Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya
dalam skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Karena setiap perusahaan
harus menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya seperti yang tertuang dalam
Undang- Undang No. 01 Tahun 1970 bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan
dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Sebagaimana kita ketahui
kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja memerlukan biaya disamping kerugian
kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya produktifitas dalam lingkungan
pekerjaan. Oleh sebab itu pengetahuan dibidang K3, tidaklah wajib hanya bagi karyawan
bidang K3, tetapi wajib bagi seluruh karyawan.
Berdasarkan dasar hukum Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pasal 1 Ayat 2
yang membahas mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Peraturan Menteri No. 26 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pasal 1 Ayat 1 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun 1992 Tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pasal 01
Ayat 1 Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk langsung oleh Menteri Tenaga Kerja
untuk mengawasi ditaatinya Undang – Undang Keselamatan Kerja dan pada Pasal 2
ayat 1
Menteri Tenaga Kerja ataupun Pejabat yang ditunjuk berwenang menunjuk ahli
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kerja dengan kriteria tertentu dan pada
perusahaan yang menyediakan jasa bidang keselamatan dan kesehatan kerja (PJK3).
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1987 Pasal 1 disebutkan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah badan pembantu di tempat kerja
yang merupakan wadah kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dan setiap tempat kerja dengan kriteria
tertentu
1
2

pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3 yang sesuai tercantum dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No.4 Tahun 1987 Pasal 2 ayat 1.
Kelembagaan K3 adalah sebuah organisasi badan swasta nasional independen,
non pemerintahan yang bergerak di bidang pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), berupa perusahaan atau dunia usaha berbadan hukum di Indonesia. Dalam Peraturan
Pemerintah No.50 Tahun 2012 Pasal 5 Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3
diperusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau
mempunyai tingkat bahaya tinggi dengan ketentuan tingkat potensi tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Penerapan SMK3 wajib berpedoman pada
peraturan pemerintah ini sebagai regulasi utama dan ketentuan peraturan perundangan-
undangan lainnya, serta dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional yang
berlaku.
PT. Pelabuhan Indonesia regional II Palembang terletak di sepanjang perairan
Sungai Musi, sekitar 108 km dari muara sungai ke arah hulu, PT. Pelindo sendiri lebih
dikenal dengan sebutan Pelabuhan Palembang atau Boom Baru yang diapit dua muara
anak Sungai Musi, yaitu Sungai Lawang Kidul dan Sungai Belabak yang merupakan
pelabuhan sungai terbesar di wilayah Sumatera. Cabang Pelabuhan Palembang atau
dikenal sebagai Boom Baru dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda
menggantikan Pelabuhan Sungai Rendang pada tahun 1924. Pelabuhan ini terletak di
antara dua muara anak sungai Musi, yaitu sungai Lawang Kidul dan sungai Belabak.
Pada masa itu, Boom Baru memiliki dermaga dengan panjang sekitar 250 meter.
Selain dermaga, di tempat ini juga terdapat kantor bea cukai yang posisinya terapung.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud yaitu salah satu materi kurikulum atau pelajaran dalam rangka
pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum serta tujuan dari
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL):

A. Tujuan umum : Menerapkan langsung materi dan ilmu yang telah diajarkan
tentang kelembagaan dan keahlian K3 serta penerapan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dengan kerja sama dengan tim ditempat
kerja.
B. Tujuan khusus : Memperoleh pengalaman dan melakukan pengamatan
secara langsung dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan calon
ahli K3 umum yang meliputi:
3

a. K3 secara umum: safety induction, alat pelindung diri, rambu/marka,


safety sign, prosedur kerja (SOP), JSA.
b. Kelembagaan dan keahlian K3: P2K3, PJK3, organisasi, pengesahan
P2K3, program kerja, ahli K3.
c. Penerapan SMK3: kebijakan dan komitmen K3, tingkat penerapan
SMK3, audit SMK3, penghargaan K3 (zero accident award/sertifikat
K3).
C. Memahami kewajiban dan wewenang ahli K3 umum ditempat kerja.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai


berikut:
A. Kelembagaan dan Keahlian K3
a. P2K3, PJK3
b. Organisasi
c. Pengesahan P2K3
d. Program Kerja
e. Ahli K3
f. Lainnya: Safety Induction, Alat Pelindung Diri (APD)
B. Penerapan SMK3
a. Kebijakan dan Komitmen K3
b. Tingkat Penerapan K3
c. Audit SMK3
d. Penghargaan K3: Zero Accident Award, Sertifikasi SMK3
e. Lainnya: Rambu/Safety Sign, Prosedur kerja (SOP), Job Safety
Analisys (JSA)

1.4 Dasar Hukum

Dasar hukum yang berkaitan dengan kelembagaan dan keahlian K3, serta
penerapan SMK3 yaitu

A. Kelembagaan dan Keahlian K3

a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


4

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04/Men/ 1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja (AK3)
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 Tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
e. Keputusan Menteri 239/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Ahli K3 Umum.
f. Permenakertrans No.08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
(APD) B. Penerapan SMK3
a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87.
c. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Anda mungkin juga menyukai