Anda di halaman 1dari 34

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN

KERJA
x
&
SERTIFIKASI KEAHLIAN K3
PENGETAHUAN
NORMA K3
OLEH :
Maria Dwi Susanti, ST, MH

mariadwisusanti
susanti.maria888@gmail.com

0821 4060 9134

Pengawas Ketenagakerjaan –
Labour Inspector
Disnakertrans Prov. JATIM
Maria Dwi Susanti, ST, MH

• Magister Ilmu Hukum Ubhara


(2016)
• Sarjana Teknik Industri ITS
(2001)
• SMA Negeri 5 Surabaya (1998)
• Training of Trainer Kader Norma
Ketenagakerjaan (Batam, Kemnaker 2019)
• Sertifikasi Kompetensi Pembekalan Akhir
Pemberangkatan CPMI (Surabaya, BNSP
2018)
• Diklat Pengawas Ketenagakerjaan (Bogor,
Kemnaker 2015)
logo
Ruang Lingkup berlaku
untuk setiap tempat kerja
yang didalamnya terdapat 3
unsur :

1. Adanya suatu USAHA


2. Adanya TENAGA KERJA
3. Adanya SUMBER BAHAYA
DASAR HUKUM
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


PASAL 86 ayat (1) UU 13/2003
Tentang Ketenagakerjaan

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk


memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-
nilai agama;
PASAL 87 ayat (1)
UU 13/2003
KETENAGAKERJAAN
“Setiap perusahaan wajib
menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja yang
terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.”
UNDANG – UNDANG NO. 1
TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN
KERJA
”Tempat Kerja” ialah tiap ruangan
PASAL 1
atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya VS
sebagaimana diperinci dalam pasal 2,
termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan
sekililingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja
tersebut.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah


keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air maupun
diudara, yang berada didalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Pasal 8

1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan


kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikannya padanya.
2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur.
3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.
(Per.Menakertrans No. 02/1980)
(Permen No. 03/1982 : Pelayanan Kesehatan)
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9

1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan


pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerjanya.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

2) Pengurus hanya dapat memperkejakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah


ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut
diatas.
Pasal 9
3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula
dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati


semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankannya.
BAB V
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (P2K3)

Pasal 10

1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia


Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja
dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban dersama dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
(Per.Menaker No. 04/1987)
BAB VII
KECELAKAAN

Pasal 11

1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan


yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh


pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan perundangan.
(Per.Menaker No. 03/1998)
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA

Pasal 12

Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak


tenaga kerja untuk :

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh


pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
(Per.Menakertrans No. 08/2010)
Pasal 12 ………..lanjutan

c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat


keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.

d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan


semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan.

e. Menyatakan keberatan kerja pada


pekerjaan dimana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung-jawabkan.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI
TEMPAT KERJA
Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14

Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam
tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai
undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan Kerja.
Pasal 14………………..lanjutan

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan


pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal diatas diatur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan.
2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran
peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
2 02 0
T H . IA
N E S
D O YA
IN U D A
E R B
B K3
KEAHLIAN K3

• Ahli K3 Umum
• Ahli K3 PUBT
• Ahli K3 Pesawat Angkat (Crane)
• Ahli K3 Konstruksi
• Ahli K3 Kimia
• Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
• Ahli K3 Listrik
• Auditor SMK3
KEAHLIAN K3 …….lanjutan
• Inspektur Las (WI)
• Operator Pesawat Uap/Crane/Forklift/Lift
• Petugas Kebakaran
• Petugas K3 Kimia
• Dokter Pemeriksa Kes TK
• Paramedis
• Tehnisi lift

Kelembagaan keahlian
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3 UMUM

depan

Kelembagaan keahlian
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3 UMUM

belakang

Kelembagaan keahlian
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


AHLI K3 UMUM

depan

Kelembagaan keahlian
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


AHLI K3 UMUM

belakang

Kelembagaan keahlian
Kelembagaan keahlian
K3 UNGGUL INDONESIA
MAJU

• Safety for
Productivity
• Safety for
Humanity
?
Any Questions
Terima Kasih

0822 4704 8494 susanti.maria888@gmail.c


om

Anda mungkin juga menyukai