Anda di halaman 1dari 3

PABRIK MANUFACTURE

Ada perusahaan bergerak di bidang manufacturing yang menggunakan bahan kimia


sebagai bahan baku, diantaranya sodium selenide dengan kuantitas 100 kg/hari dan
sodium picramate dengan kuantitas 100 ton/hari, mempunyai karyawan tetap 56 orang
dan karyawan tidak tetap 45 orang. Diperusahaan tersebut belum ada P2K3 dan ahli K3.
Menggunakan dua buah boiler yang terletak dalam satu ruangan, dengan kapasitas
masing-masing 15 ton /jam
Anda sebagai calon ahli K3, bagaimana upaya anda dalam pemenuhan syarat-syarat K3
diperusahaan tersebut terkait :
1. Kelembagaan dan keahlian K3
2. Pengendalian Kimia berbahaya
3. Pengendalian penanggulangan kebakaran
4. Penerapan kesehatan kerja bagi tenaga kerja
5. Pemakaian oesawat uap/boiler
6. Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan dan wajib audit eksternal SMK3,
jelaskan.
Jawaban :
1. Kelembagaan / organisasi K3 :
Menurut undang-undang No. 01 Tahun 1970 (Pasal 10 ayat 1)
Permenaker No : PER-04/MEN/1987 :
Pasal 1
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3
Pasal 2
Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah :
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau
lebih
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai
resiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaran radio aktif.
Pasal 3
1. Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunanya
terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota.
2. Sekretaris P2K3 ialah ahli K3 dari perusahaan yang bersangkutan.
3. P2K3 ditetapkan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk atau usul dari
pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.
Pasal 5 (ayat 1)
Pengusaha atau pengurus yang akan mengangkat ahli K3 harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada menteri.
Pasal 6
Permohonan disampaikan kepada menteri dengan tembusan :
a. Kantor departement Tenaga kerja setempat
b. Kantor wilayah departement tenaga kerja dimana perusahaan yang bersangkutan
melakukan kegiatan usahanya.
Pasal 12
Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang
kegiatan P2K3 kepada menteri melalui kantor departement tenaga kerja setempat.
Keahlian K3 :
1. Permenaker NO:PER-04/MEN/1987 (pasal 5 ayat 1) pengangkatan ahli K3
2. Permenaker NO: PER.02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan
kewajiban dan wewenang ahli K3
3. Kepmenaker NO.KEP.187/MEN/1999 (pasal 16 & 17) tentang
memperkerjakan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia
4. Permenaker NO.PER.01/MEN/1988 tentang klasifikasi & syarat-syarat
operator pesawat uap.

2. Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya


Sesuai Pasal 2 Kepmenaker no 187 tahun 1999, yaitu “pengusaha/pengurus yang
menggunakan, menyimpan, memakai, produksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja”.

3. Pengendalian penanggulangan kebakaran

1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
2. Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan lampiran
I
3. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan yang
bersangkutan
4. Pemasangan dan penepatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam lampiran 2
5. Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli tenaga kerja
6. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.

4. Penerapan kesehatan kerja dan tenaga kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan
undang-undang no 01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pada pasal 8 ayat :
1. pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat–sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur.
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan.

5. Pesawat uap harus mendapatkan ijin pemakaian berdasarkan UU no.1 tahun


1930 pasal 26 “pemakaian dari sesuatu uap dihukum kurungan atau denda
paling tinggi Rp 500,00”
a. Perusahaan membuat gambar rencana untuk kemudian disetujui oleh Kepala
jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja sesuai dengan pasal 5 dalam
Peraturan Uap 1930.
b. Bila pesawat Uapnya dijalankan sebelum akte ijinnya yang diperlukan untuk
diberikan atau setelah akte ijinnya itu dicabut, ataupun pemakaian selanjutnya
dilarang menurut ayat (1) dari pasal 21 atau ayat (1) dan pasal 22
c. Harus mempunyai Sio operator pesawat Uap level 1 di karenakan masing-
masing pesawat uap kapasitas melebihi 10 ton/jam (15 ton/jam)

6. Audit Eksternal SMK3


Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan dan wajib audit eksternal SMK3 sesuai
dengan undang-undang no 13 tahun 2003 junto Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pasal 87 ayat :
1. setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan system keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai