PT. Tidak Mau Rugi (TMR) merupakan perusahaan bergerak di bidang manufacturing yang
beralamat di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat. Perusahaan didukung 132 orang
karyawan, yang terdiri dari 100 wanita dan 32 laki-laki. Sudah terdapat organisasi P2K3 yang
diketuai oleh manajer SDM dan sekretarisnya yang belum pernah mengikuti pelatihan K3.
Perusahaan mempunyai klinik yang belum mendapatkan pengesahan dari DISNAKER
setempat, pemeriksaan kesehatan secara berkala sebanyak 50 orang tenaga kerja telah
dilaksanakan oleh dokter spesialis yang belum tersertifikasi HIPERKES. Perusahaan
menyimpan bahan kimia Ethylene oxide dengan kuantitas 75 ton dalam tangki timbun,
menggunakan pesawat angkat angkut berupa 1 (satu) buah over head crane dengan
kapasitas 30 ton, 1 (satu) buah mobile crane dengan kapasitas 15 ton, 2 (dua) buah forklift
dengan kapasitas 10 ton; menggunakan 2 (dua) buah boiler yang terletak dalam satu
ruangan, dengan kapasitas masing-masing 15 ton/jam. Perusahaan memakai listrik untuk
penerangan dan mengoprasikan mesin-mesin produksi dengan kapasitas 4 MW. Perusahaan
juga sedang merenovasi gudang dengan menggunakan scaffolding setinggi 8,2 m dengan
mempekerjakan 40 orang pekerja bangunan dengan lama waktu pekerjaan 7 bulan. Untuk
menanggulangi kebakaran, perusahaan sudah memiliki 7 petugas peran kebakaran, 1 regu
penanggulangan kebakaran, namun belum memiliki Ahli K3 Spesialis Penanggulangan
Kebakaran.
Sebagai calon Ahli K3 Umum, bagaimana upaya anda dalam pemenuhan syarat-syarat K3 di
perusahaan di bawah ini terkait:
1. Kelembagaan/organisasi K3 dan keahlian K3
2. Pengendalian lingkungan kerja, bahan berbahaya dan beracun
3. Pengendalian listrik dan penanggulangan kebakaran
4. K3 Konstruksi dan bangunan
5. Penerapan kesehatan kerja bagi tenaga kerja
6. Pemakaian boiler & pesawat angkat dan angkut
7. Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK3?
Jelaskan! Jawab :
1. Kelembagaan/organisasi K3 dan keahlian K3
PT Tidak Mau Rugi telah memenuhi Permenaker Nomor 4 Tahun 1987 Tentang P2K3
pada Pasal 2 ayat 1 sudah membentuk P2K3. Namun, yang janggal adalah Sekretaris
P2K3 belum mengikuti pelatihan K3 yang seharusnya hal ini P2K3 yang dibentuk tidak
bisa di sahkan karena belum memenuhi Norma kelembagaan/organisasi K3 dan
Keahlian K3 yaitu Menurut Permenaker Nomor 2 Tahun 1992 Pasal 3 Tentang Tata
Cara Penunjukkan AK3U, yang seharusnya sekretaris P2K3 yaitu AK3U harus sudah
mengikuti pelatihan dan lulus seleksi dari tim penilai.
PT. Tidak Mau Rugi (TMR) merupakan perusahaan bergerak di bidang manufacturing yang
beralamat di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat. Perusahaan didukung 132 orang
karyawan, yang terdiri dari 100 wanita dan 32 laki-laki. Sudah terdapat organisasi P2K3 yang
diketuai oleh manajer SDM dan sekretarisnya yang belum pernah mengikuti pelatihan K3.
Perusahaan mempunyai klinik yang belum mendapatkan pengesahan dari DISNAKER
setempat, pemeriksaan kesehatan secara berkala sebanyak 50 orang tenaga kerja telah
dilaksanakan oleh dokter spesialis yang belum tersertifikasi HIPERKES. Perusahaan
menyimpan bahan kimia Ethylene oxide dengan kuantitas 75 ton dalam tangki timbun,
menggunakan pesawat angkat angkut berupa 1 (satu) buah over head crane dengan kapasitas
30 ton, 1 (satu) buah mobile crane dengan kapasitas 15 ton, 2 (dua) buah forklift dengan
kapasitas 10 ton; menggunakan 2 (dua) buah boiler yang terletak dalam satu ruangan, dengan
kapasitas masing-masing 15 ton/jam. Perusahaan memakai listrik untuk penerangan dan
mengoprasikan mesin-mesin produksi dengan kapasitas 4 MW. Perusahaan juga sedang
merenovasi gudang dengan menggunakan scaffolding setinggi 8,2 m dengan mempekerjakan
40 orang pekerja bangunan dengan lama waktu pekerjaan 7 bulan. Untuk menanggulangi
kebakaran, perusahaan sudah memiliki 7 petugas peran kebakaran, 1 regu penanggulangan
kebakaran, namun belum memiliki Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran.
Sebagai calon Ahli K3 Umum, bagaimana upaya anda dalam pemenuhan syarat-syarat K3 di
perusahaan di bawah ini terkait:
1. Kelembagaan/organisasi K3 dan keahlian K3
2. Pengendalian lingkungan kerja, bahan berbahaya dan beracun
3. Pengendalian listrik dan penanggulangan kebakaran
4. K3 Konstruksi dan bangunan
5. Penerapan kesehatan kerja bagi tenaga kerja
6. Pemakaian boiler & pesawat angkat dan angkut
7. Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK3? Jelaskan!
Permasalahan:
Jawab:
Pemenuhan norma kelembagaan/organisasi K3 dan Keahlian K3, sebagai berikut:
PT Tidak Mau Rugi sudah memenuhi:
Permenaker Nomor 4/ 1987 Pasal 2 ayat 1 yaitu setiap tempat kerja
dengan kriteria tertentu wajib membentuk P2K3.
Permenaker Nomor 4/1987 Pasal 3 ayat 1 yaitu keanggotaan dari
pengusaha susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan Anggota
Namun, PT Tidak Mau Rugi belum memenuhi Norma kelembagaan/organisasi K3
dan Keahlian K3 yaitu
Menurut Permenaker Nomor 2/1992, Pasal 3, seharusnya perusahaan
memiliki sekretaris yaitu ahli k3 yang sudah mengikuti pelatihan dan lulus
seleksi dari tim penilai.
Jawab:
Menurut PP 50 Tahun 2012, Pasal 5 ayat 1&2 bahwa, setiap perusahaan wajib
menerapkan SMK3 di perusahaan nya dan kewajiban yang dimaksud pada ayat 1
berlaku bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling seidkit 100
orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Dapat disimpulkan bahwa
PT Tidak Mau Rugi wajib menerapkan SMK3.
STUDI KASUS
PT Maju Jaya merupakan pabrik otomotif yang berada di kawasan Cibitung Jawa
Barat. Perusahaan ini beroperasi 3 shift dan memiliki karyawan sebanyak 735 orang,
terdiri dari 535 laki-laki dan 200 perempuan. Perusahaan ini belum memiliki P2K3
akan tetapi mempunyai 3 orang Ahli K3 Umum yang telah mendapatkan surat
keputusan dari Kementerian Ketenagakerjaan R.I. Tugas dari Ahli K3 Umum ini
melakukan safety patrol (pemeriksaan K3) setiap 6 bulan sekali. Perusahaan ini telah
memiliki Ruang P3K akan tetapi tidak mempunyai dokter perusahaan, hanya
memiliki paramedis perusahaan yang telah mempunyai sertifikasi hiperkes. Selain itu,
kotak P3K yang tersedia adalah tipe C dan diletakan hanya di Ruangan P3K sebanyak
1 buah dan area office (kantor) sebanyak 1 buah. Petugas P3K yang telah memiliki
sertifikasi dari Kementrian Ketenagakerjaan dan lisensi hanya berjumlah 1 orang.
Perusahaan memiliki program gladi penanggulangan kebakaran setiap 2 tahun sekali
yang diikuti seluruh tim security serta unit HSE dan sarana proteksi kebakaran yang
disiapkan berupa APAR golongan kebakaran ABC dimana penempatannya setiap 25
m dan digantung dengan tinggi pemasangan 1.5 m. Unit penanggulangan kebakaran
pada perusahaan tersebut hanya terdiri dari 12 orang petugas peran kebakaran dan 1
ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran. Perusahaan ini memiliki pembangkit
sebesar 750 Kva sebanyak 2 buah dan belum memiliki ahli K3 Spesialis Listrik serta
Teknisi yang melakukan pemeliharaan instalasi listrik yang hanya pernah
mendapatkan sosialisasi internal perusahaan. Selain itu, terdapat instalasi penyalur
petir tipe konvensional (Franklin) yang dilakukan riksa uji berkala terakhir pada
tahun 2015.