Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. YUTAKA MANUFACTURING INDONESIA


K3 BIDANG PENGAWASAN NORMA K3 KESEHATAN KERJA DAN NORMA K3
LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 201

KELOMPOK 4

1. AVIV PRASETYO
2. HAIRANI
3. MADE BAYU HARI UTAMA
4. RIZKI ACHMAD SUBAGJA

PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Depok, 16 Maret 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan.............................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup..................................................................................................................... 2
D. Dasar Hukum ....................................................................................................................... 2
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................................... 4
A. Gambaran Umum ................................................................................................................. 4
B. Temuan ................................................................................................................................ 6
BAB III ANALISA ....................................................................................................................... 10
A. Analisa Temuan Negatif .................................................................................................... 10
B. Analisa Temuan Positif ...................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 18
B. Saran ................................................................................................................................. 18

LAMPIRAN .................................................................................................................................... ii

i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam operasi dan produksi barang dan jasa khususnya di sebuah perusahaan,
pencegahan kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja merupakan upaya perlindungan
bagitenaga kerja dan juga merupakan salah satu tujuan utama dalam mewujudkan visi
perusahaan.Memasuki era globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk
mewujudkan visinya dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin tinggi,
penggunaan bahan yang beraneka ragam, serta penggunaan peralatan yang semakin
kompleks. Sehingga diperlukan tenaga kerja yang ahli dan terampil dan harus didukung
dengan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi tenaga kerja.
Terjadinya resiko kerja seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
ledakan, dan pencemaran lingkungan dapat diakibatkan karena dua hal yaitu tindakan tidak
aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Semua itu dapat dicegah
denganmemahami keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam melindungi tenaga kerja di
Indonesia, pemerintah Indonesia telah mengamanatkan di dalam UU Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. Untuk menerapkan isi amanat Negara tersebut diperlukan
seorang Ahli K3Umum yang bertugas mengawasi ditaatinya undang – undang tersebut.
Untuk itu perusahaan perlu membentuk lembaga K3 yang disebut Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3). Adapun P2K3 merupakan wadah kerjasama
antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu,
dalam proses produksi PT. YMI ada beberapa potensi bahaya yang perlu diidentifikasi
dan dikendalikan dengan SMK3.
Pada kegiatan PKL ini, peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan PKL di
PT. Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI) yang merupakan join ventor dari Astra Honda
Group. PT. YMI ini memiliki kegiatan memproduksi spare part, cakram, dan knalpot dari
scooter matic hingga mobil. Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah
satu persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Umum (AK3U) yang diselenggarakan oleh PT Garuda Systrain Interindo
bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Oleh karena itu, pada
hari Rabu, 15 Maret 2023 kami melakukan PKL secara offline pada PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia (YMI). Pada kegiatan PKL ini, mendapatkan tugas untuk

1
menganalisa hasil observasi baik temuan positif maupun temuan negatif, memberikan
rating risiko dan saran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini untuk mengidentifikasi
potensi bahaya yang ada di PT. Yutaka Manufactur Indonesia secara langsung.

b. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini Antara lain :
1. Memperkenalkan peserta calon AK3U kepada kondisi real di perusahaan.
2. Mengobservasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Yutaka
Manufactur Indonesia (YMI).
3. Untuk memperdalam teori dan praktik dengan harapan dapat diimplementasikan di
dunia pekerjaan.
4. Untuk mengetahui kelembagaan, keahlian, dan sistem manajemen K3 yang
terdapat norma K3 lingkungan kerja, kesehatan kerja dan bahan berbahaya (BB).

C. Ruang Lingkup
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di area PT. Yukata Manufactur Indonesia
(YMI) yang beralamat di MM2100 Industrial Town Jl. Halmahera Block EE-1 Cikarang
Barat, Bekasi. 17520. Ruang lingkup yang dibahas yaitu tentang K3 kesehatan kerja,
lingkungan kerja dan bahan berbahaya.

D. Dasar Hukum
a. Dasar Hukum Pengawasan Norma K3 Kesehatan Kerja
1. UU Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Perpres Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat kerja
5. Permenakertrans Nomor 01 tahun 1976 pasal 1 dan 2 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
6. Permenakertrans Nomor 01 Tahun 1979 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan
7. Permenakertrans Nomor 02 tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
8. Permenakertrans Nomor 01 tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja
9. Permenakertrans Nomor 03 tahun 1982 pasal 2 tentang tugas pokok Pelayanan
Kesehatan Kerja

2
10. Kepmenaker Nomor Keputusan 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
11. Permenakertrans Nomor Peraturan 25 tahun 2008 tentang Pedoman Diagnosis
dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
12. Permenakertrans Nomor Peraturan 15 tahun 2008 pasal 8 ayat 1 (b), lampiran
II tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
13. Permenkes Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Klinik
14. SE. Menakertrans Nomor 01 tahun 1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan
15. SE. Dirjen Binawas Nomor 86 tahun 1989 tentang Perusahaan Catering yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
16. Kepdirjen Binwasnaker Nomor 22 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
17. Kepdirjen Binwasnaker Nomor 53 tahun 2009 tentang Pedoman Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Petugas di Tempat kerja.
18. Permenaker Nomor 28 Tahun 2015 tentang cara pengangkatan dan pemberian
dokter penasihat.
19. Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 bab II pasal 33, 34, 35, 37 tentang
housekeeping dan sanitasi.
20. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970, pasal 3, 9, 12, 13, 14. Dan Permenaker
Nomor 8 Tahun 2010 tentang APD.
21. Permenaker Nomor 8 Tahun 2018 daftar lampiran Nomor 1 tentang NAK
Fisika.
22. Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 bab IV pasal 45 tentang personel K3

b. Dasar Hukum Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja dan B3


1. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 tahun 1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor-Faktor Kimia di Lingkungan Kerja (NAB perusahaan
masih di bawah ambang batas)
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 tahun 1999 pasal 2,
3, 4 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat kerja
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun

3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum
PT. Yutaka Mufakturing Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di industri
manufaktur yang berlokasi di Kawasan Industri MM2100 Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia memproduksi Knalpot/Muffler untuk mobil (4W)
dan motor (2W). PT. Yutaka Manufacturing Indonesia memiliki dua plant, yaitu Plant 1 dan
Plant 2 dengan jumlah tenaga kerja di Plant 2 sebanyak 924 orang dengan jumlah tenaga kerja
pria sebanyak 889 dan tenaga kerja wanita sebanyak 35 orang. Plant 2 memiliki luas wilayah
sebesar 42.208 m2 dengan luas area produksi sebesar 30,635m2. Kegiatan di PT. Yutaka
Manufacturing Indonesia dibagi menjadi dua shift. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia
memiliki visi dan misi sebagai berikut;

Visi: "To be the best world supplier of Disc Brake 2 wheeler and Exhaust Systems."

Misi:

1. To be the best QCDSM supplier for Disc Brake 2 wheeler and Exhaust System through
good operation management and harmonious collaboration between Yutaka Giken & Astra
Group.
2. To be the good corporate governance implementation, through continuous improvement
and green product output, high-competence human resources, operational excellence,
health financial company and focus on customer satisfaction.
3. Having commitment of compliance on law and regulations especially towards
environment, labor, secure and safety.

Proses produksi untuk muffler motor (2W) dimulai dari proses Sub Assy, yaitu proses
pengerollan plat baja. Lalu, proses Bender, yaitu pembentukan Muffler sesuai desain. Lalu,
proses Welding/pengelasan, yaitu pengelasan utuk Muffler yang sudah dibentuk. Lalu, proses
Sand Blasting, yaitu pembersihan menggunakan pasir silika. Terakhir, proses Painting Assy,
yaitu proses pewarnaan/pengecetan Muffler yang sudah dibersihkan.

4
Proses produksi untuk Muffler mobil (4W) dimulai dari proses Bending, yaitu
pembentukan/pembekokan Muffler yang sudah di desain. Lalu, proses Chamber Line, yaitu
proses penggulungan plat. Lalu, proses Welding/Pengelasan, yaitu pengelasan Muffler dan
jalur Muffler. Terakhir, proses Painting/Pengecetan, yaitu proses pengecetan Muffler yang
sudah terbentuk.

Proses pembuatan Disk Brake atau cakram untuk rem diawali dengan proses Press,
yaitu proses pengepresan bahan plat baja. Lalu, HFPQ, yaitu proses pembentukan Disk
Brake. Lalu, proses Machining yaitu perakitan pada Disk Brake. Lalu, proses
Elektopolishing dan Blasting, yaitu pembersihan dan pemolesan pada Disk Brake yang sudah
dibentuk. Lalu, proses Painting, yaitu proses pengecetan pada Disk Brake. Lalu, proses
Grinding, yaitu penghalusan Disk Brake agar Disk Brake tidak ada permukaan yang kasar.
Terakhir ada proses Finishing. Kegiatan proses produksi Disk Brake didukung oleh kegiatan
support, seperti Water Treatment, Pemadam Kebakaran, Pemerikasaan Mesin, Pengepelan
Lantai Produksi, Pemeriksaan Penerangan, Pengangkutan Barang, Laboratorium, Teknologi
Informasi, dan Poliklinik.

5
B. Temuan
1. Temuan Positif (disertai foto)
1) K3 Poliklinik.
Berdasarkan hasil observasi, terdapat Poliklinik dan terdapat klinik untuk
penyakit ringan seperti, pusing, mual, maag, dan meriang pada pekerja. Fasilitas
klinik sudah dilengkapi dengan disediakannya alat bantu seperti tandu dan kursi roda,
serta terdapat papan yang berisi data bulanan penyakit dominan. Dasar hukum yang
berlaku antara lain UU 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan
Permen RI No. Per-15/Men/VII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada kecelakaan
kerja. Pengurus melakukan penyuluhan Kesehatan kepada para leader di unit kerja,
sudah memiliki satu orang dokter yang bertugas pada shift 1 dokter perusahaan
melakukan edukasi tentang Kesehatan kerja. Melakukan pemeriksaan MCU pada
calon karyawan dan melakukan pemeriksaan spirometri berkala 6 bulan sampai 1
tahun sekali pada karyawan divisi painting dan welding.

2) Dokter Pemeriksan Kesehatan Tenaga Kerja dan Paramedis. Berdasarkan hasil


observasi, terdapat dokter ahli yang stand by selama 4 jam kerja setiap hari dan
paramedis untuk setiap shift pada hari itu dan sudah bersertifikasi (lisensi) hal ini
sesuai dengan Permenkes No. 9 tahun 2014.

6
3) Petugas P3K dan Kotak P3K serta isinya. Berdasarkan hasil observasi, terdapat 3
kotak P3K tipe C di setiap area produksi, namun terdapat temuan kotak P3K dalam
kondisi terkunci hal ini belum sesuai dengan Permenakertans Per. 15/Men/VIII/2008
tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.

4) Kantin dan Gizi Kerja.


Berdasarkan hasil observasi, tersedia kantin untuk pekerja di dalam area
perusahaan. Perusahaan melakukan usaha pemenuhan gizi kerja tenaga kerja dengan
penyediaan makan siang sesuai kebutuhan tenaga kerja. Diketahui bahwa kegiatan
yang ada di dalam perusahaan ini termasuk dalam pekerjaan berat, sehingga perusahaan
menentukan standar gizi tenaga kerja sebesar 1300 kkal perhari. Dalam pemberian
makan siang, perusahaan bekerja sama dengan vendor serta melakukan penjaminan
keamanan makanan dengan menyimpan satu sample makanan setiap harinya yang
disimpan di dalam kulkas selama 1x24 jam. Di dalam area kantin telah terdapat rak
penyimpanan yang memisahkan alat makan yang bersih dan kotor. Sesuai Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan.

7
5) Berdasarkan hasil observasi, perusahaan telah melakukan pengukuran lingkungan K3
berupa factor fisika yang meliputi kebisingan, pencahayaan, iklim kerja, udara
lingkungan kerja, dan ambien.

6) Berdasarkan hasil observasi, perusahaan melakukan kegiatan penetralisir bahan kimia


berbahaya dan beracun dengan Kunstuck P-161. Acid Crome, Alkaline dan Nickle
untuk kegiatan proses produksinya. Jumlah bahan yang disimpan masih di bawah
NAK. Perusahaan juga memisahkan bahan-bahan tersebut dari bahan lainnya yang
bisa bereaksi jika disimpan di area WWT.

2. Temuan Negatif (diserati Foto)


1) Berdasarkan hasil observasi, dalam kegiatan Housekeeping, perusahaan belum
memenuhi standart pada Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang standart
kebersihan dan ketersediaan toilet bab II pasal 34, karena jumlah toilet pada
perusahaan hanya terdapat 1, sedangkan pekerja lebih dari 1.000. Tempat sampah
dalam toilet tersedia namun, banyak di temukan punting rokok.

2) Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan poliklinic, perusahaan belum memenuhi


jumlah dokter yang bertugas pada setiap hari nya. Dokter pada PT YMI hanya ada satu
orang yang setiap harinya bekerja hanya 4 jam. Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes
no 9 Tahun 2014 (tentang klinik).

3) Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan paramedic, petugas paramedic P3K pada
PT YMI belum memiliki sertifikasi/ lisensi P3K, hanya koordinator nya saja yang

8
mengikuti training. Dalam ini tidak sesuai dengan Permenakertrans No 15 Tahun 2008
(tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja).

4) Berdasarkan hasil observasi pada K3 kimia, PT YMI tidak memiliki ahli k3 kimia,
sedangkan di perusahaan ada pekerjaan yang menggunakan bahan kimia. Hal ini tidak
sesuai dengan Kepmenaker No 187 Tahun 1999 (pengendalian bahan kimia
berbahaya).

5) Berdasarkan hasil obeservasi tentang APD ( alat pelindung diri), perusahaan belum
memenuhi persyaratan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dan kurang lengkap.
Hal ini tidak sesuai dalam Permenaker NO 8 Tahun 2012 (tentang alat pelindung
diri).

9
BAB III ANALISA
A. Analisa Temuan Negatif

Probabili Peraturan Perundang-


Potensi Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran/ undangan
No Lokasi tas/
Bahaya Pemajanan Akibat Risiko Rekomendasi
Peluang (termasuk pasal dan ayat)
(P) (E) (C)
Menyediakan satu
tenaga dokter lagi
Dokter sehingga yang
Pemerikasan Dokter hanya bertugas ada 2 - Permenkes no 9 Tahun
10 10 1 100
1 Kesehatan 1 orang orang, diakrenakan 2014 Tentang Klinik
Tenaga dokter di PT. YMI
Kerja hanya tersedia 1
orang.

Tidak semua
petugas P3K
Mengikutkan - Permenakertrans No. 15
berlisensi,
petugas P3K yang Tahun 2008 Tentang
hanya
2 Petugas P3K 10 3 3 90 belum memiliki PertolonganPertama pada
koordinator liesensi untuk Kecelakaandi Tempat
yang mengikuti training Kerja
mangikuti
training.

10
Perusahaan wajib
mempekerjakan ahli - Kepmenaker No.187
Perusahaan
K3 kimia sekurang- Tahun 1999 Tentang
tidak
3 K3 Kimia 10 10 100 3000 kurangnya 1 orang. Pengendalian Bahan
memiliki ahli
Dan petugas K3 Kimia Berbahaya
K3 kimia
kimia 5 orang (untuk
pekerjaan shift).
Setelah kami - Permenaker No. 5 Tahun
Terdapat melakukan observasi 2018 (Pasal 33 – 35
bahaya seharusnya PT. YMI Tentang K3 Lingkungan
biologi memiliki jamban Kerja)
seperti virus sejumlah 62 dan
dan bakteri. harus terpisah
Berdasarkan anatara laki laki,
observasi perempuan dan
4 Toilet ditemukan 10 10 3 300 penyandang cacat
tempat serta diberikan tanda
sampah yang jelas.

- Seharusnya
Perusahaan perushaan
tidak dapat
menyediakan menyediakan - Permenaker No. 8 Tahun
5 APD APD yang 10 10 7 700 APD yang 2010 Tentag Alat
sesuai dan sesuai dan Pelindungan Diri
kurang menegaskan ke
lengkap Tenaga Kerja
agar dapat
mengguanakan
11
apd sesuai
dengan
undang-undang
yang berlaku

12
B. Analisa Temuan Positif

Peraturan Perundang-undangan (termasuk pasal


No Lokasi Temuan Dampak/manfaat
dan ayat)

- Terdapat klinik untuk


Penyakit ringan - Memelihara dan
meningkatkan kesehatan - Undang – undang No. 1 Thn. 1970 Tentang
- Sudah tersedia alat bantu pekerja, Keselamatan Kerja
seperti tandu, kursi roda
1 Poliklinik -
dan terdapat papan membantu perusahaan - Permen RI No. Per-15/Men/VII/2008
informasi yang menentukan kebijakan dalam Tentang Pertolongan Pertama Pada
berisi data bulanan bidang kesehatan kerja dan Kecelakaan Kerja
dan penyakit memelihara produktivitas
dominan.
pekerja.
- Sudah tersedia
mading informasi
kesehatan

13
Dokter
- Terdapat dokter ahli - Dapat memimpin dan
Pemerikasa
2 yang bertugas dalam menjalankan pelayanan - Permenkes No. 09 Tahun 2014 Tentang Klinik
Kesehatan
satu hari 4 jam kerja. kesehatan kerja di perusahaan
Tenaga Kerja

- Undang – undang No. 1970 tentang Keselamatan


- Paramedis yang bertugas - Paramedis bertugas sebagai Kerja
3 Paramedis setiap hari dan sudah medis tekhnis, administrartif
memilki lisensi. serta tugas sosial dan - Permenaker No 1 Tahun 1979 Tentang Kewajiban
pendidikan untuk melakukan dan Latihan Hygine Perusahaan, Kesehatan Dan
penyuluhan kesehatan Keselematan Kerja Bagi Paramedis Peruashaan

- Terdapat kotak P3K di


setiap area produksi - Mencegah keparahan cidera,
Kotak P3K - Permenaker No. 15 Tahun 2008 Tentang
4 mengurangi penderitaan dan
dan isinya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja
bahkan menyelamatkan nyawa
- Jenis Kotak P3K tipe C
korban

- Tersedia kantin untuk


pekerja di area
5
Kantin dan perusahaan - Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan
- Meningkatkan produktifitas
gizi kerja, Transmigrasi No. SE.01/Men/1979 Tentang
kerja yang setinggi tingginya
ergonomi dll. - Kantin yang disediakan Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
sudah dilakukan uji riksa - Permenaker No. 3/Men/1982 Tentang Pelayanan
sampel makanan dan kesehatan Kerja
perawatan oleh pihak
14
catring dan internal
perusahaan menggunakan
standar kesehatan
perusashaan

- Perusahaan menentukan
standar gizi 1300
kCal/hari

- Didalam area kantin telah


terdapat rak yang
memisahkan alat
makanan yang bersih dan
kotor

- Fasilitas area kantin sudh


ergonomis
- Perusahaan telah - Menurunnya potensi penyakit
melakukan pengukuran akibat kerja
lingkungan K3 berupa
kebisingan,
- Permenaker no 5 Taaun 2018 Tentang K3
6 NAB Fisika pencahayaan, iklim
Lingkungan Kerja
kerja, udara lingkungan
kerja.

15
- Perusahaan telah - Memisahkan semua bahan-
K3 Kimia:
melakukan kegiatan bahan yang mudah terbakar,
Penanganan
penyimpanan bahan dan terhidup yang berdampak
Bahan
kimia berbahaya dan pada Kesehatan pekerja.
B3/meledak/t
beracun berupa Acid - Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 Tentang
7 erbakar/bera
Crome, Alkaline, Nickle, Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
cun/(ada cat, thinner, dan solar
prosedur, untuk kegiatan proses
MSDS, dll), produksi
label

16
Jumlah bahan yang disimpan - Perusahaan dan lingkungan - Permenaker no 5 tahun 2018 tentang K3
8 NAK Kimia perusahaan menjadi aman.
masih di bawah NAK Lingkungan Kerja

17
Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P


KATEGORI PENJELASAN NILAI

Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang terjadinya 10
hampir pasti 1 kali dalam 10 kali kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi 6
(peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali kesempatan)
Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi namun 3
terjadi kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali dalam 1000
kali kesempatan)
Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu 1
kebetulan (peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali
kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi 0.5
kemungkinannya setelahbertahun- tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam
100.000 kali kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin 0.2
terjadi(peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali kesempatan)
PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E
KATEGORI PENJELASAN NILAI

Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10


Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6
Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3
Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2
Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1

Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100

16
Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40
Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15
Serius Menimbulkan cedera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7
Perawatan Medis Menimbulkan cedera yang memerlukan perawatan medis 3
Perawatan P3K Cedera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan 1
P3K
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah

17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia, kami menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah menerapkan K3 di dalam kegiatan
perusahaannya yang dibuktikan dengan adanya sertfikat hasil Audit SMK3 dengan hasil
92,16% dan mendapatkan bendera emas dari Kementerian Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi, ISO 9001, dan ISO 14001.
2. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah menerapkan aspek K3 kesehatan di
dalam kegiatan produksi dengan tersedia nya poliklinik K3, dokter pemeriksa,
paramedis, petugas P3K, dan kotak P3K beserta isinya.
3. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah menerapkan aspek K3 lingkungan
dengan tersedianya jalur khusus pejalan kaki.
4. PT. Yutaka Manufacturing Indonesia telah menerapkan aspek K3 Bahan berbahaya
dan Beracun dengan menetapkan kebutuhan bahan berbahaya dan bercaun untuk
produksi di bawah Nilai Ambang Kuantitas.
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi di PT. Yutaka Manufacturing Indonesia dan kesimpulan yang
kami tarik, maka kami memberikan saran bagi perusahaan sebagai berikut:
1. Kotak P3K harus selalu dalam kondisi tidak terkunci agar memudahkan petugas medis
untuk melakukan penolongan pertama pada kecelakaan pekerja.
2. Melakukan pengecatan kembali pada jalur khusus pejalan kaki pada ruang produksi.
3. Perusahaan perlu memerhatikan kesehatan pekerja pada shift malam dengan di
sediakannya petugas medis dokter yang standby pada setiap shift
4. Untuk mengantisipasi munculnya potensi Hazard dan Risk pada bahan berbahaya dan
beracun, diperlukan adanya ahli K3 Kimia.
5. Melakukan peningkatan kembali terhadap temuan negatif agar dapat memenuhi regulasi
yang berlaku dan dapat meningkatkan implementasi aspek K3.

18
LAMPIRAN

(NAB Kimia)

(Housekeeping/5S Toilet)

ii
(Kotak P3K Beserta isi nya)

(Informasi Pemenuhan Gizi Pekerja)

iii
iv
(Poliklinik K3)

v
(Kantin Gizi Kerja Ergonomic)

vi
(APD)

vii

Anda mungkin juga menyukai