1
TENAGA KERJA
PAK
(KESEHATAN) KECELAKAAN KERJA
APD (KESELAMATAN)
Proses
BAHAN ALAT
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN
Berdasar : PERMENAKERTRANS NO. 2 THN 2012
(RENSTRA KEMENAKERTRANS DLM PEMBANGUNAN NASIONAL)
5
e. Terciptanya perasaan aman dan terlindungi
sehingga meningkatkan motivasi untuk lebih
berprestasi.
f. Memelihara stabilitas dalam bidang
ketenagakerjaan dengan semakin mantapnya
pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila.
g. Dapat meningkatkan efisiensi kerja, memelihara
kontinuitas usaha, menurunkan biaya
pengobatan dan meningkatkan produktivitas
kerja.
6
KEWAJIBAN PENGUSAHA, BIDANG K3 :
1. Menjelaskan pada tenaga kerja : potensi bahaya yang dihadapi di
tempat kerja, pengaman dan peralatan perlindungan, APD dan SOP
2. Mengadakan pembinaan K3
3. Memeriksakan kesehatan tenaga kerja Awal, berkala dan khusus
4. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja (2 x 24 jam)
5. Menempelkan syarat-syarat K3, poster-poster K3 yang relevan
6. Menyediakan scr Cuma-Cuma semua APD yang dibutuhkan
pekerja
a. Bagi Pengusaha ;
• Terlaksananya amanat Undang –Undang Dasar
1945 Pasal 27 ayat (2).
• Adanya kepastian hukum bagi pelaku industri
dan investasi di Indonesia.
• Mempunyai pedoman / standart dalam
menerapkan Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja di perusahaannya
8
b. Bagi Tenaga Kerja :
• Diberdayakannya tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi
• Memberikan perlindungan kepada tenaga
kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.
• Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya.
9
Terdapat beberapa alasan mengapa K3 penting
sehingga perlu adanya Peraturan Per UU an :
1. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang
sangat berharga untuk mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan perusahaan
2. Bila terjadi kecelakaan maka berakibat tenaga kerja
dan keluarganya menderita dan hal ini akan
menurunkan produktivitas tenaga kerja
3. Bila terjadi kecelakaan maka perusahaan akan
mengalami kerugian yang sangat besar
10
Ketentuan Pokok Tentang K3
11
Peraturan Perundang-Undangan Yang
Berkaitan Dengan Bidang Higiene
Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
12
Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja.
• Sekalipun disebut sebagai Undang-Undang
Keselamatan Kerja, UU ini juga memuat masalah
kesehatan kerja.
Pasal 8 :
Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan (fisik &
mental) bagi TK yang akan diterima maupun akan
dipindah sesuai dengan sifat pekerjaannya.
Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan TK
secara berkala.
13
Pasal 9 ayat 1 :
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada TK baru tentang :
a. Kondisi dan bahaya di tempat kerja
b. Semua pengamanan dan alat perlindungan
yang harus ada
c. APD bagi tenaga kerja ybs
d. Cara dan sikap yang aman dalam bekerja
14
Pasal 9 ayat 3 :
Pengurus diwajibkan menyelenggarkan pembinaan
bagi semua TK nya dalam hal :
* Pencegahan kecelakaan & pemberantasan
kebakaran
* Peningkatan keselamatan & kesehatan kerja
* Pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan.
15
Undang – Undang No. 1 Tahun 1951
• Tenaga kerja tidak boleh bekerja lebih dari 8 jam sehari dan
40 jam seminggu.
• Untuk pekerjaan malam hari atau berbahaya bagi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maka waktu kerja
tidak boleh lebih dari 6 jam sehari dan 35 jam seminggu
• Setelah bekerja 4 jam terus menerus diberikan waktu
istirahat minimal setengah jam
• Penyimpangan waktu kerja diperbolehkan asal tidak lebih 9
jam sehari dan 54 jam seminggu dengan pemberian
tambahan kalori minimal 1.400 kalori.
16
Undang – Undang No. 3 Tahun 1969 Tentang
Persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Higiene
dalam Perniagaan dan kantor – kantor.
17
• Perlengkapan cuci & Sanitasi
• Tempat duduk yang cukup
• Tempat ganti dan menyimpan pakaian
• Pekerjaan dibawah tanah atau tidak berjendela
harus memenuhi standar hygiene yang baik
• Penyediaan Alat Pelindung Diri.
• Kebisingan & getaran yang membahayakan harus
dikurangi
• Menyediakan kotak P3K
18
Undang-Undang No 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
•UU dikeluarkan pada tanggal 25 Maret 2003, terdiri
dari 18 Bab dan 192 pasal, adapun yang
berhubungan dengan Hiperkes dan Keselamatan
Kerja diantaranya :
19
c. Perlakukan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama.
d. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
guna menunjang produktivitas kerja yang
optimal.
20
PENGUJIAN / PEMERIKSAAN K3
• Prinsip : Perusahaan wajib melakukan pengujian /
pemeriksaan K3 paling lama setahun sekali
23
3. Penerangan
• Bila penerangan alami hanya masuk lewat jendela
maka jarak lantai dengan jendela max 1,2 m. Sinar
matahari harus dapat mencapai dinding di seberang
• Jika penerangan alami tidak cukup maka ditambah
penerangan buatan, tetapi tidak boleh
menyebabkan kenaikan suhu hingga suhu ruangan
melebihi 32 o C
• Pekerjaan malam hari harus mempunyai alat-alat
penerangan darurat yang sumber tenaganya bebas
dari insalasi umum
24
Permenakertrans No. Per.13/Men/X/2011
/BAB II PER. 05 2018 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
Kerja
• Memuat aturan-aturan pelaksanaan pengujian, arti
dan batasan-batasan atau Nilai Ambang Batas
seperti :
25
Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standart faktor
tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan
untuk waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
26
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi No.Per.01/Men/1976 tentang
Kewajiban Latihan bagi dokter perusahaan
29
Permenakertrans No.Per.01/Men/1981
tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja
• Didalamnya memuat antara lain :
- Bila dalam Px berkala dan khusus ditemukan PAK maka
pengurus wajib melapor secara tertulis kepada Disnaker
setempat
- Pengurus wajib menyediakan APD (alat pelindung diri ) secara
cuma-cuma dan TK harus memakai APD yang diwajibkan
untuk pencegahan PAK
- TK berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan
pada tempaat kerja yang diragukan keadaan pencegahannya
terhadap PAK
30
Permenakertrans No.Per.03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Didalamnya memuat antara lain :
• Setiap TK berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
kerja dan pengurus wajib memberikan pelayanan
kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja :
1. TK > 500 : harus punya poli yg dipimpin oleh dokter
dg jam kerja sesuai oprsl persh
2. TK 200 - 500 : menyediakan poli tiap hari kerja dan
unt 2 hari sekali dipimpin oleh dokter
31
3. TK 100 s/d 200 org : menyediakan poli yg
ditangani paramedis serta dokter praktek tiap 3
hari sekali
4. TK dibawah 100 orang : dapat menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bersama-sama dg pengurus
lain
• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dipimpin
dan dijalankan oleh seorang dokter.
• Pengurus wajib memberikan kebebasan
profesional kepada dokter yang menjalankan
pelayanan kesehatan kerja
32
Kep. Menaker No. Kep.25/Men/2008 tentang
Diagnosa dan Pelaporan PAK
Didalamnya memuat antara lain :
• PAK dapat didiagnosa sewaktu dilaksanakan
pemeriksaan kes TK ( berkala dan khusus )
• Pada saat pemeriksaan kesehatan harus ditentukan
apakah penyakit yang diderita TK merupakan PAK
atau bukan
• Tata cara diagnosis PAK dan proses pelaporan PAK
• PAK adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja.
33
Permenaker No. 04/Men/1987 tentang P2K3
serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
34
• Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan
pekerja yang terdiri dari Ketua, sekretaris ( Ahli
Keselamatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan) dan anggota
35
• Ahli Keselamatan Kerja adalah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Kemenakertrans yang
ditunjuk oleh Menteri dan berfungsi membantu
pimpinan perusahaan dalam penyelenggaraan K3 di
perusahaan
36
Kep. Menteri Koordinasi Bidang Kesehatan
Masyarakat No. 06/Kep/Menko
Kesra/VIII/1998 tentang Pola Umum Gerakan
Perbaikan Menu Makan Rakyat dan Juklaknya
37
SE Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.SE 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
• Perusahaan dengan TK 50 s/d 200 orang :
menyediakan ruang tempat makan
• Perusahaan dengan TK lebih 200 orang :
menyediakan kantin.
38
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Hubungan
Ketenagakerjaan dan Pengawasan Norma
Kerja No. 86/BW/89 tentang Catering bagi
tempat kerja
39
TERIMA KASIH