Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. BINTAN OFFSHORE MARINE CENTER
BIDANG KELEMBAGAAN, KEAHLIAN, SMK3, LINGKUNGAN KERJA BAHAN BERBAHAYA, DAN KESEHATAN KERJA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM BATCH KE-54


KELOMPOK 1:
NUNGKI HERMAWAN
ASRI SETYAWATI
RAHMAT FAHRUDIN
RYANTO KUSNADI
YEHEZKIEL EDWARD TALLO

PENYELENGGARA PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA


PROFESSIONAL PROJECT INSTITUTE
BATAM
10 OKTOBER 2023

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------------- 1
BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------- 2
1.1 LATAR BELAKANG ---------------------------------------------------------------------- 2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ----------------------------------------------------------------- 3
1.3 RUANG LINGKUP ------------------------------------------------------------------------- 3
1.4 DASAR HUKUM --------------------------------------------------------------------------- 6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN -------------------------------------------------------------------- 6
2.1 DATA UMUM PERUSAHAAN -------------------------------------------------------------------- 6
2.2 DATA K3 PERUSAHAAN -------------------------------------------------------------------------- 6
BAB III TEMUAN DAN ANALISA ------------------------------------------------------------------- 9
3.1 ANALISA TEMUAN POSITIF --------------------------------------------------------------------- 9
3.2 ANALISA TEMUAN NEGATIF ------------------------------------------------------------------- 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ---------------------------------------------------------------- 16
4.1 KESIMPULAN --------------------------------------------------------------------------------------- 16
4.2 SARAN ------------------------------------------------------------------------------------------------- 16
BAB V DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------------- 17

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang laporan ini berkaitan dengan pentingnya menjaga kesehatan kerja dan lingkungan kerja di berbagai industri. Pada dasarnya, setiap
pekerjaan memiliki resiko tersendiri yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan pekerja. Risiko tersebut dapat berasal dari kondisi
lingkungan kerja seperti zat berbahaya, bahaya pada mesin dan peralatan, atau faktor manusia seperti kurangnya keahlian dan pengalaman kerja.
Untuk mengatasi risiko tersebut dan menjaga keselamatan serta kesehatan pekerja, maka dibutuhkan kebijakan dan praktik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang memadai. Salah satu bentuk kebijakan yang terkait dengan hal ini adalah adanya Kelembagaan K3 yang bertanggung jawab
dalam melaksanakan dan memantau praktik dan kebijakan K3 di berbagai industri.
Sementara itu, untuk melaksanakan praktik dan kebijakan K3 secara efektif, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang ahli dalam bidang K3. Oleh
karena itu, penting untuk menciptakan kondisi dan kebijakan yang mendukung peningkatan keahlian K3 di kalangan tenaga kerja.
Selain itu, perlu diakui bahwa dibanyak industri, khususnya yang berhubungan dengan bahan berbahaya, risiko dapat tinggi dan kompleks sehingga
dibutuhkan sistem manajemen K3 yang efektif, seperti Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk meminimalkan risiko
tersebut dan mengoptimalkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat bagi pekerja.
Sistem manajemen K3 yang efektif juga dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan mempromosikan kesadaran lingkungan kerja
berbasis K3 di kalangan pekerja industry. Itulah mengapa perlunya laporan tentang K3, SMK3, keahlian K3, kesehatan kerja, dan lingkungan bahan
berbahaya untuk memastikan pelaksanaan praktik dan kebijakan K3 yang baik dan berkelanjutan di berbagai indutri.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Tujuan umum: mempraktikkan teori (mata ajaran) yang telah diterima selama kegiatan pelatihan.

2
2. Tujuan khusus: salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta pelatihan Calon Ahli K3, agar peserta mampu melakukan identifikasi, Analisa dan
membuat rekomendasi pelaksanaan K3 secara umum, pelaksanaan kelembagaan, keahlian K3, SMK3, Kesehatan kerja dan lingkungan kerja bahan
berbahaya.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah di
PT Bintan Offshore Marine Center.

Ruang lingkup pelakasanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada observasi ini adalah sebagai berikut

1. Kelembagaan dan Keahlian K3


- P2K3
- Organisasi
- Pengesahan P2K3
- Program kerja
- Ahli K3
2. Penerapan SMK3
- Kebijakan dan komitmen K3
- Tingkat penerapan SMK3
- Audit SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident, sertifikat SMK3)
- dll
3. Kesehatan Kerja
- Pertolongan pertama

3
- Klinik
- Kesehatan dan kebersihan
- dll
4. Lingkungan Bahan Berbahaya
- Lingkunga kerja
- Tempat sampah
- TPS limbah B3
- Bahan kimia
- dll

1.4 Dasar Hukum


Pemerintah sendiri untuk melindungi hak dan kewajiban warga Negaranya mengeluarkan beberapa peraturan terkait keselamatan dan Kesehatan
kerja. Dalam hal ini khususnya yang terkait dengan keahlian, Adapun dasar hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Dasar Hukum Kelembagaan, Keahlian dan SMK3


a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Peraturan Pemerintah 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukkan
Ahli Keselamatan Kerja
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Kepmenakertrans No 239 th 2003 ttg Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon AK3 Umum
2. Dasar Hukum Kesehatan Kerja

4
a. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 82 Tahun 2018
c. PERMENAKER No 2 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
d. PERMENAKER No 5 Tahun 2018 Tentang Penerapan Higiene dan Sanitasi
e. PERMENKES No 9 tahun 2014 pasal 6 tentang Klinik e. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
f. PERMENAKER No 51 Tahun 2014 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja
g. PERMENAKER No 15 Tahun 2018 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
h. KEPMENAKER No 68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
3. Dasar Hukum Lingkungan Kerja
a. Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja
d. Peraturan Menteri Kesehatan No.70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
e. Standard Nasional Indonesia 16-7062-2004 Tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
f. Standard Nasional Indonesia 16-7058-2004 Tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
4. Dasar Hukum Bahan Berbahaya dan Beracun
a. Undang-Undang No. Uu No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan KimiaBerbahaya di Tempat Kerja
e. PERMEN LH (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan) Nomor P.18/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2020 Tentang Pemanfaatan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan P 12 Tahun 2020 Tentang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

5
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Data Umum Perusahaan

1. Nama Perusahaan: PT Bintan Offshore Marine Center


2. Jenis Perusahaan: jasa industry berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam (25920), aktivitas bounded warehouseing atau wilayah
Kawasan berikat (52103), reparasi kapal, perahu dan bangunan terapung (33151), aktivitas kebersihan bangunan dan industry lainnya (81290)
3. Alamat: Lot 3 Kawasan Bintan Industrial Estate, Kelurahan Teluk Lobam, Bintan Regency, Riau
4. Jumlah tenaga kerja: 239 orang
5. Jumlah kecelakaan kerja: 0 kasus

2.2 Data K3 Perusahaan

1. Data personel K3
a. Ahli K3
Rendra Arjuna, 29 Juli 2023
b. Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
N/A
c. Auditor SMK3
Rida Adela
d. Paramedis petugas
Suprianto

6
2. Data kelembagaan unit organisasi
a. P2K3
Jumlah anggota 11 orang
b. Unit penanggulangan kebakaran
Jumlah anggota 14 orang
c. Unit tanggap darurat
Jumlah anggota 17 orang
d. Unit P3K
Jumlah anggota 10 orang
3. Data sarana dan prasarana K3
a. Peralatan mesin/Pesawat Instalasi Peralatan
- Pesawat Angkat Angkut
Forklift 3 unit
Dozer 2 unit
Excavator 4 unit
CNC machine 1 unit
Overhead crane 2 unit
Elevator WP Boom lift 1 unit
- Pesawat Tenaga Produksi: 10 unit
- Penanggulangan Kebakaran: 62 unit APAR
- Fire Hydrant: 7 unit
- Alat Perlindungan Diri dan Perlengkapan
b. Bahan Material Berbahaya
- Cat

7
- Thinner
- Bahan bakar solar dan bensin
c. Pelayanan Kesehatan
- Ruang P3K
d. Fasilitas Sanitasi dan Higine
- Fasilitas toilet 17 kamar dengan urinary terpisah
e. Fasilitas Kesejahteraan
- Kantin/ruang makan 2 tempat
- Mushola 1 tempat
4. Data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
- Statistik: tidak terdapat kecelakaan kerja
- Frequency Ratio & Severity: N/A
5. Data penghargaan K3
- Kecelakaan nihil (Zero Accident Award): belum ada
- Sistem Manajemen K3 (SMK3): sedang dalam pengurusan

8
BAB III
TEMUAN DAN ANALISA

Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan berikut hasil Temuan Positif dan Temuan Negatif terkait K3 pada PT Bintan Offshore Marine Center yaitu sebagai berikut:

3.1 Analisa Temuan Positif


No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Kelembagaan K3
1. Office Adanya organisasi PT BOMC UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
P2K3 merupakan Kerja, pasal 10 ayat (1) “Menteri Tenaga Kerja
Perusahaan dengan berwenang membentuk Panitia Pembina
lebih dari 100 Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
karyawan dengan memperkembangkan kerjasama, saling
potensi bahaya pengertian dan partisipasi efektif dari
yang sangat besar pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja
sehingga dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan
Perusahaan wajib tugas dan kewajiban bersama di bidang
memiliki keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka
organisasi P2K3 melancarkan usaha berproduksi”

Keahlian K3
2 Office Adanya Ahli K3 Perusahaan Permenaker No. 2 Tahun 1992 tentang Tata
Umum dibuktikan diwajibkan Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang
dengan sertifikat memiliki ahli K3 Ahli K3, Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 2 ayat
dan surat dalam upaya (1), “Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang
penunjukan yang pengawasan dan ditunjuk berwenang menunjuk ahli keselamatan
masih berlaku dan penerapan K3 dan kesehatan kerja pada tempat kerja dengan
dikeluarkan oleh ditempat kerja kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
Kementerian Tenaga memberikan jasa di bidang keselamatan dan
Kerja kesehatan kerja. ”

9
SMK3
3 Main Proper and clear Dikarenakan PP 50/2012, Pasal 6 dan Pasal 9 Rambu-
Access PPE Sign Perusahaan rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar
Mandatory rambu- merupakan area dan pedoman teknis baik itu rambu mandatory
rambu K3 harus terbatas dan hanya ataupun lainnya
dipasang sesuai bisa dimasuki oleh
dengan standar dan orang tertentu saja
dan Sesuai dengan
pedoman teknis
kriteria dari SMK3

4 Office Sertifikasi Sesuai dengan PP 50/2012, Pasal 12 Pengembangan


karyawan/pekerja kriteria dari SMK3 Keterampilan dan Kemampuan, 12.3 Pelatihan
ahli/bidang dirasa (Kriteria No.12) Bagi Tenaga Kerja
cukup

5 Office Untuk Penunjukan Sesuai dengan PER-02/MEN/1992 Peunjukan Ahli K3


penanggungjawab kriteria dari SMK3 dalam perusahaan
K3 harus sesuai PP 50/2012, Pasal 9 Perencanaan K3
dengan peraturan
perundangan

10
Kesehatan Kerja
6 Production Terdapat kotak P3K Tersedia kotak Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
diarea produksi P3K kelas A di PT Transmigrasi Republik Indonesia No.
BOMC sebanyak PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
25 buah (menurut Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja
pak Mario) Pasal 8 “Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) meliputi:
a.ruang P3K
b.kotak P3K dan isi
c.alat evakuasi dan alat transportasi
d. fasilitas tambahan berupa alat perlindungan
diri dan/atau peralatan khusus di tempat yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
Lingkungan Kerja Bahan Berbahaya
7 Storage Area penyimpanan Area penyimpanan Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I
bahan bahan kimia bahan kimia No.Kep.187/Men/1999 tentang Pengendalian
kimia tersegregasi tersegregasi Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja Pasal
(restricted area) (restricted area) 3: “Pengendalian bahan kimia berbahaya
serta dilengkapi sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi: a.
MSDS, label dan penyediaan lembar data keselamatan bahan
APAR (LDKB) dan label”

11
3.2 Analisa Temuan Negatif
N Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/Rekomendasi Dasar Hukum
o
Kelembagaan K3
1 N/A Office Tidak Tidak sesuai Lampirkan lembar Permenaker No. 4 Tahun 1987,
terlampir dengan pengesahan P2K3 Tentang P2K3, Pasal 3 ayat (3) “
lembar kriteria P2K3 ditetapkan oleh Menteri
pengesahan SMK3 atau Pejabat yang ditunjuknya
P2K3 atas usul dari pengusaha atau
pengurus yang bersangkutan

SMK3
2 Office Dokumen Tidak sesuai Lengkapi dengan PP50/2012, Pasal 1, 1.4 - 1.4.9.
resmi tidak dengan tanda tangan dari Keterlibatan dan Konsultasi
ditandatangani kriteria pejabat terkait dengan Tenaga Kerja, Pelaporan
oleh pejabat SMK3 P2K3 sesuai dengan peraturan
terkait (Kriteria perundangan
No.1)

12
3 Site Pengujian atau Tidak sesuai Checklist inspeksi PP50/2012, Pasal 6, 6.5
pemeriksaan dengan dan lampiran Pemeliharaan, Perbaikan, dan
alat harus kriteria sertifikasi PAA Perubahan Sarana Produksi
tercatat dan SMK3
dilakukan oleh (kriteria No.
petugas yang 6)
tersertifikasi

Lingkungan Kerja Bahan Berbahaya


4 Storage MSDS yang MSDS Seharusmya setiap Material safety data sheet
bahan tersedia tidak merupakan bahan kimia (MSDS) atau dalam SK Menteri
kimia berbahasa dokumen dilengkapi dengan Perindustrian No
indonesia sumber MSDS berbahsa 87/MIND/PER/9/2009 Pasal 9
informasi indonesia “Penulisan Label dan LDKB
ketika Sebagaimana dimaksud pasal 5
terjadinya ayat (1) dan pasal 9 wajib
kecelakaan, menggunakan Bahasa Indonesia.
sehingga
untuk
mempermud
ah
memperoleh
informasi
harus dalam
Bahasa
Indonesia
agar dapat
dibaca dan
dimengerti
oleh seluruh
karyawan

13
5 TPS Pengumpulan Limbah Sebaiknya limbah Peraturan Menteri Lingkungan
Limbah dan kaleng cat yang dikumpulkan Hidup Dan Kehutanan
B3 penyimpanan ditumpuk dimasukkan dan Republik Indonesia Nomor
limbah tidak dan dikemas kedalam P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3
dimasukkan dibiarkan jumbo bag atau drum /5/ 2020 Tentang Penyimpanan
kedalam terbuka atau kontainer sesuai Limbah Bahan Berbahaya Dan
wadah/ tidak tanpa dengan jenisnya serta Beracun
dilakukan dikemas diberi label dan
pengemasan symbol pada Pasal 19 ayat (1) Limbah B3
dan tidak kemasan yang disimpan pada bangunan
diberi simbol wajib dilakukan pengemasan
hazard
Pasal 20 ayat (2)Kemasan
Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib
dilekatkan simbol dan label
Limbah B3 sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundangundangan.
6 TPS Tidak terdapat Sesuai Diberi informasi Peraturan Menteri Lingkungan
limbah B3 titik koordinat peraturan mengenai titik Hidup No.Kep/Men/30 Tahun
pada TPS B3 seharusnya koordinat TPS 2009 sesuai dengan Lampiran II
TPS limbah persyaratan administrasi dan
B3 diberi teknis izin pengumpulan dan atau
titik penyimpanan limbah B3
koordinat
dan titik
koordinatny
a ditempel di
arean depan
TPS

14
7 Storage Housekeeping Menghindari Menjaga kebersihan Permenaker No. 5 Tahun 2018,
Area yang kurang bahaya dan di area storage tentang Keselamatan dan
digalakkan di menimbulka material dengan cara Kesehatan Kerja Lingkungan
area ini n sumber membersikan secara Kerja
penyakit berkala

8 Toilet Kebersihan Toilet Disediakan logbook Permenaker No. 5 Tahun 2018,


toilet kurang karyawan atau checklist 5S di tentang Keselamatan dan
terjaga kotor, toilet untuk Kesehatan Kerja Lingkungan
berwarna memantau Kerja, Pasal 34 ayat (1)a “Toilet
kuning- kebersihan toilet sebagaimana dimaksud dalam
kuning bisa Pasal 33 ayat 1 huruf a harus
menyebabka bersih dan tidak menimbulkan
n penyakit bau”

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Secara umum kondisi keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang Kelembagaan, Keahlian, SMK3, Lingkungan Kerja, Bahan Berbahaya dan
Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
1. PT BOMC secara keseluruhan telah mengikuti dan menerapkan standar K3 dan SMK3 pada perusahaannya dibuktikan dengan adanya kelembagaan
K3 serta program-program K3 yang telah dilaksanakan.
2. Perlu adanya pengawasan secara mendalam tentang implementasi K3 di lapangan guna meningkatkan konsistensi dan membudayakan K3 di tempat
kerja.
4.2 Saran
Untuk perbaikan serta untuk pengembangan yang lebih baik, maka dengan ini penulis memberikan saran yang memungkinkan dapat membantu dan
bermanfaat adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan dan penanganan untuk bahan berbahaya beracun agar tidak mengganggu area kerja, menempatkan bahan berbahaya beracun
pada tempatnya yang sesuai dengan prosedur.
2. Semua karyawan diberi sosialisasi K3 terhadap pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran.

16
3. Perlunya dilakukan penataan barang dan alat yang tidak terpakai di lokasi kerja agar terciptanya kondisi kerja yang aman dan nyaman serta terhindar
dari bahaya.
4. Perlunya menambah petugas clening servis di area lapanan untuk membersihkan toilet
5. Menambahkan titik kordinat peletakan limbah B3
6. Menambahkan dokumen MSDS dengan berbahasa indonesia
7. Mengundang instasi yang tersertifikasi untuk pengecekan berkala pada forklift
8. Melakukan pengawasan terhadap dokumen yang patut di tanda tangani oleh pihak perusahaan

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Permenaker No. 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
3. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.Kep.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
6. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja
7. Permenaker No. 5 Tahun 2018, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

17
8. SK Menteri Perindustrian No 87/MIND/PER/9/2009 Pasal 9 “Penulisan Label dan LDKB
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/ 2020 Tentang
Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

18

Anda mungkin juga menyukai