Anda di halaman 1dari 33

Oleh : Purnisa Damarany (12478)

PT JAYA KONSTRUKSI MP
2017
Petunjuk keselamatan bagi para mekanik, operator
alat angkat, SHE Officer di lapangan yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung di dalam
pengangkatan untuk mencegah terjadinya insiden
yang berakibat fatal
 Dilakukan proses identifikasi bahaya dan penilaian resiko
sebelum melakukan proses pengangkatan dilakukan.
 Teknik yang bisa digunakan untuk melakukan identifikasi
bahaya di tempat kerja :
a. Meninjau kejadian insiden terdahulu (incident re-call)
b. Merujuk pada pengalaman aktivitas pengangkatan yang ada
c. Diskusi dengan para mekanik, operator dan staf A2B proyek
d. Berkeliling unit alat angkat
 Contoh bahaya yang mungkin timbul pada saat aktivitas pengangkatan
antara lain adalah :
a. Mengoperasikan alat angkat yang rusak
b. Mengangkat tidak sesuai dengan SWL nya
c. Menggunakan sling/webbing sling yang rusak
d. Menggunakan alat angkat yang tidak sesuai
e. Tidak mengisolasi lokasi yang terdapat aktifitas pengangkatan
f. Mengoperasikan alat angkat tanpa wewenang
g. Tidak ada rigger dalam aktivitas pengangkatan
 Contoh resiko yang mungkin dapat terjadi antara lain adalah :

a. Kejatuhan beban/sling/hook
b. Alat angkat terguling
c. Terkena beban
d. Tabrakan
e. Terkena lentingan sling
KECELAKAAN TERKAIT ALAT ANGKAT
 OPERATOR KELAS I
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun membantu pelayanan di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 23 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

 OPERATOR KELAS II
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
 OPERATOR GONDOLA DAN MESIN PANCANG
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

 OPERATOR PESAWAT ANGKUTAN DI ATAS LANDASAN DAN DI ATAS


PERMUKAAN*
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

*
 JURU IKAT (RIGGER)
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
 Logo dan Nomor Armada : Harus dipasang pada posisi yang
jelas

 Lampu Rotary : harus mempunyai lampu rotary yang memancar


pada atapnya

 Perkakas/Peralatan/Material : Tidak boleh ada “Benda” yang


dibawa/ditransportasi. Chain set harus sesuai dengan SWL unit

 Sabuk Pengaman : Operator harus memakai sabuk pengaman


setiap waktu

 Pemadam Api : harus dilengkapi dengan setidaknya satu


pemadam api dalam jangkauan yang mudah dari operator

 SWL : harus terdapat tanda SWL (Safe Working Load) tertulis jelas
dan mudah dibaca pada setiap boom nya

 Klakson : harus dilengkapi dengan klakson yang jelas terdengar

 Alarm mundur : harus mempunyai ‘alarm mundur’ yang jelas


terdengar

 Kerucut lalu lintas : harus dilengkapi dengan satu kerucut lalin


(untuk ditempatkan di jalan 50 m di belakang mesin saat terjadi
kerusakan)

 Ganjal Ban dan Bantalan Outrigger : harus dilengkapi dengan


satu set ganjal bantal dan bantalan out rigger yang dibawa pada
rangka permanen

 Kotak P3K
 SWL : harus terdapat label Safe
Working Load untuk
mengetahui batas aman beban
pengangkatan
 Kondisi : tidak berkarat, tidak
berubah bentuk, mata rantai
tidak memanjang (pemanjangan
maksimum 3%)
 Pengoperasian : Cermati Nip
Point dan gunakan sarung
tangan saat menarik rantai
1.Identitas Sling : Identitas sling seperti panjang, diameter, jenis,
konstruksi, jenis inti, arah untaian harus benar-benar jelas.
2.SWL : Setiap sling harus mempunyai label SWL (Safe Working Load)
yang berguna untuk mengetahui beban maksimum yang dapat
diangkat oleh sling.
3.Bahan Sling : Bahan sling yang dapat digunakan antara lain tali kawat
baja, rantai, tali serat.
4.Perubahan Diameter : Perubahan diameter sling yang diijinkan
adalah sebagai berikut :
- 0 – 3/4" toleransi 3/64”
1.7/8” – 1 1/8” toleransi 1/16”
2.1 1/4” – 1 1/2” toleransi 3/32”
3.1 5/8” – up toleransi 1/8”
5.Jenis Strand : Jenis strand yang diijinkan adalah langs lay, regular lay,
multi strand (non roteting).
6.Tidak boleh berkarat, tidak terdapat sambungan, tidak terdapat
simpul belitan, kusut, berjumbai dan terkelupas.
7.Jangan menggunakan sling baja yang kurang dari diameter 5
mm dan di dekat suhu panas 95oC
8.Keausan tidak boleh melebihi 33% pada tidap-tiap pilinan
9.Kawat-kawat putus tidak boleh lebih dari 10% dalam 8 kali
diameter tali
 Warna : Semua shackle tidak boleh
di cat, harus sesuai warna dari
pabrikan.
 SWL : Setiap shackle harus terdapat
label SWL (Safe Working Load)
yang berguna untuk mengetahui
beban maksimum yang dapat
diangkat oleh shackle. “SWL” ditulis
jelas di jack agar mempermudah
pembacaan.
 Shackle Pin : Setiap shackle harus
dilengkapi dengan “Shackle Pin”
yang berguna sebagai kunci pada
saat shackle tersebut dihubungkan
dengan hook.
 Kondisi : Shackle tidak berkarat,
tidak aus, tidak retak, bukaan busur,
kelurusan pasak, perubahan bentuk
harus sesuai standar.
 KIP : Setiap hook harus
dilengkapi dengan “KIP” (Kartu
Inspeksi Bulanan) yang digunakan
untuk mencatat inspeksi bulanan.
 SWL : Setiap hook harus terdapat
label SWL (Safe Working Load)
yang berguna untuk mengetahui
beban maksimum penggunaan
hook.
 Kondisi : Kondisi hook harus tidak
berkarat, tidak ada keretakan.
Setiap hook harus dilengkapi
dengan safety latch. Safety latch
harus berfungsi dengan baik.
Apabila terjadi pelebaran telah
melebihi 10% dari pengukuran
semula hook harus diganti.
 BIRU : Kwartal 1 bulan Januari –
Maret
 KUNING : Kwartal 2 bulan April
– Juni
 PUTIH ; Kwartal 3 bulan Juli –
September
 MERAH ; Kwartal 4 bulan
Oktober – Desember
 Semua peralatan dilakukan
pemeriksaan setiap 3 bulan dan
diberi tanda titik dengan warna
yang sesuai untuk kwartal
tersebut.
 Pewarnaan sebagai bukti alat
telah diperiksa dan aman
Langkah 1 (Tahap Persiapan)
 Lakukan pengangkatan sesuai dengan perencanaan dan
pastikan JSA/IBAP3R sudah dibuat dan dikomunikasikan
 Pastikan pin terikat erat, jib dan hook dengan safety latch diatur
posisinya
 Atur boom dan hoist ke panjang minimum
 Sebelum berjalan tarik tuas rem ayunan sepenuhnya dan
dikunci
 Sebelum memulai proses pengangkatan pastikan area tersebut
aman dan diisolasi (diberi safety line atau safety cone untuk
barikade untuk barikade area)
 Pastikan pengaturan traffic jika berhubungan dengan lalu lintas
Langkah 2 (Sebelum Operasi)
 Periksa sling dan kondisi dimana sling ditempatkan
 Pastikan perangkat pencegahan over winding (angin), rem
kopling, pengontrol dan safety device berfungsi normal
 Gunakan level untuk memeriksa kerataan area kerja. Jika tidak
rata gunakan outrigger dan pastikan rata
 Gunakan hook yang cocok untuk panjang tiang, gunakan sling
yang sesuai dengan beban yang akan diangkat
Langkah 3 (Pengoperasian dan Pencegahan)
 Apabila memungkinkan, tugaskan 2 orang atau lebih untuk setiap pekerjaan

 Hentikan pekerjaan bila terjadi hal-hal seperti berikut ini :

a. Ada orang di radius kerja


b. Terjadi halangan/rintangan di dalam radius kerja
c. Isyarat tidak jelas
d. Ayunan tidak tepat
e. Beratnya melebihi batas yang ditentukan
 Dilarang meninggalkan kursi operator pada saat sebuah beban sedang
melayang di udara
 Dilarang membersihkan, meminyaki atau memeriksa saat operasi berjalan

 Operator harus mengoperasikan derekan sesuai dengan isyarat yang diberikan


oleh rigger
 Ketika hook sedang tidak ada beban angkatlah ke ketinggian 2 meter sehingga
tidak mengganggu orang/kendaraan
Langkah 3 (Pengoperasian dan Pencegahan)
Pada saat menjalankan hoist perhatikan poin – poin berikut :
 Perhatikan kondisi tanah, lantai kerja, dan kemiringan. Segera ambil tindakan
ekstra saat cranes harus bekerja di medan lunak/tidak teratur.
 Sebelum mengangkat beban, periksa kondisi tanah tempat kerja.

 Angkat beban ke ketinggian aman untuk keamanan rute mobile cranes

 Dilarang mendekat ke beban yang sedang menggantung

 Saat akan menurunkan beban, berhenti sebentar sebelum menyentuh tanah,


turunkan ke tanah secara bertahap
 Dilarang mengayunkan beban di atas kepala pekerja

 Gunakan tag line untuk dapat menyeimbangkan, jangan memegang beban


dengan tangan
 Dilarang memulai dan berhenti secara tiba-tiba
Langkah 3 (Pengoperasian dan Pencegahan)
Pada saat menjalankan hoist perhatikan poin – poin berikut (2):
 Perhatikan tabel load dan batas aman operasi agar tidak terjadi overwind (beban
tertiup angin yang kuat)
 Apabila beban sedang dikait pada boom yang diperpanjang, maka jaga radius
putar pekerjaan (lihat tabel load)
 Ketika memperpanjang boom, maka perpanjanglah hoist secara bersamaan
(agar terjadi distribusi)
 Ketika cranes sedang beroperasi, pastikan outrigger tidak mengambang, terjadi
kelebihan beban atau radius kerja yang salah
 Pastikan kondisi sling yang digunakan dalam keadaan baik dan
standar.
 Pastikan SWL yang akan diangkat sesuai
 Penentuan titik berat beban berdasarkan pada bentuk dan
kondisi beban, untuk beban yang simetris titik berat selalu
berada di tengah
 Pengikatan sudut kaki sling tidak boleh melebihi 60o
 Pengangkatan satu kaki sling atau lebih secara tegak lurus atau
membentuk sudut kaki sling

 Pengangkatan beban pada balok


 Pengangkatan beban hanya 2 kaki sling yang menerima beban
maksimum sesaat pada pengangkatan dengan sling kaki 3 atau
4

 Pengangkatan beban kawat baja


 Pemasangan sling pada hook dan sling chain
 Hook harus ada safety latch. Pancing hook harus benar-benar
masuk ke shackle yang kemudian dikunci dengan safety latch
yang terdapat pada hook harus benar-benar masuk ke shackle
yang kemudian dikunci dengan safety latch yang terdapat pada
hook
 Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan apabila
pekerjaan dekat hantaran listrik udara dan pekerjaan tersebut
harus dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab
mengawasi dengan berdiri di tanah dan hanya boleh
dilaksanakan pada siang hari atau dalam keadaan cuaca yang
baik.
 Bagian pesawat angkat atau muatannya tidak diperbolehkan
mendekati hantaran listrik udara yang bertegangan lebih dekat
dari jarak sebagai berikut :
 Hantaran listrik udara hanya dapat dilewati pada tempat
penyeberangan yang telah diizinkan. Tiang pesawat angkat (jib)
harus diturunkan terlebih dahulu dan alat pengendali
pengangkat harus dikunci atau diikat untuk mencegah tiangnya
dengan tidak disengaja bergerak sewaktu pesawat angkat lewat
di bawah hantaran listrik udara tersebut.
 Apabila tiang pesawat angkat menyentuh hantaran listrik udara,
pengemudi pesawat angkat harus tetap berada di atas pesawat
angkat, sampai tiang pesawat angkat tersebut lepas atau aliran
listrik diputus. Pengemudi pesawat angkat tersebut harus yakin
bahwa tidak ada orang di atas tanah yang menyentuh pesawat
angkat tersebut dan apabila pengemudinya terpaksa harus
keluar dari pesawat angkat harus dengan cara melompat dan
jangan dengan cara melangkah.

Anda mungkin juga menyukai