Terdapat beberapa alasan mengenai perlunya penanggulangan TB di tempat kerja antara lain :
Karena tempat kerja merupakan lingkungan spesifik, populasi terkonsentrasi tempat dan
waktu yang sama sehingga merupakan salah satu lingkungan potensial dalam penularan
TB.
TB sebagian besar menyerang pekerja pada usia yang produktif
Pekerja umumnya tinggal di sekitar perusahaan dg perumahan padat & lingkungan tidak
sehat.
Pelayanan kesehatan kerja di perusahaan melaksanakan upaya yankes, tetapi pelayanan
TB belum menerapkan strategi DOTS (Directly-Observed Treatment Short-course) atau
biasa disebut dengan pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung.
Sebagian manajemen masih diskriminatif terhadap pasien TB (PHK atau ditolak waktu
melamar pekerjaan).
• Diperlukankomitmenantaralainuntuk:
Komitmenpolitis
Diagnosa dengan mikroskop
Pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung
Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
Monitoring dan evaluasi
Sumber dana
Sumber daya manusia
Sarana dan prasarana
Kebutuhan logistic
Keterbatasan sarana & prasarana faskes di tempat kerja perlu dikembangkan jejaring
kerja baik internal maupun eksternal
Suatu sistem jejaring dapat dikatakan berfungsi secara baik apabila penemuan pasien dan
pengobatan berjalan baik di tempat kerja
Dasar Hukum
3. Jenis-jenis pekerjaan apa saja di bidang konstruksi yang menggunakan surat izin :
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04 / PRT / M/2011 tentang Pedoman
Persyaratan Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional. Izin Usaha Jasa Konstruksi
yang selanjutnya disingkat IUJK adalah izin untuk melakukan usaha di bidang jasa
konstruksi yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi, Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Izin Usaha adalah izin
yang diberikan kepada badan usaha untuk menyelenggarakan kegiatan Jasa Konstruksi.
Dan Jenis usaha Jasa Konstruksi meliputi:
a. usaha jasa Konsultansi Konstruksi;
b. usaha Pekerjaan Konstruksi; dan
c. usaha Pekerjaan Konstruksi terintegrasi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi, Pasal 12 sampai dengan Pasal 15 meliputi:
1. IUJK Nasional
IUJK Nasional adalah Izin untuk melakukan usaha di bidang jasa konstruksi yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. (Pasal 1 Angka 5). Berdasarkan Peraturan
Menteri No. 04/PRT/M/2011 tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Usaha Jasa
Konstruksi Nasional.
3. IUJK BUJK (Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing disebut juga IUJK Perwakilan)
IUJK BUJK adalah Izin Perwakilan adalah izin untuk melakukan usaha yang diberikan
oleh Pemerintah kepada BUJKA untuk melakukan kegiatan jasa konstruksi di Indonesia.
(Pasal 1 Angka 4). Berdasarkan Peraturan Menteri No. 10/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing
4. Masalah forklift 15 ton dan 50 ton dan peraturan yang dipakai.
Pasal 12
Operator forklift diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Operator Kelas I
b. Operator Kelas II
Operator forklift kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a berwenang :
Mengoperasikan forklift dan/atau lift truk sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas lebih dari 15
ton;
Mengawasi dan membimbing kegiatan operator kelas II
Operator forklift kelas II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b berwenang mengoperasikan
forklift sesuai jenisnya dengan kapasitas maksimum 15 ton.
Pasal 14
Operator forklift kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/Sederajat.
b) Berpengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun membantu pelayanan di bidangnya.
c) Berbadan sehat menurut keterangan dokter.
d) Umur sekurang-kurangnya 21 tahun.
e) Memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Operator forklift kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/Sederajat.
b) Berpengalaman sekurang-kurangnya 1 tahun membantu pelayanan di bidangnya.
c) Berbadan sehat menurut keterangan dokter.
d) Umur sekurang-kurangnya 19 tahun.
e) Memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
5. Tata cara penempatan kota P3K dan jenis nya
Kotak P3K yang dimaksud harus memenuhi syarat sebagai berikut: (PERMEN 15 TAHUN
2008 PASAL 10)
a. Terbuat dari dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau;
b. Isi kotak p3k sebagaimana dimaksud tercantum dalam lampiran II Permen ini dan tidak
boleh diisi bahan atau alat selain dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K ditempat kerja;
c. Penempatan kotak P3K;
1. Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
2. Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kuotak P3K sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Permen ini;
3. Dalam hal ini tempet kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
4. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
Tabel 1
ILHAM NOVIANDRY
IMAM MAULANA FAUZI
INDRA SUYANTO
6. Jumlah ak3 konstruksi yang dibutuhkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan luas area
proyek
KEP NO 20/DJPPK/VI/2004
a. Proyek > 6 bulan atau TK > 100 org
- Min. 1 org Ahli Utama
- Min. 1 org Ahli Madya
- Min. 2 org Ahli Muda
b. Proyek < 6 bulan atau TK < 100 org
- Min. 1 org Ahli Madya
- Min. 1 org Ahli Muda
c. Proyek < 3 bulan atau TK < 25 org
- Min. 1 org Ahli Muda
d. Teknisi perancah harus memiliki lisensi
TUJUAN PELAKSANAAN K3 LISTRIK
Pasal 5,
“Pengurus wajib melakukan pengendalian terhadap debu asbes yang terkandung di udara
di lingkungan kerjadengan mengambil sample pada beberapa tempat yang diperkirakan
konsentrasi debu asbes nya tinggi dalam setiap 3 bulan atau pada frekwensi tertentu.”
Pasal 6,
“Pengurus harus memberikan kepada tenaga kerja yang bekerja dalam tambang atau
setiap proses yang memakai asbes sebuah buku petunjuk yang secara terperinci
menjelaskan mengenai bahaya-bahaya yang berhubungan dengan asbes dan cara-cara
pencegahannya.”
9 . Perusahaan saudara mempunyai Overhead Crane kapasitan 100 ton. Sebutkan dan jelaskan
pemenuhan Norma dan Persyaratan K3nya . Lengkap dengan dasar hukumnya
Segala upaya pengendalian yang mendasari sifat preventif yang dilakukan secara sistimatis dan
menyeluruh atas segala hal yang terkait dengan “Keberadaan” peralatan PA dan A, yaitu mulai dari
perencanaan hingga purna pakai.