Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


ANALISIS PENERAPAN K3 BIDANG KONTRUKSI BANGUNAN,
LISTRIK, DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI PT. ECOLAB INTERNATIONAL INDONESIA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 2

Andres Derryl Martin


Eko Fernando Holmes Sinaga
Fajar Adel Kusmadijaya
I Gede Rizky Dharmawan
Refa Nabila Hadi
Rochman Suhardono
Sutrani Rachmawati

PENYELENGGARA
PT. Duta Selaras Solusindo

Jakarta, 14 Maret 2022


Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................................................4
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................................4
1.4 Dasar Hukum....................................................................................................................4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN...........................................................................................7
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja......................................................................................7
2.2 Temuan.............................................................................................................................8
BAB III ANALISA..................................................................................................................11
3.1 Analisa Temuan Positif..................................................................................................11
3.2 Analisa Temuan Negatif.................................................................................................26
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................28
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................28
4. 2 Saran..............................................................................................................................29
LAMPIRAN.............................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu upaya pencegahan terhadap
kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada setiap tenaga kerja yang bekerja di suatu
perusahaan, dengan tujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan nyaman. Hal
tersebut berkesinambungan dengan penerapan K3 Kontruksi Bangunan, K3 Listrik dan K3
Penanggulangan Kebakaran. Perusahaan harus menerapkan kebijakan-kebijakan mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh tenaga kerja yang dimiliki guna
meminimalisir potensi kecelakaan kerja yang mungkin dapat terjadi di perusahaan tersebut.
Apabila suatu perusahaan tidak menerapkan K3 Kontruksi Bangunan, K3 Listrik serta K3
Penanggulangan Kebakaran dengan tidak baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah
karena tidak menaati Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai keselamatan kerja.
Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan mempunyai mekanisme terutama
mekanisme yang menyangkut administrasi teknis K3 yang wajib dilaksanakan oleh
pelaksana konstruksi (kontraktor), khususnya keberadaan wajib lapor pekerjaan/proyek
konstruksi bangunan dan akte pengawasan ketenagakerjaan tempat kerja konstruksi.
Bahwa wajib lapor pekerjaan konstruksi bangunan wajib dilaporkan oleh pelaksana kepada
pihak yang terkait, yaitu; Dinas Tenaga Kerja Kab/kota. Pemerintah Kabupaten/Kota
kemudian melakukan pencatatan/register dan Pelaksana konstruksi harus memahami
tanggung jawab K3 pada pekerjaannya.
Pengawasan K3 Listrik, Lift dan sistem proteksi petir adalah pengawasan
pelaksanaan syarat-syarat K3 baik secara adiministratif maupun teknik sesuai peraturan
dan standar yang berlaku, untuk menjamin kehandalan dan keamanan operasi instalasi dan
peralatan listrik, termasuk lift dan proteksi bahaya petir.
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu aktifitas untuk menilai kesesuaian
persyaratan yang telah ditentukan, dalam hal ini persyaratan K3 penanggulangan
kebakaran. Asas pengawasan K3 dasarnya adalah pembinaan, sebagaimana Undang-
undang no.1 tahun 1970 pasal 4. Undang-undang no.14 tahun 1969, pembinaan mencakup;
pembentukan, penerapan, pengawasan. Mencegah kebakaran adalah segala upaya untuk
menghindarkan terjadinya kebakaran. Resiko kebakaran adalah perkiraan tingkat
keparahan apabila terjadi kebakaran, faktornya yaitu Tingkat kemudahan terbakarnya
(Flammability), Jumlah dan kondisi bahan yang mudah terbakar tersebut serta Tingkat
paparan dan besaran nilai objek yang terancam.
K3 memiliki dasar hukum yang tertera pada undang-undang dan peraturan lainnya
sebagai landasan untuk menerapkan K3 pada sebuah tempat kerja. Undang-undang yang
digunakan untuk mengimplementasikan K3 pada sebuah perusahaan adalah Undang-
undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Pada perusahaan PT. ECOLAB
INTERNATIONAL INDONESIA ini merupakan perusahan yang menerapkan K3
berdasarkan UU No 1 Tahun 1970 beserta peraturan lainnya sebagai landasan
beroperasinya perusahaan ini.
Pada laporan ini, akan mengulas mengenai hasil temuan baik itu berupa temuan
positif ataupun temuan negatif yang ada pada PT. ECOLAB INTERNATIONAL
INDONESIA guna mengimplemantasikan fungsi K3 pada perusahaan khususnya di bidang
K3 Listrik, K3 Kontruksi Bangunan dan K3 Pemadam Kebakaran.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1. Mendapatkan gambaran mengenai implementasi penerapan K3 Kontruksi
Bangunan, K3 Listrik, dan K3 Penanggulangan Kebakaran di perusahaan
1.2.2. Sebagai bentuk pembelajaran dan pelatihan bagi calon Ahli K3 Umum untuk dapat
melakukan identifikasi bahaya, analisa dan rekomendasi berdasarkan ketetapan
Undang-Undang K3 yang berlaku
1.2.3. Sebagai syarat dalam memenuhi tugas PKL selama pelatihan menjadi calon Ahli
K3 Umum.

1.3 Ruang Lingkup


Kegiatan praktik kunjungan lapangan ini berorientasi sesuai dengan ruang lingkup tugas
dan fungsi dari ahli K3 Umum pengawasan peraturan perundang undangan K3 Kontruksi
Bangunan, K3 Listrik, dan K3 Penanggulangan Kebakaran di PT. ECOLAB
INTERNATIONAL INDONESIA.

1.4 Dasar Hukum


Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang Kontruksi
Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran di lingkungan kerja PT. ECOLAB
INTERNATIONAL INDONESIA adalah sebagai berikut :
1.4.1 K3 Kontruksi Bangunan
a. UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi.
c. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan.
d. PP No. 28/2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
e. PP No. 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
f. PP No. 30/2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
g. Permenakertrans No. 1/MEN/1980 Tentang K3 Pada Konstruksi Bangunan
h. Keputusan Bersama Menaker dan Men-PU No. Kep 174/1986 dan No.
104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.
i. SE Dirjen Binawas No. 147/1997 Tentang Wajib Lapor Pekerjaan Proyek /
Kontruksi Bangunan.
j. Keputusan Dirjen PHI dan Wasnaker No. 20/DJPPK/VI/2004 Tentang
sertifikasi Kompetensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan.
k. Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep. 74/PPK/12/2013 Tentang Lisensi
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bidang Supervisi Perancah Direktur
Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan .

1.4.2 K3 Listrik
a. UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan.
c. Permenaker No. 2//MEN/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
d. Permenaker No. 31/MEN/2015 Tentang Perubahan atas Permenaker No.
2/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
e. Permenaker No. 12/MEN/2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja.
f. Permenaker No. 33/2015 Tentang Perubahan atas Permenaker No. 12/2015
Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja.
g. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 6 Tahun 2013 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Ekskalator.
h. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. Kep. 47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang
Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik.
i. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. Kep. 48/PPK&K3/VIII/2015 Tentang
Pembinaan Teknisi K3 Listrik.
1.4.3 K3 Penanggulangan Kebakaran
a. UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan.
c. PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3.
d. Permenakertrans No. 4/MEN/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemiliharaan Apar.
e. Permenaker No. 2/1983 Tentang Instalasi Alarm Pemadam Kebakaran
Otomatis.
f. Kepmenaker No. 186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
Ditempat Kerja.
g. Kepmenakertrans No. 239/MEN/2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli K3 Umum.
h. Instruksi Menaker No. 11/1997 Tentang Pegawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.
i. SE Menaker No. 13/2015 Tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja K3.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


2.1.1 Profil Perusahaan

PT. Ecolab International Indonesia Plant Citeureup merupakan sebuah perusahaan


yang berada di wilayah Bogor, tepatnya di Jl. Pahlawan No. 25, Desa Karang Asem Timur,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. PT. Ecolab International
Indonesia perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi bahan-bahan kimia khusus yang
digunakan untuk pengolahan air, pembangkit tenaga, sistem pendingin, industri kayu dan
kertas, serta industri pengolahan dan kilang minyak. Adapun gambaran umum proses
produksi adalah sebagai berikut:
Selama ini perusahaan menjalankan Sistem Manajemen K3 dengan baik sesuai
dengan Undang Undang No 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja. Prosedur dan tata
cara penanggulangan bahaya dilakukan sesuai dengan SOP yang sudah disosialisasikan
terhadap semua karyawan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang sudah
diperoleh perusahaan terkait dengan SMK3, yaitu :
a. Penghargaan Zero Accident diperoleh perusahaan pada tahun 2014.
b. Sertifikat NSF diperoleh perusahaan pada tahun 2014.
c. Piagam Penghargaan Lingkungan Hidup pada tahun 2014.
d. Pada tahun 2017 perusahaan juga mendapatkan Gold Award terkait dengan
Responsible Care.
e. Sertifikat halal diperoleh perusahaan pada tahun 2017.
f. Dalam hal penerapan SMK3 Lingkungan perusahaan mendapatkan sertifikat ISO
9001-2015, ISO 14001-2015, dan ISO 45001
g. Dalam penerapan SMK3 perusahaan sudah mendapatkan Bendera Emas pada tahun
2020.

2.1.2 Visi dan Misi PT. Ecolab International Indonesia

a. Visi

Adalah menjadi pemimpin global dalam teknologi dan layanan air, kebersihan dan
antimikroba menyediakan dan melindungi apa yang penting, air bersih, makanan yang
aman, dan lingkungan yang sehat.

b. Misi

Kami dipersatukan oleh tujuan kami untuk membuat dunia lebih bersih, lebh aman, dan
lebih sehat. Membantu bisnis berhasil sambil melindungi orang dan sumber daya vital.

2.2 Temuan
2.2.1 Temuan Positif
a. K3 Kontruksi Bangunan
1) Ada perawatan gedung secara berkala untuk melakukan pengecatan dan perbaikan
atap yang bocor
2) Terdapat ventilasi yang sesuai
b. K3 Listrik

1) Terdapat 12 Penyalur Petir


2) Terdapat rambu peringatan terkait keselamatan listrik
3) Tersedia ruang trafo
4) Terdapat Ahli K3 listrik dan teknisi listrik
5) Adanya pemeriksaan dan pengujian secara berkala terhadap instalasi penyalur petir
dalam 1 tahun sekali
6) Adanya pemeriksaan listrik minimal setahun sekali dan pengujian secara berkala
minimal 5 tahun sekali

c. K3 Pengendalian Kebakaran
1) Area produksi sudah dilengkapi dengan smoke detector, APAR, Hydrant, dafety
shower (6 unit) dan mobile spill kit.
2) Area boiler sudah dilengkapi dengan PRV, smoke detector, dan APAR
3) Terdapat tim pemadam kebakaran yang sudah tersertifikasi
4) Terdapat rambu-rambu penanggulangan kebakaran
5) Terdapat APAR, Hydrant dan alarm kebakaran di dalam ruangan
6) Terdapat petunjuk cara penggunaan APAR dan Hydrant
7) Terdapat pengecekan APAR setiap 3 bulan sekali
8) Terdapat alarm kebakaran
9) Terdapat jalur evakuasi
10) Terdapat Safe Assembly Point
11) APAR serta Hydrant berwarna merah
12) Area gudang flammable dilengkapi dengan sprinkle system, hydrant dan APAR
13) Terdapat unit regu penanggulangan kebakaran
14) Terdapat pelatihan terkait pengendalian kebakaran
15) Terdapat tempat khusus untuk merokok
16) Terdapat rambu tata letak APAR
17) terdapat dokumentasi dari checklist Hydrant
18) Terdapat area pompa hydrant
19) APAR pada posisi diluar ruangan sudah dilengkapi dengan pelindung dan tutup
pengaman

2.2.2 Temuan Negatif

a. K3 Kontruksi Bangunan
Tangga naik turun di waste water treatment tidak dilengkapi pegangan.
b. K3 Listrik
Tidak terdapat temuan negatif.
c. K3 Pengendalian Kebakaran
APAR ditempatkan di lantai.
BAB III
ANALISA

3.1 Analisa Temuan Positif


3.1.1 Analisa K3 Konstruksi Bangunan

Objek K3/Temuan dan


No Analisa manfaat Saran Peraturan Perundang-undangan
Lokasi

Ada perawatan gedung Gedung di area Terus melakukan Pasal 62 Ayat (1) Peraturan
1 secara berkala untuk perusahaan terawat, pemelihara dan Pemerintah No.16 Tahun 2021 tentang
melakukan pengecatan dan terhindari dari bahaya perawatan gedung, Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
perbaikan atap yang bocor yang mungkin timbul serta pemeriksaan No.28 tahun 2002 tentang Bangunan
dari cat yang sudah usang berkala oleh Gedung : Pemanfaatan bangunan
atau kebocoran dari atap penyedia jasa yang gedung dilakukan oleh pemilik atau
kompeten pengelola bangunan gedung melalui
dibidangnya divisi yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan dan perawatan bangunan
gedung, serta pemeriksaan berkala
atau penyedia jasa yang kompeten
dibidangnya
2 Ventilasi untuk area Membuat sirkulasi udari Sirkulasi udara untuk Permen No. 01/MEN/1980
flammable sudah baik menjadi baik untuk selalu dikontrol K3 Konstruksi bangunan
mengurangi konsentrasi Bab II pasal 5 ayat 3 (3) Semua tempat
debu dan gas-gas yang kerja harus mempunyai ventilasi yang
dapat menyebabkan cukup sehingga dapat mengurangi
keracunan, kebakaran bahaya debu, uap dan bahaya lainnya.
dan peledakan

3.1.2 Analisa K3 Listrik

No Objek K3/Temuan dan Analisa manfaat Saran Peraturan Perundang-undangan


Lokasi
Terdapat 12 penyalur petir Agar tidak terjadi Harus dilakukan PER.02/MEN/1989 pasal 17 ayat 1:
1 loncatan listrik yang pengecekan serta Menyatakan untuk mengamankan
dapat membahayakan perawatan secara bangunan terhadap loncatan petir dari
perangkat yang ada di berkala. pohon yang letaknya dekat dengan
dalam bangunan. bangunan dan yang diperkirakan dapat
tersambar petir, bagian bangunan yang
terdekat dengan pohon tersebut harus
di pasang penghantar penurunan.

2 Terdapat rambu peringatan Rambu ini berfungsi Perusahaan harus UU No. 1 Tahun 1970 tentang
terkait keselamatan listrik untuk mengingatkan menyampaikan Keselamatan Kerja. Pasal 14 huruf (b):
pekerja bahwa bekerja komunikasi k3 Pengurus diwajibkan memasang dalam
di area listrik bisa secara efektif untuk tempat kerja yang dipimpinnya,semua
sangat berbahaya. menciptakan gambar keselamatan kerja yang
lingkungan kerja diwajibkan dan semua bahan
yang aman. Rambu pembinaan lainnya,pada tempat-
k3 memainkan peran tempat yang mudah dilihat dan terbaca
penting untuk menurut petunjuk pegawai pengawas
mencapai tujuan atauahli Keselamatan Kerja
tersebut

3 Tersedianya ruang travo Menjaga tegangan Melakukan Permenaker No. 12 Tahun 2015
listrik agar tetap stabil pengecekan secara tentangKeselamatan dan Kesehatan
berkala pada trafo Kerja Listrik di Tempat Kerja. Pasal 3
agar tidak terjadi point (b): Menciptakan instalasi listrik
ledakan atau yang aman handal dan memberikan
kerusakan lainnya keselamatan bangunan beserta isinya

4 Terdapat Ahli K3 listrik dan Dapat menciptakan Ahli K3 listrik dan Permenaker No.12 Tahun 2015
teknisi listrik ruang lingkup kerja teknisi listrik terus tentang Keselamatan dan Kesehatan
yang selamat dan sehat diberikan upgrading Kerja Listrik di Tempat Kerja. Pasal 6.
untuk mendorong dan perpanjangan Ayat 3: Perencanaan, pemasangan,
produktifitas dan dapat lisensi perubahan, dan pemeliharaan
menciptakan instalasi sebagaimana yang dimaksud dalam
listrik yang pasal 5 ayat (1) dilakukan oleh: a. Ahli
aman,handal dan K3 bidang Listrik pada perusahaan;
memberikan atau b. Ahli K3 bidang Listrik pada
kesselamatan bangunan PJK3.
beserta isinya Ayat 4: Dalam hal kegiatan yang
dilaksanakan berupa pemasangan dan
pemeliharaan pada pembangkitan,
transmisi, distribusi dan pemanfaatan
listrik, dapat dilakukan oleh: a. Teknisi
K3 Listrik pada perusahaan; atau b.
Teknisi K3 Listrik pada PJK3

5 Adanya pemeriksaan dan Memberikan kepastian Selalu melakukan Permenaker No.2 Tahun 1989 tentang
pengujian secara berkala akan kelayakan sebuah pemeriksaandan pengawasan Instalasi petir. Pasal 50
terhadap instalasi penyalur instalasi, sehingga dari pengujian berkala ayat 2: Instalasi penyalur petir harus
petir dalam 1 tahun sekali pihak pemilik bangunan IPP sesuai dengan diperiksa dan diuji; point (c): Secara
akan benar benar yakin peraturan yang berkala setiap dua tahun sekali
akan fungsi penyalur berlaku
petir yang terpasang

6 Adanya pemeriksaan listrik Untuk melakukan Selalu melakukan Permenaker No. 12 Tahun 2015
minimal setahun sekali dan pemeliharaan instalasi pemeriksaan dan tentang Keselamatan dan Kesehatan
pengujian secara berkala kelistrikan agar tidak pengujian berkala Kerja Listrik di Tempat Kerja. Pasal
minimal 5 tahun sekali mengalami kerusakan, listrik sesuai dengan 11 ayat: 1. Pemeriksaan secara berkala
dan jika ditemukan peraturan yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
kerusakan dapat segera berlaku ayat 2 huruf (c) dilakukan paling
diperbaiki sedikit 1 (satu) tahun sekali; 2.
Pengujian secara berkala sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 ayat huruf
(c) dilakukanpaling sedikit 5 (lima)
tahun sekali

3.1.3 Analisa K3 Pengendalian Kebaran

Objek K3/Temuan dan


No Analisa manfaat Saran Peraturan Perundang-undangan
Lokasi

Area produksi sudah Sebagai sarana proteksi Pemeriksaan secara Kepmenaker No: KEP186/MEN/1999
1 dilengkapi dengan smoke kebakaran untuk berkala untuk sarana tentang Unit Penanggulangan
detector, APAR, Hydrant, meminimalisir proteksi agar alat Kebakaran di Tempat Kerja
dafety shower (6 unit) dan terjadinya kebakaran di yang sudah habis Pasal 2 ayat 2: Kewajiban mencegah,
mobile spill kit. area tempat kerja. masa berlaku dan mengurangi dan memadamkan
tidak berfungsi lagi kebakaran di tempat kerja
bisa diganti. sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi: point (b): penyediaan sarana
deteksi, alarm, memadamkan
kebakaran dan sarana evakuasi

Area boiler sudah dilengkapi Sebagai sarana proteksi Perlunya dilakukan Peraturan Uap Tahun 1930, Pasal 12 :
2 dengan PRV, smoke detector, kebakaran untuk kalibrasi alat “Tiap ketel uap harus diberi
dan APAR meminimalisir terjadinya pengaman boiler perlengkapan seperti tingkap
kebakaran di area tempat tersebut. pengaman, pedoman tekanan,
kerja. pengukuran air,tanda
batas air,lubang dan plat”

Terdapat tim pemadam Potensi kebakaran Terus melakukan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
3 kebakaran yang sudah Dapat dihindari dengan upgrading skill pada No. Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
tersertifikasi melakukan setiap tim dan Penanggulangan Kebakaran di Tempat
pengendalian, melakukan Kerja.
pengadaan sarana perpanjangan lisensi Pasal 2 ayat 2:
Proteksi serta Kewajiban mencegah, mengurangi dan
penyelamatan memadamkan kebakaran di tempat
kebakaran kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
1 meliputi: point (b): penyediaan
sarana deteksi, alarm, memadamkan
kebakaran dan sarana evakuasi

4 Terdapat rambu-rambu Memberikan pemahaman Memastikan kebersihan UU No. 1 Tahun 1970 tentang
penanggulangan kebakaran kepadapara pekerj serta kejelasan gambar Keselamatan Kerja.Pasal 14 point (b):
amengenai tata cara dan tulisan pada rambu Memasang dalam tempat kerja yang
penanggulangan kebakaran yang sudah terpasang dipimpinnya, semua gambar keselamatan
yang dapat terjadi di kerja yang diwajibkan dan semua bahan
area kerja pembinaan lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja

5 Terdapat APAR, Hydrant dan Membantu para pekerja Melakukan pengecekan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
alarm kebakaran di dalam melakukan proses fungsi APAR, Hydrant Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
ruangan penanggulangan kebakaran sertaalarm kebakaran Penanggulangan Kebakaran di Tempat
yang terjadi di dalam area secara berkala Kerja. Pasal 2 ayat 2: Kewajiban
kerja Memastikan APAR mencegah, mengurangi dan memadamkan
terisi kebakaran di tempat kerja sebagaimana
Memastikan jalur air dimaksud pada ayat 1 meliputi: point (b):
untuk Hydrant penyediaan sarana deteksi, alarm,
tersambung dengan baik memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi

6 Terdapat petunjuk cara Memberikan pemahaman Memastikan kebersihan Lampiran Instruksi Menteri Tenaga Kerja
penggunaan APAR dan Hydrant kepada para pekerja serta kejelasan gambar No. 11 Tahun 1997 mengenai Petunjuk
mengenaitata cara dan tulisan pada cara Teknis Pengawasan Sistem Proteksi
penggunaan Hydrant yang penggunaan APAR Kebakaran.
baikdan benar yang sudah terpasang BAB IV point 8 huruf (a): Periksalah
apakah memiliki pengesahan, ada
dokumen teknis seperti gambar
pemasangan, katalog, dan petunjuk
pemeliharaan

7 Terdapat pengecekan APAR Pengecekan APAR Pengecekan apar Permenakertrans No. PER. 04/MEN/1980
setiap 3 bulan sekali berfungsi untuk sebaiknya di lakukan 1 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
memastikan alat pemadam tahun 2 kali yaitu dalam Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
kebakaran dalam kondisi jangka 6 bulan dan (APAR) Pasal 11
siap digunakan. jangka 12 bulan, (1) Setiap alat pemadam api ringan harus
pengecekan yang diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun,
berlebihan malah akan yaitu: a. pemeriksaan dalam jangka 6
berbuah cost (enam) bulan; b. pemeriksaan dalam
jangka12 (duabelas) bulan;
(2) Cacat pada alat perlengkapan
pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau
alat tersebut segera diganti dengan yang
tidak cacat.

8 Terdapat Alarm kebakaran Untuk mengingatkan - Alarm di pasang di Kepmenaker No.186 Tahun 1999
kepada orang disekitar setiap gedung dan tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
akan bahaya kebakaran setiap lantainya di Tempat Kerja
dan untuk mengevakuasi - Harus Memiliki : Pasal 2 ayat 2: Kewajiban mencegah,
diri sebelum keadaan detektor asap, panas, Mengurangi Dan Memadamkan
menjadi makin buruk. gas, dan api. kebakaran di tempat kerja Sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi: point
(b): Penyediaan sarana deteksi,alarm,
memadamkan Kebakaran dan sarana
evakuasi

9 Terdapat jalur evakuasi Memberikan Arahan - Memastikan Bahwa Kepmenaker No.186 Tahun 1999
Kepada Pekerja Mengenai rambu Serta Tanda tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
Proses Evakuasi jika Yang Terdapat Pada di Tempat Kerja
terjadinya keadaan darurat Jalur Evakuasi Pasal 2 ayat 2: Kewajiban mencegah,
di Area kerja terlihat jelas Mengurangi Dan Memadamkan
- Memastikan Bahwa kebakaran di tempat kerja Sebagaimana
Jalur evakuasi tidak dimaksud pada ayat 1 meliputi: point
terhalang Oleh benda (b): Penyediaan sarana deteksi,alarm,
lainnya memadamkan Kebakaran dan sarana
evakuasi.

10 Terdapat safe Assembly point Menjadi tempat Yang - Memastikan bahwa Kepmenaker No.186 Tahun 1999
digunakan bagi para Papan Safe tentang Unit Penanggulangan
pekerja Untuk Berkumpul Assembly Point Kebakaran di Tempat Kerja.
setelah proses evakuasi terlihat jelas Pasal 2 ayat 2: Kewajiban mencegah,
- Memastikan jalur mengurangi memadamkan kebakaran
menuju Safe di tempat kerja sebagaimana dimaksud
Assembly Point tidak pada ayat 1 meliputi: point (b):
terhalang kendaraan penyediaan sarana deteksi, alarm,
dan Tumpukan memadamkan kebakaran dan sarana
benda lainnya evakuasi

11 APAR serta Hydran berwarna Mempermudah Memastikan agar tidak Permenakertras No.04 Tahun 1980
merah penanggulangan pada terjadi perubahan warna tentang Syarat- Syarat Pemasangan dan
saat terjadinya kebakaran APAR dan Hydrant Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
ringan di tempat kerja akibat luntur atau kotor Pasal 4 Ayat 6: Semua tabung Alat
pemadam api ringan sebaiknya berwarna
merah.

12 Area gudang flammable Membantu para pekerja Pemeriksaan secara Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
dilengkapi dengan sprinkle melakukan proses berkala untuk sarana Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
system, hydrant dan APAR penanggulangan kebakaran proteksi agar alat yang Penanggulangan Kebakaran di Tempat
yang terjadi di dalam area sudah habis masa Kerja. Pasal 2 ayat 2: Kewajiban
kerja berlaku dan tidak mencegah, mengurangi dan memadamkan
berfungsi lagi bisa kebakaran di tempat kerja sebagaimana
diganti. dimaksud pada ayat 1 meliputi: point (b):
penyediaan sarana deteksi, alarm,
memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi
13 Terdapat unit regu mencegah, mengurangi Terus melakukan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
penanggulangan kebakaran dan memadamkan upgrading skill pada Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
kebakaran di tempat kerja, setiap tim dan Penanggulangan Kebakaran di Tempat
dan mempermudah melakukan Kerja. Pasal 2 ayat 2: Kewajiban
koordinasi penyelamatan perpanjangan lisensi mencegah, mengurangi dan memadamkan
pada saat kebakaran kebakaran di tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi: point (d):
Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja;

14 Terdapat pelatihan terkait Dapat dengan sigap dan secara konsisten tetap Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
pengendalian kebakaran tepat dalam menangani melakukan latihan Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
kebakaran di tempat kerja. dalam penanggulangan Penanggulangan Kebakaran di Tempat
kebakaran Kerja. Pasal 2 ayat 2: Kewajiban
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran di tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi: point (e):
penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara
berkala;

15 Terdapat tempat khusus untuk Mengurangi potensi Secara konsisten Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
merokok terjadinya kebakaran di mematuhi aturan dalam Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
tempat kerja. merokok hanya di Penanggulangan Kebakaran di Tempat
tempat khusus untuk Kerja. Pasal 2 ayat 2: Kewajiban
merokok mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran di tempat kerja

16 Terdapat rambu tata letak APAR Mempermudah Melakukan pengecekan Permenaker no. 4 tahun 1980. Pasal 4 (1):
mengetahui lokasi APAR secara berkala agar Setiap satu atau kelompok alat pemadam
sehingga meningkatkan warna rambu tata letak api ringan harus ditempatkan pada posisi
efisiensi penanggulangan APAR tidak luntur atau yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
pada saat terjadinya kotor dicapai dan diambil serta dilengkapi
kebakaran di tempat kerja dengan pemberian tanda pemasangan.
17 Terdapat dokumentasi dari Terorganisir dalam Melakukan Lampiran Instruksi Menteri Tenaga Kerja
checklist Hydrant pemeliharaan Hydrant, pemeliharaan hydrant No. 11 Tahun 1997 mengenai Petunjuk
sehingga sewaktu-waktu secara konsisten Teknis Pengawasan Sistem Proteksi
dapat menangani keadaan Kebakaran. BAB IV point 8:
darurat untuk Instalasi Hydrant
memadamkan api.

18 Terdapat area pompa hydrant Sebagai sarana untuk Melakukan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
mengontrol pendistribusian pemeriksaan secara Kep-186/MEN/1999 tentang Unit
air menuju Hydrant yang berkala untuk Penanggulangan Kebakaran di Tempat
ada di dalam maupun luar memastikan pompa Kerja. Pasal 2 ayat 2: Kewajiban
area pabrik. hydrant dapat berfungsi mencegah, mengurangi dan memadamkan
dengan baik kebakaran di tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi: point (b):
penyediaan sarana deteksi, alarm,
memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi

19 APAR pada posisi diluar ruangan Agar tidak terjadi Melakukan pengecekan Permenakertrans No. 04 Tahun 1980
sudah dilengkapi dengan kerusakan pada APAR pada pelindung APAR tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
pelindung dan tutup pengaman yang berada di luar secara berkala untuk Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
ruangan memastikan tidak ada Pasal 10: Alat pemadam api ringan yg
kerusakan ditempatkan diluar ruangan harus
dilindungi dgn tutup pengaman

3.2 Analisa Temuan Negatif


3.2.1 K3 Konstruksi Bangunan

No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa Potensi Bahaya Saran / Rekomendasi Peraturan Perundang-undangan

1 Tangga naik turun di Waste water Pekerja saat menggunakan Setiap tangga Perlu di Permenaker No. 48 Thn 2016 Tentang
threatmen tidak dilengkapi tangga bisa terjatuh. lengkapi hand Rail standart K3 Perkantoran Bab III tentang
pegangan kanan dan kiri tangga darurat ketentuan no 9.
9) Tangga darurat harus dilengkapi
pegangan (hand rail)
3.2.2 K3 Listrik
Tidak terdapat temuan negatif.

3.2.3 K3 Penanggulangan Kebakaran

No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa Potensi Bahaya Saran / Rekomendasi Peraturan Perundang-undangan

1 APAR ditempatkan di lantai Tersandung oleh pejalan APAR sebaiknya di Permenakertrans No. 04 Tahun 1980
kaki. dipasang (ditempatkan) tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
menggantung pada Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
dinding agar mudah Pasal 6 (1): Setiap alat pemadam api
dicapai ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan
penguatan sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau
ditempatkan dalam lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Berdasarkan hasil virtual survey di PT Ecolab dapat disimpulkan bahwa: secara
keseluruhan penerapan K3 di PT Ecolab sudah diimplementasikan dengan baik sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini terbukti dari beberapa temuan
positif.
4.1.2 Adapun hasil identifikasi dan analisa yang didapatkan antara lain:

a. K3 Konstruksi Bangunan

K3 Konstruksi Bangunan di PT. Ecolab sudah diimplemntasikan secara baik


dengan temuan positif: terdapat perawatan gedung secara berkala untuk
melakukan pengecatan dan perbaikan atap yang bocor, serta ventilasi sudah
terpasang dengan baik. Namun tangga naik turun di waste water threatmen tidak
dilengkapi pegangan.

b. K3 Listrik

K3 Listrik di PT. Ecolab sudah diimplemntasikan secara baik dengan temuan


positif: sudah terdapat 12 Penyalur Petir, rambu peringatan terkait keselamatan
listrik, ruang trafo, adanya Ahli K3 listrik dan teknisi listrik, terdapat pemeriksaan
dan pengujian secara berkala terhadap instalasi penyalur petir dalam 1 tahun
sekali, serta pemeriksaan listrik minimal setahun sekali dan pengujian secara
berkala minimal 5 tahun sekali. Tidak terdapat temuan negatif.

c. K3 Penanggulangan kebakaran

K3 penanggualangan kebakaran di PT. Ecolab sudah diimplementasikan dengan


baik dengan temuan positif: sudah terdapat 55 APAR, 11 Hydrant, smoke
detector, safety shower, PRV, alarm kebakaran, tim pemadam kebakaran
tersertifikasi, rambu-rambu penanggulangan kebakaran, unit regu penanggulangan
kebakaran, petunjuk cara penanggulangan APAR dan hydrant, pengecekan APAR
3 bulan sekali, jalur evakuasi, safe assembly point, APAR dan hydrant berwarna
merah, pelatihan pengendalian kebakaran, ruangan khusus merokok, rambut tata
letak APAR, area pompa hydrant, dan checklist Hydrant. Terdapat satu temuan
negatif: APAR ditempatkan di lantai.

4. 2 Saran
Berdasarkan hasil virtual survey dan analisa yang dilaksanakan di PT. Ecolab Interantional
Indonesia terdapat beberapa saran, diantaranya:

4.2.1 Mempertahankan konsistensi implementasi K3 yang sudah ada di PT. Ecolab


Interantional Indonesia.
4.2.2 Terkait K3 Konstruksi Bangunan, pastikan memilih sistem perlindungan yang
mempertimbangkan kondisi pemakainya. Pilihan sistem perlindungan yang ideal
yaitu menghilangkan seluruh resiko jatuh seperti melengkapi pegangan pada tangga
naik turun di waste water threatmen.
4.2.3 Terkait K3 listrik, diharapkan pihak perusahaan tetap konsisten dalam memperhatikan
sarana dan prasarana yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik agar selalu
sesuai dengan aturan K3 dan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).
4.2.4 Terkait K3 Pengendalian kebakaran, sebaiknya semua APAR diletakkan
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi
penguat lainnya sesuai dengan Permenakertrans No. 04 Tahun 1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan pasal 6 ayat 1.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai