja putar sasis crane.
d) Aktifkan rem parkir.
e) Rem dan kunci bagian yang berjalan pada crane.
f) Turunkan tenaga mesin dan matikan mesin.
 Ketika memarkir crane, jangan berhenti pada sisi bendungan atau sisi lereng
dengan adanya bahaya runtuh atau longsor serta daerah rendahan dari erosi air
hujan.
 Ketika crane tidak digunakan, tutup dan kunci pintu kabin dan jendela serta ambil
dan bawa kunci crane untuk menghindari crane dioperasikan oleh orang yang
tidak berwenang dan dapat meningkatkan potensi kecelakaan.
 Pekerja yang tidak berpengalaman dilarang untuk melakukan perawatan crane
dan penggantian parts.

1.2.12.Persiapan Sebelum Operasi Pengangkatan


Operator harus melakukan pengecekan keamanan crane sebelum mulai bekerja
setiap hari sesuai prosedur. Daftar pengecekan utama sebagai berikut:
 Cek catatan perawatan crane untuk memastikan bahwa inspeksi berkala,
perawatan crane, dan perbaikan crane sudah dilakukan.
 Cek alat keamanan penghenti pembalikan (backstop), sensor tegangan, sensor
sudut, sakelar batas (limit switch), dan alat keamanan lainnya berfungsi normal.
 Cek parts yang bekerja terhadap beban yang diangkat seperti tali kawat (wire
rope), boom, topangan (strut), blok pengait (hook block), tali sling, dll pastikan
bekerja normal.
 Cek sekrup, baut, mur, pin, klip apakah keretakan, kerusakan, atau hilang serta
cacat.
 Pastikan tidak ada modifikasi yang dilakukan tanpa seizin distributor atau
pabrikan asal crane seperti perubahan pada beban penyeimbang (counterweight),
perbaikan boom yang tidak tepat, dll.
 Setelah menyalakan mesin, cek dan pastikan seluruh instrumen indikator pada
display monitor berjalan normal.
 Cek bahan bakar, oli hidrolik, dan cairan pendingin (coolant) apakah terjadi
kebocoran.
 Pastikan perangkat kontrol crane berjalan normal dan layak digunakan.
 Cek sistem pengereman. Angkat dan tahan beban di atas tanah untuk melakukan
pengetesan kinerja sistem pengereman.
 Menjaga komunikasi yang baik antara operator dengan pekerja sekitar.
 Sebelum melakukan pengangkatan beban, pastikan membuat perhitungan
terhadap kondisi beban yang akan diangakat seperti berat beban, pusat gravitasi
beban, ukuran dan geometri, dll.

23
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Radius putar crane dapat diperluas selama dalam area radius putar crane.
Pastikan tidak ada hambatan pada area operasi crane dan tanah dapat
mendukung beban operasi crane.
 Pastikan tidak ada penghalang pada area kerja crane dan dengan jarak pandang
yang baik. Pastikan operator, pemberi sinyal/tanda (signalman), dan pengawas
(supervisor) memiliki komunikasi yang baik untuk operasi yang aman.
 Pastikan tanah atau permukaan pendukung lainnnya dapat mendukung operasi
crane. Hindari operasi crane pada tanah yang lunak, tidak stabil, tanah dengan
kandungan air yang tinggi, dan tanah beku. Ketika crane beroperasi di area
lereng, pastikan lereng tersebut sudah diperkuat dan tetap menjaga jarak aman
untuk menghindari lereng runtuh atau longsor. Jika tanah tidak memiliki daya
dukung yang cukup terhadap operasi crane, crane dapat berisiko terjungkir. Oleh
karena itu, dibutuhkan plat besi atau pondasi beton di bawah landasan sepatu
(track shoe) crane untuk pembagian beban. Permukaan tanah harus rata dan
cukup kuat untuk mendukung operasi crane yang aman.

1.2.13.Perhatian dalam Operasi Pengangkatan Crane


Dalam operasi pengangkatan, operator harus memperhatikan hal-hal berikut:
 Kondisi blok pengait (hook block) dan tali sling layak pakai serta jalur tali vertikal
blok pengait (hook block) harus menjadi pusat gravitasi beban.
 Operasi pengangkatan beban dilakukan berdasarkan referensi tabel kapasitas
angkat crane. Jangan melakukan pengangkatan beban melebihi kapasitas angkat
crane, radius putar crane, dan ketinggian angkat crane. Hindari laju dan putaran
crane yang cepat serta hindari mengangkat beban pada permukaan tanah yang
tidak rata dan mengangkat atau menahan beban terlalu lama di udara.
 Pastikan beban sudah berada dalam jarak cukup dari atas permukaan tanah
ketika dipindahkan. Jangan menyeret beban baik saat berputar atau berpindah.
 Hindari benturan antara beban dan material pengangkat beban dengan struktur
crane.
 Jika terjadi hujan disertai badai saat pengoperasian crane, hal-hal yang harus
segera dilakukan adalah:
a) Hentikan pekerjaan;
b) Turunkan beban dan boom ke permukaan tanah dengan segera;
c) Rem dan kunci penggulung tali pengangkat (hoist winch) dan meja putar sasis
crane.
d) Matikan arus sakelar batas beban (load moment limiter);
e) Beritahu para pekerja untuk segera menjauh dari crane.
 Jika crane terkena sambaran petir, hal-hal yang harus segera dilakukan adalah:
a) Cek komponen yang terkena sambaran petir;
b) Rem dan kunci penggulung tali pengangkat (hoist winch) dan meja putar sasis
crane.
c) Cek komponen elektrik lainnya dan sakelar batas beban (load moment
limiter);
d) Cek sakelar batas (limit switch) lainnya.

24
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

 Jika gempa bumi terjadi, hal-hal yang harus segera dilakukan adalah:
a) Hentikan pekerjaan;
b) Turunkan beban dan boom ke permukaan tanah dengan segera;
c) Rem dan kunci penggulung tali pengangkat (hoist winch) dan meja putar sasis
crane.
d) Matikan mesin;
e) Matikan arus sakelar batas beban (load moment limiter);
f) Beritahu para pekerja untuk segera menjauh dari crane.
 Dalam pengoperasian crane, jika ada bagian dari crane atau tali sling secara tidak
sengaja bersentuhan dengan jalur kabel listrik tegangan tinggi, operator harus
tetap berada di dalam kabin crane tanpa menggerakkan crane sampai keadaan
bahaya diatasi. Pekerja di sektiar crane dilarang menyentuh crane dan jika
operator diharuskan meninggalkan crane, operator harus melompat langsung dan
dilarang menuruni crane dengan tangga.
 Kabin crane harus dilengkapi dengan palu darurat yang dapat digunakan untuk
memecahkan kaca kabin dalam keadaan darurat.
 Sakelar batas beban (load moment limiter) harus selalu diaktifkan untuk
mendeteksi adanya kelebihan beban. Jika beban yang diangkat melebihi kapasitas
angkat crane, jangan melanjutkan operasi pengangkatan beban sampai kelebihan
beban tersebut dilepas.
 Sakelar batas beban (load moment limiter) harus diatur atau disetel berdasarkan
pada kondisi unit yang sebenarnya. Jika tidak demikian, sakelar batas beban
(load moment limiter) tidak dapat berfungsi sebagai alat kemanan dengan benar.
 Operator harus selalu memperhatikan indikator sudut dan sensor tegangan
berfungsi dengan normal.
 Peralatan pengangkatan crane seperti tali sling, peralatan pengikat, dll sangat
penting sebagai alat keamanan dalam pengoperasian crane. Dalam kegiatan
pengangkatan beban oleh crane, jika beban terlepas tiba-tiba dari tali
pengikatnya, maka akan menimbulkan tegangan pada boom yang kemudian
membuat hentakan ke belakang. Hentakan ini dapat menyebabkan crane terbalik.
 Pada pengoperasian crane dekat dengan kabel listrik, jika kabel belum diberikan
insulasi atau area sekitar kabel listrik yang berbahaya belum diberikan isolasi,
crane harus berjarak seaman mungkin dari kabel listrik tersebut.
 Operator crane harus dengan cermat memeriksa kondisi beban, blok pengait
(hook block), dan pulley baik saat operasi pengangkatan beban maupun saat
memindahkan crane dengan atau tanpa beban. Jika operator tidak sempat
memeriksa kondisi beban, operator harus mengoperasikan sesuai dengan
instruksi atau aba-aba dari pemberi sinyal/tanda (signalman). Instruksi atau aba-
aba tersebut dapat diberikan melalui sinyal tangan, telepon genggam, atau
walkie-talkie. Operator harus selalu sigap untuk menghindari adanya
kesalahpahaman.

25
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

1.2.14.Pengecekan setelah Pengoperasian Crane


Setelah pengoperasian crane, operator harus melakukan pengecekan berikut:
 Pastikan crane dan peralatan pengangkatan tidak dalam kondisi rusak dan jangan
memarkir crane pada sisi bendungan atau tempat curam lainnya untuk
menghindari kemungkinan sisi curam tersebut runtuh.
 Jangan menggantung beban terlalu tinggi di udara. Setelah pengoperasian crane,
turunkan beban ke atas permuakaan tanah, turunkan boom, kunci pin meja putar
sasis crane, dan aktifkan mode pengereman unit.
 Matikan mesin dan putus sumber tenaga dari baterai.
 Periksa seluruh komponen crane jika ada kebocoran oli dan jalankan inspeksi
perawatan unit.
 Lakukan pembersihan yang diperlukan pada bagian-bagian crane yang terkena
dampak dari luar seperti; komponen bergerak crane, silinder, dan batang silinder.
 Catat segala kondisi saat pengoperasian crane baik saat kondisi baik maupun saat
adanya gejala tidak normal.
 Periksa kelengkapan alat-alat dan akesoris untuk pengoperasian crane berjalan
dengan baik.
 Kunci pintu kabin dan pastikan peralatan kontrol keamanan crane berjalan
normal.
 Lakukan pengukuran dalam pencegahan terhadap badai dan petir.
 Pada musim dingin, lakukan perlindungan mesin terhadap cuaca dingin dan beku.

Catatan
Pada musim dingin ketika suhu turun, pastikan cairan pendingin (coolant) mesin harus
ditambahkan cairan anti beku untuk menghindari kerusakan mesin akibat pembekuan
cairan pendingin (coolant).

1.2.15. Panduan Sinyal Tangan


Pada saat pengoperasian crane, operator harus selalu memperhatikan kondisi beban
dan ketika memindahkan crane tanpa beban, operator harus memeriksa blok pengait
(hook block) crane. Jika operator tidak dapat melakukan hal tersebut, operator
hanya boleh mengoperasikan crane dengan mengikuti instruksi yang diberikan oleh
pemberi sinyal/tanda (signalman). Instruksi tersebut dapat diberikan melalui sinyal
tangan atau radio dua arah.

Bahaya
Sinyal tangan harus disepakati dahulu antara operator dan pemberi sinyal/tanda
(singalman). Kesalahpahaman dapat mengakibatkan kecelakaan.

Operator harus terbiasa dengan sinyal tangan standar untuk memastikan koordinasi
dan keamanan pengoperasian crane berjalan dengan baik. Beberapa negara memiliki
perbedaan bentuk sinyal tangan. Ketika mengoperasikan crane di negara lain,
operator harus selalu memperhatikan bentuk sinyal tangan yang disepakati di negara
tersebut, khususnya untuk sinyal tangan berhenti darurat (emergency stop).
26
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

Ilustrasi panduan sinyal tangan:

B. Gunakan Blok Pengait (Hook Block)


A. Bersiap
Bantu (Auxiliary)

Lengan diangkat ke atas melebihi kepala. Satu tangan mengepal. Angkat siku ke atas
Telapak tangan terbuka dan pandangan ke dan topang siku menggunakan tangan
depan. lainnya.

C. Gunakan Blok Pengait (Hook Block)


D. Naikkan Block Pengait (Hook Block)
Utama

Satu tangan mengepal dan tempatkan di Satu lengan diangkat kecil ke atas melebihi
atas kepala. Tepuk kepala dengan kepalan bahu tetapi tidak melebihi kepala. Jari-jari
tangan. rapat dan lengan berayun pada siku.

E. Turunkan Block Pengait (Hook Block) F. Indikasi Posisi Permukaan Tanah

Satu lengan lurus ke arah bawah dengan Satu lengan lurus ke arah bawah dengan
sudut 30° terhadap badan. Jari-jari rapat sudut 30° terhadap badan. Jari-jari rapat
dan lengan berayun pada pinggang. mengarahkan posisi beban terhadap tanah.

27
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

G. Gerakkan Blok Pengait (Hook Block) secara Horizontal

Satu lengan diangkat kecil ke atas melebihi bahu tetapi tidak melebihi kepala. Jari-jari rapat
dan ayunkan lengan ke arah pergerakan blok pengait (hook block) dituju.

H. Berhenti Darurat (Emergency Stop) I. Pekerjaan Selesai

Lengan berada posisi menutup horizontal Lengan membentuk tanda silang dengan
pada dada dan jari-jari rapat menghadap ke telapak tangan berada di depan kepala. Jari-
bawah. Kemudian direntangkan horizontal. jari rapat menghadap ke luar kepala.

J. Naikkan Boom K. Turunkan Boom

Satu lengan direntangkan. Ibu jari Satu lengan direntangkan. Ibu jari
menghadap ke atas dan jari-jari lainnya menghadap ke bawah dan jari-jari lainnya
menutup. Lengan berayun ke atas. menutup. Lengan berayun ke bawah.

28
Buku Manual Operasi Unit XCMG Crawler Crane XGC55

L. Crane Berputar

Satu lengan direntangkan. Jari menunjuk arah dari putaran crane yang akan dituju.

Catatan
Perbedaan negara dan wilayah dapat memiliki perbedaan sinyal. Ketika
mengoperasikan crane di negara lain, operator harus selalu memperhatikan peraturan
atau kesepakatan sinyal yang berlaku di negara tersebut.

29

Anda mungkin juga menyukai