Anda di halaman 1dari 8

BAB 6 Proses ini berdasarkan pada transformasi resin cair dalam komposit akhir yang solid,

sementara disaat bersamaan melewati pultrusion die. Saat proses pultrusion, serat dalam bentuk
PULTRUSION DAN PROSES PEMBENTUKKAN LAINNYA
tape, woven, dan/atau mat didorong melewati sistem impregnasi resin. Setelah resin yang berlebih
dihilangkan dalam preforming guides, sistem fiber/resin memperoleh bentuk yang diinginkan dan
6.1. Pengenalan melewati proses curing dalam cetakan yang dipanaskan, berperan sebagai reaktor kontinyu.
Pembuatan material komposit berdasarkan teknologi, dimana rate dari tenaga kerja pada total Biasanya area pemanasan yang berbeda muncul disepanjang cetakan. Hal ini bergantung pada
biaya termasuk sangat tinggi. Satu faktor limit pada ekspansi pasar komposit dalam sektor industri beberapa faktor, seperti jenis resin, kecepatan tarikkan, dan panjang cetakkan. Penerapan dragging
low-cost/high volume seperti electrical, konstruksi dan otomotif. Pultrusion merupakan satu- force ke bagian pultruded dilakukan dengan penggunakan alat penarik yang mampu memaksakan
satunya proses pembuatan komposit yang kontinyu dan highly-automated yang menawarkan kecepatan proses yang diinginkan. Terakhir, pultruder dilengkapi dengan sawing system yang
produksi bervolume tinggi dan kualitas bagus. digunakan untuk memotong komposit komposit kontinyu yang dihasilkan.
Beberapa keuntungan menggunakan polimer berbahan dasar polimer pultruded adalah:
tegangan spesifik yang tinggu, resisten terhadap bahan kimia dan korosi, adesif dan mechanical
joining, machinability, stabilitas dimensional, non-magnetic properties dan transparasi
elektromagnetik. Untuk beberapa tahun, produksi dikonsentrasikan pada bentuk kecil dan
sederhana untuk electrical market, karena disebabkan oleh konduktivitas elektrik yang rendah dan
karakteristik resisten terhadap lingkungan yang tinggi.
Untuk pasar listrik digunakan untuk:
a) Electrical enclosures.
b) Antenna dan guy rod.
c) Lighting poles.
d) case tray system.
e) transmission poles.
f) pylons.
Sementara untuk pasar konstruksi, material pultruded digunakan baik pada semi structural
atau structural, seperti:
Reinforcement supplier
a) Window frame. Roving digunakan untuk pultrusion searah atau fabric dapat digunakan untuk menambah
b) kabel. serat off-axis. Jumlah besar helai dapat menyebabkan kusut dalam formasi, dan untuk
c) Rod dan bar. menghindari hal tersebut terjasi maka serat dilewatkan melalui sebuah alignment card tepat
d) grid dan mesh. sebelum memasuki resin bath. Cara ini juga untuk mencegah twisting pada roving.
e) beam dan kolom.
Resin impregnation wet bath
f) panel dan plate.
Strand roving kontinyu dan mat ditarik ke dalam tangka resin yang berisi resin cair,
inhibitor, curing agent, colorant, fire retardant dan bahan lain. Untuk memastikan fiber
6.1.1. Deskripsi Proses basah seluruhnya, strand berjalan melalui serangkaian roller, dimana akan meratakan dan
Pultrusion merupaka teknologi pembuatan komposit yang bersifat kontinyu, dimana menyebarkan roving satu-satu. Serat yang basah dicapai dengan mengontrol viskositas
menggabungkan impregnasi penguat (reinforcement) dan konsolidasi komposit dalam proses
resin, waktu tinggal (Residence time), dan mechanical action pada reinforcement. Teknik
yang sama. Proses ini terdiri dari beberapa unit:
wet bath untuk impregnasi resin memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam kasus resin
a) The reinforcement supplier.
fenolik, bismaleimide dan epoksi. Sebuah modifikasi dilakukan dengan menyuntukkan
b) The impregnation of the reinforcement with liquid resin.
resin langsung ke dalam preform serat pada pintu masuk pultruder dengan sistem pompa
c) The preforming. bertekanan. Teknik ini cocok dalam kasus resin yang memiliki masa pakai yang pendek,
d) The consolidation die.
dan memungkinkan untuk pencampuran resin ditempat.
e) The pulling system.
Preforming guides
f) The sawing unit.
Guide dalam Teflon, Polyethylene dengan massa molekular sangat tinggi (UHMWPE) atau
baja digunakan untuk mempercepat penguat impregnasi kedalam bentuk yang diinginkan.
6.1.2.1. Sifat termokinetik dan kemoreologikal thermoset.
Heated die
Karakteristik proses pengerasan dan sifat akhir komposit berbahan dasar polimer
Cetakkan haru mempertahankan deretan serat, mengompres serat ke fraksi volume yang
thermoset sangat bergantung pada sifat termokinetik dan kemoreoligikal dari matriks. Umumnya
diinginkan dan mengeraskan komposit dalam waktu yang relative singkat. Profil
pengerasan prepolymer dengan masa molekular rendah awalnya melibatkan transformasi dari
temperature cetakan dipilihan tergantung pada tipe resin. Beberapa elemen pemanasan
larutan resin menjadi rubber. Kemudian transformasi menjadi solid glass sebagai reaksi kimiawi
didistribusi di sepanjang cetakan,
dari grup aktif yang muncul dalam sistem. Pertumbuhan dan percabangan dari rantai polimer
Pulling system
disebabkan oleh reaksi interamolekular yang awalnya muncul dalam bentuk cairan, sampai derajat
Syarat dasar dari pulling system adalah untuk mengirimkan gaya tarik maksimal yang
kritis percabangan dicapai, lalu jaringan tidak terbatas dan material tidak larut terbentuk.
tersedia pada berbagai kecepatanke profil yang keluar dari cetakan. Sebaliknya, twin
gripping-pulling presses dengan gerak tarik bolak-balik menghasilkan sebuah kecepatan
tarik yang kontinyu. Presses diterjemahkan secara horizontal untuk mencengkram profil.
Supaya proses berlangsung kontinyu, dua presses digunakan, dengan satu penarik
sedangkan yang satunya kembali ke posisi awal.

Diagram di atas menunjukkan tujuh zona dari kondisi fisik material. T g0 adalah suhu
Sawing system transisi kaca dari resin yang tidak mengalami pengerasan dan tidak ada reaktivitas yang bisa
Cut off saw diposisikan di luar pulling station. Saw dipasang pada sebuah meja yang diasumsikan di bawah temperatur tersebut. T g adalah suhu transisi kaca resin yang sudah
bergerak sehingga dapat melakukan pemotongan yang bersih saat pultrusion terus sepenuhnya mengeras dan di atas suhu tersebut resin bisa menjadi gel tanpa vitrification. Gel-Tg
bergerak. adalah suhu dimana gelatinisasi dan vitrification terjadi secara simultan. Resin melewati fase
berbeda tergantung pada suhu pengerasan. Untuk suhu pengerasan di bawan gel-Tg, resin
bervitrifikasi tanpa menjadi gel. Untuk suhu diantara gel-Tg dan T , sistem (yang awalnya
6.1.2. Pemodelan Pultrusion berbentuk cairan), gel dan waktu meningkat, akan mengalami vitrifikasi. Tg adalah parameter
Bagian utama dari proses pultrusion adalah cetakan pultrusion. Cetakan pultrusion terdiri paling relevan dari polimer. Apa yang dideskripsi pada diagram TTT, hubungan antara Tg yang
atas sebuah cetakan dengan sebuah rongga penampang produk yang diperlukan sebuah berkembang dan konv
mekanisme pemanasan dimana penggabungan komposit berlangsung. Variabel yang ini dapat menentukan kehadiran pemadatan dan kemampuan untuk memproduksi polimer gel atau
memberikan dampak pada sifat material selama pencetakkan dapat diidentifikasi pada suhu, tidak. Untuk nilai besar sistem thermoset, hubungan semi-teoretikal dapat dilihat pada rumus:
derajat polimerisasi, dan viskositas matriks yang merupakan fungsi dari dua variabel
sebelumnya. Faktanya, proses komposit thermoset disertai dengan reaksi polimerisasi
(proses pengerasan) dan perubahan reologi dari matriks yang sangat berpengaruh kuat pada
properties akhir dan kualitas bagian komposit. Laju relatif dari tingkat generasi panas dan Dimana;
perpindahan panas menentukan nilai lokal dari temperatur dan viskositas. Faktanya, dalam cair/rubbery dan bentuk kaca).
komposit yang tebal, bentuk fisik yang berbeda (liquid, rubber, dan gelled atau ungelled a) Thermokinetics
glasses) dapat dicapai dalam waktu bersama dalam bagian yang berbeda sebagai fungsi DSC secara luas digunakan dalam penentuan parameter kinetic untuk thermoset. Teknik DSC
temperatur dan derajat pengerasan.
mengukur laju generasi kalor saat pengerasan. Dengan asumsi bahwa heat flow bersifat
proporsional pada laju reaksi, . Model berdasarkan pada data DSC tidak c) The Pultrusion die
menyediakan informasi pada mekanisme kinetik dari reaksi dan cocok untuk diaplikasikan pada Kondisi proses yang ditetapkan oleh profil suhu yang ditentukan merupakan faktor signifikan
industri. Berikut contoh model yang digunakan untuk beberapa sistem thermoset dan sumber dalam performa cetakan pultrusion. Parameter yang dapat dikontrol saat proses pultrusion adalah
literaturnya. profil suhu cetakan dan kecepatan tarikan. Reaksi polimerisasi diaktifkan oleh penaikkan suhu saat
fibre/resin diarahkan menuju cetakan. Sebagai konsekuensi dari sifat eksotermik pada reaksi,
panas yang terbentuk dapat overheat bagian pultruding. Hal ini dapat menghasilkan gradien suhu
yang kuat, derajat polimerisasi dan viskositas melintasi ketebalan. Oleh karena itu, suhu dinding
dalam cetakan harus dirancang untuk mengontrol pengembangan gradien suhu tersebut, juga
memastikal proses gelifikasi selesai sebelum komposit menjadi tahap akhir pada cetakan.
Sebaliknya proses gelifikasi awal dapat menyebabkan gaya tarik yang lebih tinggi dan
meningkatkan kemungkinan blocking, degradasi dan/atau kerusakan material. Oleh karena itu,
parameter penting lainnya adalah kecepatan tarikan yang memberikan dampak pada waktu tinggal
resin ke dalam cetakan serta posisi titik gel dan derajat akhir reaksi. Pada saat yang sama,
kecepatan tarikan juga bertanggung jawab untuk laju massa yang harus dimaksimalkan untuk
alasan ekonomi yang jelas. Perilaku proses material saat proses pultrusion dipengaruhi oleh
geometri bagian dan karakteristik fisikokimia dari komponen komposit. Ketebalan komposit dapat
memengaruhi karakteristik difusi panas dan kemudian derajat reaksi, suhu dan profil viskositas.
Sangat jelas bahwa pemilihan sistem matriks thermoset akan menentukan karakteristik dari reaksi
kinetic dan kemoreologi yang terkait dengan proses polimerisasi.
b) Kemoreologikal
Kemoreologi mempelajari efek dari reaksi pengerasan dan suhu pada viskositas resin, hafidz
. Peningkata temperatur akan mengurangi viskositas pada resin, dimana viskositas
akan meningkat ketika jaringan polimer berkembang. Model telah diusulkan yang
pengembangan transisi kaca

literaturnya.
6.2. Pultrution Termoplastik didinginkan. Pultrution termoplastik dapat meningkatkan kecepatan proses hingga dapat bersaing
Pultrution termoplastik sangat menjanjikan dalam proses manufaktur. Tingginya viskositas dengan proses ekstrusi termoplastik.
polimer termoplastik menyebabkan jendela proses yang jauh lebih pendek dari pultrusi Awalnya, pultrution termoplastik dikembangkan menggunakan polimer kinerja tinggi
termoplastik. Salah satu kelebihan utama dari pultrusi termoplastik adalah kemampuannya untuk seperti PEEK, PEI, dan PPS. Selanjutnya, karena adanya teknologi memampukan untuk
dapat dilelehkan kembali. Hal ini menyebabkan termoplastik yang sudah terpultrusi dapat dibentuk mengolah termoplastik yang lebih murah seperti polymethylmethacrylate (PMMA),
atau digabungkan sehingga proses selanjutnya lebih mudah. polypropylene (PP), PET, dan polycarbonate (PC).
Proses pultrusi termoset dan termoplastik memiliki banyak kesamaan. Pultrution
termoplastik tidak mengikutkan model kinetika crosslinking, tetapi lebih susah karena 6.2.1. Model Pultrusi Termoplastik
memperhitungkan laju alir matriks non-Newtonian, pelelehan dan pengerasan matriks, dan Dengan memodelkan proses yang terjadi pada pultrusi, kita dapat menghitung
kemungkinan penggunaan beberapa die. Sistem die untuk pultrution termoset yaitu sebuah alat pengaruh suhu, pengkristalan, dan bonding dalam komposit, serta gaya tarik yang diperlukan
yang memiliki taper masuknya atau radiusnya 2-5% dari total panjangnya, sehingga laju alir selama pultrusi matriks termoplastik dengan serat penguat.
matriks relatif terhadap fiber hanya terjasi pada daerah yang sangat terbatas dan biasanya Untuk menggambarkan proses konsolidasi, mereka mewakili permukaan ply yang tidak
diabaikan. Sedangkan, pada pultrution termoplastik, biasanya menggunakan setidaknya dua die, beraturan terdiri dari serangkaian persegi panjang. Komposit itu diduga memiliki penyimpangan
di mana die yang terakhir digunakan untuk pendinginan. Die yang dipanaskan, di mana terjasi hanya di arah lebar dan menjadi mulus sepanjang arah aksial. Untuk Tingkat konsolidasi (tingkat
aliran matriks, cenderung lebih pendek dibandingkan dengan yang digunakan pada pultrusi kontak intim), mereka menggunakan ungkapan:
termoset. Selain itu, cavity diruncingkan pada porsi yang lebih besar dibandingkan panjang die
untuk menciptakan aliran balik dari matriks agar tercapai kompaksi dan konsolidasi yang
diinginkan. Berikut merupakan skema proses pultrution dari pre-impregnating fibre bundles. Untuk menghitung gaya yang diperlukan untuk menarik komposit melalui die, kita perlu
memperhatikan empat faktor:
a. Pre-tension yang diaplikasikan pada prepreg sebelum memasuki die, ft
b. Tekanan yang diberikan komposit pada die
c. Friksi Coulomb antara komposit padat dan dinding die
d. Friksi hidrodinamik yang dihasilkan dari shear lapisan fluida tipis resin yang
terkandung antara komposit dan dinding die

Perkembangan teknologi memungkinkan berkembangnya proses pultrution termoplastik. Kecepatan penarikan akan mempengaruhi suhu dan distribusi pengerasan. Ditemukan
Kelebihan matriks termoplastik dibandingkan dengan termoset adalah prosesnya lebih cepat, bahwa, untuk konfigurasi yang dianalisis, konsolidasi telah selesai pada bagian keluar dari seksi
ketangguhan dan toleransi kerusakan meningkat, stabilitas kimia, ketahanan lingkungan, dan dapat tapered untuk semua lapisan, tetapi suhunya tidak seragam. Komposite harus diseragamkan
didaur ulang. Pultrution termoplastik jauh lebih baik dari pultrution termoset yang terbatas karena suhunya pada bagian straight die, setlah bagian tapered. Sehubungan dengan tekanan, ketika die
reaksi curing. Kecepatan produksi dibatasi oleh laju di mana pre-impregnating fiber tow dapat makin mengecil, tekanan akan meningkat. Gaya tarik akan berkurang seiring bertambahnya taper,
dipanaskan mencapai suhu di atas suhu lelehnya, dan laju di mana bagian yang terbentuk dapat karena pada sudut yang lebih besar, panjang dari bagian tapered menjadi lebih pendek. Hal ini
menghasilkan gaya tarik yang lebih kecil, dan untuk die yang lebih pendek, ply mengeras dengan atau terdinginkan dan kecepatan pulling. Selain itu, juga diteliti mengenai pengaruh dari parameter
lebih cepat. Setelah mengeras, perpindahan kalor meningkan secara drastis akibat kenaikan kontak material, seperti konten glass fibre dan jenis dari material.
antara ply. Kenaikan perpindahan kalor akan menyebabkan kenaikan suhu di dalam komposit, Diketahui bahwa peningkatan dari suhu preheater hanya akan sedikit meningkatkan
sehingga viskositasnya lebih rendah. Penurunan viskositas akan mengurangi gaya tarik. kekuatan flexural dan modulus flexural. Kenaikan dari suatu sifat mungkin lebih dipengaruhi oleh
Untuk mengetahui konfigurasi dari layer i, maka persamaan dibawah didapatkan: peningkatan kecepatan pulling maupun ketebalan lapisan. Peningkatan dari suhu die terpanaskan
akan menimbulkan penurunan dari kekuatan flexural tanpa menyebabkan pengaruh ke modulus
flexural. Setelah diketahui bahwa peningkatan kecepatan pulling berakibat pada penurunan
modulus dan kekuatan flexural, maka penurunan dari waktu tinggal juga dapat mengakibatkan
waktu konsolidasi yang tidak cukup. Peningkatan pada waktu pendinginan (dan penurunan derajat
Dengan melakukan integrasi terhadap persamaan diatas, maka kondisi batas dapat didapatkan
kristalisasi) akan menyebabkan penurunan modulus dan kekuatan.
yaitu inlet a = a0. Kemudian konfigurasi tiap layer sebagai fungsi dari (x) juga diperoleh. Untuk
Telah diteliti bahwa kekuatan geser interlaminar dari nilon 12/komposit glass menurun tajam
menghitung gaya yang dibutuhkan untuk menarik komposit, terdapat 4 hal yang harus diperhatikan
pada kecepatan line yang rendah (0,35-1 m/min) dan perlahan-lahan menurun pada kecepatan line
antara lain Ft, tekanan yang diberikan komposit, gesekan coulomb antara komposit dan dinding
yang lebih tinggi (samapai 3m/min) dengan tekanan gulungan yang digunakan. Peningkatan
die, gesekan hidrodinamik akibat adanya lapisan fluida resin antara komposit dengan dinding die.
tekanan gulungan, pada kecepatan rendah, akan menimbulkan penurunan pada kekuatan geser. Hal
Total gaya tarik dari keempat faktor tersebut didapatkan dari rumus berikut:
ini disebabkan karena efek pendinginan dari kontak dengan gulungan. Kekuatan flexural dapat
menurun secara perlahan-lahan seiring dengan kecepatan line, dibandingkan dengan penurunan
kekuatan geser. Ketika suhu dari preheater naik hingga mencapai 240 oC, maka kekuatan flexural
Kecepatan penarikan akan mempengaruhi suhu dan distribusi pengerasan. Ditemukan
dan geser akan tetap konstan pada kecepatan pulling yang lebih tinggi (sampai 1,5 m/min). Di
bahwa, untuk konfigurasi yang dianalisis, konsolidasi telah selesai pada bagian keluar dari seksi
penelitian lain, ditemukan bahwa dengan menggunakan commingled yarns, akan terjadi penurunan
tapered untuk semua lapisan, tetapi suhunya tidak seragam. Komposite harus diseragamkan
kekuatan geser dan peningkatan konten volume glass fibre. Sampai konten volume glass fibre
suhunya pada bagian straight die, setelah bagian tapered. Sehubungan dengan tekanan, ketika die
yang mencapai 35%, kekuatan geser tidak bergantung pada suhu die dan kecepatan pulling. Pre-
makin mengecil, tekanan akan meningkat. Gaya tarik akan berkurang seiring bertambahnya taper,
impregnated tapes menunjukkan tingkat kekuatan geser yang lebih tinggi namun nilainya akan
karena pada sudut yang lebih besar, panjang dari bagian tapered menjadi lebih pendek. Hal ini
menurun secara cepat seiring dengan peningkatan kecepatan pulling.
menghasilkan gaya tarik yang lebih kecil, dan untuk die yang lebih pendek, ply mengeras dengan
Ditemukan pula efek dari sudut kavitasi die lancip dan kecepatan pulling pada sifat dari
lebih cepat. Setelah mengeras, perpindahan kalor meningkan secara drastis akibat kenaikan kontak
bubuk PBT terplutrusi yang terimpregnasi dan sistem bundle glass fibre yang dikelilingi oleh PBT
antara ply. Kenaikan perpindahan kalor akan menyebabkan kenaikan suhu di dalam komposit,
(42% fraksi volume serat). Sudut yang kecil akan menghasilkan tekanan yang lebih tinggi pada
sehingga viskositasnya lebih rendah. Penurunan viskositas akan mengurangi gaya tarik.
kecepatan pulling yang konstan. Tetapi, pada sudut yang lebih besar (8,5o dan 10o), peningkatan
tekanan yang bersamaan dengan peningkatan kecepatan pulling akan berefek lebih sedikit
6.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pultrution termoplastik
dibandingkan pada sudut yang lebih rendah. Peningkatan kecepatan kekuatan geser dengan
Faktor-faktor yang telah diteliti sebelumnya meliputi modulus flexural, kekuatan flexural
tekanan, maka modulus flexural akan lebih tidak dipengaruhi dari tekanan, walaupun tidak
dan kekuatan geser. Parameter lain yang paling relevan ialah suhu dari preheater, die terpanaskan
direkomendasikan untuk mengaplikasikan tekanan dibawah 50 MPa. Untuk komposit commingled
GF/PP, ditemukan bahwa konten kosong akhir (final void) bervariasi antara 0 dan 2% untuk memiliki cross section variabel. Proses tersebut terdiri atas tahapan penarikan bahan penguat yang
kecepatan 1 sampai 5 m/min, serta 1 sampai 4% untuk kecepatan 5 sampai 10 m/min. Pemaparan terimpregnasi dengan resin termoset melalui die yang suhu nya dapat dikontrol. Suhu dari die
terhadap salt spray (penyemprotan garam) akan lebih merusak dibandingkan pemaparan terhadap pultrusi dan kecepatan pulling dapat diatur untuk melakukan curing terhadap panjang bahan yang
sinar ultraviolet untuk komposit GF/PP. Kerusakan maksimum akan terjadi apabila dilakukan diinginkan. Penurunan suhu die yang cepat mengakibatkan bahan melintasi die yang belum di-
pemaparan terhadap sinar ultraviolet yang langsung diikuti dengan pemaparan terhadap salt spray, curing. Bagian yang belum di-curing akan dibentuk kembali sebelum masuk ke zona pemotongan.
dimana kekuatan geser akan berkurang sebesar 50%.

6.3 Pullshaping
Pullshaping merupakan metode untuk pulturusi dari elemen komposit yang terbentuk
Gambar 1. Produk pullforming
secara kontinu, terpanjangkan dan non-linear. Pada skema pertama, material penguat yang
diimpregnasi dengan resin ditarik melalui zona preheating dan dilewatkan melalui sepasang 6.5 Pullwinding
bingkai die. Bingkai die ini kan berotasi terhadap shaft utama dan membawa bagian die pertama Pullwinding merupakan suatu metode untuk menghasilkan tabung komposit berperforma
dan kedua yang telah terbentu. Elemen pultrusi dipindahkan dengan bagian pertama dan kedua die tinggi yang mengombinasikan teknik pultrusi konvensional dan filament winding. Dalam teknik
selama rotasi dan melalui kavitas die dimana bentuk dari kavitas die diberikan pada material ini, penguat longitudinal konvensional dengan lapisan helikal menghasilkan sifat torsional dan
penguat terimpregnasi. Mekanisme curing akhir berkaitan dengan bingkai die yang dapat berotasi kekuatan hoop. Teknologi ini menghasilkan unit winding yang berdiri sendiri dengan sebuah
untuk curing matrix selama bergerak melalui kavitas die agar dapat memproduksi artikel pultrusi mesin pultrusi dan feeding hoop atau serat bersudut antara lapisan serat untuk proses curing di die
yang non-linear dan kaku. Bingkai die pertama dan kedua akan dihubungkan untuk membentuk pultrusi. Alat pullwinding terdiri atas dua winding heads yang dapat berputar pada arah yang
kavitas die kontinu dengan bagian die tetap yang memiliki gerakan berulang-ulang. Pada skema berlawanan melewati hollow spindle dimana serat dapat dibuat sudut dengan arah yang diinginkan.
kedua, bahan penguat terimpregnasi resin ditarik melalui suatu zona preheating dan dipaparkan Mandrel pultrusi dan penguat terimpregnasi melewati hollow spindle, ketika winding head
terhadap sebuah die pembentuk. Bahan tersebut kemudian dipaparkan ke sebuah die curing dan mengaplikasikan serat kering pada serat terimpregnasi. Lapisan berikutnya dari impregnasi tanpa
konsolidasi yang memiliki kavitas die yang dilekukkan sepanjang arah dari perpindahan dari arah dapat terjadi di winding head dan setelah winding head terakhir sebelum penguat memasuki
material tersebut. Curing akhir diberikan pada resin pada bahan penguat di die konsolidasi dan die pultrusi. Teknik ini memungkinkan produksi dari komponen untuk aplikasi vakum maupun
curing. bertekanan.

6.4 Pullforming
Pullforming merupakan suatu metode untuk memproduksi sebuah produk pultrusi yang
memiliki cross section variabel dengan menggunakan die pultrusi yang suhu nya dapat dikontrol.
Proses ini menyediakan metode kontinu untuk memproduksi artikel terpultrusi dari cross section
variabel dengan memvariasikan suhu pada die saat resin/massa penguat ditarik untuk
Gambar 2. Proses Pullwinding
menghasilkan elemen yang sudah ter-curing dan sebagian lagi yang tidak tercuring. Bagian yang
belum di-curing akan kembali dibentuk dan di curing untuk menghasilkan produk akhir yang
6.6 Artikel-artikel terpultrusi centrifugal casting, dapat dihasilkan laju produksi yang tinggi dengan otomasi. Untuk
Artikel-artikel terpultrusi umum digunakan di berbagai bidang. Detail nya terangkum mendapatkan produk berdiameter besar umumnya dibuat dengan menggunakan metode ini.
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Artikel-artikel pultrusi pada berbagai bidang 6.7.2 Tube rolling
Prepreg yang sudah dipotong akan digulung pada mandrel dengan beberapa teknik,
antaranya yang terdapat pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Skema dari berbagai metode tube rolling

Pada metode ini, tabung yang tidak ter-curing akan dibungkus dengan lapisan film yang dapat
menyusut ketika dipanaskan. Selanjutnya, dilakukan curing pada suhu tinggi di oven dengan
sirkulasi udara. Selagi bungkusan luar menyusut pada prepreg yang tergulung, udara akan
dikeluarkan pada bagian ujung. Setelah curing, mandrel dipindahkan dan terbentuklah tabung
berongga. Proses penggulungan tabung lebih cocok untuk lay-up sederhana yang mengandung
lapisan 0o dan 90o. Keuntungannya ialah harga alat yang rendah, operasi yang sederhana, kontrol
dan distribusi konten resin yang baik serta laju produksi yang cepat.

6.7.3 Laminasi kontinyu


Pada proses laminasi kontinyu, roving dipotong ke dalam lapisan resin yang telah
ditambahkan, dan didukung oleh sebuah cellophane atau lapisan pembawa lain yang sesuai.
6.7 Proses pembentukan lain Lapisan ini awalnya melewati alat peremas untuk mengeleminasi udara yang terperangkap,
6.7.1 Centrifugal casting kemudian ditutupi dengan lapisan kedua, dan dilalukan melalui squeeze rollers untuk
Pada metode ini, mats atau komponen yang sudah terimpregnasi secara manual diposisikan menghasilkan tebal panel akhir yang terkontrol dengan baik. Akhirnya, laminate melalui oven
dalam sebuah cetakan logam silindris berongga yang biasa diletakkan dalam sebuah oven. Resin curing (93-149oC), yang mengandung roller pembentuk untuk membengkokkan. Panel kemudian
berkatalis kemudian disemprotkan ke dalam mat selagi cetakan berputar perlahan-lahan. Oven lalu dilepaskan dari lapisan pembawa dan dipotong. Pada manufaktur lapisan elektrik kontinyu, fabrik
ditutup dan dipanaskan sampai suhu 82-93oC dan dirotasi pada kecepatan yang tinggi. Gaya mat melalui kolam resin diikuti aplikasi roller dari lapisan pembawa dan curing.
sentrifugal akan terdistribusi dan mengompaksi resin dan penguat akan secara seragam melawan
dinding bagian dalam sebelum curing resin. Sifat mekanis dari bagian-bagian yang diproduksi
dengan metode ini lebih rendah dibandingkan yang dihasilkan oleh filament winding. Dengan
Gambar 4. Garis laminating kontinu

Gambar 5. Single scre extruder dengan aliran leleh kontinu


6.7.4 Blow moulding
Langkah-langkah proses blow moulding:
Dengan teknik ini, pelet plastik diumpankan ke dalam feed throat dari hopper. Sementara
Memproduksi parison plastik atau preform (tube, silinder, atau bentuk test tube)
resin yang belum cair keluar dari feed throat, dia berkontakan dengan rotating screw. Extruder
Meletakkan parison atau preform ke dalam cetakan dua piringan tertutup (celah
screw terdapat di dalam barrel terpanaskan, yang dijaga pada suhu yang lebih tinggi dari screw.
diantara cetakan merupakan bentuk luar dari produk)
Ketika resin meninggalkan screw dan barrel, resin telah cair, terkompresi, dan tercampur ke dalam
Menginjeksikan udara ke dalam parison yang dipanaskan lelehan homogen. Komposit fiber pendek dapat difabrikasi menjadi bagian berguna menggunakan
Meniupkan udara pada celah cetakan ektrusi dan pencetakan.
Mendinginkan parison yang telah mengembang
Membuka cetakan untuk mengeluarkan bagian kaku dari blow moulded. 6.7.6 Koektrusi sandwich foam
Teknik blow moulding dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu ektrusi, injeksi, dan stretch Proses koektrusi sandwich foam adalah kombinasi dari proses koekstrusi lapisan dan foam.
blow. Blow moulding ekstrusi prinsipnya menggunakan parison tidak berpenyangga, sedangkan Dalam memproduksi produk sandwiched foam, polimer pembentuk inti B (mengantung blowing
injenction blow moulding menggunakan parison yang disanggakan pada metal core pin. Stretch agent), dikoektrusi dengan polimer skin-forming A. Sejumlah besar kombinasi polimer sistem
blow moulding dimulai dengan ekstrusi atau proses blow moulding. dapat digunakan untuk kulit dan komponen inti dari sandwiched foam. Dalam pemilihan material,
Blow moulding lebih unggul dalam hal teknis dan ekonomis untuk manufaktur plastik. polimer pembentuk inti B dan polimer pembentuk kulit A bisa jadi sama (kecuali jika B
Kelebihan dari proses ini adalah kemungkinan untuk re-entrenat curves (irregular), tegangan mengandung blowing agent), atau polimer yang berbeda.
rendah, dapat menghasilkan ketebalan dinding yang berbeda-beda dan murah.

6.7.5 Ektrusi
Pada proses ektrusi, granula dikonversikan menjadi pasta dengan viskositas sangat tinggi
dengan perlakuan panas dan tekanan. Komponen dari alat ektrusi dapat dilihat dari gambar di
bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai