Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 LISTRIK DAN K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI PT. ABX

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

Nama :

Muhamad Prasetyatmojo Wisnugroho


Randi T
Roni Bagus Ardianto
Syifa Fauziah
Yosua
Wahyu Prayogi

PENYELENGGARA
PT. Duta Selaras Solusindo
Jakarta, 11 September 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup................................................................................................. 2
D. Dasar Hukum ................................................................................................... 2
1. K3 Konstruksi dan Bangunan ........................................................................ 2
2. K3 Listrik ....................................................................................................... 2
3. K3 Penanggulangan Kebakaran ................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................ 4
A. Gambaran Umum Tempat Kerja ...................................................................... 4
B. Temuan ........................................................................................................... 6
1. Temuan Positif .............................................................................................. 6
2. Temuan Negatif............................................................................................. 7
BAB III ANALISA..................................................................................................... 8
A. Analisa Temuan Positif .................................................................................... 8
B. Analisa Temuan Negatif ................................................................................ 11
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 14
LAMPIRAN............................................................................................................ 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alur Produksi PT. ABX .......................................................................... 5


Gambar 2. 2 Struktur P2K3L ...................................................................................... 6
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Emergency Response Team ................................. 6

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PT. ABX merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
pembuatan sparepart otomotif yang memperkerjakan banyak tenaga kerja
mempunyai potensi bahaya yang berdampak cukup besar pada tenaga kerja
dan lingkungan kerja. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja sebagai pedoman dan payung hukum dalam
pelaksanaan K3 di perusahaan, maka setiap perusahaan wajib menerapkan
syarat-syarat keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan tersebut.
Salah satu syarat keselamatan kerja yang mengatur menganai
kosntruksi bangunan, listrik, dan penanggulangan kebakaran adalah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.01/Men/1980 tentang K3
Kontruksi, Peraturan Menteri Ketenagakejaan RI No. Per-02/MEN/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir, Peraturan Menteri
Ketenagakejaan RI No. Per-12/MEN/2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di tempat Kerja, Peraturan Menteri Ketenagakejaan RI
No. 31 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per.01/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir,
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 4/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan Pemiliharaan APAR, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
RI No. 2/1983 tentang Instalasi Alarm Pemadam Kebakaran Otomatis, dan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 186//MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
Regulasi tersebut sangat penting dalam menganggulangi permasalahan
yang ada di tempat kerja, baik tentang konstuksi bangunan, listrik, sampai
dengan penanggulangan kebakaran. Sebagai salah satu upaya preventif,
perusahaan wajib menerapkan regulasi pada tempat kerja. Sebagai calon ahli
K3 Umum, maka diperlukan kemampuan dalam menganalisa pelaksanaan K3
diperusahaan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Mendapatkan gambaan dan pemahaman mengenai penerapan K3 di
perusahaan

1
2. Sebagai media pembelajaran bagi calon ahli K3 Umum agar mampu
mengidentifikasi, menganalisa dan membuat lapoan hasil temuan saat
pelaksaan kegiatan PKL
3. Menyesuaikan hasil temuan di PT. ABX yang merupakan salah satu
perusahaan manufaktur dengan regulasi yang berlaku

C. Ruang Lingkup
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini berorientasi sesuai dengan ruang
lingkup tugas dan fungsi ahli K3 Umum pengawasan peraturan Perundangan
K3 Listik, K3 Konstruksi Bangunan dan K3 Penanggulangan Kebakaan di PT.
ABX.

D. Dasar Hukum
Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang
Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran di PT. ABX
adalah sebagai berikut :
1. K3 Konstruksi dan Bangunan
a. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.01/Men/1980 tentang K3
Kontruksi
d. Surat Keputusan Bersama Menaker dan MenPU ke 174/1986 dan
Nomor 104/KPTS/1986 tentang K3 pada tempat kegiatan kontruksi
beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan kontruksi
e. Surat edaran Dirjen Binawas Nomor 13/BW/2998 tentang akte
pengawasan proyek kontruksi bangunan
f. Surat Dirjen Binawas Nomor 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor
pekerjaan proyek kontruksi
g. Intruksi Menaker Nomor Inst.01/1992 tentang pemeriksaan keberadaan
unit organisasi K3
2. K3 Listrik
a. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2
c. Peraturan Menteri Ketenagakejaan RI No. Per-02/MEN/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
d. Peraturan Menteri Ketenagakejaan RI No. Per-12/MEN/2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di tempat Kerja
e. Peraturan Menteri Ketenagakejaan RI No. 31 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per.01/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
f. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 SNI 0255:2011
3. K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 4/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan Pemiliharaan APAR
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 2/1983 tentang Instalasi
Alarm Pemadam Kebakaran Otomatis
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 186//MEN/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
f. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins.11/m/B/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. ABX adalah sebuah perusahaan manufaktur yang berfokus pada
bidang sparepart otomotif. Bukan hanya memproduksi sparepart otomotif,
tetapi PT. ABX juga memproduksi produk elektronik dan lainnya. Produk yang
dihasilkan cukup beragam, contohnya plastic parts, inner mirror, outer mirror
serta beberapa elektronik lainnya. Perusahaan ini berdiri sejak september 1991
hingga saat ini dengan area pabrik seluas 3,5 hektar dan luas bangunan 1.6
Ha. Saat ini PT. ABX telah memiliki 1.200 pekerja yang berada dibawah
naungannya yang beroperasi selama 24 jam dan terbagi menjadi 3 shift kerja.
Fasilitas – fasilitas penunjang produksi yang terdapat di dalam PT. ABX
seperti plastic injection machine, testing equpmwnt, mold shop dan banyak
bahan lainnya. Untuk peralatan, PT. ABX juga menerapkan mutu mesin yang
memiliki standarisasi uji kelayakan seperti SNI, JIS dan lain-lain. Dalam hal ini
perusahaan juga menerapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia untuk standarisasi produk-produk yang dihasilkan.
PT. ABX menyediakan beberapa produk yang diolah dari bahan baku yang
di proses menjadi barang jadi dan kemudian diperdagangkan. Alur proses inti
dari mulai Supplier, Purchasing, Production Control, Sales/Marketing, lalu
Customer. PT. ABX memliki peran dalam proses pabrikasi produksi kendaraan,
sehingga produk barang jadi yang dijual oleh PT. ABX akan di proses kembali
oleh pelanggan untuk kemudian di rakit kembali dari bahan baku menjadi
barang jadi kembali. Produk-produk tersebut digolongkan menjadi produk yang
dijual langsung kepada perusahaan manufaktur yang mengolah kembali produk
jadi sebagai pemasok sparepart produk otomotif.

4
Gambar 2. 1 Alur Produksi PT. ABX

PT. ABX memiliki Visi yaitu ingin menjadi salah satu perusahaan
manufaktur komponen otomotif terbaik di Indonesia dan Misi ingin menjadi
perusahaan yang memiliki kualitas produk dan layanan yang unggul,
Operational excellence dengan pengelolaan K3 & Lingkungan yang baik
serta menjalankan tanggung jawab sosial bagi masyarakat. Untuk mencapai
visi misi yang diinginkan oleh perusahaan, maka PT. ABX membuat objek-
objek Pengawasan K3 yaitu ada beberapa objek yang perlu diawasi untuk
ditaatinya ketentuan peraturan perundang-undangan atau Norma K3 yang
harus dipenuhi. Pengawasan tersebut juga diterapkan pada salah satu
struktur organisasi P2K3L yang sudah dibuat dan disahkan melalui Dinas
Ketenagakerjaan. Struktur organisasi P2K3L juga dilengkapi dengan struktur
organisasi Emergency Response Team dengan petugas yang sudah terlatih
dan terampil.

5
Gambar 2. 2 Struktur P2K3L

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Emergency Response Team

B. Temuan
1. Temuan Positif
a. Generator dilakukan riksa uji berkala

6
b. Terdapat denah instalasi listrik
c. Melakukan pemeriksaan APAR dalam jangka waktu sebulan sekali
d. Tersedia instalasi hydrant
e. Jarak APAR satu dan yang lainnya 15 meter
f. APAR menggunakan bahan CO2 dan dry chemical yang ditempatkan
dengan jarak 110 cm dari permukaan lantai sampai puncak APAR
g. Koordinator unit penanggulangan kebakaran berjumlah 1 orang
h. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis 1 orang
i. Regu penanggulangan kebakaran berjumlah 22 orang
j. Terdapat struktur organisasi Emergency Response Plan
k. Terdapat Assembly Point dengan area yang clear dan tidak ada
penghalang atau pengganggu
l. Terdapat pelaksanaan pelatihan simulasi tanggap darurat kebakaran
yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
m. Terdapat denah evakuasi
n. perusahaan melakukan pengecheckan APAR secara rutin sesuai dengan
peraturan undang2
o. Pemeriksaan APAR dilakukan oleh pihak berwenang sesuai dengan
peraturan undang2
p. Bukti data rinci terkait pemeriksaan dan pemeliharaan APAR di simpan
dan didokumentasikan
q. Terdapat instalasi penyalur petir
r. APAR dipasang dan ditempatkan sesuai dengan regulasi
2. Temuan Negatif
a. Tidak tedapat AK3 Listrik dan Teknisi Listrik
b. Pelaksanaan simulasi tanggap darurat tidak menggunakan APD
c. Ditemukannya putung rokok yang dibuang sembarangan yang bisa
menjadi risiko terjadinya kebakaran
d. Tidak terdapat sistem LOTO pada salah satu genset
e. Akses hydrant yang tertutup oleh barang
f. Selang hydrant tidak digantungkan
g. Ceklis pemeriksaan bulanan tidak diisi

7
BAB III ANALISA

A. Analisa Temuan Positif

No. Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran Peraturan Perundang-
undangan
1. Generator dilakukan riksa uji Mengetahui kondisi Tetap dilakukan Peraturan Menteri
berkala alat dalam keadaan riksa uji berkala Ketenagakerjaan Nomor
siap pakai atau dan hasil dari uji 12 Tahun 2015
kapan harus bisa di tempel pada Pasal 11 ayat (1) ayat (2)
dilakukan generator agar
perbaikan memudahkan
informasi terkait
generator
2. Terdapat denah instalasi listrik Mengetahui arah Dipasang pada box PP Nomor 50 Tahun 2012
aliran listrik, dan panel listrik agar pasal 10 ayat 4 Huruf C
mempermudah lebih
tindakan pada saat mempermudah
perbaikan instalasi informasi terkait
yang mengalami kelistrikan
kebocoran atau
korsleting listrik
3. Melakukan pemeriksaan APAR dapat Melakukan Permenaker No. Per-
APAR dalam jangka waktu terpelihara dengan pemeliharaan 04/Men/1980 tentang
sebulan sekali baik APAR 2 kali dalam Syarat-syarat
setahun dengan Pemasangan dan
jangka waktu 6 Pemeliharaan Alat
bulan dan 12 bulan Pemadam Api Ringan
Pasal 11 ayat 1
4. Penanggulangan Lebih Intruksi Mentri N0. 11 :
kebakaran bersar memerhatikan 1997 tentang
perawatannya Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan
Kebakaran.

Tersedia instalasi hydrant


5. Jarak APAR satu dan yang Sesuai dengan Harus dilakukan Permenaker No. Per-
lainnya 15 meter standar regulasi pemeriksaan dan 04/Men/1980 Pasal 4 ayat
pemeliharaan 5 tentang Syarat-syarat
APAR agar dapat Pemasangan dan
digunakan ketika Pemeliharaan Alat
keadaan darurat Pemadam Api Ringan
6. APAR menggunakan bahan Bahan CO2 dan dry Harus dilakukan Permenaker No. Per-
CO2 dan dry chemical yang chemical termasuk pemeriksaan dan 04/Men/1980 Pasal 2 dan
ditempatkan dengan jarak 110 bahan yang efektif pemeliharaan Pasal 8 tentang Syarat-
cm dari permukaan lantai untuk APAR agar dapat syarat Pemasangan dan
sampai puncak APAR menanggulangi digunakan ketika Pemeliharaan Alat
bahaya kebakaran keadaan darurat Pemadam Api Ringan
sedang II
7. Koordinator unit Memudahkan Seorang Keputusan Menteri
penanggulangan kebakaran memberikan koordinator harus Tenaga Kerja RI No. Kep-
berjumlah 1 orang informasi secara sering melakukan 186/Men/1999 Pasal 6
cepat & tepat koordinasi perihal Ayat 3 tentang Unit

8
kepada pihak yang pengecekan dan Penanggulangan
bersangkutan penggunaan Kebakaran di Tempat
apabila ada peralatan yang Kerja
kejadian urgentcy terkait
8. Ahli K3 spesialis Memudahkan Pengecekan perihal Keputusan Menteri
penanggulangan kebakaran dalam setiap peralatan teknis Tenaga Kerja RI No. Kep-
sebagai penanggung jawab melakukan kontrol untuk dilakukan 186/Men/1999 Pasal 6
teknis 1 orang terhadap perlatan lebih detal dan Ayat 2 tentang Unit
yang terkait terperinci supaya Penanggulangan
pada saat Kebakaran di Tempat
digunakan bisa Kerja
maksimal
9. Regu penanggulangan Sudah sesuai Menambah jumlah Keputusan Menteri
kebakaran berjumlah 22 orang dengan aturan personil regu Tenaga Kerja RI No. Kep-
yang ada, dan penanggulangan 186/Men/1999 Pasal 6
sudah melakukan kebakaran karena Ayat 2 tentang Unit
training secara jumlah pekerja yang Penanggulangan
berkala serta banyak Kebakaran di Tempat
simulasi setiap 1 Kerja
tahun sekali
10. Terdapat struktur organisasi Mempermudah Dilakukan pelatihan Kepmenaker No:
Emergency Response Plan perusahaan ketika untuk setiap KEP186/MEN/1999 Pasal
mengalami petugas agar lebih 2 huruf d
keadaan darurat terlatih tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran di Tempat
Kerja
11. Sangat efektif Dilakukan Kepmenaker No:
karena bisa pemeliharaan dan KEP186/MEN/1999 Pasal
mempermudah penjagaan agar 2 huruf b
proses evakuasi assembly point tentang Unit
tidak ada yang Penanggulangan
menghalangi Kebakaran di Tempat
Kerja

Terdapat Assembly Point


dengan area yang clear dan
tidak ada penghalang atau
pengganggu
12. Agar para petugas Adanya pelatihan Kepmenaker No:
penanggulangan dan simulasi rutin KEP186/MEN/1999 Pasal
kebakaran siap, 2 huruf e
sigap dalam tentang Unit
tugasnya apabila Penanggulangan
terjadi kebakaran Kebakaran di Tempat
Kerja

Terdapat pelaksanaan
pelatihan simulasi tanggap
darurat kebakaran yang
dilaksanakan setiap 1 tahun
sekali
13. Terdapat denah evakuasi Memudahkan Dapat digunakan Permenaker No. 04
tenaga kerja untuk ketika mengadakan Tahun 1980 tentang Alat
melakukan simulasi keadaan Perlindungan Api Ringan
evakuasi ketika darurat agar pekerja
terdapat keadaan bisa mengetahui Kepmenaker No:
darurat dan hapal denah KEP186/MEN/1999 pasal

9
evakuasinya 2 ayat 2 huruf b tentang
Unit
Penanggulangan
Kebakaran
14. Perusahaan melakukan perusahaan dapat pembuatan Permenaker No. 04
pengecekan APAR secara mengetahui jika dokumen atau buku Tahun 1980 tentang Alat
rutin sesuai dengan peraturan apar tidak rusak pemeliharaan apar Perlindungan Api Ringan
undang-undang dan selalu dalam dibuat lebih rinci Pasal 11 Ayat 1
keadaan siap untuk dan detail berisi
digunakan. dan jika tentang semua
terjadi kerusakan informasi yang
maka apar dapat dibutuhkan agar
diganti atau orang yang baru
dilakukan tindak bekerja dapat
perbaikan. langsung mengerti
melakukan tugas
pemeliharaan
15. Pemeriksaan APAR dilakukan mengetahui pemeriksaaan Kepmenaker No:
oleh pihak berwenang sesuai informasi tentang harus benar-benar KEP186/MEN/1999 pasal
dengan peraturan undang- keaadaan apar dilakukan oleh 2 ayat 5 tentang Unit
undang dalam kondisi siap orang yang ahli Penanggulangan
digunakan atau dibidangnya agar Kebakaran
tidak tidak terjadi
penyimpangan
informasi
16. Bukti data rinci terkait menghindari apar pemeriksaaan rutin Kepmenaker No:
pemeriksaan dan terlihat kusam dan dan berkala disuatu KEP186/MEN/1999 pasal
pemeliharaan APAR di simpan Kotor dan dlm perusahaan harus 2 ayat 4 tentang Unit
dan didokumentasikan keadaan siap terus diperhatikan. Penanggulangan
digunakan tidak boleh ada Kebakaran
keteledoran karna
apabila terjadi
kelalaian akan
menimbulkan
bahaya besar.
17. Penyalur energi Dilakukan Permen No. 02 : 1989
petir ke bawah pengecekan secara tentang Pengawasan
tanah, agar rutin Instalasi Penyalur Petir.
Bangunan dan Pasal 17
Pekerja aman dari
energi petir
Terdapat instalasi penyalur
petir
18. Mudah dilihat dan Dipertahankan dan Permen No. 04 : 1980
digunakan apabila dirawat dengan baik tentang Syarat-syarat
terjadi kebakaran. Pemasangan dan
Aware terhadap K3. Pemeliharaan APAR.
Memenuhi regulasi. Pasal 4 (Pemasangan)
dan Pasal 11
APAR dipasang dan (Pemeliharaan)
ditempatkan sesuai dengan Pasal 14 (Petunjuk
regulasi pemakaian)

10
B. Analisa Temuan Negatif

No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa Potensi Saran / Peraturan Perundang-


Bahaya Rekomendasi undangan
1. Tidak tedapat AK3 Listrik dan Belum adanya Sebaiknya Peraturan Menteri
Teknisi Listrik personil yang lebih mempekerjakan Ketenagakerjaan Nomor
spesifik untuk Ahli K3 listrik dan 12 Tahun 2015
mengawasi Teknisi Listrik Pasal 2 dan Pasal 7
peralatan produksi berlisensi dengan
menimbang
pekerjaan di pabrik
PT. ABX memiliki
potensi bahaya
tinggi
2. Petugas yang Tetap Permenaker No.
melakukan simulasi menggunakan APD Per.08/Men/VII/2010
sedang tidak fokus ketika melakukan tentang Alat Pelindung
sehingga tidak bisa simulasi Diri Pasal 2 ayat 1 dan
mengontrol tekanan Pasal 4 Ayat 1 Huruf p
air yang keluar dan dan r
dapat
Pelaksanaan simulasi tanggap mengakibatkan
darurat tidak menggunakan cedera
APD

3. Ketersediaan Mengadakan UU No 1 Tahun


smoking area dan sosialisasi dan 1970 tentang
tempat sampah sanksi bagi pekerja Keselamatan
tidak yang tetap Kerja Pasal 3
mempengaruhi melanggar huruf b
kedisiplinan pekerja
untuk merokok dan Peraturan mentri
membuang putung Ketenagakerjaan
rokok pada No.5 tahun 2018
Ditemukannya putung rokok tempatnya agar Tentang K3
yang dibuang sembarangan tidak terjadi potensi Lingkungan Kerja
yang bisa menjadi risiko kebakaran
terjadinya kebakaran

4. Bisa dioperasikan (Permen No. 12 : 2015)


oleh siapapun K3 Listrik di Tempat
sehingga Kerja. Pasal 3
membahayakan (Melindungi, Menciptakan
orang lain dan Memberikan K3 TK)

Tidak terdapat sistem LOTO


pada salah satu genset

Buat pengendalian
Isolasi pada genset
atau bisa
menerapkan sistem
LOTO

11
5. Sulit diakses Memperbaiki (Intruksi Mentri N0. 11 :
apabila terjadi sistem Layout 1997) Pengawasan
kebakaran, gudang, Khusus K3
sehingga pembuatan tempat Penanggulangan
kebakaran akan khuhus barang over Kebakaran.
mudah membesar / penempatan
barang sementara

Akses hydrant yang tertutup


oleh barang

6. Mengganggu akses Hydrant diletakan Intruksi Mentri N0. 11 :


penggunaan dengan baik 1997 tentang
hydran ketika akan Pengawasan Khusus K3
digunakan. Penanggulangan
Kebakaran. Poin 8
(Instalasi Hydran dan
Springkler)
Selang hydrant tidak
digantungkan

7. Tidak diketahui Periksa hasil Intruksi Mentri N0. 11 :


apakah komponen2 pemeriksaan 1997 tentang
hydran dalam terakkhir, apakah Pengawasan Khusus K3
keadaan baik / ada syarat- syarat yg Penanggulangan
kerusakan. diberikan Kebakaran. Poin 8
sebelumnya telah (Instalasi Hydran dan
dilaksanakan Springkler)
Ceklis pemeriksaan hydrant
tidak diisi

8. Pemasanagan Rambu-rambu Permenaker No : Per-


rambu-rambu diletakan 04/Men/1980 Tentang
terlalu tinggi, sebagaimana mesti syarat-syarat
sehingga tidak nya
pemasangan dan
mudah terbaca jika
jarak pandang jauh pemeliharaan alat
pemadam api ringan

(Bab II Pasal 4 ayat 3)


Di temukanya rambu-rambu
yang terlalu tinggi, tepat di
bawah ac.

12
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan dengan


PT. ABX dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan K3 di PT. ABX sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai


dengan peraturan perundangan yang berlaku
2. Hasil identifikasi dan analisa yang didapatkan dari pengamatan dan
wawancara antara lain:
a. Temuan positif pada pengawasan K3 Listrik berjumlah 3 yaitu : generator
dilakukan riksa uji berkala, terdapat denah instalasi listrik dan terdapat
instalasi penyalur petir
b. Temuan positif pada pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran
berjumlah 15 yaitu : melakukan pemeriksaan APAR dalam jangka waktu
sebulan sekali, tersedia instalasi hydrant, jarak APAR satu dan yang
lainnya 15 meter, APAR menggunakan bahan CO2 dan dry chemical yang
ditempatkan dengan jarak 110 cm dari permukaan lantai sampai puncak
APAR, koordinator unit penanggulangan kebakaran berjumlah 1 orang,
ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis 1 orang, regu penanggulangan kebakaran berjumlah 22 orang,
terdapat struktur organisasi Emergency Response Plan, terdapat
Assembly Point dengan area yang clear dan tidak ada penghalang atau
pengganggu, terdapat pelaksanaan pelatihan simulasi tanggap darurat
kebakaran yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali, terdapat denah
evakuasi, perusahaan melakukan pengecheckan APAR secara rutin
sesuai dengan peraturan undang-undang, pemeriksaan APAR dilakukan
oleh pihak berwenang sesuai dengan peraturan undang-undang, bukti
data rinci terkait pemeriksaan dan pemeliharaan APAR di simpan dan
didokumentasikan dan APAR dipasang dan ditempatkan sesuai dengan
regulasi
c. Temuan negatif pada pengawasan K3 listrik berjumlah 2 yaitu : tidak
tedapat AK3 Listrik dan Teknisi Listrik dan tidak terdapat sistem LOTO
pada salah satu genset

13
d. Temuan negatif pada pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran
berjumlah 6 yaitu : pelaksanaan simulasi tanggap darurat tidak
menggunakan APD, ditemukannya putung rokok yang dibuang
sembarangan yang bisa menjadi risiko terjadinya kebakaran, akses
hydrant yang tertutup oleh barang, selang hydrant tidak digantungkan dan
ceklis pemeriksaan bulanan pada hydrant tidak diisi

B. Saran
Saran dari beberapa temuan positif dan negatif pada PT. ABX adalah :
1. Temuan Positif
a. Tetap dilakukan riksa uji berkala dan hasil dari uji bisa di tempel pada
generator agar memudahkan informasi terkait generator
b. Dipasang pada box panel listrik agar lebih mempermudah informasi
terkait kelistrikan
c. Melakukan pemeliharaan APAR 2 kali dalam setahun dengan jangka
waktu 6 bulan dan 12 bulan
d. Lebih memerhatikan perawatannya
e. Harus dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan APAR agar dapat
digunakan ketika keadaan darurat
f. Harus dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan APAR agar dapat
digunakan ketika keadaan darurat
g. Seorang koordinator harus sering melakukan koordinasi perihal
pengecekan dan penggunaan peralatan yang terkait
h. Pengecekan perihal peralatan teknis untuk dilakukan lebih detal dan
terperinci supaya pada saat digunakan bisa maksimal
i. Menambah jumlah personil regu penanggulangan kebakaran karena
jumlah pekerja yang banyak
j. Dilakukan pelatihan untuk setiap petugas agar lebih terlatih
k. Dilakukan pemeliharaan dan penjagaan agar assembly point tidak ada
yang menghalangi
l. Adanya pelatihan dan simulasi rutin
m. Dapat digunakan ketika mengadakan
n. simulasi keadaan darurat agar pekerja bisa mengetahui dan hapal denah
evakuasinya
14
o. pembuatan dokumen atau buku pemeliharaan apar dibuat lebih rinci dan
detail berisi tentang semua informasi yang dibutuhkan agar orang yang
baru bekerja dapat langsung mengerti melakukan tugas pemeliharaan
p. pemeriksaaan harus benar-benar dilakukan oleh orang yang ahli
dibidangnya agar tidak terjadi penyimpangan informasi
q. pemeriksaaan rutin dan berkala disuatu perusahaan harus terus
diperhatikan. tidak boleh ada keteledoran karna apabila terjadi kelalaian
akan menimbulkan bahaya besar
r. Dilakukan pengecekan secara rutin
s. Dipertahankan dan dirawat dengan baik
2. Temuan Negatif
a. Sebaiknya mempekerjakan Ahli K3 listrik dan Teknisi Listrik berlisensi
dengan menimbang pekerjaan di pabrik PT. ABX memiliki potensi bahaya
b. Tetap menggunakan APD ketika melakukan simulasi
c. Mengadakan sosialisasi dan sanksi bagi pekerja yang tetap melanggar
d. Buat pengendalian Isolasi pada genset atau bisa menerapkan sistem
LOTO
e. Memperbaiki sistem Layout gudang, pembuatan tempat khuhus barang
over / penempatan barang sementara
f. Hydrant diletakan dengan baik
g. Periksa hasil pemeriksaan terakkhir, apakah syarat- syarat yg diberikan
sebelumnya telah dilaksanakan
a. Rambu-rambu diletakan sebagaimana mesti nya

15
LAMPIRAN

Gambar 1. Produk Elektronik dan Lainnya

Gambar 2. Produk Sparepart

16
Gambar 3. Denah Evakuasi

Gambar 4. Assembly Point

17
Gambar 5. Himbauan membuang punting rokok yang baik

Gambar 6. Penyediaan Genset

18
Gambar 7. Pembuangan Puntung Rokok Tidak pada Tempatnya

Gambar 8. Simulasi Kebakaran

19

Anda mungkin juga menyukai