Anda di halaman 1dari 31

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT GEORG FISCHER INDONESIA

AHLI K3 UMUM

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

FAISAL ALIF AIRLANGGA

PENYELENGGARA

PT KEM INDONESIA

6-18 MARET 2023


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program Pelatihan Calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum (AK3U).
Selama penyusunan laporan ini, kami mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin
meyampaikan rasa terima kasih yang sangat mendalam kepada:
1. Manejemen PT. George Fischer Indonesia yang sudah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan.
2. Manejemen PT. KEM Indonesia yang telah mengakomodir kami untuk
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
3. Para peserta AK3U yang telah bersama-sama memberikan motivasi
kepada kami.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk
ilmu pengetahuan yang lebih luas dan menjadi sumbangsih untuk dunia
keselamatan dan kesehatan kerja.

Semarang, 16 Maret 2023


Penyusun,

Faisal Alif Airlangga

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...........................................................................4
B. MAKSUD DAN TUJUAN....................................................................5
C. RUANG LINGKUP.............................................................................5
D. DASAR HUKUM.................................................................................6
BAB II...........................................................................................................8
A. SEJARAH SINGKAT.......................................................................8
B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN......................................................8
C. FASILITAS PENUNJANG...............................................................9
D. SARANA POKOK PERUSAHAAN.................................................9
E. PRASARANA DAN FASILITAS......................................................9
F. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN.................................10
G. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO PERUSAHAAN..............11
BAB III........................................................................................................13
A. TEMUAN ANALISA POSITIF....................................................13
B. TEMUAN ANALISA NEGATIF..................................................19
BAB IV........................................................................................................26
1. KESIMPULAN........................................................................26
2. SARAN...................................................................................27
REFERENSI...............................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini, sektor industri di Indonesia sedang mengalami fase
perkembangan yang cukup pesat. Semakin banyak juga teknologi
terbarukan yang mengiringi perkembangan industri tersebut. Disisi lain,
muncul juga sumber potensi bahaya baru dalam dunia industri, terutama
dibidang konstruksi, listrik dan penanggulangan kebakaran. Sehingga
dibutuhkan pengawasan serta pengendalian terhadap hal-hal tersebut agar
tidak menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Upaya
tersebut harus dilakukan agar dapat menjadi proteksi sektor industri yang
sedang berkembang.
Menurut Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja merupakan sebuah upaya dan pemikiran untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya maupun manusia pada umumnya, untuk menciptakan
masyarakat yang makmur dan sejahtera. Sedangkan secara keilmuan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga merupakan faktor yang
penting dalam perlindungan di dunia kerja, dan cukup vital untuk
produktivitas dan kelangsungan dunia usaha.
K3 memiliki tujuan untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik
dengan cara menjaga kesehatan, keamanan, dan keselamatan tenaga
kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Dan mendorong produktivitas dan efisiensi
dalam bekerja.
Posisi pemerintah disini melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
mempunyai kewajiban untuk memberikan pengawasan, pembinaan dan
memberikan bimbingan terhadap penerapan K3 di dunia kerja melalui

4
tenaga pengawas yang tersebar di seluruh Indonesia. Dikarenakan
keterbatasan tenaga pengawas, pemerintah menggandeng Pembina Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3), dibantu oleh Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di tempat usahanya masing-
masing agar pemenuhan dan pelayanan K3 dapat dilaksanakan dengan
baik.
Sebagai calon Ahli K3 Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi,
menciptakan solusi, dan pengendalian sumber bahaya yang ada di tempat
kerja, salah satunya pengawasan konstruksi bangunan, listrik dan
penanggulangan kebakaran.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari dilaksanakannya PKL tersebut adalah:
A. Membekali para calon Ahli K3 Umum dalam praktek nyata dalam
penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan kerja di tempat
kerja dengan objek pengawasan K3 meliputi konstruksi bangunan,
listrik dan penanggulangan kebakaran
B. Memiliki pemahaman tentang kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum
di tempat kerja, sehingga para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak
secara profesional dalam bekerja dan mampu memberikan kontribusi
yang bernilai dalam menciptakan, menjaga, serta meningkatkan kinerja
K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) untuk calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
(AK3U) adalah di perusahaan dengan bisnis pembuatan pipa dari
bahan plastic dengan data-data sebagai berikut:
Nama : PT. Georg Fischer Indonesia
Alamat : Dusun Sukamulya RT 019 / RW 006 Anggadita Klari, Kab.
Karawang Jawa Barat 41371
Ruang lingkup dari PKL tersebut adalah:
1. Pengawasan, perawatan, dan pemeliharaan fasilitas bangunan gedung.
2. Bidang pengawasan K3 instalasi listrik.
3. Bidang pengawasan K3 penanggulangan kebakaran.
4. Potensi bahaya dan tingkat resiko dari bahaya kebakaran.
5. Sistem evakuasi dan alat bantu evakuasi pemadam kebakaran.

D. DASAR HUKUM
1. Dasar Hukum K3
 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
 Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 Tahun 1992
tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 Tahun 1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja / PKK;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1987 tentang (P2K3);
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 tentang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3);
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1995 tentang
Perusahaan Jasa K3 (PJK3);
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 186/MEN/1999 tentang
Penanggulangan Kebakaran;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 187/MEN/1999 tentang
Penanggulangan Bahan Kimia Berbahaya;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja;

6
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1976 tentang Wajib
Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Para Medis Perusahaan;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1988 tentang
Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 15/MEN/VIII/2008 tentang
P3K di Tempat Kerja;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 26 Tahun 2014 tentang
Auditor SMK3;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 tentang K3
Listrik di Tempat Kerja;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 9 Tahun 2016 tentang Bekerja
di Ketinggian;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 18 Tahun 2016 tentang
Dewan K3 Nasional;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 38 Tahun 2016 tentang K3
Pesawat Tenaga dan Produksi;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 6 Tahun 2017 tentang K3
Elevator dan Eskalator;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja;
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 8 tahun 2020 tentang Pesawat
Angkat dan Angkut;
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. SEJARAH SINGKAT
Georg Fischer Company adalah salah satu perusahaan besar yang
berfokus pada bisnis pipa. Terlahir sejak 1802 di Swiss, perusahaan ini
sekarang tersebar di 34 negara dengan 134 perusahaan dan 59 Fasilitas
produksi yang berada dibawah naungannya. Di Indonesia sendiri, PT Georg
Fischer Indonesia memiliki pabrik yang terletak di Kabupaten Karawang,
Jawa Barat dengan luas sekitar 5400 meter persegi dan memiliki kantor
sales yang berada di Jakarta Barat dengan jumlah karyawan total 130
orang.
Selain pembuatan pipa, perusahaan ini juga menyediakan Fitting,
Jointing Technology, Valve, Automation, Measure & Control.
Pada Mei 2016, GF Piping Systems mengakuisisi PT Eurapipe
Solutions Indonesia (Sebelumnya Tyco Eurapipe Indonesia) yang telah
berganti nama menjadi PT Georg Fischer Indonesia. Sistem Perpipaan GF
memegang posisi terdepan di bidang pertambangan dan lainnya segmen
pasar. Perusahaan ini telah tersertifikasi ISO 9001:2015, ISO 14001:2015
dan ISO 45001:2018 serta mendapat penghargaan Renewable Energy
Certificate dari PLN dan Certificate of Green Label Indonesia yang didapat
pada tahun 2022.

B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN


 VISI PT GEORG FISCHER INDONESIA
Menjadi Perusahan Global Leader di bidang perpipaan plastic dan
logam, menyediakan solusi terintegrasi yang dinamis dimana bisa
meningkatkan customer produk dan mengoptimalisasi proses operasi
mereka.
 MISI PT GEORG FISCHER INDONESIA
Menghasilkan kualitas perpipaan plastic yang bebas perawatan dan
berumur Panjang dengan layanan di semua fase proyek,dan

8
menghasilkan produk produk pipa yang unggul seperti ringan, tahan
korosi, instalsi mudah dan mempunyai dinding bagian dalam yang halus
yang memungkinkan laju aliran lebih baik dan lebih sedikit penumpukan.

C. FASILITAS PENUNJANG
 Ruang P3K
 Musholla
 Toilet
 Kantin
 Smoking Area
 Parkir Kendaraan

D. SARANA POKOK PERUSAHAAN


Sarana pokok yang ada di PT Georg Fischer Indonesia diantaranya
adalah area warehouse bahan baku pellet plastik. Area extrusion
pengolahan pellet plastik yang dipanaskan secara murni tanpa campuran
bahan kimia. Area fabrikasi untuk proses pembentukan pipa. Area storage
indoor dan outdoor untuk menampung hasil produksi. Area panel listrik
dengan kapasitas 2500 Kva.

E. PRASARANA DAN FASILITAS


Terdapat instalasi air limbah yang tertutup. Gudang penyimpanan
solar dan oli, penyimpanan gas, dan bahan kimia berbahaya yang mudah
terbakar dilengkapi dengan sistem keamanan fire alarm serta tersedia
APAR dengan jenis CO2 dan powder. Terdapat hydrant dengan kapasitas
tanki air 100 m kubik. Bangunan juga dilengkapi fasilitas penyalur petir
dengan pentanahan 0,08 Ohm.
F. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Georg Fischer Indonesia

Gambar 2. Struktur Organisasi P2K3 PT Georg Fischer Indonesia

10
G. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RESIKO PERUSAHAAN
N HAZARD RISIKO TINDAK LANJUT KETERANGAN
o
1 Listrik tegangan tinggi Konsleting Listrik Kontrol secara Sudah memiliki
berkala dan dilakukan teknisi K3 Listrik
pengujian. namun belum
terdapat Ahli K3
Listrik.
2 Bahaya bahan baku mudah Kebakaran dalam Melengkapi sistem Sudah memiliki
terbakar bangunan pabrik keamanan kebakaran APAR, Hydrant, Fire
aktif dan pasif. Alarm System, dan
Jalur Evakuasi.
3 Pengoperasiaan alat berat  Tertabrak forklift Pembuatan jalur Belum adanya jalur
dan forklift  Tertimpa muatan khusus pejalan kaki di pejalan kaki di
berat area warehouse. beberapa area
warehouse.
4 Bahaya tersetrum listrik di  Luka bakar  Melakukan uji Sudah memiliki
area pompa hydrant  Korban jiwa kelayakan dan teknisi K3 Listrik
karena tersetrum standarisasi pada namun belum
peralatan dan terdapat Ahli K3
perlengkapan Listrik
kelistrikan
 Melakukan
pemeliharaan
secara berkala
5 Rambu-rambu K3 yang Pekerja tidak Melengkapi rambu Dilakukan
kurang lengkap di area mengetahui rambu K3. pengecekan berkala
tempat kerja bahaya dan resiko apabila ada rambu-
di area kerja rambu yang rusak
atau sudah tidak
jelas gambarnya.

6 Tumpukan material terlalu Material terjatuh Pembuatan sekat di Belum terdapat sekat
tinggi dan menimpa sisi material serta di area gudang
pekerja. mengatur batas HDPE.
maksimum ketinggian
material.
7 Gudang solar dan oli Bahan mudah Pelabelan pada  Simbol tanda
terbakar masing-masing drum. bahaya sudah
Melengkapi tersedia tapi
bangunan dengan terlalu kecil.
APAR dan  Belum adanya
pencantuman MSDS pelabelan sifat
(Material Safety Data kimia pada drum.
Sheet) pada bahan  APAR dan MSDS
kimia. sudah tersedia.

12
BAB III
TEMUAN DAN ANALISA

A. TEMUAN ANALISA POSITIF


N FOTO LOKA TEMUAN DAN SARAN DASAR
o SI ANALISA
POSITIF

K3 Kesehatan Kerja , Ergonomi , Lingkungan Kerja & Bahan Berbahaya

1 Area Terdapat tempat Tetap UU No. 1 T


Indoor penyimpanan menjaga
Tentang Ke
bahan kimia kerapihan
berbahaya yang tempat Kerja. Kepm
telah dilengkapi penyimpana
Tahun 1999
dengan n bahan
LDKB/MSDS dan kimia. Pengendali
label
Kimia Berb
Tempat Ke
2 Wareh Pengukuran Pengukuran UU No. 1 T
ouse lingkungan kerja Lingkungan
tentang Kes
telah dilakukan kerja harus
guna mengukur dilakukan Kerja Perm
bahaya factor secara
Tahun 2018
fisika (kebisingan teratur dan
dan getaran). berkala. No. 1405

K3 KONSTRUKSI
1 Area Adanya penanda Maintenanc Permen PU
Outdo jalur pejalan kaki e berkala 14/PRT/M/2
or dan jalur dan Persyaratan
evakuasi. pengecatan Bangunan G
rutin. 14
2 Wareh Penggunaan Pengecekan Permenake
ouse material Steel rutin dan 1980 Tenta
Constuction maintenanc Konstruksi
untuk penahan e berkala.
beban yang baik
untuk
penyimpanan
stock material
dalam jumlah
besar.
3 PT GFI Terdapat layout Sudah Baik Permen PU
Titik Kumpul, Tahun 2017
Emergency Exit, Persyaratan
Emergency Bangunan G
Lamp, Jalur Sarana Eva
Evakuasi 24

K3 LISTRIK
1 PT GFI Adanya teknisi Pengecekan Permenake
K3 listrik masa 2015 Tenta
berlaku tempat kerj
sertifikasi 13 Tentang
rutin. Listrik, pasa
teknisi K3 L

14
2 Area Adanya penyalur Pengecekan - Peraturan
Outdo petir di area atap rutin dan Tenaga Ke
or bangunan. maintenanc 02/MEN/19
e berkala. Pengawasa
Penyalur P
- Permenak
Tahun 2015
Instalasi Pe

3 Area Telah dilakukan Pengecekan Peraturan M


Outdo Riksa Uji rutin dan Tenaga Ke
or Pentanahan maintenanc 02/MEN/19
(Grounding) e berkala. Pengawasa
untuk Instalasi Penyalur P
Penyalur Petir
sebesar 0.08
ohm dengan
menggunakan
Earth Resistance
Tester
4 Area Penggunaan tray Pengecekan Permenake
Indoor kabel agar dan 2012 Tenta
instalasi kabel pengujian listrik di Tem
tersusun rapi. Berkala.
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 Area Adanya APAR Ditambahka Kep.186/ME
Indoor dibeberapa titik. n titik apar Tentang Un
tambahan Penanggula
2-3 unit Kebakaran.
dengan
jarak
maksimum
10 meter
2 Area Adanya Fire Pengecekan Permenake
Indoor Alarm di rutin dan 02/MEN/19
beberapa titik. maintenanc Instalasi Ala
e berkala. Kebakaran

3 PT GFI Adanya unit Pengecekan Kep.186/ME


damkar class D masa Tentang Un
berlaku Penanggula
sertifikasi Kebakaran.
rutin.

16
4 Area Instalasi lengkap Pengecekan Menaker In
Indoor Hydran. berkala dan 11/MEN/19
maintenanc Hydran dan
e rutin.

5 Area APAR yang Pengecekan Permenake


Indoor digunakan adalah berkala dan PER.04/ME
dan dry powder & maintenanc Pasal 2
Outdo CO2. e rutin.
or

K3 Mekanik (PAA & PTP) , Pesawat Uap & Bejana Tekan

1 PT. Operator Crane Setiap Permenake


GFI dan Forklift sudah operator No.08/MEN
memiliki SIO. yang Tentang Pe
bekerja di Angkut pas
semua sift
harus yang
berlisensi
2 Tangki Tangki air sudah Sudah PERMENA
Air di beri kode sesuai. Tahun 2016
denga warna yang Bejana Tek
n sesuai dengan Timbun.
kapasit standar
as 100
M
Kubik
3 Gudan Sudah terdapat Harus Kemenaker
g Solar spill secondary dilakukan 1999 tentan
dan containment. pengecekan pengendali
Oli. secara rutin kimia berba
di tempat kerj
secondary
containment
Kelembagaan K3 , Keahlian K3 dan SMK3
1 PT GFI Sekretaris Sudah Baik Permenake
memiliki 1 87 pasal
sertifikasi Ahli K3
Umum.

2 PTGFI Telah dibentuk Struktur Peraturan M


P2K3 dan selalu Tenaga Ke
tetapkan oleh diperbaharui Tahun 1987
Menteri melalui bila ada
Dinas perubahan
Ketenagakerjaan dan
dilaporkan
ke dinas
ketenagaker
jaan
setempat
B. TEMUAN ANALISA NEGATIF
No FOTO LOKASI TEMUAN SARAN DASA
DAN
ANALISA
NEGATIF
K3 Kesehatan Kerja , Ergonomi , Lingkungan Kerja & Bahan Berbahaya

18
1 Area Lambang Kotak P3K UU No. 1
Indoor kotak P3K berwarna dasar
Tentang K
berwarna putih dengan
merah, lambang P3K Kerja Per
Jumlah berwarna hijau.
No.15 Ta
kotak P3K Ditambahkan
terdapat 2 jumlah kotak tentang p
buah tipe A. P3K sesuai
pertama d
Rasio jumlah
tenaga kerja. Kerja,Pas
(b).
2 Area Tidak ada Membuat batas UU No. 1
Indoor marka pedestrian di
Tentang K
pedestrian area gudang.
di area Memasang Kerja. PP
gudang. rambu STOP di
2012 Ten
Tidak ada Perempatan
rambu jalan. Permena
STOP
Tahun 20
diperempata
n jalan. Lingkung
3 Ruang Tidak ada  Merekrut 1 UU Nomo
P3K paramedis Orang 1970 tent
yang Paramedis
standby di yang standby Keselama
ruang P3K.  Melengkapi
Peralatan Kelengkapan
P3K Kurang P3K yang Permenn
lengkap. kurang Per03/Me
Tentang P
Kesehata

K3 KONSTRUKSI
1 Area Lantai Pengecekan UU no 28
Indoor bangunan rutin dan pasal 37
retak. maintenance
berkala.

2 Area Zebra cross Dilakukan Permen P


Indoor penyebrang pengecatan 14/PRT/M
an sudah ulang, agar area Tentang P
pudar untuk Kemudah
penyebrangan Gedung P
tersebut dapat
terlihat jelas oleh
para pekerja
3 Area Penempata Memberikan Permen P
Outdoor n sign jalur tanda/rambu Tahun 20
evakuasi (sign) jalur Persyarat
tidak sesuai evakuasi yang Kemudah
(karena sign dapat dengan Gedung
berada di mudah dilihat
atas gedung oleh seluruh
sulit terlihat) pekerja.

K3 LISTRIK

20
1 PT GFI Jumlah Melakukan Permena
teknisi K3 serifikasi bagi tahun 201
listrik hanya pegawai. Listrik di T
1 orang, pasal 6 a
sementara
shift
berjalan 3
orang.
2 PT GFI Perusahaan Melakukan Permena
ini memakai serifikasi bagi Tahun 20
daya listrik pegawai. Keselama
sebesar Kesehata
2,500 KVA, di Tempa
akan tetapi
tidak
tersedianya
Ahli K3
Listrik

3 Ditemukan dari Hasil PT GFI Perusahaan Harus ada back Peraturan


Wawancara mengatakan up supply jika Ketenaga
tidak terjadi gangguan Tahun 20
memiliki listrik Keselama
genset Kesehata
Listrik di T

K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 Area Pelatakan Disesuaikan  Pe
Indoor APAR pelatakannya 48
terlalu 125cm dari  Pe
tinggi. tanah. Me
Ke
Tra
No
ten
sya
Pe
da
Pe
AP
2 Area Tidak Pemasangan Menaker
Indoor tersedia sprinkler di titik 11/MEN/1
Sprinkler bahaya. Hydran d

3 Area Pintu keluar Penggantian Permenke


Indoor harus arah pintu dan tahun 201
berwarna pengecatan
merah dan pintu.
membuka
keluar.

22
4 Gudang Penempata Meletakan posisi Permena
penyimpa n posisi APAR pada PER.04/M
nan solar APAR tidak tempat yang pasal 4
terdapat mudah
rambu terjangkau dan
penanda tidak terhalang
APAR benda lain
5 Area Posisi Meletakan posisi Permena
Pompa APAR APAR pada PER.04/M
Hydrant terhalang tempat yang pasal 4
pintu pagar mudah
(sulit terjangkau dan
dijangkau) tidak terhalang
benda lain
K3 Mekanik (PAA & PTP) , Pesawat Uap & Bejana Tekan

1 Area Tempat/ Bejana PERMEN


Gudang tanki solar penyimpanan Tahun 20
Solar tidak diberi harus diberi K3 Bejan
Dan Oil code warna kode warna Tangki Ti
sesuai potensi
bahayanya

2 PT. GFI Tidak di Menyediakan Permena


temukan juruikat (rigger) No.08/ME
Juru ikat yang berlisensi Tentang P
(Rigger) Angkat A
yang 140
memiliki
lisensi
3 Area Tidak ada Harus diberi sign Pasal 86,
Extrusion sign otoritas yang UU No. 1
/ keterangan menerangkan tentang k
pada tombol otoritas personil kerjaan
emergency penggunaan
stop tombol
emergency stop
Kelembagaan K3 , Keahlian K3 dan SMK3

1 Area HSE Info Seharusnya PP No. 50


Indoor terdapat di HSE info Pasal 9 a
dalam area diletakkan pada
kantor area yang
mudah dilihat
dan cukup
pencahayaannya
2 PT GFI Belum Menentukan Kepmena
tersedia tingkat risiko tahun 199
Unit damkar kebakaran 6
kelas (C , B diperusahaan,
dan A) mengidentifikasi
Mengingat kebutuhan
tingkat risiko personil Ahli K3
bahaya Kebakaran dan
kebakaran pemenuhannya
yang dapat sesuai
dialami kebutuhan
perusahaan.

24
3 PT GFI Pada Revisi struktur Permena
struktur P2K3 dengan tahun 198
P2K3 menambahkan
jumlah jumlah anggota
anggota sesuaiketentuan:
tidak sesuai Minimal 12
dengan orang (6 org
ketentuan. manajemen, 6
Jumlah org pekerja non
anggota staff)
yang ada
pada
struktur: 9
orang (3 org
dari pihak
manajemen
dan 6
pekerja non
staff)
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa, melalui video perusahaan dan
interview Bersama Bapak M. Ali Akbar selaku narasumber PT. Georg
Fishcer Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Georg Fischer
Indonesia :
 Keahlian K3 telah diterapkan dengan adanya Ahli K3 Umum, Ahli K3
Lingkungan Kerja, meskipun masih ada beberapa kekurangan pada
sisi jumlah Ahli K3 diantaranya AK3 Pesawat angkat dan Angkut,
Ahli K3 Kebakaran serta Ahli K3 Listrik
 SMK3 telah diterapkan secara internal perusahaan dan
diintegrasikan dengan sistem lainya diantaranya Sistem Manajemen
Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan dan telah mendapat
pengakuan seperti ISO 45001:2018, ISO 14001:2015 dan ISO
9001:2015. Namun demikian perusahaan masih terus berusaha
akan melakukan Sertifikasi dan Audit Eksternal SMK3 PP 50 Tahun
2012 melalui tahapan Gap Analysis yang dibuat.
 Sudah menerapkan K3 kesehatan kerja dengan cara melakukan
pengujian, pengukuran getaran pada forklift, sudah
melakukanpengujian kebisingan dan penerangan di area kerja yang
bekerjasamadengan PJK3.
 Masih ditemukannya syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan
ditempat kerja yang belum sesuai dengan UU No.1 Tahun 1970 dan
Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai PP
No.50 Tahun 2012.
 Komitmen K3 telah diwujudkan melalui penerapan pengawasan di
bidang K3 secara umum dengan baik, beberapa temuan
ketidaksesuaian dalam pemenuhan peraturan perundangan K3

26
secara berkelanjutan terus ditindak lanjut sesuai perkembangan
bisnis perusahaan.
 Instalasi penyalur petir telah dipasang dengan baik dan uji berkala
sudah dilakukan sesuai dengan persyaratan dari peraturan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja.
 Tidak ditemukan karyawan yang ditunjuk sebagai Ahli K3 Listrik.
Hanya Teknisi K3 Listrik.
 Pemasangan APAR telah memenuhi Permenaker 4/MEN/1980
meskipun perlu perbaikan untuk jumlah dan rambu APAR.
 Penerapan K3 Lingkungan dan Pengendalian Bahan Kimia
berbahaya telah berjalan cukup baik, telah dilakukan pengukuran
lingkungan kerja, adapun ditemukan beberapatemuan minor seperti
pelabelan bahan kimiaberbahaya yang kurang memadai.
 Penerapan K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan, Tangki
Timbun danAlat Angkat dan angkut telah berjalan cukup baik,
perusahaan telahmelakukan riksa uji peralatanangkat dan angkut
dan bejana tekan yang digunakan meskipun beberapa lisensi seperti
operator pesawat tenaga produksi, juru las dan juru ikat.
 Penerapan K3 Lingkungan dan Pengendalian Bahan Kimia
berbahaya telah berjalan cukup baik, telah dilakukan pengukuran
lingkungan kerja, adapun ditemukan beberapatemuan minor seperti
pelabelan bahan kimiaberbahaya yang kurang memadai.

2. SARAN
 Penambahan K3 Teknisi diadakan di beberapa lini yang belum
tersedia contohnya penambahan personil K3 Teknisi Listrik yang
saat ini cuma 1 jumlahnya.
 Emergency Tanggap Darurat, nomor darurat, assembly point,
Rambu Evakuasi ditambah dan diperjelas dibeberapa titik tertentu
pada saat penempatan lokasinya
 Perusahaan perlu membuat daftar identifikasi dan Pemenuhan
terhadap Tenaga Ahli/Teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan diantaranya Kebutuhan Petugas dan Ahli K3
Kebakaran (Kelas A, B dan C)
 Melakukan pengujian listrik secara berkala untuk jangka 5 tahun
kepada pihak PJK3/Instansi terkait.
 Mengurus Sertifikat Laik Operasi (SIO) untuk instalasi listrik dan
instalasi penyalur petir.
 Melakukan evaluasi teknisi, juru, dan ahli K3 lainnya yang
dipersyaratkan oleh peraturan perundangan sesuai dengan kondisi
perusahaan.
 Membuat batas pedestrian di area gudang dan Melengkapi safety
sign di seluruh area kerja.
 Merawat safety sign agar tetap mudah terlihat dan terbaca oleh
siapapun.
 Terkait dengan rambu – rambu khususnya rambu arah evakuasi
agar lebih diperbesar atau diperjelas.
 Pesawat angkat angkut (mekanik) dibagian kompetensi karyawan
bagian juru ikat (rigger) agar segera diberikan pelatihan untuk
mendapatkan lisensi dari kemenaker.
 Organisasi P2K3 yang telah terbentuk perlu dilakukan perubahan
dengan penyesuaian kondisi perusahaan. Organisasi P2K3 agar
dibuat dengan melibatkan semua bagian/divisi yang ada agar
aspirasi dan pertimbangan terkait K3 diperusahaan dapat
menyeluruh. Revisi struktur P2K3 dengan menambahkan jumlah
anggota sesuai ketentuan minimal 12 Orang (6 Orang Perwakilan
Manajemen, 6 Orang Perwakilan Pekerja).
 Perusahaan perlu membuat daftar identifikasi dan Pemenuhan
terhadap Tenaga Ahli/Teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan diantaranya Kebutuhan Petugas dan Ahli K3

28
Kebakaran (Kelas A, B dan C), Kebutuhan Ahli K3 Kimia, Kebutuhan
Ahli K3 Listrik, Kebutuhan Ahli K3 Pesawat Angkat dan Angkut,
Kebutuhan operator / teknisi peralatan (Pesawat Angkat & Angkut,
PesawatTenaga Produksi dsb).
 Menyiapkan satu orang paramedis yang stand by di ruang P3K dan
35 Menyediakan anak tangga ke tempat tidur di ruang P3K
 Menerapkan prinsip 5R/5S dilingkungan kerja dan rutin
membersihkan area warehouse, memasang exhaust dan
pengawasan kebersihan lingkungan di warehouse/area kerja
 Pesawat angkat angkut (mekanik) dibagian kompetensi karyawan
bagian juru ikat (rigger) agar segera diberikan pelatihan untuk
mendapatkan lisensi dari kemenaker.
REFERENSI
1.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2.Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
3.Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4.Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 Tahun 1992 tentang
Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
6.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 Tahun 1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja / PKK;
7.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1987 tentang (P2K3);
8.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 tentang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3);
9.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa K3 (PJK3);
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 186/MEN/1999 tentang
Penanggulangan Kebakaran;
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 187/MEN/1999 tentang
Penanggulangan Bahan Kimia Berbahaya;
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja;
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan;
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hyperkes Bagi Para Medis Perusahaan;
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1988 tentang Kualifikasi
dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap;
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 15/MEN/VIII/2008 tentang P3K di
Tempat Kerja;

30
17. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 26 Tahun 2014 tentang Auditor
SMK3;
18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di
Tempat Kerja;
19. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 9 Tahun 2016 tentang Bekerja di
Ketinggian;
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 18 Tahun 2016 tentang Dewan K3
Nasional;
21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat
Tenaga dan Produksi;
22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 6 Tahun 2017 tentang K3 Elevator
dan Eskalator;
23. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja;
24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 8 tahun 2020 tentang Pesawat
Angkat dan Angkut;

Anda mungkin juga menyukai